Seorang pasien laki-laki berumur 30 tahun datang ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan
nyeri hebat pada daerah belakang pergelangan kaki kirinya. Sekitar 3 jam yang lalu pasien
bermain bola, saat berebutan bola, tiba-tiba kaki kirinya berbunyi krek, pasien langsung
terjatuh dan merasakan sakit yang sangat sehingga meraung kesakitan. Pasien tidak mampu
berdiri kembali sehingga harus dibopong keluar lapangan. Pada pemeriksaan pergelangan
kaki ditemukan bengkak dan nyeri bila ditekan. Pasien tidak dapat melakukan gerak plantar
fleksi kaki. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan ruptur total tendo Achilles kiri. Pasien
disarankan menjalani operasi penyambungan kembali tendo yang terputus.
SASARAN BELAJAR
Memahami dan menjelaskan Ruptur Tendo Achilles
a. Struktur tendo Achilles
b. Definisi dan mekanisme ruptur tendo Achilles
Seorang atlet football sedang berlari saat pertandingan. Namun tiba-tiba dari arah
belakangnya seseorang menabraknya dengan keras sehingga menyebabkan bahu kiri terasa
nyeri. Saat diperiksa lengan atas menggantung ke bawah di sisi tubuhnya dengan eksorotasi.
Tidak dijumpai tanda-tanda fraktur, namun terlihat kaput humerus tumpeng tindih dengan
collum scapulae.
SASARAN BELAJAR
Memahami dan menjelaskan Dislokasi Sendi Bahu
a. Struktur sendi bahu dan struktur disekitarnya
b. Definisi dan mekanisme dislokasi sendi bahu
Seorang pasien laki-laki berumur 30 tahun datang ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan
nyeri hebat pada daerah belakang pergelangan kaki kirinya. Sekitar 3 jam yang lalu pasien
bermain bola, saat berebutan bola, tiba-tiba kaki kirinya berbunyi krek, pasien langsung
terjatuh dan merasakan sakit yang sangat sehingga meraung kesakitan. Pasien tidak mampu
berdiri kembali sehingga harus dibopong keluar lapangan. Pada pemeriksaan pergelangan
kaki ditemukan bengkak dan nyeri bila ditekan. Pasien tidak dapat melakukan gerak plantar
fleksi kaki. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan ruptur total tendo Achilles kiri. Pasien
disarankan menjalani operasi penyambungan kembali tendo yang terputus.
SASARAN BELAJAR
Memahami dan menjelaskan Ruptur Tendo Achilles
c. Struktur tendo Achilles
d. Definisi dan mekanisme ruptur tendo Achilles
Seorang atlet football sedang berlari saat pertandingan. Namun tiba-tiba dari arah
belakangnya seseorang menabraknya dengan keras sehingga menyebabkan bahu kiri terasa
nyeri. Saat diperiksa lengan atas menggantung ke bawah di sisi tubuhnya dengan eksorotasi.
Tidak dijumpai tanda-tanda fraktur, namun terlihat kaput humerus tumpeng tindih dengan
collum scapulae.
SASARAN BELAJAR
Memahami dan menjelaskan Dislokasi Sendi Bahu
c. Struktur sendi bahu dan struktur disekitarnya
d. Definisi dan mekanisme dislokasi sendi bahu
Shoulder Joint
Sendi bahu dibentuk oleh kepala tutang humerus dan mangkok sendi, disebut
cavitas glenoidalis. Sendi ini menghasilkan gerakan fungsional sehari-hari seperti
menyisir, meng-garuk kepala, mengambil dompet dan sebagainya atas kerja sama
yang harmonis dan simultan dengan sendi-sendi lainnya. Cavitas glenoidalis sebagai
mangkok sendi bentuknya agak cekung tempat melekatnya kepala tulang humerus
dengan diameter cavitas glenoidalis yang pendek kira-kira hanya mencakup sepertiga
bagian dan kepala tulang sendinya yang agak besar, keadaan ini otomatis membuat
sendi tersebut tidak stabil namun paling luas gerakannya.( Djohan Aras,1994)
Beberapa karakteristik daripada sendi bahu, yaitu:
1. Perbandingan antara permukaan mangkok sendinya denga kepala sendinya tidak
sebanding.
2. Kapsul sendinya relatif lemah.
Kartilago atau ujung tulang rawan sendi berfungsi sebagai bantalan sendi, sehingga
tidak nyeri sewaktu penderita berjalan. Namun demikian pada gerakan tertentu sendi
dapat nyeri akibat gangguan yang dikenal dengan degenerasi kartilago .(Weiss, 1979)
BIOMEKANIK
Sendi bahu mempunyai gerakan-gerakan sebagai berikut:
1. Gerak flexi, penggeraknya adalah serabut otot deltoideus anterior
2.Gerak ektensi, penggeraknya adalah otot serabut otot deltoideus posterior dan teres
minorserta dibantu oleh otot infra spinatus
3. Gerak adbuksi, penggeraknya adalah otot supra spinatus dibantu oleh otot
deltoideus
4. Gerak abduksi horizontal, penggeraknya adalah otot deltoideus
5. Gerak internal rotasi, penggeraknya adalah otot sub scapular
6. Gerak eksternal rotasi, penggeraknya adalah otot infra spinatus
Mekanisme dislokasi
Eksorotasi adalah gerakan rotasi ke arah luar. Pada kasus Aston ini, terdorong
dan terpukulnya Aston menjadi kekuatan yang menyebabkan gerakan eksorotasi pada
sendi bahu. Terjadilah avulsi, yaitu otot terentang kuat melampaui kebebasan
kemampuan jangkauan gerak. Caput humerus terdorong ke depan dan keluar dari
cavitas articularis sendi bahu sehingga yang mengikat hanya ligament glenohumeral
sehingga lengan atas kanan Aston menggantung ke bawah.
a) Otot-otot apa saja yang berpotensi terganggu pada kasus Aston dan mengapa ?
Otot yang berpotensi terganggu yaitu otot deltoideus humerus. Kemampuan
untuk menegangkan otot deltoideus secara minimal dalam usahanya memulai abduksi
merupakan factor untuk menilai fungsi saraf aksilaris yang berkemungkinan cedera
akibat dislokasi bahu Aston. Saraf aksilaris berfungsi untuk abduksi bahu sehingga
dapat menempatkan lengan secara fungional.
Syaraf yang berpotensi terganggu pada kasus ini adalah saraf aksilaris dan
saraf ulnaris. Pada saraf aksilaris memberikan respon sensoris terhadap M.deltoideus,
dan M.teres minor. Bila terdapat daerah anestetik lokal dengan batas yang jelas dan
Aston tidak mampu menegangkan otot deltoideus secara minimal maka ada
kemungkinan terjadi cedera saraf aksilaris. Fungsi saraf aksilaris diperlukan untuk
abduksi bahu sehingga dapat menempatkan lengan secara fungsional. (patofisiologi
2,1369 & snell,437)
Tulang yang berpotensi terganggu adalah os. Humerus dan os. scapula.
Persendian yang mungkin terganggung persendian antara caput humeri dengan cavitas
gleinoidalis scapulae. Termasuk dalam tipe sendi sinovial ball and socket. Permukaan
sendi meliputi oleh rawan hyaline, dan cavitas glenoidalis diperdalam oleh adanya
labrum glenoidale. Karena kedangkalan rongga persendian, kepala humerus yang
besar dan kelemahan (kelonggaran) ligamen kapsul , sendi bahu cenderung mudah
terkena dislokasi.
Dislokasi bahu paling sering dialami oleh mereka yang masih muda dan
biasanya diakibakan oleh abduksi, ekstensi, dan rotasi eksterna traumatik yang
berlebihan pada ekstremitas atas. Kaput humeri biasanya bergeser ke anterior dan
inferior melalui robekan traumatik pada kapsul dan labrum anterior sendi bahu.