Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

PERPINDAHAN PANAS DAN TERMODINAMIKA


DESTILASI CRUDE OIL

DISUSUN OLEH
NAMA ( NIM)

: Mauliditia Liris Nusandra

(13 644 001)

Restu Adi Putra Manullang

(13 644 005)

Andriana Juliyanti

(13 644 007)

Aditya Krispurwanda

(13 644 056)

KELOMPOK

: I (Satu)

KELAS

: V A / S-I Terapan

DOSEN PEMBIMBING

: Marinda Rahim, ST.,MT

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
2015

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
PERPINDAHAN PANAS DAN TERMODINAMIKA
DESTILASI CRUDE OIL

DISUSUN OLEH
NAMA (NIM)

: Mauliditia Liris Nusandra

(13 644 001)

Restu Adi Putra Manullang

(13 644 005)

Andriana Juliyanti

(13 644 007)

Aditya Krispurwanda

(13 644 056)

KELOMPOK

: I (Satu)

KELAS

: V A / S-I Terapan

Telah diperiksa dan disahkan pada tanggal 2015


Mengesahkan dan Menyetujui
Dosen Pengawas

Marinda Rahim, ST.,MT


NIP : 19721128 200312 2 001

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
1. Untuk melakukan destilasi fraksinasi dari minyak mentah
2. Untuk mempelajari penggunaan bubble tray column
3. Untuk mempelajari fenomena yang terjadi pada kilang minyak
4. Untuk menghubungkan antara struktur senyawa kimia terhadap sifatnya
1.2 Dasar Teori
1.2.1 Crude Oil
Minyak Mentah atau Crude oil adalah cairan gelap, lengket, dan dapat dibakar untuk
menghasilkan energi. Bersama dengan natural gas, crude oil merupakan sumber bahan bakar
yang sangat dahsyat dan strategis. Crude oil adalah campuran dari berbagai macam hydrocarbon.
Hydrocarbon ini tersusun kebanyakan oleh carbon dan hydrogen, dan beberapa oxygen dan
sulfur. Ada komponen ringan, sedang, dan berat di crude oil. Hydrocarbon terkecil adalah
berbentuk gas pada suhu kamar. Molekul hydrocarbon terbesar adalah berbentuk cair, dan
beberapa berbentuk padat/solid. Keseluruhan kompleks crude oil disebut sebagai mixtures of
hydrocarbon. (Juanda. A, 2011)
Minyak bumi atau bahan bakar fosil merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi
kehidupan makhluk hidup, khususnya bagi manusia selain itu minyak bumi juga memberikan
pengaruh yang sangat penting bagi perkembangan dunia contohnya didalam kehidupan seharihari hampir sebagian besar kita temui produk-produk yang banyak menggunakan minyak bumi.
Minyak mentah (crude oil) merupakan komponen senyawa hidrokarbon yang terbentuk dari
fosil, lalu mengalami pengendapan serta mengalami pemanasan dan mengalami sedimentasi di
dalam bumi. Hidrokarbon adalah golongan senyawa karbon yang paling sederhana. Hidrokarbon
hanya terdiri dari dua unsur karbon (C) dan hydrogen (H). Walaupun hanya terdiri dari dua jenis
unsur hidrokarbon merupakan suatu senyawa kelompok yang besar. (Puspasari. R, 2012)
Untuk dapat digunakan sebagai bahan bakar maka hasil destilasi crude oil dikelompokkan
menjadi beberapa fraksi atau tingkatan dengan urutan sederhana sebagai berikut :

1.

Gas memiliki rentang rantai karbon C1 sampai C5 dan rentang titik didih 0 oC sampai

2.

50oC.
Gasoline (Bensin) memiliki rentang rantai karbon C6 sampai C11 dan rentang titik didih

3.

50oC sampai 180oC.


Kerosene (Minyak Tanah) memiliki rentang rantai karbon C12 sampai C14 dan rentang

4.

titik didih 180oC sampai 250oC.


Solar memiliki rentang rantai karbon C15 sampai C17 dan rentang titik didih 250 oC

5.

sampai 300oC.
Minyak Pelumas memiliki rentang rantai karbon C18 sampai C20 dan rentang titik didih

6.
7.

300oC sampai 350oC.


Lilin memiliki rentang rantai karbon C20 ke atas dan titik didih diatas 350oC.
Minyak Berat memiliki rentang rantai karbon C31 sampai C40 dan titik didih di atas

350oC.
8.
Residu memiliki rentang rantai karbon C40 dan 50C. Titik didih di atas 350oC.
(Tim Laboratorium POLNES, 2015)
1.2.2 Destilasi
Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik
didihnya. Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam
aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu 4000C. Minyak mentah yang sudah
dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber
(biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan
tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan
tinggi). Destilasi berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu :
a.

Destilasi batch
Destilasi batch adalah destilasi yang dilakukan satu kali proses, yakni bahan dimasukkan

dalam peralatan, diproses kemudian diambil hasilnya (destilat dan residu).


b.

Destilasi continue
Destilasi continue adalah destilasi jika prosesnya berlangsung terus-menerus. Ada aliran

bahan masuk sekaligus aliran bahan keluar.


Distilasi berdasarkan penggunaanya :
a.

Destilasi Sederhana
Prinsipnya destilasi sederhana memisahkan dua atau lebih komponen cairan berdasarkan

perbedaan titik didih yang jauh berbeda. Proses ini dilakukan dengan mengalirkan uap zat cair

tersebut melalui kondensor lalu hasilnya ditampung dalam suatu wadah, namun hasilnya tidak
benar-benar murni atau bisa dikatakan tidak murni karena hanya bersifat memisahkan zat cair
yang titik didih rendah atau zat cair dengan zat padat atau minyak.
b. Destilasi Bertingkat
Destilasi bertingkat memiliki prinsip sama dengan distilasi sederhana, hanya destilasi
bertingkat ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik, sehingga mampu memisahkan
dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan. Pada dasarnya sama
dengan destilasi sederhana, hanya saja memiliki kondensor yang lebih banyak sehingga mampu
memisahkan dua komponen yang memliki perbedaan titik didih yang bertekanan. Pada proses ini
akan didapatkan substan kimia yang lebih murni, kerena melewati kondensor yang banyak.
c. Destilasi Azeotrop
Destilasi azeotrop memisahkan campuran azeotrop (campuran dua atau lebih komponen
yang sulit di pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa lain yang dapat memecah
ikatan azeotrop tersebut, atau dengan menggunakan tekanan tinggi.
d. Destilasi Kering
Destilasi kering memanaskan material padat untuk mendapatkan fasa uap dan cairnya.
Biasanya digunakan untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu bata.
e. Desstilasi vakum
Destilasi vakum memisahkan dua kompenen yang titik didihnya sangat tinggi, metode
yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1 atm,
sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam prosesnya suhu yang digunakan untuk
mendistilasinya tidak perlu terlalu tinggi.
(Hana. K. J, 2011)

Sumber : Septianadeva. R, 2008

Gambar 1.1 Destilasi Fraksinasi Minyak Mentah


1.2.3 Alat Destilasi
1.2.3.1 Bubble Tray Column

Bubble cup tray merupakan jenis tray yang paling tua dibandingkan dengan jenis tray
yang lain. Pada bubble cup tray cairan (feed) akan turun ke bawah kolom melalui tray-tray,
dengan adanya weir pada setiap tray maka cairan yang turun akan mengisi tray dengan
ketinggian tertentu dan cairan yang melebihi weir ini akan turun melalui downcomer ke tray
dibawahnya. Uap naik ke atas melalui riser kemudian oleh bubble cup dibelokkan melalui slotslot dan menembus cairan. Aliran uap berfungsi untuk menurunkan tekanan parsial senyawa
hidrokarbon. Kelebihan bubble cup tray ini yaitu pada penggunaan riser yang memastikan
banyaknya cairan yang tertahan di tray adalah tetap, berapapun kecepatan aliran uapnya.
(Coulson, 1983)

Sumber : Ardiyanto. A, 2005

Gambar 1.2 Bubble Tray Column

1.2.3.2 Kondensor
Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk membuang kalor ke lingkungan,
sehingga uap refrigeran akan mengembun dan berubah fasa dari uap ke cair. Sebelum masuk ke
kondenser refrigeran berupa uap akan bertemperatur dan bertekanan tinggi, sedangkan setelah
keluar dari kondensor refrigeran berupa cairan jenuh yang bertemperatur lebih rendah dan
bertekanan (tinggi) seperti sebelum masuk ke kondensor. (Raharjo. H. T, 2013)

Sumber : Raharjo. H. T, 2013

Gambar 1.3 Kondensor


1.2.3.3 Destilation Bridge
Destilation Bridge memiliki ukuran diameter sebesar 25 mm dengan dua sambungan
yakni dengan dua sambungan yakni dengan kolom destilasi dan kondensor. Perangkat ini juga
memiliki koneksi untuk dipasangkan thermometer atau termokopel di bagian atasnya.
Destilation Bridge berfungsi sebagai penghubung antara kolom fraksinasi dengan kondensor
sekaligus memperbesar waktu tinggal uap sebelum masuk ke dalam kondensor.
(Tim laboratorium POLNES, 2015)

Sumber : Petra. B, 2008

Gambar 1.4 Destilation Bridge


1.2.3.4 Termokopel

Termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah perbedaan suhu
dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik (voltase). Termokopel yang sederhana dapat
dipasang, dan memiliki jenis konektor standar yang sama, serta dapat mengukur temperatur
dalam jangkauan suhu yang cukup besar dengan rentang -200oC hingga 1200oC. (Dermonto. T,
2013)

Sumber : Dermonto. T, 2013

Gambar 1.5 Thermocouple dan Temperature Controller


1.2.3.5 Pemanas
Pemanas yang digunakan dalam unit destilasi ini adalah jenis heating mold dengan
dimensi panjang 80 cm, lebar 70 cm dan tinggi 90 cm. Autoclave pada pemanas ini bekerja pada
tegangan 220 V dan kuat arus 10 A. karena tidak dilengkapi dengan motor pengaduk yang
berfungsi sebagai pemutar magnetic, stirrer bar, maka dalam praktiknya dianjurkan
menggunakan batu didih untuk menyeragamkan temperatur di dalam labu leher dua sehingga
menghindari terjadinya letupan. Batu didih dapat berupa pecahan silica. (Tim Laboratorium
POLNES, 2015)

Sumber : Ali, 2004

Gambar 1.6 Pemanas jenis heating mold


1.2.3.6 Unit Vakum dan Unit Sirkulasi Air Pendingin

Pengoperasian unit destilasi ini berada dibawah kondisi vakum yang dikondisikan dengan
double jet vakum. Pengkondisian ini dimaksudkan untuk membantu proses destilasi dalam
mengalirkan komponen-komponen ringan ke puncak kolom destilasi kemudian masuk ke dalam
kondensor dan tempat penampungan. Unit vakum terdiri dari sebuah pompa sirkulasi, double jet
vaccum, dan bak penampungan sirkulasi. Pompa sirkulasi mengalirkan air dari bak
penampungan menuju ke dalam dua unit jet vakum ke dalam koil kondensor sebagai air
pendingin. Unit sirkulasi air pendingin merupakan suatu kesatuan dengan unit vakum dimana air
yang dipompakan dari bak penampungan akan dialirkan juga menuju kondensor. Hal yang perlu
diperhatikan adalah kestabilan dari laju air pendingin agar tidak memperngaruhi proses destilasi
saat berjalan. (Tim Laboratorium POLNES, 2015)
1.2.4 Specific Grafity
Specific gravity pada crude oil didefinisikan sebagai perbandingan antara densitas
minyak dengan densitas air yang dikur pada tekanan dan temperature yang sama yang
dirumuskan sebagai berikut :
Sg =

f
ref

... (1)
Keterangan :
Sg = Specific Gravity
f

= densitas fluida sampel

ref

= densitas refrensi air


Biasanya specific grafity digunakan dalm pembicaran tentang sifat-sifat fisik cairan yang

diukur pada keadaan standar yaitu pada temperature 60oF dan tekanan atmosfer (14.7 Psia).
Selain itu, didalam dunia industri perminyakan juga digunakan besaran Sg yang lain yaitu oAPI
Gravity yang dirumuskan sebagai berikut :
0

API =

(Ardiyanto. A, 2005)

141.5

131,5
Sg

.. (2)

1.2.5 Bensin (Gasoline)


Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan
bermotor roda dua, tiga, dan empat. Secara sederhana, bensin tersusun dari hidrokarbon rantai
lurus, mulai dari C7 (heptana) sampai dengan C11. Dengan kata lain, bensin terbuat dari molekul
yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon yang terikat antara satu dengan yang lainnya
sehingga membentuk rantai. Bensin dibuat dari minyak mentah, cairan berwarna hitam yang dipompa
dari perut bumi dan biasa disebut dengan petroleum. Cairan ini mengandung hidrokarbon; atom-atom
karbon dalam minyak mentah ini berhubungan satu dengan yang lainnya dengan cara membentuk rantai
yang panjangnya yang berbeda-beda. (Graha. G, 2015)

Kementrian Energi dan Sumber Daya Alam Mineral Energi Republik Indonesia,
Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi telah mengeluarkan standar mutu (spesifikasi) bahan
bakar minyak jenis bensin dan menyebutkan bahwa nilai Sg standar untuk bensin (gasoline) min.
sebesar 0,7156 dan max.0,7707.
1.2.6 Kerosene (Minyak Tanah)
Minyak tanah adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar. Dia
diperoleh dengan cara distilasi fraksional dari petroleum pada 150 C dan 275 C (rantai karbon
dari C12 sampai C15). Sebuah bentuk dari minyak tanah dikenal sebagai RP-1 dibakar dengan
oksigen cair sebagai bahan bakar roket. Nama kerosene diturunkan dari bahasa Yunani keros.
Biasanya, minyak tanah didistilasi langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan
khusus, dalam sebuah unit Merox atau hidrotreater, untuk mengurangi kadar belerang dan
pengaratannya. Minyak tanah dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk
memperbaiki kualitas bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak.
Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, setelah
melalui proses penyulingan seperlunya dan masih tidak murni dan bahkan memilki pengotor.
(Lusty. Y, 2011)
Departemen Pertambangan dan Energi, Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi telah
mengeluarkan standar mutu (spesifikasi) bahan bakar minyak tanah dan menyebutkan bahwa
nilai Sg standar untuk minyak tanah (kerosene) max.0,835.

1.2.7 Solar
Solar adalah hasil dari pemanasan minyak bumi antara 250-340C, dan merupakan bahan
bakar mesin diesel. Solar tidak dapat menguap pada suhu tersebut dan bagian minyak bumi
lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah kembali. Umumnya, solar mengandung belerang
dengan kadar yang cukup tinggi. Kualitas minyak solar dinyatakan dengan bilangan setana.
Angka setan adalah tolak ukur kemudahan menyala atau terbakarnya suatu bahan bakar di dalam
mesin diesel. Saat ini, Pertamina telah memproduksi bahan bakar solar ramah lingkungan dengan
merek dagang Pertamina DEX (Diesel Environment Extra). (Fery. H, 2013)
Departemen Pertambangan dan Energi, Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi telah
mengeluarkan standar mutu (spesifikasi) bahan bakar minyak jenis solar dan menyebutkan
bahwa nilai Sg standar untuk minyak solar min. 0,820 dan max.0,870.
1.2.8 Hydrometer
Hydrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur berat jenis (atau kepadatan
relatif) dari suatu cairan, yaitu rasio kepadatan cairan dengan densitas air. Hydrometer biasanya
terbuat dari kaca dan terdiri dari sebuah batang silinder dan bola pembobotan dengan merkuri
(raksa) untuk membuatnya mengapung tegak. Supaya tabung kaca terapung tegak dalam zat cair,
bagian bawah tabung dibebani dengan butiran timbal. Diameter bagian bawah tabung kaca
dibuat lebih besar supaya volume zat cair yang dipindahkan hydrometer lebih besar. Dengan
demikian, dihasilkan gaya ke atas yang lebih besar dan hydrometer dapat mengapung di dalam
zat cair.
Cara kerja hydrometer didasarkan pada prinsip Archimedes dimana benda padat yang
tersuspensi pada fluida akan terkena gaya ke atas sebesar gaya berat fluida yang dipindahkan.
Dengan demikian, semakin rendah kerapatan zat tersebut, semakin jauh hydrometer tenggelam.
Seberap ajauh hydrometer tersebut teggelam dapat dilihat dari skala pembacaan yang terdapat
dalam hydrometer itu sendiri.
(Ginanjar. W, 2014)

Sumber : Dazzle. E. R. A, 2013

Gambar 1.7 Hydrometer


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan test dengan menggunakan
hydrometer diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Ukuran hydrometer yang dapat mendetermnasikan Gravity minyak mentah
yang bebas air dengan ketelitian yang tinggi.
2. Adanya campuran fluida lain seperti air.
Hal ini akan menyebabkan kekurangan ke akuratan, sebab gelembunggelembung gas yang sering timbul pada suspense akan menempel pada
hydrometer dan cenderung menahan instrument, sehingga sulit mencapai
posisi yang diharapkan.
3. Titik air pada permukaan Hydrometer
Hal ini menyebabkan instrument tenggelam melewati posisi sebenarnya.
(Puspasari. R, 2012)

BAB II

METODOLOGI
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat yang digunakan :
1. Satu set alat destilasi fraksinasi
2. Hydrometer Specific Gravity Skala 0,7 1
3. Batang Pengaduk
4. Gelas Ukur 100 ml
5. Gelas Kimia 250 ml
6. Erlenmeyer
7. Thermometer
8. Aluminium Foil
2.1.2

Bahan yang digunakan :


1. Gasoline (Bensin)
2. Kerosene (Minyak Tanah)
3. Solar
4. Heavy Crude Oil

2.2 Prosedur Kerja


1. Mengolesi setiap sambungan pada unit destilasi dengan silicon grease
2. Memasukkan bensin, minyak tanah, dan solar ke dalam labu leher dua yang telah berisi
heavy crude oil masing-masing sebanyak 400 ml kemudian mengaduknya hingga
tercampur
3. Menghubungkan kembali labu leher dua yang telah berisi campuran pada unit destilasi
4. Memasang erlenmeyer sebagai wadah penampungan produk atas yaitu bensin
5. Mengganti air dalam reservoir tank dengan air bersih dan memasukkan 3 buah es batu ke
dalamnya
6. Menghubungkan alat dengan sumber arus listrik
7. Memutar tombol power pada posisi ON
8. Memutar tombol Heater pada posisi ON dan mengatur temperatur pada 400oC secara
manual dengan cara menekan ^ atau v sampai display akan berubah naik atau turun
sesuai dengan temperatur yang diinginkan yaitu 400oC

9 Mengatur proses pemvakuman dengan memutar valve kondensor sebanyak bukaan dan
valve vaccum sebanyak bukaan
10. Memutar tombol vaccum pada posisi ON
11. Mencatat temperatur pada bottom (T1), tray 1 (T2), tray 2 (T3), top (T4), dan heater (T5)
setiap 10 menit sampai diperoleh volume pada setiap fraksi hasil destilasi yang cukup
untuk dianalisa dengan menekan tombol select untuk melihat temperature tiap bagian
12. Mengambil dan menampung produk pada tray 1 dan tray 2 dalam gelas kimia dan
menutupnya dengan aluminium foil
13. Menurunkan temperatur pemanas pada temperatur ruang yaitu 29oC apabila proses
destilasi dihentikan sehingga pemanas akan aman. Setelah temperature control
menunjukkan temperatur di bawah 100oC maka matikan pemanas dengan memutar
tombol heater dan vaccum ke posisi OFF dan display akan mati.
14. Memutar tombol power pada posisi OFF
15. Melepaskan alat dari sumber arus listrik
16. Melakukan uji nilai specific gravity pada setiap produk hasil destilasi dengan metode
ASTM D.1298-99 dengan cara :
a. Memasukkan produk bensin sebanyak 125 ml ke dalam gelas ukur 100 ml
b. Memasukkan thermometer dan batang pengaduk, kemudian melakukan pengadukan
sampai rata dan mencatat temperatur yang terbaca pada thermometer
c. Mengangkat thermometer dan batang pengaduk dari gelas ukur dan memasukkan
Hydrometer Specific Gravity ke dalam gelas ukur secara perlahan.
d. Membaca skala pada hydrometer apabila hydrometer sudah terapung bebas dan stabil
sehingga diperoleh nilai Sg bensin
e. Mengoreksi nilai Sg yang diperoleh dari praktikum dengan menggunakan Correction
Table for Specific Gravity Hydrometer 60oF/60oF
f. Mengulangi Langkah a sampai e untuk melakukan uji nilai Sg pada produk hasil
destilasi lainnnya yaitu minyak tanah dan solar
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan


Tabel 3.1 Data Pengamatan Perubahan Temperatur Tiap Bagian
No

Waktu (menit)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
130
140
150
160

T1 (oC)
(Bottom)
68
125
161
189
209
220
228
233
235
236
237
238
239
239
240
240

T2 (oC)
(Tray 1)
33
54
82
117
133
148
157
162
164
166
167
168
170
170
171
172

T3 (oC)
(Tray 2)
31
41
73
56
130
144
153
155
168
170
173
171
176
172
176
177

T4 (oC)
(Top)
31
33
81
54
57
56
57
54
54
60
57
60
56
56
56
55

T5 (oC)
(Heater)
257
292
307
317
327
334
339
342
342
345
347
347
349
348
348
350

Tabel 3.2 Data Pengamatan Nilai Sg dan Temperatur tiap produk


Produk

Volume (ml)

Tray 1 (Solar)
Tray 2 (Minyak Tanah)
Top (Bensin)

125
125
125

Specific Gravity
Observasi
0,78
0,805
0,73

T (oC)
Observasi
32
32
30

Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Temperatur Rata-Rata tiap Bagian dari Data ke 10 sampai Data ke 16
T1 (oC)
Bottom
238,4286

T2 (oC)
Tray 1
169,1428

T3 (oC)
Tray 2
173,5714

T4 (oC)
Top
57,1428

T5 (oC)
Heater
347,7143

Tabel 3.4 Nilai Sg Observasi, Hasil Koreksi (60oF/60oF), dan nilai Sg standar
Fraksi

Specific Gravity
Observasi

Sg hasil koreksi

Sg Standar

Metode

(60oF/60oF)

Test

Tray 1 (Solar)

0,78

0,79188

Crude Oil
Min 0,820
Max 0,870

ASTM D-1298

Tray 2 (Minyak Tanah)

0,805

0,81638

Top (Bensin)

0,73

0,7416

Max 0,835
Min 0,7156
Max 0,7707

ASTM D-1298
ASTM D-1298

4.2 Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui prinsip kerja dari sebuah destilasi fraksinasi
menggunakan destilasi bubble tray yang digunakan untuk memisahkan komponen minyak bumi
serta didapatkan hubungan antara struktur komponen minyak bumi terhadap sifat-sifatnya.
Proses yang terjadi pada praktikum ini dapat juga sebagai gambaran bagaimana fenomena
pemisahan minyak bumi yang terjadi pada industri minyak dan gas bumi.
Pada dasarnya prinsip proses destilasi fraksinasi sama dengan proses destilasi sederhana.
Pemisahan terjadi berdasarkan perbedaan titik didih antar komponen. Selain diperlukan
perbedaan yang signifikan dari titik didih, derajat volatilitas antar komponen yang relatif tinggi
juga diperlukan untuk menunjang proses pemisahan melalui destilasi. Berbeda dengan destilasi
sederhana yang langsung menggunakan kondensor untuk memisahkan komponen volatile dari
komponen yang lebih non-volatile, pada destilasi fraksinasi digunakan tray-tray yang disusun
vertikal sebagai pengganti kondensor pada destilasi sederhana. Kondensor tetap digunakan
namun khusus untuk komponen yang sangat volatile.
Pada praktikum ini digunakan alat destilasi fraksinasi batch pada kondisi vakum dengan
menggunakan tray jenis bubble tray. Minyak mentah yang merupakan campuran dari komponenkomponen seperti solar, minyak tanah, dan bensin dimasukkan kedalam labu dasar bulat yang
dilengkapi oleh pemanas disekitarnya. Pada saat minyak mentah dipanaskan tray yang disusun
vertikal juga mulai meningkat suhunya. Secara teoritis tray yang lebih dekat dengan sumber
panas yaitu pemanas minyak mentah diikuti dengan tray yang memiliki temperature yang lebih
rendah yaitu tray diatasnya. Komponen-komponen yang telah menguap akan terkondensasi pada
tray yang temperaturnya cocok dengan titik embun dari komponen tersebut, sehingga komponen
dari minyak mentah dapat terpisah menurut tingkatan tray tersebut. Maka secara teoritis,
komponen dengan rantai C lebih panjang yaitu solar yang memiliki titik didih dan titik embun
yang tinggi akan terkondensasi yaitu pada tray yang memiliki temperature yang relative lebih
tinggi yaitu pada tray yang paling dekat dengan pemanas (tray 1), dan komponen dengan rantai
C sedang yaitu minyak tanah akan menghasilkan kondensat pada tray 2, hingga hasil atas yang

paling jauh dengan sumber panas akan menghasilkan kondensat dari komponen minyak bumi
yang memiliki rantai C yang pendek dan mudah menguap yaitu bensin.
Pada praktiknya yang dilakukan dalam percobaan ini, temperature pada tray tidak berada
pada kondisi yang seharusnya. Secara teori semakin panjang rantai C maka temperaturnya akan
semakin naik atau tinggi. Namun pada praktikum ini temperature pada tray 1 yaitu keluaran
destilat solar dan tray 2 yaitu keluaran destilat minyak tanah tidak sesuai dengan teori.
Berdasarkan tabel 3.3 dapai dilihat temperature pada tray ke-2 sebesar 173,5714oC justru lebih
tinggi dibanding dengan tray di bawahnya yaitu tray pertama yang memiliki temperature
169,1428oC, sedangkan temperature untuk top product sudah sesuai dengan teori yaitu memiliki
temperature yang paling rendah yaitu sebesar 57,1428oC. Penyebab yang paling memungkinkan
terjadinya perubahan temperature ini adalah terdapat kebocoran pada tray ke-2. Dugaan terjadi
kebocoran pada tray ke-2 diperkuat dengan adanya asap putih yang keluar pada lubang kabel
termokopel pada saat operasi destilasi dilakukan setelah beberapa menit, karet seal yang
seharusnya terpasang pada lubang kabel termokopel tidak terpasang sehingga menyebabkan
pembacaan pada termokopel menjadi tidak akurat. Seperti yang diketahui, operasi destilasi ini
dilakukan dengan tekanan vakum. Adanya kebocoran pada tray ke-2 menyebabkan udara masuk
kedalam tray sehingga tekanan dalam tray tersebut lebih tinggi dari yang seharusnya dan
mendekati tekanan atmosferik. Tekanan yang lebih tinggi menyebabkan titik didih yang
seharusnya terjadi pada tray ke-2 menjadi lebih tinggi dan secara langsung mempengaruhi
temperature keseluruhan dari tray ke-2 pada alat destilasi fraksinasi. Tekanan yang tidak sama
antar tray yang dikarenakan telah terjadi kebocoran, menyebabkan pembacaan termokopel
menjadi tidak akurat dan akibatnya temperature tray ke-2 menjadi lebih besar daripada tray
pertama.
Data pengamatan pada specific gravity komponen hasil pemisahan destilasi fraksinasi
juga mengalami perbedaan dari data yang seharusnya didapatkan. Specific gravity komponen
pada tray ke-2 lebih tinggi dibanding tray pertama. Secara teori Specific gravity pada tray
pertama lebih tinggi dibanding pada tray ke-2. Perbedaan ini disebabkan karena temperature
pada tray 1 tidak mencapai temperature solar pada kondisi vakum, sehingga komponen solar
tidak menguap pada tray 1 dan menyebabkan Sg 60oF/60oF pada tray pertama menjadi lebih
rendah dari seharusnya.

Data specific gravity dari hasil koreksi selanjutnya dibandingkan dengan data standar
untuk setiap produk yang diduga terbentuk pada masing-masing tray. Berdasarkan keputusan
Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor : 933.K/10/DJM.S/2013 tentang standar dan
mutu (spesifikasi) Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin 88 yang dipasarkan di dalam negeri
telah diketahui dari pengolahan data bahwa nilai Sg standar untuk bensin yaitu min. 0,7156 dan
max. 0,7707. Dapat disimpulkan bahwa hasil top pada alat destilasi merupakan komponen bensin
karena Sg observasi yang telah dikoreksi (Sg 60oF/60oF) yaitu 0,7416 sudah sesuai dengan Sg
standar bensin yang sudah ditetapkan. Berdasarkan keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas
Bumi Nomor : 002/P/D.M./MIGAS/1979 tentang standar dan mutu (spesifikasi) Bahan Bakar
Minyak (BBM) telah diketahui bahwa nilai Sg standar untuk minyak tanah yaitu max. 0,835 dan
Sg standar untuk solar min. 0,820 dan max. 0,870. Sedangkan Sg observasi yang telah dikoreksi
(Sg 60oF/60oF) untuk produk solar sebesar 0,79188 dan untuk produk minyak tanah sebesar
0,81638. Sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa hasil tray ke 2 pada alat destilasi
merupakan komponen minyak tanah karena Sg observasi untuk minyak tanah yang telah
dikoreksi (Sg 60oF/60oF) sudah sesuai dengan Sg standar minyak tanah. Namun terjadi
perbedaan dan ketidaksesuaian untuk nilai Sg 60oF/60oF solar dengan standar yang ditetapkan.
Hal ini disebabkan karena temperature pada tray 1 tidak mencapai temperature solar pada
kondisi vakum, sehingga komponen solar tidak menguap pada tray 1. Dapat dilihat pada tabel
3.4, Sg observasi untuk solar yang telah dikoreksi (Sg 60oF/60oF) yaitu 0,791888 dan hal tersebut
menunjukkan bahwa komponen yang keluar pada tray 1 bukan solar karena Sg pada 60oF/60oF
tidak berada pada range Sg standar solar. Sehingga diperoleh kesimpulan bawa diduga
komponen yang keluar di tray 1 merupakan komponen minyak tanah. Hal tersebut dikarenakan
Sg 60oF/60oF pada tray 1 berada pada range standar minyak tanah. Bagus atau tidaknya
pemisahan yang dilakukan oleh menara destilasi fraksinasi berhubungan dari efektifitas tray-tray
menara dalam memisahkan komponen-komponen. Efektifitas ini akan tercapai apabila kondisi
operasi terjadi pada kondisi yang optimal.

BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Temperature rata-rata tertinggi diperoleh pada temperature T5 (Heater), dan terendah
yaitu pada bagian top product yaitu T4.
2. Nilai Sg tertinggi diperoleh oleh produk minyak tanah sedangkan nilai Sg terendah
dimiliki oleh produk bensin.
3. Tidak diperoleh produk fraksi solar pada hasil destilasi.
.

DAFTAR PUSTAKA
Ali. (2004). Pemanas. 27 Oktober 2015. http://www.lddidactic.de/phk/i mages/150dpi/6
65451_2.jpg
Ardiyanto, A. (2005). Makalah Crude Oil. 25 Oktober 2015. http://migasnet07suryo8060.com/2008/01/Makalah-Crude-Oil.html

Coulson. (1983). Bubble Tray Column. 27 Oktober 2015. http://letslaern.co.id/2011/07/bubbletray-cup.html


Daniel, C.Ropper. (1936). National Standard Petroleum Oil Tables. 22 Oktober 2015.
http://www.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/a279952.pdf
Departemen Pertambangan dan Energi, Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi. (1979).
Spesifikasi Bahan Bakar Minyak. 22 Oktobrer 2015. https://persembahanku.
files.wordpress.com/2007/03/002-p-dm-migas-1979-avgas-kero-solar-diesel.PDF
Demonto. (2013). Temokopel. 26 Oktober 2015. http://trikueni-desain-sistem.co .id/2013 /
09/Prinsip-Dasar-Termokopel.html
Direktorat Jendral Minyak dan Gas Bumi. (2013). Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar
Minyak Jenis Bensin 88 yang di Pasarkan di dalam Negeri. 22 Oktober 2015.
http://migas.esdm.go.id/public/images/uploads/posts/gerbang-345-1.pdf
Fery, H. (2013). Pengertian Solar. 27 Oktober 2015. http://nzafee.wordpress.com /
2009/09/17/proses-di-kilang-minyak-bumi/
Ginanjar, W. (2014). Hydrometer. 26 Oktober 2015. http://www.alatlabor.com/article/
detail/74/hydrometer
Graha, G. (2015). Pengertian Bensin. 28 Oktober 2015. http://www.pertaminaup6.com/internet/refinery.php
Hana, K.J. (2011). Makalah Destilasi. 27 Oktober 2015. http://www.ilmukimia.org/2011/05/
destilasi.html
Juanda, A. (2011). Makalah Pengolahan Minyak Bumi. 26 Oktober 2015. http://www
.anakciremai.com/2008/07/makalah-kimia-tentang-minyak-bumi.html
Lusty, Y. (2011). Pengertian Kerosin. 27 Oktober 2015. http://www.pertamina.com
/download/wartapertamina/wpagustus2011.pdf
Petra, B. (2008). Alat Destilation Bridge. 25 Oktober 3015. http://www.iptek.net. id/ind/?
mnu=8&ch=jsti&id=61

Puspasari, R. (2012). Laporan Resmi AFR. 24 Oktober 2015. https://www.academia.edu/


11370909/Laporan_Resmi_AFR_2012
Raharjo, H.T. (2013) Kondensor. 27 Oktober 2015. http://himawantriraharjo.co.id /
2013/03/pengertian-kondensor-kondenser.html
Septianadeva, R. (2008). Rangkaian Skema Destilasi Fraksinasi. 26 Oktober 2015.
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Riski%20Septiadevana
%200606249_IE6.0/halaman_11.html
Tim Laboratorium. (2015). Penuntun Praktikum Perpindahan Panas dan Termodinamika.
Politeknik Negeri Samarinda : Samarinda

Anda mungkin juga menyukai