Anda di halaman 1dari 4

TUGAS BAHASA INDONESIA

WAWASAN KEBANGSAAN KELAS 39

Drs. Edy Subali, Mpd. IG 141106

KESALAHAN PENDIDIKAN MORAL ANAK DI


SEKOLAH
Disusun oleh :
Sapta Sunusae

3213100013

Valentinus Yulindra Ganis

3213100017

Uman Syafrudin

3213100042

Ikvan Romadhani

3213100044

Hafri Alfian

3213100047

Sayid Rasyid Ridha

3213100088

JURUSAN ARSITEKTUR
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016

PENDAHULUAN
Dalam perkembangan anak, pendidikan menjadi salah satu faktor penting yang dapat membentuk
karakter seorang anak. Pendidikan kepada anak pun sudah dilakukuan sedari dini, baik
pendidikan tersebut datang dari orang tuanya, guru, teman maupun lingkungan di mana anak
tersebut menjalani kehidupan sehari-hari. Namun, pada era globalisasi seperti saat ini,
pendidikan dini terhadap anak tersebut seaka- akan tidak terlalu diperhatikan. Akibatnya, banyak
anak-anak sekarang yang melakukan perlakuan menyimpang yang bukan hanya merugikan
dirinya, bahkan merugikan orang lain.
Hal ini bisa dilihat dari beberapa kalangan tingkat pendidikan, dari SD, SMP, SMA bahkan yang
sudah kuliah sekalipun. Mulai dari anak anak yang sudah menghisap rokok semenjak kecil,
tawuran antar pelajar, pelanggaran lalu lintas, dan sebagainya.
Perilaku menyimpang yang dilakukan anak anak zaman sekarang tidak terlepas dari pendidikan
yang di dapatkannya, terutama pendidikan yang didapatkan oleh orang tua. Banyak anak-anak
yang berperilaku menyimpang tidak mendapatkan kasih sayang dan tidak di-didik secara benar
oleh sang orang tua, mulai dari kasus dimana orang tua terlalu sibuk bekerja sampai tidak
memperhatikan anaknya sampai orang tua yang justru mendidik anaknya terlalu keras bahkan
sampai melakukan kekerasan rumah tangga kepada anaknya.
Salah satu masalah sopan santun yang sedang ramai diperbincangkan belakangan ini adalah
kasus pembentakan dan pengancaman kepada polwan akibat ditilang saat melakukan konvoi
kelulusan SMA.
Siswi SMA bernama Sonya Depari mengandalkan jabatan Arma Depari yang diakui sebagai
ayahnya untuk melawan polisi wanita yang saat itu sedang betugas. Video tersebut kemudian
bermunculan di TV nasional serta media sosial.
Hal ini menjadi cerminan bahwa pendidikan mengenai sopan santun di lingkungan sekolah
masih kurang. Atas dasar itulah kami mencoba mencermati bagaimana pendidikan sopan santun
di sekolah yang seharusnya diterapkan.

PEMBAHASAN
Penumbuhkembangan sopan santun atau rasa hormat dapat dimaksudkan sebagai upaya
pembiasaan sikap sopan santun atau hormat agar menjadi bagian dari pola hidup seseorang yang
dapat dicerminkan melalui sikap dan perilaku keseharian. Sopan santun atau rasa hormat sebagai
perilaku dapat dicapai oleh anak melalui berbagai cara. Proses penumbuhkembangan karakter
sopan santun atau rasa hormat pada orang lain ini dapat diterapkan di sekolah dengan cara
sekolah harus mampu membuat desain skenario pembiasaan sopan santun atau rasa hormat.
Sekolah dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a.

Peran sekolah dalam membiasakan sikap sopan santun atau rasa hormat pada orang lain

dapat dilakukan dengan memberikan contoh sikap sopan dan santun yang ditunjukkan oleh guru.
Siswa sebagai pembelajar dapat menggunakan guru sebagai model. Dengan contoh atau model
dari guru ini siswa dengan mudah dapat meniru sehingga guru dapat dengan mudah
menanamkan sikap sopan santun/hormat.
b.

Guru dapat mengitegrasikan perilaku sopan santun/hormat ini dalam setiap mata pelajaran,

sehingga tanggungjawab perkembangan anak didik tidak hanya menjadi beban guru agama,
pendidikan moral pancasila, dan guru BK.
c.

Guru agama, guru pendidikan moral pancasila dan guru BK dapat melakukan pembiasaan

yang dikaitkan dalam penilaian secara afektif. Penilaian pencapaian kompetensi dalam 3 mata
pelajaran ini hendaknya difokuskan pada pencapaian kompetensi afektif. Sedangkan kompetensi
kognitif hanya sebagai pendukung mengusaan secara afektif.
d. Guru seni tari jawa dapat membantu pembiasaan sopan santun/hormat melalui pembelajaran
dalam gerakan tari yang memilki nilai-nilai positif dalam budaya Jawa. Berdasarkan pengalaman
salah seorang penari terbukti bahwa seni tari melalui gerakannya dapat dijadikan sebagai media
untuk pembelajaran sikap sopan santun atau unggah - ungguh

Kesimpulan
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap perilaku seorang anak. Salah satu yang sering berlaku
sebagai tempat bersosialisasi adalah lingkungan sekolah. Oleh karena itu proses pendidikan di
sekolah sangat penting dalam proses perkembangan karakter anak. Hal tersebut bisa saja
dilakukan dengan mencontohkan perlakuan sertabahasa yang baik kepada murid. Hal tersebut
berguna agar contoh contoh buruk tidak menular ke murid sehingga karakter murid pun akan
lebih santun. Selain itu, diperlukan juga pengajaran hal hal yang memang akan menjerumuskan
anak anak ke tindak yang tidak terpuji serta akibatnya agar mereka menjadi anti terhadap
perbuatan tidak terpuji tersebut.

Anda mungkin juga menyukai