: Good Governance
: 24 Oktober 2016
Dosen
Nama
: Miftahul Jannah
Nama
NPM
: 1506810055
NPM
: 1606851876
Tanda tangan :
Tanda Tangan :
A. Latar Belakang
Perusahaan sebagai entitas bisnis tidak hanya memiliki tanggungjawab terhadap
pemegang saham berupa pencarian profit sebagai motif utama. Perusahaan juga memiliki
tanggung jawab kepada lingkungan sosial tempat perusahaan beroperasi sebagai. Corporate
Social Responsibility (CSR) merupakan komponen yang penting dalam mengukur kepedulian
dan aksi sosial perusahaan.
Di China, Perusahaan yang tergolong heavy-pollution memiliki bentuk perhatian lain
dari masyarakat khususnya isu-isu kepedulian terhadap lingkungan. Untuk meningkatkan
kepedulian sosial tersebut, tatakelola perusahaan memiliki peran vital dalam penentuan
mekanisme, desain perusahaan, dan proses pengambilan keputusan.
Untuk mengukur aksi sosial perusahaan maka dapat dilihat melalui tingkat
pengungkapan CSR perusahaan di dalam laporan tahunan perusahaan. Perusahaan yang
melakukan pengungkapan CSR yang baik diharapkan mampu meningkatkan reputasi, image
perusahaan, dan penerimaan sosial perusahaan secara sosial sehingga meningkatkan nilai
perusahaan.
A. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah menganalisis
Hipotesis 4b Level pengungkapan CSR tinggi ketika jumlah kompensasi ekuitas eksekutif
tinggi
Penungkapan CSR dan Nilai Perusahaan.
Tujuan dari pengungkapan CSR adalah melindungi pemegang saham minoritas,
pertukaran informasi antara perusahaan dan society, dan mengeliminasi asimetri informasi
sehingga meningkatkan transparansi perusahaan. Semakin baik pengungkapan CSR
perusahaan maka semakin baik pula kepercayaan publik bahwa perusahaan beroperasi
dengan valid, jujur, dapat dipercaya, dan beroperasi secara baik. Dari persepektif keuangan,
hal ini mengurangi capital cost dari perusahaan.
Hiptesis 5. Level pengungkapan CSR secara positif berkorelasi dengan nilai perusahaan.
D. Metodologi Penelitian
Sampel
Sampel penelitian ini adalah perusahaan di industri heavy-pollution di China. Jumlah
industri yang tegolong heavy-pollution yaitu sebanyak 16 industri dengan jumlah total sampel
sebanyak 968 perusahaan selama tahun 2008-2014.
Operasionalisasi Variabel dan Model Penelitian
Variabel
Pengungkapan CSR (CSR)
Proxy/Pengukuran
Skoring 11 aspek dari pengungkapan CSR
berdasarkan
CSMAR.
jika
mayoritas
negara
Model (1) digunakan untuk menguji pengaruh dari tatakelola perusahaan terhadap
pengungkapan CSR. Model (2) digunakan untuk menguji pengaruh pengungkapan CSR
terhadap nilai perusahaan.
E. Hasil Penelitian
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa konsentrasi kepemilikan saham mayoritas
(LSP) memiliki korelasi negatif signifikan terhadap pengungkapan CSR sehingga hipotesis
1a diterima. Konsentrasi kepemilikan negara (SOSP) memiliki korelasi positif signifikan
terhadap pengungkapan CSR sehingga hipotesis 1b diterima.
Jumlah anggota direksi (ND) memiliki korelasi signifikan positif terhadap
pengungkapan CSR. Hasil ini sedikit berbeda dengan hipotesis 2a. Hasil ini mengindikasikan
bahwa semakin banyak jumlah anggota direksi membuat perspektif dan kepedulian akan
kompensasi/gaji
eksekutif
(MS)
tidak
memiliki
korelasi
terhadap
pengungkapan CSR. Hasil ini mungkin karena gaji eksekutif bersifat tetap sehingga tidak
memiliki efek terhadap motivasi manajemen dalam melakukan pengungkapan CSR. Tingkat
kompensasi ekuitas/ kepemilikan saham manajerial (ME) memiliki korelasi positif signifikan
terhadap pengungkapan CSR. Hasil ini mendukung hipotesis 5b.
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pengungkapan CSR memiliki hasil yang
cukup mengejutkan dengan memiliki korelasi negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil ini
mungkin terjadi karena sampel yang digunakan adalah industri yang tergolong heavypollution sehingga aktifitas CSR memberikan biaya yang tinggi bagi perusahaan seiring
dengan operasi perusahan. Kemungkinan dampak hasil aktifitas CSR dapat terlihat bernilai
positif pada periode yang akan datang.
F. Kesimpulan
Penelitian ini adalah yang pertama untuk mengeksplorasi hubungan antara tata kelola
perusahaan, tanggung jawab informasi pengungkapan sosial, dan nilai perusahaan ini di
industri heavy-pollution di China. Dari aspek tata kelola perusahaan, proporsi kepemilikan
saham negara, jumlah direksi, jumlah pertemuan dewan pengawas, dan proporsi saham
manajerial berkorelasi positif dengan tingkat pengungkapan CSR. Sementara proporsi saham
dari pemegang saham terbesar adalah berkorelasi negatif.
Dari data pada periode berjalan pengungkapan informasi CSR berkorelasi negatif
terhadap nilai perusahaan. Namun, dalam jangka panjang, informasi tanggung jawab sosial
pengungkapan yang baik sangat membantu dalam meningkatkan reputasi perusahaan dan
mewujudkan pembangunan berkelanjutan perusahaan.
G. Kritik Jurnal
Sampel yang diuji hanya pada perusahaan yang terdapat di industri heavy-pollution
yang notabene memiliki perhatian berbeda mengenai isu-isu CSR dengan industri
lainnya.
Konsep direktur independen tidak digunakan di Indonesia. Sehingga penggunaan
hipotesis tersebut kurang relevan.
Secara umum, penelitian ini sangat mudah dipahami dan disusun secara sistematis.
Akan tetapi dengan item pembahasan yang sangat luas. Jurnal ini kurang
mengeksplorasi hasil-hasil pengujian yang dilakukan, dibuktikan dengan halaman
artikel sebanyak 10 halaman.