PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perilaku destruktif diri yaitu setiap aktivitas yang jika tidak di cegah dapat
mengarah kepada kematian. Perilaku destruktif diri langsung mencakup setiap aktivitas
bunuh diri (stuart, 2007). Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk ekspresi kemarahan
yang tidak sesuai dimana seseorang melakukan tindakan-tindakan yang dapat
membahayakan atau mencederai diri sendiri, oranglain bahkan dapat merusak
lingkungan.
Seseorang yang mengalami masalah ini harus diberikan rencana dan tindakan
yang sesuai sehingga pola ekspresi kemarahannya dapat diubah menjadi bentuk yang
bisa diterima yaitu perilaku yang sesuai. Kami mengangkat terapi aktivitas kelompok
dengan penyaluran energi bertujuan agar pasien dengan resiko perilaku kekerasan dapat
memanfaatkan kegiatan yang positif.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Klien dapat menyalurkan energinya secara konstruktif dan memberikan
stimulasi pada klien agar mampu mengekspresikan perasaannya melalui gerakan
badan dalam aktivitas.
2. Tujuan Khusus :
Mencegah pasien mencederai diri dan oranglain.
3. Kriteria hasil :
Klien dengan resiko perilaku kekerasan yang berjumlah 8 orang. Dengan
kriteria :
1.
2.
3.
4.
Pasien kooperatif
Pasien dapat diajak berkomunikasi
Pasien dapat melakukan aktivitas
Pasien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami perilaku agresif
atau mengamuk, dalam keadaan tenang.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Penyebab
Untuk menegaskan keterangan diatas, pada klien gangguan jiwa, perilaku
kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga diri rendah. Harga diri
adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan
sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal
mencapai keinginan.
2.
Gejala klinis :
Gejala klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan
didapatkan melalui pengkajian, meliputi :
a.
Wawancara : diarahkan penyebab marah, perasaan marah, tandatanda marah yang diserasakan oleh klien.
b.
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap
penyakit (rambut botak karena terapi).
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri (mengkritik atau menyalahkan diri sendiri).
c. Gangguan hubungan sosial (menarik diri).
d. Percaya diri kurang (sukar mengambil keputusan).
e. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,
mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.( Budiana Keliat, 1999).
3.
Akibat
Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan
berbahaya bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti menyerang orang
lain, memecahkan perabot, membakar rumah dll.
2
BAB III
PELAKSANAAN
I.
Tujuan
Klien dapat menyalurkan energinya secara konstruktif dan memberikan stimulasi pada
klien agar mampu mengekspresikan perasaannya melalui gerakan badan dalam aktifitas
yang meliputi :
1. Melatih kesabaran untuk pasien resiko perilaku kekerasan
2. Melatih konsentrasi pada pasien
3. Melibatkan pasien dalam kegiatan sehari-hari
4. Melatih kebersamaan pasien dengan pasien lain
Kriteria Anggota :
Klien dengan resiko perilaku kekerasan yang berjumlah 8 orang. Dengan kriteria :
1. Pasien kooperatif
2. Pasien dapat diajak berkomunikasi
3. Pasien dapat melakukan aktifitas
4. Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami perilaku agresif atau
mengamuk, dalam keadaan tenang.
I.
Waktu Pelaksanaan
Terapi aktivitas kelompok dilaksanakan pada:
Hari, tanggal
Waktu
: 08.00 Selesai
Tempat
II.
Nama Klien
Klien yang mengikuti terapi aktivitas kelompok berjumlah 18 orang. Adapun
nama - nama klien yang akan mengikuti terapi aktivitas kelompok ini adalah:
1. Sdr. Y
2. Sdr. S
3. Sdr. N
4. Sdr. S
5. Sdr. M
6. Sdr. K
7.
III.
1.
2.
3.
4.
Susunan pelaksanaan
Leader
: Wiwin Lidya Sari
Fasilitator I : Yusuf Saktian
Fasilitator II : Rino Perdana Putra
Observer
: Ratih Tri Yulita
8.
5
IV.
V.
Setting
10. Tempat : Di halaman depan Ruang III RSJD Dr. Amino GondoHutomo Semarang.
11.
12.
VI.
Keterangan :
: Leader
: Fasilitator
20.
21.
Metode
: Peserta
1. Demonstrasi
2. Pijat punggung
22.
23. Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien dengan riwayat resiko perilaku kekerasan
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
24. Pada tahap ini terapis melakukan:
a. Memberi salam terapeutik : salam dari terapis (memperkenalkan leader, fasilitator dan
observer)
b. Evaluasi validasi : Menanyakan perasaan klien saat ini.
c. Kontrak:
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri.
2) Menjelaskan aturan main berikut.
Menjelaskan tujuan kegiatan, yang akan meninggalkan kelompok harus
meminta izin kepada terapis.
Lama kegiatan 30 menit.
Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap Kerja
a.
Tempatkan pasien sesuai dengan denah pelaksanaan TAK
b.
Jelaskan peraturan TAK
c.
Demonstrasikan tentang cara permainan TAK
d.
Laksanakan TAK yaitu:
1. Pasien berbaris seperti denah yang telah dibuat, kemudian melakukan
kegiatan tarik napas dalam selama tiga kali dengan posisi duduk bersila dan
posisi tangan seperti orang bermeditasi.
2. Selesai tarik napas dalam, melakukan terapi refleksi punggung dengan cara
klien diposisikan menghadap kearah kanan kemudian lakukan pemijatan
pada punggung.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
7
VII.
Evaluasi
25.
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja yang menilai kemampuan
klien melakukan TAK. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
1. Kemampuan verbal
26.
N
31.
32.
33.
37.
38.
39.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
1.
49.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
2.
59.
Marah
60. Menyebutkan Tanda dan
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
3.
69.
Gejala
70. Menyebutkan Perilaku
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
4.
79.
Kekerasan
80. Menyebutkan Akibat
Perilaku Kekerasan
81.
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
5.
89.
6.
108.
109.
110.
2. Kemampuan Nonverbal
111.
No
124.
1.
134.
2.
144.
4.
112.
164.
116.
117.
113.
118.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
136.
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
146.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
153.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
119.
120.
Nama Klien
121.
122.
123.
yang Dinilai
125.
Paling
semangat
dalam
mengikuti
senam
135.
Kooperati
f
145.
Mengikut
i kegiatan dari
awal hingga
akhir
154.
163.
Aspek
Jumlah
165.
166.
BAB IV
PENUTUP
167.
168.
169.
Kesimpulan
170.
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri
sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk
mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif.
172.
173.
DAFTAR PUSTAKA
174.
175.
176.
177.
Nurhasanah.
J.
dkk,
(2006). Ilmu
Komunikasi
dalam
Konteks
179.
Keliat,
Budi
Anna.
Dkk,
(2007). Manajemen
Kasus
Gangguan
Teori
Aktivitas
Keliat,
Akemat,
(2004). Keperawatan
Jiwa