Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM 1

PENGANTAR LABORATORIUM MEDIK

Dosen Pembimbing : Dra. Angki Purwanti, M.Si

Disusun Oleh :
Hana Solihah Firdaus
NIM P3.73.34.2.15.017

D-IV Analis Kesehatan


Poltekkes Kemenkes Jakarta III
2015

1. Judul
Pengenalan Pereaksi-Pereaksi Kimia, Bahan Dasar Kimia dan Indikator
2. Jadwal Pelaksanaan
Hari, Tanggal : Senin, 28 September 2015
Tempat: Laboratorium Kimia 1
Waktu

: 8.40 - 12.40 WIB

3. Tujuan
Untuk mengenal berbagai macam reagen
Untuk mengetahui bagaimana bentuk reagen sebelum dilarutkan dan sesudah
dilarutkan
Untuk mengetahui bagaimana cara mencari Mr dari rumus kimia yang ada pada
botol reagen
Untuk mengenal berbagai macam indikator
Untuk mengetahui bagaimana menggunakan indikator
4. Kajian Teori
Pereaksi disingkat P adalah suatu zat yang digunakan sebagai pereaksi atau sebagai
unsur pokok dari larutan, indikator adalah pereaksi yang digunakan untuk menyatakan
titik akhir suatu reaksi kimia, untuk mengukur kadar ion hidrogen (pH) atau untuk
menyatakan bahwa perubahan pH sudah terjadi.
Larutan pereaksi disingkat LP adalah larutan dari pereaksi dalam pelarut dan kadar
tertentu yang sesuai untuk penggunaan tertentu. Air jika dalam uji untuk pereaksi atau
dalam petunjuk pembuatan larutan uji dan sebagainya digunakan air tanpa kualifikasi
khusus selalu menggnakan Air Murni seperti yang tertera pada monografi Farmakope
Indonesia IV. Seperti dinyatakan dalam ketentuan umum, daftar pereaksi, indikator
dan larutan dalam farmakope tidak termasuk zat yang mempunyai kegunaan terapi,
sehingga di dalam farmakope dinyatakan dengan pereaksi atau mutu pereaksi.

5. Alat dan Bahan


NO
1
2
3
4
5
6
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

ALAT
Batang Pengaduk
Beaker Glass
Botol Penyemprot
Cawan Petri
Kaca Arloji
Tissue

JUMLAH
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

BAHAN
Kalium Hidroksida
Natrium Hidroksida
Kalium Kromat
Kalium Dikromat
Kupri Sulfat
Natrium Tiosulfat
Kalium Iodat
Iodida
Kalium Iodida
Kalium Permanganat
Besi (III) Klorida
Besi (II) Sulfat
Fero Amonium Sulfat (FAS)

JUMLAH
1 botol
1 botol
1 botol
1 botol
1 botol
1 botol
1 botol
1 botol
1 botol
1 botol
1 botol
1 botol
1 botol

6. Langkah Kerja
Siapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
Mencuci bersih seluruh alat yang akan digunakan agar reagen tidak tercampur
dengan zat-zat lain
Ambil sedikit reagen menggunakan spatel
Tuangkan di atas kaca arloji / cawan petri dan tuangkan juga sedikit dalam beaker
glass
Tuangkan air secukupnya ke dalam glass beaker dan aduk merata menggunakan
batang pengaduk

Amati bentuk reagen di atas kaca arloji dan reagen yang sudah dilarutkan dalam
glass beaker
Lakukan hal yang serupa pada seluruh reagen dan amati keadaan reagen pada
ruang terbukan serta keadaan reagen yang telah dilarutkan
7. Data Praktikum
Pengenalan Reagen
N
O
1

BAHAN
Kalium Hidroksida
Nama
Potasium Hidroksida
Rumus Kimia
KOH
Molekul Relatif (MR)
56,11 g/mol
BE = Mr = 56,11 = 56,11
Berat Ekivalen (BE)
n
1
Nama
Rumus Kimia
Molekul Relatif (MR)
Berat Ekivalen (BE)

Nama
Rumus Kimia
Molekul Relatif (MR)
(BE)

Nama
Rumus Kimia
Molekul Relatif (MR)
Berat Ekivalen (BE)

5
Nama
Rumus Kimia
Molekul Relatif (MR)

Natrium Hidroksida
Sodium Hidroksida
NaOH
40,00 g/mol
BE = Mr = 40 = 40
n
1
Kalium Kromat
Potasium Kromat
KCrO
194,20 g/mol
BE = Mr = 194,20 = 64,7
n
3
Kalium Dikromat
Potasium Dikromat
KCrO
249,19 g/mol
BE = Mr = 249,19 = 83,06
n
3
Kupri Sulfat
Kupfer (II) Sulfat Pentahidrat
CuSO + 5 HO
249,68 g/mol

GAMBAR

BE = Mr = 249,68 =
Berat Ekivalen (BE)

Nama
Rumus Kimia
Molekul Relatif (MR)
Berat Ekivalen (BE)

Nama
Rumus Kimia
Molekul Relatif (MR)
Berat Ekivalen (BE)

Nama
Rumus Kimia
Molekul Relatif (MR)
Berat Ekivalen (BE)

Nama
Rumus Kimia
Molekul Relatif (MR)
Berat Ekivalen (BE)

10

Nama
Rumus Kimia
Molekul Relatif (MR)
Berat Ekivalen (BE)

Natrium Tiosulfat
Sodium Tiosulfat
NaSO
248,21 g/mol
BE = Mr = 248,21 =

Kalium Iodat
Potasium Iodat
KIO
214,00 g/mol
BE = Mr = 214 =

Iodida
I
253,81 g/mol
BE = Mr = 253,81 =

Kalium Iodida
Potasium Iodida
KI
166,00 g/mol
BE = Mr = 166 =

Kalium Permanganat
Potasium Permanganat
KMnO
158,04 g/mol
BE = Mr = 158,04 = 31,58
n
5

11

Nama
Rumus Kimia
Molekul Relatif (MR)
Berat Ekivalen (BE)

12

Besi (III) Klorida


Iron (III) Klorida
FeCl + 6 HO
270,33 g/mol
BE = Mr = 270,33 = 270,33
n
1

Besi (II) Sulfat


Fero Sulfat
FeSO + 7 HO
278,02 g/mol
BE = Mr = 278,02 =
n

Nama
Rumus Kimia
Molekul Relatif (MR)
Berat Ekivalen (BE)

13

Nama
Rumus Kimia
Molekul Relatif (MR)
Berat Ekivalen (BE)

Fero Amonium Sulfat (FAS)


Amonium Iron (II) Sulfat
(NH)Fe(SO) + 6 HO
392,14 g/mol
BE = Mr = 392,14 =
n

Pengenalan Indikator
Fenolfletain (PP)
Larutkan 200 mg fenolftalein P dalam 60 ml etanol (90%) P, tambahkan air
secukupnya hingga 100 ml
Serbuk Metil Jingga
Larutkan jingga metil P 0,04 % b/v dalam etanol 20 %. Sebagai indikator asam
dan basa. Berfungsi sebagai indikator pada beberapa jenis titrasi.
Serbuk Metil Merah
Hangatkan 25 mg merah metil P dengan 0,95 ml natrium hidroksida 0,05 N dan 5
ml etanol (95 %) P ; setelah larut sempurna, tambahkan etanol (50 %) P
secukupnya hingga 250 ml.
Brom Timol Biru
Panaskan 0,1 gr indikator dengan 5 ml etanol 95% (v/v) dan 1,6 ml NaOH 0,1 N.
Bila pelarutan telah selesai, encerkan dengan etanol 20%(v/v) sampai 250 ml.
Indikator Asam-Basa.

Trayek PH 6,0 7,6


Perubahan Warna : Kuning - Biru
Murexid
Haluskan 100 mg serbuk murexide dengan 10 gram KNO3 atau 10 gram NaCl .
Pada pemakaiannya 100 gram serbuk murexide tiap volume 150 sampai 200 ml.
Serbuk EBT
Timbang 100 mg serbuk zat warna EBT, 10 gram kristal NaCl atau kristal
Na2SO4 anhidrat. Kedua zat tersebut dicampur dengan cara menggerus di dalam
mortar sampai halus dan merata. Penggunaannya 100 mg (seujung spatel ) untuk
satu kali titrasi.
Curcumin
Maserasi 10gr kurkuma P dalam 60ml etanol (90%) P selama 1 minggu, kemudian
disaring.
Asam Pikrat
Timbanglah Asam Pikrat yang berbentuk serbuk sebanyak 1,20 gram. Larutkan
Asam Pikrat tersebut ke dalam 50ml aquadest. Tuang larutan tersebut ke dalam
labu takar (Volumetric Flask ) ukuran 100 ml.
Tambahkan aquadest ke dalamnya hingga mencapai 100 ml / sampai tanda /
sampai garis skala labu

takar tersebut. Simpan larutan ke dalam botol reagen

coklat. Larutan siap untuk digunakan.


Feroin
Timbang 1.485 gram indikator phenanthrolineindikator
Masukkan dalam labu ukur 100 ml
Tambahkan 0.695 gram FeSO 4 .7H 2 O
Larutkan dengan aquadest (volume 100 ml)
Kocok hingga homogen
Amilum
0,5 gram amilum dilarutkan dalam 100 ml aquades dingin, didihkan selama 2
menit hingga larutan jernih.
BHN

LAPORAN PRAKTIKUM 2
PENGANTAR LABORATORIUM MEDIK

Dosen Pembimbing : Dra. Angki Purwanti, M.Si

Disusun Oleh :
Hana Solihah Firdaus
NIM P3.73.34.2.15.017

D-IV Analis Kesehatan


Poltekkes Kemenkes Jakarta III
2015
1. Judul
Pengenalan Reagensia dan Simbol-Simbol Berbahaya Pada Botol Reagen
2. Jadwal Pelaksanaan
Hari, Tanggal : Senin, 5 Oktober 2015
Tempat: Laboratorium Kimia I
Waktu

: 8.40 - 12.40 WIB

3. Tujuan
Untuk mengetahui nama dan rumus kimia yang tertera pada botol reagen
Untuk mengetahui makna simbol-simbol yang tertera pada botol reagen
Untuk mempelajari bagaimana cara untuk mendapatkan nilai normalitas dan
moralitas suatu larutan asam
Untuk mengetahui penanganan bahan reagen dengan baik
4. Kajian Teori
Reagensia adalah bahan-bahan pereaksi

yang berperan dalam pemeriksaan

laboratorium. Bahan-bahan yang dipakai tersebut kebanyakan mengandung bahaya.


Oleh karena itu, di sini dikenalkan bahan-bahan berbahaya tersebut, cara
pembuatannya serta penggunaannya dalam laboratorium.
Bahan

yang

berbahaya

adalah

bahan-bahan

yang

selama

pembuatannya,

pengolahannya, pengangkutannya, penyimpanannya dan penggunaanya mungkin


menimbulkan atau membebaskan debu-debu, kabut, uap-uap, gas, serat atau radiasi
mengion yang mungkin menimbulkan iritasi, kebakaran, ledakan dan korosif.

Berdasarkan jenisnya, reagensia terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu:


1. Reagensia Kualiatif
Reagen yang dalam pembuatan nya tidak memerlukan ketelitian yang tinggi,
pengukuran volume dan beratnya tidak harus menggunakan neraca analitik, tidak
menuntut digunakan bahan kimia yang murni ataupun menggunakan alat-alat
gelas tertentu.
2. Reagensia Kuantitatif
Reagen yang dalam pembuatannya memerlukan ketelitian yang tinggi,
penimbangannya harus menggunakan neraca analitik dan pengukurannya harus
dengan alat ukur kuantitatif.
5. Data Praktikum
No
.
1

Nama
Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)
Normalitas
Moralitas

BAHAN
Hydrochloric Acid
Asam Klorida
HCl
37%
1,18

GAMBAR

(1x1) + (35,5x1) = 36,5


N = 37x1,18x1000 =
11,96
36,5x100
M = 37x1,18x1000 =
11,96
36,5x100
Corrosive

Normalitas

Sulfuric Acid
Asam Sulfat
HSO
98%
1,84
(2x1) + (1x32) + (4x16)
= 98
N = 98x1,84x1000 =36,8
49x100

Moralitas

M = 98x1,84x1000 =

Nama
Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)

18,4
98x100
Corrosive

Nama
Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)
Normalitas
Moralitas

Nitric Acid
Asam Nitrat
HNO
65%
1,39
(1x1) + (1x14) + (3x16)
= 63
N = 65x1,39x1000 =
14,34
63x100
M = 65x1,39x1000 =
14,34
63x100
Corrosive, Oxidant
Substance

Nama
Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Moolekul Relatif
(Mr)
Normalitas
Moralitas

Phosporic Acid
Asam Fosfat
HPO
85%
1,71
(3x1) + (1x31) + (4x16)
= 98
N= 85x1,71x1000 =
44,50
32,67x100
M = 85x1,71x1000 =
14,83
98x100
Corrosive

Nama
Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)
Normalitas

Acetic Acid
Asam Asetat Glasial
CHCOOH
100%
1,05
(2x12) + (4x1) + (2x16)
= 60
N = 100x1,05x1000 =

17,5
60x100
N = 100x1,05x1000 =
17,5
60x100
Moralitas

Corrosive, Flammable

Nama
Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)
Normalitas
Moralitas

Ammonia Solution
Amonia
NH
25%
0,903
(1x14) + (3x1) = 17
N = 25x0,903x1000 =
13,27
17x100
M = 25x0,903x1000 =
13,27
17x100
Corrosive, Danger for
Environment

Nama
Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)
Normalitas
Moralitas

Perchloric Acid
Asam Perklorat
HClO
71%
1,67
(1x1) + (1x35,5) + (4x16)
= 100,5
N = 71x1,67x1000 =
11,79
100,5x100
M = 71x1,67x1000 =
11,79
100,5x100
Corrosive, Oxidant Substance

Nama

Methanol

Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)

CHOH
0,79
(1x12) + (4x1) + (1x16)
= 32

Normalitas

Moralitas

Flammable, Toxic

Nama

Ethanol

Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)

CHOH
0,801
(2x12) + (6x1) + (1x16)
= 46

Normalitas

Moralitas

Flammable

1
0

Nama

n-Buthanol

Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)

CHO
99%
0,81
(4x12) + (10x1) +
(1x16) = 74

Normalitas

Moralitas

Harmful

1
1

Nama

1-Buthanol

Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)

CH(CH)OH
0,81
(4x12) + (10x1) +
(1x16) = 74

Normalitas

Moralitas

Harmful

1
2

Nama

Acetone

Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)

CHO
99,5%
0,788
(3x12) + (6x1) + (1x16)
= 58

Normalitas

Moralitas

Flammable

1
3

Nama

Diethyl Ether

Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)

(CH)O

(4x12) + (10x1) +
(1x16) = 74

Normalitas

Moralitas

Flammable

1
4

Nama

Chloroform

Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)

CHCl
99,4%
1,431
(1x12) + (1x1) +
(3x35,5) = 119,5

1
5

Normalitas

Moralitas

Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)

Formaldehyd
Formalin
CHO
37%
1,09
(1x12) + (2x1) + 1x16) =
30

Normalitas

Moralitas

Nama

Toxic

6. Data Pembahasan
Lambang-lambang bahaya dari bahan kimia sebaiknya diketahui agar bisa
mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Kecelakaan dalam laboratorium bisa
dicegah jika pandai mengelola bahan kimia yang ada. Tidak sembarangan
mengambil/mengolah yang pada akhirnya berakibat pada diri sendiri juga. Untuk itu
kali ini akan memberikan lambang-lambang bahaya dari bahan kimia.

Bahan ini biasanya diserta dengan lambang E yang berasal dari kata explosive atau
mudah meledak. Jika menemukan lambang bahaya ini pada botol atau kemasan bahan

kimia, sebaiknya hati-hati dalam menggunakannya. Salah satu contoh bahan kimia
yang seperti ini adalah trinitrotoluena (TNT). Oleh karena itu hindari benturan,
gesekan, suhu panas dan loncatan api terhadap bahan kimia yang mudah meledak ini.
Lambang dengan gambar tengkorak ini biasanya dilengkapi dengan huruf T atau T+
yang berarti toxic/very toxic. Dalam bahasa Indonesia berarti racun/racun kuat.
Diusahakan agar jangan sekali-kali menyentuh, terhisap atau bahkan tertelan karena
akibatnya pada kematian. Contoh bahan kimia yang toksik ini antara lain merkuri
klorida, arsen triklorida.

Lambang bahaya dengan simbol C (corrosive) satu ini adalah bahan kimia yang
bersifat merusak jaringan hidup. Salah satu contoh bahan kimia korosif adalah asam
klorida pekat. Pengalaman, kaos kaki yang terkena tetesan asam klorida pekat akan
sobek (bolong) seketika. Bayangkan kaos kaki saja bolong apalagi jika terkena kulit.

Lambang bahaya dengan simbol tanda silang ini (X) sebenarnya ada dua jenis, yaitu
Xn dan Xi. Untuk kode Xn disebut sebagai harmful atau melukai jaringan atau organ
tubuh tetapi sifatnya ringan. Contohnya pada bahan kimia peridin. Jika terhirup
dengan kadar yang terlalu tinggi maka akan keracunan. Sedangkan untuk kode Xi
disebut sebagaiirritant yang sifatnya sedikit lebih berat dibandingkan Xn. Salah satu

bahan kimia yang termasuk di lingkarang lambang bahaya X ini adalah ammonia.
Sebaiknya tidak terhirup, kontak dengan mata dan kulit karena akan menimbulkan
keracunan.

Lambang

dengan

gambar

api

biasanya

disimbolkan

dengan

huruf

atau flammable. Jika menemukan bahan kimia berlambang bahaya ini, berarti mudah
terbakar jika bersentuhan dengan udara, air dan sumber api. Kebanyakan bahan kimia
yang bersifat mudah terbakar adalah pelarut-pelarut organik.

Lambang O (oxidant substance) ini berarti bahan kimia yang bersifat pengoksidasi.
Hidrogen peroksida adalah salah satu contoh bahan kimia dengan sifat tersebut. Jadi
sebaiknya dihindarkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar, reduktor dan panas
yang tinggi.

Lambang N disebut juga sebagai dangerous for the environment. Hal ini berarti
bahwa bahan kimia tersebut tidak boleh dibuang begitu saja ke lingkungan.
Contohnya adalah bahan kimia berupa tetraklorometan. Jadi, sebaiknya diolah dulu
sebelum di buang.

Anda mungkin juga menyukai