Disusun Oleh :
Hana Solihah Firdaus
NIM P3.73.34.2.15.017
1. Judul
Pengenalan Pereaksi-Pereaksi Kimia, Bahan Dasar Kimia dan Indikator
2. Jadwal Pelaksanaan
Hari, Tanggal : Senin, 28 September 2015
Tempat: Laboratorium Kimia 1
Waktu
3. Tujuan
Untuk mengenal berbagai macam reagen
Untuk mengetahui bagaimana bentuk reagen sebelum dilarutkan dan sesudah
dilarutkan
Untuk mengetahui bagaimana cara mencari Mr dari rumus kimia yang ada pada
botol reagen
Untuk mengenal berbagai macam indikator
Untuk mengetahui bagaimana menggunakan indikator
4. Kajian Teori
Pereaksi disingkat P adalah suatu zat yang digunakan sebagai pereaksi atau sebagai
unsur pokok dari larutan, indikator adalah pereaksi yang digunakan untuk menyatakan
titik akhir suatu reaksi kimia, untuk mengukur kadar ion hidrogen (pH) atau untuk
menyatakan bahwa perubahan pH sudah terjadi.
Larutan pereaksi disingkat LP adalah larutan dari pereaksi dalam pelarut dan kadar
tertentu yang sesuai untuk penggunaan tertentu. Air jika dalam uji untuk pereaksi atau
dalam petunjuk pembuatan larutan uji dan sebagainya digunakan air tanpa kualifikasi
khusus selalu menggnakan Air Murni seperti yang tertera pada monografi Farmakope
Indonesia IV. Seperti dinyatakan dalam ketentuan umum, daftar pereaksi, indikator
dan larutan dalam farmakope tidak termasuk zat yang mempunyai kegunaan terapi,
sehingga di dalam farmakope dinyatakan dengan pereaksi atau mutu pereaksi.
ALAT
Batang Pengaduk
Beaker Glass
Botol Penyemprot
Cawan Petri
Kaca Arloji
Tissue
JUMLAH
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
BAHAN
Kalium Hidroksida
Natrium Hidroksida
Kalium Kromat
Kalium Dikromat
Kupri Sulfat
Natrium Tiosulfat
Kalium Iodat
Iodida
Kalium Iodida
Kalium Permanganat
Besi (III) Klorida
Besi (II) Sulfat
Fero Amonium Sulfat (FAS)
JUMLAH
1 botol
1 botol
1 botol
1 botol
1 botol
1 botol
1 botol
1 botol
1 botol
1 botol
1 botol
1 botol
1 botol
6. Langkah Kerja
Siapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
Mencuci bersih seluruh alat yang akan digunakan agar reagen tidak tercampur
dengan zat-zat lain
Ambil sedikit reagen menggunakan spatel
Tuangkan di atas kaca arloji / cawan petri dan tuangkan juga sedikit dalam beaker
glass
Tuangkan air secukupnya ke dalam glass beaker dan aduk merata menggunakan
batang pengaduk
Amati bentuk reagen di atas kaca arloji dan reagen yang sudah dilarutkan dalam
glass beaker
Lakukan hal yang serupa pada seluruh reagen dan amati keadaan reagen pada
ruang terbukan serta keadaan reagen yang telah dilarutkan
7. Data Praktikum
Pengenalan Reagen
N
O
1
BAHAN
Kalium Hidroksida
Nama
Potasium Hidroksida
Rumus Kimia
KOH
Molekul Relatif (MR)
56,11 g/mol
BE = Mr = 56,11 = 56,11
Berat Ekivalen (BE)
n
1
Nama
Rumus Kimia
Molekul Relatif (MR)
Berat Ekivalen (BE)
Nama
Rumus Kimia
Molekul Relatif (MR)
(BE)
Nama
Rumus Kimia
Molekul Relatif (MR)
Berat Ekivalen (BE)
5
Nama
Rumus Kimia
Molekul Relatif (MR)
Natrium Hidroksida
Sodium Hidroksida
NaOH
40,00 g/mol
BE = Mr = 40 = 40
n
1
Kalium Kromat
Potasium Kromat
KCrO
194,20 g/mol
BE = Mr = 194,20 = 64,7
n
3
Kalium Dikromat
Potasium Dikromat
KCrO
249,19 g/mol
BE = Mr = 249,19 = 83,06
n
3
Kupri Sulfat
Kupfer (II) Sulfat Pentahidrat
CuSO + 5 HO
249,68 g/mol
GAMBAR
BE = Mr = 249,68 =
Berat Ekivalen (BE)
Nama
Rumus Kimia
Molekul Relatif (MR)
Berat Ekivalen (BE)
Nama
Rumus Kimia
Molekul Relatif (MR)
Berat Ekivalen (BE)
Nama
Rumus Kimia
Molekul Relatif (MR)
Berat Ekivalen (BE)
Nama
Rumus Kimia
Molekul Relatif (MR)
Berat Ekivalen (BE)
10
Nama
Rumus Kimia
Molekul Relatif (MR)
Berat Ekivalen (BE)
Natrium Tiosulfat
Sodium Tiosulfat
NaSO
248,21 g/mol
BE = Mr = 248,21 =
Kalium Iodat
Potasium Iodat
KIO
214,00 g/mol
BE = Mr = 214 =
Iodida
I
253,81 g/mol
BE = Mr = 253,81 =
Kalium Iodida
Potasium Iodida
KI
166,00 g/mol
BE = Mr = 166 =
Kalium Permanganat
Potasium Permanganat
KMnO
158,04 g/mol
BE = Mr = 158,04 = 31,58
n
5
11
Nama
Rumus Kimia
Molekul Relatif (MR)
Berat Ekivalen (BE)
12
Nama
Rumus Kimia
Molekul Relatif (MR)
Berat Ekivalen (BE)
13
Nama
Rumus Kimia
Molekul Relatif (MR)
Berat Ekivalen (BE)
Pengenalan Indikator
Fenolfletain (PP)
Larutkan 200 mg fenolftalein P dalam 60 ml etanol (90%) P, tambahkan air
secukupnya hingga 100 ml
Serbuk Metil Jingga
Larutkan jingga metil P 0,04 % b/v dalam etanol 20 %. Sebagai indikator asam
dan basa. Berfungsi sebagai indikator pada beberapa jenis titrasi.
Serbuk Metil Merah
Hangatkan 25 mg merah metil P dengan 0,95 ml natrium hidroksida 0,05 N dan 5
ml etanol (95 %) P ; setelah larut sempurna, tambahkan etanol (50 %) P
secukupnya hingga 250 ml.
Brom Timol Biru
Panaskan 0,1 gr indikator dengan 5 ml etanol 95% (v/v) dan 1,6 ml NaOH 0,1 N.
Bila pelarutan telah selesai, encerkan dengan etanol 20%(v/v) sampai 250 ml.
Indikator Asam-Basa.
LAPORAN PRAKTIKUM 2
PENGANTAR LABORATORIUM MEDIK
Disusun Oleh :
Hana Solihah Firdaus
NIM P3.73.34.2.15.017
3. Tujuan
Untuk mengetahui nama dan rumus kimia yang tertera pada botol reagen
Untuk mengetahui makna simbol-simbol yang tertera pada botol reagen
Untuk mempelajari bagaimana cara untuk mendapatkan nilai normalitas dan
moralitas suatu larutan asam
Untuk mengetahui penanganan bahan reagen dengan baik
4. Kajian Teori
Reagensia adalah bahan-bahan pereaksi
yang
berbahaya
adalah
bahan-bahan
yang
selama
pembuatannya,
Nama
Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)
Normalitas
Moralitas
BAHAN
Hydrochloric Acid
Asam Klorida
HCl
37%
1,18
GAMBAR
Normalitas
Sulfuric Acid
Asam Sulfat
HSO
98%
1,84
(2x1) + (1x32) + (4x16)
= 98
N = 98x1,84x1000 =36,8
49x100
Moralitas
M = 98x1,84x1000 =
Nama
Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)
18,4
98x100
Corrosive
Nama
Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)
Normalitas
Moralitas
Nitric Acid
Asam Nitrat
HNO
65%
1,39
(1x1) + (1x14) + (3x16)
= 63
N = 65x1,39x1000 =
14,34
63x100
M = 65x1,39x1000 =
14,34
63x100
Corrosive, Oxidant
Substance
Nama
Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Moolekul Relatif
(Mr)
Normalitas
Moralitas
Phosporic Acid
Asam Fosfat
HPO
85%
1,71
(3x1) + (1x31) + (4x16)
= 98
N= 85x1,71x1000 =
44,50
32,67x100
M = 85x1,71x1000 =
14,83
98x100
Corrosive
Nama
Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)
Normalitas
Acetic Acid
Asam Asetat Glasial
CHCOOH
100%
1,05
(2x12) + (4x1) + (2x16)
= 60
N = 100x1,05x1000 =
17,5
60x100
N = 100x1,05x1000 =
17,5
60x100
Moralitas
Corrosive, Flammable
Nama
Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)
Normalitas
Moralitas
Ammonia Solution
Amonia
NH
25%
0,903
(1x14) + (3x1) = 17
N = 25x0,903x1000 =
13,27
17x100
M = 25x0,903x1000 =
13,27
17x100
Corrosive, Danger for
Environment
Nama
Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)
Normalitas
Moralitas
Perchloric Acid
Asam Perklorat
HClO
71%
1,67
(1x1) + (1x35,5) + (4x16)
= 100,5
N = 71x1,67x1000 =
11,79
100,5x100
M = 71x1,67x1000 =
11,79
100,5x100
Corrosive, Oxidant Substance
Nama
Methanol
Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)
CHOH
0,79
(1x12) + (4x1) + (1x16)
= 32
Normalitas
Moralitas
Flammable, Toxic
Nama
Ethanol
Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)
CHOH
0,801
(2x12) + (6x1) + (1x16)
= 46
Normalitas
Moralitas
Flammable
1
0
Nama
n-Buthanol
Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)
CHO
99%
0,81
(4x12) + (10x1) +
(1x16) = 74
Normalitas
Moralitas
Harmful
1
1
Nama
1-Buthanol
Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)
CH(CH)OH
0,81
(4x12) + (10x1) +
(1x16) = 74
Normalitas
Moralitas
Harmful
1
2
Nama
Acetone
Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)
CHO
99,5%
0,788
(3x12) + (6x1) + (1x16)
= 58
Normalitas
Moralitas
Flammable
1
3
Nama
Diethyl Ether
Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)
(CH)O
(4x12) + (10x1) +
(1x16) = 74
Normalitas
Moralitas
Flammable
1
4
Nama
Chloroform
Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)
CHCl
99,4%
1,431
(1x12) + (1x1) +
(3x35,5) = 119,5
1
5
Normalitas
Moralitas
Rumus Kimia
Kadar (%)
Bobot Jenis (BJ)
Molekul Relatif
(Mr)
Formaldehyd
Formalin
CHO
37%
1,09
(1x12) + (2x1) + 1x16) =
30
Normalitas
Moralitas
Nama
Toxic
6. Data Pembahasan
Lambang-lambang bahaya dari bahan kimia sebaiknya diketahui agar bisa
mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Kecelakaan dalam laboratorium bisa
dicegah jika pandai mengelola bahan kimia yang ada. Tidak sembarangan
mengambil/mengolah yang pada akhirnya berakibat pada diri sendiri juga. Untuk itu
kali ini akan memberikan lambang-lambang bahaya dari bahan kimia.
Bahan ini biasanya diserta dengan lambang E yang berasal dari kata explosive atau
mudah meledak. Jika menemukan lambang bahaya ini pada botol atau kemasan bahan
kimia, sebaiknya hati-hati dalam menggunakannya. Salah satu contoh bahan kimia
yang seperti ini adalah trinitrotoluena (TNT). Oleh karena itu hindari benturan,
gesekan, suhu panas dan loncatan api terhadap bahan kimia yang mudah meledak ini.
Lambang dengan gambar tengkorak ini biasanya dilengkapi dengan huruf T atau T+
yang berarti toxic/very toxic. Dalam bahasa Indonesia berarti racun/racun kuat.
Diusahakan agar jangan sekali-kali menyentuh, terhisap atau bahkan tertelan karena
akibatnya pada kematian. Contoh bahan kimia yang toksik ini antara lain merkuri
klorida, arsen triklorida.
Lambang bahaya dengan simbol C (corrosive) satu ini adalah bahan kimia yang
bersifat merusak jaringan hidup. Salah satu contoh bahan kimia korosif adalah asam
klorida pekat. Pengalaman, kaos kaki yang terkena tetesan asam klorida pekat akan
sobek (bolong) seketika. Bayangkan kaos kaki saja bolong apalagi jika terkena kulit.
Lambang bahaya dengan simbol tanda silang ini (X) sebenarnya ada dua jenis, yaitu
Xn dan Xi. Untuk kode Xn disebut sebagai harmful atau melukai jaringan atau organ
tubuh tetapi sifatnya ringan. Contohnya pada bahan kimia peridin. Jika terhirup
dengan kadar yang terlalu tinggi maka akan keracunan. Sedangkan untuk kode Xi
disebut sebagaiirritant yang sifatnya sedikit lebih berat dibandingkan Xn. Salah satu
bahan kimia yang termasuk di lingkarang lambang bahaya X ini adalah ammonia.
Sebaiknya tidak terhirup, kontak dengan mata dan kulit karena akan menimbulkan
keracunan.
Lambang
dengan
gambar
api
biasanya
disimbolkan
dengan
huruf
atau flammable. Jika menemukan bahan kimia berlambang bahaya ini, berarti mudah
terbakar jika bersentuhan dengan udara, air dan sumber api. Kebanyakan bahan kimia
yang bersifat mudah terbakar adalah pelarut-pelarut organik.
Lambang O (oxidant substance) ini berarti bahan kimia yang bersifat pengoksidasi.
Hidrogen peroksida adalah salah satu contoh bahan kimia dengan sifat tersebut. Jadi
sebaiknya dihindarkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar, reduktor dan panas
yang tinggi.
Lambang N disebut juga sebagai dangerous for the environment. Hal ini berarti
bahwa bahan kimia tersebut tidak boleh dibuang begitu saja ke lingkungan.
Contohnya adalah bahan kimia berupa tetraklorometan. Jadi, sebaiknya diolah dulu
sebelum di buang.