Laporan Distek Any Polos Silvy
Laporan Distek Any Polos Silvy
Anyaman turunan
Anyaman ini merupakan turunan dari anyaman polos, yang pada anyaman polos
dan keper terbagi atas turunan langsung dan tidak langsung .Sedangkan pada satin
hanya turunannya saja .
Anyaman campuran
Anyaman Polos
Anyaman polos adalah anyaman yang paling sederhana, paling tua dan
paling banyak digunakan diantara anyaman lainnya. Nama yang biasanya
digunakan pada anyaman polos diantaranya adalah; anyaman blacu, plat, tabby,
taffeta, atau plain.
Karakteristik anyaman polos adalah :
a
Ulangan raport kearah horizontal atau kearah pakan diulangi setelah 2 helai
pakan. Sedangkan kearah lusi ( vertical ) diulangi setelah 2 helai lusi.
Jika faktor-faktor yang lain sama, maka anyaman polos mengakibatkan kain
menjadi paling kuat dari pada dengan anyaman lain dan letak benang lebih
teguh atau tidak mudah berubah tempat.
Tetal lusi dan tetal pakan pada anyaman polos mempunyai perpencaran yang
lebih besar dari pada anyaman lain. Demikian pula dengan perpencaran
berat kain lebih besar dari pada anyaman lain.
Anyaman polos lebih sesuai untuk diberi rupa yang lain dengan jalan
mengadakan perubahan-perubahan desain, baik desain struktural maupun
desain permukaan dibandingkan dengan anyaman lain.
Pada umumnya, kain dengan anyaman polos penutupan kain berkisar pada
25 75 %.
Anyaman polos dapat digunakan untuk kain yang jarang dan tipis dengan
hasil yang memuaskan dari pada menggunakan anyaman lain.
Banyak gun yang digunakan minimum 2 gun, tetapi untuk tetal lusi yang
tinggi digunakan 4 gun atau lebih.
Variasi Teksture
Pengaruh Twist
Pada anyaman polos pengaruh twist sangat mempengaruhi pada saat
terjadinya beating/pemukulan pada proses pertenunan dimana arah penggintiran
pada benang mempengaruhi kain yang mempunyai susunan dan nomer benang
yang sama. Untuk penganyaman yang mempunyai arah yang berlawanan antara
benang lusi dan pakan maka menyebabakan pada saat proses pengetekan benang
yang terjalin/teranyam kurang kompak dan kurang tertutup. Jadi sebaiknya
menggunakan arah gintir yang searah, untuk mendapatkan efek yang baik/rapat.
Bahan
Kain contoh yang akan diuji.
IV.Cara Kerja
1. Tentukan arah lusi dan arah pakan. (arah lusi beri tanda panah)
2. Hitung tetal lusi dan pakan pada 5 tempat yang berbeda
3. Potong kain contoh 20 x 20 cm, timbang berat kain.
4. Ambilkan benang lusi dan pakan dari sisi yang berbeda masing-masing 10 helai. (20 helai
lusi dan 20 helai pakan).
5. Hitung mengkeret benang lusi dan pakan.
6. Panjang benang dari kain contoh = Pk
Meng ker et Benang M
Pb Pk
100%
Pb
Panjang (m)
Berat ( g )
Ne1= .
Tex= .
Td= .
P
P
B
B
Nm
15. Hitung selisih berat hasil penimbangan (B1) dengan hasil perhitungan
(B4).
16. Menggambar anyaman dan rencana tenunan.
hl/inchi
Lusi (cm)
Pakan (cm)
20,1
20,2
20,1
20,4
20,2
20,1
20,0
20,0
20,1
20,3
20,0
20,5
20,0
20,3
20,0
20,1
20,1
20,2
20,3
20,3
20,1
20,3
20,0
20,5
20,2
20,2
20,1
20,5
20,2
20,2
20,3
20,5
20,1
20,2
20,4
20,3
20,0
20,4
20,4
20,3
L = 403,5
Pjg lusi =
P = 405
Pjg pakan =
20,175
20,25
Mengkeret Lusi=
Mengkeret Pakan=
20,2520
100 =1,23
20,25
berat ( gr)
0,100
Tex=
Td=
1000 1000
=
=24,7831
Nm 40,35
9000 9000
=
=223,0483
Nm 40,35
Pakan
panjang( m) 4,05
Nm=
=
=41,75
berat ( gr)
0,097
Tex=
Td=
1000 1000
=
=23,9520
Nm 41,75
9000 9000
=
=215,5688
Nm 41,75
Berat kain
a. Berat kain / m2
1. Penimbangan
Berat kain/m2 =
Berat kain/m2 =
100
100 cm/m
( cmhl ) 100 cm/m 100mL
NmLusi100 cm/m
87
100
100 cm/m
100 cm/m
2,54
1000,86
Berat Lusi=B 2=
40,35 100 cm/m
100
100 cm/m
99,14
40.35 100 cm/m
Tetal
Berat Pakan=B 3=
100
100 cm/m
( cmhl ) 100mcm 100mP
NmPakan 100 cm/m
74,8
100
100 cm/m
100 cm/m
2,54
1006,10
Berat Pakan=B 3=
41,75 100 cm/m
100
100 cm/m
98,77
41,75 100 cm/m
Berat kain
=B 2+ B 3
2
m
Berat kain
=85,61+71,36=156,97 gram
2
m
Selisih=
BbBk
156,97124,25
100 =
100 =20,84
Bb
156,97
VI.DISKUSI
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil berat kain pada hasil
penimbangan sebesar 124,25 gram/m2 sedangkan pada hasil perhitungan didapatkan berat
kain sebesar 156,97 gram/m2. Dan selisih keduanya didapat sebesar 20,84%. Berdasarkan
teori yang ada selisih berat kain hasil penimbangan dengan berat kain hasil perhitungan yang
paling baik adalah < 5%. Pada praktikum yang telah dilakukan selisih yang didapat melebihi
5%. Hal ini disebabkan oleh kesulitan saat menentukan arah lusi dan pakan yang akan
mempengaruhi penimbangan, karena apabila salah menentukan arah lusi maka hasil
penimbangan akan terbalik. Oleh karena itu perlu kita pahami cara menentukan lusi, berikut
adalah berbagai cara menentukan lusi. Lusi rata rata lebih banyak dan lebih rapat dari pada
pakan. Tekstur permukaan lusi lebih kasar dibandingkan pakan. Apabila terdapat pinggiran
pada kain maka lusi searah dengan pinggiran kain. Pada saat menggunting kain 20x20 cm
diperlukan kehati-hatian karena apabila hasilnya tidak rata dan sedikit terpotong maka akan
mempengaruhi penimbangan. Selain itu pada saat meniras benang, terkadang didapatkan
hasil tirasan benang yang tidak utuh sehingga akan mempengaruhi penimbangan.
VII.KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, maka diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Anyaman Polos
Nm Lusi = 40,35
Nm pakan = 41,75
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN
DEKOMPOSISI KAIN ANYAMAN DASAR
ANYAMAN POLOS
Disusun oleh:
Nama: Silvy Ramadhani
Npm: 15020028
Grup; 2K1
Dosen: Dra. Ae Kusna