Makalah Metil Ester
Makalah Metil Ester
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Permintaan akan produk oleokimia yang sangat tinggi dapat dimaklumi
1.2
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang metil
ester dan proses pembuatan. Selain itu, makalah ini disusun untuk melengkapi tugas
mata kuliah Proses Industri Petro dan Oleokimia.
BAB II
ISI
2.1
Metil Ester
Metil ester terbentuk dari reaksi katalisasi antara asam lemak dan metanol.
Bahan pembentuk metil ester biasanya diperoleh dari minyak kelapa melalui proses
transesterifikasi. Metil ester memiliki peranan penting dalam industri oleokimia.
Metil ester telah menjadi pengganti asam lemak sebagai bahan dasar pada banyak
produk industri oleokimia. Bahan ini digunakan sebagai bahan intermediate pada
beberapa produk oleokimia, diantaranya fatty alkohols, alkanolamides, -metil ester
sulfonat, dan banyak lagi, selan itu juga sangat potensial menjadi pengganti minyak
diesel. Pada proses pemabakarannya metil ester tidak menghasilan emisi sulfur
oksida. Walaupun panas pembakarannya rendah, tidak ada modifikasi mesin dan
pengurangan efisiensi.
Metil ester mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan asam lemak,
diantaranya yaitu:
1) Pemakaian energi sedikit karena membutuhkan suhu dan tekanan lebih rendah
dibandingkan dengan asam lemak;
2) Peralatan yang digunakan murah.
Metil ester bersifat non korosif dan metil ester dihasilkan pada suhu dan tekanan
lebih rendah, oleh karena itu proses pembuatan metil ester menggunakan peralatan
yang terbuat dari karbon steel, sedangkan asam lemak bersifat korosif sehingga
membutuhkan peralatan stainless steel yang kuat;
3) Lebih banyak menghasilkan hasil samping gliserin yaitu konsentrat gliserin
melalui reaksi transesterifikasi kering sehingga menghasilkan konsentrat gliserin,
sedangkan asam lemak, proses pemecahan lemak menghasilkan gliserin yang
masih mengandung air lebih dari 80%, sehingga membutuhkan energi yang lebih
banyak;
4) Metil ester lebih mudah didistilasi karena titik didihnya lebih rendah dan lebih
stabil terhadap
panas;
berikut penjelasannya :
1. Esterifikasi
Esterifikasi merupakan reaksi antara asam dengan alkohol dengan bantuan
katalis berupa asam (biasanya asam sulfur). Reaksi esterifikasi merupakan reaksi
asam dengan alkohol dengan mengguakan katalis untuk membentuk ester. Reaksinya
sebagai berikut :
RCOOH + ROH
Asam
Alkohol
RCOOR + H2O
Ester
Air
Ada dua metoda umum yang digunakan pada proses esterifikasi pada
pembuatan metil ester yaitu proses batch dan proses kontinu. Proses batch biasanya
dilakukan pada tekanan rendah dengan temperatur antara 200-250oC. Pada saat reaksi
berada pada keadaan setimbang, air akan hilang dan akan dihasilkan yield ester
dengan konversi yang tinggi. Proses esterifikasi kontinu lebih efektif dari pada proses
batch. Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan pada proses kontinu lebih cepat
daripada proses batch. Esterifikasi adalah metoda yang dipilih untuk memproduksi
ester dari asam lemak tertentu.
Henkel
telah
mengembangkan
esterifikasi
countercurrent
kontinyu
menggunakan kolom reaksi dobel plate. Teknologi ini didasarkan pada prinsip reaksi
Transesterifikasi
Proses transesterifikasi dari lemak dan minyak merupakan proses yang paling
umum digunakan dalam memproduksi metil ester, kecuali bila dibutuhkan metil ester
dengan asam lemak spesifik. Trigliserida dapat dengan mudah ditransesterifikasi
secara batchwise pada tekanan atmosfer dan suhu 60-70 C dengan metanol berlebih
dan menggunakan alkalis alkalin. Perlakuan awal diperlukan untuk memindahkan
asam lemak bebas dari minyak yaitu dengan cara permurnian atau preesterifikasi
sebelum proses transesterifikasi. Perlakuan awal ini tidak diperlukan jika reaksi
dilakukan pada tekanan yang tinggi (9000 KPa) dan suhu yang tinggi (240 C). Pada
kondisi ini, esterifikasi dan transesterifikasi terjadi secara simultan. Campuran hasil
reaksi pada akhir reaksi dibiarkan mengendap. Lapisan paling bawah dari gliserin
dikeluarkan, lapisan paling atas, metil ester dicuci untuk memindahkan gliserin dan
diproses lebih lanjut. Kelebihan metanol direcover ke kondensor dan dialirkan ke
kolom rectifying untuk dimurnikan dan didaur ulang. Gambar 2.2 memeperlihatkan
diagaram alir proses Henkel yang berlangsung pada tekanan 9000 Kpa dan suhu
240C menggunakan minyak tidak murni (unrefiined oil) sebagai feedstock. Minyak
tidak murni (unrefined oil), metanol yang berlebih dan katalis diukur dan dipanaskan
pada suhu 240 C sebelum dialirkan ke reaktor. Kelebihan metanol dikeluarkan
melalui reaktor dan diisikan pada kolom rak untuk proses pemurnian. Metanol
recover didaur ulang ke dalam sistem.
RCOOR + ROH
8
Ester
Alkohol
Ester
Alkohol
Pada reaksi ini terbentuk ester yang baru. Penggunaan katalis basa dengan
Sodium metilate lebih efektif, tapi Sodium hidroksida juga bisa digunakan.
Transesterifikasi merupakan reaksi kesetimbangan. Agar reaksi bergerak ke kanan,
maka harus digunakan alkohol berlebih atau menggunakan salah satu produk dari
campuran reaksi. Pilihan kedua ini dilakukan jika memungkinkan. Transesterifikasi
adalah istilah umum. Jika menggunakan metanol, istilahnya menjadi metanolisis.
Metanol lebih banyak digunakan karena harganya murah, tapi dapat juga
mengguanakan alkohol lainnya. Reaksi dengan minyak dan lemak dan metanol
adalah sebagai berikut :
reaksi
yang
mempengaruhi
konversi
serta
perolehan
biodiesel
melalui
10
Reaksi kimia proses esterifikasi asam lemak dan alkohol dengan bantuan
katalis menghasilkan, adalah sebagai berikut:
Reaksi kimia proses transesterifikasi tri glyceride menjadi metil ester dengan
alkohol sebagai senyawa pengesterifikasi
11
Pada proses esterrifikasi bahan baku utama yang digunakan adalah asam
Pada proses esterifikasi katalis yang digunakan untuk reaksi ini adalah
Pada proses esterifikasi terdapat dua proses antara lain proses Batch dan
Proses Kontinu.
Esterifikasi pada proses batch dapat dilakukan pada kondisi sebagai berikut:
1. Reaksi berlangsung pada tekanan satu atm, P = 1 atm
2. Pada temperature 200-250 C, dari reaksi yang terjadi, air harus diambil terus
untuk mendapatkan yield ester yang tinggi.
3. Perbandingan Molar / Molar Ratio (metanol: asam lemak = 3-4 :1)
4. Waktu reaksi lebih besar dari proses kontinus, sehingga yield rendah.
Pada proses Henkel / Proses esterifikasi secara kontinu dapat dilakukan pada
kondisi:
12
Biodiesel
Salah satu pemanfaatan metil ester yang sedang berkembang adalan sebagai
bahan bakar kendaraan pengganti solar atau sering disbut biodisel. Pada makalah ini
lebih difokuskan pada pemanfaatan Metil ester sebagai bahan bakar pengganti solar
dari CPO. Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif dari bahan mentah
terbaharukan (renewable) selain bahan bakar diesel dari minyak bumi. Biodiesel
tersusun dari berbagai macam ester asam lemak yang dapat diproduksi dari minyakminyak tumbuhan seperti minyak sawit (palm oil), minyak kelapa, minyak jarak
pagar, minyak biji kapok randu, dan masih ada lebih dari 30 macam tumbuhan
Indonesia yang potensial untuk dijadikan sumber energi bentuk cair ini.
Biodiesel bisa digunakan dengan mudah karena dapat bercampur dengan
segala komposisi dengan minyak solar, mempunyai sifat-sifat fisik yang mirip dengan
solar biasa sehingga dapat diaplikasikan langsung untuk mesin-mesin diesel yang ada
13
15
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
a)
Metil ester dapat dibuat dengan dua cara yaitu esterifikasi dan transesterifikasi
b)
c)
d)
Metil ester kini banyak digunakan sebagai bahan baka alternative, yaitu
biodiesel.
DAFTAR PUSTAKA
Bradshaw, George B., Meuly, Wlater C., 1944, Preparation of Detergent, US Patent
Office 2,360,844.
Freedman, B., Pryde.E.H., Mounts. T.L., 1984, Variables Affecting the Yields of Fatty
Esters from Transesterfied Vegetable Oils.
Hui, YH. 1996. Baileys Industrial Oil Fat Products. Volume 6. United States, Willy
Intercelence.