KELOMPOK 1
Simulasikan dan presentasikan kasus ini di depan kelas!
Seorang pasien laki-laki berumur 30 tahun datang ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan
nyeri hebat pada daerah belakang pergelangan kaki kirinya. Sekitar 3 jam yang lalu pasien
bermain bola, saat berebutan bola, tiba-tiba kaki kirinya berbunyi krek, pasien langsung
terjatuh dan merasakan sakit yang sangat sehingga meraung kesakitan. Pasien tidak mampu
berdiri kembali sehingga harus dibopong keluar lapangan. Pada pemeriksaan pergelangan
kaki ditemukan bengkak dan nyeri bila ditekan. Pasien tidak dapat melakukan gerak plantar
fleksi kaki. Pada pemeriksaan radiologi didapatkan ruptur total tendo Achilles kiri. Pasien
disarankan menjalani operasi penyambungan kembali tendo yang terputus.
SASARAN BELAJAR
Memahami dan menjelaskan Ruptur Tendo Achilles
a. Struktur tendo Achilles
b. Definisi dan mekanisme ruptur tendo Achilles
KELOMPOK 2
Simulasikan dan presentasikan kasus ini di depan kelas!
Seorang atlet football sedang berlari saat pertandingan. Namun tiba-tiba dari arah
belakangnya seseorang menabraknya dengan keras sehingga menyebabkan bahu kiri terasa
nyeri. Saat diperiksa lengan atas menggantung ke bawah di sisi tubuhnya dengan eksorotasi.
Tidak dijumpai tanda-tanda fraktur, namun terlihat kaput humerus tumpeng tindih dengan
collum scapulae.
SASARAN BELAJAR
Memahami dan menjelaskan Dislokasi Sendi Bahu
a. Struktur sendi bahu dan struktur disekitarnya
b. Definisi dan mekanisme dislokasi sendi bahu
KELOMPOK 3
Simulasikan dan presentasikan kasus ini di depan kelas!
Skenario
Seorang lelaki usia 18 tahun merasakan batuk yang tidak berkurang sejak 3 hari
yang lalu. Batuk yang diirasakan mula-mula tidak disertai dahak, akan tetapi sejak tadi pagi
mulai batuk berdahak, bahkan sekarang mendadak menjadi sesak nafas. selain itu penderita
juga mengalami demam. Sebelumnya penderita membersihkan rak buku-buku lama ayahnya
yang penuh dengan debu.
Penderita segera datang ke dokter keluarganya, di sana dokter memeriksa pasien
untuk mendapatkan gejala dan tanda respirasi lainnya. Pada pemeriksaan auskultasi
penderita ditemukan wheezing yang jelas. Dokter tersebut ingat, kakak penderita juga
menderita penyakit paru kronik yang pada rontgen thoraksnya menunjukkan gambaran
honeycomb appearnce tetapi tidak pernah ditemukan wheezing. Selanjutnya dokter tersebut
memberi obat pada penderita tersebut 2 macam obat yang berbeda fungsinya.
SASARAN BELAJAR
a. Memahami struktur saluran pernafasan atas dan bawah
b. Menjelaskan mekanisme asma bronkial
KELOMPOK 4
Simulasikan dan presentasikan kasus ini di depan kelas!
Seorang pria, bernama Pak Heri, berusia 50 tahun telah menderita kencing manis selama
lebih dari 10 tahun. Atas anjuran temannya yang mengatakan bahwa meditasi dapat
menyembuhkan penyakitnya, maka ia melakukan meditasi selama berjam-jam yang sudah
berlangsung beberapa bulan. Meditasi dilakukannya dengan cara duduk bersila atau
menyilangkan tungkai bawah sambil berkonsentrasi penuh. Tiga hari yang lalu ia ke dokter
dengan keluhan jika berjalan kaki kanannya sering kali tersandung teruatama di permukaan
jalan yang tidak rata/berkerikil. Sejak 1 bulan yang lalu ia sering merasakan keluhan mati
rasa dan nyeri disebelah luar tungkai kanan dan punggung kaki kanan. Pada pemeriksaan
fisik di tungkai bawah ibu jari kaki kanan tidak bisa dorsofleksi, steppage gait (berjalan
dengan menyeret kaki kanan) positif, sendi pergelangan kaki tidak bisa dorsofleksi, gangguan
hipestesi (mati rasa) pada daerah crus posterolateral. Menurut dokter ia menderita foot drop
karena kelumpuhan n. peronealis communis dan DM tipe II.
SASARAN BELAJAR
A. Menjelaskan perjalanan syaraf pada ekstremitas inferior
B. Otot tapa saja yang terdapat di region cruris
KELOMPOK 5
Simulasikan dan presentasikan kasus ini di depan kelas!
Seorang pria, bernama Pak Heri, berusia 50 tahun telah menderita kencing manis selama
lebih dari 10 tahun. Atas anjuran temannya yang mengatakan bahwa meditasi dapat
menyembuhkan penyakitnya, maka ia melakukan meditasi selama berjam-jam yang sudah
berlangsung beberapa bulan. Meditasi dilakukannya dengan cara duduk bersila atau
menyilangkan tungkai bawah sambil berkonsentrasi penuh. Tiga hari yang lalu ia ke dokter
dengan keluhan jika berjalan kaki kanannya sering kali tersandung teruatama di permukaan
jalan yang tidak rata/berkerikil. Sejak 1 bulan yang lalu ia sering merasakan keluhan mati
rasa dan nyeri disebelah luar tungkai kanan dan punggung kaki kanan. Pada pemeriksaan
fisik di tungkai bawah ibu jari kaki kanan tidak bisa dorsofleksi, steppage gait (berjalan
dengan menyeret kaki kanan) positif, sendi pergelangan kaki tidak bisa dorsofleksi, gangguan
hipestesi (mati rasa) pada daerah crus posterolateral. Menurut dokter ia menderita foot drop
karena kelumpuhan n. peronealis communis dan DM tipe II.
SASARAN BELAJAR
A. Apa saja terminologi posisi anatomi saat meditasi?
B. Menjelaskan pengertian droop foot
KELOMPOK 6
Seorang pria usia 59 tahun, memliliki riwayat merokok berat dan kolesterol tinggi. Saat ini ia
merasa dada terasa sakit seperti tertekan dengan kuat, sesak nafas dna palpitasi setelah
aktifitas fisik. Denyut jantung 55 kali per menit dan teratur. Diagnosis pasien ini adalah infark
miokard akibat gangguan pada A. koronaria kanan dan A. descendens anterior kiri
SASARAN BELAJAR
A. Jelaska struktur anatomi dari arteri koronaria pada jantung
B. Bagaimana mekanisme infark miokard pada pasien ini?
Tendon Achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot
plantaris. Pada manusia, letaknya tepat di bagian pergelangan kaki. Tendon Achilles adalah
tendon tertebal dan terkuat pada tubuh manusia. Panjangnya sekitar 15 sentimeter, dimulai
dari pertengahan tungkai bawah. Kemudian strukturnya kian mengumpul dan melekat pada
bagian tengah-belakang tulang calcaneus.
makroskopik karena kegagalan tarikan oleh karena kegagalan pergeseran fibriller dan
interfibriller.
LO 2.4. Manifestasi klinis ruptur tendo Achilles
Penderita ruptur tendon achilles memiliki gejala atau manifestasi klinik sebagai
berikut:
1 Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kaki
atau betis
2 Bengkak, kaku dan memar
3 Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit
4 Tumit tidak bisa digerakan turun naik
LO 2.8. Prognosis ruptur tendo Achilles
Kebanyakan orang yang mengalami ruptur tendo Achilles, tendo akan kembali
normal. Jika operasi dilakukan, tendo mungkin menjadi lebih kuat dan kecil kemungkinannya
untuk ruptur lagi. Biasanya, kegiatan berat, seperti berjalan baru bisa dilakukan kembali
setelah 6 minggu. Atlet biasanya kembali berolahraga, setelah 4 sampai 6 minggu setelah
cedera terjadi.
LO 2.9. Pencegahan ruptur tendo Achilles
Lakukan pemanasan dan peregangan sebelum melakukan kegiatan olahraga. Biasakan
latihan yang memperberat betis. Jangan memaksakan latihan jika kaki terasa lelah. Jaga berat
badan ideal agar tidak obesitas. Kenakan sepatu yang baik dengan bantalan yang tepat.
Shoulder Joint
Sendi bahu dibentuk oleh kepala tutang humerus dan mangkok sendi, disebut
cavitas glenoidalis. Sendi ini menghasilkan gerakan fungsional sehari-hari seperti
menyisir, meng-garuk kepala, mengambil dompet dan sebagainya atas kerja sama
yang harmonis dan simultan dengan sendi-sendi lainnya. Cavitas glenoidalis sebagai
mangkok sendi bentuknya agak cekung tempat melekatnya kepala tulang humerus
dengan diameter cavitas glenoidalis yang pendek kira-kira hanya mencakup sepertiga
bagian dan kepala tulang sendinya yang agak besar, keadaan ini otomatis membuat
sendi tersebut tidak stabil namun paling luas gerakannya.( Djohan Aras,1994)
Beberapa karakteristik daripada sendi bahu, yaitu:
1. Perbandingan antara permukaan mangkok sendinya denga kepala sendinya tidak
sebanding.
2. Kapsul sendinya relatif lemah.
3. Otot-otot pembungkus sendinya relatif lemah, seperti otot supraspinatus,
infrapinatus, teres minor dan subscapularis.
4. Gerakannya paling luas.
5. Stabilitas sendinya relatif kurang stabil.
Dengan melihat keadaan sendi tersebut, maka sendi bahu lebih mudah
mengalami gangguan fungsi dibandingkan dengan sendi lainnya.
Sendi- sendi di daerah bahu diantaranya :
Sendi glenohumerus yang sebenarnya (synovial)
Sendi semu antara humerus dan arkus korakorakromial
Sendi sternoklavikular
Sendi akromioklavikular
Artikulasi skapulotoraks
Artikulasi gleno humerus yang dangkal pada dasarnya hanya mempunyai
sedikit stabilitas karena daerah permukaan glenoid hanya seperempat daerah
permukaan sendi humerus. Tingkat kedalaman sendi yang disebabkan oleh labrum
mungkin tampak sepele, tetapi ini tentu bermakna karena robekan labrum akan
menyebabkan dislokasi. Stabilitas tergantung pada pengendalian otot. Tendon
subskapularis di depan, rotator subskapularis pendek di atas, infraspinatus dan teres
minor di belakang bergabung dengan simpai bahu akan membentuk cuff rotator.
Selama abduksi otot menarik kaput humerus dengan kuat ke dalam sendinya
sedangkan deltoid mengangkat lengan. Ketika mulai abduksi, rotator luar memutar
lengan sehingga tuberositas mayor bebas dari akromion yang menonjol, dan gerakan
skapulotoraks memungkinkan jangkauan yang lebih jauh hingga 180 derajat.
Sebenarnya, abduksi pada sendi glenohumerus tidak dapat melebihi 90 derajat karena
tidak ada lagi permukaan sendi pada kaput humerus; tetapi rotasi luar pada humerus
membebaskan lebih banyak permukaan dan memungkinkan abduksi penuh, dengan
peran serta artikulasi skapulototaks. Sendi skapulotoraks dan glenohumeros bergerak
secara sinkron, meskipun dalam 30 derajat abduksi pertama tak banyak gerakan
skapulotoraks yang kelihatan; pada 150 derajat abduksi sisanya, sekitar 90 derajat
terjadi pada sendi glenohumerus. Sendi sternoklavikular ikut serta dalam gerakan
yang dekat dengan tubuh (misalnya mengangkat atau menahan bahu ); sendi
akromioklavikular bergerak dalam 60 derajat abduksi terakhir.
2. Kapsul Sendi
Kapsul sendi terdiri atas 2 lapisan (Haagenars).
a) Kapsul Sinovial
(lapisan bagian dalam) dengan karakteristik mempunyai jaringan fibrokolagen agak
lunak dan tidak memiliki saraf reseptor dan pembuluh darah. Fungsinya menghasilkan
cairan sinovial sendi dan sebagai transformator makanan ke tulang rawan sendi. Bila
ada gangguan pada sendi yang ringan saja, maka yang pertama kali mengalami
gangguan fungsi adalah kapsul sino-vial, tetapi karena kapsul tersebut tidak memiliki
reseptor nyeri, maka kita tidak merasa nyeri apabila ada gangguan, misalnya pada
artrosis sendi.
b) Kapsul Fibrosa
Karakteristiknya berupa jaringan fibrous keras dan memiliki saraf reseptor dan
pembuluh darah. Fungsinya memelihara posisi dan stabititas sendi, memelihara
regenerasi kapsul sendi.
`3.
Cartilago
Kartilago atau ujung tulang rawan sendi berfungsi sebagai bantalan sendi, sehingga
tidak nyeri sewaktu penderita berjalan. Namun demikian pada gerakan tertentu sendi
dapat nyeri akibat gangguan yang dikenal dengan degenerasi kartilago .(Weiss, 1979)
BIOMEKANIK
Sendi bahu mempunyai gerakan-gerakan sebagai berikut:
1. Gerak flexi, penggeraknya adalah serabut otot deltoideus anterior
2.Gerak ektensi, penggeraknya adalah otot serabut otot deltoideus posterior dan teres
minorserta dibantu oleh otot infra spinatus
3. Gerak adbuksi, penggeraknya adalah otot supra spinatus dibantu oleh otot
deltoideus
4. Gerak abduksi horizontal, penggeraknya adalah otot deltoideus
5. Gerak internal rotasi, penggeraknya adalah otot sub scapular
6. Gerak eksternal rotasi, penggeraknya adalah otot infra spinatus
Mekanisme dislokasi
Eksorotasi adalah gerakan rotasi ke arah luar. Pada kasus Aston ini, terdorong
dan terpukulnya Aston menjadi kekuatan yang menyebabkan gerakan eksorotasi pada
sendi bahu. Terjadilah avulsi, yaitu otot terentang kuat melampaui kebebasan
kemampuan jangkauan gerak. Caput humerus terdorong ke depan dan keluar dari
cavitas articularis sendi bahu sehingga yang mengikat hanya ligament glenohumeral
sehingga lengan atas kanan Aston menggantung ke bawah.
a) Otot-otot apa saja yang berpotensi terganggu pada kasus Aston dan mengapa ?
Otot yang berpotensi terganggu yaitu otot deltoideus humerus. Kemampuan
untuk menegangkan otot deltoideus secara minimal dalam usahanya memulai abduksi
merupakan factor untuk menilai fungsi saraf aksilaris yang berkemungkinan cedera
akibat dislokasi bahu Aston. Saraf aksilaris berfungsi untuk abduksi bahu sehingga
dapat menempatkan lengan secara fungional.
Syaraf yang berpotensi terganggu pada kasus ini adalah saraf aksilaris dan
saraf ulnaris. Pada saraf aksilaris memberikan respon sensoris terhadap M.deltoideus,
dan M.teres minor. Bila terdapat daerah anestetik lokal dengan batas yang jelas dan
Aston tidak mampu menegangkan otot deltoideus secara minimal maka ada
kemungkinan terjadi cedera saraf aksilaris. Fungsi saraf aksilaris diperlukan untuk
abduksi bahu sehingga dapat menempatkan lengan secara fungsional. (patofisiologi
2,1369 & snell,437)
Tulang yang berpotensi terganggu adalah os. Humerus dan os. scapula.
Persendian yang mungkin terganggung persendian antara caput humeri dengan cavitas
gleinoidalis scapulae. Termasuk dalam tipe sendi sinovial ball and socket. Permukaan
sendi meliputi oleh rawan hyaline, dan cavitas glenoidalis diperdalam oleh adanya
labrum glenoidale. Karena kedangkalan rongga persendian, kepala humerus yang
besar dan kelemahan (kelonggaran) ligamen kapsul , sendi bahu cenderung mudah
terkena dislokasi.
Dislokasi bahu paling sering dialami oleh mereka yang masih muda dan
biasanya diakibakan oleh abduksi, ekstensi, dan rotasi eksterna traumatik yang
berlebihan pada ekstremitas atas. Kaput humeri biasanya bergeser ke anterior dan
inferior melalui robekan traumatik pada kapsul dan labrum anterior sendi bahu.
DROOP FOOT
Foot drop: Terkulainya kaki akibat lesi nervus peroneal atau tibial yang mengakibatkan
kelumpuhan otot-otot anterior tungkai bawah
Dorsifleksi: Menekuk atau fleksi ke arah aspek ekstensor anggota gerak seperti pada tangan
atau kaki
N. peronealis communis: cabang terminal dari nervus ischiadicus yang lebih kecil, mulai di
1/3 bagian bawah tungkai atas.
Pak Heri melakukan meditasi dengan cara duduk bersila atau menyilangkan tungkai bawah
selama berjam-jam yang telah berlangsung beberapa bulan
i. Tulang, otot, dan nervus apa saja yang terlibat pada posisi meditasi bersila?
Tulang
: Os. Femur, os. Tibia, os. Fibula, os. Tarsi,
Musculus
: M. gluteus medius (Facies glutea-Torchanter major), M.
semitendinosus
(Os.Pubis-Os.Tibia
medialis),
M.
gastrocmenius (Condylus lateralis femuris,condyles medialis
femuris-calcanea), M. plantaris (Condylus medialis femuristibia posterior), M. gracilis (Os.pubis-Os.tibia medialis), M.
Sartorius, M. Fibularis (peroneus) longus, M. Fibularis
(peroneus) brevis, M. tibialis posterior, M. flexor digitorum
longus, M. flexor halluces longi, M. triceps surae
Nervus
: N. saphenous (medial tungkai bawah), N. peroneus comunis
(berjalan turun di depan fibula mempersarafi m. peroneus
longus dan m.peroneus brevis), N. cutaneous surae lateralis
(lateral tugkai bawah).
Articulatio
: Articulatio Coxae, Articulatio Femorotibialis, Articulatio
Tibiafibularis, Articulatio talocruralis, Articulatio subtalaris.
Ligamen
: Lig. Iliofemoralis, Lig. Ischiofemoralis, Lig. Pubofemoralis,
Lig. Teres, Lig. Collateralis Fibularis, Lig. Collateralis Tibialis,
Lig. Cruciatum anterior dan posterior, Lig. Deltoid (medial),
Lig. Lateralis, Lig. TibioFibulo anterior dan posteriors
ii. Apa akibat meditasi yang salah?
Pada saat duduk bersila, pembuluh darah pada bagian persendian akan tertarik
dan menyempit (seperti menarik pipa elastis).oleh karena itu,terjadi gangguan
aliran darah yang menimbulkan pemberian makanan (nutrisi) di saraf terhambat.
Jika hal ini dilakukan dalam waktu yang cukup lama dan berkepanjangan,akan
menyebabkan lesi pada saraf tersebut.
iii. Apa saja terminologi posisi anatomi saat meditasi?
Fleksi di sendi lutut melibatkan kontraksi m. Sartorius, m. gracilis, m. biceps
femoris, m. semitendoninosus, m. semimembranosus. m. gastrocnemius, m.
plantaris
Fleksi plantar di sendi talokrural melibatkan kontraksi m. fibularis (peroneus)
longus, m. fibularis (peroneus) brevis, m. tibialis posterior, m. flexor digitorum
longus, m. flexor halluces longus
10
iii.
11
Dimana letak n.peronealis communis dan mempersyarafi otot apa saja? Apa
fungsinya?
Nervus peroneus communis merupakan cabang terminal dari nervus ischiadicus
yang lebih kecil, dan letaknya mulai di sepertiga bagian bawah tungkai atas.
Saraf ini berjalan turun melalui fossa poplitea, dekat dengan pinggir medial
muculi biceps. Nervus peroneus communis meninggalkan fossa dengan
menyilang secara superfisial terhadap caput laterlae dari muculi gastrocnemius.
Kemudian saraf berjalan posterior terhadap caput fibulae, melengkung ke lateral
di sekeliling collum, menembus muculi peroneus longus, dan bercabang
menjadi dua cabang terminal, yaitu nervus peroneus superficialis dan nervus
peroneus profundus.
Maka, nervus peronealis communis mempersyarafi musculi biceps femoris yang
merupakan dari origo caput longum: tuberoitas ischiadicum dan caput brevis:
linea asperam crista supracondylaris lateralis dari corpus femoris, insertio caput
fibuae. Fungsi dari nervus peronealis communis adalah fleksi dan rotasi lateral
tungkai bawah pada articulatio genus; tetapi coput longum juga
mengekstensikan tungkai atas pada articulatio coxae (antara coxae dan femur).
iii.
12
iv.
v.
vi.
Jika nervus tersebut lumpuh otot apa saja yang ikut lumpuh?
Saraf peronealis berjalan di dekat permukaan kulit pada lekukan di puncak betis,
di belakang lutut. Kelumpuhan saraf peronealis terjadi karena adanya penekanan
pada saraf peronealis. Lumpuhnya nervus peronealis communis berakibat kelumpuhan
semua otot dorsofleksi pergelangan kaki dan otot-otot untuk gerakan kaki. Untuk
menggerakkan kaki secara dorsofleksi melibatkan kombinasi dari otot Otot m. tibialis
anterior, m.peroneus tertius, m.extensor hallucis longus, dan m.extensordigitorum longus.
c. Pemeriksaan fisik di tungkai bawah, ibu jari kaki kanan tidak bisa dorsifleksi,
steppage gait positif, sendi pergelangan kaki tidak bisa dorsi fleksi, gangguan
hipestesi pada daerah crus posterolateral, kaki kanan sering tersandung di jalan yang
tidak rata.
i.
Apa penyebab ibu jari kanan dan sendi pergelangan kaki tidak bisa dorsifleksi?
N. peronealis communis mempersyarafi m. tibialis anterior yang berperan dalam
dorsifleksi pergelangan kaki dan juga mempersyarafi m. haluxis longus yang
berperan dalam dorsifleksi ibu jari. Akibat kelumpuhan n. peronealis communis,
Pak Heri tidak dapat melakukan dorsifleksi pergelangan kaki dan ibu jari kaki
kanannya.
ii.
iii.
13
Resistensi
terhadap
insulin
Vaskuler terjepit
Kadar glukosa
naik
Peredaran darah
terhambat
Penumpukan
sorbitol dan
fruktosa di
nervus
Suplai nutrisi ke
saraf berkurang
Hipestes
i
Neruopati
Kelumpuhan n. peronealis
communis
Kelumpuhan m. tibialis anterior dan m.
hallucis longus
Tidak bisa dorsofleksi
pergelangan kaki
Steppage
gait
Sering
tersandung
VII. Sintesis
FOOT DROP
Foot drop adalah istilah umum untuk kesulitan mengangkat bagian depan kaki atau
sebuah nama sederhana untuk masaah kompleks yang berpotensi. Foot drop juga dapat
14
dikatakan sebagai kelemahan otot yang terlibat dalam gerak flexi pada pergelangan kaki dan
jari kaki. Akibatnya, jari kaki menunduk ke bawah dan menghalangi gerakan berjalan normal.
Drop foot dapat terjadi karena kerusakan saraf pada kaki akibat saraf peroneus profundus,
yang menyebabkan telapak kaki tidak dapat diangkat dan jalan menjadi diseret. Kaki menjadi
seperti kaki ayam yang melangkah, yaitu kaki tidak bisa menapak tanah dengan rata juga
tidak punya kekuatan untuk melangkah. Maka, untuk melangkah pun kaki seakan-akan
diseret sebab memang tidak mungkin untuk melangkah secara normal. Gangguan ini sering
terjadi akibat seseorang sering duduk dengan menyilangkan kaki atau bisa juga karena sering
cukup lama bersila. Foot drop dapat dikaitkan degan berbagai kondisi seperti dorsiflexor
cedera, cedera saraf perifer, stroke, neuropati, toksisitas obat, atau diabetes.
Foot drop mengacu pada kekacauan yang melibatkan orang, AOS otot pergelangan
kaki dan telapak kaki. Seseorang dengan foot drop memiliki kontrol terbatas atas gerakan
kaki yang terkena bencana. Biasanya orang dengan foot drop akan berjalan dengan langkah
tinggi yang berlebihan, sehingga yang terkena menampar kaki di atas tanah. Hal ini sering
disebut sebagai Footdrop Galt.
Foot drop dapat didefinisikan sebagai suatu kelemahan signifikan pergelangan kaki
dan kaki dorsofleksi. Kaki dan pergelangan kaki dorsiflexors termasuk tibialis anterior,
halusis ekstensor longus, dan ekstensor digitorum longus. Otot-otot ini membantu tubuh
pastinya kaki selama fase ayunan dan kontrol plantar fleksi tumit kaki pada mogok.
Kelemahan dalam kelompok ini hasil otot dalam equinovarus cacat. Hal ini kadang-kadang
disebut sebagai steppage gaya berjalan, karena pasien cenderung untuk berjalan dengan fleksi
yang berlebihan pinggul dan lutut untuk mencegah jari-jari kaki dari penangkapan di tanah
selama fase ayunan. Selama gaya berjalan, gaya menyerang tumit melebihi berat badan, dan
arah vektor reaksi tanah lewat di belakang pergelangan kaki dan lutut pusat.
Hal ini menyebabkan plantar kaki untuk flex dan, jika tidak terkendali, untuk menampar
tanah. Biasanya, eksentrik memanjang tibialis anterior, yang mengontrol plantar fleksi,
menyerap kejutan tumit mogok. Foot drop dapat menghasilkan jika ada cedera pada
dorsiflexors atau untuk setiap titik di sepanjang jalur saraf yang memasok mereka. Foot drop
dicirikan oleh steppage gaya berjalan (gait dropfoot). Ketika orang dengan berjalan kaki
drop, menampar kaki ke lantai. Menyeimbangkan kaki untuk menjatuhkan, pasien harus
menaikkan paha berlebihan, sedemikian rupa sehingga tampak seolah-olah pasien berjalan di
atas.
PENYEBAB FOOT DROP
Kadang-kadang, foot drop bersifat sementara/temporary. Tetapi dalam kasus lain, ada
juga yang mengalami foot drop bersifat permanen. Penyebab paling umum untuk foot drop
adalah cedera pada saraf peroneal di bagian atas betis belakang lutut. Penyebab utama lainnya
drop food juga termasuk multiple sclerosis, amyotrophic lateral sclerosis (ALS), penyakit
Parkinson,
penyakit
Lou
Gehrig,
dan
distrofi
otot.
Kehilangan kendali dalam diri seseorang, AOS kaki dan pergelangan kaki yang
mengakibatkan penurunan seringkali disebabkan oleh cedera pada seseorang, peroneal AOS
saraf, yang membentang di sepanjang bagian luar seseorang, AOS kaki antara bagian bawah
lutut ke bawah melalui kaki ke jari kaki. Saraf peroneal dapat mengalami kerusakan oleh
fraktur ke kaki atau cedera lain ke skiatik saraf, syaraf utama di kaki.
Penyebab lainnya dari foot drop adalah lumbalis herniated disc di dekat bagian bawah tulang
belakang. Sebuah lumbal herniated disc skiatik mempengaruhi saraf dan sering menyebabkan
seseorang kehilangan beberapa jumlah kontrol atas pergelangan kaki dan kaki.
Genetik penyakit-penyakit seperti Amyotrophic lateral sclerosis (ALS), Multiple
Sclerosis (MS), atau Penyakit Parkinson juga dapat mengurangi tenaga yang skiatik peroneal
saraf atau saraf dan mengurangi kemampuan orang yang bersangkutan untuk mengendalikan
otot-otot kaki dan pergelangan kaki.
Jika Anda memiliki penyakit foot drop, Anda dapat menarik bagian depan kaki Anda
di tanah ketika Anda berjalan. Foot drop bukanlah suatu penyakit. Sebaliknya, foot drop
adalah tanda dari saraf, otot atau anatomi masalah mendasar.
Jika Anda mengalami foot drop, Anda mungkin memerlukan penjepit antara
pergelangan kaki dan telapak kaki untuk menahan kaki Anda dalam posisi normal.
15
ANATOMI :
SARAF
Saraf-saraf yang mempersarafi daerah ektremitas inferior berasal dari flexus lumbalis yang
terletak di dalam abdomen, dan plexus sacralis yang terletak didalam plevis.
Saraf-saraf yang terdapat pada ekstermitas inferior adalah :
- N. Ischiadicus
Adalah sebuah cabang dari plexus sacralis yangmuncul dari plevis melalui baguan
bawah foramen ischiadicum mayor. Saraf ini merupakan saraf yang terbesar di dalam
tubuh yang terdiri dari n.tibialis dan n.peroneus communis yang digabung menjadi stu
oleh fascia. Saraf ini muncul dari bawah M.piriformis dan melengkung kebawah dan
kelateral. Cabang-cabang nya :
1. N. Tibialis merupakan sebuah cabang terminal n.ischiadicus, mencapai fossa politea.
Saraf ini masuk kedalam ruang posterior tungkai bawah dengan berjalan dibawah
M.soleus.
2. N. Peroneus Communis merupakan cabang terminal n.ischiadicus yang lebih kecil.
Mulai di sepertiga bagian bawah tungkai atas. Saraf ini berjalan turun melalui fossa
poplitea, dekat dengan pinggir medial M.Biceps.
- N. Cutaneus Femoris Posterior
Adalah sebuah cabang dari plexus sacralis, masuk ke regio glutea melalui bagian
bawah foramen ischiadicus.Pada fossa poplitea sraf ini mempersarafi kulit. Cabangcabangnya :
1. Rami glutelis
2. Ramus perinealis
3. Rami cutanei
- N. Gluteus Superior
Adalah sebuah cabang dari plexus sacralis yang meninggalkan plevis melalui bagian
atas foramen ischiadicum major di atas M. Piriformis
- N. Gluteus Inferior
Sebuah cabang dari sacralis yang meninggalkan plevis melalui bagian bawah foramen
ischiadicum
- N. Cutaneus Femoris Posterior
- N. Bturatorius
ARTICULATIO TALOCRURALIS
Merupakan sendi engsel (hinge) dimodifikasi dimana mempunyai 2 articulatio dengan
1 capsul articularis
Persendianitu :
Pergerakan : Dorso dan plantar flexi
Ligamentum
1. Lig. Deltoid (medial)
= mengikat tibia ketulang kaki medial
= mencegah over-eversio kaki
= sangat kuat
2. Lig. Lateralis
= mengikat fibula ketulang kaki lateral
= mencegah over-inversio kaki
= mudah robek
3. Lig. TibioFibulo anterior dan posterior
= mengikat tibia dan fibula
Persendiantulang kaki
Persendian tulang kaki berupa sinovial
1. Persendian intertarsalia
Persendian diantara tulang-tulang tarsal gerakan. Inversi dan eversi
2. Art. Tarsometatarsalia
Sendi pelana dengan gerakan side to side yang terbatas
cumeuiforme 1,2,3, bersendi dengan metatarsal 1,2,3
16