http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/150-artikel-keuangan-umum/20545-masyarakatekonomi-asean-mea-dan-perekonomian-indonesia
Abstrak
KTT
selanjutnya
Indonesia
merupakan
salah
satu
inisiator
pembentukan MEA yaitu dalam Deklarasi ASEAN Concord II di Bali pada 7 Oktober
2003 dimana Para Petinggi ASEAN mendeklarasikan bahwa pembentukan MEA
pada tahun 2015 (nationalgeographic.co.id). Pembentukan Komunitas ASEAN ini
merupakan bagian dari upaya ASEAN untuk lebih mempererat integrasi ASEAN.
Selain itu juga merupakan upaya evolutif ASEAN untuk menyesuaikan cara pandang
agar dapat lebih terbuka dalam membahas permasalahan domestik yang
berdampak pada kawasan tanpa meninggalkan prinsip-prinsip utama ASEAN, yaitu:
saling menghormati (Mutual Respect), tidak mencampuri urusan dalam negeri (NonInterfence), konsensus, diaog dan konsultasi. Komunitas ASEAN terdiri dari tiga pilar
yang termasuk di dalamnya kerjasama di bidang ekonomi, yaitu: Komonitas
perekonomian
Dampak MEA
Gambaran karakteristik utama MEA adalah pasar tunggal dan basis produksi;
kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi; kawasan dengan pembangunan
ekonomi yang adil; dan kawasan yang terintegrasi ke dalam ekonomi global.
Dampak terciptanya MEA adalah terciptanya pasar bebas di bidang permodalan,
barang dan jasa, serta tenaga kerja. Konsekuensi atas kesepakatan MEA yakni
dampak aliran bebas barang bagi negara-negara ASEAN, dampak arus bebas jasa,
dampak arus bebas investasi, dampak arus tenaga kerja terampil, dan dampak arus
bebas modal.
Dari karakter dan dampak MEA tersebut di atas sebenarnya ada peluang dari
momentum MEA yang bisa diraih Indonesia. Dengan adanya MEA diharapkan
perekonomian Indonesia menjadi lebih baik. Salah satunya pemasaran barang dan
jasa dari Indonesia dapat memperluas jangkauan ke negara ASEAN lainnya. Pangsa
pasar yang ada di Indonesia adalah 250 juta orang. Pada MEA, pangsa pasar
ASEAN sejumlah 625 juta orang bisa disasar oleh Indonesia. Jadi, Indonesia
memiliki kesempatan lebih luas untuk memasuki pasar yang lebih luas. Ekspor dan
impor juga dapat dilakukan dengan biaya yang lebih murah. Tenaga kerja dari
negara-negara lain di ASEAN bisa bebas bekerja di Indonesia. Sebaliknya, tenaga
kerja Indonesia (TKI) juga bisa bebas bekerja di negara-negara lain di ASEAN.
ketergantungan
impor
bahan
baku
dan
setengah
jadi.
Keempat,
Nasional,
Pengembangan
Pengembangan
Investasi,
Infrastruktur,
dan
Pengembangan
Pengembangan
Logistik,
Perdagangan
pemerintah
berjalan
dan
berfungsi
laksana
seubah
organisasi
entrepreneurship yang berorientasi pada hasil. Maka dengan momentum MEA ini
sudah tiba saatnya pemerintah Indonesia mengubah pola pikir lama yang cenderung
birokratis dengan pola pikir entrepreneurship yang lebih taktis, efektif dan efisien.
Sebagai contohnya adalah kebijakan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar
Rp 300 triliun (US$ 30 miliar) yang kurang produktif diarahkan kepada
pembiayayaan yang lebih produktif misalnya investasi infrastruktur.
Dalam bidang pendidikan, Pemerintah juga dapat melakukan pengembangan
kurikulum pendidikan yang sesuai dengan MEA. Pendidikan sebagai pencetak
sumber daya manusia (SDM) berkualitas menjadi jawaban terhadap kebutuhan
sumber daya manusia. Oleh karena itu meningkatkan standar mutu sekolah menjadi
keharusan agar lulusannya siap menghadapi persaingan.
Kegiatan sosialisasi pada masyarakat juga harus ditingkatkan misalnya
dengan Iklan Layanan Masyarakat tentang MEA yang berusaha menambah
kesiapan masyarakat menghadapinya.
Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, meningkatkan standar mutu
pendidikan salah satunya dengan menguatkan aktor pendidikan, yaitu kepala
sekolah, guru, dan orang tua. Menurutnya, kepemimpinan kepala sekolah menjadi
kunci tumbuhnya ekosistem pendidikan yang baik. Guru juga perlu dilatih dengan
metode yang tepat, yaitu mengubah pola pikir guru.
Dalam bidang Perindustrian, Menteri Perindustrian Saleh Husin juga
memaparkan strategi Kementrian Perindustrian menghadapi MEA yaitu dengan
strategi ofensif dan defensif. Strategi ofensif yang dimaksud meliputi penyiapan
produk-produk unggulan. Dari pemetaan Kemenperin, produk unggulan dimaksud
adalah industri agro seperti kakao, karet, minyak sawit, tekstil dan produk tekstil,
alas kaki kulit, mebel, makanan dan minimum, pupuk dan petrokimia, otomotif,
mesin dan peralatan, serta produk logam, besi, dan baja. Adapun strategi defensive
dilakukan melalui penyusunan Standar Nasional Indonesia untuk produk-produk
manufaktur.(www.kemenperin.go.id)
Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel punya langkah-langkah yang akan
dilakukan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2019. Salah
satunya adalah mencanangkan Nawa Cita Kementerian Perdagangan, dengan
menetapkan target ekspor sebesar tiga kali lipat selama lima tahun ke depan. Cara
tersebut bisa dilakukan dengan membangun 5.000 pasar, pengembangan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta peningkatan penggunaan produk dalam
negeri. Adapun target ekspor pada 2015 dibidik sebesar US$192,5 miliar.
Selanjutnya
pemerintah
juga
menyiapkan
strategi
subsititusi
impor
untuk
meningkatkan ekspor, dan memberi nilai tambah produk dalam negeri. Pada saat ini
65
persen
ekspor
produk
Indonesia
masih
mengandalkan
komoditas
mentah.Pemerintah berusaha membalik struktur ekspor ini yaitu dari komoditi primer
ke manufaktur, dengan komposisi 35 persen komoditas dan 65 persen manufaktur.
Oleh karena itu, industri manufaktur diharapkan tumbuh dan fokus pada peningkatan
kapasitas produksi, untuk meningkatkan ekspor sampai 2019.
Pemerintah
juga
mendekati
industri
yang
berpotensi
menyumbang
Daftar Pustaka
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/585426-jurus-kementerian-perdaganganhadapi-mea-2019
http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/edef-konten-view.asp?
id=20150121190607015674933
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/12/pahami-masyarakat-ekonomi-aseanmea-2015#
http://www.asean.org/component/itpgooglesearch/search?
gsquery=asean+economic+communitty
http://apindo.or.id/id/fta/asean-economic-community/latar-belakang
http://www.kemangmedicalcare.com/kmc-tips/tips-dewasa/2883-pengaruh-era-meamasyarakat-ekonomi-asean-2015-terhadap-tenaga-kesehatan-profesional-diindonesia.html
http://www.tarif.depkeu.go.id/Others/?hi=AFTA
http://www.kemenperin.go.id/artikel/10920/Strategi-Kementerian-PerindustrianHadapi-MEA
Sebentar lagi pasar bebas akan menghampiri Indonesia, tepatnya mulai efektif
Desember 2015. Persaingan antar-sumber daya manusia di negara-negara ASEAN
semakin ketat. Masyarakat Ekonomi ASEAN membuka jalan bagi para tenaga kerja
dari ASEAN untuk memasuki wilayah Indonesia, demikian sebaliknya.
Masyarakat Ekonomi ASEAN turut memberi peluang dan tantangan bagi negara
anggota ASEAN termasuk Indonesia. Apalagi Wakil Menteri Perdagangan Bayu
Krisnamurthi mengatakan ketika MEA 2015 mulai diterapkan, pasar Indonesia paling
potensial di wilayah ASEAN. Besarnya pasar Indonesia tersebut telah dilirik para
pengusaha luar negeri, khususnya ASEAN. Sejatinya penerapan MEA 2015 pada
Desember nanti bagai dua sisi mata uang. Satu sisi merupakan peluang bagi para
pelaku usaha di Indonesia berekspansi ke wilayah ASEAN tanpa adanya hambatan.
Namun di sisi lain keran akan terbuka luas bagi produk luar negeri masuk ke
Indonesia.
2015. Sebagai tenaga kerja yang terampil, dan juga pengusaha, Anda bisa
berpartisipasi dalam menghadapi persaingan MEA 2015. Selain meningkatkan skill,
Anda yang berprofesi sebagai pengusaha juga harus giat memasarkan produkproduk Anda hingga ke mancanegara.
Perdagangan
Pemberlakuan MEA tak dapat dicegah, namun cara mengantisipasi agar pasar
perdagangan dalam negeri tak terkikis oleh serbuan asing adalah meningkatkan
kualitas serta produksi ekspor. Jangan hanya sekadar menjadi penonton dan
menyaksikan produk impor masuk ke tanah air. Para pengusaha bisa memanfaatkan
peluang ekspor yang semakin lebar dengan terbukanya pasar.
Adanya kenaikan realisasi investasi pada tiga sektor tersebut menunjukkan arah
pemerintah untuk mendorong industri kita berdaya saing dan berorientasi ekspor
makin terlihat. BKPM turut berupaya menarik investasi demi menjadikan Indonesia
sebagai basis produksi sehingga tidak hanya dijadikan sebagai pasar produk-produk
impor. Salah satu pertimbangan investor sebelum menanamkan modalnya di
Indonesia dan menjadikannya sebagai basis produksi adalah melihat daya saing
ekspor Indonesia.
Maraknya usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia harus jadi salah satu
tombak pembendung MEA 2015. UKM di Indonesia sudah banyak juga yang go
global, bukan hanya sampai di kancah lokal saja. Dan potensi tersebut harus
dikembangkan.
Bagaimana caranya agar pengusaha UKM ini tak tergerus masuknya produk-produk
impor? Mereka harus berusaha menciptakan produk inovatif berdaya saing tinggi
dan turut didukung oleh sumber daya manusia yang profesional. Perihal sumber
daya manusia, para pengusaha UKM sudah harus selektif memilih SDM yang
berkompeten, mampu bersaing serta mampu menjadi pemain di pasar dalam negeri
maupun luar negeri. Sementara itu pemerintah harus ikut membantu dalam
menciptakan infrastruktur, teknologi dan iklim usaha yang kondusif.
daerah tertinggal dan daerah potensial, wirausaha industri melalui program TPL
Beasiswa dan melalui kerja sama dengan lembaga pendidikan.
Bukan cuma itu saja, pemerintah daerah turut serta menggalakkan UKM di
wilayahnya masing-masing. Salah satu caranya adalah dengan menyelenggarakan
expo dan pameran bertajuk produk khas daerah. Tujuannya bukan hanya
meningkatkan kapasitas pelaku UKM namun juga mengenalkan pada masyarakat
akan hasil produksinya. Bahkan bisa melancong hingga Go Internasional.
Pariwisata
Pariwisata Indonesia optimis bersaing menghadapi MEA 2015. Arief Yahya selaku
Menteri Pariwisata menetapkan tujuan pada tiga pintu paling utama yaitu Great Bali,
Great Jakarta, dan Great Batam. Ketiganya menyumbang kontribusi sebesar 90
persen dari total kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Meski demikian, industri pariwisata terus bergairah menyambut MEA 2015. Strategi
pertama yang harus dilakukan untuk menumbuhkan daya saing Indonesia di antara
negara ASEAN lainnya adalah meningkatkan kualitas SDM di bidang pariwisata. Hal
ini dapat dimulai dengan membekali tenaga kerja pariwisata dengan pelatihan
setingkat internasional. Dan jangan lupakan pentingnya sertifikasi profesi. Sertifikasi
ini menjadi senjata ampuh bagi tenaga kerja agar diakui di internasional.
Kelautan
Sebagai negara maritim yang dikelilingi oleh ribuan pulau, kelautan Indonesia sangat
potensial untuk dijadikan peluang kerja. Bahkan, pelayaran dalam negeri menjadi
salah satu incaran pekerja asing saat Masyarakat Ekonomi ASEAN diberlakukan.
Bila tak ingin kalah dengan serbuan tenaga asing, kualitas sumber daya manusia di
Indonesia harus ditingkatkan. Caranya adalah menggelar pendidikan dan pelatihan
untuk SDM Indonesia melalui pengadaan fasilitas dan perbaikan pendidikan.
Di samping itu, usaha lain yang patut dijalankan tenaga kerja pelayaran dalam
negeri untuk bersaing di tengah MEA adalah mematuhi Direktorat Jenderal (Ditjen)
Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan mengenai approval program diklat
kelautan pada lembaga diklat program pembentukan atau perguruan tinggi untuk
mendapat sertifikat Ahli Nautika Tingkat III dan Ahli Teknika.
Perindustrian
Langkah-langkah
tersebut
diharap
bisa
mewujudkan
tersedianya
Standar
Sementara dalam hal industri kreatif, pemberlakuan MEA memicu para pelaku
industri kreatif berpeluang mendulang keuntungan dengan terbukanya pasar
ASEAN. Apalagi generasi muda di Indonesia terkenal piawai menciptakan kreativitas
serta mengasah kemampuan dalam melahirkan produk-produk baru berbasis
budaya lokal. Dan hal ini mumpuni jadi nilai jual dalam menangkal serbuan produkproduk asing ke tanah air.
Jasa Konstruksi
Kekuatan jasa konstruksi tanah air terletak pada keunggulan tenaga kerjanya.
Meskipun Indonesia memiliki 600 ribu insinyur dengan kompetensi yang bisa
disejajarkan dengan negara lainnya, namun masih harus mengalami pembenahan.
Semisal dalam hal peningkatan daya saing dan tenaga ahli agar lebih mapan
menghadapi MEA 2015. Peningkatan daya saing tersebut dapat ditunjang dengan
pembentukan regulasi dan kebijakan persaingan pembangunan infrastruktur,
sertifikasi pelaku industri dan jasa konstruksi, serta peningkatan keahlian dan
keterampilan (spesialis dan generalis).
Sesuai visi dan misi Presiden Joko Widodo serta program-program yang disusun
pemerintah, Kadin memperkirakan mulai tahun depan pasar untuk jasa konstruksi