Latar belakang
Syariat secara etimologis bermakna jalan yang lempeng (lurus-pen) atau jalan
yang dilalui air terjun. Sedangkan pengertian terminologisnya syariat didefinisikan
sebagai jalan yang harus ditempuh (oleh semua umat islam). Islam yakni keseluruhan
dari perintah-perintah tuhan. Syariat islam berkembang dan terus menjadi panduan
hukum di berbagai Negara.
Hal itu karena syariat islam melengkapi hokum dunia, syariat islam juga
memenuhi persyaratan untuk melindungi manusia (HAM). Syariat islam pun tidak
hanya meliputi hokum-hukum di dunia, tetapi banyak hal di dunia ini seperti
ekonomi, pembelajaran, pernikahan, dan seluruh kegiatan.
Sebagian dari syariat terdapat peraturan tentang ibadah, sumber syariat adalah
al-quran dan al-hadis. Sedangkan hal-hal yang belum diatur secara pasti, didalam
kedua sumber tersebut digunakan ijtihad. Syariat dapat dilaksanakan apabila
didalam diri seseorang telah tertanam akidah atau keimanan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Syariat secara etimologis bermakna jalan yang lempeng (lurus-pen) atau jalan
yang dilalui air terjun. Sedangkan pengertian terminologisnya syariat didefinisikan
sebagai jalan yang harus ditempuh (oleh semua umat islam). Islam yakni keseluruhan
dari perintah-perintah tuhan.
2.2.3 Ilmu Fiqh, yaitu peraturan-peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan
Tuhannya dan hubungan manusia dengan sesamanya. Ilmu Fiqh mengandung dua
bagian: pertama, ibadah, yaitu yang menjelaskan tentang hukum hubungan manusia
dengan Tuhannya. Dan ibadah tidak sah (tidak diterima) kecuali disertai dengan niat.
Contoh ibadah misalnya shalat, zakat, puasa, dan haji. Kedua, muamalat, yaitu bagian
yang menjelaskan tentang hukum hubungan antara manusia dengan sesamanya. Ilmu
Fiqh dapat juga disebut Qanun (undang-undang).
Agama Islam harus dibela dari ancaman orang-orang yang tidak bertanggung-jawab
yang hendak merusak aqidah, ibadah dan akhlak umat. Ajaran Islam memberikan
kebebasan untuk memilih agama, seperti ayat Al-Quran:
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan
yang benar dari jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesunguhnya ia telah ber-pegang kepada
buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Mahamendengar lagi
Mahamengetahui. (QS. 2:256)
Akan tetapi, untuk terpeliharanya ajaran Islam dan terciptanya rahmatan lilalamin,
maka Allah SWT telah membuat peraturan-peraturan, termasuk larangan berbuat
musyrik dan murtad:
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya. Barang
siapa yang mempesekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
(QS An-Nisaa [4]: 48).
Dengan adanya Syariat Islam, maka dosa syirik maupun murtad akan ditumpas.
Agama Islam sangat menghargai jiwa seseorang. Oleh sebab itu, diberlakukanlah 4
qishash yang merupakan suatu bentuk pembalasan. Seseorang yang telah membunuh
orang lain akan dibunuh, seseorang yang telah mencederai orang lain, akan dicederai,
seseorang yang yang telah menyakiti orang lain, akan disakiti secara setimpal.
Dengan demikian seseorang akan takut melakukan kejahatan. Firman Allah swt
menegaskan:
Dengan adanya Syariat Islam, maka pembunuhan akan tertanggulani karena para
calon pembunuh akan berpikir ulang untuk membunuh karena nyawanya sebagai
taruhannya. Dengan begitu, jiwa orang beriman akan terpelihara.
Kedudukan akal manusia dalam pandangan Islam amatlah penting. Akal manusia
dibutuhkan untuk memikirkan ayat-ayat Qauliyah (Al-Quran) dan kauniah
(sunnatullah) menuju manusia kamil. Salah satu cara yang paling utama dalam
memelihara akan adalah dengan menghindari khamar (minuman keras) dan judi.
Ayat-ayat Al-Quran menjelaskan sebagai berikut:
Islam secara jelas mengatur pernikahan, dan mengharamkan zina. Didalam Syariat
Islam telah jelas ditentukan siapa saja yang boleh dinikahi, dan siapa saja yang tidak
boleh dinikahi. Al-Quran telah mengatur hal-hal ini:
Perempuan dan lak-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari
keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah
kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman
kepada Allah dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka
disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman. (QS An-Nur [24]: 2).
Syariat Islam akan menghukum dengan tegas secara fisik (dengan cambuk) dan
emosional (dengan disaksikan banyak orang) agar para pezina bertaubat.
Dengan adanya Syariat Islam, maka para pemilik harta benda akan merasa lebih
aman, karena Islam mengenal hukuman Had, yaitu potong tangan dan/atau kaki.
Seperti yang tertulis di dalam Al-Quran:
Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya
(sebagaimana) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari
Allah. Dan Allah Maha perkasa lagi Maha Bijaksana
(QS Al-Maidah [5]: 38).
Hukuman ini bukan diberlakukan dengan semena-mena. Ada batasan tertentu dan
yang sangat kuat sebelum diputuskan. Jadi bukan berarti orang mencuri dengan serta
merta dihukum potong tangan. Dilihat dulu akar masalahnya dan apa yang dicurinya
serta kadarnya. Jika ia mencuri karena lapar dan hanya mengambil beberapa butir
buah untuk mengganjal laparnya, tentunya tidak akan dipotong tangan. Berbeda
dengan para koruptor yang sengaja memperkaya diri dengan menyalahgunakan
jabatannya, tentunya hukuman berat sudah pasti buatnya. Dengan demikian Syariat
Islam akan menjadi andalan dalam menjaga suasana tertib masyarakat terhadap
berbagai tindak pencurian.
Maka Kami jadikan yang demikian itu hukuman yang berat bagi orang-orang pada
masa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi peringatan bagi
orang-orang yang bertakwa. (QS Al-Baqarah [2]: 66).
Ada beberapa ciri khas keistimewaan syariat islam yang membedakan dari agama,
faham atau berbagai aliran filsafat maupun pemikiran lainnya adapun ciri khasnya
adalah:
Rabbaniyah (ketuhanan)
Islam menjadikan tujuan ahir dan sasarannya yang jauh ke depan, yaitu menjaga
hubungan dengan Allah secara baik dan mencapai ridhanya QS. Al-insyiqaq 84:6/ an-
najm 53:42. Sasarannya yang bersifat social humanity dan sosial kemanusiann dalam
rangka memenuhi sasaran yang lebih besar yaitu mardhotillah dan pahal baikNya
Manhaj (sistem/metode) yang telah ditetapkan oleh Islam guna mencapai sasaran dan
tujuan itu adalah manhaj robbani yang murni, karena sumbernya adalah wahyu Allah
kepada Rosul pamungkas, Muhammad saw.
Manhaj ini tidak lahir sebagai sebuah hasil rekayasa dari ambisi pribadi, keluarga,
golongan, partai atau ambisi dari bangsa tertentu. Tetapi manhaj ini datang dari iradat
Allah yang menginginkannya sebagai hidayat dan nur (cahaya penerang), penjelas
dan kabar gembira, penawar atau obat dan rahmat bagi hamba-hamba-Nya, QS. An
Nisa 4: 174 / 10: 57 / 21: 107 / 16: 89 / 14: 1.
Allahlah Dzat pemilik manhaj ini dan Dia juga yang menjadikan tujuan finalnya.
Adapun Rosululloh adalah dai yang menyeru pada manhaj itu, sebagai penjelas
perintah-Nya yang masih samara bagi manusia, QS. Asy Syuara 26: 52-53 / 10: 15-16
/ 53: 1-4.
Insaniyah(Kemanusiaan)
Bagi orang yang mempelajari Islam melalui Kitabullah Al Quran dan Sunnah Rosul-
Nya, akan tampak jelas dan gamblang bahwa Islam itu telah mengarahkan
kepeduliannya yang sangat pada sisi kemanusiaan.
Dalam Fiqh Islam Bab Ibadat itu hanya hanya sekitar 1/3 atau 1/4 nya selebihnya
berkaitan dengan permasalahan manusia, baik yang menyangkut syakhshiyah
(kepribadian), muamalat (etika pergaulan), jinayah (hukum pidana), dan lain-lain.
Keistemewaan Insaniyah dalam Islam
Agama-agama dan aliran aliran yang ada walau berusaha menaruh perhataian pada
masalah kemanusiaan namun tidak dapat meletakkkan manusia dengan pengakuan
yang menyeluruh, namun hanya melihatnya dari sudut tertentu atau aspek khusus.
Ada agama atau filsafat yang melihat manusia dari sisi rohaninya saja.
Ada madzab (aliran) dan filsafat yang tidak melihat manusia saelain dari aspek
materialnya saja makhluk ekonomis/hewan produktif.
Islam mengakui seluruh eksistensi manusia sebagaimana Allah ciptakan: jasad, ruh,
akal, hati, keinginan, naluri dan lain sebagainya.
Islam tidak mengenyampingkan satu aspek untuk memenuhi hak satu aspek yang
lain.
Islam sangat berbeda dengan aliran, agama dan filsafat manapun: yaitu dengan
pandangannya yang menyeluruh tentang hakekat manusia, memberi peluang yang
seluas-luasnya untuk melaksanakan peran, fungsi dan karakteristiknya tanpa harus
cenderung pada aspek-aspek tertentu secara berlebih-lebihan atau tidak juga
menyepelekan. Tidak memilah-milah manusia dan mempertentangkannya.
Buah-buah Insaniyah dalam Islam:
Prinsip Persaudaraan Manusia
Yang termasuk buah insaniyah dalam Islam adalh ukhuwah (persaudaraan),
persamaan atau kebebasan. Ini berangkat dari prinsip bahwa semua manusia itu adlah
anak-anak keturunan dari satu bapak dan satu ibu: Adam dan Hawa.Satujenis
keturunan ini terjalin dalam hubungan silaturrahmi, QS. An Nisa 4: 1.
Persaudaraan ini akan bertambah kuat dan kokoh bila disertai dengan unsur iman,
sehingga terpadulah ukhuwah diniyah(keagamaan) kedalam ukhuwah insaniyah, QS.
Al Hujurat 49: 10.
Prinsip Emansipasi (Persamaan) Manusia, QS. 49: 113.
Prinsip ritual Islam membuktikan makna emansipasi
Emansipasi di hadapan undang-undang
Bagaimana emansipasi dalam peradaban ummat, ketika islam tampil ke permukaan
Persia, Brahma
Islam menghapuskan perbedaan-perbedaan jenis kelas, warna kulit maupun ras dalam
jiwa setiap pemeluknya.
Syariat islam secara etimologis dapat diartikan sebagai sebuah jalan yang
lurus. Secara terminologis merupakan jalan yang harus di tempuh oleh manusia
sebagai hamba Allah. Dalam arti lain, syariat merupakan hukum atau aturan yang
telah diberikan allah kepada manusia yang harus dilakukan dan ditaati oleh
manusia.Allah SWT telah menurunkan hokum islam melalui nabi Muhammad yang
ditujukan untuk manusia seperti Ilmu tauhid, ilmu akhlak, dan ilmu Fiqh. Ilmu tuhid
adalah semua peraturan dan dasar-dasar keyakinan manusia kepada ajaran Islam serta
tidak boleh meragukan kebenaran tentang ajaran dan peraturan tersebut. Ilmu tauhid
meliputi iman kepada Allah, iman kepada rasul-rasul-Nya, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, dan iman kepada hari akhir termasuk di dalamnya kenikmatan dan
siksa, serta iman kepada qadar baik dan buruk. Ilmu akhlak adalah peraturan-
peraturan yang berhubungan dengan moral tingkah laku manusia seperti harus
menepati janji, berkata jujur dn tidak berkhianat. Sedangkan ilmu fiqh adalah
peraturan-peraturan yang mengatur tentang bagaimana hubungan manusia dengan
allah maupun hubungan manusia dengan manusia. Misalkan sholat yang merupakan
cara manusia berhubungan atau berkomunikasi dengan allah.
http://www.tafsir.web.id/2013/02/tafsir-al-maidah-ayat-38-47.html[10 November
2014] .
https://idarosana.wordpress.com/2014/06/26/keistimewaan-syariat-islam/[05
November 2014] .