Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS INDONESIA

Corporate Governance, Social Responsibility Information Disclosure, and Enterprise Value


in China

Xiang Liu dan Chen Zhang (2016)

Miftahul Jannah (1506810055)


Muhammad Ridha Jihad (1606851876)

PASCA SARJANA ILMU AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS INDONESIA

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS


Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah
hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan/atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Mata Ajaran

: Good Governance

Judul Makalah/Tugas : Corporate Governance, Social Responsibility Information Disclosure,


and Enterprise Value in China
Tanggal

: 24 Oktober 2016

Dosen

: Prof. Akhmad Syakhroza

Nama

: Miftahul Jannah

Nama

: Muhammad Ridha Jihad

NPM

: 1506810055

NPM

: 1606851876

Tanda tangan :

Tanda Tangan :

A. Latar Belakang
Perusahaan sebagai entitas bisnis tidak hanya memiliki tanggungjawab terhadap
pemegang saham berupa pencarian profit sebagai motif utama. Perusahaan juga memiliki
tanggung jawab kepada lingkungan sosial tempat perusahaan beroperasi sebagai. Corporate
Social Responsibility (CSR) merupakan komponen yang penting dalam mengukur kepedulian
dan aksi sosial perusahaan.
Di China, Perusahaan yang tergolong heavy-pollution memiliki bentuk perhatian lain
dari masyarakat khususnya isu-isu kepedulian terhadap lingkungan. Untuk meningkatkan
kepedulian sosial tersebut, tatakelola perusahaan memiliki peran vital dalam penentuan
mekanisme, desain perusahaan, dan proses pengambilan keputusan.
Untuk mengukur aksi sosial perusahaan maka dapat dilihat melalui tingkat
pengungkapan CSR perusahaan di dalam laporan tahunan perusahaan. Perusahaan yang
melakukan pengungkapan CSR yang baik diharapkan mampu meningkatkan reputasi, image
perusahaan, dan penerimaan sosial perusahaan secara sosial sehingga meningkatkan nilai
perusahaan.
A. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah menganalisis

hubungan tatakelola perusahaan,

pengungkapan informasi corporate social responsibility, dan nilai perusahaan


B. Research Gap
Penelitian ini menguji dampak CSR bagi perusahaan yang tegolong heavy-pollution
karena besarnya isu-isu mengenai perlindungan lingkungan di dalam industri tersebut
C. Hipotesis Penelitian
Hubungan Kepemilikan dan Pengungkapan CSR
Shleifer dan Vishny (1997) menyebutkan bahwa pemegang saham mayoritas dapat
dengan mudah melakukan kontrol terhadap perusahaan. Seiring dengan peningkatan
kepemilikan maka akan meningkatkan entrenchment effect berupa keinginan untuk
memperoleh keuntungan pribadi sehingga mengurangi keuntungan yang diperoleh oleh
pemegang saham minoritas. Oleh karena itu La Porta et.al. (2000) menambahkan semakin
tinggi porsi kepemilikan yang dimiliki oleh pemegang saham mayoritas maka kemungkinan
dalam melakukan pengungkapan CSR semakin berkurang. Hal ini agar perusahaan tidak
terlalu transaparan.
Di China, Kepemilikan di dominasi oleh state-owners sebagai pilar ekonomi utama di
China. Oleh karena itu pemerintah berperan sebagai pemegang saham dominan. Pemerintah
tentunya memiliki tujuan yang tidak hanya berorientasi terhadap profit melainkan juga

pelayanan publik, pemenuhan tuntutan pekerja, menjaga stabilitas sosial sehingga


meningkatkan kemungkinan pengungkapan informasi CSR
Hipotesis 1a. Pengungkapan CSR rendah ketika konsentrasi kepemilikan mayoritas tinggi
Hipotesis 1b. Level pengungkapan CSR tinggi ketika perusahaan dikuasai oleh negara
Direksi dan Pengungkapan CSR
Semakin banyak jumlah anggota direksi maka meningkatkan potensi adanya direksi
yang free-rider. Selain itu, meningkatkan biaya seiring susahnya komunikasi dan
pengambilan keputusan. Lebih lanjut, ukuran direksi yang besar mejadikan proses efisiensi
operasi semakin rendah dan rendahnya efektifitas pengambilan keputusan.
Direktur independen bersifat independen dari tekanan pemegang saham. Dari segi
perspektif corporate legitimacy, direktur independen dapat meningkatkan reputasi dan
kredibilitas perusahaan (Pfeffer dan Salancik, 1978). Direktur independen biasanya memiliki
pengetahuan yang lebih baik dan berusaha untuk memenuhi unsur kepatuhan termasuk
terhadap perlindungan terhadap hak-hak dari para pemangku kepentingan.
Hipotesis 2a. Level pengungkapan CSR rendah ketika jumlah anggota direksi banyak
Hipotesis 2b. Level penungkapan CSR tinggi ketika rasio jumlah direktur independen tinggi
Dewan Komisaris dan Pengungkapan CSR
Dewan komisaris bertugas mengawasi kerja dari para direksi perusahaan. Dewwan
komisaris bertugas untuk melindungi kepentingan pekerja perusahaan, pemegang saham
minoritas, dan para pemangku kepentingan lainnya.
Dewan komisaris biasanya melakukan rapat untuk meningkatkan komunikasi antar
anggotanya. Sehingga, semakin sering rapat komisaris dilakukan maka semakin besar
keinginan untuk mengawasi kegiatan dari direksi perusahaan.
Hipotesis 3a. Level pengungkapan CSR tinggi ketika jumlah dewan komisaris banyak
Hipotesis 3b. Level pengungkapan CSR tinggi ketika jumlah rapat dewan komisaris banyak
Insentif Eksekutif dan Pengungkapan CSR
Kompensasi dari eksekutif perusahaan dapat mengurangi agency problem di
perusahaan dan mampu mengurangi kemungkinan moral hazard dan adverse selection.
Kompensasi eksekutif juga dapat meningkatkan kepedulian eksekutif terhadap kepentingan
dari stakeholders.
Selain itu, kompensasi ekuitas (MESOP/ESOP) juga merupakan bentuk lain dari model
kompensasi yang dapat diberikan oleh perusahaan kepada eksekutifnya. Semakin besar
kompensasi ekuitas yang diberikan maka meningkatkan kepedulian dan rasa memiliki
terhadap perusahaan karena kinerja dan keuntungan perusahaan akan berdampak kepada
kekayaaan para eksekutif. Hal ini meningkatkan kepedulian para eksekutif terhadap risiko
sosial yang mungkin dapat mengurangi keuntungan dan kinerja perusahaan
Hipotesis 4a Level pengungkapan CSR tinggi ketika jumlah kompensasi eksekutif tinggi

Hipotesis 4b Level pengungkapan CSR tinggi ketika jumlah kompensasi ekuitas eksekutif
tinggi
Penungkapan CSR dan Nilai Perusahaan.
Tujuan dari pengungkapan CSR adalah melindungi pemegang saham minoritas,
pertukaran informasi antara perusahaan dan society, dan mengeliminasi asimetri informasi
sehingga meningkatkan transparansi perusahaan. Semakin baik pengungkapan CSR
perusahaan maka semakin baik pula kepercayaan publik bahwa perusahaan beroperasi
dengan valid, jujur, dapat dipercaya, dan beroperasi secara baik. Dari persepektif keuangan,
hal ini mengurangi capital cost dari perusahaan.
Hiptesis 5. Level pengungkapan CSR secara positif berkorelasi dengan nilai perusahaan.
D. Metodologi Penelitian
Sampel
Sampel penelitian ini adalah perusahaan di industri heavy-pollution di China. Jumlah
industri yang tegolong heavy-pollution yaitu sebanyak 16 industri dengan jumlah total sampel
sebanyak 968 perusahaan selama tahun 2008-2014.
Operasionalisasi Variabel dan Model Penelitian
Variabel
Pengungkapan CSR (CSR)

Proxy/Pengukuran
Skoring 11 aspek dari pengungkapan CSR
berdasarkan

CSMAR.

menungkapkan, 0 jika lainnya


Nilai Perusahaan (EV)
Tobinsq
Konsentrasi Kepemilikan Saham Mayoritas Jumlah
saham
pemilik
(LSP)
Kepemilikan Negara (SOSP)
Jumlah Direksi (ND)
Proporsi Direktur Independen (IDP)
Jumlah Dewan Komisaris (NS)
Jumlah Rapat Dewan Komisaris (MS)
Kompensasi Eksekutif (MS)
Kompensasi Ekuitas Eksekutif (ME)
Model Penelitian

jika

mayoritas

dibandingkan dengan total saham


Jumlah saham yang dimiliki
dibandingkan dengan total saham
Jumlah direksi
Direksi independen/total direksi
Jumlah dewan direksi
Jumlah rapat dewan komisaris
Logaritma total kompensasi eksekuitf
Total saham manajerial/total saham

negara

Model (1) digunakan untuk menguji pengaruh dari tatakelola perusahaan terhadap
pengungkapan CSR. Model (2) digunakan untuk menguji pengaruh pengungkapan CSR
terhadap nilai perusahaan.
E. Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa konsentrasi kepemilikan saham mayoritas
(LSP) memiliki korelasi negatif signifikan terhadap pengungkapan CSR sehingga hipotesis
1a diterima. Konsentrasi kepemilikan negara (SOSP) memiliki korelasi positif signifikan
terhadap pengungkapan CSR sehingga hipotesis 1b diterima.
Jumlah anggota direksi (ND) memiliki korelasi signifikan positif terhadap
pengungkapan CSR. Hasil ini sedikit berbeda dengan hipotesis 2a. Hasil ini mengindikasikan
bahwa semakin banyak jumlah anggota direksi membuat perspektif dan kepedulian akan

tanggung jawab sosial perusahaan semakin komprehensif. Proporsi direktur independen


(IDP) tidak memiliki korelasi terhadap pengungkapan CSR. Hasil ini mungkin terjadi karena
fungsi direktur independen di China sangat terbatas. Hasil ini menolak hipotesis 2b.
Jumlah aggota dewan komisaris (NS) tidak memiliki korelasi terhadap CSR. Hasil ini
menunjukkan bahwa peran dan power dari dewan komisaris di China masih lemah. Jumlah
rapat komisaris (NMBS) memiliki korelasi positif signifikan terhadap pengungkapan CSR.
Hasil ini mendukung hipotesis 3b.
Tingkat

kompensasi/gaji

eksekutif

(MS)

tidak

memiliki

korelasi

terhadap

pengungkapan CSR. Hasil ini mungkin karena gaji eksekutif bersifat tetap sehingga tidak
memiliki efek terhadap motivasi manajemen dalam melakukan pengungkapan CSR. Tingkat
kompensasi ekuitas/ kepemilikan saham manajerial (ME) memiliki korelasi positif signifikan
terhadap pengungkapan CSR. Hasil ini mendukung hipotesis 5b.

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pengungkapan CSR memiliki hasil yang
cukup mengejutkan dengan memiliki korelasi negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil ini
mungkin terjadi karena sampel yang digunakan adalah industri yang tergolong heavypollution sehingga aktifitas CSR memberikan biaya yang tinggi bagi perusahaan seiring

dengan operasi perusahan. Kemungkinan dampak hasil aktifitas CSR dapat terlihat bernilai
positif pada periode yang akan datang.
F. Kesimpulan
Penelitian ini adalah yang pertama untuk mengeksplorasi hubungan antara tata kelola
perusahaan, tanggung jawab informasi pengungkapan sosial, dan nilai perusahaan ini di
industri heavy-pollution di China. Dari aspek tata kelola perusahaan, proporsi kepemilikan
saham negara, jumlah direksi, jumlah pertemuan dewan pengawas, dan proporsi saham
manajerial berkorelasi positif dengan tingkat pengungkapan CSR. Sementara proporsi saham
dari pemegang saham terbesar adalah berkorelasi negatif.
Dari data pada periode berjalan pengungkapan informasi CSR berkorelasi negatif
terhadap nilai perusahaan. Namun, dalam jangka panjang, informasi tanggung jawab sosial
pengungkapan yang baik sangat membantu dalam meningkatkan reputasi perusahaan dan
mewujudkan pembangunan berkelanjutan perusahaan.
G. Kritik Jurnal
Sampel yang diuji hanya pada perusahaan yang terdapat di industri heavy-pollution
yang notabene memiliki perhatian berbeda mengenai isu-isu CSR dengan industri
lainnya.
Konsep direktur independen tidak digunakan di Indonesia. Sehingga penggunaan
hipotesis tersebut kurang relevan.
Secara umum, penelitian ini sangat mudah dipahami dan disusun secara sistematis.
Akan tetapi dengan item pembahasan yang sangat luas. Jurnal ini kurang
mengeksplorasi hasil-hasil pengujian yang dilakukan, dibuktikan dengan halaman
artikel sebanyak 10 halaman.

Anda mungkin juga menyukai