Anda di halaman 1dari 23

DROOP FOOT

Skenario 2
Blok Muskuloskeletal
KELOMPOK C-3
KETUA : HIELMY AULIYA HASYIM ( 1102015091 )
SEKRETARIS: SALSABILA GIFITA ( 1102017209 )
ANGGOTA : MUCH. HASYIM ASYARI ( 1102015142 )
DANYA MUTIARA LARASATI ( 1102017060 )
BIANCA CATERINALISENDRA ( 1102014058 )
DADI SATRIO WIBISONO RACHMAT ( 1102013067 )
JIHAN NURAINI ( 1102017116 )
AFIFAH NADYA PERDANIA ( 1102017008)
NURJANNAH NABILA MUTI SIREGAR ( 1102017171 )
DROOP FOOT
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan kaki kanannya sulit
melangkah. Keluhan ini dirasakan saat bermain tenis lapangan, ketika berlari tiba-tiba
terdengar bunyi “krek” lalu kaki kanannya tidak dapat digunakan untuk menapak. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum dan tanda vital baik. Pergelangan kaki kanan
nyeri bila ditekan dan test Simmonds tidak didapatkan plantar fleksi kaki kanan
Kata sulit

1. Tes Simmonds
Tes yang dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan tendon yang terjadi di tulang
calcaneus.
2. Plantar Fleksi
Gerakan ke bawah dari telapak kaki atau menekuk.
Pertanyaan
1. Mengapa terasa nyeri pada pergelangan kaki bila ditekan ?
2. Organ apa yang terkena pada skenario diatas?
3. Mengapa tidak didapatkan gerakan plantar fleksi ?
4. Bagaimana pertolongan pertama pada kasus diatas ?
5. Apakah ada tes lain selain Tes Simmonds ?
6. Otot dan sendi apa yang digunakan saat berlari ?
7, Bagaimana cara melakukan Tes Simmonds ?
8. Apa diagnosis sementara kasus diatas?
9. Siapa saja yang beresiko mengalami ruptur tendo Achilles ?
10. Bagaimana usia dapat berpengaruh pada ruptur tendo Achilles ?
Jawaban
1. Karena elastisitas pada jaringan yang terkena menurun akibat dari menurunnya suplai
darah sehingga menyebabkan kaku sendi dan terasa nyeri.
2. Tendo Achilles.
3. Karena tendo Achilles mengalami inflamasi
4. Dengan memberikan kompres es pada area yang nyeri dan bengkak, kemudian dibalut bidai
agar terimobilisasi.
5. Ada, Tes Thompson dan Tes Obliens.
6. M. Gastrocnemius, M. Soleus, Tendo Achilles, dan M. Plantaris.
- Fase Mengangkat Kaki: M. Quadratus Femoris dengan Art. Coxae
- Fase Mengayun Kaki: M. Biceps Femoris
7. Pasien diminta berposisi telungkup dengan kaki menggantung, kemudian tekan bagian betis
atau minta pasien melakukan gerakan dorso fleksi dan plantar fleksi. Apabila gerakan tersebut
dapat dilakukan maka hasil tes negative / normal, namun apabila tidak didapatkan gerakan
tersebut maka hasil tes positif / tidak normal.
8. Ruptur Tendo Achilles.
9. tlet, lansia, pendaki gunung, dan pekerja berat
10. Semakin bertambahnya usia maka keadaan tulang semakin rapuh, menurunnya fungsi otot
dan juga sendi.
HIPOTESIS
Ruptur Tendo Achilles disebabkan karena elastisitas pada jaringan yang terkena menurun
akibat dari menurunnya suplai darah sehingga menyebabkan kaku sendi dan mudah rupture,
kasus ini lebih beresiko pada Atlet, lansia, pendaki gunung, dan pekerja berat. Untuk
pertolongan pertama bisa dengan memberikan kompres es pada area yang nyeri dan bengkak,
kemudian dibalut bidai agar terimobilisasi. Penegakkan diagnosisnya dengan melakukan tes
Simmonds.
Sasaran belajar
LI 1 MM Anatomi tendo Achilles
LO 1.1 Makroskopik
LO 1.2 Mikroskopik
LO 1.3 Kinesiologi
LO Mempelajari dan Memahami Ruptur Tendo Achilles
LO 2.1 Definisi
LO 2.2 Etiologi
LO 2.3 Patogenesis dan Patofisiologi
LO 2.4 Manifestasi Klinis
LO 2.5 Diagnosis dan Diagnosis Banding
LO 2.6 Tatalaksana
LO 2.7 Komplikasi
LO 2.8 Pencegaham
LO 2.9 Prognosis
1.1 Mempelajari dan Memahami Anatomi
Makroskopis Tendo Achilles
Kelompok otot superfisial dari kompartemen
cruris posterior yang terdiri dari otot
gastrocnemius, soleus dan plantaris. Otot
paling luar, gastrocnemius, memiliki dua
origo, yaitu origo medial yang melekat dari
condylus medialis femor sedikit lebih besar
dan memanjang sedikit lebih jauh dari origo
lateral. Origo lateral melekat dari permukaan
lateral condylus lateralis femor.
Gastrocnemius dan otot soleus biasa disebut
otot trisep surae. Otot gastrocnemius bekerja
pada sendi lutut dan pergelangan kaki dengan
fleksi dari lutut dan plantar fleksi pada
pergelangan kaki tetapi juga melalui supinasi
kaki. Otot soleus hanya bekerja pada sendi
pergelangan kaki maka karena itu
menghasilkan plantar fleksi dan, pada tingkat
yang sama, supinasi kaki. Otot gastrocnemius
mengandung jumlah serat putih yang lebih
besar, serat tipe II menghasilkan aksi yang
cepat sdan penting selama aktivitas seperti
berlari. Otot soleus mengandung lebih banyak
serat tipe I yang lambat dan berwarna merah
dan penting untuk mempertahankan postur
tubuh. Otot triceps surae diinervasi oleh saraf
tibialis.
1.2 Mempelajari dan Memahami Anatomi
Mikroskopis Tendo Achilles
Kolagen merupakan 70% dari berat kering
tendon, sekitar 95% dari kolagen tersebut
merupakan kolagen tipe I, dengan jumlah elastin
yang kecil. Serat elastin dapat menjalani tekanan
sebesar 200% sebelum rusak. Jika serat elastin
ada pada tendon dalam proporsi yang besar maka
akan ada penurunan dalam besarnya gaya yang
ditransmisikan ke tulang.
Fibril kolagen terikat ke fasikula, mengandung
pembuluh darah dan pembuluh limfatik serta
saraf. Fasikula-fasikula tersebut secara
bersamaan di kelilingi oleh epitenon dan
membentuk struktur kasar dari tendon, yang
kemudian tertutup oleh paratenon, terpisah dari
epitenon oleh lapisan tipis cairan untuk
memungkinkan pergerakan tendon dengan
mengurangi pergesekan.
Tendon di tangan dan kaki tertutup dengan
lapisan sinovial. Tendon Achilles tidak memiliki
lapisan sinovial sejati, tapi sebaliknya tendon ini
memiliki lapisan peritendinous yang sering
disebut paratenon. Fungsi paratenon sebagai
lengan yang memungkinkan pergerakan bebas
tendon.
1.3 Mempelajari dan Memahami Kinesiologi
Tendo Achilles
Tendon Achilles terletak pada Articulatio
Talocruralis.
Tulang: antara Trochlea Tali dan lengkung yang
dibentuk oleh malleoli ossa cruris
Jenis Sendi: Gynglimus
Penguat Sendi: Lig. Mediale (deltoideum) pars
tibionavicularis, pars tibiocalcanea, pars
tibiotalaris anterior, pars tibiotalaris posterior, Lig.
Talofibulare anterius, Lig. Talofibulare posterius
dan Lig. Calcaneofibulare
Sumbu Gerak : Sumbu frontal yang berjalan dari
kraniomedialis ujung bawah malleolus medialis
sampai kaudolateralis ujung bawah malleolus
lateralis. Sumbu ini membentuk sudut terhadap
bidang transversa sebesar 7o. Bila dilihat dari atas
anteromedial ke posterolateral dan membentuk
sudut 13o dari bidang frontal
Gerak Sendi : Fleksi Dorsalis (M. Tibialis
anterior, M. Extensor digitorum longus, M.
Peroneus tertius, M. Extensor hallucis longus).
Fleksi Plantar (M. Gastrocnemius, M.
Soleus, M. Plantaris, M. Flexor hallucis longus, M.
Peroneus longus dan brevis, M. Tibialis posterior).
Mempelajari dan Memahami Ruptur Tendo Achilles

2.1 Definisi
Ruptur Tendo Achilles adalah sobeknya tendo Achilles yang menyuluruh dan biasanya
menimbulkan “pop/krek” diikuti dengan nyeri dan bengkak di tungkai bagian bawah. Dapat
disembuhkan dengan operasi atau immobilisasi pergelangan kaki dalam waktu yang lama.
2.2 Etiologi
Ruptur tendo Achilles sering terjadi pada saat berlari, melompat, atau berolahraga seperti main
tenis, bola voli, bola basket, dan badminton. Penyebab yang paling sering menyebabkan ruptur
tendo Achilles adalah gerakan secara tiba-tiba fleksi plantar, tak terduga dorsofleksi, atau
dorsofleksi paksa pergelangan kaki melewati kisaran normal gerak. Mekanisme lain yaitu
trauma langsung tiba-tiba tendo, atau aktivasi tiba-tiba dari Achilles setelah atrofi dari periode
lama tidak aktif.
Faktor risiko yang berhubungan dengan ruptur tendon Achilles diantaranya adalah :
1. Atlet rekreasi (prajurit akhir pekan)
2. Relatif pada usia tua (30-50 thn)
3. Riwayat ruptur tendon achilles sebelumnya
4. Pengguanaan kortikosteroid dan fluorokuinolon. Flourokuinolon menurunkan transkripsi
decorin, penurunan decorinmenyebabkan perubahan pada arsitektur tendon, sifat biomekanik
dan menghasilkanpeningkatan kerapuhan.
5. Perubahan mendadak dalam pelatihan, intensitas, atau tingkat aktivitas
6. Partisipasi dalam aktivitas baru yang berat
2.3 Patofisiologi
Mekanisme ruptur achilles bisa dibagi menjadi 3 kategori utama, yaitu:
1. 53% ruptur terjadi selama penahanan beban dengan telapak kaki mendorong dan lutut dalam
keadaan ekstensi. Pergerkan ini dapat terjadi pada permulaan lari sprint dan olahraga basket
yang mengharuskan melompat.
2. 17% ruptur terjadi mengikuti dorsofleksi yang tiba-tiba dari pergelangan kaki, seperti
terjatuh dari tangga.
3. 10% ruptur karena dorsofleksi dari kaki bagian plantar secara keras.
Robekan dapat menjadi akut atau kronik, dengan pengulangan trauma minor. Pada spektrum
ringan akhir dapat menjadi peritendonitis. Saat istirahat, tendon memiliki konfigurasi
bergelombang akibat batasan di fibril kolagen.
2.4 Manifestasi Klinis
1. Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kaki atau betis
seperti adanya rasa sakit pada tendon achilles sekitar 1-3 inci di atas tulang tumit. Daerah ini
paling sedikit menerima suplai darah dan mudah sekali mengalami cedera meskipun oleh
sebab yang sederhana, meskipun oleh sepatu yang menyebabkan iritasi.
2. Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan merasakan adanya kelemahan yang luas
pada serat-serat protein kolagen, yang mengakibatkan robeknya sebagian serat atau seluruh
serat tendon.
3. Nyeri bisa berat. nyeri yang datang secara tiba-tiba selama melakukan kegiatan, khususnya
saat mengubah arah lari atau pada saat lari mendaki. Atlet mungkin merasakan adanya bagian
yang lembek bila meraba daerah sekitar tendon, hal ini dikarenakan adanya cairan peradangan
yang berkumpul dibawah selaput peritenon.
4. Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki. Terlihat
depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit
5. Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki.
6. Tumit tidak bisa digerakan turun naik
7. Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulang tumit
2.5 Diagnosis dan Diagnosis Banding
1. Anamnesis
riwayat terdahulu, pernah atau tidak mengalami rupture sebelumnya
mengetahui data pasien, terutama umur yang merupakan factor resiko terjadinya rupture
2. Pemeriksaan fisik
pemeriksaan umum kaki dan pergelangan kaki, berkonsentrasi pada area tertentu sebagai
berikut:
a. Periksa untuk kelembutan pergelangan kaki posterior, bengkak, atau celah yang teraba
b. Periksa kekuatan otot.
c. Test fleksi Lutut: Pasien diminta untuk aktif melenturkan lutut sampai 90o sambil berbaring rawan
dimeja periksa. Selama gerakan ini, jika kaki pada sisi yang terkena jatuh ke netral ataudorsofleksi,
diagnosis ruptur tendon Achilles dapat ditegakkan.
Test Thompson (Test Simmond)
Tes ini dilakukan untuk mengetahui kelainan tendon yang
terjadi di tulang calcaneus. Cara melakukan tes ini,
penderita tidur dengan posisi tengkurap, dengan
kedua kaki dipinggir tempat tidur, lalu dilakukan kompresi
pada otot betis. Pada otot yang normal, setelah dilakukan
kompresi maka akan terjadi flexi plantar, sebaliknya jika
setelah dilakukan flexi plantar dan tidak terjadi flexi
plantar, maka telah terjadi ruptur tendon achilles.

Obrien’s Test
Posisi pasien tengkurap, kemudian pada daerah midline 10
cm proksimal dari calcaneus masukkan jarum berukuran 25.  Ultrasonography (USG)
Lakukan gerak dorso fleksi secara pasif, apabila gerak
jarum seperti plantar fleksi pertanda bahwa tendo Achilles Secara normal tendo Achilles tampak sebagai
tidak mengalami cedera. Bila jarum tidak bergerak, gambaran hypoechogenic. Ruptur tendo Achilles
menandakan tendo Achilles yang mangalami ruptur. Tidak
tampak sebagai suatu ruang hampa akustik
disarankan untuk dilakukan pada pasien dalam keadaan
sadar. dengan tepi tebal, tidak beraturan. USG dapat
digunakan untuk menentukan ketebalan tendon,
Pemeriksaan Penunjang karakter, dan terdapatnya tear drop.
Foto Polos
Foto lateral ankle dapat digunakan untuk mendiagnosis  Magnetic Resonance Imaging (MRI)
ruptur tendo Achilles. Pada ruptur tendo Achilles, Triangle MRI dapat digunakan untuk membedakan ruptur
Kager's, ruang segi tiga yang berisi lemak di anterior tendo
Achilles dan antara aspek posterior dari tibia dan superior
inkomplit dari degenerasi tendo Achilles, dan
dari calcaneus, hilang bentuk regulernya. Foto polos juga MRI juga dapat membedakan antara
dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara tidak paratenonitis, tendinosis, dan bursitis
langsung tear drops Achilles. Foto polos digunakan untuk
menganalisis titik cedera.
DIAGNOSIS BANDING
1. Calcaneal bursitis
Bursa adalah kantung berisi cairan yang dirancang untuk membatasi gesekan. Ketika bursa ini
meradang disebut bursitis. Tendo calcaneal bursitis adalah peradangan pada bursa di belakang
tilang tumit. Bursa ini biasanya membatasi gesekan. Dimana achilles tendon fibrosa tebal di
belakang tumit meluncur turun naik.
2. Achilles tendoncitis
Cedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika berjalan/
berlari,achiles tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang dapat membuat trauma tendon
achilles dan betis.
3. Achilles tendinopathy atau tendonosis
Kronis yang berlebihan bisa berpengaruh pada perubahan tendon achilles yang juga
menyebabkan degenerasi dan penebalan tendon.
2.6 Tatalaksana
 Operasi Terbuka
Banyak teknik operasi yang digunakan untuk memperbaiki ruptur tendo Achilles mulai dari jahitan sederhana end to end,
dengan jahitan tipe Bunnell atau Kessler, sampai repair yang lebih kompleks dengan penggunaan penguatan fascia atau
graft tendo. Jahitan end-to-end dapat dilakukan dengan lokal anestesi, yang telah dimodifikasi dengan menggunakan
material seperti Dacron vaskuler graft. Studi pada anjing telah menunjukkan bahwa Dacron dapat membantu pertumbuhan
jaringan fibrous dan memudahkan approksimasi dari tendo, menyebabkan lebih sedikit tegangan di lokasi repair
dibanding jahitan standard,Setelah operasi, tungkai diimmobilisasi dengan gips selama 4-6 minggu. Beberapa ahli bedah
telah mendukung penggunaan orthosis fungsional setelah beberapa hari diimmobilisasi dengan gips. Orthosis ini
memungkinkan untuk plantar flexion teta
 Operasi perkutan
Bu dan Griffith, mengembangkan suatu metoda untuk repair percutaneus sebagai suatu kompromi antara metode operasi
terbuka dan non operatif. Teknik ini membuat 6 insisi kecil pada sepanjang medial dan lateral batas tendo dan kemudian
melakukan jahitan melalui tendo dengan menggunakan insisi ini. Pada operasi perkutan tendo Achilles sedikit lebih tebal
dibanding dengan prosedur operasi terbuka. Banyak studi menunjukkan angka ruptur ulangan setelah repair percutaneous
lebih tinggi dibanding dengan setelah operasi terbuka.
 Perawatan Non operatif
Penanganan non-operasi secara tradisional dipilih untuk ruptur kecil, orang tua, pasien yang kurang aktif, dan mereka
dengan alasan kondisi medis yang memungkinkan terhindar dari tindakan operasi. Penanganan secara tradisional ini
terdiri dari pemasangan gips selama 6-8 minggu dengan posisi flantar extensi (untuk melawan ujung ruptur tendon).
Tetapi studi terbaru telah memberi hasil yang jauh lebih unggul dengan rehabilitasi cepat menggunakan sepatu tetap atau
berengsel. Perawatan non operasi yang paling sering digunakan adalah immobilisasi dengan gips, biasanya selama 6-8
minggu.
2.7 Komplikasi
Komplikasi dari tindakan konservatif pada ruptur tendon achilles antara lain terjadinya ruptur
ulang dan penurunan kemampuan fleksi dari plantar. Sedangkan komplikasi tindakan operasi
perkutaneus atau operasi terbuka adalah adanya infeksi kulit superfisial, infeksi dalam, ulkus
pada tumit, ruptur achilles ulang parsial ataupun komplit. Namun kejadian ruptur ulang pada
tindakan operasi lebih rendah dibandingkan dengan tindakan hanya dengan konservatif.
2.8 Pencegahan
Untuk membantu mencegah cedera Achilles tendon,perlu dilakukan peregangan Achilles
tendon dan otot betis sebelum memulai kegiatan fisik. Lakukan latihan peregangan perlahan.
Untuk membantu otot dan tendon menyerap tenaga lebih banyak dan menghindari cedera,
cobalah latihan yang memperkuat betis. Untuk lebih mengurangi resiko cedera tendo achilles,
beberapa tips dibawah ini:
1. Hindari kegiatan yang menempatkan stres berlebih pada tendon achilles, misalnya beralari
lari dan melompat lompat.
2. Jika merasa sakit selama latihan, istirahat.
3. Jika salah satu latihan atau kegiatan yang menyebabkan anda sakit terus-menerus, coba yang
lain
4. Menjaga berat badan yang sehat.
5. Kenakan sepatu yang baik dengan bantalan yang tepat atletik di tumit.
6. Lakukan pemanasan dan peregangan sebelum melakukan kegiatan olahraga
2.9 Prognosis
Prognosis untuk ruptur tendon Achilles baik, tapi harus dengan pengobatan yang sesuai dan
tindakan operasi yang tepat. Atlet yang terkena ruptur tendo Achilles, dapat rupture kembali.
Kemungkinan pasien rupture tendo Achilles untuk dapat rupture kembali setelah penanganan
operasi sekitar 0-5 %, tetapi jika penanganannya non-operasi kemunginan dapat ruptur kembali
sekitar 40%. Biasanya, kegiatan berat, seperti berjalan baru bisa dilakukan kembali setelah 6
minggu. Atlet biasanya kembali berolahraga, setelah 4 sampai 6 minggu setelah cedera terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Sjamjuhidajat, R., dan Jong, W.D. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed. 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Rasjad, Chairudidin. 2003. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Makassar: Penerbit Bintang Lamumpatue.

Muttaqin, A. 2011. Buku saku gangguan musculoskeletal. EGC. Jakarta

Syamsir, HM. 2018. KINESIOLOGI. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi Bagian Anatomi.

Rahman, Abd. 2018. Kontroversi Repair Ruptur Tendo Achilles. Makassar: Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan (FKIK) UIN Alauddin Makassar.

Keyhani, Sohrab., Mardani-Kivi, Mohsen., Abbasian, Mohammadreza., Tehrani, M.M., Lahiji, F.A. 2013. Achilles
Tendon Repair, A Modified Technique. The Archives Of Bone And Joint Surgery.

Olsson, Nicklas. 2013. ACUTE ACHILLES TENDON RUPTURE: Outcome, Prediction and Optimized
Treatment. University of Gothenburg.

Price, Sylvia Anderson. 1995. Patofisiologi konsep klinis Proses Penyakit. Jakarta: EGC

Anthony J, et al (2014) Achilles Tendon Injuries, Medscape.

Anda mungkin juga menyukai