PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pengolahan pasca panen hasil pertanian atau perkebunan mempunyai
radiasi ini sifatnya periodik setiap hari dan setiap tahunnya secara terus menerus.
Bisa disimpulkan bahwa Indonesia memiliki sinar matahari cukup melimpah.
Energi surya (matahari) merupakan sumber energi yang ramah lingkungan
karena tidak memancarkan emisi karbon berbahaya yang berkontribusi terhadap
perubahan iklim seperti pada bahan bakar fosil. Setiap watt energi yang dihasilkan
dari matahari berarti kita telah mengurangi pemakaian bahan bakar fosil, dan
dengan demikian kita benar-benar telah mengurangi dampak perubahan iklim.
Penelitian terbaru melaporkan bahwa rata-rata sistem rumah surya mampu
mengurangi 18 ton emisi gas di lingkungan setiap tahunnya. Energi surya juga
tidak memancarkan oksida nitrogen atau sulfur dioksida yang berarti tidak
menyebabkan hujan asam atau kabut asap.
Energi surya adalah salah satu gelombang elektromagnetik yang
memancarkan energi ke permukaan bumi secara terus-menerus. Bumi menerima
daya radiasi surya sekitar 108 PW (1PW = 1015W), atau dalam 1 tahun total
energi surya yang sampai di permukaan bumi sekitar 3.400.000 EJ (1EJ=1018J).
Hanya diperlukan 2 jam radiasi sinar surya untuk memenuhi kebutuhan energi
dunia selama satu tahun sebesar 474 EJ (data tahun 2008). Tetapi, potensi energi
yang sangat besar ini belum dimanfatkan secara optimal dan masih terbuang
begitu saja. Suatu studi menyebutkan energi surya yang sudah dimanfaatkan
sebesar 5 GW melalui sel surya dan 88 GW melalui pemanas air. Jumlah ini tidak
ada artinya dibandingkan dengan radiasi yang diterima bumi.
Melihat dari data tersebut maka dikembangkanlah suatu teknologi tepat
guna yang memanfaatkan sinar matahari sebagai energi alternatif dalam bidang
pengeringan berupa Pengering Tenaga Surya.
Kolektor surya merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sudah
dikembangkan dan terus diteliti. Kolektor surya ini dapat mengumpulkan panas
matahari yang diterimanya melalui radiasi. Kolektor surya yang sudah diteliti
sebelumnya adalah kolektor surya tipe plat datar.
Pada penelitian dan perancangan kali ini akan ditambahkan sirip dengan
posisi menyilang pada penampang kolektor yang nantinya diharapkan akan dapat
meningkatkan efisiensi kolektor alat pengering tenaga surya.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Merancang bangun satu unit alat pengering tenaga surya tipe plat datar
bersirip.
2. Mengetahui jumlah energi panas dan radiasi pada alat pengering tenaga
surya.
3. Mendapatkan efisiensi kolektor alat pengering tenaga surya.
1.3
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Diharapkan nantinya alat ini dapat membantu proses pengeringan hasil
produk pertanian agar lebih cepat sehingga dapat menjaga kualitas mutu
dan meningkatkan harga jual produk pasca panen.
2. Diharapkan alat ini dapat mengurangi penggunaan energi listrik dan
penggunaan bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui.
3. Memberikan pemodelan alat pengering tenaga surya untuk pengembangan
dan pengaplikasian teknologi surya di Indonesia.
4. Agar dapat digunakan oleh masyarakat yang belum mendapatkan fasilitas
dan jaringan listrik yang memadai.
1.4
Batasan Masalah
Batasan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Lokasi penelitian di kota Medan yang terletak pada posisi 3,43 LU98,44
BT dan ketinggian 37,5 meter dari permukaan laut.
2. Produk hasil pertanian yang dipakai sebagai sampel pengujian adalah ubi
kayu (cassava) dan cabai merah.
3. Pengujian dilakukan pada pukul 08.00 WIB17.00 WIB.
4. Pengujian dilakukan pada kondisi cuaca cerah.
5. Sudut kemiringan kolektor yang dipakai dalam penelitian adalah 45o.
1.5
Sistematika Penulisan
Agar penulisan skripsi ini tersusun secara sistematis dan mudah untuk