Anda di halaman 1dari 26

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI

LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2.2. Mineralogi
Mineralogi adalah suatu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang
mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara
lainnya mempelajari tentang sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, cara terdapatnya,
cara terjadinya dan sifat kegunaannya.
Mineralogi terdiri dari kata mineral serta logos, dimana mengenai
arti mineral mempunyai pengertian berlainan dan bahkan dikacaukan dikalangan
awam. Sering diartikan sebagai bahan bukan organik (anorganik) (Firdaus, Said
Adi, 2010).
2.2.1. Mineral
Dalam mempelajari geologi, perlu adanya bahasan tentang kerak
bumi yaitu bagian terluar dari planet bumi ini. Bumi tersusun dari
bebatuan lalu batu itu sendiri tersusun dari mineral-mineral. Agar dapat
dan lebih tahu lagi tentang batuan dengan baik, maka mula-mula kita
harus mempelajari tentang mineral.
Kulit bumi bagian terluar atau kerak di bumi tersusun oleh zat
padat yang kita sebut batuan. Umumnya batuan merupakan ramuan dari
beberapa jenis mineral. Batuan yang tersusun atas satu mineral disebut
mineraloid, sedangkan batuan yang tersusun lebih dari satu jenis mineral
disebut polymineral. Mineral ialah zat atau benda padat homogen yang
dihasilkan oleh alam, berupa senyawa anorganik, memiliki sifat fisik dan
kimia tertentu, dan pada umumnya terbentuk kristalin. Batubara dan
minyak bumi tidak dapat disebut mineral, karena terbentuk dan tersusun
oleh proses organik. Sifat-sifat suatu mineral sangat penting untuk
pengenalan mineral secara megaskopis dan mendeterminasi mineral
tanpa pertolongan dari mikroskop, cara ini lebih mudah digunakan.
Batasan-batasan definisi mineral :
a. Suatu bahan alam
Harus terjadi secara ilmiah, maka bahan zat yang dibuat oleh
tenaga manusia atau dari laboratorium tidak dapat disebut sebagai

Khairi Ramdhani
H1C113061

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

mineral. Kadang-kadang pembuatan di laboratorium mempunyai suatu


bentuk kristal yang sangat sesuai dengan kristal di alam, tetapi tetap
tidak bisa disebut sebagai mineral.
Contoh :
NaCl dibuat secara alamiah disebut mineral Halite, dan yang dibuat di
laboratorium disebut Natrium Chlorida.
b. Mempunyai sifat fisik dan kimia yang tetap
1) Mineral mempunyai sifat fisik yang tetap diantaranya kilap,
kekerasan, gores dan lain-lain.
2) Mineral mempunyai sifat kimia yang tetap seperti reaksi terhadap
api oksidasi.
c. Berupa unsur tunggal atau senyawa tetap
1) Mineral merupakan unsur tunggal, misalnya Diamond (C),
Graphyte (C), Native Silver (Ag), dan lain-lain.
2) Mineral berupa senyawa kimia sederhana, misalnya Barite
(BaSO4), Zircon (ZrSiO4), dan lain-lain.
3) Mineral merupakan senyawa kimia kompleks, misalnya Epistolite
(NaCa) (CbTiMgFeMn), SiO4 (OH).
d. Pada umumnya anorganik artinya mineral umum bukan dari suatu
makhluk hidup tapi terdapat pula beberapa mineral yang organik.
Contoh : Amber, Coal, Asphalt, Mallite.
e. Homogen
Mengandung batasan bahwa suatu mineral tak dapat diuraikan
menjadi senyawa lain yang lebih sederhana oleh proses fisika.
f. Dapat berupa padat, cair, dan gas
Mineral ada yang berupa padat, cair dan gas, yang berupa zat
padat contohnya Kuarsit dan Barite, sedangkan yang berupa zat cair
yaitu air raksa dan air dan berupa gas antara lain H2S, CO2, CH4.
2.2.2. Sifat Fisik Mineral
Sifat-sifat fisik suatu mineral sangat diperlukan di dalam
pengenalan
Khairi Ramdhani
H1C113061

mineral

secara

megaskopis,

yaitu

mengenal

dan

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

mendeterminasi mineral tanpa pertolongan mikroskop. Dengan begini


seseorang dapat mendeterminasi ratusan dan lebih banyak lagi mineral.
Sifat-sifat fisik suatu mineral tersebut antara lain pecahan, warna, kilap,
kekerasan, cerat, belahan, berat jenis, bentuk dan struktur, sifat dalam,
dan lainnya.
a.

Warna
Warna mineral merupakan kenampakan langsung dan yang
dapat dilihat langsung, akan tetapi tidak dapat diandalkan didalam
pemerian mineral. Karena suatu mineral dapat berwarna lebih dari satu
warna dan sesuai komposisi kimia serta pengotornya. Warna ialah
warna yang kita tangkap dengan mata apabila mineral terkena cahaya
atau spektrumnya. Warna dari mineral dapat dibagi dua, yaitu :
1) Warna Idiokhromatik
Warna mineral yang tetap dan tertentu karena elemenelemen utama pada mineral. Contoh : Sulfur warna kuning,
Magnetit warna hitam, dan Pirit warna kuning loyang
2) Warna Allokhromatik
Apabila warna mineral berubah-ubah tergantung pada
mineral pengotornya. Contoh : Mineral Halite yang warna dapat
berubah-ubah (abu-abu, kuning, coklat gelap, merah muda, dan
biru bervariasi) dan Mineral Kuarsa warna tak berwarna, tetapi
karena ada campuran atau pengotoran, warna berubah-ubah
menjadi merah muda, coklat atau hitam.

Sumber : Firdaus, Said Adi. 2010

Gambar 2.29.
Warna

Khairi Ramdhani
H1C113061

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Faktor yang dapat mempengaruhi warna adalah :


1) Komposisi kimia
a) Chlorite warna Hijau (Cholor)
b) Albite warna Putih (Albus)
c) Melanite warna Hitam (Melas)
d) Erythrite warna Merah (Erythrite)
e) Rhodonite warna Merah Jambu (Erythrite)
2) Struktur kristal dan ikatan atom
a) Intan tak berwarna hexagonal
b) Graphite hitam hexagonal
3) Pengotoran dari mineral
a) Silica tak berwarna
b) Jasper merah
c) Chalsedon coklat hitam
d) Agate putih
b. Kilap
Kilap adalah cahaya yang dipantulkan oleh permukaan
mineral. Kilap tergantung dari kualitas fisik permukaan (jumlah dari
cahaya yang dipantulkan). Sebagian kilap tidak dipengaruhi oleh
warna mineral itu, dan pada umumnya kilap mineral dibedakan
menjadi :
1) Kilap Logam
Mineral-mineral yang dapat dengan mudah menyerap
pancaran secara kuat, disebabkan oleh sifat opaque atau hampir
dekat dengan opaque walaupun mineral-mineral ini dibentuk
sebagai fragmen-fragmen yang tipis. Mineral jenis ini mempunyai
indeks bias sebesar 3 ke atas. Apabila cahaya mengenainya akan
memberikan kesan seperti logam.
2) Kilap Sub-Logam
Mineral yang mempunyai indeks bias antara 2,6 sampai 3.
contohnya cuprite indeks biasnya 2,85.

Khairi Ramdhani
H1C113061

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

3) Kilap Non Logam


Mineral-mineral yang dapat meluluskan sinar pada bagianbagian yang tipis dari mineral ini bila terkena cahaya mineral
tidak memberi kesan akan logam. Kilap bukan logam umumnya
ada pada mineral-mineral yang berwarna cerah atau berwarna
muda. Kilap non logam dibagi tujuh sub kelas, yaitu :
a) Kilap Kaca (virtrous luster)
Bila terkena cahaya, mineral mendapat kesan keadaan
kaca. Contohnya kuarsa dan kalsit, karbonat, Sulfat, Spinel,
Silikat, Fluorite, Garnet, Leucite, Corondum, dan Halite

Sumber : Firdaus, Said Adi. 2010

Gambar 2.30.
Kilap Kaca
b) Kilap Intan (admantine luster)
Bila terkena cahaya, mineral mendapat kesan seperti
intan. Contohnya diamond, cassiterite, sulfur, sphalerite,
zircon, dan rutile.

Sumber : Firdaus, Said Adi. 2010

Gambar 2.31.
Kilap Intan
Khairi Ramdhani
H1C113061

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

c) Kilap Mutiara
Mineral mendapat kesan seperti mutiara atau bagian
dalam kulit kerang. Contohnya talk, muscovite, serta dolomite.

Sumber : Firdaus, Said Adi. 2010

Gambar 2.32.
Kilap Mutiara
d) Kilap Lemak
Bila terkena cahaya, mineral mendapat kesan seperti
lemak atau sabun. Contohnya talk dan serpentine.

Sumber : Firdaus, Said Adi. 2010

Gambar 2.33.
Kilap Lemak
e) Kilap Tanah
Bila terkena cahaya, mineral mendapat kesan seperti
tanah lempung. Contohnya kaolin dan limonite.

Khairi Ramdhani
H1C113061

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Sumber : Firdaus, Said Adi. 2010

Gambar 2.34.
Kilap Tanah
f) Kilap Sutera (silky luster)
Bila terkena cahaya, mineral mendapat kesan seperti
sutera. Contohnya asbes, gypsum, Serpentine, dan Hematite.

Sumber : Firdaus, Said Adi. 2010

Gambar 2.35.
Kilap Sutera
g) Kilap Damar
Bila terkena cahaya, mineral mendapat kesan seperti
damar. Contohnya Sphalerite.

Sumber : Firdaus, Said Adi. 2010

Gambar 2.36.
Kilap Damar

Khairi Ramdhani
H1C113061

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

c.

Kekerasan
Kekerasan mineral merupakan ukuran daya tahan suatu
mineral terhadap goresan (scratching).
Kekerasan ini merupakan kekerasan relatif yang dapat
dibandingkan dengan urutan mineral yang dipakai menjadi standar
Skala Mohs (1822) telah membuat skala kekerasan mineral secara
kualitatif.
Skala Mohs adalah sebuah skala pengukuran yang digunakan
untuk mengukur tingkat kekerasan suatu mineral. Skala ini ditemukan
oleh mineralogis Jerman, Friedrich Mohs tahun 1812. Mohs
mendefinisikan 10 tingkatan kekerasan mineral, yang waktu itu telah
ditemukan semuanya kecuali batu permata. Skala itu menunjukkan 1
untuk "terlunak" dan 10 untuk "terkeras". Kekerasan suatu bahan
diukur dengan mencari bahan terkeras yang dapat digores oleh bahan
yang diukur, atau bahan terlunak yang dapat menggores bahan yang
diukur. Sebagai contoh, jika suatu bahan dapat digores oleh
apatite tetapi tidak bisa digores oleh fluorite, maka tingkat kekerasan
bahan tersebut pada skala Mohs adalah 4,5.
Tabel 2.1
Skala Mohs
Kekerasan

Nama Mineral

Unsur Kimia

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Talk
Gypsum
Kalsit
Fluorite
Apatite
Orthoclas
Kuarsa
Topaz
Korondum
Diamond

Mg3Si4O10(OH)2
CaSO4.2H2O
CaCO3
CaF2
Ca5(PO4)3(OH,Cl,F)
KAlSi3O8
SiO2
Al2SiO4(OH,F)2
Al2O3
C

Khairi Ramdhani
H1C113061

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

d.

Gores atau Cerat (streak)


Gores atau cerat merupakan bagian warna dalam mineral
dalam bentuk serbuk, dapat diperoleh atau didapatkan dengan
beberapa cara, yaitu dengan mengikir dan dengan cara menggesekkan
di bagian bawah porselen lantai.
Mineral dengan kekerasan kurang dari enam dapat diketahui
dengan cara menggoreskan mineralnya pada porselen berwarna putih.
Tetapi apabila kekerasannya kurang dari enam, gores dapat diketahui
dengan cara menumbuk mineral tersebut dengan menggunakan palu
dan biasanya pada mineral-mineral yang transclusent dan bening atau
transparan memiliki gores berwarna putih.
1) Mineral yang warnanya terang biasanya mempunyai gores
berwarna putih.
Contoh : Quartz putih, dan gores putih
2) Mineral bukan logam dan berwarna gelap akan memberikan gores
yang lebih terang dari pada warna mineralnya sendiri.
Contoh : Luecite warna abu-abu dan gores putih
3) Mineral yang mempunyai kilap metalik kadang-kadang mempunyai
warna gores yang lebih gelap daripada warna mineralnya sendiri.
Contoh : Pyrite warna kuning dan gores hitam
4) Pada beberapa mineral, warna dan gores sering menunjukkan
warna yang sama.

Khairi Ramdhani
H1C113061

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Contoh : Cinnabar warna dan gores merah

Sumber : Firdaus, Said Adi. 2010

Gambar 2.37.
Gores
e.

Pecahan (Fracture)
Mineral biasanya tidak membelah secara teratur dan pecah
dengan arah yang tidak teratur pula serta pada umumnya tidak
memiliki permukaan yang datar.

Sumber : Firdaus, Said Adi. 2010

Gambar 2.38.
Pecahan
Jenis-jenis pecahan antara lain :
1) Conchoidal
Pecahan mengulit atau seperti lapisan kulit bawang atau
memperlihatkan

bentuk

gelombang

yang

melengkung

permukaan dan pecah pecahan botol. Contoh mineral quartz.

Khairi Ramdhani
H1C113061

di

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Sumber : alfaruka.wordpress.com. 2014

Gambar 2.39.
Conchoidal
2) Hackly
Permukaan tidak teratur dengan ujung yang runcing.
Contohnya pada pecahan besi,emas dan mineral copper.

Sumber : geoenviron.blogspot.com. 2014

Gambar 2.40.
Hackly
3) Uneven atau Irregular
Pecahan mineral yang menunjukkan permukaan bidang
pecahannya kasar dan tidak teratur. Contoh mineral calcite.

Sumber : zonegeologi.blogspot.com. 2014

Gambar 2.41.
Uneven
4) Even
Pecahan mineral yang menunjukkan permukaan bidang
pecahannya relative kecil dan teratur. Contoh mineral muscovite.

Khairi Ramdhani
H1C113061

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Sumber : zonegeologi.blogspot.com. 2014

Gambar 2.42.
Even
5) Splintery atau Fibrous
Menunjukkan gejala pada pecahan yang serupa dengan
serat. Contohnya asbes.

Sumber : zonegeologi.blogspot.com. 2014

Gambar 2.43.
Splintery
6) Earthy
Jika mineral tersebut pecah atau hancur seperti tanah
apabila disentuh dengan tangan. Contoh mineral kaoline.

Sumber : energitoday.com. 2014

Gambar 2.44.
Earthy
f.

Belahan (Cleavage)

Khairi Ramdhani
H1C113061

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Cleavage atau belahan merupakan satu kemampuan dari suatu


mineral untuk membelah diri sesuai bidang belahannya, dan bidang
belahan tersebut berupa suatu bidang muka yang datar atau berdempet
dengan bidang-bidang kristal di indices yang lebih sederhana.
Kualitas suatu bidang pada umumnya dibagi menjadi :
1) Perfect (Sempurna)
Merupakan pecahan yang sejajar dengan bidang dari satu
belahannya, dengan memperlihatkan bidang permukaan yang
halus.
2) Good (Baik)
Yaitu mineral lebih mudah pecah menurut bidang di dalam
belahannya, bila yang dibandingkan dengan belahannya ke arah
lain. Contohnya Calsite dan Gypsum.
3) Distinct (Jelas)
Merupakan pecahan yang sesuai dengan satu bidang dari
belahan tetapi juga dapat pecah menurut arah lain. Contohnya
Hornblende.
4) Indistinct (Tidak jelas)
Arah belahannya menurut arah bidang dari belahan yang
lain. Contohnya Plagioklas.
5) Imperfect (Tidak sempurna)
Merupakan bidang belahan yang tidak rata dan apabila
diamati cukup sukar. Contohnya Apatite dan Native.
6) Belahan tidak menentu
Merupakan mineral yang tidak ada belahannya. Contohnya
Kuarsa, Opal dan Kalsedon.
Bila dalam suatu belahan di dalam satu jenis, maka mineral
akan memberikan pola-pola yang teratur dan dengan kata lain mineral
tersebut akan pecah dan pecahan itu tidak teratur.
Apabila ditinjau dari arah belahannya, maka belahan dapat
dibedakan menjadi :

Khairi Ramdhani
H1C113061

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1) Belahan satu arah, contohnya : Muscovite.

Sumber : miningunlam.blogspot.com

Gambar 2.45.
Belahan Satu Arah
2) Belahan dua arah, contohnya : Feldspar.

Sumber : miningunlam.blogspot.com

Gambar 2.46.
Belahan Dua Arah
3) Belahan tiga arah, contohnya : Halite, Calsite.

Sumber : miningunlam.blogspot.com

Gambar 2.47.
Belahan Tiga Arah Tidak Saling Tegak Lurus

Khairi Ramdhani
H1C113061

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Sumber : miningunlam.blogspot.com

Gambar 2.48.
Belahan Tiga Arah Saling Tegak Lurus

g.

Ketahanan (Tenacity)
Ketahanan merupakan sifat suatu mineral terhadap suatu gaya
pemukulan dan tekanan serta pengirisan atau pemotongan. Macammacam ketahanan mineral antara lain :
1) Maleable (Dapat ditempa)
Apabila mineral tersebut dapat dan bisa ditempa dengan
palu tanpa ada pecahan.
2) Ductile (Dapat dipintal)
Apabila dipukul akan pecah atau bisa juga diiris dengan
pisau.
3) Sectile (Dapat diiris)
Apabila dapat diiris dengan pisau juga memberikan
kenampakan yang halus dan rata pada mineral tersebut.
4) Flexible
Apabila dibengkokan bisa tapi tidak bisa kembali seperti
semula.
5) Brittle (Rapuh)
Bila digores menjadi tepung tetapi bubuknya tidak dapat
meloncat ke segala arah dan mudah hancur.
6) Elastic (Lentur)
Bila dibengkokkan dapat kembali seperti semula lagi.

h. Ketransparanan
Khairi Ramdhani
H1C113061

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Merupakan suatu substansi untuk dilalui oleh cahaya atau


sinar. Di alam sebenarnya tidak ada mineral yang benar-benar
ditembus oleh cahaya atau oleh air seakan dianggap media transparan
yang terbaik. Berdasarkan sifat transparannya, maka akan dibagi
menjadi empat macam, yaitu :
1) Transparan
Yaitu apabila mineral bersifat tembus di suatu cahaya atau
dapat terlihat dengan jelas serta terlihat sempurna obyek dibalik
suatu mineral tersebut.
2) Translucent
Yaitu apabila objek yang diletakkan di suatu mineral
hanya akan nampak kerangkanya dan tampak kabur.
3) Sub-Translucent
Yaitu jika objek yang diletakkan pada suatu mineral
tampak kabur atau hanya nampak bagian kecil saja, atau terlihat
sudut-sudutnya saja.
4) Opaque
Jika mineral tidak bersifat tembus cahaya sehingga objek
dibalik mineral itu tidak akan nampak. Contoh Pyrite, Magnetite,
Korondum.
i.

Perawakan Mineral
Merupakan suatu bentuk atau perawakan suatu mineral yang
tumbuh baik secara individu ataupun dari suatu kumpulan atau suatu
agrerat mineral. Berikut ini merupakan bentuk-bentuk dari perawakan
mineral, yaitu :
1) Perawakan Mineral Tersendiri

Khairi Ramdhani
H1C113061

a) Capylary

: Berambut dan membenang

b) Acuculer

: Menjarum

c) Blanded

: Lembaran panjang dan tipis

d) Tabular

: Memampat dan memipih

e) Lamnular

: Memapan dan berlapis

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

f)

Folliated

: Berfoliasi atau mendaun

g) Nicaceous

: Memika

h) Plumose

: Membulu

i)

Stout

: Pendek gemuk

j)

Banded

: Memita

k) Columnar

: Panjang gemuk

2) Perawakan Mineral Berkelompok


a) Blanded

: Membilah

b) Banded

: Memita

c) Columnar

: Meniang

d) Fibrous: Menyerat
e) Reticulated

: Menjaring

f) Divergen

: Menjari

g) Stelated

: Membintang

h) Dendritik

: Mendaun halus

i) Colloform

: Membulat

Sumber : smart-pustaka.blogspot.com. 2014

Gambar 2.49.
Perawakan Mineral
j.

Kemagnetan
Semua mineral sebenarnya dipergunakan oleh suatu medan
magnet bumi. Pengaruh pada medan magnet terhadap mineral dapat
dibagi menjadi tiga besar golongan, yaitu :

Khairi Ramdhani
H1C113061

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1) Feromagnetik, yaitu mineral sebenarnya, dipergunakan oleh suatu


medan magnet.
2) Paramagnetik, yaitu mineral yang tidak semua mineralnya
terpengaruh oleh medan magnet.
3) Diamagnetik, yaitu mineral yang menolak suatu medan magnetik
atau disebut juga golongan dari mineral non-logam.
k. Berat Jenis
Merupakan angka yang menyatakan dari berapa kali berat jenis
suatu mineral jika dibandingkan dengan berat air yang volumenya
sama dengan volume benda tersebut. Berat jenis tidak mempunyai
satuan dan dapat ditentukan dengan beberapa metode, dan salah
satunya metode suspensi.
Pengenceran dengan menggunakan suatu larutan disebut
aceton, yaitu campuran air yang sangat sederhana dan berat jenis dari
suatu mineral dibagi menjadi :
1) Berat jenis ringan

: 2,5

2) Berat jenis sedang

: 2,5 3,0

3) Berat jenis berat

: 3,0 6,0

4) Berat jenis sangat berat : 6


Beberapa mineral yang mempunyai berat jenis dari hasil
penelitian, yaitu :
1) Halite

: 2,1 2,5

2) Kuarsa

: 2,65

3) Corondum

: 4,0

4) Pyrite

: 5,0

5) Intan

: 3,5

2.2.3. Sifat Kimia Mineral


Berdasarkan sifat-sifat kimia mineral digolongkan menjadi
delapan, yaitu :
a. Golongan Native Elemen
b. Golongan Sulfida
Khairi Ramdhani
H1C113061

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

c. Golongan Halida
d. Golongan Oksida dan Hidroksida
e. Golongan Sulfat
f. Golongan Fosfat
g. Golongan Karbonat
h. Golongan Silicates
Berikut ini penjelasan tentang sifat-sifat kimia suatu mineral,
antara lain :

a. Golongan Native Elemen


Golongan ini dicirikan dengan hanya memiliki satu unsur
kimia, sifat dalam pada umumnya yaitu maleable serta ductile dan
mempunyai berat jenis (6-22), pada native elemen dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
1) Golongan Logam atau Metal
Mineral-mineral yang tergolong dalam logam adalah Emas
(Au), Tembaga (Cu), Platina (Pt), Besi (Fe), serta Nikel (Ni).
Semua ini mempunyai sistem kristal isometrik. Unsur-unsur ini
bersifat lunak dan dapat ditempa. Perawakan mineral berbentuk
masif dendritik, bidang belahannya jarang ditemui. Semua mineral
ini merupakan penghantar listrik yang baik.

Sumber : Firdaus, Said Adi. 2010

Gambar 2.50.
Emas
2) Semi Logam
Khairi Ramdhani
H1C113061

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Mineral-mineral yang tergolong semi logam adalah sistem


hexagonal dan merupakan sebuah penghantar listrik yang kurang
baik, biasanya pada masa nedular.
3) Non-Logam
Mineral yang tergolong non-logam adalah :
a) Belerang (S), sistem dari kristalnya ialah orthorhombic.
b) Diamond (C), sistem dari kristalnya cubic.
c) Graphite (C), sistem dari kristalnya ialah hexagonal.
Mineral-mineral ini tidak dapat menghantarkan listrik,
mempunyai warna yang transparan (jernih dan jelas) dan
transclucent (tembus cahaya) dan juga cenderung memiliki bidang
kristal yang tak jelas.
b. Golongan Sulfida
Golongan ini dicirikan dengan adanya gugus anion yaitu
merupakan persenyawaan kimia, unsur dari sulfur bergabung dengan
unsur logam dan semi logam. Biasanya terbentuk pada urat batuan dan
hasil larut dari hidrotermal. Sulfida dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu :
1) Tellurides, jika tellurium menggantikan unsur-unsur, yaitu berupa
unsur sulfur.
2) Arsenides, jika arsenic menggantikan unsur-unsur berupa unsur
sulfur.
Golongan

sulfida

merupakan

bijih-bijih

yang

sangat

berpengaruh atau penting. Sulfida dilapisi oleh hidrotermal, sehingga


mudah untuk dioksidasi oleh sulfat. Susunan struktur sulfida lebih
banyak dikenal jika dibandingkan dari sulfosfat yang memiliki struktur
yang lebih lengkap dan kompleks, namun kedua jenis itu diperkirakan
mempunyai susunan yang mirip.
c. Golongan Oksida dan Hidroksida
Merupakan kombinasi antara oksigen dengan satu macam
logam atau lebih, yaitu dicirikan oleh satu gugus anion (O2-).

Khairi Ramdhani
H1C113061

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Berdasarkan perbandingan antara logam-logam dengan oksigen (x dan


O), maka golongan oksida dapat digolongkan menjadi oksida
sederhana dan juga oksida ini kompleks.
Golongan oksida tersusun oleh unsur-unsur yang bersenyawa
dengan oksigen. Contoh utama itu adalah ion Oxida Hematite, dimana
ion bersenyawa dengan ion O2. Unsur pada golongan ini amat banyak
dan biasanya disuatu atau lebih logam berkombinasi dengan gas yaitu
oksigen, dalam beberapa hal dan berlaku sebagai hidrasi. Sifat
golongan oksida berubah-ubah. Terbentuknya pada lingkungan
geologi dan tipe-tipe batuan yang banyak jenisnya.
d. Golongan Halida
Adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur-unsur logam
bersenyawa dengan unsur-unsur yang halogen. Dalam golongan ini,
dicirikan adanya dominasi dari ion-ion halogen elektromagnetif.
Pada umumnya memiliki berat jenis yang rendah, yaitu lima.
Contohnya yaitu Halite (NaCl)
Pada umumnya Halida ditemui dalam suatu daerah geologi.
Beberapa diantaranya ditemui dalam sequen, evaporate, seperti Halite.
Dan sehingga sedimen yang mngandung evaporit seperti pada batuan
potash (batuan yang memiliki kalium karbonat). Gypsum serta Halite
dalam satu sequen yang sempurna, antara lain lapisan batuan yaitu
marl dan limestone.
Unsur-unsur halogen pada golongan Halida akan menjadi Klor
dan Fluor dimana memiliki jumlah melimpah pada atmosfer 200-700
dpm. Secara mineral Br dan I yaitu 3 ppm dan 0,3 ppm secara
mineralogi terkonsentrasi di laut dan memiliki ganesa berlainan
dengan unsur-unsur lainnya.
Dimana unsur tersebut (halogen)

berasal dari aktivitas

magmatic, sedangkan pada beberapa mineral kour dijumpai mineral


dan jumlahnya yang sedikit dari batuan beku dan metamorf.
e. Golongan Karbonat

Khairi Ramdhani
H1C113061

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Karbonat adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih


unsur-unsur logam atau semi logam satu bersenyawa dengan karbonat
radial dan Kalsit (CaCO3) adalah karbonat yang umum, terbentuk
ketika kalsium bersenyawa dengan karbonat radical. Golongan ini
dicirikan oleh adanya suatu gugus anion yang kompleks, yaitu CO32-,
hadirnya tidak stabil serta CO2, reaksinya disebut fizz test, dengan
nama (HCl) yang paling banyak digunakan dalam mengidentifikasikan
karbonat.

Contoh mineral karbonat, antara lain :


1) Kalsit (CaCO3)

Sumber : Firdaus, Said Adi. 2010

Gambar 2.51.
Kalsit
2) Dolomite (CaMg(CO3)2)

Sumber : Firdaus, Said Adi. 2010

Gambar 2.52.
Dolomite
3) Aragonite
Khairi Ramdhani
H1C113061

(CaCO3)

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Sumber : Firdaus, Said Adi. 2010

Gambar 2.53.
Aragonite

4) Azurit (Cu3(OH)2(CO3)2)

Sumber : Firdaus, Said Adi. 2010

Gambar 2.54.
Azurit
Nitrat adalah persenyawaan kimia dimana salah satu atau lebih
unsur-unsur logam atau semi logam bersenyawa dengan nitrat radical.
Contoh dari mineralnya adalah soda nitrat (NaNO3) yang sistem
kristalnya trigonal.
f. Golongan Sulfat
Sulfat adalah persenyawaan kimia yang dimana satu atau lebih
unsur logam bersenyawa dengan sulfat radical (SO4)2-. Golongan ini
dicirikan dengan adanya gugus anion SO42-, terbentuk dari larutan.
Sulfat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1) Anhydrous Sulfat
2) Hidrat Sulfat
3) Anhydrous Sulfat dengan Hidroksil
Contoh mineral sulfat :
Khairi Ramdhani
H1C113061

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1) Barite (BaSO4)

Sumber : Firdaus, Said Adi. 2010

Gambar 2.55.
Barite
2) Anhidrit (CaSO4)

Sumber : Firdaus, Said Adi. 2010

Gambar 2.56.
Anhidrit
3) Alunit (KAl3(OH)6(SO4)2

Sumber : Firdaus, Said Adi. 2010

Gambar 2.57.
Alunit
4) Gypsum (CaSO4.2H2O)

Khairi Ramdhani
H1C113061

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Sumber : Firdaus, Said Adi. 2010

Gambar 2.58.
Gypsum

g. Golongan Fosfat
Fosfat adalah golongan persenyawaan kimia dimana salah satu
logam bersenyawa dengan fosfat yang radical (PC). Di dalam
beberapa fosfat seperti arsenik merupakan bentuk dari mineral utama,
tetapi

kebanyakan

anggota-anggotanya

secara

keseluruhan

membentuk kelompok-kelompok dari oksidasi sulfida.


Golongan ini dicirikan oleh adanya gugus anion PO43- dan pada
umumnya berkilap kaca atau lemak serta cenderung lunak, rapuh,
berkristal baik serta sangat berwarna. Kekerasannya berkisar antara
1,5 5 dan 6. Contohnya :
a.

Monasit (Ce, Ia, Y, Th) PO4

b.

Vivianit (Fe3(PO4)3

c.

Ambligonit (LiAlFPO4)

d.

Apatite (Ca5(F, Cl, OH) (PO4)3

h. Golongan Silica
Silica adalah persenyawaan kimia dimana antara salah satu
logam dengan salah satu dari SiO memiliki tetrahedralis tunggal atau
berantai (SiO4)4-.
Silica adalah suatu golongan mineral yang paling besar dan
sangat berlimpah keadaannya. Silica juga merupakan unsur pokok
batuan beku dan metamorf.

Khairi Ramdhani
H1C113061

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI & MINERALOGI


LABORATORIUM GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Mineral ini menempati 35% dari keseluruhan dikenalnya


mineral, dan 40% dari mineral yang umum ditemui pada batuan.
Mineral ini mengandung ikatan antara Si dan O. Silica adalah gugusan
molekul yang mengandung SiO4 tetrahedral kristal.

Khairi Ramdhani
H1C113061

Anda mungkin juga menyukai