O
L
E
H
Lilis Deviana
F 111 13 009
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU SULAWESI TENGAH
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
ISI
Ukuran.
Kebebasan desain arsitektural
Kualitas lamina
Luas penampang yang bervariasi
Efisiensi penggunaan
Ramah lingkungan
Biaya produksi
digunakan
lentur. Jenis
ini
Struktur tekan
Laminasi juga didesain untuk menahan gaya tekan dan gaya lentur
yang searah dengan sisi lebar dari kayu laminasi. Laminasi jenis ini
biasanya digunakan untuk komponen yang dipasang vertikal. Tidak
seperti struktur lentur yang didesain dengan kualitas kayu yang
seragam, laminasi untuk struktur tekan dibuat dari kayu yang
kualitasnya seragam. Karena penempatan jenis material yang salah
dapat menyebabkan kurangnya efisiensi dan keuntungan ekonomi
yang didapat bila dibandingkan dengan struktur lentur.
Struktur Lengkung
Kombinasi kualitas kayu yang efisien pada struktur lengkung
hampir sama dengan kombinasi kayu pada struktur horizontal.
Tegangan dan tekanan dianalisa sebagai gaya tangensial yang
bekerja pada bagian lengkung dari struktur. Ada perilaku unik yang
Struktur Runcing
Balok laminasi seringkali diruncingkan, dikerat sisi- sisinya untuk
memenuhikebutuhan arsitektur, menyediakan atap lengkung,
mempermudah jalannya drainasi,dan memenuhi persyaratan
dinding yang lebih rendah pada ujung tiang.peruncingandilakukan
dengan menggergaji miring pada sisi yang diinginkan. Disarankan
untukmembuat potongan hanya pada sisi tekan dari balok. Karena
mengusik sisi tarik daribalok dapat menurunkan kekuatan kayu
secara keseluruhan.
gum, protein, starch, dextrin, karet alam. Beberapa bahan perekat yang berasal
dari mineral adalah silicate, magnesia, litharge, bitemen dan asphalt.
Bahan perekat sintetis berasal dari Elastomer, Thermoplastic, dan
Thermosetting. Beberapa bahan perekat yang berasal dari Elastomer adalah Poly
Chloropene, Poly Urethane, Silicon Rubber, Polisoprene, Poly Sulphide dan Butyl
Rubber. Beberapa bahan perekat yang berasal dati Thermoplastic adalah Ethyl
Cellulose, Ploly Vinyl Alcohol, Poly Vinyl Chloride, Poly Acrylate, dan Hotmelt.
Beberapa bahan perekat yang berasal dari Thermosetting adalah Urea
Formaldehyde, Epoxy Polyamide, dan Phenol Formaldehyde.
a. Animal Glue
Secara umum jenis lem ini dikenal lem kak. Bahan ini dibuat dari
collagen ( suatu protein kulit binatang, tulang tulang dan daging
penyambung tulang ). Keistimewaan dari bahan ini adalah dapat larut
dari air panas, dan pada waktu pendinginan terjadi pembekuan seperti
agar agar ( jelly ), sehingga lem ini dapat menghasilkan daya rekat
pertama yang cukup kuat. Pada pengeringan selanjutnya terjadilah
daya rekat yang kuat. Lem kak ini terdapat di pasaran dalam bentuk
granulate ( butir butir ), potongan potongan dari lempengan.
b. Casein
Casein adalah zat protein yang terdapat di dalam susu hewan ( sapi )
sebagai hasil samping dari perusahaan keju. Larutan casein dalam
bentuk pasta banyak digunakan pada penempelan label kertas ke botol
gelas. Keistimewaan dari lem casein ini ialah hasil penempelannya
bersifat tahan terhadap kelembaban dan juga tahan terhadap air,
sehingga jika botol terendam di dalam air kertas lem tidak akan lepas
artinya lem casein ini tahan terhadap air.
c. Starch dan Dextrin
Starch atau kanji adalah hasil dari tumbuhan, contoh yang kita jumpai
ialah terbuat dari tepung tapioca. Bahan ini sudah dikenal sejak dahulu
sebagai bahan lem, ialah dengan cara memasaknya dengan air. Dextrin
adalah modifikasi secara kimia dari kanji. Kedua bahan ini digunakan
pada pembuatan kantung kertas, kotak kotak karton, dan lain lain.
d. Poly Vinyl Acetate
Poly Vinyl Acetate atau disingkan PVAC adalah suatu resin ( polymer )
dari hasil polimerisasi dimana sebagai bahan monomernya adalah
vinyl acetate. Hasil dari polimerisasi ini berbentuk disperse atau emulsi
di dalam air, berwarna putih dan pasta. Poly Vinyl Acetate dipakai
secara meluas dibidang lem. Sejak tahun 1940 sebagai pengganti dari
lem kak ( animal glue ) di industri perkayuan. PVAC sangat sesuai
digunakan pada mesin mesin pembungkus yang berkecepatan tinggi.
Juga, PVAC digunakan pada mesin mesin penjilid buku, kantong
kertas, pembuatan sampul, dan lain lain. Secara kimia Poly Vinyl
Acetate mempunyai gugus gugus atom yang aktif sehingga ia dapat
mengikat bahan bahan lain dengan cara hydrogen bonding maupun
adsorbsi secara kimia
arsitektural, penampilan dari kayu merupakan prasyaratan yang penting dan perlu
diperhatikan. Sedangkan klasifikasi premium merupakan klasifikasi tertinggi.
Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah fabrikasi. Pada proses
fabrikasi ini, kayu dibentuk menjadi bentuk akhirnya, kayu dibor untuk membuat
lubang lubang yang digunakan untuk alat sambung ( connectors ), dan kemudian
semua alat sambung dipasang.
E. Proses Pengawetan Kayu
Jika keadaan sekitar dari penggunaan kayu laminasi mencapai atau
melebihi 20%, maka kayu laminasi perlu diberi perlakuan tambahan untuk
mengawetkan kayu. Terdapat 3 cara untuk mengawetkan kayu laminasi tersebut,
yaitu creosote solutions, oilborne treatments, dan waterborne treatments.
BAB III
KESIMPULAN
LAMPIRAN