Abstract
Kappa carrageenan is a polysaccharide that extracted of seaweed Kappaphycus alvarezii. Kappa
carrageenan is composed of units of D-galactose-4-sulfate with -1,3 bond and unit-anhidro 3,6-Dgalactose by -1,4 bond. Kappa carrageenan is widely used as a thickener in the food industry. In the
health field, kappa carrageenan used as an anticoagulant, antithrombotic, antiviral and antitumor.
Benefits kappa carrageenan are more effective when kappa carrageenan has a low molecular weight.
Therefore, this study was conducted to assess the depolymerization of kappa carrageenan with ozonation
process. This study aims to determine the effect of process variables (time ozonation, pH, and temperatur)
to the molecular weight of kappa carrageenan and the optimum conditions of each process variable. The
results of this study resulted in optimum condition at the time of ozonation for 10 minutes, pH 4 and
temperatur 20oC with depolymerization 0.283% or 414858.7 g/mol.
Keywords : depolymerization; kappa carrageenan; pH; temperatur; time ozonation
Abstrak
Kappa karagenan merupakan polisakarida yang diekstrak dari rumput laut jenis Kappaphycus Alvarezii.
Kappa karagenan tersusun dari unit D-galaktosa-4-sulfat dengan ikatan -1,3 dan unit 3,6-anhidro-Dgalaktosa dengan ikatan -1,4. Kappa karagenan banyak digunakan sebagai pengental pada industry
makanan. Pada bidang kesehatan, kappa karagenan dimanfaatkan sebagai antikoagulan, antitrombotik,
antiviral, dan antitumor. Manfaat kappa karagenan akan lebih efektif apabila kappa karagenan
mempunyai berat molekul yang rendah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji
depolimerisasi kappa karagenan dengan proses ozonasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh waktu ozonasi, pH dan temperatur terhadap berat molekul kappa karagenan dan kondisi
optimum masing-masing variabel proses. Hasil penelitian ini menghasilkan kondisi optimum pada waktu
ozonasi selama 10 menit, pH 4 dan temperatur 20oC dengan diperoleh depolimerisasi sebesar 0,283%
atau 414858,7 g/mol.
Kata kunci : depolimerisasi; kappa karagenan; pH; suhu; waktu ozonasi
PENDAHULUAN
Karagenan adalah polisakarida yang diekstraksi dari
beberapa spesies rumput laut atau alga merah
(Rhodophyceae). Karagenan adalah galaktan tersulfatasi
linear hidrofilik. Polimer ini merupakan pengulangan
unit disakarida galaktan sulfat. Galaktan tersulfatasi ini
diklasifikasi menurut adanya unit 3,6-anhydro galactose
(DA) dan posisi gugus sulfat.
X1
X2
-1
-1
1
1
0
-1
-1
1
1
0
-1.673
1.673
0
0
-1
1
-1
1
0
-1
1
-1
1
0
0
0
-1.673
1.673
Faktor
X3
-1
1
1
-1
0
1
-1
-1
1
0
0
0
0
0
Waktu
pH
Suhu
5
5
15
15
10
5
5
15
15
10
1.633
18.367
10
10
4
10
4
10
7
4
10
4
10
7
7
7
1.98
12.02
20,00
40,00
40,00
20,00
30,00
40,00
20,00
20,00
40,00
30,00
30,00
30,00
30,00
30,00
Berat
Molekul
(g/mol)
435104
540234
432198
443030
503474
481733
497871
352561
477931
490474
536325
434628
398260
505275
15
16
17
0
0
0
0
0
0
-1.673
1.673
0
10
10
10
7
7
7
13,27
46,73
30,00
Variant
X0
X1
-2483,1
72,40255
X12
-323,6
4,07652
X2
46891,0
78,44387
X22
-2236,5
25,23899
X3
7441,5
38,29135
X32
-73,5
3,36269
X1X2
124,5
0,15607
X1X3
63,9
0,45667
X2X3
-204,2
1,68030
R2
Adj
R2
96,876
MS Residual
p-value
0,00006
1
0,08324
8
0,00004
7
0,00152
4
0,00045
0
0,10934
0
0,70456
5
0,52087
6
0,23598
2
0.96053
6.5569E10
457236
persamaan matematias polinomial orde 2 mempunyai
517874
nilai paling baik yaitu 97,529.
500474
2 Efek Interaksi Antara Variabel Proses
Interaksi antara variable proses terhadap berat
molekul kappa karagenan dapat diketahui dengan
memvariasikan harga variabel-variabel proses antara
nilai bawah dan nilai atas, sedangkan variabel lain di set
pada center point. Variasi harga masing-masing variabel
proses kemudian disubtitusi ke dalam persamaan 4.1
untuk menghitung nilai respon berat molekul kappa
karagenan. Variasi harga pada masing-masing proses
kemudian diplotkan ke dalam grafik 3 dimensi dimana
sumbu x dan y untuk variabel proses yang saling
berinteraksi, sedangkan pada sumbu z adalah respon
berat molekul kappa karagenan. Interaksi antara variabel
proses dan responnya dapat diamati melalui grafik 3D
suface dan 2D contour seperti yang terlihat pada gambar
5 dan 6.
Gambar 5 menunjukkan interaksi antara variabel
yaitu waktu ozonasi pH, waktu ozonasi temperatur,
dan pH temperatur terhadap respon berat molekul
kappa karagenan. Interaksi antara waktu ozonasi pH
menghasilkan permukaan lengkung. Seperti yang
terlihat pada gambar, pada pH yang lebih rendah, nilai
berat molekul menunjukkan harga yang lebih rendah
kemudian akan terus meningkat hingga mencapai pH 910, setelah itu harga berat molekul menurun.
Disisi lain, waktu ozonasi yang semakin lama
mengakibatkan nilai berat molekul menurun. Hal ini
menyebabkan permukaan tampak lengkung dan
menurun kearah waktu ozonasi yang lebih tinggi. Jika
diamati 2D contour pada gambar 4.5, interaksi antara pH
yang rendah dan waktu ozonasi yang lebih tinggi akan
menghasilkan respon depolimerisasi kappa karagenan
yang lebih tinggi.
Hal ini dilihat dari sebaran warna dimana pada pH
yang lebih rendah dan waktu ozonasi yang tinggi,
sebaran warna lebih hijau yang menunjukkan harga
berat molekul yang rendah. Sedangkan pada pH yang
tinggi dan pada waktu ozonasi lebih rendah, sebaran
warna yang dihasilkan berwarna lebih merah yang
menunjukkan depolimerisasi yang rendah selama proses
ozonasi.
Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa
interaksi antara variabel waktu ozonasi pH
menghasilkan respon depolimerisasi yang tinggi pada
kondisi asam dan waktu ozonasi yang lebih lama.
Interaksi antara waktu ozonasi temperatur
menghasilkan permukaan yang lengkung, namun tidak
selengkung interaksi antara waktu ozonasi pH.
Kelengkungan yang terlihat pada interaksi tersebut
disebabkan oleh variabel temperatur, dimana terjadi titik
belok pada range temperatur 30 oC -35oC. kelengkungan
ini juga semakin rendah sepanjang sumbu X akibat
7
Gambar
7. 7.
Optimasi
Menggunakan
Response
Desirability
Profiling
Pada
Statistica
6.06.0
Gambar
Optimasi
Menggunakan
Response
Desirability
Profiling
Pada
Statistica
SARAN
Penelitan ini sebaiknya menggunakan refine kappa
karagenan untuk mengoptimalkan proses ozonasi kappa
karagenan itu sendiri. Hal ini sebab berat molekul kappa
karagenan yang tinggi menunjukkan bahwa kappa
karagenan masih mengandung banyak selulosa sehingga
proses ozonasi terhadap kappa karagenan tidak optimal.
Ucapan Terima Kasih: Ucapan terima kasih terutama
ditujukan kepada bu Aji Prasetyaningrum, ST,M.Si
selaku dosen pembimbing penelitian ini dan kepada
pihak-pihak yang membantu pelaksanaan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Angka SL, S. M., 2000. Bioteknologi Hasil Laut, Bogor:
Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan.
Campo, V. K. S. J. D. I. C. I., 2009. Carrageenans:
Biological Properties, Chemical Modifications
and Structural Analysis. In: Carbohydrate
Polymers. s.l.:s.n., pp. 167-180.
Chan, H. T., Bhat, R. & Karim, A. A., 2009.
Physicochemical and Functional Properties.
Agriculture and Food Chemistry, pp. 59655970.
Distantina, S. et al., 2010. Proses Ekstraksi Karagenan
dari Euchema cottonii. Seminar Rekayasa
Kimia dan Proses.
Doty, 1986. Biotechnological and Economic
Approaches to Industrial Development Based
on Marine Algae in Indonesia. s.l., s.n.
Fardiaz D, A. H., 1992. Teknik dan Analisis Sifat Kimia
dan Fungsional Komponen Pangan, Bogor:
IPB.
Fennema OR, R. L., 1985. Industrial gum:
polysaccharides and their derivates, New York:
Marcell Dekker, Inc.
Glickman, 1983. Food Hydrocolloid, Florida: CRC
Press Inc Boca Ration.
Handito, 2011. Pengaruh Konsentrasi Karagenan
Terhadap Sifat Fisik dan Mekanik. Edible film.
Agroteksos, p. 21.
Kaba'nova, N. N., Murinov, K. Y. & I.R, M., 2000.
Oxidative Destruction of Chitosan Under the
Effect of.
Klein, B., Vanier, N. L., Khalid, M. & Pinto, V. Z., 2014.
Ozone oxidation of cassava starch in aqueous
solution at different pH. Food Chemistry, pp.
167-173.
Kobenhvsn, A., 1978. Carrageenan, Denmark:
Lilleskensved.
Lii, C. Y., Chen, C. H., Yeh, A.-I. & Lai, V. M.-F., 1999.
Preeliminary Study on The Degradation
Kinetics of Agarose and Carrageenan By
Ultrasound. Food Hydrocolloid, pp. 477-481.