BAB VII
PROSES MIXING DAN ANALISIS HASIL MIXING MELALUI
UJI PEMBAKARAN DENGAN PEMBUATAN BRIKET
7.1.
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum uji pembakaran briket batubara nonkarbonisasi, sebagai berikut :
1. Mengetahui konsep mixing pada proses preparasi dalam skala
laboratorium.
2. Menentukan
komposisi
yang
pas
serta
perbandingan
Dasar Teori
Batubara merupakan salah satu jenis bahan bakar untuk
pembangkit energi, di samping gas alam dan minyak bumi.
Batubara terbentuk dengan cara yang sangat kompleks dan
memerlukan waktu yang sangat lama (puluhan sampai ratusan
juta tahun) dibawah pengaruh fisika, kimia ataupun keadaan
geologi. Oleh sebab itu, komposisi dan kualitas batubara berbedabeda sesuai dengan tingkatannya.
Bahan bakar adalah bahan yang jika terbakar yaitu
berkontak dan bereaksi dengan udara (oksigen) akan timbul
panas, dengan syarat bahan bakar tersebut mengandung unsur
karbon dan hidrogen atau senyawa karbon-hidrogen. Suatu bahan
yang mengandung unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-1
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
tersebut
memberikan
kontribusi
terhadap
panas
industri
furnace,
dan
pembuatan
gas.
Sedangkan
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-2
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Tabel 7.1.
Kriteria Batubara Sebagai Bahan Bakar
Parameter
Pabrik Semen
PLTU
Kadar (%)
Nilai Kalori
(kkal/kg)
0,8
36
6
12
46
6000
0,4
30,2
7,8
13,6
48,3
7000
merupakan
suatu
cara
untuk mendapatkan
7-3
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
persyaratan
untuk
memenuhi
permintaan
konsumen.
Pencampuran batubara dilakukan terhadap batubara
yang terdiri dari dua jenis kualitas batubara pada area
penimbunan tersebut dengan perbandingan tertentu sehingga
didapatkan hasil blending atau pencampuran yang sesuai dengan
permintaan konsumen.
Seiring dengan meningkatnya permintaan batubara oleh
konsumen dengan kualitas tertentu, ini menjadi tantangan
tersendiri bagi perusahaan pertambangan batubara. Dikarenakan
kualitas batubara di Pit itu berbeda-beda, maka perlu adanya
pencampuran batubara (coal blending) dan kontrol kualitas
(quality control) untuk memperoleh kualitas tertentu yang diminta
konsumen.
Pencampuran batubara tidak serta merta dilakukan begitu
saja. Namun perlu diketahui terlebih dahulu kualitas batubara dari
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-4
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Kc=
( KT 1 . XT 1 ) + ( KT 2 . XT 2) + + ( KT n . XT n )
XT c
...
..................................(7.1)
XTc= XT 1 + XT 2+ + XT n
.......................................(7.2)
Keterangan :
Kc = Kualitas campuran batubara (kkal/kg).
XTc = Berat tumpukan campuran batubara (kg)
KT1 = Kualitas tumpukan batubara 1 (kkal/kg)
KT2 = Kualitas tumpukan batubara 2 (kkal/kg)
KTn = Kualitas tumpukan batubara ke-n (kkal/kg)
XT1 = Berat tumpukan batubara 1 (kg)
XT2 = Berat tumpukan batubara 2 (kg)
XTn = Berat tumpukan batubara total (kg)
Kualitas
batubara
merupakan
faktor
dasar
dalam
7-5
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
batubara
seperti
dalam
kegiatan
penambangan,
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-6
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
semua
parameter
kualitas
batubara
dapat
dua
batubara
atau
lebih
dengan
ini
harus
diadakan
percobaan.
Parameter-
7-7
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
non-coking
sebagai
bahan
baku
dikonsentrasikan
kepada
peningkatan
industri
kualitas
metalurgi
batubara.
Secara
umum
pertimbangan
volatile
matter
dalam
untuk
memperoleh
tingkat
volatility
sebelum
pengkokasan dimulai.
Plasticity merupakan kemampuan untuk mengalami proses
pelunakan, reaksi kimia, pembebasan gas, dan memadat kembali
dalam coke oven. Plasticity sangat dibutuhkan dalam proses coke
blend untuk menentukan kekuatan akhir dari produk kokas.
Fluiditas dari sifat plastis merupakan faktor utama untuk
menentukan berapa banyak batubara yang digunakan untuk
pencampuran. Crucible Swelling Number (CSN) adalah salah satu
tes plasticity untuk mengamati caking properties batubara, yang
paling
Khairi Ramdhani
H1C113061
sederhana
dan
mudah
dilakukan.
Caking
adalah
7-8
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 7.1
Sketsa Chevron Stockpiling
2. Windrow stockpiling
Window stockpiling ialah suatu cara blending dengan
membentuk tumpukan menurut garis bujur dari penampang
saling
berbentuk
segitiga
dimana
komponen-komponen
keseluruhan
tumpukan.
Cara
blending
ini
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-9
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 7.2
Sketsa Windrow Stockpiling
3. Layered stockpiling
Layered
tumpukan
stockpiling
dimana
merupakan
cara
membentuk
komponen-komponen
berurutan
Gambar 7.3
Sketsa Layered Stockpiling
(Anonim, 2015)
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-10
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
7.3.
briket
digunakan
untuk
tempat
Gambar 7.4
Sketsa Kompor Briket
b. Cetakan Briket
Cetakan briket
digunakan
untuk
mencetak
Gambar 7.5
Sketsa Cetakan Briket
c. Sendok
Sendok
digunakan
untuk
memasukkan
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-11
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Gambar 7.6
Sketsa Sendok
d. Ember
Ember
digunakan
untuk
merendam
briket
Gambar 7.7
Sketsa Ember
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-12
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
e. Neraca Analitik
Neraca analitik digunakan untuk menimbang
berat material untuk percobaan.
Gambar 7.8
Sketsa Neraca Analitik
f. Kuas
Kuas digunakan untuk membersihkan material
yang
ada
di
cetakan
briket
dan
juga
untuk
Gambar 7.9
Sketsa Kuas
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-13
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
g. Kotak Briket
Kotak
briket
digunakan
untuk
tempat
Gambar 7.10
Sketsa Kotak Briket
h. Cawan
Cawan digunakan untuk tempat bahan pada saat
menimbang.
Gambar 7.11
Sketsa Cawan
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-14
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
i. Safety Tools
Safety tools digunakan untuk melindungi dari
bahaya pada saat praktikum.
Gambar 7.12
Sketsa Safety Tools
j. Pemantik
Pemantik digunakan untuk sumber penyalaan
api pada saat melakukan pembakaran batubara.
Gambar 7.13
Sketsa Pemantik
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-15
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
k. Stopwatch
Stopwatch
lamanya
waktu
digunakan
saat
proses
untuk
menghitung
pembakaran
briket
batubara non-karbonisasi.
Gambar 7.14
Sketsa Stopwatch
l. Alat Mixing
Alat mixing digunakan untuk mencampurkan
batubara dengan kalori yang berbeda.
Gambar 7.15
Sketsa Alat Mixing
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-16
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
7.3.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini, sebagai
berikut :
a. Batubara Non-Karbonisasi 7500 kkal/kg, digunakan
sebagai
bahan
utama
dalam
pembuatan
briket
batubara.
b. Batubara Non-Karbonisasi 5500 kkal/kg, digunakan
sebagai
bahan
utama
dalam
pembuatan
briket
batubara.
c. Kaolin, digunakan sebagai penstabil panas dan
pengeras briket batubara.
d. Kanji, digunakan sebagai
perekat
bahan-bahan
seagai
memudahkan
api
pada
proses
pembakaran
briket
batubara non-karbonisasi.
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-17
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
7.4.
Prosedur Kerja
7.4.1. Mixing Batubara Non-Karbonisasi
Adapun prosedur kerja
untuk
mixing
batubara
Diaduk
Hasil Mixing
Gambar 7.16
Flowchart Mixing Batubara Non-Karbonisasi
Langkah Kerja :
non-karbonisasi
kalori
7500
kkal/kg
5500 kkal/kg.
d. Aduk campuran tersebut dengan menggunakan alat
mixing.
e. Masukan data hasil mixing.
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-18
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Dicampur
Batubara
Non-Karbonisasi
hasil mixing
Dihasilkan
Briket Batubara
Non-Karbonisasi
Gambar 7.17
Flowchart Pembuatan Briket Batubara Non-Karbonisasi
Hasil Mixing
Langkah Kerja :
a. Menyiapkan alat cetakan briket, bahan-bahan pembuatan
briket dan batubara non-karbonisasi hasil mixing.
b. Mencampurkan batubara, kanji, kaolin dan serbuk kayu
dengan berat total 200 gr.
c. Mencetak campuran material dengan alat cetakan briket.
d. Mengeringkan briket yang telah dicetak.
e. Melihat dan mencatat :
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-19
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Kompor Briket
Dihasilkan
Hasil Pembakaran
Dianalisis
Hasil Analisis
Gambar 7.18
7-20
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-21
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
7.5.
Nama
Sampel
Batubara
(%)
Kaolin
(%)
Kanji
(%)
Kapur
(%)
Serbuk
Kayu
(%)
Keterangan
a.
b.
1
Biasa 1
75%
10%
15%
c.
d.
e.
a.
b.
2
Biasa 2
75%
12%
13%
c.
d.
e.
Kekuatan fisik :
kompak
Permukaan:
kasar
Warna : Hitam
Briket
berhasil : 8
Briket gagal : 0
Kekuatan fisik :
kompak
Permukaan:
kasar
Warna : Hitam
Briket
berhasil : 8
Briket gagal : 0
a.
Biomassa
1
70%
5%
20%
3%
2%
Kekuatan fisik :
kompak
b. Permukaan
:
kasar
c.Warna : Hitam
d. Briket berhasil :
8
e. Briket gagal : 0
a.
Khairi Ramdhani
H1C113061
Biomassa
2
70%
10%
7%
8%
5%
Kekuatan fisik :
kompak
b. Permukaan:
kasar
c.Warna : Hitam
Kecoklatan
d. Briket berhasil :
8
e. Briket gagal : 0
7-22
Khairi Ramdhani
H1C113061
2. Batubara = 75%Biasa II
00:04:34
00:03:57
00:04:15
00:04:11
00:03:49
00:03:25
5 menit
10 menit
15 menit
5 menit
10 menit
15 menit
1. Batubara = 75%Biasa I
No.
Abu-abu
Kehitaman
Abu-abu
Kehitaman
Abu-abu
Kehitaman
Abu-abu
Kehitaman
Putih
Keabuabuan
Putih
Keabuabuan
Putih
Keabuabuan
Putih
Keabuabuan
00:56:13
00:39:26
00:44:59
00:41:36
00:42:14
19 x penambahan
minyak tanah
11 x penambahan
minyak tanah
14 x penambahan
minyak tanah
15 x penambahan
minyak tanah
15 x penambahan
minyak tanah
17 x penambahan
minyak tanah
Keterangan
Tabel 7.3.
Karbon dan
Minyak Tanah
Karbon dan
Minyak Tanah
Karbon dan
Minyak Tanah
Karbon dan
Minyak Tanah
Karbon dan
Minyak Tanah
Abu-abu
Kehitaman
00:56:54
PembakaranDurasi
Putih
Keabuabuan
Bau
Abu-abu
Karbon dan
Tanah
Kehitaman
Minyak
Abu
Putih
Keabuabuan
Asap
Analisis
Data Hasil Pengamatan Uji Pembakaran Briket Batubara Non-Karbonisasi Hasil Mixing
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
sebagai berikut :
7-23
Khairi Ramdhani
H1C113061
4.
Batubara
3.
Batubara
No.
Biomassa II
= 70%
15 menit
10 menit
00:04:41
00:04:32
00:05:17
00:04:14
15 menit
5 menit
00:03:41
00:03:12
10 menit
5 menit
Merendam Waktu
Terbakar Kemudahan
Biomassa I
= 70%
Conto Nama
Abu-abu
Kecoklatan
Abu-abu
Kecoklatan
Putih
Kecoklatan
Putih
Kecoklatan
Abu-abu
Kecoklatan
Hitam Keabuabuan
Abu-abu
Kecoklatan
Abu-abu
Kecoklatan
Hitam Keabuabuan
Hitam Keabuabuan
Abu-abu
Kecoklatan
Abu
Hitam Keabuabuan
Asap
Bau
Karbon dan
Minyak Tanah
Karbon dan
Minyak Tanah
Karbon dan
Minyak Tanah
Karbon dan
Minyak Tanah
Karbon dan
Minyak Tanah
Karbon dan
Minyak Tanah
Analisis
00:37:33
00:29:23
00:31:49
00:39:39
00:40:55
00:41:22
11 x penambahan minyak
tanah
18 x penambahan minyak
tanah
18 x penambahan minyak
tanah
Keterangan
15 x penambahan minyak
tanah
10 x penambahan minyak
tanah
Pembakaran Durasi
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
7-24
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
7.6.
Pengolahan Data
7.6.1. Mixing Batubara Non-Karbonisasi
Berikut ini adalah perhitungan dari kegiatan praktikum
mixing batubara non-karbonisasi, yaitu:
Diketahui :
Kalori batubara non-karbonisasi 1 (KT 1) : 7500 kkal/kg
Kalori batubara non-karbonisasi 2 (KT 2) : 5500 kkal/kg
Berat batubara non-karbonisasi 1 (XT1) : 600 gram = 0,6 kg
Berat batubara non-karbonisasi 2 (XT2) : 600 gram = 0,6 kg
Ditanya : Kalori batubara campuran (Kc)?
Kc = (KT1 x XT1) + ( KT2 x XT2)
XTc
Kc = (7500 x 0,6) + (5500 x 0,6)
0,6 + 0,6
Kc = 4.500 + 3.300
1,2
Kc = 7.800
1,2
Kc = 6.500 kkal/kg
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-25
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
200 gram
b. Berat total campuran biomassa (batubara + kaolin + kanji +
serbuk kayu + kapur) = 200 gram
Berikut ini adalah data hasil perhitungan campuran dari
komposisi briket batubara non-karbonisasi hasil mixing, yaitu :
a. Briket Batubara Non-Karbonisasi Biasa 1
Diketahui : Batubara = 75%, kaolin = 10%, kanji = 15%
Ditanya : 1) Berat batubara dalam campuran
2) Berat kaolin dalam campuran
3) Berat kanji dalam campuran
Penyelesaian :
1) Berat batubara dalam campuran =
75
100
x 200 gram
= 150 gram
2) Berat kaolin dalam campuran
10
100
x 200 gram
= 20 gram
3) Berat kanji dalam campuran
15
100
x 200 gram
= 30 gram
b. Briket Batubara Non-Karbonisasi Biasa 2
Diketahui : Batubara = 75%, kaolin = 12%, kanji = 13%
Ditanya: 1) Berat batubara dalam campuran
2) Berat kaolin dalam campuran
3) Berat kanji dalam campuran
Penyelesaian :
1) Berat batubara dalam campuran
75
100
x 200 gram
= 150 gram
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-26
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
12
100
x 200 gram
= 24 gram
3) Berat kanji dalam campuran
13
100
x 200 gram
= 26 gram
c. Briket Batubara Non-Karbonisasi Biomassa 1
Diketahui : Batubara = 70%, kaolin = 5%, kanji = 20%,
serbuk kayu = 2%, kapur = 3%.
Ditanya :
Penyelesaian :
1)
Berat
dalam campuran
batubara
70
100
x 200 gram
= 140 gram
2)
campuran
Berat
=
5
100
kaolin
dalam
x 200 gram
= 10 gram
3)
campuran
Berat
=
kanji
20
100
dalam
x 200 gram
= 40 gram
4)
dalam campuran
Berat
serbuk
2
100
kayu
x 200 gram
= 4 gram
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-27
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
5)
campuran
Berat
=
3
100
kapur
dalam
x 200 gram
= 6 gram
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-28
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Penyelesaian :
1) Berat batubara dalam campuran
70
100
x 200 gram
= 140 gram
2) Berat kaolin dalam campuran
10
100
x 200 gram
= 20 gram
3) Berat kanji dalam campuran
7
100
x 200 gram
= 14 gram
4) Berat serbuk kayu dalam campuran =
5
100
x 200 gram
= 10 gram
5) Berat kapur dalam campuran
8
100
x 200 gram
= 16 gram
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-29
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-30
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-31
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
yang
dihasilkan
berwarna
abu-abu
kecoklatan
e) Bau yang dihasilkan karbon dan minyak tanah
f) Durasi waktu pembakaran briket 40 menit 55 detik
g) Dilakukan penambahan minyak tanah 18 kali
3) Conto 3
a) Perendaman dalam minyak tanah selama 15 menit
b) Durasi waktu penyalaan awal 04 menit 14 detik
c) Asap yang dihasilkan berwarna hitam keabu-abuan
d) Abu yang dihasilkan berwarna abu-abu kecoklatan
e) Bau yang dihasilkan karbon dan minyak tanah
f) Durasi waktu pembakaran briket 39 menit 39 detik
g) Dilakukan penambahan minyak tanah 14 kali
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-32
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
yang
dihasilkan
berwarna
abu-abu
kecoklatan
e) Bau yang dihasilkan karbon dan minyak tanah
f) Durasi waktu pembakaran briket 29 menit 23 detik
g) Dilakukan penambahan minyak tanah 10 kali
3) Conto 3
a) Perendaman dalam minyak tanah selama 15 menit
b) Durasi waktu penyalaan awal 04 menit 41 detik
c) Asap yang dihasilkan berwarna putih kecoklatan
d) Abu yang dihasilkan berwarna abu-abu kecoklatan
e) Bau yang dihasilkan karbon dan minyak tanah
f) Durasi waktu pembakaran briket 37 menit 33 detik
g) Dilakukan penambahan minyak tanah 15 kali
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-33
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
7.7.
Pembahasan
Praktikum kali ini akan membahas mengenai mixing batubara,
pembuatan dan uji pembakaran briket batubara non-karbonisasi.
Adapun perbedaan mixing dan blening adalah mixing didefinisikan
sebagai pencampuran batubara dalam skala laboratorium sedangkan
blending dalam skala perusahaan atau skala besar, tujuan dari kedua
kegiatan tersebut yaitu mixing untuk menghasilkan batubara dengan
kalori
yang
diinginkan
sedangkan
pada
blending
tidak
hanya
mixing
yang
dilakukan
pada
praktikum
ini
7-34
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
10
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-35
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
7-36
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
7.8.
Penutup
7.8.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum proses mixing dan
analisis hasil mixing melalui uji pembakaran dengan pembuatan
briket, sebagai berikut :
a. Mixing yaitu proses pencampuran dua buah material atau
lebih dengan kalori berbeda-beda dimana mixing digunakan
dalam skala laboratorium dengan tujuan kalori yang
diinginkan.
b. Blending yaitu proses pencampuran dua buah material atau
lebih dengan kalori berbeda-beda dimana dilakukan dalam
skala besar atau skala perusahaan.
c. Briket batubara non-karbonisasi hasil mixing yang baik
adalah briket batubara non-karbonisasi biasa 1 dengan
komposisi batubara 70%, kanji 15% dan kaolin 10%.
Dengan hasil cetakan yang kompak, berhasil 8 briket dan
gagal 0 briket. Dimana uji pembakaran pada conto
perendaman selama 10 menit durasi kemudahan terbakar
yaitu 03 menit 57 detik dan durasi pembakaran hingga
menjadi abu yaitu 42 menit 14 detik.
d. Briket batubara non-karbonisasi hasil mixing yang kurang
baik adalah briket batubara non-karbonisasi biomassa 2
dengan komposisi batubara 70%, kanji 7%, kaolin 10%,
serbuk kayu 5% dan kapur 8%. Dengan hasil cetakan yang
kurang kompak, berhasil 8 briket dan gagal 0 briket.
Dimana uji pembakaran pada conto perendaman selama 10
menit durasi kemudahan terbakar yaitu 04 menit 32 detik
dan durasi pembakaran hingga menjadi abu yaitu 29 menit
23 detik.
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-37
PRAKTIKUM BATUBARA
LABORATORIUM TEKNOLOGI MINERAL
PROGRAM STUDI TEKNIK
PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
7.8.2. Saran
Adapun saran untuk praktikum proses mixing dan
analisis hasil mixing melalui uji pembakaran dengan pembuatan
briket batubara non-karbonisasi, sebagai berikut :
a.
Sebaiknya kompor briket disediakan
b.
tiap
uji
pembakaran
briket
agar
ketika
praktek
Khairi Ramdhani
H1C113061
7-38