PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pembelajaran Kontekstual
Menurut Sanjaya, (2005) pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching
and Learning) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada
proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang
dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Sedangkan menurut Sukmadita, (2004) pembelajaran kontekstual
merupakan suatu sistem atau pendekatan pembelajaran yang bersifat holistik
(menyeluruh), terdiri dari berbagai komponen yang saling terkait, apabila
dilaksanakan masing-masing memberikan dampak sesuai dengan peranannya.
Sesuai dengan pendapat dari beberapa ahli tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual menekankan kepada proses
keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar
berorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam
konteks pembelajaran kontekstual tidak mengharapkan agar siswa hanya
menerima pelajaran akan tetapi mendorong agar siswa dapat menemukan
hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya
siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di
sekolah dengan kehidupan nyata di masyarakat. Hal ini dapat memperkuat dugaan
bahwa materi yang telah dipelajari akan tetap tertanam erat dalam memori siswa,
sehingga tidak akan mudah dilupakan.
2.2 Komponen-Komponen Pembelajaran Kontekstual
Komponen-komponen pembelajaran kontekstual melandasi pelaksanaan
proses pembelajaran kontekstual yang memilki tujuh komponen meliputi: (1)
Kontruktivisme, (2) Inkuiri, (3) Bertanya, (4) Masyarakat belajar, (5) Pemodelan,
(6) Refleksi, dan (7) Penilaian nyata.
1.
Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan CTL. Dalam
Questioning (bertanya)
Bertanya yaitu kegiatan bertanya dalam pembelajaran bisa guru dengan
siswa, siswa dengan guru, siswa dengan siswa bahkan siswa dengan orang lain
(nara sumber) sebagai upaya guru dalam membimbing siswa, menggali informasi
dan menilai sejauh mana kemampuan yang telah diperoleh siswa.
Menurut Sanjaya, (2009:266) dalam suatu pembelajaran yang produktif
kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk. 1) menggali informasi tentang
kemamapuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran, 2) membangkitkan
motivasi siswa untuk belajar, 3) merangsang keingintahuan siswa terhadap
sesuatu, 4) memfokuskan siswa pada sesuatu yag diinginkan, 5) Membimbing
siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu. Dalam setiap tahapan dan
proses pembelajaran kegiatan bertanya hampir selau digunakan. Oleh karena itu,
kemampuan guru untuk untuk mengembangkan teknik-teknik bertanya sangat
diperlukan. Sehingga dengan tekhnik bertanya guru bisa mengetahui sejauh mana
kemampuan yang diperoleh siswa dan guru dapat membimbing siswa untuk
menemukan atau menyimpulkan sesuatu.
4.
belajar dari hasil belajar bekerja sama atau tukar pendapat dengan orang lain.
Dalam kelas CTL penerapan masyarakat belajar dapat dilakukan dengan
menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam
kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat heterogen, dilihat dari kemampuan
dan kecepatan berpikirnya. Sehingga hasil belajar dapat diperoleh dari hasil
sharing dengan orang lain, antar teman, anatr kelompok. Bagi yang sudah tahu
memebari tahu pada yang belum tahu, yang pernah memiliki pengalaman
membagi pengalamnnya pada orang lain. (Sanjaya, 2009:267).
Dengan adanya masyarakat belajar diharapkan siswa mampu berinteraksi dengan
teman satu kelompok maupun lain kelompok. Dan siswa yang belum tahu/belum
paham tidak malu untuk bertanya kepada temannya yang sudah tahu/paham
mengenai materi yang diajarkan.
5.
Modeling (pemodelan)
Pemodelan bisa diartikan suatu contoh nyata yang ditunjukkan guru atau
orang lain bisa asli atau tiruan dan bisa berbentuk demonstrasi, pemberian contoh
tentang konsep-konsep. Yang dimaksud modelling adalah poses pembelajaran
dengan memeperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh siswa.
6.
Reflection (refleksi)
Reflection adalah cara berfikir tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di
pengetahuan yang baru diterima. Tujuan dari kegiatan refleksi ini adalah untuk
melihat sudah sejauh mana pengetahuan yang dibangun sebelumnya dapat
mengendap di benak siswa. Oleh sebab itu kegiatan refleksi ini harus selalu
dilakukan sebelum guru mengakhiri proses pembelajaran untuk setiap kali
pertemuannya. Menurut (Sanjaya 2009:268) refleksi adalah proses penerapan
pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan
kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.
Dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan CTL setiap proses
pembelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswanya untuk merenung
atau mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya.
7.