Anda di halaman 1dari 17

1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang

Situasi

dan

kondisis

masyarakat

kita

dewasa

ini

menghadapkan kita pada suatu keprihatinana dan sekaligus


mengundang kita untuk ikut bertanggungjawab atas mozaik
Indonesia

yang

retak,

bukan

sebagai

ukiran,

melainkan

membelah dan meretas jahitan busana tanah air, tercabik-cabik


dalam kerusakan yang menghilangkan keindahannya. Untaian
kata-kata dalam pengantar bagaimana tersebut merupakan
tamsilan bahwa Bangsa Indonesia yang dahulu dikenal sebagai
het zachtevolk ter aarade dalam pergaulan antar bangsa, kini
sedang mengalami tidak saja krisis identitas, melainkan juga
krisis dalam berbagai dimensi kehidupan yang melahirkan
instabilitas

yang berkepanjangan semenjak

reformasi yang

digulirkan pada tahun 1998 (Koento Wibisono, 2005).


Krisis moneter yang kemudian krisis ekonomi dan politik
yang akar-akarnya tertanam dalam krisis moral dan menjalar
dalam krisis budaya, menjadikan masyarakat kita kehilangan
orientasi nilai, hancur dan kasar, gersang dalam kemskinan
budaya, dan kekeringan spiritual. Societal terorist muncul dan
berkembang disana-sini dalam femnomena pergolakkan fisik,
seperti pembakaran dan penjarahan yang disertai pembunuhan
sebagaimana terjadi di Poso, Ambon, dan bom bunuh diri di
berbagai tempat yang disiarkan secara luas, baik oleh media
massa di dalam maupun luar negeri. Semenjak peristiwa
pergolakan antar etnis di Kalimantan Barat, Bangsa Indonesia di
forum Internasional dilecehkan sebagai bangsa yang telah
kehilangan peradabannuya.

Krisis multidimensi yang sedang melanda masyarakat kita


menyadarkan kita semua bahwa pelestarian budaya sebagai
upaya untuk mengembangkan identitas nasional kita ditegaskan
sebagai komitmen konstitusioanal sebagaimana dirumuskan oleh
para pendiri negara kita dalam pembukaan UUD 1945 yang
intinya

adalah

demkian,

memajukan

secara

kebudayaan

konstitusional

Indonesia.

pengembangan

Dengan

kebudayaan

untuk membina dana mengembangkan identitas nasional kita


telah diberi dasar dan arah.
1.2

Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah


dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. apakah yang dimaksud dengan pengertian identitas
nasional ?
2. bagaimanakah karakteristik identitas nasional Indonesia
?
3. bagaimanakah proses berbangsa dan bernegara ?
4. bagaimanakah integritas nasional itu ?
5. bagaimana reaktualisasi nilai-nilai kebangkitan nasional
melalui pendidikan kewarganegaraan ?
1.3
Tujuan dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari karya
tulis ini adalah sebagai berikut:
1. untuk menjelaskan pengertian identitas nasioanal;
2. untuk menjelaskan karakteristik identitas nasinal;
3. untuk menjelaskan proses berbangsa dan
bernegara;
4. untuk menjelaskan integritas nasional;
5. untuk
menjelaskan
reaktualisasi

nilai-nilai

kebangkitan nasional melalui kewarganegaraan.


1.3.2 Manfaat

Berdasarkan rumusan masalh di atas manfaat dari karya


tulis ini adalah sebagai berikut:
1. mengetahui pengertian identitas nasional;
2. mengetahui karakteristik identitas nasional;
3. mengetahui proses dalam berbangsa

dan

bernegara;
4. mengetahui integritas nasional;
5. mengetahui reaktualisasi nilai-nilai kebangkitan
nasional melalui pendidikan kewarganegaraan.

BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Identitas Nasional
Kata identitas berasal dari bahasa Inggris, yaitu identity,
yang memiliki pengertian harfiah ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati
diri

yang

melekat

pada

seseorang

atau

sesuai

yang

membedakannya dengan yang lain. Dalam term antropologi,


identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan
kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok
sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri. Mengacu pada
pengertian ini, identitas tidak terbatas pada individu semata,
tetapi berlaku pula pada suatu kelompok. Sementara itu, kata
nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompokkelompok

yang

lebih

besar

yang

diikat

oleh

kesamaan, baik fisik seperti budaya, agama,

kesamaan-

bahasa maupun

nonfisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Himpunan


kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah identitas
bangsa atau identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan
tindakan kelompok yang diwujudkan dalam bentuk organisasi
atau

pergerakan-pergerakan

yang

disebut

atribut-atribut

nasional. Kata nasional sendiri tidak bisa dipisahkan dari


kemunculan konsep nasionalisme.
Bila dilihat

dalam konteks Indonesia, identitas nasional

merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan


berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku
yang

dihimpun

dalam

satu

kesatuan

Indonesia

menjadi

kebudayaan nasional dengan acuan pancasila dan bhineka


tunggal ika sebagai dasar dan arah pengembangannya. Hakekat
identitas nasional kita sebagai bangsa di dalam hidup dan
kehidupan berbangsa dan bernegara adalah pancasila yang
aktualisasinya tertuang tercermin dalam penataan hidup kita
dalam arti luas, misalnya dalam peraturan perundang-undang
atau hukum, sistem pemerintahan yang diharapkan, nilai-nilai
etika dan tatanan nasional maupun internasional, dan lain
sebagainya (Herdiawanto dan Hamdayana, 2010: 33-34).

2.2 Karakteristik Identitas Nasional Indonesia


Unsur Identitas Pancasila dengan rohnya Bhineka Tunggal
Ika sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

nilai-nilai yang hidup dalam berbagai masyarakat;


menyangkut sopan santun;
tata pergaulan termasuk bidang agama;
moral;
adat istiadat; dan
budaya.
Pelaksanaan unsur identitas nasional menjelang tahun

1997, Indonesia terjadi krisis nilai, moral, krisis ekonomi dan


politik sehingga Indonesia kehilangan orientasi nilai. Dari sini
timbul suatu pergerakan

sosial terorisme. Pada tahun 1998

merupakan puncak krisis sehingga timbul penjarahan massal.

Hakikat identitas nasional Indonesia adalah pancasila yang


diaktualisasikan dalam berbagai kehidupan dan berbangsa.
Aktualisasi

ini

untuk

menegakkan

Pancasila

dan

UUD

45

sebagaimana dirumuskan dalam pembukaan UUD 45 terutama


alinea ke-4.
Berikut karakteristik pancasila bagi Bangsa Indonesia dan
negara Indonesia, pancaasila merupakan :
a. Sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara atau sering juga disebut
sebagai dasar falsafah negara ataupun sebagai ideologi negara,
hal ini mengandung pengertian bahwa Pancasila sebagai dasar
mengatur penyelenggaraan pemerintahan.
Pancasila sebagai dasar negara ditegaskan lagi dengan
adanya Ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998 tentang pencabutan
P4 dan penetapan tentang Penegasan Pancasila sebagai Dasar
Negara.

Pada

sebagaimana

Ketetapan
dimaksud

ini
dalam

dinyatakan
Pembukaan

bahwa

Pancasila

Undang-Undang

Dasar 1945 adalah dasar negara dari Negara Kesatuan Republik


Indonesia yang harus dilaksanakan secara konsekuen dan
konsisten.
kedudukan

Dalam penjelasan ketetapan ini dinyatakan bahwa


Pancasila

sebagia

Dasar

Negara

di

dalamnya

mengandung makna sebagai Ideologi Nasional, cita-cita dan


tujuan negara.
Kedudukan Pancasila sebagai Dasar Negara mempunyai
fungsi dan kedudukan sebagai kaidah negara yang fundamental
atau mendasar, sehingga sifatnya tetap, kuat dan tidak dapat
dirubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR/DPR hasil pemilihan
umum.

Mengubah

Pancasila

berarti

membubarkan

Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang di proklamirkan tanggal 17


Agustus 1945.
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai makna yaitu:
1. sebagai dasar untuk menata negara yang merdeka dan
berdaulat;
2. sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara
yang bersih dan berwibawa, sehingga tercapai tujuan
nasional; yang tercantum dalam pembukaan UndangUndang Dasar 1945 alinea ke 4; dan
3. sebagai dasar, arah dan petunjuk aktifitas perikehidupan
Bangsa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pancasila Sebagai Sumber Hukum Dasar Nasional
Istilah ini merupakan istilah baru dalam tata hukum
Indonesia, yaitu muncul pasca reformasi melalaui Tap MPR No.
III/2000, yang kemudian diubah dengan UU No. 10 Tahun 2004
tentang

Pembentukan

Peraturan

Perundang-undangan,

dinyatakan bahwa :
1. sumber hukum terdiri atas sumber hukum tertulis dan tidak
tertulis.
2. sumber

hukum

dasar

nasional

adalah

Pancasila

sebagaimana yang tertulis dalam Pembukaan UndangUndang Dasar 1945, serta Batang Tubuh Undang-Undang
Dasar 1945.
Dalam ilmu hukum istilah sumber hukum berarti sumber
nilai-nilai yang menjadi penyebab timbulnya aturan hukum. Jadi
dapat diartikan Pancasila sebagai Sumber hukum dasar nasional,

yaitu segala aturan hukum yang berlaku di negara kita tidak


boleh bertentangan dan harus bersumber pada Pancasila.
c. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai Pandangan hidup bangsa atau Way of
Life mengandung makna bahwa semua aktifitas kehidupan
Bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan sila-sila pada
Pancasila, karena Pancasila juga merupakan kristalisasi dari nilainilai yang dimiliki dan bersumber dari kehidupan Bangsa
Indonesia sendiri. Nilai-nilai tersebut yaitu :
1. nilai dan jiwa Ketuhanan keagamaan;
2. nilai dan jiwa kemanusiaan;
3. nilai dan jiwa persatuan;
4. nilai dan jiwa kerakyatan demokrasi;
5. nilai dan jiwa keadilan sosial.
d. Pancasila sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia
Walaupun

nama

atau

kata

Pancasila

diperkenalkan

kembali tanggal 1 Juni 1945 oleh Bung Karno, namun pada


dasarnya jiwa Pancasila telah ada sejak berabad-abad lamanya
dalam kehidupan Bangsa Indonesia dan bahkan menurut AG.
Pringgodigdo

bahwa

Pancasila

sebagai

jiwa

bangsa

lahir

bersamaan adanya Bangsa Indonesia. Jadi Pancasila lahir dari


jiwa kepribadian Bangsa Indonesia yang terkristalisasi nilai-nilai
yang dimilikinya.
e. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesiaa
Pada saat Bangsa Indonesia bangkit untuk hidup sendiri
sebagai bangsa yang merdeka, Bangsa Indonesia telah sepakat
untuk menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara. Kesepakatan
itu terwujud pada tanggal 18 Agustus 1945 dengan disahkannya

Pancasila

sebagai

Dasar

Negara

oleh

Panitia

Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang mewakili seluruh Bangsa


Indonesia.
f. Pancasila sebagai Ideologi Negara
Diatas telah dijelaskan bahwa ideologi dalam arti seharihari adalah cita-cita yang merupakan dasar, pandangan, atau
paham. Jadi Pancasila sebagai Ideologi Negara merupakan tujuan
bersama

Bangsa

Indonesia

yang

diimplementasikan

dalam

Pembangunan Nasional yaitu mewujudkan masyarakat adil dan


makmur

yang

merata

material

dan

spiritual

berdasarkan

Pancasila dalam wadah Negara Kesatuan RI yang merdeka,


berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana
perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamis
serta

dalam

lingkungan

pergaulan

dunia

yang

merdeka,

bersahabat, tertib dan damai.


g. Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa
Bangsa Indonesia yang pluralis dan wilayah Nusantara
yang terdiri dari berbagai pulau-pulau, maka sangat tepat
apabila

Pancasila

dijadikan

Pemersatu

Bangsa,

hal

ini

dikarenakan Pancasila mempunyai nilai-nilai umum dan universal


sehingga

memungkinkan

dapat

mengakomodir

semua

perikehidupan yang berbhineka dan dapat diterima oleh semua


pihak.
2.3 Integritas Nasional
Beberapa pengertian integritas menurut para ahli :
1. Howard Wriggins
Integritas nasional berarti penyatuan bagian yang berbedabeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang
lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang
jumlahnya banyak menjadi satu kesatuan bangsa.

2. Myron Weiner
Integrasi

menunjuk

pada

proses

penyatuan

berbagai

kelompok budaya dan sosial ke dalam satu kesatuan wilayah, dalam


rangka pembentukan suatu identitas nasional.
3. Dr. Nazaruddin Sjamsuddin
Integrasi nasional ini sebagai proses penyatuan suatu
bangsa yang mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek
sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
4. J. Soedjati Djiwandono
Integrasi nasional sebagai cara bagaimana kelestarian
persatuan nasional dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak
menentukan

nasib

sendiri.

Dari

pengertian

diatas

dapat

disimpulkan bahwa integrasi nasional bangsa indonesia berarti


hasrat dan kesadaran untuk bersatu sebagai suatu bangsa,
menjadi satu kesatuan bangsa secara resmi, dan direalisasikan
dalam

satu

kesepakatan

atau

konsensus

nasional

melalui

Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.


2.3.1 Faktor-faktor Terjadinya Integrasi Nasional
A. Faktor Pendukung Integrasi Nasional
1. Faktor

sejarah

yang

menimbulkan

rasa

senasib

dan

seperjuangan.
2. Keinginan untuk

bersatu di kalangan bangsa

Indonesia

sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28


Oktober 1928.
3. Rasa

cinta

tanah

air

di

kalangan

bangsa

Indonesia,

sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan,


dan mengisi kemerdekaan.
4. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara,
sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang
gugur di medan perjuangan.

10

5. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan


Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera
Merah

Putih,

lagu

kebangsaan

Indonesia

Raya,

bahasa

kesatuan bahasa Indonesia.


B. Faktor Penghambat Integrasi Nasional
1. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktorfaktor kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan
daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan
sebagainya.
2. Wilayah

negara

yang

begitu

luas,

terdiri

atas

ribuan

kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas.


3. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan

yang

merongrong

keutuhan,

kesatuan

dan

persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar


negeri.
4. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan
dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa
tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama,
Ras,

dan

Antar-golongan),

gerakan

separatisme

dan

kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.


5. Adanya paham etnosentrisme di antara beberapa suku bangsa yang
menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap
rendah budaya suku bangsa lain.
C. Faktor Internal dan Eksternal Integrasi
1. Faktor Internal : kesadaran diri sebagai makhluk sosial tuntutan
kebutuhan jiwa dan semangat gotong royong
2. Faktor External : tuntutan perkembangan zaman persamaan
kebudayaan terbukanya kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan

11

bersama persaman visi, misi, dan tujuan sikap toleransi adanya


kosensus nilai adanya tantangan dari luar
2.3.2 Contoh Integritas Nasional dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
1. Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta
oleh Pemerintah Republik Indonesia yang diresmikan pada tahun
1976. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah terdapat anjungan
dari

semua

propinsi

di

Indonesia

Setiap

anjungan

menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil budaya


di provinsi itu, misalnya adat, tarian daerah, alat musik khas
daerah, dan juga bangunan tempat ibadah dari agama-agama
yang resmi di Indonesia.
2. Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita
berbeda dengan teman, tetangga atau saudara, kita harus
saling menghormati.
3. Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan
daerah lain, bahkan mau mempelajari budaya daerah lain.
2.4 Proses Berbangsa dan Bernegara
Proses bangsa yang benegara memberikan gambaran
tentang bagaimana terbentuknya bangsa dimana sekelompok
manusia yang berada didalamnya merasa sebagai bagian dari
bangsa. Negara merupakan organisasi yang mewadai bangsabangsa tersebut, merasakan pentingnya keberadaan Negara,
sehingga tumbuhlah kesadaran untuk mempertahankan untuk
tetap tegak dan utuhnya Negara melalui upaya bela Negara.
Pada zaman modern adanya negara lazimnya dibenarkan
oleh anggapan atau pandangan kemanusiaan. Ada banyak
perbedaan konsep tentang kenegaraan yang dilandasi oleh
pemikiran ideologis. Demikian pula halnya dengan bangsa

12

Indonesia, yang memiliki beberapa konsep tentang terbentuknya


bangsa

Indonesia.

Ini

dapat

dilihat

lewat

alinea

pertama

pembukaan UUD 1945 merumuskan bahwa adanya NKRI ialah


karena adanya kemerdekaan adalah hak segala bangsa sehingga
penjajahan

yang bertentangan dengan perikemanusiaan dan

perikeadilan harus dihapuskan. Dan alinea kedua pembukaan


UUD 1945 bangsa Indonesia beranggapan bahwa terjadinya
Negara merupakan proses atau rangkaian tahap-tahap yang
berkesinambungan. Secara ringkas, proses tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia
b. Proklamasi atau pintu gerbang kemerdekaan
c. Keadaan bernegara yang nilai-nilai dasarnya ialah merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Bangsa

Indonesia

menerjemahkan

secara

terperinci

perkembangan teori
kenegaraan

tentang

terjadinya

Negara

kesatuan

republik

Indonesia sebagai berikut:


a. terjadinya NKRI merupakan suatu proses yang tidak sekedar
dimulai

dari

proklamasi.

Perjuangan

kemerdekaanpun

mempunyai peran khusus dalam pembentukan ide-ide dasar


yang dicita-citakan;
b. proklamasi baru menghantarkan bangsa Indonesia sampai
ke pintu gerbang kemerdekaan. Adanya proklamasi tidak
berarti bahwa kita telah selesai bernegara;
c. keadaan bernegara yang dicita-citakan belum tercapai halnya
adanya pemerintahan, wilayah, dan bangsa melainkan harus
kita isi untuk menuju keadaan merdeka, berdaulat, bersatu,
adil dan makmur;

13

d. terjadinya negara adalah kehendak seluruh bangsa bukanlah


sekedar keinginan golongan yang kaya dan yang pandai atau
golongan ekonomi lemah yang menentang golongan ekonomi
kuat seperti dalam teori kelas;
e. religiositas yang tampak pada terjadinya negara menunjukkan
kepercayaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Demikianlah terjadinya Negara menurut bangsa Indonesia
dan tampak yang diharapkan akan muncul dalam bernegara.
Proses bangsa yang bernegara di Indonesia diawali dengan
adanya pengakuan yang sama atas kebenaran hakikih dan
kesejahteraan yang merupakan gambaran kebenaran secara
faktual dan otentik.
2.5 Reaktualisasi Nilai-nilai Kebangkitan Nasional melalui
PKwn
Reaktualisasi

adalah

proses,

cara,

perbuatan,

mengaktualisasikan kembali, penyegaran dan pembaharuan


nilai-nilai kehidupan bermasyarakat yang berdasarkan pancasila.
Sedangkan

nilai-nilai

pancasila

adalah

segala

bentuk

norma,aturan serta nilai yang diserap dari berbagai adat-istiadat


dan budaya yang berakar dari kemajemukan seluruh komponen
bangsa Indonesia. Artinya nilai-nilai pancasila merupakan intisari
dari pola pikir (mind-sett), pola sikap dan pola tindakan dari
setiap

individu

bangsa

Indonesia

yang

identik

dengan

keberbedaan suku, agama, ras, antar golongan (SARA), wilayah,


bahasa dan adat istiadat.
Nilai-nilai pancasila terkandung dalam setiap sila, yaitu dari
sila pertama sampai sila kelima. Berikut adalah nilai-nilai
pancasila :
1. sila pertama: menunjukkan bahwa Tuhan yang adalah sebab
pertama dari segala sesuatu, Yang Maha Esa, dan segala

14

sesuatu bergantung kepada-Nya, maka manusia Indonesia


akan

mengembangkan

toleransi

antar

umat

beragama,

toleransi sesama umat beragama, dan toleransi antar umat


beragam dengan negaranya. Tidak akan memaksakan agama
kepada pemeluk agama l a i n . B a n g s a I n d o n e s i a b u k a n
b a n g s a y a n g s e ku l e r a t a u m e m i s a h k a n a g a m a d a n
negara.

Indonesia

juga

bukan

negara

agama

yang

mendasarkan kepada agama tertentu.


2. sila kedua : Manusia memiliki hakikat pribadi yang monopluralis

terdiri

atas

susunan

kodrat jiwa

raga,

serta

berkedudukan sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri


dan

makhluk

TuhanYang

kemanusiaan
menghormati

akan
hak

mengutamakan

Maha

Esa.

menumbuhkan
asasi

sikap

manusia,

kebenaran

dan

Nilai

anti

keadilan,

luhur

tepasalira,
penjajahan,
mencintai

sesamamanusia, tenggang rasa, dan sebagainya. Negara


memberi kebebasan untuk menentukan jumlah a n a k , a k a n
tetapi

p ro g r a m

p ro g r a m

ke l u a r g a

pemerintah

b e re n c a n a

agar

merupakan

w a rg a negara

lebih

bertanggung jawab pada generasi mendatang. Warga


negara berhak menentukan jenis pekerjaan dengan imbalan
yang layak menurut kemampuannya masing-masing.
3. sila ketiga : Berupa pengakuan terhadap hakikat satu
tanah air, satu bangsa dan satu negara Indonesia, tidak
dapat dibagi sehingga
keseluruhan

dan

seluruhnya

merupakan suatu

keutuhan. Nilai

luhur

persatuan

terkandung di dalamnya cinta tanah air, tidak membedabedakan

sesamawarga

negara

Indonesia,

cinta

perdamaian dan persatuan, tidak mengagung-agungkan


bangsa sendiri, suku dan daerah tertentu.

15

4. sila keempat : Menjunjung dan mengakui adanya rakyat


yang

meliputi

keseluruhan

jumlah semua orang warga

dalam lingkungan daerah atau negara tertentu yang segala


sesuatunya berasal dari rakyat dilaksanakan oleh rakyat
dan

diperuntukkan

untuk

rakyat.

Nilai

luhur

kerakyatany a n g d i p i m p i n o l e h h i k m a t ke b i j a k s a n a a n
dalam

p e rm u s y a w a r a t a n / p e r w a k i l a n ,

antara

lain

terkandung makna cinta permusyawaratan, cinta demokrasi,


tidak memaksakan kehedak kepada orang lain, menghindari
kekerasan

dalam

mementingkan

menyelesaikan

diri

sendiri,

cinta

masalah,

tidak

kebersamaan,

dan

sebagainya.
5.

sila

kelima

pemenuhan

M e n g a ku i

segala

hakikat

sesuatu

yang

adil

berupa

b e rh u b u n g a n

d e n g a n h a k d a l a m h u b u n g a n h i d u p ke m a n u s i a a n .
Nilai

luhur

seluruh

yang

terkandung

masyarakat

Indonesia

didalamnya
b e rh a k

adalah

menerima

ke a d i l a n , b a i k d a l a m b i d a n g e ko n o m i , p e n d i d i k a n ,
ke s e j a h t e r a a n d a n d a l a m b i d a n g y a n g l a i n n y a .
Untuk menjaga nilai-nilai tersebut agar selalu tetap terjaga
dan

menjadi

kebudayaan

yang

selalu

diterapkan

dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara dibutuhkan pembelajaran


dan penerapan melalui Pendidikan Kewarganegaraan (PKWn).
Mereaktualisasikan nilai-nilai kebangkitan nasional lewat Pkn
sebagaimana Pkn sendiri harus menjadikan pendidikan yang baik
dan berkualitas. Pertama, materi yang lebih menyajikan realita
kehidupan

berbangasa

dan

bernegara.

Kedua,

metode

penyampaian harus lebih demokratis. Ketiga, keteladanan dari


para penyelenggara pemerintahan dan pemimpinnya.

16

BAB. 3 KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa

identitas

nasional

merupakan

manifestasi

nilai-nilai

budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek


kehidupan. Unsur identitas nasional meliputi nilai-nilai yang
hidup dalam berbagai masyarakat, sopan santun, tata pergaulan,
moral,

adat

istiadat,

dan

budaya.

Proses

berbangsa

dan

bernegara tercantum dalam pembukaan UUD 1945 Alinea ke-2.

17

DAFTAR PUSTAKA
Herdiawanto, H dan Hamdayama, J. 2010. Cerdas kritis dan aktif
berwarganegara. Jakrta: Penerbit Erlangga.
http://www.yuwonoputra.com/2013/08/proses-berbangsa-danbernegara.html
[5 Maret 2015].
https://www.academia.edu/9368243/INTEGRITAS_NASIONAL
Maret 2015].

[5

http://www.academia.edu/4823381/Nilainilai_luhur_yang_terkand
ung_dalam_sila-sila_Pancasila [5 Maret 2015].
https://oktavianipratama.wordpress.com/matakuliahumum/kewar
ganegaraan/pancasila-sebagai-sistem-nilai/ [5 Maret 2015].

Anda mungkin juga menyukai