Anda di halaman 1dari 5

A.

DEFINISI
Hidropneumotoraks adalah suatu keadaan dimana terdapat udara dan cairan di
dalam rongga pleura yang mengakibatkan kolapsnya jaringan paru.3
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI PLEURA
Pleura adalah suatu membran serosa yang melapisi permukaan dalam dinding
toraks kanan dan kiri,melapisi permukaan superior diafragma kanan dan kiri, melapisi
mediastinum kanan dan kiri yang semuanya disebut pleura parietalis. Kemudian pada
pangkal paru, membran serosa ini berbalik melapisi paru dan disebut pleura viseralis
yang berinvaginasi mengikuti fisura yang membagi tiap lobusnya.3.4
Diantara pleura parietal dan viseral terdapat ruang yang disebut rongga pleura
yang didalamnya terdapat cairan pleura seperti lapisan film karena jumlahnya sangat
sedikit yang hanya berfungsi memisahkan pleura parietal dan viseral. Cairan pleura
masuk ke dalam rongga pleura dari dinding dada yaitu bagian pleura parietalis dan
mengalir meninggalkan rongga pleura menembus pleura viseralis untuk masuk ke
dalam aliran limfa. melumasi permukaan pleura sehingga memungkinkan gesekan
kedua lapisan tersebut pada saat pernafasan. Arah aliran cairan pleura tersebut
ditentukan oleh tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik di kapiler sistemik.3.4
Proses inspirasi jika tekanan paru lebih kecil dari tekanan atmosfer. Tekanan
paru dapat lebih kecil jika volumenya diperbesar. Membesarnya volume paru
diakibatkan oleh pembesaran rongga dada. Pembesaran rongga dada terjadi akibat 2
faktor, yaitu faktor thoracal dan abdominal. Faktor thorakal (gerakan otot-otot
pernafasan pada dinding dada) akan memperbesar rongga dada ke arah transversal dan
anterosuperior, sementara faktor abdominal (kontraksi diafragma) akan memperbesar
diameter vertikal rongga dada. Akibat membesarnya rongga dada dan tekanan negatif
pada kavum pleura, paru-paru menjadi terhisap sehingga mengembang dan volumenya
membesar, tekanan intrapulmoner pun menurun. Oleh karena itu, udara yang kaya O2
akan bergerak dari lingkungan luar ke alveolus. Di alveolus, O2 akan berdifusi masuk
ke kapiler sementara CO2 akan berdifusi dari kapiler ke alveolus.3.4
Sebaliknya, proses ekspirasi terjadi bila tekanan intrapulmonal lebih besar dari
tekanan atmosfer. Kerja otot-otot ekspirasi dan relaksasi diafragma akan
mengakibatkan rongga dada kembali ke ukuran semula sehingga tekanan pada kavum

pleura menjadi lebih positif dan mendesak paru-paru. Akibatnya, tekanan


intrapulmoner akan meningkat sehingga udara yang kaya CO2 akan keluar dari peruparu ke atmosfer.3.4

C. KLASIFIKASI
Menurut Hudak & Gallo, (2006) hidropneumotoraks dapat dibagi berdasarkan atas
beberapa hal, yaitu :
a) Berdasarkan kejadian
I.
Pneumotoraks spontan primer : Pneumotoraks yang ditemukan pada
penderita yang sebelumnya tidak menunjukkan tanda-tanda sakit.
Umumnya disebabkan oleh pecahnya suatu bleb sub pleura yang
biasanya terdapat di daerah apeks paru. Factor resiko utama adalah
merokok. Pada beberapa kasus faktor herediter juga memegang
peranan, umumnya penderita berpostur tinggi dan kurus
II.
Pneumotoraks spontan sekunder : Pneumotoraks yang ditemukan pada
penderita yang sebelumnya telah menderita penyakit, mungkin
merupakan komplikasi dari pneumonia, abses paru, tuberkulosis paru,
asma kistafibrosis dan karsinoma bronkus. Terjadi sebagai komplikasi
penyakit paru dasarnya (underlying lung disease). Beberapa penyakit
yang sering menjadi penyebab pneumothoraks antara lain PPOK tipe
emfisema dan tuberkulosis paru.
III.
Pneumotoraks traumatika : Pneumotoraks yang timbul disebabkan
robeknya pleura viseralis maupunpleura parietalis sebagai akibat dari
trauma.
IV. Pneumotoraks artifisialis : Pneumotoraks yang sengaja dibuat dengan
memasukkan udara ke dalam rongga pleura, dengan demikian jaringan
paru menjadi kolaps sehingga dapat beristirahat. Pada zaman dulu
pneumotoraks artifisialis sering dikerjakan untuk terapi tuberkulosis
paru
b) Berdasarkan tingkat kolapsnya jaringan paru.
I.
Pneumotoraks totalis : apabila seluruh jaringan paru dari satu
hemitoraks mengalami kolaps.
II.
Pneumotoraks parsialis : apabila jaringan paru yang kolaps hanya
sebagian. Derajat kolaps paru pada pneumothorak totalis dapat

dinyatakan dalam persen dengan rumus sebagai berikut Rumus


mengukur volumenya : (A x B) (a x b) X 100% (A x B)
c) Berdasarkan jenis fistel
I.
Pneumotoraks ventil. Di mana fistelnya berfungsi sebagai ventilasi
sehingga udara dapat masuk kedalam rongga pleura tetapi tidak dapat
ke luar kembali. Akibatnya tekanan udara di dalam rongga pleura
makin lama makin tinggi dan dapat mendorong mediastinum kearah
kontra lateral.
II.
Pneumotoraks terbuka. Di mana fistelnya terbuka sehingga rongga
pleura mempunyai hubungan terbuka dengan bronkus atau dengan
dunia luar; tekanan di dalam rongga pleura sama dengan tekanan di
udara bebas.
III.
Pneumotoraks tertutup. Di mana fistelnya tertutup udara di dalam
rongga pleura, terkurung, dan biasanya akan diresobsi
spontan.Pembagian pneumotoraks berdasarkan jenis fistelnya ini
sewaktu-waktu dapatberubah. Pneumotoraks tertutup sewaktu-waktu
dapat berubah menjadi pneumotoraks terbuka, dan dapat pula berubah
menjadi pneumotoraks ventil.

H. KOMPLIKASI
Komplikasi pada pneumotoraks yang tidak segera ditangani akan mengakibatkan :
a) Tension Pneumotoraks. Komplikasi ini terjadi karena tekanan dalam
rongga pleura meningkat sehingga paru mengempislebih hebat,
mediastinum tergeser kesisi lain dan mempengaruhi aliran darah vena
keatriumkanan.
b) Pio Pneumotoraks. Pio Pneumotoraks berarti pneumotoraks yang disertai
empiema secara bersamaan pada sisi paru.Infeksinya berasal dari
mikroorganisme yang membentuk gas atau dari robekan septik
jaringanparu atau esofagus kearah rongga pleura, kebanyakan berasal dari
robekan abses sub pleural dansering membuat fistula broncopleura. Jenis
kuman yang sering terdapat adalah Stappylococcus,Pseudomonnas,
Mycobacterium Tuberculosis.
c) Hidropneumotoraks. HemopneumotoraksPada kasus pneumotoraks
ditemukan juga sedikit cairan dalam pleuranya, cairan biasanyabersifat
serosa atau kemerahan ( berdarah ) Hidrotoraks timbul dengan cepat

setelah terjadinyaPneumotoraks pada kasus-kausus trauma / perdarahan


intrapleural.
d) Pneumotoraks mediastinum. Adanya Pneumotoraks mediastinum dapat
ditemukan dengan pemeriksaan foto dada. Kelainanini dimuali dari
robekannya alveoli ke dalam jaringan interstisium paru dan kemudian
diikutioleh pergerakan udara yang progresif kearah mediastinum
( menimbulkan Pneumomediastinum )Pneumomediastinum jarang
menunjukan kelainan klinis, walaupun secara potensi dapatmenyebabkan
tamponade saluran darah besar.
e) Pneumotoraks stimultan bilateralPneumotoraks yang terjadi pada kedua
paru secara serentak, keadaan ini timbul secara serentak dan sebagai
kelanjutan pneumomediastinum yang secara sekunder berasal dari efisien
jaringaninterstitial paru.
f) Pneumotoraks kronik Pneumotoraks dinyatakan kronik bila tetap ada pada
waktu lebih dari 3 bulan. Pneumotorakskronik ini terjadi bila fistula bronko
pleura tetap membuka dikarenakan adanya perlengkapanpleura yang
menyebabkan robekan paru tetap terbuka.

DAFTAR PUSTAKA
1. Alsagaff H, Mukti A. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University.
Press.edisi 2. Surabaya: 2002.

2. Darmanto Djojodibroto, 2009,Respirologi. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai