Anda di halaman 1dari 13

STRUKTUR KAYU LANJUT

O
L
E
H

Lilis Deviana
F 111 13 009

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU SULAWESI TENGAH

BAB I

PENDAHULUAN

Kebutuhan kayu sebagai bahan baku untuk berbagai keperluan semakin


meningkat. Namun, ketersediaan kayu yang berukuran besar sulit diperoleh. Hal
ini diakibatkan tidak seimbangnya antara proses pemanenan dan penanaman.
Dengan mempertimbangkan jumlah ketersediaan kayu yang semakin berkurang,
tentunya masyarakat akan beralih ke kayu kayu yang berasal dari pohon pohon
yang cepat tumbuh dan berdiameter kecil. Kayu kayu yang seperti itu tentulah
tidak memenuhi kualitas sesuai dengan persyaratan konstruksi.
Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas kayu agar mampu
memenuhi persyaratan konstruksi adalah dengan teknologi laminasi dan teknologi
sambungan. Keuntungan menggunakan teknologi laminasi adalah mampu
menghasilkan produksi kayu dengan dimensi yang lebih besar, selain itu dapat
memperoleh susunan kayu yang lebih seragam sehingga cacat kayu dapat
dikurangi, kemudian dengan teknologi ini dimensi kayu dapat dengan mudah
didesain sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Selain dimensi kayu yang dapat
didesain, kekuatannya pun dapat didesain dari kayu yang berkekuatan lemah.
Teknologi sambungan pada teknologi laminasi ini sangat penting, karena
dengan adanya teknologi sambungan dapat menghasilkan produk kayu laminasi
berukuran panjang yang tentunya sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, gabungan
kedua teknologi ini mampu menampilkan nilai estetika yang tinggi.

BAB II

ISI

2.1 Bahan Kayu


Kayu merupakan salah satu bahan konstruksi yang berasal dari tumbuhan
dan telah di gunakan sejak zaman dahulu. Bahan kayu merupakan bahan
konstruksi yang dapat langsung digunakan meskipun langsung berupa batang
pohon. Bahan kayu sebagai bahan bangunan biasa digunakan untuk kuda kuda,
balok, kolom, pintu, dll.
Beberapa keuntungan kayu sebagai bahan bangunan antara lain adalah,
a. Mudah diperoleh, karena bahan kayu adalah sumber daya alam yang dapat
diperbarui.
b. Harga kayu umumnya relatif murah sebagai bahan bangunan.
c. Bahan kayu mudah dikerjakan tanpa alat berat dan tidak memerlukan
keahlian khusus dalam perngerjaan kayu.
d. Bahan kayu merupakan bahan isolasi panas sehingga dalam rumah kayu
akan terasa sejuk dan nyaman.
e. Bahan kayu merupakan bahan yang ringan
f. Bahan kayu memiliki nilai estetika yang tinggi
Selain memiliki beberapa keuntungan, kayu juga memiliki beberapa
kelemahan yaitu membutuhkan perancangan yang cermat karena sifat bahan kayu
dalam satu batang pohon sangat beragam, selain itu bahan kayu juga sangat
mudah terbakar.
Di samping sekian banyak sifat sifat kayu yang berbeda satu sama lain,
ada beberapa sifat yang umum terdapat semua kayu, yaitu:
a. Semua batang pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat radial.
b. Semua kayu bersifat anisotropic, yaitu memperlihatkan sifat sifat yang
berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya ( longitudinal, tangensial,
dan radial ).

c. Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat


kehilangan atau bertambah kelembabannya akibat perubahan kelembaban
dan suhu udara di sekitarnya.
d. Kayu dapat dengan mudah diserang makhluk hidup perusak kayu, mudah
terbakar, terutama jika kayu berada dalam kondisi kering.

2.2 Teknologi Lamina Pada Bahan Kayu


Structural glued laminated timber ( Laminasi ) adalah teknologi
pengolahan kayu yang sudah dikenal sejak dulu. Laminasi adalah penyatuan
beberapa lapis kayu dengan lem pada kedua sisinya kemudian diberi tekanan.
Proses pengeleman ini dilakukan mengikuti arah panjang kayu. Bahan kayu
laminasi adalah kayu kayu lapis yang telah dibentuk dan disiapkan sedemikian
rupa sehingga dapat disatukan menjadi bentuk yang kayu yang diinginkan.m
Pengembangan produk laminasi dapat beraneka ragam misalnya untuk kayu
konstruksi, mebel, dan penggunaan lain.
Glulam atau balok laminasi adalah produk kayu yang terdiri dari balok
balok kecil yang dilaminasi dengan bahan perekat sehingga memperoleh balok
laminasi yang memiliki dimensi lebih besar. Beberapa kelebihan balok lamiansi
disbanding balok tanpa laminasi yaitu,
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Ukuran.
Kebebasan desain arsitektural
Kualitas lamina
Luas penampang yang bervariasi
Efisiensi penggunaan
Ramah lingkungan
Biaya produksi

Teknologi laminasi adalah teknologi perekatan beberapa papan kayu yang


memiliki ketebalan 20 sampai dengan 45 mm dengan bahan perekat tertentu dan
tekanan tertentu ( Awaludin, 2002 ). Penggunaan teknologi laminasi telah umum
digunakan sejak lama. Keunggulan teknologi ini adalah mampu menambahkan
dimensi kayu dari segi panjang maupun lebar serta tebal sesuai dengan kebutuhan.

Umumnya teknologi laminasi digunakan dalam pembuatan struktur


jembatan penyebrangan, kuda kuda yang sangat besar, balok laminasi dan
sebagainya.
Kebutuhan manusia dalam bidang konstruksi kayu terutama kayu dengan
dimensi yang sangat besar mampu dipenuhi dengan teknologi laminasi ini.
Dengan teknologi laminasi ini juga kayu kayu yang berdimensi kecil dapat
disatukan dan dikembangkan menjadi sebuah elemen struktur yang dapat
digunakan.
a. Jenis jenis kayu laminasi
Berikut adalah beberapa jenis jenis kayu laminasi, yaitu :
- Struktur Lentur
Laminasi yang tersusun dari kayu yang berbeda kualitasnya atau
biasa

digunakan

untuk menahan gaya

lentur. Jenis

ini

dikembangkan untuk menghasilkan bahan yang ekonomis dan


efisien untuk menahan gaya lentur yang diakibatkan oleh beban
tegak lurus sisi lebar kayu.Laminasi jenis ini biasa digunakan
untuk komponen yang dipasang horizontal.
-

Struktur tekan
Laminasi juga didesain untuk menahan gaya tekan dan gaya lentur
yang searah dengan sisi lebar dari kayu laminasi. Laminasi jenis ini
biasanya digunakan untuk komponen yang dipasang vertikal. Tidak
seperti struktur lentur yang didesain dengan kualitas kayu yang
seragam, laminasi untuk struktur tekan dibuat dari kayu yang
kualitasnya seragam. Karena penempatan jenis material yang salah
dapat menyebabkan kurangnya efisiensi dan keuntungan ekonomi
yang didapat bila dibandingkan dengan struktur lentur.

Struktur Lengkung
Kombinasi kualitas kayu yang efisien pada struktur lengkung
hampir sama dengan kombinasi kayu pada struktur horizontal.
Tegangan dan tekanan dianalisa sebagai gaya tangensial yang
bekerja pada bagian lengkung dari struktur. Ada perilaku unik yang

ditunjukkan oleh struktur, jika jari jari kelengkungan laminasi


berkurang, tekanan radial yang terbentuk dibagian lengkung balok
akan meningkat. Karena kekuatan kayu tegak lurus serat yang lebih
rendah dari kekuatan sejajar serat, tekanan radial ini menjadi faktor
kritis dari design laminasi lengkung. Bagian lengkung ini biasa
diproduksi dengan ketebalan standar 19 sampai 38 mm. Normalnya
sudut lengkung yang didapat dari kayu dengan tebal 19 mm akan
lebih tebal daripada kayu dengan tebal 38 mm. Disarankan rasio
tebal kayu (t) berbanding jarijari kelengkungan (R), tidak boleh
melebihi 1/100 untuk kayu keras dan 1/125untuk kayu lunak.
-

Struktur Runcing
Balok laminasi seringkali diruncingkan, dikerat sisi- sisinya untuk
memenuhikebutuhan arsitektur, menyediakan atap lengkung,
mempermudah jalannya drainasi,dan memenuhi persyaratan
dinding yang lebih rendah pada ujung tiang.peruncingandilakukan
dengan menggergaji miring pada sisi yang diinginkan. Disarankan
untukmembuat potongan hanya pada sisi tekan dari balok. Karena
mengusik sisi tarik daribalok dapat menurunkan kekuatan kayu
secara keseluruhan.

b. Keuntungan Teknologi Laminasi


1. Ukuran ukuran kayu laminasi dapat dibuat lebih besar.
2. Efek arsitektural.
3. Bentuk penampang yang bervariasi sehingga dapat dibentuk
sedemikian rupa
4. Kualitas kayu yang beragam
5. Ramah lingkungan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan laminasi yaitu
(a) proses tambahan membuat biaya produksi laminasi lebih tinggi dari kayu biasa,
(b) pembuatan laminasi membutuhkan peralatan khusus, perekat, tempat dan
keterampilan yang lebih, (c) tiap tahap membutuhkan perhatian untuk memastikan
kualitas dari hasil produksi.

2.3 Teknologi Sambungan Pada Laminasi Bahan Kayu


Dalam teknologi laminasi, kunci kekuatan produk laminasi adalah
kekuatan perekat. Kekuatan perekat yang digunakan dalam laminasi kayu harus
lebih kuat dibandingkan dengan kekuatan kayu tersebut. Bila dalam pengujian
kuat geser kayu apabila bagian yang bergeser adalah bidang rekat kayu maka
dapat disimpulkan bahwa kinerja perekat gagal.
Perkembangan teknologi laminasi juga mendorong perkembangan
teknologi perekatan terutama dalam bidang kayu. Penggunaan teknologi laminasi
membutuhkan kecermatan dalam pemilihan jenis kayu dan jenis perekat yang
sesuai. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan hasil yang optimal.
Ditinjau dari jenisnya, bahan perekat terdapat dua jenis, yaitu bahan
perekat ( lem ) yang berbasis air, dan bahan perekat ( lem ) yang berbasis
hardener. Pada pekerjaan laminating atau laminasi, bahan bahan perekat di atas
bisa diterapkan sangat kondisional sekali. Artinya, bahwa bahan bahan perekat
tersebut tergantung pada beberapa hal, yaitu bahan / kayu apa yang akan
dilaminasi, dimana akan digunakan, dan seberapa besar kekuatan yang harus
dipikul oleh kayu. Sebagai contoh pekerjaan laminasi untuk pembuatan bahan
dasar gitar dan kayu Aghatis yang akan diekspor ke Eropa / Amerika. Maka hal ini
tidak akan berhasil jika menggunakan bahan perekat ( lem ) berbasis air. Mengapa
demikian ? berdasarkan teori perekatan bahwa perekatan ternyata memainkan
peranan yang penting di dalam teknologi, mulai dari merekatkan mainan anak
anak, alat alat rumah, dan konstruksi kayu hingga alat alat transportasi
supersonic.
Pembagian bahan perekat dibagi menjadi beberapa bagian. Secara utama
terdiri dari bahan perekat alami dan bahan perekat sintetis. Bahan perekat alami
berasal dari hewani, tumbuhan, dan mineral. Beberapa bahan perekat yang berasal
dari hewani adalah albumen, casein, shellac, lilin lebah, dan kak ( Animal Glue ).
Beberapa bahan perekat yang berasal dari tumbuhan adalah damar alam, arabic

gum, protein, starch, dextrin, karet alam. Beberapa bahan perekat yang berasal
dari mineral adalah silicate, magnesia, litharge, bitemen dan asphalt.
Bahan perekat sintetis berasal dari Elastomer, Thermoplastic, dan
Thermosetting. Beberapa bahan perekat yang berasal dari Elastomer adalah Poly
Chloropene, Poly Urethane, Silicon Rubber, Polisoprene, Poly Sulphide dan Butyl
Rubber. Beberapa bahan perekat yang berasal dati Thermoplastic adalah Ethyl
Cellulose, Ploly Vinyl Alcohol, Poly Vinyl Chloride, Poly Acrylate, dan Hotmelt.
Beberapa bahan perekat yang berasal dari Thermosetting adalah Urea
Formaldehyde, Epoxy Polyamide, dan Phenol Formaldehyde.
a. Animal Glue
Secara umum jenis lem ini dikenal lem kak. Bahan ini dibuat dari
collagen ( suatu protein kulit binatang, tulang tulang dan daging
penyambung tulang ). Keistimewaan dari bahan ini adalah dapat larut
dari air panas, dan pada waktu pendinginan terjadi pembekuan seperti
agar agar ( jelly ), sehingga lem ini dapat menghasilkan daya rekat
pertama yang cukup kuat. Pada pengeringan selanjutnya terjadilah
daya rekat yang kuat. Lem kak ini terdapat di pasaran dalam bentuk
granulate ( butir butir ), potongan potongan dari lempengan.
b. Casein
Casein adalah zat protein yang terdapat di dalam susu hewan ( sapi )
sebagai hasil samping dari perusahaan keju. Larutan casein dalam
bentuk pasta banyak digunakan pada penempelan label kertas ke botol
gelas. Keistimewaan dari lem casein ini ialah hasil penempelannya
bersifat tahan terhadap kelembaban dan juga tahan terhadap air,
sehingga jika botol terendam di dalam air kertas lem tidak akan lepas
artinya lem casein ini tahan terhadap air.
c. Starch dan Dextrin
Starch atau kanji adalah hasil dari tumbuhan, contoh yang kita jumpai
ialah terbuat dari tepung tapioca. Bahan ini sudah dikenal sejak dahulu
sebagai bahan lem, ialah dengan cara memasaknya dengan air. Dextrin

adalah modifikasi secara kimia dari kanji. Kedua bahan ini digunakan
pada pembuatan kantung kertas, kotak kotak karton, dan lain lain.
d. Poly Vinyl Acetate
Poly Vinyl Acetate atau disingkan PVAC adalah suatu resin ( polymer )
dari hasil polimerisasi dimana sebagai bahan monomernya adalah
vinyl acetate. Hasil dari polimerisasi ini berbentuk disperse atau emulsi
di dalam air, berwarna putih dan pasta. Poly Vinyl Acetate dipakai
secara meluas dibidang lem. Sejak tahun 1940 sebagai pengganti dari
lem kak ( animal glue ) di industri perkayuan. PVAC sangat sesuai
digunakan pada mesin mesin pembungkus yang berkecepatan tinggi.
Juga, PVAC digunakan pada mesin mesin penjilid buku, kantong
kertas, pembuatan sampul, dan lain lain. Secara kimia Poly Vinyl
Acetate mempunyai gugus gugus atom yang aktif sehingga ia dapat
mengikat bahan bahan lain dengan cara hydrogen bonding maupun
adsorbsi secara kimia

2.4 Pembuatan Kayu Laminasi


Pembuatan kayu laminasi ( glulam timber ) harus mengikuti standar
nasional untuk menyamakan nilai kualitasnya. Kualitas kayu dan kekuatan perekat
harus mampu menunjukkan keseimbangan dalam pengaplikasiannya pada suatu
struktur.
Proses pembuatan kayu laminasi dapat dibagi menjadi 4 langkah, yaitu :
a.
b.
c.
d.

Pengeringan dan klasifikasi kayu


Penyambungan kayu
Perekatan antar lapisan papan kayu
Penyempurnaan dan fabrikasi
Pada kondisi tertentu, jika kayu laminasi akan digunakan pada kondisi

yang tingkat kelembabannya tinggi, maka diperlukan juga perlakuan khusus


dengan cara melakukan proses pengawetan kayu. Selain itu, langkah akhir untuk

menentukan kualitas kayu adalah penjagaan kayu laminasi selama pemindahan


dan penyimpanan kayu.
A. Pengeringan dan klasifikasi kayu
Untuk meminimalisir perubahan dimensi pada saat pembuatan dan untuk
meningkatkan kekuatan strukturnya, maka kayu perlu ditingkatkan dengan baik.
Kadar air maksimum yang diperbolehkan berdasarkan ANSI adalah 16%.
Perbedaan maksimum kadar air pada masing masing lapisan papan kayu yang
diperbolehkan adalah 5%. Hal ini untuk mencegah dan meminimalisir perubahan
dimensi yang berbeda- beda dari tiap lapisan pada saat proses pembuatan. Kayu
yang banyak digunakan untuk membuat kayu dengan kadar air tersebut akan
mempermudah proses penyambungan kayu ( menghasilkan rekatan yang lebih
kuat ).
B. Penyambungan Kayu
Untuk membuat kayu laminasi dengan panjang tertentu ( melebihi panjang
kayu massif pada umumnya ) diperlukan proses penyambungan kayu. Cara
penyambungan kayu yang paling banyak digunakan adalah fingerpoint.
C. Perekatan antar lapisan kayu
Langkah terbaik dalam menyatukan dua sisi lapisan laminasi adalah
meratakan dan menyamakan kedua sisi papan kayu tersebut sebelum proses
perekatan, dengan tujuan untuk menhasilkan kayu yang presisi dan tekanan yang
diberikan dapat terdistribusi secara merata.
Setelah itu, bahan perekat dioleskan secara merata. Bahan perekat yang
biasa digunakan adalah phenol resorcinol. Kemudian kedua lapisan kayu tersebut
disatukan dan diberi tekanan. Metode yang biasa digunakan untuk member
tekanan tersebut adalah dengan menggunakan clamping beds, yang menggunakan
system mekanika dan atau hidraulik.
D. Penyempurnaan dan Fabrikasi
Terdapat 3 jenis klasifikasi penyempurnaan, tergantung dari tujuan
penggunaan dari kayu laminasi tersebut. Jenis klasifikasi tersebut adalah
industrial, arsitektural, serta premium. Pada klasifikasi industrial, penampilan dari
kayu tidak diperhatikan ( tidak menjadi prioritas ). Kemudian pada klasifikasi

arsitektural, penampilan dari kayu merupakan prasyaratan yang penting dan perlu
diperhatikan. Sedangkan klasifikasi premium merupakan klasifikasi tertinggi.
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah fabrikasi. Pada proses
fabrikasi ini, kayu dibentuk menjadi bentuk akhirnya, kayu dibor untuk membuat
lubang lubang yang digunakan untuk alat sambung ( connectors ), dan kemudian
semua alat sambung dipasang.
E. Proses Pengawetan Kayu
Jika keadaan sekitar dari penggunaan kayu laminasi mencapai atau
melebihi 20%, maka kayu laminasi perlu diberi perlakuan tambahan untuk
mengawetkan kayu. Terdapat 3 cara untuk mengawetkan kayu laminasi tersebut,
yaitu creosote solutions, oilborne treatments, dan waterborne treatments.

BAB III
KESIMPULAN

Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas kayu agar mampu


memenuhi persyaratan konstruksi adalah dengan teknologi laminasi dan teknologi
sambungan. Laminasi itu sendiri adalah penyatuan beberapa lapis kayu dengan
lem pada kedua sisinya kemudian diberi tekanan. Berhubung kebutuhan kayu
sebagai bahan baku untuk berbagai keperluan semakin meningkat dan
ketersediaan kayu yang berukuran cukup besar sangat sulit diperoleh. Keuntungan
menggunakan teknologi laminasi adalah mampu menghasilkan produksi kayu
dengan dimensi yang lebih besar, selain itu dapat memperoleh susunan kayu yang
lebih seragam sehingga cacat kayu dapat dikurangi. Maka dari pada itu, siapapun
bisa mendesain ukuran kayu sesuai kebutuhannya masing masing.
Untuk menguhubungkan antara kayu satu dengan yang lainnya,
dibutuhkan teknologi sambungan yang baik. Seperti yang diketahui bahwa
sambungan adalah bagian yang paling lemah sehingga pada proses pelekatan
harus diperhatikan sebaik baiknya. Beberapa contoh bahan perekat atau pelekat
yaitu Animal Glue, Casein, Starch dan Dextrin, Poly Vinyl Acetate dan lain lain.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai