Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara keempat yang memiliki jumlah penderita DM
terbanyak di dunia. Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit gangguan
metabolisme yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan insulin yang ditandai dengan hiperglikemia
(Nitiyanant et al, 2002). World Health Organization (WHO) memperkirakan pada
2030 nanti sekitar 21,3 juta orang Indonesia terkena Diabetes Melitus. Prevalensi
diabetes melitus secara menyeluruh sekitar 90% diantaranya diabetes melitus tipe
2. Jumlah penderita DM secara global terus meningkat setiap tahunnya. Menurut
laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, tingkat kenaikan
prevalensi diabetes melitus di Indonesia sebesar 1,5% dan terus mengalami
kenaikan pada periode 2007-2013 (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Menurut American Diabetes Asociation (ADA), DM dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa tipe yakni, DM tipe 1, DM tipe 2, DM
Gestasional dan DM tipe lain. Diabetes tipe 1 terjadi karena adanya destruksi sel
pankreas yang disebabkan kelainan genetik, sehingga tidak adanya sekresi insulin.
Diabetes tipe 2 disebabkan adanya resistensi insulin dalam tubuh. Diabetes
gestasional merupakan intoleransi glukosa yang terjadi di masa kehamilan,
sedangkan diabetes melitus tipe lain dapat disebabkan etiologi lain, seperti
penyakit eksokrin pankreas, dan autoimun (ADA, 2015).
Ekstrak daun dan batang ketapang (Terminalia catappa L.) dilaporkan
memiliki khasiat farmakologi sebagai antidiabetes (Ahmed et al., 2005).
Kandungan fitokimia daun ketapang mencakup senyawa golongan tanin
(punicalagin, punicalin, terflavins A dan B, tergalagin, tercatain, chebulagic acid,
geranin, granatin B, corilagin) (Jeng-Leun et al., 2003), senyawa golongan
flavonoid (isovitexin, vitexin, isoorientin, rutin) (Yun-Lian et al., 2000), dan
senyawa golongan triterpenoid (asam ursolat, 2, 3, 23-trihidroksi-12-en-28 oic
asam (Fan et al., 2004). Senyawa golongan tanin memiliki mekanisme aktivitas
antidiabetes (Teotia et al., 1997). Ekstrak petroleum eter, metanol, dan air
tanaman ketapang menunjukkan aktivitas antidiabetes pada tikus diabetes yang
diinduksi oleh aloksan (Nagappa, 2003). Pada penelitian yang dilakukan terhadap
berbagai fraksi daun ketapang (Terminalia catappa L.) diketahui dari fraksi eter,
etil asetat, butanol, dan metanol-air memiliki aktivitas penghambatan enzim glukosidase (Sofawati, 2011). Hal ini menujukkan bahwa daun ketapang memiliki
potensi sebagai obat antidiabetes.
Ekstrak buah pare (Momordica charantia) dilaporkan memiliki aktivitas
antidiabetes. Senyawa bioaktif dalam buah pare mengaktifkan protein yang
disebut AMPK (protein AMP-activated kinase ), yang terkenal untuk mengatur
bahan bakar proses metabolisme dan memungkinkan penyerapan glukosa yang

terganggu pada pasien dengan diabetes. Sebuah studi oleh mengamati bahwa
ekstrak atau bubuk segar dan kering buah pare utuh sangat menurunkan gula
darah padatikus yang diabetes (Virdi et al., 2003). Lebih lanjut dilaporkan bahwa
ekstrak pahit pare memiliki anti-diabetes, hepato-ginjal pelindung dan efek
hipolipidemik pada tikus diabetes diinduksi aloksan. Lectin dari buah memiliki
aktivitas seperti insulin. Lectin ini menurunkan konsentrasi glukosa darah dengan
bekerja pada perifer jaringan dan, mirip dengan efek insulin dalam otak, menekan
nafsu makan. Kemungkinan lectin merupakan penyumbang utama efek
hipoglikemik yang berkembang setelah mengonsumsi buah paredan berpotensi
untuk mengelola onset diabetes pada orang dewasa (Batran et al., 2006).
Tablet effervescent merupakan suatu sediaan yang memiliki keunggulan
yakni dapat menghasilkan rasa enak dan menyegarkan karena adanya kandungan
karbonat dan bahan pemanis yang membantu memperbaiki rasa sehingga sesuai
untuk sediaan dengan bahan baku ekstrak bahan alam (Tian dan Bian, 2004).
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana formulasi tablet effervescent kombinasi ekstrak daun ketapang
(Terminalia catappa L.) dengan ekstrak buah pare (Momordica charantia) ?
2. Bagaimana efek farmakologi kombinasi ekstrak daun ketapang (Terminalia
catappa L.) dengan ekstrak buah pare (Momordica charantia) dalam sediaan
tablet effervescent sebagai antidiabetes ?
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian dari penelitian ini meliputi :
1. Memformulasikan sediaan tablet effervescent dari kombinasi ekstrak daun
ketapang (Terminalia catappa L.) dan buah pare (Momordica charantia)
sebagai sediaan antidiabetes.
2. Menentukan efek farmakologi kombinasi ekstrak daun ketapang (Terminalia
catappa L.) dengan ekstrak buah pare (Momordica charantia) dalam sediaan
tablet effervescent sebagai antidiabetes.
1.4 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Produk tablet effervescent kombinasi ekstrak daun ketapang (Terminalia
catappa L.) dengan ekstrak buah pare (Momordica charantia) sebagai sediaan
antidiabetes.
2. Publikasi hasil penelitian pada jurnal ilmiah nasional dan internasional.
3. Memperoleh Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dari hasil penelitian.

1.5 Urgensi
Perlunya produk sediaan tablet effervescent dari kombinasi ekstrak daun
ketapang (Terminalia catappa L.) dan buah pare (Momordica charantia) sebagai
sediaan antidiabetes untuk dapat menekan angka prevalensi penderita diabetes
melitus di Indonesia yang setiap tahunnya mengalami kenaikan.

Daftar Pustaka
Ahmed, S.M., Vrushabendra, S.B., Gopkumar, R.D., Chandrashekara, V.M. 2005.
Antidiabetic Activity of Terminalia catappa Linn. Leaf Extracts in
Alloxan-induced Diabetic Rats. Iranian Journal of Pharmacology and
Therapeutics Vol 4 : 36-39.
American Diabetes Association (ADA). 2013. Diagnosis and Classification of
Diabetes Mellitus. Diabetes Care, Volume 36, Supplement 1, January
2013.
Kementerian Kesehatan RI. 2014. InfoDATIN : Situasi dan Analisis Diabetes.
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
Nagappa, A.N. 2003. Antidiabetic Activity of Terminalia catppa Linn Fruits.
Journal of Ethnopharmacology Vol.88 : 45-50.
Nitiyanant, W., Tandhanand, S., Mahtab, H., Zhu, XX., Pan, C.Y., Raheja, B.S.
et al. 2002. The Diabcare - Asia* 1998 study - outcomes on control and
complications in type 1 and type 2 diabetic patients. Curr Med Res
Opin.18: 317-327.
Sofawati, D. 2011. Uji Aktivitas Antidiabetes Fraksi-fraksi Buah Ketapang
dengan Metode Penghambatan Aktivitas alpha-glukosidase dan
Identifikasi Golongan Senyawa Kimia dari Fraksi yang Aktif. Depok :
Universitas Indonesia.
Tian, X.F., dan Bian, B.L. 2004. Development of Effervescent Tablet of Chinese
Traditional Medicine and Its Technology Study. Zhonggou Zhonyao
Zazhi 29 : 624-627.
Jeng-Leun M, Pei-Tzu K, Charng-Charng C. Food Research International
2003;36:97-104.
Yun-Lian L, Yueh-Hsiung K, Ming-Shi S, Chein-Chin C, Jun-Chih O. J Chinese
Chem Soc 2000;47:253-6.
Fan YM, Xu LZ, Gao J, Wang Y, Tang SH, Zhao SN, Zhang ZX. Fitoterapia
2004;75:253-60.
Teotia S, Singh M. Hypoglycemic effect of Prunus amygdalus seeds in albino
rabbits. Indian J Exp Biol. 1997.35:295-296.
Virdi J, Sivakami S, Shahani S, Suthar AC, Banavalikar MM & Biyani MK. 2003.

Antihyperglycemic effects of three extracts from Momordica charantia. J


Ethnopharmacol. 88: 107-111.
Batran, SAES, El-Gengaihi SE, & El-Shabrawya OA. 2006. Some toxicological
studies of Momordica charantia L. on albino rats in normal and alloxan
diabetic rats. J Ethnopharmacol. 108: 236-242.

Anda mungkin juga menyukai