Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan
yang paling sempurna. Hal ini berarti bahwa manusia
mempunyai

keistimewaan

dibanding

dengan

makhluk

hidup yang lain. Salah satu keistimewaan yang menonjol


adalah

perilakunya.

Meskipun

semua

makhluk

hidup

mempunyai perilaku, namun perilaku manusia berbeda


dengan perilaku makhluk hidup yang lain, misalnya kucing
atau anjing.
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau
aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan.
Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua
makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang
sampai dengan manusia itu berperilaku karena mereka
mempunyai aktivitas masing-masing.
Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungannya, baik
lingkungan fisik maupun sosial budaya. untuk melakukan
pendekatan perubahan perilaku kesehatan, petugas harus
menguasai berbagai macam latar belakang sosio-budaya
masyarakat yang bersangkutan.
Perilaku merupakan faktor kedua terbesar setelah
faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu,
kelompok, atau masyarakat (Blum :1974). Oleh sebab itu,
dalam rangka membina dan meningkatkan kesehatan
masyarakat,

intervensi

atau

upaya

yang

ditujukkan

kepada faktor peilaku ini sangat strategis. Intervensi


terhadap faktor perilaku secara garis besar dapat dilakukan
melalui upaya yang saling bertentangan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT PERILAKU DAN PERNAK PERNIKNYA
1. Pengertian
Dari sudut biologis, perilaku adalah suatu kegiatan
atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang
dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu
sendiri (Soekidjo,N.,1993: 55).
Secara operasional, perilaku dapat diartikan suatu
respons

organisme

atau

seseorang

terhadap

rangsangan dari luar subjek tersebut (soekidjo, N.,


1993: 58).
Ensiklopedi amerika, perilaku diartikan sebagai suatu
aksi-reaksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku
baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk
menimbulkan reaksi, yakni yang disebut rangsangan.
Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi
atau perilaku tertentu (Notoatmodjo,S., 1997 )
Robet Kwick (1974), sebagaimana dikutip

oleh

Notoatmodjo, S., (1997), perilaku adalah tindakan atau


perilaku suatu organisme yang dapat diamati dan
bahkan dapat dipelajari.
Umum, perilaku manusia pada hakekatnya adalah
proses interaksi individu dengan lingkungannya sebagai
manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup (Sri
Kusmiyati dan Desminiarti, 1990)
2. Ciri-ciri

perilaku

manusia

dengan makhluk lain

yang

membedakan

Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (1983) dalam


bukunya Pengantar Umum Psikologi, ciri-ciri perilaku
manusia yang membedakan dari makhluk lain adalah :
a. Kepekaan sosial
Artinya
kemampuan
manusia
untuk
dapat
menyesuaikan perilakunya sesuai pandangan dan
harapan orang lain
Manusia adalah makhluk sosial yang dalam hidupnya
perlu kawan dan bekerja sama dengan orang lain.
Perilaku manusia adalah situasional, artinya perilaku
manusia akan berbeda pada situasi yang berbeda.
Contoh :
Perilaku manusia pada saat membesuk orang yang
sedang sakit dirumah sakit, berbeda dengan perilaku
saat menghadiri resepsi.
b. Kelangsungan perilaku
Artinya antara perilaku yang satu ada kaitannya
dengan perilaku yang lain, perilaku sekarang adalah
kelanjutan perilaku yang baru lali, dan seterusnya.
Dalam kata lain bahwa perilaku manusia terjadi
secara berkesinambungan bukan secara serta-merta.
Contoh :
Seorang mahasiswa D-III kebidanan yang setiap hari
mengikuti

kuliah,

kepandaian
keperawatan,

serta

akhirnya

lulus

dan

memiliki

keterampilan

di

bidang

kemudian

mendapat

pekerjaan,

memperoleh penghasilan, berumah tangga, memiliki


keturunan, mendapatkan cucu dan seterusnya.
c. Orientasi pada tugas
Artinya bahwa setiap perilaku manusia selalu
memiliki

orientasu

pada

suatu

tugas

tertentu.

Seseorang mahasiswa yang rajin belajar menuntut


ilmu, orientasinya asal untuk dapat menguasai ilmu
pengetahuan tertentu. Demikian juga individu yang
bekerja, berorientasi untuk menghasilkan sesuatu
Contoh :

Seorang mahasiswa yang sedang giat-giatnya belajar


untuk menghadapi ujian semester, pada malam hari
perlu tidur agar badan terasa segar dan mampu
mengerjakan soal dengan baik.
d. Usaha dan perjuangan
Usaha dan perjuangan pada manusia telah dipilih dan
ditentukan sendiri, serta tidak akan memperjuangkan
sesuatu yang memang tidak ingin siperjuangkan.
Jadi,

sebenarnya

cita(aspiration)
sedangkan

manusia

yang

hewan

ingin
hanya

memiliki

cita-

diperjuangkannya,
berjuang

untuk

mendapatkan sesuatu yang sudah tersedia di alam.


Contoh :
Seorang mahasiswa yang akan pergi kuliah ke
kampus dengan bus. Calon penumpang pada saat
jam-jam pagi sangat banyak sehingga tiap orang
harus berusaha dengan susah payah untuk dapat
naik bus. Walaupun banyak bus yang tersedia,
mahasiswa tersebut hanya akan berusaha naik bus
ke jurusan kampus tempat ia kuliah, sedangkan busbus ke jurusan lainnya akan dibiarkan saja, walaupun
penumpang bus tersebut tidak sepenuh bus yang
akan ditumpanginya.
e. Tiap individu adalah unik
Unik disini berarti bahwa manusia yang satu berbeda
dengaan manusia yang lain dan tidak ada manusia
yang sama persis di muka bumi ini, walaupun ia
dilahirkan kembar. Manusia mempunyai ciri-ciri ,
sigfat, watak, tabiat, kepribadian, motivasi tersendiri
yang

membedakannya

dari

manusia

lainnya.

Perbedaan pengalaman yang dialami individu pada


masa silam dan cita-citanya kelak kemudian hari,
menentukan perilaku individu di masa kini yang
berbeda-beda pula.

3. Faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang


a. Faktor genetik atau faktor endogen
Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi
dasar

atau modal untuk kelanjutan perkembangan

perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal


dari dalm diri individu (endogen), antara lain :
1) Jenis ras, setiap ras di dunia memiliki perilaku
yang spesifik, saling berbeda satu dengan yang
lainnya.
Tiga kelompok ras terbesar, yaitu :
Ras kulit putih atau Ras kaukasia- ciri-ciri fisik :
warna kulit putih, bermata biru, berambut
pirang. Perilaku yang dominan : terbuka,
senang akan kemajuan dan menjunjung tinggi

hak asasi manusia.


Ras kulit hitam atau ras negroid-ciri-ciri fisik :
berkulit hitam berambut keriting, dan bermata
hitam. Perilaku yang dominan : tabiatnya
keras, tahan menderita, dan menonjol dalam

kegiatan olahraga keras.


Ras kulit kuning atau ras mongoloid-ciri-ciri
fisik

bermata

berkulit

kuning,

cokelat.

keramahtamahan,

berambut

Perilaku
suka

lurus,

dominan

bergotong

royong,

tertutup dan senang upacara ritual.


2) Jenis kelamin, perbedaan perilaku pria daan
wanita dapat dilihat dari cara berpakaian dan
melakukan pekerjaan sehari-hari. Pria berperilaku
atas dasar pertimbangan rasional atau akal,
sedangkan

wanita

atas

emosional atau perasaan.

dasar

pertimbangan

Perilaku pada pria

disebut maskulin sedangkan pada wanita disebut


feminim.

3) Sifat fisik, kalau kita amati perilaku individu akan


berbeda-beda
perilaku

karena

individu

sifat

yang

fisiknya,

pendek

misalnya

dan

gemuk

berbeda dengan individu yang memiliki fisik tinggi


kurus.
4) Sifat

kepribadian.

Kepribadian

menurut

masyarakat awam adalah bagaimana individu


tampil dan menimbulkan kesan bagi individu
lainnya. Contoh : pemalu, pemarah, peramah,
pengecut dan sebagainya.
5) Bakat pembawaan. Bakat merupakan interaksi
dari

faktor

bergantung

genetik
pada

dan

adanya

lingkungan

serta

kesempatan

untuk

perkembangan
6) Inteligensi.

b. Faktor eksogen atau faktor dari luar individu


1) Faktor Lingkungan . lingkungan disini menyangkut
segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik
fisik,

biologis

maupunn

sosial.

Lingkungan

merupakan lahan untuk berkembangnya perilaku.


2) Pendidikan. Kegiatan pendidikan formal maaupun
informal berfokus pada proses belajar mengajar,
dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku,
yaitu dari tidak tahu menjadi tahu.
3) Agama. Agama sebagai suatu keyakinan hidup
yang masuk ke dalam kontruksi kepribadian
seseorang
berpikir,

sangat
bersikap,

berpengaruh
bereaksi

dan

dalam

cara

berperilaku

individu.
4) Sosial ekonomi, telah disinggung sebelumnya
bahwa salah satu lingkungan yang berpengaruh

terhadap perilaku seseorang adalah lingkungan


sosial.
5) Kebudayaan, menurut Mac Iver sebagai mana
dikutip dalam soerjono soekanto (2001) ekspresi
jiwa terwujud dalam cara-cara hidup dan berfikir,
pergaulan

hidup,

seni

kesusastraan,

agama,

reaksi dan hiburan.


6) Faktor-faktor lain
Sistem saraf pusat
Persepsi
Emosi
c. Proses belajar
Proses belajar

adalah

bentuk

mekanisme

sinergi antara faktor hereditas dan lingkungan dalam


rangka terbentuknya perilaku.

4. Bentuk perilaku
a. Perilaku pasif (respons internal)
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam
diri

individu

dan

tidak

dapat

diamati

secara

langsung. Perilaku ini sebatas sikap dan belum ada


tindakan yang nyata.
Contoh :
Menganjurkan orang lain untuk mengimunisasi
bayinya,

akan tetapi

diimunisasi
Mengetahui

manfaat

anaknya
KB

sendiri

namun

tidak

tidak
mau

menjadi akseptor
b. Perilaku aktif (respons eksternal)
Perilaku yang sifatnya terbuak. Perilaku aktif adalah
perilaku yang dapat diamati langsung, berupa
tindakan nyata.
Contoh :
seorang ibu tidak hanya mengajak orang lain
untuk mengimunisasi bayinya, akan tetapi ibu

tersebut membawa bayinya ke puskesmas untuk


di imunisasi
B. PERILAKU YANG BAIK DALAM KONSEP HUMANIORA
Telah menjadi pemahaman umum, perilaku merupakan
determinan kesehatan yang menjadi sasaran dari promosi
atau pendidikan kesehatan. Perubahan perilaku kesehatan
sebagai tujuan dari promosi atau pendidikan kesehatan
ada 3 yaitu :
1. Mengubah

perilaku

negatif

(tidak

sehat)

menjadi

perilaku positif (sesuai dengan nilai-nilai kesehatan).


2. Mengembangkan perilaku positif (pembentukan atau
pengembangan perilaku sehat).
3. Memelihara perilaku yang sudah positif atau perilaku
yang sudah sesuai dengan norma/ nilai kesehatan
(perilaku sehat). Dengan kata lain mempertahankan
perilaku sehat yang sudah ada.
C. MENCIPTAKAN MANUSIA YANG BERPERILAKU SESUAI
DENGAN AZAZ-AZAZ HUMANIORA
Dalam program-program kesehatan, agar diperoleh
perubahan perilaku yang sesuai dengan norma-norma
kesehatan, sangat diperlukan usaha-usaha konkret dan
positif. Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan
perilaku tersebut oleh WHO dikelompokkan menjadi tiga.
1. Menggunakan kekuatan (Enforcement)
Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada
sasaran atau masyarakat sehingga ia mau melakukan
(berperilaku) seperti yang diharapkan
2. Menggunakan
kekuatan
peraturan

atau

(Regulation)
Perubahan perilaku

masyarakat

perundangan,

peraturan-peraturan

atau

melalui

hukum

peraturan,
tertulis

ini

sering juga disebut law inforcement atau regulation.

Artinya

masyarakat

diharapkan

berperilaku,

diatur

melalui peraturan atau undang-undang secara tertulis.


3. Pendidikan
Perubahan perilaku kesehatan melalui cara pendidikan
atau

promosi

pemberian
memberikan

kesehatan

ini

diawali

informasi-informasi
informasi-informasi

dengan

kesehatan.
tentang

cara

Dengan

tata

cara

mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan kesehatan,


cara

menghindari

penyakit,

dan

sebagainya

akan

meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal


tersebut.
D. DAMPAK PERILAKU YANG POSITIF TERHADAP POLA
BEKERJA

INDIVIDU

TERUTAMA

DALAM

MEMBERI

PELAYANAN KESEHATAN
Perilaku yang positif berdampak pada dalam pelayanan
kesehatan karena tenaga kesehatan akan selalu melakukan
tindakan berdasarkan undang undang yang berlaku yaitu
undang undang kesehatan.

Menurut Hermien Hadiati

Koeswadji (2002) Mencatat bahwa dari apa yang telah


digariskan dalam peraturan perundang-undangan yang ada
perlu terus ditingkatkan untuk :
1. Membudidayakan perilaku hidup sehat dan penggunaan
pelayanan

kesehatan

masyarakat;
2. Mengutamakan

upaya

secara

wajar

peningkatan

untuk

seliruh

kesehatan

dan

pencegahan penyakit;
3. Mendorong kemandirian masyarakat dalam memilih
dan membiayai pelayanan kesehatan yang diperlukan;
4. Memberikan jaminan kepada setiap penduduk untuk
mendapatkan pemeliharaan kesehatan;
5. Mengendalikan biaya kesehatan;
6. Memelihara adanya hubungan yang

baik

antara

masyarakat dengan penyedia pelayanan kesehatan.


7. Meningkatkan kerja sama antara upaya yang dilakukan
pemerintah dam masyarakat melalui suatu bentuk

pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat yang secara


efisien, efektif dan bermutu serta terjangkau oleh
masyarakat.
Bagan penyelenggaraan kesehatan oleh tenaga medis
(sumber: Biro organisasi & Hukum Depkes (2008))
pelaksan
aan
SIP

standar

Hak dan
kewajiba
n pasien

Persetujuan
tindakan
kedokteran

Penyelenggaraan

pembina
an

Hak dan
kewajib
an

Kendali
mutu dan
kendali
biaya

Rahasia
medis

Rekam
medis

E. PERILAKU YANG BAIK, KONSEP HUMANIORA YANG


MATANG DAN DAMPAKNYA TERHADAP BERUBAHNYA
POLA KERJA PELAYANAN KESEHATAN DALAM USAHA
MEMAKSIMALKAN

PENCAPAIAN

MEMANUSIAKAN

MANUSIA SESUAI DENGAN UDANG UNDANG


HAM

TANPA

MENINGGALKAN

NILAI-NILAI

DAN
LUHUR

ETIKA PROFESI PELAYANAN KESEHATAN TERUTAMA


BIDAN.
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang
(organisme) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan dan minuman serta lingkungan. Dari batasan ini,

perilaku

kesehatan

dapat

diklasifikasikan

menjadi

kelompok :
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan
Yaitu usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau
menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk
penyembuhan bila sakit. Yang memiliki 3 aspek yaitu :
a. Perilaku
pencegahan
penyakit,
penyembuhan
penyakit

bila

sakit,

serta

pemulihan

kesehatan

bilamana telah sembuh dari penyakit


b. Perilaku peningkatan kesehatan
c. Perilaku gizi (makanan) minuman.
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas
pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku
pencarian pengobatan (health seeking behaviour)
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan
seseorang

pada

saat

menderita

penyakit

atau

kecelakaan.
3. Perilaku kesehatan lingkungan
Yaitu bagaimana seseorang mengelola lingkungannya
sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri.
Menurut pasal 2 penjelasan undang-undang Nomor 36
tahun

2009

pembangunan

tentang

kesehatan

kesehatan

harus

dinyatakan

memperhatikan

bahwa
harus

memperhatikan berbagai asas yang memberikan arah


pembangunan

kesehatan.

Asas

tersebut

dilaksanakan

melalui upaya kesehatan sebagai berikut.


1. Asas
perikemanusiaan
yang
berarti
pembangunan

kesehatan

harus

dilandasi

bahwa
atas

perikemanusiaan yang berdasarkan pada ketuhanan


Yang Maha Esa dengan tidak membedakan golongan,
agama, dan bangsa.
2. Asas keseimbangan
kesehatan

berarti

bahwa

pembangunan

harus dilaksanakan antara kepentingan

individu dan masyarakat, antara fisik dan mental serta


antara material dan spiritual.

3. Asas manfaat berarti bahwa pembangunan kesehatan


harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi
kemanusiaan dan perikehidupan yang sehat bagi setiap
warga negara.
4. Asas perlindungan

berarti

bahwa

pembangunan

kesehatan harus dapat memberikan perlindungan dan


kepastian hukum kepada pemberi

dan penerima

pelayanan kesehatan.
5. Asas penghormatan terhadap hak dan kewajiban berarti
bahwa pembangunan kesehatan dengan menghormati
hak

dan

kewajiban

masyarakat

kesamaan kedudukan hukum.


6. Asas
keadilan
berarti
bahwa

sebagai

bentuk

penyelenggaraan

kesehatan harus dapat memberikan pelayanan yang adil


dan merata kepada semua lapisan masyarakat dengan
pembiayaan terjangkau.
7. Asas gender dan nondiskriminatif

berarti

bahwa

pembangunan kesehatan tidak membedakan perlakuan


terhadap perempuan dan laki-laki.
8. Asas norma agama berarti pembangunan kesehatan
harus memperhatikan dan menghormati serta tidak
membedakan agama yang dianut masyarakat.
Undang undang kesehatan Nomor 36 tahun 2009 terdiri
dari 22 bab dengan 205 pasal dan ini merupakan tiga kali
lebih banyak pengaturannya dibanding dengan UU No. 23
tahun 1992 sebelumnya.
Undang undang kesehatan Nomor 36 tahun 2009
adalah pengganti UU No. 23 tahun 1992 dan mempunyai
filosofi sebagai berikut :
1. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu
unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai
dengan

cita-cita

bangsa

indonesia

sebagaimana

dimaksudkan dalam pancasila dan Undang Undang


Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945;

2. Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan


meningkatkan

derajat

setingi-tingginya

kesehatan

dilaksanakan

masyarakat

berdasarkan

yang
prinsip

nondiskriminatif, sumber daya manusia indonesia, serta


peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi
pembangunan nasional;
3. Setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan
kesehatan

pada

menimbulkan
negara,

dan

kesehatan

masyarakat

kerugian
setiap

masyarakat

ekonomi
upaya
juga

indonesia
yang

besar

peningkatan
berarti

akan
bagi

derajat

investasi

bagi

pembangunan negara;
4. Setiap upaya pembangunan harus dilandasi dengan
wawasan kesehatan dalam arti pembangunan nasional
harus

memperhatikan

merupakan

tanggung

kesehatan
jawab

masyarakat

semua

pihak

dan
baik

pemerintah maupun masyarakat.


Filosofi asas dan tujuan dari pembangunan kesehatan
ini

memperjelas

kalau

kesehatan

adalah

hak

asasi

manusia, dan juga merupakan investasi bagi sumber daya


manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN

Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu


sendiri (Soekidjo,N.,1993: 55).
Secara operasional, perilaku dapat diartikan suatu
respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan
dari luar subjek tersebut (soekidjo, N., 1993: 58).
Ciri-ciri perilaku manusia yang membedakan

dengan

makhluk lain adalah :


a. Kepekaan sosial.
b. Kelangsungan perilaku
c. Orientasi pada tugas
d. Usaha dan perjuangan
e. Tiap individu adalah unik
Faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang
a. Faktor genetik atau faktor endogen
b. Faktor eksogen atau faktor dari luar individu
c. Proses belajar
Asas

dan

tujuan

pembangunan

kesehatan

diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan ,


keseimbangan, manfaat, penghormatan terhadap hak dan
kewajiban, keadilan gender, dan nondiskriminatif dan
norma-norma agama.
2. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,
sehingga pembaca bisa memvalidasi dengan referensi yang tersedia untuk
mendapatkan teori yang lebih benar. Kritik dan saran penulis harapkan
demi perbaikan makalah yang memuat tentang perilaku dan azaz-azaz
humanioara ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hendrik,

2015.

Etika

&

hukum

kesehatan.

Penerbit

buku

kedokteran EGC : jakarta


Notoatmodjo, Soekidjo, 2007. Promosi kesehatan & Ilmu perilaku.
PT Asdi Mahasatya : Jakarta

Notoatmodjo, soekidjo, 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka


cipta : Jakarta
Sunaryo, 2004. Psikologi untuk keperawatan. Penerbit buku
kedokteran EGC : Jakarta
Siswati, Sri, 2013. Etika dan hukum kesehatan dalam perspektif
undang-undang kesehatan. PT Rajagrafindo Persada : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai