LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2.2. Mineralogi
Mineralogi adalah suatu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang
mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara
lainnya mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya,
cara terjadinya dan sifat kegunaannya.
Mineralogi terdiri dari kata mineral serta logos, dimana mengenai
arti mineral mempunyai pengertian berlainan dan bahkan dikacaukan dikalangan
awam. Sering diartikan sebagai bahan bukan organik (anorganik) (Firdaus, Said
Adi, 2010).
2.2.1. Mineral
Dalam mempelajari geologi, perlu adanya bahasan tentang kerak
bumi yaitu bagian terluar dari planet bumi ini. Bumi tersusun dari
bebatuan lalu batu itu sendiri tersusun dari mineral-mineral. Agar dapat
dan lebih tahu lagi tentang batuan dengan baik, maka mula-mula kita
harus mempelajari tentang mineral.
Kulit bumi bagian terluar atau kerak di bumi tersusun oleh zat
padat yang kita sebut batuan. Umumnya batuan merupakan ramuan dari
beberapa jenis mineral. Batuan yang tersusun atas satu mineral disebut
mineraloid, sedangkan batuan yang tersusun lebih dari satu jenis mineral
disebut polymineral. Mineral ialah zat atau benda padat homogen yang
dihasilkan oleh alam, berupa senyawa anorganik, memiliki sifat fisik dan
kimia tertentu, dan pada umumnya terbentuk kristalin. Batubara dan
minyak bumi tidak dapat disebut mineral, karena terbentuk dan tersusun
oleh proses organik. Sifat-sifat suatu mineral sangat penting untuk
pengenalan mineral secara megaskopis dan mendeterminasi mineral
tanpa pertolongan dari mikroskop, cara ini lebih mudah digunakan.
Batasan-batasan definisi mineral :
a. Suatu bahan alam
Harus terjadi secara ilmiah, maka bahan zat yang dibuat oleh
tenaga manusia atau dari laboratorium tidak dapat disebut sebagai
Khairi Ramdhani
H1C113061
mineral
secara
megaskopis,
yaitu
mengenal
dan
Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung dan yang
dapat dilihat langsung, akan tetapi tidak dapat diandalkan didalam
pemerian mineral. Karena suatu mineral dapat berwarna lebih dari satu
warna dan sesuai komposisi kimia serta pengotornya. Warna ialah
warna yang kita tangkap dengan mata apabila mineral terkena cahaya
atau spektrumnya. Warna dari mineral dapat dibagi dua, yaitu :
1) Warna Idiokhromatik
Warna mineral yang tetap dan tertentu karena elemenelemen utama pada mineral. Contoh : Sulfur warna kuning,
Magnetit warna hitam, dan Pirit warna kuning loyang
2) Warna Allokhromatik
Apabila warna mineral berubah-ubah tergantung pada
mineral pengotornya. Contoh : Mineral Halite yang warna dapat
berubah-ubah (abu-abu, kuning, coklat gelap, merah muda, dan
biru bervariasi) dan Mineral Kuarsa warna tak berwarna, tetapi
karena ada campuran atau pengotoran, warna berubah-ubah
menjadi merah muda, coklat atau hitam.
Gambar 2.29.
Warna
Khairi Ramdhani
H1C113061
Khairi Ramdhani
H1C113061
Gambar 2.30.
Kilap Kaca
b) Kilap Intan (admantine luster)
Bila terkena cahaya, mineral mendapat kesan seperti
intan. Contohnya diamond, cassiterite, sulfur, sphalerite,
zircon, dan rutile.
Gambar 2.31.
Kilap Intan
Khairi Ramdhani
H1C113061
c) Kilap Mutiara
Mineral mendapat kesan seperti mutiara atau bagian
dalam kulit kerang. Contohnya talk, muscovite, serta dolomite.
Gambar 2.32.
Kilap Mutiara
d) Kilap Lemak
Bila terkena cahaya, mineral mendapat kesan seperti
lemak atau sabun. Contohnya talk dan serpentine.
Gambar 2.33.
Kilap Lemak
e) Kilap Tanah
Bila terkena cahaya, mineral mendapat kesan seperti
tanah lempung. Contohnya kaolin dan limonite.
Khairi Ramdhani
H1C113061
Gambar 2.34.
Kilap Tanah
f) Kilap Sutera (silky luster)
Bila terkena cahaya, mineral mendapat kesan seperti
sutera. Contohnya asbes, gypsum, Serpentine, dan Hematite.
Gambar 2.35.
Kilap Sutera
g) Kilap Damar
Bila terkena cahaya, mineral mendapat kesan seperti
damar. Contohnya Sphalerite.
Gambar 2.36.
Kilap Damar
Khairi Ramdhani
H1C113061
c.
Kekerasan
Kekerasan mineral merupakan ukuran daya tahan suatu
mineral terhadap goresan (scratching).
Kekerasan ini merupakan kekerasan relatif yang dapat
dibandingkan dengan urutan mineral yang dipakai menjadi standar
Skala Mohs (1822) telah membuat skala kekerasan mineral secara
kualitatif.
Skala Mohs adalah sebuah skala pengukuran yang digunakan
untuk mengukur tingkat kekerasan suatu mineral. Skala ini ditemukan
oleh mineralogis Jerman, Friedrich Mohs tahun 1812. Mohs
mendefinisikan 10 tingkatan kekerasan mineral, yang waktu itu telah
ditemukan semuanya kecuali batu permata. Skala itu menunjukkan 1
untuk "terlunak" dan 10 untuk "terkeras". Kekerasan suatu bahan
diukur dengan mencari bahan terkeras yang dapat digores oleh bahan
yang diukur, atau bahan terlunak yang dapat menggores bahan yang
diukur. Sebagai contoh, jika suatu bahan dapat digores oleh
apatite tetapi tidak bisa digores oleh fluorite, maka tingkat kekerasan
bahan tersebut pada skala Mohs adalah 4,5.
Tabel 2.1
Skala Mohs
Kekerasan
Nama Mineral
Unsur Kimia
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Talk
Gypsum
Kalsit
Fluorite
Apatite
Orthoclas
Kuarsa
Topaz
Korondum
Diamond
Mg3Si4O10(OH)2
CaSO4.2H2O
CaCO3
CaF2
Ca5(PO4)3(OH,Cl,F)
KAlSi3O8
SiO2
Al2SiO4(OH,F)2
Al2O3
C
Khairi Ramdhani
H1C113061
d.
Khairi Ramdhani
H1C113061
Gambar 2.37.
Gores
e.
Pecahan (Fracture)
Mineral biasanya tidak membelah secara teratur dan pecah
dengan arah yang tidak teratur pula serta pada umumnya tidak
memiliki permukaan yang datar.
Gambar 2.38.
Pecahan
Jenis-jenis pecahan antara lain :
1) Conchoidal
Pecahan mengulit atau seperti lapisan kulit bawang atau
memperlihatkan
bentuk
gelombang
yang
melengkung
Khairi Ramdhani
H1C113061
di
Gambar 2.39.
Conchoidal
2) Hackly
Permukaan tidak teratur dengan ujung yang runcing.
Contohnya pada pecahan besi,emas dan mineral copper.
Gambar 2.40.
Hackly
3) Uneven atau Irregular
Pecahan mineral yang menunjukkan permukaan bidang
pecahannya kasar dan tidak teratur. Contoh mineral calcite.
Gambar 2.41.
Uneven
4) Even
Pecahan mineral yang menunjukkan permukaan bidang
pecahannya relative kecil dan teratur. Contoh mineral muscovite.
Khairi Ramdhani
H1C113061
Gambar 2.42.
Even
5) Splintery atau Fibrous
Menunjukkan gejala pada pecahan yang serupa dengan
serat. Contohnya asbes.
Gambar 2.43.
Splintery
6) Earthy
Jika mineral tersebut pecah atau hancur seperti tanah
apabila disentuh dengan tangan. Contoh mineral kaoline.
Gambar 2.44.
Earthy
f.
Belahan (Cleavage)
Khairi Ramdhani
H1C113061
Khairi Ramdhani
H1C113061
Sumber : miningunlam.blogspot.com
Gambar 2.45.
Belahan Satu Arah
2) Belahan dua arah, contohnya : Feldspar.
Sumber : miningunlam.blogspot.com
Gambar 2.46.
Belahan Dua Arah
3) Belahan tiga arah, contohnya : Halite, Calsite.
Sumber : miningunlam.blogspot.com
Gambar 2.47.
Belahan Tiga Arah Tidak Saling Tegak Lurus
Khairi Ramdhani
H1C113061
Sumber : miningunlam.blogspot.com
Gambar 2.48.
Belahan Tiga Arah Saling Tegak Lurus
g.
Ketahanan (Tenacity)
Ketahanan merupakan sifat suatu mineral terhadap suatu gaya
pemukulan dan tekanan serta pengirisan atau pemotongan. Macammacam ketahanan mineral antara lain :
1) Maleable (Dapat ditempa)
Apabila mineral tersebut dapat dan bisa ditempa dengan
palu tanpa ada pecahan.
2) Ductile (Dapat dipintal)
Apabila dipukul akan pecah atau bisa juga diiris dengan
pisau.
3) Sectile (Dapat diiris)
Apabila dapat diiris dengan pisau juga memberikan
kenampakan yang halus dan rata pada mineral tersebut.
4) Flexible
Apabila dibengkokan bisa tapi tidak bisa kembali seperti
semula.
5) Brittle (Rapuh)
Bila digores menjadi tepung tetapi bubuknya tidak dapat
meloncat ke segala arah dan mudah hancur.
6) Elastic (Lentur)
Bila dibengkokkan dapat kembali seperti semula lagi.
h. Ketransparanan
Khairi Ramdhani
H1C113061
Perawakan Mineral
Merupakan suatu bentuk atau perawakan suatu mineral yang
tumbuh baik secara individu ataupun dari suatu kumpulan atau suatu
agrerat mineral. Berikut ini merupakan bentuk-bentuk dari perawakan
mineral, yaitu :
1) Perawakan Mineral Tersendiri
Khairi Ramdhani
H1C113061
a) Capylary
b) Acuculer
: Menjarum
c) Blanded
d) Tabular
e) Lamnular
f)
Folliated
g) Nicaceous
: Memika
h) Plumose
: Membulu
i)
Stout
: Pendek gemuk
j)
Banded
: Memita
k) Columnar
: Panjang gemuk
: Membilah
b) Banded
: Memita
c) Columnar
: Meniang
d) Fibrous: Menyerat
e) Reticulated
: Menjaring
f) Divergen
: Menjari
g) Stelated
: Membintang
h) Dendritik
: Mendaun halus
i) Colloform
: Membulat
Gambar 2.49.
Perawakan Mineral
j.
Kemagnetan
Semua mineral sebenarnya dipergunakan oleh suatu medan
magnet bumi. Pengaruh pada medan magnet terhadap mineral dapat
dibagi menjadi tiga besar golongan, yaitu :
Khairi Ramdhani
H1C113061
: 2,5
: 2,5 3,0
: 3,0 6,0
: 2,1 2,5
2) Kuarsa
: 2,65
3) Corondum
: 4,0
4) Pyrite
: 5,0
5) Intan
: 3,5
c. Golongan Halida
d. Golongan Oksida dan Hidroksida
e. Golongan Sulfat
f. Golongan Fosfat
g. Golongan Karbonat
h. Golongan Silicates
Berikut ini penjelasan tentang sifat-sifat kimia suatu mineral,
antara lain :
Gambar 2.50.
Emas
2) Semi Logam
Khairi Ramdhani
H1C113061
sulfida
merupakan
bijih-bijih
yang
sangat
Khairi Ramdhani
H1C113061
Khairi Ramdhani
H1C113061
Gambar 2.51.
Kalsit
2) Dolomite (CaMg(CO3)2)
Gambar 2.52.
Dolomite
3) Aragonite
Khairi Ramdhani
H1C113061
(CaCO3)
Gambar 2.53.
Aragonite
4) Azurit (Cu3(OH)2(CO3)2)
Gambar 2.54.
Azurit
Nitrat adalah persenyawaan kimia dimana salah satu atau lebih
unsur-unsur logam atau semi logam bersenyawa dengan nitrat radical.
Contoh dari mineralnya adalah soda nitrat (NaNO3) yang sistem
kristalnya trigonal.
f. Golongan Sulfat
Sulfat adalah persenyawaan kimia yang dimana satu atau lebih
unsur logam bersenyawa dengan sulfat radical (SO4)2-. Golongan ini
dicirikan dengan adanya gugus anion SO42-, terbentuk dari larutan.
Sulfat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1) Anhydrous Sulfat
2) Hidrat Sulfat
3) Anhydrous Sulfat dengan Hidroksil
Contoh mineral sulfat :
Khairi Ramdhani
H1C113061
1) Barite (BaSO4)
Gambar 2.55.
Barite
2) Anhidrit (CaSO4)
Gambar 2.56.
Anhidrit
3) Alunit (KAl3(OH)6(SO4)2
Gambar 2.57.
Alunit
4) Gypsum (CaSO4.2H2O)
Khairi Ramdhani
H1C113061
Gambar 2.58.
Gypsum
g. Golongan Fosfat
Fosfat adalah golongan persenyawaan kimia dimana salah satu
logam bersenyawa dengan fosfat yang radical (PC). Di dalam
beberapa fosfat seperti arsenik merupakan bentuk dari mineral utama,
tetapi
kebanyakan
anggota-anggotanya
secara
keseluruhan
b.
Vivianit (Fe3(PO4)3
c.
Ambligonit (LiAlFPO4)
d.
h. Golongan Silica
Silica adalah persenyawaan kimia dimana antara salah satu
logam dengan salah satu dari SiO memiliki tetrahedralis tunggal atau
berantai (SiO4)4-.
Silica adalah suatu golongan mineral yang paling besar dan
sangat berlimpah keadaannya. Silica juga merupakan unsur pokok
batuan beku dan metamorf.
Khairi Ramdhani
H1C113061
Khairi Ramdhani
H1C113061