Anda di halaman 1dari 2

Makna Etis Menipu dalam Iklan

Entah sebagai pemberi informasi atau sebagai pembentuk pendapat umum iklan pada
akhirnya membentuk citra sebuah produk atau bahkan sebuah perusahaan dimata masyarakat.
Citra ini terbentuk bukan terutama karena bunyi atau penampilan iklan itu sendiri melainkan
terbentuk oleh kesesuaian antara kenyataan sebuah produk yang diiklankan dengan apa yang
disampaikan dalam iklan itu, entah secara tersurat ataupun tersira. Karena itu iklan sering
dimaksudkan sebagai media untuk mengungkapkan hakikat dan misi sebuah perusahan atau
produk
Prinsip etika bisnis yang paling relevan disini adalah prinsip kejujuran, yakni
mengatakan yang benar dan tidak menipu. Prinsip ini tidak hanya menyangkut kepentingan
banyak orang melainkan pada akhinya menyangkut kepentingan perusahaan atau bisnis
seluruhnya sebagai sebuah profesi yang baik. Namun persoalannya adalah apa makna etis
menipu disini. Sejauh man sebuah iklan dikategorikn menipu dan dikutuk secara moral?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu lebih dahulu merumuskan arti menipu secara
moral. Pertama-tama kita harsu melihat perbedaan antara menipu dan berbohonh. Dalam
pemakaian sehari-hari keduanya sring disamakan atau bahkan dicampur adukkan
pengertiannya. Namun, sesungguhnya ada perbedaan besar antara keduanya dengna implikasi
moral yang mendalam, Menurut Kamus Bahasa Indonesia, kata tipu mengandung pengertian
perbuatan atau perkataan yang tidak jujug (bohonh, palsu dan sebagainya) dengan maksud
untuk menyesatkan, mengakali atau mencari untung. Dengan kata lain menipu adalah
mengenakan tipu muslihat, mengecoh, mengakali memperdaya, atau perbuatan curang yang
dijalankan dengan niat yang telah direncanakan. Dalam tindakan menipu ada niat sadar dari
pelaku untuk memperdaya dan mengecoh orang lain. Dari sudur pandang moral, menipu lalu
dilihat sebagai tindakan yang tidak jujur dengan maksud untuk memperdaya orang lain.
Karena itu menipu bertentangan dengan prinsip kejujuran yang karena itu secara moral dinilai
sebagai tidak baik dan terkutuk
Sebaliknya, berbohong diartikan sebagai perkataan atau pernyataan yang tidak sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Bohong adalah mengatakan hal yang tidak benar, yaitu apa
yang dikatakan tidak sesuai dengan kenyataan. Bohong hanya terbatas pada tidak sesuai apa
yang dikatakan dengan kenyataan, bukan menyangkut tindakan atau perbuatan. Yang lebih
penting lagi, bohong sejauh tetap terbatas sebagai berbohong dalam arti sebenarnya tersebut,
tidak melibatkan niat atau maksud apapun untuk memperdaya dan mengecoh orang tersebut.
Tidak ada maksud apapun untuk membuat orang lain melakukan sesuatu yng salah dengan

mengikuti kebohongan itu, kendati bisa saja orang lain pada akhirnya salah bertindak (dan
karena itu mengecoh) karena mempercayai perkataan yang tidak benar itu. Namun yang
paling pokok disini adalah bohong tidak melibatkan maksud atau niat subjek untuk mengecoh
orang lain, sedangkan menipu adalah sebaliknya melibatkan maksud atau niat subjek. Karena
itu, secara moral bohong bersifat netral. Bohong tidak punya kualitas moral apapun. Karena
bohong adalah hanya soal salah atau tidak benarnya suatu ucapan. Ia hanya menyangkut
benar tidaknya suatu pernyataan dari segi fisik.
Dari pengertian menipu dan berbohong diatasm dapat disimpulkan bahwa bohong
dapat menjadi menipu, tetapi tidak semua berbohong itu menipu. Bohong dapat menjadi
menipu kalau ucapan atau pernyatan yang tidak benar itu disertau dengan niat untuk
memperdaya orang lain. Karena itu tidak semua pernyataan dengan niat untuk memperdaya
orang lain. Karena itu tidak semua pernyataan atau ucapan yang tidak benar berarti
menipu.misalnya seorang ibu menyatakan kepada anakanya yang masih balit bahwa bayi bisa
ada dalam perut seorang ibu karena ibu itu makan terlalu banyak, untuk sekedar menjelaskan
bagaimana seorang ibu sampai mengandung kepada anaknya yang masih kecil, bukanlah
menipu, melainkan bohon. Ini tidak punya kualitas moral apapun. Demikian pula iklan yang
menyatakan bahwa kendati ada banyak bebek di Indonesia, tetapi hanya satu Honda Bebek
yang terbaik, belum tentu dianggap menipu kalau dalam kenyataannya tidak benar, hanya
satu Honda Bebek terbaik. Pernyataan itu baru dianggap menipu, dan dengn demikian secara
moral dikutuk, kalau dimaksudkan untuk menipu konsumen.

http://beniazhari.blogspot.co.id/2014/01/iklan-dan-dimensi-etisnya.html
http://www.scribd.com/doc/156321290/Kebebasan-Konsumen
http://allofky.wordpress.com/2013/06/13/etika-bisnis-persoalan-dalam-iklan/
http://rizkiwibawa.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai