PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Malang adalah salah satu Kabupaten di Indonesia
yang terletak di Propinsi Jawa Timur dan merupakan Kabupaten yang
terluas kedua wilayahnya setelah Kabupaten Banyuwangi dari 38
Kabupaten/ Kota yang ada di Jawa Timur. Hal ini didukung dengan luas
wilayahnya 3.534,86 km atau sama dengan 353.486 ha dan jumlah
penduduk sesuai Data Pusat Statistik sebanyak 2.544.315 jiwa (tahun
2015) yang secara administrasi pemerintahan Secara administrasi
pemerintahan, wilayah Kabupaten malang terdiri 33 Kecamatan dan
390 Desa / Kelurahan. Kabupaten Malang juga dikenal sebagai daerah
yang kaya akan potensi diantaranya dari pertanian, perkebunan,
tanaman obat keluarga dan lain sebagainya. Disamping itu juga
dikenal dengan obyek-obyek wisatanya.
Jumlah penduduk kabupaten malang 2.544.315 jiwa (tahun
2015) dengan tingkat pertumbuhan 3,9% per tahun. Dengan luas
kabupaten Malang yang mencapai 2 977,05 km2, kepadatan penduduk
Kota Malang mencapai 855 jiwa/km2. Kabupaten ini berbatasan
langsung dengan Kota Malang tepat di tengah-tengahnya, Kabupaten
Jombang; Kabupaten Pasuruan; dan Kota Batu di utara, Kabupaten
Lumajang dan Kabupaten Probolinggo di timur, Samudra Hindia di
selatan, serta Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri di barat.
Sebagian besar wilayahnya merupakan pegunungan yang berhawa
sejuk, Kabupaten Malang dikenal sebagai salah satu daerah tujuan
wisata utama di Jawa Timur. Bersama dengan Kota Batu dan Kota
Malang, Kabupaten Malang merupakan bagian dari kesatuan wilayah
yang dikenal dengan Malang Raya (Wilayah Metropolitan Malang).
Saat ini terdapat suatu tren baru dalam peluang usaha, yaitu usaha
Air Minum Dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Tren ini
berkembang karena kebutuhan masyarakat air minum sangat tinggi.
Ketersediaan air yang layak minum dalam arti berkualitas dan terjamin
1
Kemasan
dalam
hal
persaingan
usaha
dan
mengenai
identitas
dari
produk
milik
pelaku
usaha
AMDK.
lebih dari 5 miliar liter per tahun. Bukan hanya industri AMDK, industri
air minum depot isi ulang (AMDIU) juga tumbuh pesat dan telah
menjadi salah satu alternatif bisnis skala usaha kecil dan menengah
serta berkontribusi terhadap suplai air minum di kota-kota besar
dengan harga terjangkau (sekitar Rp 3.000/galon). Namun, belum ada
data pasti tentang jumlah industri AMDIU karena sebagian jenis
industri ini tidak terdaftar.
Di sisi lain, perkembangan industri berpotensi menimbulkan
dampak negatif terhadap kesehatan konsumen, bila tidak ada regulasi
yang efektif. Isu yang mengemuka saat ini adalah rendahnya jaminan
kualitas terhadap air minum yang dihasilkan.
Air yang ada di bumi umumnya tidak dalam keadaan murni (HO),
melainkan
mengandung
berbagai
zat
baik
terlarut
maupun
Air
Minum,
dan
Keputusan
Menteri
Perindustrian
Dan
data
menetapkan
yang
telah
dijelaskan,
kebijakan-kebijakan
Pemerintah
dalam
rangka
Daerah
perlu
mengantisipasi
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada Latar Belakang maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi kebijakan penyelenggaraan usaha depot
air minum?
2. Apakah perlu dibentuk pengaturan tentang penyelenggaraan
usaha depot air minum?
3. Bagaimana mekanisme usaha dan pengawasan yang dilakukan
atas penyelenggaraan usaha depot air minum ?
dengan
ruang
lingkup
identifikasi
masalah
yang
1. Merumuskan
implementasi
kebijakan
penyelenggaraan
usaha
dasar
hukum
pembetukan
peraturan
tentang
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTEK EMPIRIS
A. Kajian Teoritis
Definisi secara umum air minum adalah air yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum. Depot air minum adalah
Badan Usaha yang mengelola air minum untuk keperluan masyarakat
dalam bentuk curah dan tidak dikemas. Implementasi kebijakan
pengelolaan usaha depot air minum adalah setiap orang berhak
mendapatkan akses terhadap air yang sehat bagi pencapaian derajat
kesehatan.
Pemerintah menjamin setiap orang untuk mendapatkan air
minum
bagi
kebutuhan pokok
minimal
tubuh guna
memenuhi
pengelola
air
minum
wajib
menjamin
air
minum
yang
yang
sehat
dan
aman
dikonsumsi
oleh
masyarakat.
konsep
implementasi
kebijakan
sebagaimana
berikut:
yang
membentuk
hubungan
antara
kebijakan
dengan
pelaksanaan. Van Meter dan Van Horn dalam teorinya ini beranjak dari
argumen bahwa perbedaan-perbedaan dalam proses implementasi
akan dipengaruhi oleh sifat kebijakan yang akan dilaksanakan.
Selanjutnya mereka menawarkan suatu pendekatan yang mencoba
untuk menghubungkan antara isu kebijakan dengan implementasi dan
suatu model konseptual yang menghubungkan dengan prestasi kerja
(performance). Kedua ahli ini menegaskan pula pendiriannya bahwa
perubahan, kontrol dan kepatuhan bertindak merupakan konsepkonsep penting dalam prosedur implementasi.2
Analis Kebijakan yang bekerja untuk lembaga publik dan pejabat
publik mempunyai tugas rutin harian menetapkan isu-isu yang harus
dijadikan isu-isu kebijakan dan agenda-agenda kebijakan publik. Untuk
itu, tugas analis kebijakan adalah menetapkan kriteria isu kebijakan
sebagai instrumen untuk membedakannya dengan isu non kebijakan.
Untuk memahami ruang lingkup kebijakan publik perlu dijelaskan
definisinya. Kebijakan publik adalah setiap keputusan pemerintah yang
memberikan impak pada kehidupan masyarakat. Kebijakan publik
adalah domain utama pemerintah, dan mempunyai arti strategis bagi
2 Bambang Supriyadi, Implementasi Kebijakan Pemberdayaan Sektor
Informal (Studi Kasus Implementasi Perda No 17 Tahun 2003 tentang
Pembinaan PKL di Kota Surabaya), (Malang: PPS Unibraw Malang, 2007),
hlm, 15.
7
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
analisis
kebijakan
dapat
memberikan
enam
jenis
agenda
politiknya.
Teori
agenda
setting
semakin
bentuk
tindak
pemerintahan
harus
didasarkan
pada
ukur
untuk
menilai
benar-salahnya
tindak
pemerintah),
publik,
wewenang
sekurang-kurangnya
terdiri
atas
tiga
pengaruh
ialah
bahwa
penggunaan
wewenang
(gebond),
ini
adalah
kewajiban
umum
untuk
melakukan sesuatu;
b. Larangan (verbond), ini adalah kewajiban umum untuk tidak
melakukan sesuatu;
c. Pembebasan (vrijsteling, dispensasi), ini adalah pembolehan
(velof) khusus untuk tidak melakukan sesuatu yang secara
umum diperintahkan;
d. Izin (toestemming, permisi), ini adalah perbolehan khusus
untuk melakukan sesuatu yang secara umum dilarang.
Sesuai dengan ajaran umum tentang perumusan norma/kaidah
hukum, maka dalam penyusunan peraturan perundang-undangan
yang mengatur tentang Pengaturan dan Pengelolaan Depot Air Minum,
harus memuat hal-hal yang meliputi:
a. Norma kewenangan, yaitu norma yang memuat tantang
keabsahan pemerintah melakukan tindakan terkait dengan
Pengelolaan Depot Air Minum, norma kewenangan yang
diatur dalam peraturan meliputi:
- Kewenangan
perijinan
usaha
mikro
merupakan
Air Minum.
b. Norma perilaku, yaitu kaidah hukum yang dilakukan oleh
pemeang
peran
atau
orang/masyarakat
yang
wajib
Peraturan
Daerah
tentang
Pengaturan
dan
B. Praktek Empiris
Pengelolaan air minum isi ulang adalah suatu kegiatan untuk
mengelola air baku/air bersih menjadi air minum dengan melalui
proses yang sesuai dengan standar kesehatan. Air minum aman bagi
kesehatan
apabila
memenuhi
persyaratan
fisika,
mikrobiologis,
kualitas
air
minum,
perlu
dilaksanakan
kegiatan
pelaksanaannya,
kebijakan
pengaturan
pengelolaan
12
1. Depot Air Minum dilarang mengambil air baku yang berasal dari
air PDAM yang ada dalam jaringan distribusi untuk rumah
tangga.
2. Proses pengolahan air minum di Depot Air Minum meliputi
penampungan air baku, penyaringan/filterisasi, desinfeksi dan
pengisian.
3. Depot Air Minum wajib memenuhi ketentuan teknis pada
Pedoman
Cara
Produksi
Yang
Baik
Depot
Air
Minum,
wadah
yang
dibawa
oleh
konsumen
atau
yang
tidak
diperbolehkan
Air
memasang
Minum
wajib
13
BAB III
EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Higiene Sanitasi Depot Air Minum
Bahwa masyarakat perlu dilindungi dari risiko penyakit bawaan air
akibat mengkonsumsi air minum yang berasal dari depot air minum
yang tidak memenuhi standar baku mutu dan persyaratan higiene
sanitasi. Persyaratan atas kualitas air minum adalah hal mutlak yang
harus dipenuhi oleh para pelaku usaha, baik pelaku usaha air minum
dalam kemasan ataupun air minum isi ulang. Persyaratan kualitas air an
persyaratan Higiene Sanitasi. dituangkan dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 43 Tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum yang dibentuk dengan salah satu pertimbangan yaitu bahwa agar
air minum yang di konsumsi masyarakat tidak menimbulkan gangguan
kesehatan perlu ditetapkan persyaratan kesehatan kualitas air minum.
14
ini
kewenangan
beberapa
Pemerintah
pasal
yang
Daerah
mempertegas
dalam
upaya
keberadaan
pengaturan
dan
1)
Persyaratan Higiene Sanitasi dalam pengelolaan Air Minum paling
sedikit meliputi aspek: a. tempat; b. peralatan; dan c. Penjamah.
(Yang rincian dalam setiap aspek dicamtumkan dalam angka 2, 3 dan
4 di Pasal 3)
Untuk menjaga kualitas air minum yang dikonsumsi masyarakat
dilakukan pengawasan kualitas air minum secara eksternal dan
secara internal. Pengawasan kualitas air minum secara eksternal
merupakan pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota atau oleh KKP khusus untuk wilayah kerja KKP.
Pengawasan
kualitas
air
minum
secara
internal
merupakan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor:
15
Sebagaimana
dalam
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor:
perturan ini
16
17
1.2
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
Kesehatan
Nomor:
492/Menkes/Per/IV/2010,
Pemerintah
KKP
sedangkan
Pengawasan
internal
dilakukan
oleh
Daftar
Usaha
Perdagangan
(TDUP)
dengan
nilai
investasi
Tutup wadah yang disediakan oleh Depot Air Minum harus polos/tidak
bermerek.
pada
peraturan
Menteri
Kesehatan
serta
melakukan
dan
Depot
Air
Minum
tidak
diperbolehkan
memasang
Persyaratan
Teknis Depot Air Minum Isi Ulang juga melindungi hak eksklusif pemilik
merek yang digunakan oleh pihak yang tidak berhak.
21
BAB IV
LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS
1. Filosofis
Dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat
agar
derajat
kesehatan
secara
berangsur-angsur
dasar
yang
dilksanakan
pengawasan
terhadap
penyusun
melakukan
peraturan
peraturan
langkah-langkah
dan
perundangan
dan
melaksanakan
kegiatan
didaerah,
untuk
pengawasan
segera
menyusun
terhadap
produksinya
secara
operasional
baik
peralatanannya
reguler,
yang
tidak
memberikan
menyangkut
hanaya
sertifikasi
kelaikan
ketenagaannya
maupun
meningkatkan
kualitas
untuk
minum
merupakan
kebutuhan
pokok
dan
vital.
Di
rakyat
dalam
memenuhi
kebutuhan
pokoknya.
untuk
memenuhi
kebutuhan
seluruh
keluarga.
ikutan
lainnya.
Dengan
demikian,
maka
dapat
dan
meningkatkan
pengangguran.
geliat
dan
Untuk
perannya,
menumbuhkan
perlu
pembinaan
dan
dan
maupun
perlindungan
terhadap
konsumennya.
Survival
dan
tidak
terganggu,
tidak
hanya
dilihat
dari
sistem
tertentu
dan
berberda
satu
dengan
lainnya.
Bisa
dipengaruhi
oleh
kondisi
lingkungannya
dan
perilaku
baik,
mampu
mengolah
air
baku
untuk
mereduksi
pula
kemampuan
dan
ketaatan
tenaga
yang
dan
sehatnya.
Tenaga
yang
mengoperasikan
dan
dan
diawasi
kemampuan
teknis
operasionalisasi
kemamapuan
berperilaku
bersih
dan
sehat
dan
pendekatan
peralatan
teknis
untuk
pengelolaan/
dengan
kegiatan
usaha
ini
diefektifkan
segera
seperti
12
Daerah-Daerah
Tahun
1950
tentang
Kabupaten
Dalam
Daerah
32
Tahun
(Lembaran
2004
tentang
Negara
Republik
2009
tentang
26
153,
Tambahan
Lembaran
12
Tahun
Negara
Republik
2011
tentang
153,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
153,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Sistem
Penyediaan
Air
Minum
33,
Tambahan
Lembaran
Negara
Republik
Keuangan
Daerah
Lembaran
Negara
dan
Pengawasan
Daerah
atas
Lembaran
pengelolaan
Negara
Republik
Tahun
2007
651/MPP/Kep/L0/2004
Tentang
Persyaratan
Nomor
Menteri
736/Menkes/Per/VI/2010
Kesehatan
tentang
Tata
Nomor
Laksana
pertimbangan
tersebut
maka
perlu
dibentuk
29
BAB V
JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP
MATERI PERATURAN DAERAH
Pengaturan tentang pengelolaan depot air minum bertujuan
untuk pemenuhan akses terhadap air minum yang sehat dan aman
dikonsumsi oleh masyarakat. Arah pengaturannya adalah bahwa
Pemerintah menjamin setiap orang untuk mendapatkan air minum
bagi kebutuhan pokok minimal tubuh guna memenuhi kehidupannya
yang sehat, bersih dan produktif dan setiap penyelenggara air minum
wajib menjamin air minum yang diproduksinya aman bagi kesehatan.
Ruang lingkup pengaturan pengelolaan depot air minum dalam
Peraturan Daerah ini meliputi pengaturan persyaratan air laik hygiene,
pengelolaan usaha, pengawasan dan pembinaan, tanggungjawab
pemerintah, peran serta masyarakat, dan sangsi yang diberikan
terhadap pelanggaran peraturan.
Pelaku usaha air minum isi ulang mempunyai kewajiban untuk
selalu menjamin air yang disediakan olehnya sesuai dengan standar
mutu yang ditetapkan pada peraturan Menteri Kesehatan serta
melakukan pengawasan secara periodik terhadap mutu air baku yang
ditunjukkan dengan hasil uji laboratorium dari Penyelenggara.
Materi yang akan diatur dalam Peraturan daerah ini adalah
penormaan tentang :
1. Penetapan bahwa air minum aman bagi kesehatan apabila
memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif
yang dimuat dalam parameter kualitas air yang merupakan
persyaratan kualitas air minum yang wajib diikuti dan ditaati oleh
seluruh penyelenggara air minum
2. Setiap orang dan/atau badan hukum yang menyelenggarakan
usaha depot air minum wajib memiliki izin usaha pengelolaan
Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Bupati atau Pejabat yang
ditunjuk.
3. Penyelenggara usaha depot air minum mengajukan permohonan
izin usaha kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk.
30
17.
Penyelenggaran
Usaha
Depot
Air
Minum
wajib
Penyelenggaran
Usaha
Depot
Air
Minum
wajib
diterbitkan apabila :
a. berkas permohonan dari pengusaha lengkap dan benar;
b. hasil pemeriksaan air dan tempat usaha telah memenuhi
persyaratan.
22.
32
27.
internal
hasilnya
tidak
memenuhi
persyaratan
37.
38.
Sumber
dana
pembiayaan
pengawasan
internal
Kepala
Dinas
Kesehatan
melaporkan
hasil
Ketentuan
mengenai
pencatatan
dan
pelaporan
Penyelenggara
air
depot
air
minum
tidak
orang
dan/atau
badan
hukum
yang
35
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengaturan tentang pengelolaan depot air minum bertujuan
untuk pemenuhan akses terhadap air minum yang sehat dan aman
dikonsumsi oleh masyarakat. Arah pengaturannya adalah bahwa
Pemerintah menjamin setiap orang untuk mendapatkan air minum
bagi kebutuhan pokok minimal tubuh guna memenuhi kehidupannya
yang sehat, bersih dan produktif dan setiap penyelenggara air minum
wajib menjamin air minum yang diproduksinya aman bagi kesehatan.
Air yang ada di bumi umumnya tidak dalam keadaan murni (HO),
melainkan
mengandung
berbagai
zat
baik
terlarut
maupun
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Nomor
memberi
perlindungan
kepada
konsumen
perlu
adanya
dengan
disusunnya
Naskah
Rancangan
Peraturan
Daerah
ini
menjadi
Rancangan
Peraturan
Daerah
dalam
akademik
prioritas
Program
ini,
maka
penyusunan
Legislasi
Daerah
37
DAFTAR PUSTAKA
38