Proses Sensorik Pada Manusia
Proses Sensorik Pada Manusia
2. Medikasi
Beberapa antibiotika (mis. Streptomisi, gentamisin) adalah ototoksi dan secara
permanen dapat merusak saraf optik. Obat-obatan analgesic narkotik, sedetif, dan
antidepresen dapat mengubah presepsi dan stimulus.
3. Lingkungan
Stimulus lingkungan yang berlebihan (mis. Peralatan yang bising dan percakapan
staf di dalam unit perawatna intensif) dapat menghasilkan beban sensori yang
berlebihan, ditandai dengan kebingungan disorientasi, dan ketidak mampuan
membuat keputusan. Stimulus lingkungan yang terbatas (mis.Dengan isolasi) dapat
mengarah pada deprivasi sensori. Kualitas lingkungan yang buruk (mis.Penerangan
yang buruk, lorong yang sempit, latar belekng yang bising) dapat memperburuk
sensori.
4. Tingkat kenyamanan
Nyeri dan kelelahan mengubah cara seseorang berpresepsi dan beraksi terhadap
stimulus.
5. Penyakit yang ada sebelumnya
Penyakit vaskuler perifer dapat menyebebkan penurunan sensasi pada ekstrimitas
dan kerusakan kognisi. Diabetes kronik dapat mengarah pada penurunan
pengelihatan, kebutaan atau neuropati perifer. Strok dapat menimbulkan kehilangan
berbicara, beberapa kerusakan neurologi merusak fungsi motorik dan penerimaan
emosi.
6. Merokok
Penggunan tembakau yang kronik dapat menyebabkan atrofi ujung-ujung saraf
pengecap, mengurangi persepsi rasa.
7. Tingkat kebisingan
Pemaparan yang konstan pada tingkat kebisingan yang tinggi (mis. Lokasi pada
pekerjaan kontruksi) dapat menyebabkan kehilangan pendengaran.
8. Intubasi endotrakea
Kehilangan kemampuan bicara sementara akibat pemasangan selang endotrakea
melalui mulut atau hidung ke dalam trakea