OLEH :
KELOMPOK 2
D-IV KEPERAWATAN
(P07120214017)
(P07120214019)
(P07120214020)
(P07120214027)
(P07120214032)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kita haturkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang
telah memberikan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai
Dokumentasi Proses Keperawatan pada Tatanan Pelayanan Kesehatan ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan
dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak, atas bantuan, dukungan dan doanya. Makalah ini mungkin
kurang sempurna, untuk itu kami mengharapan kritik dan saran dari Bapak/Ibu Dosen dan
teman-teman untuk penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah yang penulis tulis ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi
teman-teman mahasiswa keperawatan dan semoga bisa menjadi bahan referensi untuk
pembelajaran bersama.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................i
Daftar Isi .......................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ........................................................................................................ 3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dokumentasi Pada Tatanan Perawatan Akut/Rawat Jalan.......................... 4
2.1.1 Komponen Dokumentasi Perawatan Akut........................................... 4
2.1.2 Strategi Lain Pencatatan untuk Tatanan Akut...................................... 7
2.1.3 Rangkaian Formulir Data Di Rumah Sakit......................................... 7
2.1.4 Tatanan Perawatan Akut...................................................................... 8
2.1.5 Mencatat Masalah yang Sering Terjadi pada Tatanan Pelayanan
Akut.................................................................................................... 8
2.2 Dokumentasi Pada Tatanan Perawatan Perawatan Jangka
Panjang/Rawat Inap..................................................................................... 9
2.2.1
2.2.2
BAB III
3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 18
3.2 Saran .......................................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu unsur yang sangat menentukan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit
adalah tenaga kesehatan dan yang memiliki peran paling besar adalah perawat, hal ini
disebabkan profesi perawat memiliki proporsi yang relatif besar yaitu hampir melebihi
50% dari seluruh Sumber Daya Manusia (SDM) Rumah Sakit. Kerja dan tugasnya lebih
banyak dibanding tenaga lain, karena sifat dan fungsi tenaga ini adalah mendukung
pelayanan medik berupa pelayanan keperawatan yang dikenal dengan asuhan
keperawatan (Wiwiek, 2008).
Untuk menjalankan tugasnya agar kualitas serta kuantitas pelayanan kepada
pasien dapat dipertanggungjawabkan, perlu adanya dokumentasi keperawatan dalam
menunjang profesinya tersebut. Dokumentasi adalah suatu catatan otentik / semua warkat
(data) asli yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum, sedangkan
dokumentasi keperawatan adalah suatu catatan yang dapat dibuktikan atau dijadikan bukti
dari segala macam tuntutan, yang berisi data lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya
tentang tingkat kesakitan dari pasien, tetapi juga jenis / tipe, kualitas dan kuantitas
pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan pasien. (Fisbach 1991).
Dokumentasi dilakukan perawat tergantung pada perbedaan tatanan pelayanan
seperti tatanan perawatan akut (di rumah sakit), tatanan perawatan yang memerlukan
waktu lama, pelayananhospicedan tatanan di komunitas. Pada setiap tatanan,
pelayanan, dokumentasi perawatan harus sesuai dengan kebijakan intitusi terkait. Apapun
tatanannya, dokumentasi perawatan seharusnya dalam konteks proses keperawatan.
Esensi praktek keperawatan dan dokumentasi praktek keperawatan tercakup dalam
krangka acuan proses keperawatan. Karena itu, dokumentasi keperawatan seharusnya
merupakan tolak ukur akuntabilitas praktek-praktek keperawatan bukti subtansial bahwa
standar yang di gariskan telah dipenuhi. Berdasarkan atas fenomena diatas, maka kami
mencoba menganalisa bagaimanakah seharusnya dokumentasi proses keperawatan pada
tatanan pelayanan kesehatan diterapkan.
jalan?
Apasajakah komponen dalam dokumentasi perawatan akut?
5
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.2.6
1.2.7
1.2.8
akut?
Bagaimanakah dokumentasi di perawatan jangka panjang/rawat inap?
Apasajakah komponen pendokumentasian perawatan jangka panjang (long term
1.2.9
1.2.10
1.2.11
1.2.12
care hospital-ltch)?
Bagaimanakah penulisan strategi ringkasan untuk fasilitas LTC?
Bagaimanakah dokumentasi pada tatanan perawatan di rumah hospice?
Apasajakah komponen dokumentasi pada tatanan perawatan di rumah?
Apasajakah hal-hal yang dicakup dalam dokumentasi perawatan hospice?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa mampu memahami tentang dokumentasi pada tatanan perawatan
1.3.2
akut/rawat jalan.
Mahasiswa mampu memahami tentang komponen dalam dokumentasi perawatan
1.3.3
1.3.4
1.3.5
1.3.6
akut.
Mahasiswa mampu memahami tentang strategi lain pencatatan untuk tatanan akut.
Mahasiswa mampu memahami tentang rangkaian formulir data rumah sakit.
Mahasiswa mampu memahami tentang tatanan perawatan akut.
Mahasiswa mampu memahami tentang cara mencatat masalah yang sering terjadi
1.3.7
1.3.8
panjang/rawat inap.
Mahasiswa mampu memahami tentang komponen pendokumentasian perawatan
1.3.9
LTC.
1.3.10 Mahasiswa mampu memahami tentang dokumentasi pada tatanan perawatan di
rumah hospice.
1.3.11 Mahasiswa mampu memahami tentang komponen dokumentasi pada tatanan
perawatan di rumah.
1.3.12 Mahasiswa mampu memahami tentang hal-hal yang dicakup dalam dokumentasi
perawatan hospice.
1.4 Manfaat
Menambah wawasan penulis mengenai pendokumentasi keperawatan pada tatanan
pelayanan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
ruang UGD. Pada pelayanan akut, dokumentasi digariskan sesuai dengan persyaratan
birokrasi, seperti peraturan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, aspek legal, etika
professional, filosofi dan kebijakan institusi. Umumnya, yang menetapkan kebijakan dan
pelaksanaan dokumentasi di rumah sakit adalah komite rekam medis. Kebijakan yang
dibuat komite ini mencakup singkatan yang digunakan, jenis formulir, kerahasiaan dan
aspek legal dan etik rekam kesehatan. Dokumentasi yang tepat merupakan bukti ketaatan
dan standar yang digariskan dan adanya kepakaran dalam keperawatan. Dokumentasi
aspek terkait dengan penilaian akan kalaikan rawat, dan asuhan keperawatan khusus
yang hanya bisa dilakukan dirumah sakit. Dengan mendokumentasikan intervensi askep
yang diberikan pada klien berarti perawat ikut menentukan kalaikan pembayaran yang
diterima rumkit. Dokumentasi yang dilakukan perawat sangat bermakna, terutama bila
ada tuntunan legal terhadap rumah sakit.
2.1.1
perawatan
bisa
ditemukan
banyak
sekali,
perawat
harus
8
Intervensi perawatan
Apa yang akan dilakukan
Berapa sering dan cara melakukannya (intervensi dan proses)
Apa yang akan terjadi akibat intervensi dan kapan terjadinya (hasil yang
diharapkan).
Evaluasi rencana dan hasil merupakan proses sinambung. Banyak
e. Evaluasi
Laporan tertulis tentang hasil (kemajuan klien terhadap tujuan )
dimasukkan dalam beberapa format. Lembaran kemajuan yang didesain baik
dapat menghemat waktu dan memberi kesempatan penilaian cepat tentang
kondisi terkini klien. Catatan kemajuan seharusnya menunjukkan runtun
informasi yang menunjukkan status terkini dibandingkan dengan waktu
sebelumnya. Lembaran ini harus menggambarkan gambaran umum klien.
Bila perlu data yang lebih spesifik, seseorang dapat merujuk kembali kepada
catatan sebelumnya.
Pada tatanan akut, ringkasan pengkajian harus dilakukan paling kurang
sekali setiap shift. Bisa saja merupakan dokumentasi sederhana sepeti tidak
ada perubahan dalam kondisi klien semenjak catatan sebelumnya, bila
keadaan pasien stabil. Walaupun demikian, berbagai tipe sakit akut yang
ditemukan di rumah sakit dewasa ini, bentuk pernyataan seperti itu jarang
dibuat.
Revisi rencana keperawatan juga merupakan bagian dari proses
evaluasi. sekali rencana awal berhasil, perlu perbaikan untuk menunjukkan
status kesehatan klien. tentu saja rencana perawatan harus diperiksa dan
dievaluasi kecermatan dan diperbarui paling kurang sekali dalam 24 jam.
2.1.2
10
2.1.4
Disposisi pasien
2.1.5
tertentu
tampak
bermasalah
bila
didokumentasikan.
Misalnya,
dokumentasi respon klien pada medikasi sering kali terlupakan sebagai bagian
pengkajian dengan kekecualian akan mempunyai kebijakan yang menyatakan
bahwa diperkiraan bahwa pasien berespon sebagaimana yang diharapkan terhadap
medikasi, kecuali bila didokumentasikan berbeda. Karenanya penting untuk
mempunyai
kebijakan
pasti
terpasang
tentang
apa
yang
perlu
11
ketrampilan tinggi yang diberikan pada area ini harus dilakukan dengan tepat,
cermat dan segera.
Sebagai bukti bahwa dokumentasi yang dilakukan sesuai dengan standar
keperawatan, dokumentasi mencakup :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
2.2 DOKUMENTASI
PANJANG/RAWAT INAP
Dokumentasi di perawatan
jangka
panjang
merupakan
dokumentasi
yang
dilaksanakan pada pasien yang menjalani rawat inap lama (beberapa minggu, beberapa
bulan, bahkan beberapa tahun), sepanjang hidup atau selama masa pemulihan. Perawatan
jangka panjang mencakup berbagai perawatan, sosial, dan layanan rehabilitatif bagi orang
yang membutuhkan bantuan. Jangka waktu perawatan rata-rata lebih dari 30 hari.
Sebagian orang yang melakukan perawatan jangka panjang sudah lanjut usia, tetapi orang
muda juga memerlukan perawatan jangka panjang ketika sakit dalam waktu lama atau
setelah kecelakaan. Perawatan rumah sakit jangka panjang (Long Term Care HospitalLTCH) didefinisikan dalam hukum Medicare sebagai rumah sakit yang memiliki rata
rata lama rawat
inap
lebih
dari
25
hari.
Rumah
menyediakan perawatan medis jangka panjang dan perawatan rehabilitatif untuk pasien
yang secara klinik memiliki masalah yang kompleks dan mungkin menderita kondisi
yang akut atau kronis (misalnya, rehabilitasi komprehensif, pengobatan kanker, dan
sebagainya).
Fasilitas perawatan jangka panjang meliputi berbagai layanan termasuk jasa penitipan,
pelayanan
jangka menengah,
rehabilitatif,
dan
perawatan
terampil
Klien utama umumnya lansia, sakit-sakitan, dan tidak bisa merawat diri sendiri
Memiliki penyakit kronis dan pikun karena tua. Mereka membutuhkan bantuan untuk
dapat hidup secara normal
Secara teratur mereka membutuhkan perawatan, pengawasan dokter, dan beberapa
jenis pelayanan kesehatan profesional
Klien diterima sebagai klien sementara atau lebih lama lagi
2. Kelompok Sekunder
Klien sering mengidap penyakit khusus yang bisa disembuhkan secara total atau
sebagian
Program rehabilitasi yang difokuskan pada upaya pemulihan sehingga dapat
melakukan kegiatan seperti sedia kala
Usia kelompok ini dapat bervariasi, tidak harus sudah tua
Penderita HIV Aids
2.2.1
b. Penyakit jantung
c. Hipertensi/ hipotensi
d. Hipoglikemi
e. Mual/ muntah
f. Wandering, kebingungan, disorientasi
g. Jatuh, skin tears
h. Perdarahan pada sistem pencernaan
i. Diare
j. Perdarahan pada vagina
k. Cairan yang berlebih
l. Kurangnya intake nutrisi
m. Perubahan tingkah laku yang tidak baik (disruptive,agresif, murung/
penyendiri)
n. Ketidakseimbangan, kelemahan
o. Ketidakmampuan dalam pengeliminasian
p. Konstipasi
c. Rencana Keperawatan
Pola rencana keperawatan menunjukan tentang masalah medis pasien,
diagnose keperawatan, upaya pencapaian/ rencana tindakan keperawatan.
Rencana keperawatan merupakan perencanaan yang digunakan untuk
pendokumentasian yang lebih lanjut. Contohnya, ketetapan dan ketelitian
informasi dokumentasi tentang diagnose keperawatan pernyataan dari
rusaknya system integument oleh luka dekubitus menyebabkan imobilitas
total, bersamaan dengan perawatan dan observasi dari luka dekubitus dalam
catatan perkembangan. Selanjutnya, penjelasan dari kerusakan kulit tersebut
(mobilisasi, eliminasi urin) dan rencana keperawatan dari masalah (merubah
posisi pasien, mengganti kain tenun) dalam rencana keperawatan.
d. Intervensi
Intervensi berfokus pada pengambilan tindakan untuk meningkatkan
dan memelihara kualitas kesehatan pada kondisi pasien. Contoh tindakan yang
termasuk dalam kemampuan intervensi:
a. Terapi medis khusus
14
(kolaborasi)
Inisiasi latihan BAB dan BAK
Perawatan kateter urin
Perawatan kolostomi/ ilestomi
Perawatan trakeastomi/ suksion jalan nafas
Manajemen ventilator
Tube feeding/ tube manajement
Pendidikan kesehatan dengan pasien/ keluarga
Pengaturan rasa sakit
Perawatan luka dekubitus
Terapi antikoagulan
Latihan jalan
Strengthening exercise (Latihan kekuatan) (kolaborasi)
Penggunaan alat adaptif (kolaborasi)
Whirlpool untuk situasi tertentu (kolaborasi)
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan hasil tindakan perawat terhadap klien dan respon
klien terhadap tindakan keperawatan sampai tidak terjadi masalah baru sesuai
situasi. Rehabilitasi identik pada perawatan jangka panjang, sehingga harus
ada dokumentasi untuk memverifikasi proses ini dan untuk memberikan
bukti kemajuan menuju tujuan ditetapkan sebelumnya. Karena itu, ketika
mencatat, termasuk informasi tentang pasien direhabilitasi penggunaan
perangkat, tingkat mobilitas, dan kemampuan dan kegiatan.Sebelum merevisi
rencana perawatan untuk memenuhi kebutuhan pasien dan menulis ringkasan
menurut pedoman lembaga.
2.2.2
2.
15
5.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dokumentasi di keperawatan akut merupakan dokumentasi yang dilaksanakan di
keperawatan akut. Hal-hal yang didokumentasikan antara lain riwayat terjadinya
penyakit, masalah yang terjadi selama masa akut, respons terhadap pengobatan atau
tindakan yang dilakukan, pengkajian fisik dan lain-lain. Keperawatan akut adalah
keperawatan yang bersifat sementara (keperawatan jangka pendek) yang dilakukan di
ruang UGD.
Dokumentasi di perawatan jangka panjang merupakan dokumentasi yang
dilaksanakan pada pasien yang menjalani rawat inap lama (beberapa minggu, beberapa
bulan, bahkan beberapa tahun), sepanjang hidup atau selama masa pemulihan. Perawatan
jangka panjang mencakup berbagai perawatan, sosial, dan layanan rehabilitatif bagi
orang yang membutuhkan bantuan. Jangka waktu perawatan rata-rata lebih dari 30 hari.
Sebagian orang yang melakukan perawatan jangka panjang sudah lanjut usia, tetapi
orang muda juga memerlukan perawatan jangka panjang ketika sakit dalam waktu
lama atau setelah kecelakaan.
Pelayanan keperawatan di rumah merupakan interaksi yang dilakukan di tempat
tinggal keluarga, yang bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan
20
keluarga dan anggotanya. Dari pengertian tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwa
tenaga kesehatan-lah yang bergerak, dalam hal ini mengunjungi klien, bukan klien yang
datang ke tenaga kesehatan. Dokumentasi program perawatan di hospice terkait erat
dengan alasan perawatan pasien, aspek perawatan pada klien dan keluarga; pendekatan
interdisiplin pada pasien sakit terminal; dan asuhan keperawatan yang hanya bisa
diberikan di hospice.
Dari ketiga jenis dokumentasi proses keperawatan pada tatanan pelayanan
kesehatan yang telah dijelaskan, komponen utama yang perlu didokumentasikan adalah
pengkajian, diagnose keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, serta evaluasi.
3.2 Saran
Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai cara
pendokumentasian keperawatan sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik kepada
pasien serta segala asuhan keperawatan yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan.
21
DAFTAR PUSTAKA
2014. Dokumentasi
keperawatan
pada
tatanan.
Tersedia
(online)
22
23