Anda di halaman 1dari 491

Sutrima

Sutrima
Budi Usodo
MATEMATIKA
UNTUK SMA/MAKELAS XI
Program Ilmu Pengetahuan Alam
Wahana
Budi Usodo
Wahana
MATEMATIKA MATEMATIKA
Program Ilmu Pengetahuan Alam
UNTUK SMA KELAS XI
Program Ilmu Alam
2

Sutrima Budi Usodo


MATEMATIKA
Untuk Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah Kelas XI
Wahana
Program Ilmu Pengetahuan Alam

Hak Cipta Pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi oleh Undang-Undang


MATEMA TEMATIKA MATEMATIKA
Untuk Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas XI Program Ilmu Pengetahuan Al
am
Penulis Editor Setting/Lay-out Desain Cover : : : : Sutrima Budi Usodo Giyarti L
ilis Handayani Romiyanto
Wahana
510.07 SUT w
SUTRIMA Wahana Matematika 2 : untuk SMA / MA Kelas XI Program Ilmu Pengetahuan A
lam / penulis, Sutrima, Budi Usodo ; editor, Giyarti . Jakarta : Pusat Perbukuan
, Departemen Pendidikan Nasional, 2009x ix, 352 hlm, : ilus. ; 25 cm Bibliografi
: hlm. 345 Indeks ISBN 978-979-068-854-4 (No. Jil. Lengkap) ISBN 978-979-068-85
6-8 1. Matematika-Studi dan Pengajaran I. Judul II. Budi Usodo III. Giyarti
Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional dari Penerbit : CV
. HaKa MJ Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun
2009 Diperbanyak oleh : ...
ii
Matematika SMA/MA Kelas XI - IPA

Kata Sambutan
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya,
Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2009, tela
h membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarl
uaskan kepada masyarakat melalui situs internet (website) Jaringan Pendidikan Na
sional. Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendid
ikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelay
akan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidi
kan Nasional Nomor 9 Tahun 2009 tanggal 12 Februari 2009. Kami menyampaikan peng
hargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/ penerbit yang telah berkena
n mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk dig
unakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia. Buku-buku teks
pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasion
al ini, dapat diunduh (down load), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau dif
otokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial harga
penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Diharapka
n bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa dan guru
di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri dapat
memanfaatkan sumber belajar ini. Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebi
jakan ini. Kepada para siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku
ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutu
nya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan. Jakarta, Juni 2009
Kepala Pusat Perbukuan
iii

Kata Pengantar
Matematika menurut sifatnya merupakan ratu dan sekaligus sebagai pelayan ilmu, m
aka sebagai ratu matematika mempunyai struktur yang sistematis dan logis tidak d
apat dipengaruhi oleh ilmu yang lain, sedangkan sebagai pelayan Matematika menye
diakan alat yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan pada il
mu-ilmu yang lain. Buku ini ditekankan pada cara berpikir sistematis dan logis,
di samping menyajikan aplikasinya pada kehidupan sehari-hari. Dengan karakterist
ik ini diharapkan setelah mempelajari buku ini siswa-siswa dapat berpikir secara
sistematis dan logis untuk mengambil kesimpulan. Di dalam setiap awal bab buku
ini disajikan tujuan yang hendak dicapai dalam mempelajari pokok bahasan yang be
rsangkutan dan informasi beberapa syarat yang diperlukan. Penjelasan materi disa
jikan secara singkat dengan menyertakan beberapa bukti dari sifat atau teorema y
ang dipandang perlu. Untuk mempermudahkan pemahaman konsep, disajikan juga pemba
hasan satu atau beberapa contoh soal. Di akhir setiap bab disajikan rangkuman, m
ath info, dan uji kompetensi sebagai evaluasi bagi siswa di dalam memahami suatu
konsep. Sebagai refleksi terhadap tingkat penguasaan konsep, setelah mengerjaka
n uji kompetensi siswa dapat melihat kunci jawaban untuk mengetahui tingkat peng
uasaan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua
pihak yang membantu penerbitan buku ini. Semoga buku ini mampu memberikan motiv
asi belajar bagi Anda dan nilai tambah bagi para pemakainya. Kritik dan saran ke
pada penulis akan diterima dengan senang hati dan akan penulis perhatikan untuk
perbaikan pada edisi berikutnya.
Surakarta, April 2008 Penulis
iv
Matematika SMA/MA Kelas XI - IPA

Petunjuk Penggunaan Buku


Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran mencakup kemampuan dasar yang diharapkan
Anda miliki setelah membaca materi pada bab yang bersangkutan. Pengantar Pada b
agian awal bab dimulai dengan pengenalan masalah nyata (contextual proplem) dari
materi yang akan dipelajari. Hal ini dimaksudkan untuk memotivasi Anda tentang
pentingnya materi yang akan dipelajari. Materi Bahasan Meskipun matematika sendi
ri bersifat deduktif, namun pembelajarannya dapat menggunakan metode induktif. O
leh karena itu agar mudah Anda ikuti, materi bahasan dideskripsikan secara induk
tif, diawali dari kajian hal yang konkrit ke abstrak, dari sederhana ke kompleks
, dan dari mudah ke sulit. Dengan metode ini Anda diharapkan dapat menemukan sen
diri konsep, sifat, aturan, atau rumus dalam matematika. Meskipun masih dimungki
nkan dengan bimbingan guru. Contoh dan Pemecahan Masalah Untuk membantu Anda mem
ahami konsep, sifat, aturan, dan rumus yang telah dikaji dalam materi bahasan, d
iperlukan contoh soal pemecahan masalah. Contoh soal pemecahan masalah dalam buk
u ini dibedakan menjadi dua yaitu: mencari nilai suatu besaran yang tidak diketa
hui yang memenuhi syarat yang ditetapkan dalam soal, dan membuktikan kebenaran a
tau ketidakbenaran suatu pernyataan. Soal Latihan Sebagai evaluasi proses belaja
r Anda dalam menguasai materi bahasan, pada setiap akhir sub-bab diberikan latih
an soal yang sajikan secara bergradasi. Latihan ini juga untuk melatih kecermata
n, keakuratan dan kecepatan siswa dalam memecahkan masalah. Soal Analisis Soal i
ni bersifat masalah kontekstual yang berkaitan dengan permasalahan di dunia nyat
a. Hal ini bertujuan membantu Anda berpikir kritis, yang ditandai dengan keteram
pilan siswa memahami masalah, memilih pendekatan atau strategi pemecahan, menyel
esaikan model matematika yang diperoleh, serta bagaimana menafsirkan solusi terh
adap masalah semula. Tugas Mandiri Sesuai namanya tugas ini untuk mengevaluasi s
ejauh mana Anda secara mandiri dapat memecahkan masalah. Soal-soal untuk Tugas M
andiri bersifat terbuka, sehingga Anda dapat mencari jawaban atau strategi penye
lesaian yang bervariasi. Tugas ini mendorong Anda untuk memperoleh informasi leb
ih lanjut dari berbagai sumber lain seperti internet, buku, atau artikel.

Tugas Kelompok Tugas ini diberikan dengan tujuan untuk melatih Anda berdiskusi,
bekerjasama dan berkomunikasi dengan teman Anda. Tugas dapat berbentuk gagasan t
ertulis, dengan menggunakan narasi, tabel, dan diagram serta lisan. Math Info Me
rupakan informasi tentang matematika untuk meningkatkan cakrawala pengetahuan ya
ng relevan dengan materi bahasan yang bersangkutan. Rangkuman Merupakan kumpulan
konsep kunci bab yang dinyatakan dengan kalimat ringkas dan bermakna, serta mem
udahkan Anda untuk memahami isi bab. Uji Kompetensi Untuk setiap materi bahasan
diakhiri dengan uji kompetensi. Uji kompetensi terdiri atas soal-soal pemecahan
masalah, untuk mengevaluasi sejauh mana kompetansi siswa terhadap pemahaman kons
ep, penggunaan sifat, aturan dan rumus matematika dalam pemecahan masalah yang b
erakitan dengan materi bahasan. Selain itu soal-soal Latihan Uji Kompetensi diha
rapkan dapat melatih ketrampilan Anda untuk meningkatkan kemampuan dalam pemecah
an masalah. Aktivitas Proyek Merupakan kegiatan untuk mengaktifkan serta meningk
atkan kreativitas dan kemampuan motorik Anda. Sajian materi memuat tugas observa
si, investigasi, eksplorasi, inkuiri atau hands-on activity. Teka-Teki Matematik
a Teka-teki matematika bersifat recreational mathematics dan bertujuan menimbulk
an minat Anda untuk mengkaji lebih jauh tentang matematika. Latihan Ulangan Umum
Semester Latihan Ulangan Umum Semester terdiri atas soal-soal pemesahan masalah
yang meliputi seluruh materi bahasan dalam kurun waktu satu semester atau satu
tahun. Terdapat dua jenis soal yang disajikan dalam latihan ulangan umum semeste
r ini, yaitu soal berbentuk pilihan ganda, dan soal berbentuk uraian terstruktur
. Soal-soal ini dipersiapkan untuk digunakan sebagai pelatihan Anda dalam mengha
dapi ulangan umum semester maupun ulangan akhir tahun. Glosarium Merupakan kumpu
lan istilah penting beserta penjelasannya yang dilengkapi dengan nomor halaman k
emunculan istilah dan disajikan secara alfabetis. Indeks Merupakan kumpulan kata
penting, antara lain objek Matematika, nama tokoh atau pengarang, yang diikuti
dengan nomor halaman kemunculan dan disajikan secara alfabetis.
vi
Matematika SMA/MA Kelas XI - IPA

Daftar Simbol dan Notasi


a
: himpunan bilangan asli : himpunan bilangan real : himpunan bilangan bulat : ni
lai mutlak atau modulus dari bilangan a : bilangan bulat terbesar atau sama deng
an a : daerah asal atau domain dari fungsi f : daerah kawan atau kodomain dari f
ungsi f : daerah hasil atau range dari fungsi f : peta atau bayangan himpunan A
oleh fungsi f : invers dari fungsi f : urutan data ke-i : statistik minimum : st
atistik maksimum : frekuensi dari data xi : : : : rataan dari kelompok data x1 ,
x2 , L , xn modus median kuartil ke-i
a
Df Kf Rf f ( A) f xi xmin xmaks fi x
Mo Me
1
Qi Di Pi
R H RS S
: desil ke i : persentil ke i : rentang atau range : hamparan yang besarnya adal
ah Q3 Q1 : : : : semi kuartil atau simpangan kuartil rataan simpangan simpangan
baku ragam atau variansi
Qd
S2 P( E ) Fh ( E ) Ec f '(c) f dny dx n
(n)
: peluang dari kejadian E : frekuensi harapan kejadian E : komplemen kejadian da
ri E : turunan fungsi f di bilangan c : turunan ke n dari fungsi f : turunan ke
n dari fungsi y
vii

Daftar Isi
Kata Sambutan ..................................................................
........................................................................... Kata
Pengantar .....................................................................
........................................................................ Petunju
k Penggunaan Buku ..............................................................
......................................................... Daftar Simbol dan Nota
si .............................................................................
............................................... Daftar Isi .....................
................................................................................
................................................... BAB I STATISTIKA ...........
................................................................................
.................................. 1.1 Populasi, Sampel dan Data Statistika ....
........................................................................ 1.2 Men
yajikan Data dalam Bentuk Tabel dan Diagram ....................................
.............. 1.3 Menyajikan Data dalam Tabel Distribusi Frekuensi ............
....................................... 1.4 Ukuran Pemusatan (Tendensi Sentral)
.......................................................................... 1.5 U
kuran Letak ....................................................................
................................................... 1.6 Ukuran Penyebaran (Dispe
rsi) ...........................................................................
............. Rangkuman ........................................................
......................................................................... Uji Ko
mpetensi .......................................................................
.................................................... Aktivitas Proyek ..........
................................................................................
............................... iii iv v vii viii 1 3 4 12 22 32 39 47 49 54
BAB II
PELUANG ........................................................................
.......................................................... 55 2.1 Aturan Pencaca
han ............................................................................
............................... 57 2.2 Ruang Sampel dan Kejadian ...............
............................................................................ 72
2.3 Peluang suatu Kejadian .....................................................
............................................... 75 2.4 Peluang Kejadian Majemuk
................................................................................
............. 82 2.5 Peluang Kejadian Bersyarat ................................
............................................................ 89 Rangkuman ......
................................................................................
.......................................... 94 Uji Kompetensi ...................
................................................................................
....................... 96 Aktivitas Proyek ....................................
................................................................................
.... 100 RUMUS RUMUS TRIGONOMETRI ..............................................
...................................... 101 3.1 Rumus Trigonometri untuk Jumlah d
an Selisih Dua Sudut ....................................... 103 3.2 Rumus Trigo
nometri Sudut Ganda ............................................................
.................... 107 3.3 Rumus Perkalian Sinus dan Kosinus .................
............................................................ 112 3.4 Rumus Trigo
nometri Jumlah dan Selisih Dua Sudut ...........................................
....... 115 Rangkuman ..........................................................
...................................................................... 119 Uji K
ompetensi ......................................................................
.................................................... 120 Aktivitas Proyek ......
................................................................................
.................................. 126 LINGKARAN ...............................
................................................................................
............ 127 4.1 Persamaan Lingkaran dengan Pusat O ........................

................................................ 129 4.2 Persamaan Lingkaran den


gan Pusat (a, b) ...............................................................
.... 131 4.3 Persamaan Umum Lingkaran ..........................................
............................................... 133 4.4 Perpotongan Garis dan Li
ngkaran ........................................................................
......... 135 4.5 Garis Singung Lingkaran ......................................
............................................................ 137 Rangkuman .....
................................................................................
.......................................... 144 Uji Kompetensi ..................
................................................................................
........................ 145 Aktivitas Proyek ..................................
................................................................................
....... 151
BAB III
BAB IV
LATIHAN ULANGAN UMUM SEMESTER 1 ................................................
....................................... 153 BAB V SUKUBANYAK ...................
................................................................................
....................... 161 5.1 Menghitung Nilai Suatu Sukubanyak ..............
.............................................................. 163 5.2 Pembagian
Sukubanyak ....................................................................
............................... 165
IPA
Matematika SMA/MA Kelas XI
viii

5.3 Teorema Sisa ...............................................................


....................................................... 168 5.4 Teorema Faktor .
................................................................................
................................. 172 5.5 Persamaan Sukubanyak .................
................................................................................
. 173 Rangkuman ................................................................
................................................................ 176 Uji Kompete
nsi ............................................................................
.............................................. 178 Aktivitas Proyek ............
................................................................................
............................ 182 BAB VI KOMPOSISI FUNGSI DAN INVERS FUNGSI .....
............................................................. 183 6.1 Produk Car
tesius dan Relasi ..............................................................
............................. 185 6.2 Fungsi atau Pemetaan .....................
................................................................................
. 188 6.3 Beberapa Fungsi Khusus ...............................................
.................................................. 193 6.4 Sifat sifat Fungsi ..
................................................................................
.............................. 200 6.5 Aljabar Fungsi ..........................
................................................................................
.......... 204 6.6 Komposisi Fungsi ............................................
................................................................... 206 6.7 Inve
rs Fungsi ......................................................................
................................................ 212 6.8 Fungsi Invers dari Fung
si Komposisi ...................................................................
......... 217 Rangkuman ........................................................
........................................................................ 221 Uji
Kompetensi ....................................................................
...................................................... 222 Aktivitas Proyek ....
................................................................................
.................................... 226 LIMIT FUNGSI ..........................
................................................................................
............... 227 7.1 Pengertian Limit .......................................
......................................................................... 229 7.
2 Teorema Limit ................................................................
.................................................... 237 7.3 Laju Perubahan (Pen
gayaan) ........................................................................
.................. 242 7.4 Kekontinuan (Pengayaan) .............................
................................................................... 244 7.5 Limi
t Tak Hingga (Pengayaan) .......................................................
................................. 247 7.6 Limit di Tak Hingga ..................
................................................................................
.......... 250 7.7 Limit Fungsi Trigonometri ...................................
............................................................. 254 Rangkuman ....
................................................................................
............................................ 259 Uji Kompetensi ................
................................................................................
........................... 261 Aktivitas Proyek ...............................
................................................................................
.......... 264
BAB VII
BAB VIII TURUNAN ...............................................................
.................................................................. 265 8.1 Turun
an Fungsi ......................................................................
............................................. 267 8.2 Teorema Turunan Fungsi Alj
abar ...........................................................................
........ 272 8.3 Turunan Fungsi Trigonometri ...................................
....................................................... 281 8.4 Persamaan Garis

Singgung Kurva .................................................................


................ 284 8.5 Kecepatan dan Percepatan ..............................
............................................................... 288 8.6 Aturan LH
opital .........................................................................
........................................ 294 Rangkuman .........................
................................................................................
....................... 297 Uji Kompetensi .....................................
................................................................................
..... 299 Aktivitas Proyek .....................................................
................................................................... 304 BAB IX N
ILAI EKSTRIM FUNGSI DAN TEKNIK MEMBUAT GRAFIK FUNGSI .................. 305 9.1
Fungsi Naik dan Fungsi Turun ...................................................
...................................... 307 9.2 Nilai Ekstrim ...................
................................................................................
..................... 310 9.3 Ekstrim Mutlak pada Interval Tertutup ............
............................................................. 318 9.4 Menggambar
Grafik Fungsi Aljabar .........................................................
..................... 322 9.5 Masalah Pengoptimuman ............................
.................................................................... 325 Rangkum
an .............................................................................
................................................... 331 Uji Kompetensi .........
................................................................................
................................. 332 Aktivitas Proyek .........................
................................................................................
............... 336
LATIHAN ULANGAN UMUM SEMESTER 2 ................................................
........................................ 338 Daftar Pustaka ....................
................................................................................
........................................... 345 Glosarium ......................
................................................................................
................................................. 346 Indeks ...................
................................................................................
........................................................... 349 Kunci ..........
................................................................................
...................................................................... 351
Daftar Isi
ix

x
Matematika SMA/MA Kelas XI - IPA

BAB
I
Tujuan Pembelajaran
STATISTIKA
Setelah mempelajari materi bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. membaca dan menyaj
ikan data dalam bentuk tabel dan diagram (diagram batang, diagram garis, diagram
lingkaran, diagram kotak garis, diagram batang daun, dan ogive), membaca dan me
nyajikan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan histogram, menafsirkan
kecenderungan data dalam bentuk tabel dan diagram, menentukan ukuran pemusatan
data (rataan, median, dan modus), menentukan ukuran letak data (kuartil, desil,
dan persentil), menentukan ukuran penyebaran data (rentang, simpangan kuartil, d
an simpangan baku), memeriksa data yang tidak konsisten dalam kelompoknya, membe
rikan penafsiran terhadap ukuran pemusatan, ukuran letak, dan ukuran penyebaran.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
BAB I ~ Statistika
1

Pengantar
Gambar 1.1 Orang-orang yang terkena virus HIV
Pada suatu kota sudah terjangkit virus HIV. Untuk mengantisipasi semakin meluasn
ya bahaya tersebut, suatu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) tentang HIV mencatat
setiap orang yang terjangkit virus mematikan itu yang berada di kota tersebut. S
etelah beberapa waktu akhirnya diperoleh catatan tentang banyaknya orang yang te
rkena HIV di kota itu. Untuk mencegah agar tidak semakin meluas bahaya virus itu
, LSM tersebut mengamati, mengolah dan menganalisis hasil pencatatan tersebut. S
etelah dilakukan penganalisaan yang cermat, LSM tersebut menyimpulkan bahwa peny
ebab awal menyebarnya virus HIV adalah pergaulan bebas. Kegiatan di atas adalah
contoh sederhana dari suatu aktivitas dari statistika. Apa statistika itu? Apa p
ula yang dimaksud dengan statistik? Apa perbedaan antara keduanya? Untuk memaham
i dan menerapkan tentang dua hal itu, Anda perlu terlebih dahulu mengingat kemba
li konsep-konsep pada aljabar himpunan dan logika matematika. Setelah itu silaka
n Anda mengkaji materi bab ini, yang nantinya Anda diharapkan dapat memahami dan
menerapkan statistika dalam memecahkan masalah yang muncul dalam kehidupan seha
ri-hari.
2
Matematika SMA/MA Kelas XI - IPA
Sumber: www.nytimes

1.1
Populasi, Sampel, dan Data Statistika
Populasi, sampel, dan data merupakan tiga komponen penting dalam statistika. Seb
elum membahas apa arti ketiga hal tersebut, kita akan bedakan lebih dahulu tenta
ng pengertian statistik dan statistika. Statistik adalah himpunan angka-angka me
ngenai suatu masalah, sehingga memberikan gambaran tentang masalah tersebut. Bia
sanya himpunan angka tersebut sudah disusun dalam suatu tabel. Misalnya, statist
ik penduduk, statistik lulusan sekolah, statistik penderita HIV, dan lain sebaga
inya. Statistik juga dapat diartikan sebagai ukuran yang dihitung dari sekelompo
k data dan merupakan wakil dari data tersebut. Misalnya, rata-rata nilai ulangan
matematika adalah 7,5. Sebanyak 75% dari siswa kelas XI IPA hobinya sepakbola.
Kematian di desa itu kebanyakan akibat demam berdarah. Dalam ketiga contoh ini,
rata-rata, persentase dan kebanyakan termasuk ke dalam statistik. Statistika ada
lah metode ilmiah yang mempelajari pengumpulan, pengaturan, perhitungan, penggam
baran dan penganalisaan data, serta penarikan kesimpulan yang valid berdasarkan
penganalisaan yang dilakukan dan pembuatan keputusan yang rasional. Aktifitas pe
ngumpulan, pengaturan, perhitungan, penggambaran dan penganalisaan data disebut
statistika deskriptif. Sedangkan aktifitas penarikan kesimpulan yang valid berda
sarkan penganalisaan yang dilakukan dan pembuatan keputusan yang rasional disebu
t statistika inferensi. Misalkan ada seorang peneliti ingin meneliti tentang hob
i dari seluruh siswa Kelas XI IPA seluruh Indonesia. Seluruh siswa Kelas XI IPA
yang akan diteliti atau keseluruhan objek penelitian ini disebut populasi. Namun
demikian, dengan keterbatasan dana, tenaga dan waktu tidak mungkin meneliti sat
u-persatu siswa Kelas XI IPA se-Indonesia. Peneliti dengan cara tertentu cukup m
engambil sebagian anggota dari populasi tersebut. Sebagian anggota yang diteliti
itu yang disebut sampel. Teknik atau cara pengambilan sampel disebut sampling.
Dalam menyelidiki suatu masalah selalu diperlukan data. Data dapat diartikan seb
agai keterangan yang diperlukan untuk memecahkan suatu masalah. Menurut sifatnya
data dibagi menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuali
tatif adalah data yang berbentuk kategori atau atribut, contohnya : Nilai tukar r
upiah hari ini mengalami penguatan . Sedangkan data kuantitatif adalah data yang b
erbentuk bilangan, contohnya: Harga ponsel itu adalah Rp2.500.000,00 . Namum yang a
kan kita pelajari dalam buku ini adalah khusus data kuantitatif. Menurut cara me
mperolehnya, data kuantitatif dibedakan menjadi dua macam, yaitu data cacahan da
n data ukuran. Data cacahan adalah data yang diperoleh dengan cara mencacah, mem
bilang atau menghitung banyak objek. Sebagai contoh adalah data tentang banyak s
iswa suatu sekolah yang mempunyai handphone (HP). Data ukuran adalah data yang d
iperoleh dengan cara mengukur besaran objek. Sebagai contoh adalah data tentang
tinggi siswa dan data tentang berat siswa suatu sekolah. Tinggi siswa diperoleh
dengan mengukur panjangnya, sedangkan berat diperoleh dengan menimbangnya.
BAB I ~ Statistika
3

Latihan 1.1
1. Apa yang dimaksud dengan: a. statistik dan statistika, b. data, data kualitat
if dan data kuantitatif, c. data cacahan dan data ukuran. Manakah sampel dan pop
ulasi dari aktivitas-aktivitas berikut ini. a. Sekolah memilih 20 siswa dari sel
uruh siswa untuk mengikuti penyuluhan narkoba. b. Pembeli itu mencoba 5 laptop d
ari 50 laptop yang ditawarkan. c. Dari satu truk tangki bensin, pengecer membeli
2 dirigen. Seorang peneliti ingin meneliti 10 orang kepala keluarga dari 57 kep
ala keluarga Desa Suka Rukun. Hasil penelitiannya dituangkan dalam tabel 1.1 ber
ikut. Tabel 1.1 No. Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 a. b. c. Tanggungan Keluarga (or
ang) 2 2 3 1 4 3 5 2 1 2 Penghasilan/bulan (dalam rupiah) 500.000 750.000 1.200.
000 2.000.000 650.000 800.000 1.500.000 750.000 1.200.000 2.500.000 Luas Pekaran
gan (dalam m2) 100 120 250 200 150 200 250 150 300 300 Pekerjaan buruhkasar kary
awan pabrik wiraswasta wiraswasta buruh kasar karyawan pabrik pegawai negeri kar
yawan kantor pegawai negeri pengacara
2.
3.
Dari penjelasan di atas manakah sampel dan manakah populasinya? Manakah yang ter
masuk data kualitatif dan manakah data kuantitatif? Manakah yang termasuk data c
acahan dan data ukuran?
1.2
Menyajikan Data dalam Bentuk Tabel dan Diagram
Data yang telah kita kumpulkan dari penelitian, apakah itu data cachan atau data
ukuran untuk keperluan atau analisis selanjutnya perlu kita sajikan dalam bentu
k yang jelas dan menarik. Secara umum, terdapat dua cara penyajian data yaitu de
ngan tabel (daftar) dan dengan diagram (grafik). Untuk menyusun sekumpulan data
yang urutannya belum tersusun secara teratur ke dalam bentuk yang teratur, data
itu disajikan dalam sebuah tabel. Sebuah tabel umumnya terdiri dari beberapa bag
ian: judul tabel, judul kolom, judul baris, badan tabel, catatan dan sumber data
. Kita perhatikan contoh tabel perkiraan cuaca berikut. 4
Matematika SMA/MA Kelas XI - IPA

Tabel 1.2 Perkiraan Cuaca Kota-kota Besar di Indonesia Kota Ambon Bandung Denpas
ar Jakarta Jayapura Makasar Medan Palembang Pontianak Semarang Surabaya Yogyakar
ta Cuaca berawan hujan hujan hujan hujan hujan hujan hujan hujan hujan hujan huj
an Suhu (C) 23
33 19
29 25
31 25
33 24
33 24
33 24
30 23
32 24
33 24
3
33 Kelembaban (%) 61 95 65
95 73
96 65
93 60
90 66
90 63
93 68
98 65
96 5
92 58
93
Sumber: Seputar Indonesia, 22 Januari 2007
Dari contoh tabel 1.2: Judul tabel : Perkiraan Cuaca Kota-kota Besar di Indonesi
a Judul kolom : Kota, Cuaca, Suhu, dan Kelembaban Judul baris : Ambon, Bandung,
Denpasar, ... Badan tabel : Data cuaca (berawan, hujan), data suhu, dan data kel
embaban Sumber : Seputar Indonesia, 22 Januari 2007 Dengan menyajikan data seper
ti itu, kita dapat dengan mudah membaca tabel itu, sebagai contoh; pada hari Sen
in, 22 Januari 2007, di Kota Denpasar diperkirakan hujan, suhu 25
31 , dan kelemba
ban 73%
96%. Contoh 1.2.1 Diberikan data jumlah lulusan dari empat SMA berdasark
an jurusan dan jenis kelamin, yang tertuang dalam tabel berikut. Tabel 1.3 Sekol
ah SMA 1 SMA 2 SMA 3 SMA 4 Jumlah IPA Laki 15 10 12 18 55 Prp 20 17 12 25 74 Lak
i 10 14 12 15 51 IPS Prp 17 22 18 15 72 10 18 18 16 62 Bahasa Laki Prp 18 18 16
15 67 Jumlah 90 99 88 104 381
BAB I ~ Statistika
5

Dari tabel 1.2: a) Berapakah jumlah lulusan dari SMA 1? b) Berapa persen jumlah
lulusan dari SMA 3? c) Berapakah jumlah lulusan siswa laki-laki dari Jurusan IPA
? d) Berapa persen jumlah lulusan perempuan? Penyelesaian: a) Pada baris pertama
dari badan tabel, kita dapat membaca bahwa jumlah lulusan dari SMA 1 adalah 90
siswa. b) Pada baris ketiga dari badan tabel, kita membaca bahwa jumlah lulusan
dari SMA 3 adalah 88 siswa. Sedangkan pada baris terakhir dan kolom terakhir kit
a peroleh bahwa jumlah seluruh lulusan adalah 381 siswa, sehingga persentase lul
usan dari SMA 3 adalah
c) Pada kolom pertama dari badan tabel, kita baca bahwa jumlah lulusan siswa lak
ilaki dari jurusan IPA adalah 55 siswa. d) Pada kolom ke-1, ke-3 dan ke-5 kita p
eroleh jumlah lulusan siswa laki-laki adalah 55 + 51 + 62 = 168 siswa, sehingga
persentasenya adalah
88 100% = 23,1% 381
168 100% = 44% 381
W
Di samping dengan tabel, kelompok data juga dapat kita sajikan ke bentuk diagram
atau grafik. Beberapa macam diagram yang biasa digunakan, antara lain: diagram
batang, diagram lingkaran, dan diagram garis. Dengan penyajian semacam ini data
akan mudah dibaca, dipahami, dan ditafsirkan.
1.2.1 Diagram Batang
Diagram batang adalah diagram yang berdasarkan data kelompok atau kategori, misa
lnya untuk menyajikan jumlah penduduk di beberapa tempat selang waktu tertentu,
jumlah siswa di beberapa daerah pada waktu tertentu, dan sebagainya. Diagram bat
ang dapat kita buat batang vertikal ataupun batang horizontal. Langkah-langkah u
ntuk membuat diagram batang: kita buat sumbu mendatar dan sumbu vertikal; membua
t batang untuk masing-masing jenis kategori dengan lebar sama dan panjang/ tingg
inya disesuaikan dengan nilai data atau frekuensinya, jarak antara batang yang s
atu dengan lainnya harus sama; setiap batang kita beri warna atau diarsir dengan
corak yang sama, kemudian diberi nomor dan judul, sedangkan jika perlu di bawah
nya diberi keterangan tentang catatan/ sumbu data.
6
Matematika SMA/MA Kelas XI - IPA

Contoh 1.2.2 Data jumlah siswa pada setiap tingkat sekolah pada suatu kota pada
tahun 2007 diberikan oleh tabel berikut. Tabel 1.4 Tingkat Sekolah TK SD SMP SMA
SMK Jumlah Siswa 1.500 1.800 1.400 1.650 1.050
Sajikan data di atas ke dalam diagram batang. Penyelesaian: Diagram batang dari
data di atas diberikan oleh gambar 1.1 berikut ini.
2.000 1.800 1.600 1.400 1.200 1.000 800 600 400 200 0 PNS SD SMP SMA Tingkat Sek
olah SMK 1.800 1.500 1.400 1.050
1.650
Jumlah Siswa
Gambar 1.2 Diagram batang jumlah siswa tahun 2007
W
Dengan kemajuan teknologi, kita mempunyai perangkat komputer untuk menggambarkan
grafik dengan baik dan menarik, misalnya menggunakan Microsoft Exel, coba kita
ingat kembali pelajaran itu ketika SMP dulu. Sebagai contoh, data pada contoh 1.
2.2 dapat kita sajikan diagram batang dengan 3 dimensi.
BAB I ~ Statistika
7

1.800 1.800 1.600 1.400 1.200 1.000 800 600 400 200 0 1.500 1.650 1.400 1.050
Jumlah Siswa
TK
SD
SMP SMA Tingkat Sekolah
SMK
Gambar 1.3 Diagram batang 3D jumlah siswa tahun 2007
1.2.2 Diagram Lingkaran
Jika bagian dari kelompok data yang satu terkait dengan bagian yang lainnya dala
m satu kesatuan, maka kumpulan data itu dapat kita sajikan dalam diagram lingkar
an. Misalnya, data tentang umur siswa suatu sekolah, pemakaian kendaraan menuju
sekolah atau kantor, latar belakang pendidikan suatu daerah, hobi dari suatu kel
ompok siswa, dan lain sebagainya. Telah kita ketahui bahwa besar sudut satu keli
ling lingkaran adalah 360, dan luas juring lingkaran sebanding dengan sudut pusat
nya. Cara membuat diagram lingkaran adalah lingkaran dibagi menjadi beberapa jur
ing lingkaran yang luasnya proporsional terhadap setiap banyaknya data untuk set
iap bagian. Persamaan ini akan sangat membantu kita,
sudut pusat juring banyak data diwakili juring = 360 total data seluruhnya
(1.1)
Contoh 1.2.3 Misalkan berikut ini adalah data hobi dari 1.200 siswa dari SMA Ang
kasa, Tabel 1.5 Hobi Sepak bola Bola basket Bola voli Bulu tangkis Karate Lain-l
ain Jumlah Jumlah Siswa 300 150 200 250 100 200 1.200
Sajikan data di atas ke dalam diagram lingkaran dan tafsirkan. Penyelesaian: Kar
ena luas juring lingkaran sebanding dengan sudut pusatnya, maka perlu kita tentu
kan besarnya sudut pusat untuk setiap kategori. Dengan persamaan (1.1) kita pero
leh sudut pusat untuk kategori. 8
Matematika SMA/MA Kelas XI - IPA

Sepakbola Bola Basket Bola Volly


1.200 360 = 90 1.200 360 = 45 1.200 360 = 60
200 150
300
Bulu tangkis Karate Lain-lain
1.200 360 = 75 1.200 360 = 30 1.200 360 = 60
200 100
250
Dengan hasil ini kita dapat menggambarkan diagram lingkarannya,
Lain-lain
16,7%
Sepak bola
25%
Karate
8,3%
Bola basket Bulu tangkis
20,8% 16,7% 12,5%
Bola voli
Gambar 1.4 Diagram lingkaran hobi siswa SMA Angkasa
Dari diagram lingkaran ini kita dapat menyimpulkan bahwa siswa yang mempunyai ho
bi sepak bola paling banyak dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya. Sedangk
an cabang olahraga karate adalah olahraga yang sedikit peminatnya.
W
1.2.3 Diagram Garis
Diagram garis adalah salah satu cara untuk menyajikan data. Dengan diagram garis
kita akan lebih mudah membaca data tersebut. Biasanya diagram garis digunakan u
ntuk menyajikan kumpulan data yang diperoleh dari pengamatan dari waktu ke waktu
yang berurutan. digambarkan berdasarkan data waktu. Contoh 1.2.4 Dalam enam bul
an pertama tahun 2007, pemakaian daya listrik dari koperasi Sabar Jaya seperti t
ertuang pada tabel berikut. Tabel 1.6 Bulan Januari Februari Maret April Mei Jun
i Pemakaian (Kwh) 148 192 136 170 180 184
Sajikan data di atas ke dalam diagram garis dan kemudian tafsirkan.
BAB I ~ Statistika
9

Penyelesaian: Data di atas dapat disajikan dengan diagram garis seperti berikut.
250
Pemakaian (kwh)
200 150 100 50 0 148
192
170 136
180
184
Januari
Februari
Maret
April Bulan
Mei
Juni
Gambar 1.5 Diagram garis pemakaian listrik koperasi Sabar Jaya
Dari diagram garis di atas dapat dibaca dan ditafsirkan, misalkan: Pada bulan Ja
nuari
Februari pemakaian listrik bertambah dengan kemiringan garisnya positif. P
ada bulan Februari Maret pemakaian listrik menurun dengan kemiringan garisnya ne
gatif. Dari bulan Maret
Juni pemakaian listrik semakin meningkat dengan kemiring
an garisnya positif untuk setiap bulannya, meskipun kemiringan ini masih lebih k
ecil dibandingkan dengan periode bulan Januari Februari.
W
Diagram garis dapat pula digunakan untuk memprediksi suatu nilai yang belum dike
tahui. Terdapat dua pendekatan untuk memprediksi nilai yang belum diketahui ini,
yaitu dengan interpolasi linear dan ekstrapolasi linear. Pendekatan interpolasi
linear adalah memprediksi suatu nilai data yang berada di antara dua titik yang
berdekatan. Sebagai contoh, pada diagram garis Gambar 1.4, kita dapat mempredik
si pemakaian listrik Koperasi Sabar Jaya pada pertengahan bulan Februari 2007. P
endekatan ekstrapolasi linear adalah memprediksi suatu nilai data yang terletak
sesudah titik data terakhir yang diketahui. Hal ini dapat kita lakukan dengan ca
ra memperpanjang garis ke arah kanan atas atau ke kanan bawah tergantung kepada
kecenderungan nilai-nilai sebelumnya. Sebagai contoh, dapat diprediksi berapa ba
nyak pemakaian listrik Koperasi Sabar Jaya pada bulan Juli, Agustus dan seterusn
ya.
Tugas Kelompok
Kerjakan secara berkelompok. Carilah data yang berhubungan dengan tabel, diagram
batang, diagram lingkaran dan diagram garis dari koran, majalah atau internet.
Kemudian kumpulkan dalam bentuk kliping lengkap dengan judul, keterangan, sumber
informasi. Diskusikan pada kelompok Anda dan berikan penafsiran dari setiap dat
a yang Anda peroleh.
10
Matematika SMA/MA Kelas XI - IPA

Latihan 1.2
Untuk soal no. 1-2 buatlah diagram batang dan diagram lingkaran dari data yang d
iberikan, kemudian tafsirkan.
1. Hasil penjualan toko elektronik dari merek tertentu (dicatat dalam unit) sela
ma tahun 2007 adalah: Tabel 1.7 Jenis Barang Pompa air Almari es Televisi Kipas
angin Seterika listrik VCD Jumlah 40 23 38 52 20 45
2.
Hasil panen dari desa Tani Makmur selama setahun diberikan oleh tabel berikut. T
abel 1.8 Jenis Padi Jagung Ubi Kedelai Kacang tanah Semangka Jumlah Panen (kuint
al) 2.500 1.250 1.170 1.650 1.800 2.000
Untuk soal no. 3 - 4 buatlah diagram garis dari data yang diberikan.
3. Hasil penjualan toko sepeda motor dari merek tertentu (dicatat dalam unit) se
lama enam tahun terakhir adalah: Tabel 1.9 Tahun Jumlah 2000 252 2001 138 2002 2
28 2003 312 2004 120 2005 270
BAB I ~ Statistika
11

4.
Data berikut adalah data hasil pemeriksaan suhu tubuh pasien selama dua puluh em
pat jam. Tabel 1.10 Jam 06.00 09.00 12.00 15.00 18.00 21.00 24.00 03.00 Suhu (da
lam C) 37 39 36 40 42 37 36 35
5.
Berikut ini data perkembangan harga jagung impor Indonesia dari Amerika Serikat
selama 8 bulan pada tahun 2007. Tabel 1.11 Bulan Januari Februari Maret April Me
i Juni Juli Agustus Harga (dolar AS/ton) 220 227 235 217 226 235 230 240
Pertanyaan: a) Dengan bantuan komputer, buatlah diagram garis dari tabel di atas
. b) Tafsirkan dari grafik yang telah Anda buat. c) Prediksikan harga impor jagu
ng pada bulan September dan Oktober, beri alasan Anda.
Sumber: Kompas, 8 November 2007
1.3
Menyajikan Data dalam Tabel Distribusi Frekuensi
Seringkali kita menjumpai sekumpulan data amatan dalam jumlah atau ukuran yang b
esar untuk dianalisis. Ukuran data yang besar ini dapat kita sederhanakan dengan
cara menentukan banyak nilai amatan yang sama, atau banyak nilai amatan yang te
rletak pada interval tertentu. Banyak nilai amatan yang sama atau banyak nilai a
matan yang terletak pada interval tertentu itu disebut frekuensi.
12
Matematika SMA/MA Kelas XI - IPA

Tabel yang memuat nilai amatan atau nilai amatan yang terletak pada interval ter
tentu bersama-sama frekuensinya disebut sebagai tabel distribusi frekuensi. Seba
gai konsekuensi dua macam amatan ini, maka kita mempunyai dua macam tabel distri
busi frekuensi tunggal dan tabel distribusi frekuensi terkelompok. Dengan menggu
nakan tabel distribusi frekuensi, data akan lebih mudah digunakan untuk keperlua
n perhitungan statistik.
1.3.1 Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal
Untuk memahami cara membuat tabel ini, kita perhatikan hasil ujian semester mata
pelajaran Matematika dari 30 siswa: 80 30 50 70 70 70 40 80 90 50 80 90 70 70 6
0 60 60 70 50 60 60 60 70 60 60 80 80 80 60 70 Kumpulan data ini secara langsung
tidak begitu bermanfaat bagi penafsiran peristiwa-peristiwa yang bersifat kuant
itatif, misalnya kita kesulitan mengetahui dengan cepat berapa banyak siswa yang
memperoleh nilai di atas 80. Alternatif lain agar kumpulan data di atas mudah d
itafsirkan adalah dengan menyusun secara urut mulai dari nilai data terkecil (30
) hingga nilai data terbesar (90). Namun cara inipun tidak begitu efektif, karen
a kita masih kesulitan untuk mengetahui dengan cepat berapa jumlah siswa yang me
mperoleh nilai di antara 50 hingga 90. Dari kumpulan data di atas, kita dapat me
mbaca bahwa: 1 siswa mendapat nilai 30 1 siswa mendapat nilai 40 3 siswa mendapa
t nilai 50 9 siswa mendapat nilai 60 8 siswa mendapat nilai 70 6 siswa mendapat
nilai 80 2 siswa mendapat nilai 90 Keterangan-keterangan ini tentu saja akan leb
ih praktis apabila kita sajikan seperti dalam tabel berikut ini. Tabel 1.12 Nila
i Ujian (xi) 30 40 50 60 70 80 90 Turus | | ||| |||| |||| |||| ||| |||| | || Ban
yaknya Siswa/Frekuensi (fi) 1 1 3 9 8 6 2
BAB I ~ Statistika
13

Tabel 1.12 seperti ini selanjutnya disebut tabel distribusi frekuensi tunggal. D
engan tabel ini kita dengan cepat mengetahui berapa banyak siswa yang memperoleh
nilai 30, siswa yang memperoleh nilai 40, , dan seterusnya.
1.3.2 Tabel Distribusi Frekuensi Terkelompok
Jika kita dihadapkan pada kelompok data amatan yang sangat besar, maka pembuatan
tabel distribusi frekuensi tunggal juga kurang efektif. Untuk kasus demikian in
i akan lebih baik apabila kumpulan data tersebut kita kelompokkan ke dalam beber
apa kelas interval lebih dahulu, baru ditentukan frekuensinya. Bentuk umum tabel
distribusi frekuensi terkelompok adalah: Tabel 1.13 Nilai Data a b c d e f g h i j Titik
Tengah (xi) x1 x2 x3 x4 x5 Frekuensi (fi) f1 f2 f3 f4 f5
fi
Beberapa istilah yang berkaitan dengan tabel distribusi frekuensi: Interval-inte
rval pada kolom pertama dari Tabel 1.13 disebut kelas interval. Tabel 1.13 mempu
nyai 5 kelas interval, sebagai contoh, c d disebut kelas interval ke-2. Penentua
n jumlah kelas hendaknya jangan terlalu besar dan jangan terlalu kecil. Jika dat
a amatan berukuran n, dan jumlah kelas adalah k, maka Sturges menyarankan hubung
an dua bilangan ini,
k 1 + 3, 3 log n
Bilangan a, c, e, g,dan i masing-masing disebut batas bawah kelas, sedangkan bil
angan b, d, f, h, dan j masing-masing disebut batas atas kelas. Tepi bawah adala
h batas bawah dikurangi dengan ketelitian data yang digunakan. Tepi atas adalah
batas atas ditambah dengan ketelitian pengukuran. Jika data diukur dengan keteli
tian sampai satuan terdekat, maka ketelitian pengukuran adalah 0,5, sehingga: te
pi bawah = batas bawah 0,5 tepi atas = batas atas + 0,5 Tepi bawah sering disebu
t batas bawah nyata dan tepi atas disebut batas atas nyata.
Matematika SMA/MA Kelas XI - IPA
14


Nilai tengah adalah nilai yang terletak ditengah-tengah antara batas bawah dan b
atas atas kelas interval, sehingga nilainya sama dengan (batas bawah +batas atas)
. Sebagai contoh, nilai tengah kelas interval ke-2 dari Tabel 1.13
1 adalah x2 dengan x2 = 2 (c + d) .

Panjang kelas atau lebar kelas didefinisikan sebagai selisih antara tepi atas de
ngan tepi bawah, yaitu : panjang kelas = tepi atas
tepi bawah. Jika panjang kela
s adalah p dan jumlah kelas, maka akan memenuhi persamaan
p=
nilai data terbesar nilai data terkecil k
Dengan memperhatikan komponen komponen penyusunan tabel distribusi di atas, maka
langkah langkah membuat tabel distribusi frekuensi adalah : 1) Tentukan nilai d
ata terkecil dan nilai data terbesar, 2) Tentukan jumlah, 3) Tentukan panjang ke
las, 4) Tentukan kelas kelas interval dan titik tengahnya, 5) Tentukan frekuensi
tiap kelas dengan sistem turus, kemudian susunlah tabel distribusi frekuensi te
rkelompok seperti tabel 1.13. Contoh 1.3.1 Misalkan diberikan 80 data amatan dar
i pengukuran diameter pipa (dalam mm): 70 73 93 90 43 86 65 93 38 76 79 83 68 67
85 57 68 92 83 91 35 72 48 99 78 70 86 87 72 93 63 80 71 71 98 81 75 74 49 74 8
8 91 73 74 89 90 76 80 88 56 70 77 92 71 63 95 82 67 79 83 84 97 63 61 80 81 72
75 70 90 66 60 88 53 91 80 74 60 82 81 Buatlah tabel distribusi frekuensi dari k
elompok data ini. Penyelesaian: 1) 2) Nilai data terkecil adalah 35 sedangkan ni
lai data terbesar adalah 99, Menentukan jumlah kelas interval Ukuran data adalah
n = 80, k k 1 + 3,3log n = 1 + 3,3log 80 = 1 + 3,3(1,9) = 7,27 Jumlah kelas yan
g digunakan 7 atau 8, sebagai contoh kita ambil k = 7. Menentukan panjang kelas
3)
4)
nilai data terbesar nilai data terkecil 99 35 = = 9,14 k 7 Panjang kelas dapat k
ita ambil 9 atau 10. Sebagai contoh, kita pilih p = 10. Menentukan kelas kelas i
nterval dan titik tengah Karena nilai data terkecil adalah 35, maka 35 kita teta
pkan sebagai batas bawah kelas interval pertama (tidak harus demikian). Dengan p
anjang kelas 10, maka diperoleh kelas kelas interval beserta titik tengahnya sep
erti pada tabel 1.14. p=
15
BAB I ~ Statistika

Tabel 1.14 Kelas Interval 35


44 45
54 55
ngah 39,5 49,5 59,5 69,5 79,5 89,5 99,5

64 65

74 75

84 85

94 95

104 5) Titik

Memasukkan frekuensi dengan sistem turus Kita masukkan setiap nilai data ke kela
s interval yang sesuai dengan sistem turus. Tabel 1.15 Kelas Interval 35 44 45
5
4 55 64 65
74 75
84 85
94 95
104 Jumlah Turus ||| ||| |||| || |||| |||| |||| |||
| ||| |||| |||| |||| |||| | |||| |||| |||| |||| ||| Frekuensi 3 3 7 23 21 20 3 8
0

Dengan demikian kita peroleh tabel distribusi secara lengkap, Tabel 1.16 Kelas I
nterval 35 44 45
54 55
64 65
74 75
84 85
94 95
104 Jumlah Titik Tengah 39,5 4
59,5 69,5 79,5 89,5 99,5 Frekuensi 3 3 7 23 21 20 3 80
16
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

1.3.3 Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif


Dengan tabel distribusi frekuensi terkelompok selanjutnya kita dapat menyusun ta
bel distribusi frekuensi kumulatif. Terdapat dua macam tabel distribusi frekuens
i kumulatif, yaitu tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang dari dan tabel di
stribusi frekuensi kumulatif lebih dari. Frekuensi kumulatif kurang dari ( fk ku
rang dari) didefinisikan sebagai jumlah frekuensi semua nilai amatan yang kurang
dari atau sama dengan nilai tepi atas pada setiap kelas interval, dan dinotasik
an dengan fk . Frekuensi kumulatif lebih dari ( fk lebih dari) didefinisikan seb
agai jumlah frekuensi semua nilai amatan yang lebih dari atau sama dengan nilai
tepi bawah pada setiap kelas interval, dan dinotasikan dengan fk . Sebagai ilust
rasi, dari tabel distribusi frekuensi terkelompok pada tabel 1.16 kita dapat men
yusun tabel distribusi kumulatifnya. Dengan menghapus kolom titik tengah dari ta
bel 1.16 dan menggantinya dengan kolom tepi bawah dan tepi atas kita peroleh tab
el 1.17. Karena ketelitian pengukuran data sampai satuan terdekat, maka tepi baw
ah = batas bawah
0,5 dan tepi atas = batas atas + 0,5. Tabel 1.17 Kelas Interval
35 44 45
54 55
64 65
74 75
84 85
94 95
104 Frekuensi 3 3 7 23 21 20 3 Tepi B
h 34,5 44,5 54,5 64,5 74,5 84,5 94,5 Tepi Atas 44,5 54,5 64,5 74,5 84,5 94,5 104
,5
Selanjutnya dari tabel 1.17 kita memperoleh tabel distribusi kumulatif kurang da
ri dan tabel distribusi kumulatif lebih dari berikut ini. Tabel 1.18 a Hasil Pen
gukuran (dalam mm) Frekuensi Kumulatif fk 3 6 13 36 57 77 80 Tabel 1.18 b Hasil
Pengukuran (dalam mm) Frekuensi Kumulatif fk 80 77 74 67 44 23 3
44,5 54,5 64,5 74,5
84,5 94,5 104,5
34,5 44,5 54,5 64,5 74,5 84,5 94,5
BAB I ~ Statistika
17

Dengan tabel distribusi kumulatif kurang dari pada tabel 1.18 a, kita dapat memb
aca sebagai berikut. Ada 3 nilai pengukuran yang mempunyai nilai 44,5 atau kuran
g. Ada 6 nilai pengukuran yang mempunyai nilai 54,5 atau kurang. Ada 13 nilai pe
ngukuran yang mempunyai nilai 64,5 atau kurang, ... dan seterusnya. Demikian pul
a, dengan tabel distribusi kumulatif lebih dari pada tabel 1.18b, kita dapat mem
baca sebagai berikut. Ada 80 nilai pengukuran yang mempunyai nilai 34,5 atau leb
ih. Ada 77 nilai pengukuran yang mempunyai nilai 44,5 atau lebih. Ada 74 nilai p
engukuran yang mempunyai nilai 54,5 atau lebih, ... dan seterusnya. Di samping f
rekuensi kumulatif mutlak seperti di atas, kita kadang kadang perlu menghitung n
ilai frekuensi kumulatif relatif dari suatu nilai amatan yang kurang dari atau l
ebih terhadap suatu batas nilai tertentu. Frekuensi kumulatif relatif dinyatakan
dengan persen (%), dengan rumus berikut. Frekuensi kumulatif relatif =
frekuensi kumulatif ukuran data
100%
Sebagai contoh: frekuensi kumulatif relatif kurang dari 54,5 adalah 6 100% = 7,5
% , 80 frekuensi kumulatif relatif kurang dari 64,5 adalah 13 100% = 16,25% , 80
frekuensi kumulatif relatif lebih dari 74,5 adalah 44 100% = 55% , 80 frekuensi
kumulatif relatif lebih dari 84,5 adalah 23 100% = 28,75% . 80 Makna dari perse
ntase di atas adalah bahwa: 7,5% nilai pengukuran letaknya di bawah nilai 54,5,
16,25% nilai pengukuran letaknya di bawah nilai 54,5, 55% nilai pengukuran letak
nya di atas 74,5, 28,75% nilai pengukuran letaknya di atas 84,5.
1.3.4 Histogram dan Ogive
Pada bagian awal kita dapat menyajikan suatu kumpulan data statistik dapat dinya
takan dalam bentuk gambar diagram diagram batang, diagram lingkaran dan diagram
garis atau dalam bentuk tabel. Kumpulan data statistik yang telah dianalisis dan
disajikan dalam tabel distribusi frekuensi atau tabel distribusi frekuensi kumu
latif dapat pula kita sajikan dalam bentuk diagram. 18
Matematika SMA/MA Kelas XI
IPA

Gambar diagram dari tabel distribusi frekuensi disebut histogram, yang dapat lan
jutkan ke gambar poligon frekuensi. Sedangkan diagram dari tabel distribusi frek
uensi kumulatif disebut ogive. L
Histogram
Histogram adalah salah satu cara untuk menyajikan data statistik dalam bentuk ga
mbar. Histogram sering disebut sebagai grafik frekuensi yang bertangga, yang ter
diri dari serangkaian pesegi panjang yang mempunyai alas sepanjang interval anta
ra kedua tepi kelas intervalnya dan mempunyai luas yang sebanding dengan frekuen
si yang terdapat dalam kelas kelas interval yang bersangkutan. Bedakan ini denga
n diagram batang. Dengan histogram yang baik dan benar, kita dengan mudah dapat
membaca data statistik. Cara menggambarnya, antara persegi panjang yang berdekat
an berimpit pada satu sisi. Sebagai contoh, kita perhatikan kembali tabel distri
busi frekuensi tunggal pada tabel 1.12. Tabel ini dapat kita sajikan dengan hist
ogram seperti di bawah ini.
10 8
Frekuensi
6 4 2 30 40 50 60 70 Nilai 80 90
Gambar 1.6 Histogram nilai ujian
Agar diperhatikan di sini, bahwa setiap persegi panjang pada suatu histogram mew
akili kelas tertentu, dengan pengertian: lebar persegi panjang menyatakan panjan
g kelas, tinggi persegi panjang menyatakan frekuensi kelas dan digambarkan secar
a vertikal. Oleh karena itu, jika setiap kelas mempunyai panjang yang sama, maka
luas setiap persegi panjang itu berbanding lurus dengan frekuensinya. Selanjutn
ya, jika setiap titik tengah dari bagian sisi atas persegi panjang pada histogra
m itu dihubungkan, maka kita peroleh diagram garis. Diagram garis semacam ini di
sebut poligon frekuensi.
BAB I ~ Statistika
19

Jika titik titik tengah dari sisi atas persegi panjang dihubungkan, terjadilah p
oligon frekuensi, seperti yang terlihat pada gambar 1.7.
10 8
Frekuensi
histogram
6 4 2 30 40 50 60 70 Nilai 80 90
poligon frekuensi
Gambar 1.7 Poligon frekuensi nilai ujian
L
Ogive (Ozaiv)
Telah disebutkan bahwa tabel distribusi frekuensi kumulatif dapat digambarkan di
agramnya berupa ogive. Karena tabel distribusi frekuensi kumulatif ada dua macam
, yaitu tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang dari dan tabel distribusi fr
ekuensi kumulatif lebih dari, sebagai konsekuensinya kita mempunyai dua macam og
ive, yaitu ogive positif dan ogive negatif. Cara adalah dengan menempatkan nilai
nilai tepi kelas pada sumbu mendatar dan nilai nilai frekuensi kumulatif pada s
umbu tegak. Titik titik yang diperoleh (pasangan nilai tepi kelas dengan nilai f
rekuensi kumulatif) dihubungkan dengan garis lurus, maka diperoleh diagram garis
yang disebut poligon frekuensi kumulatif. Kurva frekuensi kumlatif inilah yang
disebut ogive. Sebagai contoh, kita perhatikan kembali tabel distribusi frekuens
i kumulatif kurang dari dan tabel distribusi frekuensi kumulatif lebih dari pada
tabel 1.18. Kurva frekuensi kumulatif untuk tabel distribusi frekuensi kumulati
f kurang dari diperlihatkan pada gambar 1.8 a, kurva ini disebut ogive positif.
Sedangkan kurva frekuensi kumulatif untuk tabel distribusi frekuensi kumulatif l
ebih dari diperlihatkan pada Gambar 1.8 b, dan kurva ini disebut ogive negatif.
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 3 44,5
Frekuensi Kumulatif
77 57 36 6 54,5 13 64,5 74,5 84,5 94,5 104,5
Frekuensi Kumulatif
80
90 80 70 80 77 60 50 40 30 20 10 0 34,5 44,5
74
67 44 23 3 94,5
54,5
64,5
74,5
84,5
Gambar 1.8 Ogive nilai hasil ujian
20
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Latihan 1.3
1. Dari 20 orang siswa yang mengikuti ulangan sejarah diperoleh nilai sebagai be
rikut. 81 81 60 60 84 67 81 75 72 75 72 67 87 90 75 81 84 90 81 90 Dari kumpulan
data ini, a. Tentukan tabel distribusi frekuensi tunggalnya. b. Berapa persen s
iswa yang memiliki nilai : (i) 70 atau kurang(ii) 80 atau kurang c. Berapa perse
n siswa yang memiliki nilai (i) 75 atau lebih (ii) 85 atau lebih Data tinggi bad
an (dalam cm) pada suatu RT diberikan oleh data berikut. Tabel 1.19 Tinggi Badan
160,0
162,0 162,1
164,1 164,2
166,2 166,3
168,3 168,4
170,4 170,5
172,5 Jumlah
Banyak Orang 8 11 15 12 10 6 60
2.
Berdasarkan tabel 1.19 ini, a. Berapa persen warga yang mempunyai tinggi
erletak pada kelas interval ke 4 ? b. Berapa banyak warga yang mempunyai
badan kurang dari 166,3 cm? c. Berapa banyak warga yang mempunyai tinggi
aling kecil 164,2 cm? d. Berapa persen warga yang mempunyai tinggi badan
dari 168,4 cm? e. Berapa persen warga yang mempunyai tinggi badan paling
66,3 cm? 3. Diketahui data terkelompok: Tabel 1.20 Nilai 55
59 60
64
75 79 80
84 Frekuensi 8 14 35 29 9 5
BAB I ~ Statistika
21

badan t
tinggi
badan p
kurang
kecil 1
65
69 70

74

4.
5.
Berdasarkan tabel 1.20 ini, a. Sebutkan jumlah kelas interval dan sebutkan kelas
kelas interval itu. b. Tentukan batas bawah dan batas atas untuk setiap kelas i
nterval. c. Tentukan tepi bawah dan tepi atas untuk masing masing kelas interval
. d. Tentukan panjang kelas dan titik tengah untuk setiap kelas interval. e. Ten
tukan frekuensi dan frekuensi relatif untuk setiap kelas interval. f. Tentukan k
elas interval yang mempunyai frekuensi terbesar dan kelas interval yang mempunya
i frekuensi terkecil. Diberikan kumpulan data hasil pengukuran (dalam mm) diamet
er pipa : 80 72 66 78 66 73 75 69 74 73 74 71 74 72 73 70 70 75 74 79 80 60 74 7
2 77 74 77 79 79 72 74 74 71 76 72 62 70 67 68 75 Dengan kumpulan data ini : a.
Urutkan kumpulan data di atas mulai dari nilai data terkecil hingga nilai data t
erbesar. b. Buatlah tabel distribusi frekuensi dengan panjang kelas interval 3 m
m. c. Dari tabel jawaban b, buatlah tabel distribusi frekuensi kumulatif : (i) k
urang dari (ii) lebih dari. d. Tentukan frekuensi kumulatif relatif kurang dari
: (i) 70 (ii) 76 e. Tentukan frekuensi kumulatif relatif lebih dari : (i) 64 (ii
) 73 Diketahui kumpulan data terkelompok: Tabel 1.21 Nilai 42
46 47
51 52
56 57
61 62 66 67
71 72
76 Frekuensi 1 5 5 15 8 4 2
Dari tabel 1.21 ini, a. Buatlah tabel distribusi frekuensi kumulatif kurang dari
dan tabel distribusi frekuensi kumulatif lebih dari. b. Gambarkan histogram dan
poligon frekuensinya. c. Gambarkan ogivenya.
1.4
Ukuran Pemusatan (Tendensi Sentral)
Misalkan diberikan data umur dari 10 siswa calon paskibraka 18 16 15 15 17 16 16
17 18 18
22
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Dari kumpulan data mentah di atas, kita belum dapat menafsirkan atau menyimpulka
n apa apa tentang nilai nilai data itu. Terdapat tiga nilai statistik yang dapat
dipakai untuk menjelaskan tentang kumpulan data tersebut, yaitu rataan, median
dan modus. Ketiga nilai ini adalah parameter yang dapat digunakan untuk menafsir
kan suatu gejala pemusatan nilai nilai dari kumpulan data yang diamati. Karena a
lasan inilah, maka ketiga nilai statistik ini selanjutnya disebut sebagai ukuran
pemusatan atau ukuran tendensi sentral.
1.4.1 Rataan (Mean)
Nilai rataan adalah salah satu ukuran yang memberikan gambaran yang lebih jelas
dan singkat tentang sekelompok data mengenai suatu masalah, baik tentang sampel
atau populasi. Rataan yang diperoleh dari hasil pengukuran sampel disebut statis
tik, sedangkan rataan yang diperoleh dari populasi disebut parameter. Rataan dib
edakan menjadi rataan hitung, rataan ukur dan rataan harmonis. Notasi x (dibaca
: x bar) adalah simbol untuk rataan sampel, sedangkan (dibaca : mu) adalah notas
i rataan untuk populasi. Namun yang akan kita pelajari di dalam buku ini hanyala
h rataan hitung dari sampel. a. Rataan atau Rataan Hitung Rataan atau rataan hit
ung dari suatu kumpulan data diberikan sebagai perbandingan jumlah semua nilai d
ata dengan banyak nilai data. Jadi, Rataan =
jumlah semua nilai data yang diamati banyak data yang diambil
Untuk data umur dari 10 siswa calon paskibraka di atas, diperoleh
rataan =
18 + 16 + 15 + 15 + 17 + 16 + 16 + 17 + 18 + 18 166 = 16,6 = 10 10
Secara umum, untuk kumpulan dari n data, x1 , x2 , x3 , K , xn , rataan diberika
n oleh rumus
n
x=
dengan:
x1 + x2 + x3 + L + xn n
=
i =1
xi n
(1.2)
x = menyatakan rataan dari kumpulan data xi = nilai data amatan ke i
n Notasi = banyak data yang diamati, atau ukuran data
(dibaca: sigma) menyatakan penjumlahan suku suku.
Contoh 1.4.1 Hitunglah rataan dari kumpulan data berikut. 9, 10, 12, 9, 8, 12, 9
, 11
BAB I ~ Statistika
23

Penyelesaian: Banyak data yang diamati adalah n = 8. Dengan menggunakan rumus (1


.2),
x=
x1 + x2 + x3 + L + xn = n
= 9 + 10 + 12 + 9 + 8 + 12 + 9 + 11 80 = = 10 8 8
Jadi, rataan dari kumpulan data di atas adalah x = 10 .
W
Contoh
siswa
aannya
banyak
i =1

1.4.2 Rataan nilai ujian matematika dari suatu kelas adalah 6,9. Jika dua
baru yang nilainya 4 dan 6 digabungkan dengan kelompok tersebut, maka rat
menjadi 6,8. Berapa banyaknya siswa kelas semula? Penyelesaian: Misalkan
siswa kelas semula adalah n, sehingga kita peroleh

xi n
n
= 6,9
xi = 6,9 n
i =1
n
Simbol

dibaca jika dan hanya jika . Setelah nilai dua siswa baru digabungkan, maka
jumlah siswa sekarang adalah n + 2 dengan nilai rataan 6,8. Dalam hal ini kita m
empunyai persamaan
i =1
xi + 4 + 6 n+ 2
n
= 6,8
xi + 10 = 6,8(n + 2)
i =1 n
n
xi + 10 = 6,8n + 13,6
i =1
6,9n + 10 = 6,8n + 13,6 (subtitusi xi = 6,9 n )
i =1
n
6,9n 6,8n = 13,6 10 0,1n = 3,6
3,6 n = 10 = 36
Jadi, banyaknya siswa semula adalah 36. Kita perhatikan kembali data umur dari 1
0 siswa calon paskibraka 18 16 15 15 17 16 16 17 18 18 Nilai rataan dari kumpula
n data ini adalah:
x= 18 + 16 + 15 + 15 + 17 + 16 + 16 + 17 + 18 + 18 166 = = 16,6 10 10

W
24
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Bagian pembilang pada perhitungan di atas dapat kita tuliskan dengan 2 15 + 3 16


+ 2 17 + 3 18 = 166 Formula ini adalah penjumlahan dari perkalian frekuensi den
gan nilai data. Perhatikan tabel 1.22. Tabel 1. 22 Nilai (xi) 15 16 17 18 Banyak
Siswa/Frekuensi (fi) 2 3 2 3
f i = n = 10
fi xi 30 48 34 54
f i xi = 166
Oleh karena itu, rataan dari suatu tabel distribusi frekuensi (tunggal atau terk
elompok) dapat ditentukan menggunakan rumus:
x=
i =1 n
fi xi
i =1
n
fi
(1.3)
dengan fi menyatakan frekuensi untuk nilai xi . Contoh 1.4.3 Hitunglah nilai rat
aan dari data berikut. Tabel 1.23 Nilai Ujian (xi) 53 61 72 85 94 Frekuensi (fi)
8 17 47 32 6
BAB I ~ Statistika
25

Penyelesaian: Kita lengkapi dahulu tabel distribusi frekuensi di atas. Tabel 1.2
4 Nilai Ujian (xi) 53 61 72 85 94 Frekuensi (fi) 8 17 47 32 6
f i = n = 110
fi xi 424 1.037 3.384 2.720 560
f i xi = 8.129
Dengan menggunakan rumus (1.3) kita peroleh,
8129 x = i =1 = = 73,9 n 110 fi
i =1
xi fi
n
Jadi, nilai rataan data di atas adalah x = 73,9 . Menghitung Rataan dengan Rataa
n Sementara
W
Terdapat cara lain yang lebih efektif untuk menghitung rataan untuk data terkelo
mpok, yaitu dengan memilih rataan sementara. Dengan cara ini kita tidak perlu me
nghitung nilai f i xi yang pada umumnya nilainya besar. Rataan sementara yang di
pilih adalah titik tengah dari sembarang kelas interval. Misalkan xs adalah rata
an sementara yang dipilih, dan di adalah simpangan dari setiap nilai titik tenga
h terhadap xs , yaitu di = xi xs . Rataan sebenarnya kita peroleh dengan menjuml
ahkan rataan sementara dengan simpangan rataan.
x = xs +
fi d i fi
(1.4)
Contoh 1.4.4 Tentukan rataan dengan rataan sementara dari data berikut ini. Tabe
l 1.25 Nilai 30
34 35
39 40
44 45
49 50
54 Frekuensi (fi) 2 4 10 16 8
26
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Penyelesaian: Jika kita ambil rataan sementara xs = 42 , maka dari data di atas
diperoleh Tabel 1.26 Nilai 30
34 35
39 40
44 45
49 50
54 Titik Tengah (xi) 32 37
42 47 52 Frekuensi (fi) 2 4 10 16 8
f i = 40
Simpangan (di) 10

5 0 5 10

fi di 20 20 0 80 80
f i di = 120
Dalam hal ini d1 = 32 42 = 10 , d2 = 37 42 = 5 , d3 = 42 42 = 0 , dan seterusnya.
Dengan demikian, 120 fi di = 42 + = 45 x = xs + 40 fi
W
1.4.2 Modus
Misalkan kita mempunyai kumpulan data: 2 3 5 4 6 4 3 4 8 10 maka nilai data 3 me
mpunyai frekuensi 2 dan 4 mempunyai frekuensi 3, sedangkan frekuensi yang lainny
a 1. Karena 4 mempunyai frekuensi tertinggi maka dalam statistik data 4 disebut
modus dari kumpulan data di atas. Jadi, modus (disimbolkan dengan Mo) didefinisi
kan sebagai angka statistik yang mempunyai frekuensi tertinggi. Contoh 1.4.5 Ten
tukan modus dari data ulangan matematika berikut. a) Kumpulan data : 2, 3, 7, 4,
8, 6, 12, 9 tidak mempunyai modus, karena tidak satupun data yang mempunyai fre
kuensi tertinggi. b) Kumpulan data : 23, 20, 25, 25, 23, 27, 26 mempunyai modus
23 dan 25.
W
Dari uraian dan contoh di atas kita dapat menyimpulkan bahwa terdapat data stati
stik yang tidak mempunyai modus, ada yang mempunyai satu modus, dan ada yang mem
punyai lebih dari satu modus. Untuk data terkelompok, nilai modus ditentukan ole
h rumus berikut.
Mo = Bb + p
b1
b1 + b2
(1.5)
BAB I ~ Statistika
27

dengan: Bb = tepi bawah kelas interval yang mempunyai frekuensi tertinggi


b1 = selisih frekuensi tertinggi dengan frekuensi sebelumnya b2 = selisih frekue
nsi tertinggi dengan frekuensi sesudahnya
p = panjang kelas interval
Contoh 1.4.6 Tentukan modus dari data terkelompok berikut. Tabel 1.27 Kelas Inte
rval 42
48 49
55 56
62 63
69 70
76 Penyelesaian: Dari kumpulan data di atas kita
peroleh Bb = 56 0.5 = 55,5, b1 = 20 10 = 10 , b2 = 20 13 = 7 dan p = 7. Dengan
rumus (1.5) kita peroleh modusnya,
Mo = Bb + p b1 10 = 55,5 + 7 = 59,62 b1 + b2 10 + 7

Frekuensi (fi) 3 10 20 13 4
W
1.4.3 Median
Median adalah data yang terletak di tengah setelah data itu disusun menurut urut
an nilainya sehingga membagi dua sama besar. Notasi untuk ukuran pemusatan ini a
dalah Me. Nilai Me sering dipakai untuk menjelaskan kecenderungan pemusatan data
apabila pada data tersebut ditemukan nilai nilai yang ekstrim, sehingga tidak c
ukup dijelaskan melalui nilai rataannya saja. Jika banyak data ganjil, maka Me m
erupakan nilai data yang terletak ditengahtengah. Misalkan untuk data yang sudah
terurut 2, 3, 5, 8, 11, 13, 20, Me adalah 8. Jika banyak data genap, maka setel
ah data diurutkan, Me diambil sebagai rataan dari dua data tengah. Misalkan untu
k data yang sudah terurut 3, 3, 4, 5, 5, 6, 7, 8, maka 5+5 Me = =5 2
28
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Secara umum, jika kita mempunyai n data yang sudah terurut dari yang terkecil hi
ngga yang terbesar,
x1 , x2 , K , xn
maka median dari kumpulan data itu ditentukan dengan cara berikut. a. Jika n ada
lah bilangan ganjil, maka median adalah nilai data keb.
n +1 , ditulis Me = x n+1 . 2
2
Jika n adalah bilangan genap, maka Me adalah rataan dari nilai data ken n dan ni
lai data ke + 1 , ditulis 2 2 Me = 1 x n+1 + x n 2 +1
(1.6)


2
2
Contoh 1.4.7 Data penjualan suatu toko hand phone dalam dua minggu berturut turu
t adalah: (a) Minggu pertama : 10, 8, 12, 9, 9, 12, 8, 10, 4. (b) Minggu kedua :
20, 3, 9, 11, 4, 12, 1, 10, 9, 12, 8, 10. Berapakah median kumpulan data di ata
s dari setiap minggunya? Penyelesaian: (a) Ukuran kumpulan data minggu pertama a
dalah n = 9 ganjil, dan setelah diurutkan menjadi 4, 8, 8, 9, 9, 10, 10, 12, 12.
Oleh karena itu, Me = xn+1 = x5 = 9 .
2
(b) Ukuran kumpulan data minggu kedua adalah n = 12 genap, dan setelah diurutkan
menjadi 1, 3, 4, 8, 9, 9, 10, 10, 11, 12, 12, 20. Jadi, Me = 1 xn + xn = 1 ( x6
+ x7 ) = 1 (9 + 10 ) = 9,5 . 2 2 2

2 2 +1


Untuk data terkelompok, median dapat kita hitung dengan rumus:
Me = Bb + p
W
n F 2 fm
(1.7)
dengan: Bb = tepi bawah kelas interval yang memuat Me
f m = frekuensi kelas interval yang memuat Me
F p = frekuensi kumulatif sebelum kelas interval yang memuat Me = panjang kelas
interval 29
BAB I ~ Statistika

Contoh 1.4.8 Hitunglah median untuk data terkelompok berikut. Tabel 1.28 Kelas I
nterval 42
48 49
55 56
62 63
69 70
76 Jumlah Penyelesaian: Karena ukuran datanya
adalah 50, maka Me terletak pada kelas interval 56
62, sehingga Bb = 56 0.5 = 5
5,5; Oleh karena itu,
Me = Bb + p 2
nF 50 13 2 = 55,5 + 7 = 59,7 20 fm
Frekuensi (fi) 3 10 20 13 4 50
Frekuensi Kumulatif 3 13 33 46 50
f m = 20 ;
F = 13 ;
p = 7.
W
Latihan 1.4
1. Tentukan rataan dari data berikut. a. 9, 7, 12, 6, 14, 8, 10, 11. b. 15, 18,
16, 20, 17, 16, 17, 19, 16, 15. Tentukan median dan modus dari data berikut. a.
8, 7, 6, 7, 5, 6, 8, 9, 8, 9. b. 22, 23, 24, 24, 25, 25, 26, 22, 23, 24, 25, 27,
25. Tentukan rataan dari data berikut. Tabel 1.29 Tabel 1.30 a. b. Frekuensi Fr
ekuensi Nilai Berat 42 46 47
51 52
56 57
61 62
66 67
71 72
76 1 5 5 15 8 4 2
61 65 66
70 71
75 76
80 81
85 86
90 91
95 2 5 8 22 6 5 2 50
2.
3.
30
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

4. 5.
Tentukan median dan modus data pada soal no. 3. Hitunglah nilai rataan data terk
elompok berikut dengan dua cara. Tabel 1.31 Kelas Interval 20
24 25
29 30
34 35
39 40 44 45
49 Jumlah fi 3 8 13 20 17 9 70
6.
Suatu percobaan jenis makanan yang diberikan kepada ayam pedaging memberikan ken
aikan berat badan seperti pada tabel berikut. Tabel 1.32 Minggu ke1 2 3 4 5 Bera
t Badan (g) 250 490 990 1.890 3.790
Berapakah rataan kenaikan berat badan ayam tiap minggu? 7. 8. Nilai rataan kelas
A adalah 8,5 dan nilai rataan kelas B adalah 6,5. Perbandingan jumlah siswa kel
as A : B = 5 : 4. Barapakah nilai rataan kelas A dan B? Tabel di bawah ini adala
h hasil tes suatu bidang studi. Peserta dinyatakan lulus jika nilainya lebih bes
ar 60. Berapakah banyak yang lulus? Tabel 1.33 Nilai 21
30 31
40 41
50 51
70 71 80 81
90 Frekuensi 1 8 4 6 8 6 4
BAB I ~ Statistika
31

60 61

9.
Nilai rataan ujian matematika dari 40 siswa SMA adalah 70. Jika seorang siswa ya
ng nilainya 100 dan 3 orang siswa yang masing masing nilainya 30 tidak diikutkan
dalam perhitungan, berapa nilai rataannya? 10. Rataan jam belajar harian siswa
laki laki dan perempuan dari suatu sekolah masing masing adalah 3 jam dan 7 jam.
Jika rataan jam belajar harian seluruh siswa sekolah tersebut adalah 6 jam, dan
jumlah siswa sekolah tersebut adalah 800 orang, berapakah jumlah siswa laki lak
i?
1.5
Ukuran Letak
Pada bagian sebelumnya kita telah mempelajari tentang median. Median adalah nila
i statistik yang terletak ditengah tengah kelompok data setelah data kita urutka
n. Dengan demikian nilai ini membagi dua sama banyak keliompok data. Dengan kata
lain, median adalah ukuran perduaan.
1.5.1 Kuartil
Telah kita pahami bahwa median adalah ukuran perduaan. Selanjutnya, kita mempuny
ai 3 buah nilai statistik yang membagi kelompok data yang terurut menjadi 4 bagi
an yang sama banyak. Ketiga nilai ini kita sebut sebagai kuartil, kuartil pertam
a atau kuartil bawah dinotasikan dengan Q1 , kuartil kedua atau kuartil tengah d
inotasikan dengan Q2 , dan kuartil ketiga atau kuartil atas dinotasikan dengan Q
3 . Oleh karena itu, kuartil adalah ukuran perempatan, dengan Q2 = Me. Misalkan
kita mempunyai suatu kumpulan data dengan ukuran n yang telah diurutkan
x1 , x2 ,K , xn
Letak dari kuartil Q1 , Q2 , dan Q3 dari kumpulan data ini dapat kita cermati il
ustrasi pada gambar 1.9 berikut.
3 4
n data
2 4
n data
1 4
n data
x1
Q1
Q2
Q3
xn
Gambar 1.9 Letak Kuartil-kuartil
32
Matematika SMA/MA Kelas XI - IPA

Dengan memperhatikan gambar di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa: kuartil pe
rtama Q1 terletak pada nilai urutan yang ke
1 (n + 1) , 4
kuartil kedua Q2 terletak pada nilai urutan yang ke 2 (n + 1) , 4 kuartil ketiga
Q3 terletak pada nilai urutan yang ke
3 (n + 1) . 4
Secara umum, untuk i = 1, 2, 3 , letak kuartil Qi terletak pada nilai urutan yan
g ke
i (n + 1) 4
Jika nilai urutan yang kita peroleh bukan bilangan asli, maka untuk menghitung k
uartil kita gunakan pendekatan interpolasi linear. Untuk lebih jelasnya kita per
hatikan contoh berikut. Contoh 1.5.1 Tentukan nilai kuartil-kuartilnya dari kelo
mpok data: 65, 28, 90, 70, 45, 37, 45, 65, 70, 85. Penyelesaian: Kita urutkan da
hulu kelompok data tersebut, 28 37 g 45 45 65 g 65 70 70 Q1
1 (10 + 1) 4
g 85 90.
Q3
Q2
Ukuran kelompok data adalah n = 10, maka Q1 terletak pada nilai urutan yang ke
3 = 2 4 . Karena nilai urutan bukan bilangan asli, maka Q1 kita tentukan
dengan interpolasi linear,
3 Q1 = nilai data ke-2 + 4 (nilai data ke-3 nilai data ke 2)
= 37 + 3 (45 37) = 43 4
Letak kuartil kedua Q2 pada nilai urutan yang ke bilangan asli), sehingga
2 (10 + 1) 4
1 = 5 2 (bukan
1 Q2 = nilai data ke 5 + 2 (nilai data ke 6 nilai data ke 5)
= 65 + 1 (65 65) = 65 2
Kuartil Q3 terletak pada nilai urutan yang ke 3 (10 + 1) = 8 1 (bukan bilangan 4
4 asli), sehingga
1 Q3 = nilai data ke 8 + 4 (nilai data ke 9 nilai data ke 8)
1 1 = 70 + 4 (85 70) = 71 4
Makna dari kuartil kuartil ini adalah bahwa terdapat 25% dari banyak data yang n
ilainya di bawah 43, terdapat 50% dari banyak data nilainya di bawah 65,
1 dan 75% dari banyak data nilainya di bawah 71 4 .
W
33
BAB I ~ Statistika

Untuk data terkelompok kita mempunyai mempunyai rumus yang merupakan pengembanga
n dari rumus median, yaitu:
Qi = Bb + p
i 4nF fQ i
(1.8)
dengan: Bb = tepi bawah kelas interval yang memuat Qi fQi = frekuensi kelas inte
rval yang memuat Qi F p = frekuensi kumulatif sebelum kelas interval yang memuat
Qi = panjang kelas interval
Contoh 1.5.2 Diketahui data terkelompok seperti tabel berikut. Tabel 1.34 Kelas
Interval 10
14 15
19 20
24 25
29 30
34 35
39 40
44 45
49 50
54 55
70 74 Frekuensi (fi) 2 3 6 7 8 5 11 10 12 4 8 2 2 fi = 80 Frek. Kum. (fk) 2 5 1
1 18 26 31 42 52 64 68 76 78 80
Tentukan Q1 dan Q3 . Penyelesaian: Karena ukuran kelompok data adalah n = 80, ma
ka Q1 terletak pada nilai urutan yang ke
1 (80 + 1) 4 1 = 20 4 , pada kolom frekuensi kumulatif nilai ini terletak pada
kelas interval 30

34. Dalam hal ini Bb = 29,5;

p =5;
F = 18 ;
fQi = 8 .
34
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

59 60

Jadi
Q1 = Bb + p 4
1 n F 1  80 18 = 29,5 + 5 4 = 30,75 fQ 8 1
3 Kuartil Q3 terletak pada nilai urutan yang ke 4 (80 + 1) = 60 3 pada kolom fre
kuensi 4
kumulatif, yang terletak pada kelas interval 50
54. Kita peroleh
Q3 = Bb + p 4
3 n F 3  80 52 = 49,5 + 5 4 = 52,83 fQ 3 8 1
Jadi, Q1 = 30,75 dan Q3 = 52,83.
W
1.5.2 Desil dan Persentil
Jika data yang sudah terurut dibagi menjadi 10 bagian yang sama banyak, maka tia
p bagian itu disebut desil, sehingga akan terdapat 9 desil, D1 , D2 , , D9 . Teta
pi jika data itu dibagi menjadi seratus bagian yang sama banyak, maka disebut pe
rsentil. Seperti halnya desil, maka ada 99 persentil, P , P2 , , P . 1 99 Seperti
halnya pada kuartil, dengan cara yang serupa kita mempunyai rumus untuk menentu
kan letak desil Di dan persentil Pi , yaitu:
Di terletak pada nilai urutan yang ke 10 (n + 1) , i = 1,2,L ,9
dan
i
i
Pi terletak pada nilai urutan yang ke 100 (n + 1) , i = 1, 2,L ,99
Seperti halnya pada kuartil, jika nilai urutan yang kita peroleh bukan bilangan
asli, maka untuk menghitung kuartil kita gunakan pendekatan interpolasi linear.
Contoh 1.5.3 Diketahui kelompok data tersebar: 7, 9, 12, 12, 12, 16, 18, 21, 21,
22, 23, 23, 23, 28, 28, 29, 32, 33, 34, 35, 35, 35, 35, 38, 39, 40. Tentukan D7
dan P62 . Penyelesaian: Ukuran data adalah n = 26. Desil D7 terletak pada nilai
urutan yang ke
= 18 1 (bukan bilangan asli), maka untuk menentukan desil kita gunakan 5 pendeka
tan interpolasi linear,
7 (26 + 1) 10
D7 = nilai data ke 18 +
= 33 +
1 5
1 5
(nilai data ke 19
(34

33) = 33,2

BAB I ~ Statistika
35

nilai data ke 18)

Persentil P62 terletak pada nilai urutan yang ke asli), sehingga


62 (26 + 1) 100
= 16 37 (bukan bilangan 50
P62 = nilai data ke 16 +
= 29 +
37 50
(nilai data ke 17
37 (32

nilai data ke 16)

29) = 30,24 50

Makna dari D7 = 33,2 adalah terdapat 70% dari banyak data yang nilainya di bawah
33,2. Sedangkan P62 = 30,24 bermakna bahwa 62% dari banyak data nilainya di baw
ah 30,24.
W
Sedangkan untuk data terkelompok nilai Di dan Pi diberikan oleh:
Di = Bb + p 10

i
nF f Di
, i = 1, 2, ... , 9
(1.9)
dengan: Bb = tepi bawah kelas interval yang memuat Di
f Di = frekuensi kelas interval yang memuat Di
F p dan = frekuensi kumulatif sebelum kelas interval yang memuat Di = panjang ke
las interval
Pi = Bb + p 100

i
nF f Pi
, i = 1, 2, ..., 99
(1.10)
dengan: Bb : tepi bawah kelas interval yang memuat Pi
f Pi : frekuensi kelas interval yang memuat Pi
F p : frekuensi kumulatif sebelum kelas interval yang memuat Pi : panjang kelas
interval
36

Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Contoh 1.5.4 Diketahui data terkelompok dengan dengan distribui seperti berikut.
Kelas Interval 11
17 18
24 25
31 32
38 39
45 46
52 53
59 60
66 67
nglah D8 dan P . 87 Penyelesaian: Ukuran data adalah n = 80. Nilai D8 terletak p
ada nilai urutan yang ke
8 (80 + 1) = 10
Tabel 1.35 Frekuensi (fi) 2 1 4 13 14 17 15 6 3 5
Frek. Kum. (fk) 2 3 7 20 34 51 66 72 75 80
64 4 pada kolom frekuensi kumulatif , yaitu pada kelas interval 53

59, sehingga Bb = 52,5 ;


D8 = Bb + p 10

8
p = 7;
F = 51;
f D8 = 15;
n F 64 51 = 52,5 + 7 = 58,56 fD8 15
Nilai P terletak pada kelas interval 60
66, karena nilai ini pada kolom frekuens
i 87
47 kumulatif pada urutan ke 100 (80 + 1) = 70 100 . Dengan 87
Bb = 59,5;
P87 = Bb + p 100

87
p = 7;
F = 66;
fP87 = 7;
n F 69,6 66 = 59,5 + 7 = 63,1 fP87 7
Jadi, D8 = 58,56 dan P = 63,1. 87
W
Latihan 1.5
1. Diketahui data tersebar: 50 21 49 26 60 30 77 37 85 43 45 78 25 69 52 59 29 6
5 21 72 40 33 77 45 Tentukan Q3 , D5 , dan P72 . 37
BAB I ~ Statistika

73 74

2.
3. 4. 5.
Nilai ulangan kimia dari 15 orang murid disajikan dalam data berikut. 7 9 7 5 8
9 5 4 6 6 7 8 7 8 6 a. Tentukan rataan dan mediannya. b. Tentukan Q1 , Q2 , dan
Q3 . c. Bandingkan nilai rataan terhadap median. Apa yang dapat kamu simpulkan?
Jelaskan arti dari Q3 = 16 , D6 = 63 , dan P78 = 32 ? Suatu bilangan terdiri dar
i 15 unsur. Tentukan pada unsur keberapa letak Q3 , D6 dan P81 ? Diketahui tabel
distribusi berikut ini. Tabel 1.36 Frekuensi (fi) Kelas Interval 30
39 40
49 50
59 60
69 70
79 80
89 90
99 Hitunglah nilai dari Q3 , D6 , dan P81 . 2 12 22 20
14 4 1
6.
Hasil tes dari 100 orang pelamar pekerjaan diberikan oleh tabel berikut. Tabel 1
.37 Nilai Tes 53 61 72 85 94 Frekuensi 12 22 25 32 9
7.
8.
Pelamar yang diterima 45%, berapakah nilai seseorang agar diterima? Berikut ini
adalah data besar pengeluaran (dalam ribuan rupiah) untuk internet dalam satu mi
nggu dari 30 orang siswa suatu SMA. 30 40 35 25 35 50 40 45 40 20 20 35 45 25 40
30 45 45 25 33 20 20 20 45 35 34 15 30 25 40 a. Tentukan kuartil bawah, kuartil
tengah dan kuartil atas. b. Tentukan desil ke 3 dan desil ke 8. Nilai ekspor im
por (dalam milyar dollar AS) Indonesia melalui Tanjung Priok untuk periode tahun
2001 2006 diberikan oleh tabel berikut. Tabel 1.38 a. Tentukan rataan, Q1 , Q2
, dan Q3 Impor Tahun Ekspor dari data ekspor impor di atas. 2001 17,5 15 b. Ber
dasarkan jawaban (a), 2002 17,5 15 bandingkan statistik dari kedua kumpulan data
tersebut. 2003 18 15 2004 2005 2006 22 24 26 22 24 24
Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS), dikutif dari Kompas, 19 Maret 2008. Matemat
ika SMA/MA Kelas XI IPA
38

1.6
Ukuran Penyebaran (Dispersi)
Sebagaimana telah kita pelajari pada bagian sebelumnya, nilai rataan merupakan s
alah satu dari kecenderungan memusat yang banyak dipakai. Meskipun ia adalah wak
il dari semua nilai data, tetapi ketepatan nilai itu masih dipertanyakan. Sebaga
i pelengkap informasi data itu perlu pertimbangan nilai lain. Nilai yang kita ma
ksud adalah nilai penyimpangan, artinya sejauh mana penyimpangan penyimpangan an
tara nilai data dengan nilai rataan.
1.6.1 Rentang dan Simpangan Kuartil
Pada data kuantitatif terdapat nilai data terkecil dan nilai data terbesar, kedu
a nilai masing masing disebut sebagai statistik minimum ( xmin ) dan statistik m
aksimum ( xmaks ). Jarak antara kedua nilai itu disebut rentang atau range yang
diberi simbol R . Nilai R inilah yang disebut penyebaran dengan rentang, R = xmaks
xmin (1.11)
Selain rentang antara kedua nilai ekstrim dalam suatu kelompok data dikenal juga
rentang antar kuartil. Rentang antar kuartil disebut hamparan (disimbolkan deng
an H) didefinisikan sebagai selisih antara nilai Q3 dengan nilai Q1 , H = Q3
Q1
(1.12)
Selain hamparan terdapat nilai penyebaran lain yaitu, semi kuartil atau simpanga
n kuartil, disimbolkan dengan Qd , yang didefinisikan sebagai
Qd = 1 H = 1 (Q3 Q1 ) 2 2
(1.13)
Dengan Qd ini kita dapat menjustifikasi suatu data termasuk data yang konsisten
(data normal) atau tidak dalam kelompoknya. Setiap nilai data yang terletak di d
alam interval [Q1 3Qd , Q3 + 3Qd ] dikatakan konsisten atau data normal. Nilai d
ata dalam interval ini memiliki informasi yang relatif sama dengan data data lai
nnya dalam kelompok tersebut. Setiap nilai data yang terletak di luar interval [
Q1 3Qd , Q3 + 3Qd ] kita katakan tidak konsisten atau data pencilan. Tidak selam
anya data yang tidak konsiten dalam kelompoknya itu jelek, justru barangkali dat
a tersebut memberikan informasi yang sangat kita perlukan. Terdapat beberapa kem
ungkinan penyebab munculnya data pencilan dalam suatu kelompok data, antara lain
: Terjadinya kesalahan ketika mencatat data, Terjadinya kesalahan ketika melaku
kan pengukuran, kesalahan membaca alat ukur atau kesalahan menggunakan alat ukur
, Terjadi memang data itu diperoleh dari objek yang menyimpang atau aneh (anomal
i).
BAB I ~ Statistika
39

Contoh 1.6.1 Panitia penerimaan tentara menimbang 14 calon yang masing-masing be


ratnya (dalam kg): 70 56 61 72 69 67 54 60 65 57 66 62 63 59. Untuk kumpulan dat
a ini, a) Tentukan rentang, hamparan, simpangan kuartilnya. b) Jika salah satu p
anitia menimbang dua orang calon masing-masing beratnya 45 kg dan 81 kg, apakah
kedua nilai data ini konsisten dalam kumpulan data yang diperoleh terdahulu? Pen
yelesaian: Dari kelompok data ini kita peroleh (coba Anda hitung sendiri): Q1 =
59,5 ; Q2 = 62,5 ; Q3 = 67,5 ; xmin = 54 ; dan xmaks = 72 . Berdasarkan hasil in
i maka kita peroleh: a) Rentang R = xmaks
xmin = 72
54 = 18, Hamparan H = Q3 Q1
= 67,5 59,5 = 8, b)
1 1 Simpangan kuartil Qd = 2 H = 2 (Q3 Q1 ) = 1  8 = 4 . 2 Kita tentukan dahulu i
nterval kekonsistenan dari kelompok data ini, Q1 3Qd = 59,5 12 = 47,5 dan Q3 + 3
Qd = 67,5 + 12 = 79,5 . Jadi, interval kekonsistenan adalah [47,5 , 79,5]. Karen
a nilai data 45 dan 81 di luar interval ini maka kedua nilai data tidak konsiste
n.
W
1.6.2 Diagram Kotak Garis
Untuk menjelaskan letak relatif ukuran pemusatan median dan ukuran letak dari da
ta dapat ditunjukkan dengan diagram kotak garis. Diberi nama diagram kotak garis
karena diagram ini tersusun atas sebuah kotak persegi panjang dalam arah horiso
ntal dan garis yang berupa ekor ke kiri dan ke kanan, yang digambarkan di atas g
aris berskala. Panjang kotak sama dengan rentang antar kuartil atau hamparan H =
Q3 Q1 . Sisi tegak bagian kiri kotak menandakan letak dari Q1 dan sisi tegak ba
gian kanan menandakan letak kuartil ketiga Q3 . Kuartil kedua atau median Q2 ber
ada di dalam kotak yang diberi tanda plus (+). Batas ujung ekor kiri dari garis
mendatar arah ke kiri tepat berada pada nilai data terkecil, dan batas ujung kan
an dari garis mendatar ke kanan tepat berada pada nilai data terbesar. Ketentuan
ini berlaku apabila semua nilai data yang normal (bukan pencilan). Jika kelompo
k data memuat pencilan, maka pencilan itu berada di luar kedua garis dan diberi
tanda asteris (*). Untuk memahami penyusunan diagram kotak garis, kita perhatika
n contoh berikut ini. Misalkan diketahui kelompok data tersebar yang berukuran n
= 20. 9 9 10 13 14 17 19 19 21 22 23 25 25 29 33 35 35 39 43 47
1 Dari kelompoak data ini kita peroleh nilai Q1 = 14 3 , Me = Q2 = 22 2 dan Q3 =
4 1 34 2 . Diagram kotak garis diperlihatkan pada gambar 1.10.
40
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Gambar 1.10 Diagram kotak garis


3 Sisi kiri dari kotak menandakan letak dari Q1 = 14 4 , tanda (+) menandakan
1 1 letak Me = Q2 = 22 2 , dan sisi kanan kotak menandakan letak dari Q3 = 34 2
.
Ekor ke kanan lebih panjang menyatakan bahwa nilai nilai di atas Q3 lebih beraga
m. Sedangkan ekor lebih pendek menggambarkan bahwa nilai nilai di bawah Q1 mengu
mpul di sekitar data terkecil dan Q1 . Diagram kotak garis dapat digambarkan sec
ara bertingkat untuk menjelaskan dua kelompok data sekaligus pada garis skala ya
ng sama. Contoh 1.6.2 Berikut ini adalah kumpulan data yang diperoleh dari hasil
penimbangan berat badan terhadap 30 calon tentara, yang dilakukan oleh dua oran
g panitia: penerimaan tentara menimbang 14 calon Hasil penimbangan Panitia A (da
lam kg): 70 56 61 72 69 67 54 45 60 65 57 66 62 63 59. Hasil penimbangan Panitia
B (dalam kg): 60 56 61 58 46 65 60 64 57 62 Penyelesaian: Kelompok data dari Pa
nitia A mempunyai:
67 63
54 65 59.
Q1 = 57 ; Q2 = 62 ; Q3 = 67 ; Qd = 5 ; xmin = 45 ; dan xmaks = 72 .
Semua nilai data konsisten, kenapa? Jelaskan. Kelompok data dari Panitia B mempu
nyai:
Q1 = 57 ; Q2 = 60 ; Q3 = 64 ; Qd = 3 ; xmin = 46 ; dan xmaks = 67 .
Nilai data 46 tidak konsisten, sehingga nilai ini adalah data pencilan, kenapa?
Jelaskan.
BAB I ~ Statistika
41

+
Panitia B
+
Panitia A
Gambar 1.11 Diagram kotak garis
W
1.6.3 Rataan Simpangan, Ragam, dan Simpangan Baku
Jika kita mempunyai data x1 , x 2 , , xn dengan rataan x , maka kita dapat menen
tukan selisih dari setiap data dengan x , sehingga diperoleh urutan data baru:
( x1 x),( x 2 x), ,( xn x)
Urutan data itu tentu ada yang positif atau negatif. Karena jarak atau selisih t
idak membedakan nilai yang bertanda positif atau negatif, maka nilai data itu da
pat kita ambil harga mutlaknya,
x1 x , x 2 x , , xn x
Jika urutan data di atas kita jumlahkan kemudian kita bagi dengan ukuran data (n
), akan kita peroleh apa yang disebut rataan simpangan (RS),
RS =
dengan: RS = rataan simpangan x = rataan
xi x n xi = nilai data amatan ke i
n = ukuran data
(1.14)
Untuk data terkelompok rataan simpangan dirumuskan dengan
RS =
dengan: RS = rataan simpangan x = rataan 42
fi xi x fi
(1.15)
xi = titik tengah kelas interval ke i fi = frekuensi dari kelas interval ke i
Matematika SMA/MA Kelas XI
IPA

Kelemahan dari nilai rataan simpangan adalah kita bekerja dengan bilangan harga
mutlak, sehingga kita tidak dapat membedakan data yang mempunyai rentang yang le
bih besar dengan rentang yang kecil meskipun mempunyai rataan simpangan yang sam
a. Sebagai contoh,
2 + 7 + 4 13 = , 3 3 rentang data adalah 11. Tetapi lain halnya, 2 + 7 + 4 13 = ,
3 3 yang mempunyai rentang 5. Untuk mengatasi kelemahan rataan simpangan, kita m
enggunakan simpangan baku, yang dinotasikan dengan S. Kuadrat dari simpangan bak
u disebut ragam atau variansi.
Misalkan x adalah rataan dari kelompok data, , x1 , x 2 , , xn , maka ragam atau
variansi dari kumpulan data itu ditentukan oleh rumus:
( xi
2

x ) S = n

2
(1.16)
dengan:
S 2 = ragam atau variansi x = rataan
n
xi = nilai data amatan ke i
= ukuran data
Sedangkan simpangan baku atau deviasi baku didefinisikan sebagai akar dari ragam
, sehingga
S=
( xi

x ) n

2
(1.17)
Untuk data terkelompok simpangan baku diberikan oleh
S=
dengan: S = simpangan baku x = rataan
2 fi ( xi x ) n
(1.18)
xi = titik tengah kelas interval ke i fi = frekuensi kelas interval ke i
Tugas Mandiri
Dengan menguraikan suku ( xi

x ) 2 , tunjukkan bahwa rumus simpangan


2 (xi ) n( x) 2
baku (1.17) dapat dituliskan sebagai
S=

n
43
BAB I ~ Statistika

Contoh 1.6.4 Misalkan diketahui data tersebar: 35, 47, 39, 45, 40, 32, 42. Tentu
kan: rataan simpangan, ragam dan simpangan bakunya. Penyelesaian: Dengan rumus (
1.14) kita memperoleh rataan simpangan
28 = =4. 7 7 Sedangkan ragam yang dapat kita peroleh dari rumus (1.20) adalah
RS = 32 40 + 35 40 + 39 40 + 40 40 + 42 40 + 45 40 + 47 40
S2 = =
2 (32 40)2 + (35 40)2 + (39 40)2 + (40 40)2 + (42 40)2 + (45 40)2 + (47 40)
7 168 = 24 7
=
Jadi, simpangan bakunya adalah Contoh 1.6.5
s = 24 = 4,9 .
W
Hitung rataan simpangan dari kelompok data berikut. Tabel 1.39 Kelas Interval 30
34 35
39 40
44 45
49 50
54 Penyelesaian: Kita gunakan rumus (1.15), Kelas Inter
val 30 34 35
39 40
44 45
49 50
54 Jumlah
x=
fi 2 6 10 16 6 fi = 40
Tabel 1.40 xi 32 37 42 47 52 fi xi 64 222 420 752 312 1.770
fi 2 6 10 16 6 40
xi x
12,25 7,25

2,25 2,75 7,75

xi

x
fi xi

x
12,25 7,25 2,25 2,75 7,75
24,5 43,5 22,5 44 46,5 181
fi xi 1770 fi xi x 181 = = 44,25 ; = = 4,525 RS = 40 40 fi fi Jadi, rataan simpa
ngan adalah 4,525.
W
44
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Contoh 1.6.6 Tentukan ragam dan simpangan baku dari kelompok data pada contoh 1.
6.5. Penyelesaian: Untuk menghitung ragam dan simpangan baku, kita gunakan rumus
(1.16) dan (1.17), Tabel 1.41 Kelas Interval 30
34 35
39 40
44 45
49 50
54 Juml
ah Kita peroleh,
fi ( xi x)2 1147,4 = = 28,685 dan S = 5,36 n 40 2 Jadi, ragam S = 28,685 dan sim
pangan baku S = 5,36. S2 =
fi 2 6 10 16 6 40
xi 32 37 42 47 52
fi xi 64 222 420 752 312 1.770
xi x
12,25 7,25

2,25 2,75 7,75

( xi x )
52,56 5,06 7,56 60,06
2
fi
150,06
300,12 315,36 50,6 120,96
( xi x )
2
360,36 1.147,4
Seperti pada perhitungan rataan yang dapat kita lakukan dengan menentukan lebih
dahulu rataan sementara, simpangan baku dapat pula kita hitung dengan cara ini.
Dengan metode ini, kita gunakan rumus
W
S=
dengan: S = simpangan baku di = xi x Contoh 1.6.7
2 fi di n

fi di n
2
(1.19)
fi = frekuensi kelas interval ke i
Tentukan simpangan baku data pada contoh 1.6.6 dengan rataan sementara 42. Penye
lesaian: Kita gunakan rumus (1.18) Kelas Interval 30
34 35
39 40
44 45
49 50
Jumlah
BAB I ~ Statistika
Tabel 1.42 xi 32 37 42 47 52 di

10

5 0 5 10 fi di

20

54

30 0 80 60 90 fi di2 200 150 0

400 600 1.350 45


fi 2 6 10 16 6 40

S=
2 1350 90 fi di2 fi di = 5,36 = n 40 40 n
2
Jadi, simpangan bakunya adalah S = 5,36, yang sama seperti pada contoh 1.6.6.
W
Latihan 1.6
1. Hitung rentang, simpangan kuartil, rataan simpangan, dan simpangan baku dari
kelompok data berikut. a. Tabel 1.43 Nilai Frekuensi 3 1 4 3 5 4 6 5 7 3 8 3 9 1
Tabel 1.44 b. Tinggi Banyak Anak 2. 60 1 65 2 70 8 75 6 80 3 85 3 90 7
Hitung rataan simpangan dan simpangan baku dari data terkelompok berikut. Tabel
1.45 Tabel 1.46 a. b. f Kelas Interval f Tinggi
i i
151

155 156

160 161

165 166

170 171

175 3. 4.

5 8 22 12 3
51

55 56

60 61

65 66

70 71

75

2 5 9 6 3
5.
6.
Hitung simpangan baku dari data data pada soal no.2 dengan memakai rataan sement
ara. Panjang papan diukur lima kali pengukuran dengan hasil pengukuran berbedabe
da, yaitu 12,01 m, 11,97 m, 12,14 m, 11,97 m, 12,00 m. Tentukan interval yang me
muat panjang papan sebenarnya. Tentukan nilai data yang tidak konsisten dalam ke
lompoknya kelompok data berikut ini. a. 4, 5, 5, 7, 8, 4, 6, 6, 9, 3, 9, 12, 20,
10. b. 20, 25, 26, 28, 30, 32, 33, 33, 32, 28, 29, 30, 30, 30. Tentukan nilai d
ata yang tidak konsisten dalam kelompoknya, dari data pada soal 2.
46
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

7.
Berikut ini adalah data hasil panen (dalam kwintal) dari seorang peternak ayam s
elama tahun 2007. Tabel 1.47 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Ag
ustus September Oktober november Desember a. b. TV Merpati 100 102 102 105 106 1
07 107 108 110 115 116 116 TV Rajawali 95 98 99 103 105 106 106 108 109 110 111
115
Buatlah diagram kotak garis bersama dari dua kelompok data tersebut. Bandingkan
karakteristik dari kelompok data tersebut.
Rangkuman
1. Statistika adalah metode ilmiah yang mempelajari pengumpulan, pengaturan, per
hitungan, penggambaran dan penganalisaan data, serta penarikan kesimpulan yang v
alid berdasarkan penganalisaan yang dilakukan dan pembuatan keputusan yang rasio
nal. Statistika dibedakan menjadi dua, statistika deskriptif dan statistika infe
rensi. Populasi adalah keseluruhan anggota obyek penelitian. Sampel adalah wakil
dari anggota populasi yang diteliti langsung. Sampling adalah teknik atau cara
pengambilan sampel. Menurut sifatnya data dibedakan menjadi dua, yaitu data kual
itatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif dibedakan menjadi dua, data cacaha
n dan data ukuran. Data dapat diasjikan dalam tabel atau diagram. Macam diagram:
diagram batang, lingkaran, garis, diagram batang daun, digram kotak garis, hist
ogram, dan ogive. Ukuran pemusatan (tendensi sentral) adalah rataan atau mean (
x ), median (Me), dan modus (Mo). Rataan adalah jumlah semua nilai data yang dia
mati dibagi oleh ukuran data. Median adalah titik tengah data setelah data diuru
tkan. Modus adalah data yang sering muncul. Termasuk ukuran letak adalah kuartil
, desil, dan persentil. Kuartil adalah ukuran perduaan, desil adalah ukuran pers
epuluhan, dan persentil adalah ukuran perseratusan. Termasuk ukuran penyebaran (
dispersi) adalah rentang, simpangan kuartil, dan simpangan baku.
2. 3. 4. 5. 6.
7. 8.
BAB I ~ Statistika
47

Math Info
Penggunaan istilah statistika berakar dari istilah istilah dalam aljabar fungsi
aturan pencacahan. Bahasa latin moderen statisticum collegium ( dewan negara ) dan b
ahasa Italia statista ( negarawan atau politikus ). Gottfried Achenwall (1749) menggun
akan Statistik dalam bahasa Jerman untuk pertama kalinya sebagai nama bagi kegia
tan analisis data kenegaraan, dengan mengartikannya sebagai ilmu tentang negara (
state) . Pada awal abad ke 19 telah terjadi pergeseran arti menjadi ilmu mengenai p
engumpulan dan klasifikasi data . Sir John Sinclair memperkenalkan nama (Statistic
s) dan pengertian ini ke dalam bahasa Inggris. Jadi, statistika secara prinsip m
ula mula hanya mengurus data yang dipakai lembaga lembaga administratif dan peme
rintahan. Pengumpulan data terus berlanjut, khususnya melalui sensus yang dilaku
kan secara teratur untuk memberi informasi kependudukan yang berubah setiap saat
.
Gambar 1.12 Sir John Sinclair Sumber: sinclair.quarterman.org
Pada abad ke 19 dan awal abad ke 20 statistika mulai banyak menggunakan bidangbi
dang dalam matematika, terutama probabilitas. Cabang statistika yang pada saat i
ni sangat luas digunakan untuk mendukung metode ilmiah, statistika inferensi, di
kembangkan pada paruh kedua abad ke 19 dan awal abad ke 20 oleh Ronald Fisher (p
eletak dasar statistika inferensi), Karl Pearson (metode regresi linear), dan Wi
lliam Sealey Gosset (meneliti problem sampel berukuran kecil). Penggunaan statis
tika pada masa sekarang dapat dikatakan telah menyentuh semua bidang ilmu penget
ahuan, mulai dari astronomi hingga linguistika. Bidang bidang ekonomi, biologi d
an cabangcabang terapannya, serta psikologi banyak dipengaruhi oleh statistika d
alam metodologinya. Akibatnya lahirlah ilmu ilmu gabungan seperti ekonometrika,
biometrika (atau biostatistika), dan psikometrika.
48
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Uji Kompetensi
A. Untuk soal nomor 1 sampai dengan nomor 15, pilihlah satu jawaban yang paling
tepat! Kerjakan di buku tugas Anda!
1. Dari rataan, median, modus, dan kuartil yang merupakan ukuran pemusatan adala
h ... . A. rataan, median, dan modus B. rataan median, dan kuartil C. rataan, mo
dus, dan kuartil D. median, modus, dan kuartil E. rataan median, modus, dan kuar
til Simpangan kuartil dari data: 5 adalah A. 4
1 B. 5 2 C. 5 1 12
2.
6
a
1 52
3
7 8
. Jika median data adalah
, maka rataan data adalah ... .
1 D. 4 2
E. 6
3.
Rata rata penghasilan setiap hari dari penduduk di desa Ramah Hati adalah Rp25.0
00,00. Yang dimaksud dengan kata rata rata dalam kalimat ini adalah ... . A. med
ian D. kuartil B. modus E. jangkauan C. rataan Jika diberikan data statistik med
ian = 76 dan modus = 73, maka ... . A. 50% data bernilai 76 dan 50% lagi bernila
i 73 B. umumnya data bernilai 73 sedangkan nilainya 50% saja yang bernilai 76 C.
50% data bernilai di atas 76 dan 50% lagi bernilai di bawah 73 D. umumnya data
bernilai 76 sedangkan nilainya 50% saja yang bernilai 73 E. 50% data bernilai di
atas 76 dan 50% lagi bernilai di bawahnya tetapi pada umunya bernilai 73 Rataan
nilai dari 20 bilangan adalah 14,2. Jika rataan dari 12 bilangan pertama adalah
12,6 dan rataan dari 6 bilangan berikutnya adalah 18,2, maka rataan 2 bilangan
terakhir adalah ... . A. 10,4 D. 12,8 B. 11,8 E. 13,4 C. 12,2 Pada ulangan matem
atika, rataan kelas adalah 58. Jika rataan nilai matematika untuk siswa pria ada
lah 65 sedang untuk siswa wanita rataannya 54, maka perbandingan jumlah siswa pr
ia dan wanita pada kelas itu adalah ... . A. 11 : 7 D. 7 : 15 B. 4 : 7 E. 9 : 12
C. 11 : 4 49
4.
5.
6.
BAB I ~ Statistika

7.
Suatu data dengan rataan 16 dan jangkauan 6. Jika setiap nilai data dikalikan de
ngan p kemudian dikurangi dengan q diperoleh data baru dengan rataan 20 dan jang
kauan 9, maka nilai 2p + q = ... . A. 3 D. 8 B. 4 E. 9 C. 7 8. Tahun yang lalu g
aji permulaan 5 orang karyawan dalam ribuan rupiah adalah ... . 480 360 650 7002
60 Tahun ini gaji mereka naik 15% bagi yang sebelumnya bergaji kurang dari Rp500
.000,00 dan 10% untuk yang sebelumnya bergaji lebih dari Rp500.000,00. Rataan be
sarnya kenaikan gaji mereka per bulan adalah ... . A. Rp60.000,00 D. Rp65.000,00
B. Rp64.000,00 E. Rp563.000,00 C. Rp62.000,00 9. Dalam suatu kelas terdapat 22
siswa. Nilai rataan matematikanya 5 dan jangkauan 4. Jika seorang siswa yang nil
ainya terendah dan seorang siswa yang nilainya tertinggi tidak disertakan, maka
rataannya berubah menjadi 4,9. Nilai siswa yang paling rendah adalah ... . A. 1
D. 4 B. 2 E. 5 C. 3 10. Modus dari data dalam tabel berikut adalah ... . Tabel 1
.48 Interval 61
65 66
70 71
75 76
80 A. 72,5 B. 72,75 C. 73,5 11. Diketahui data
: D. E. Frekuensi 8 12 18 14 73,75 74,5
2 3,5 5 7 7,5 Rataan simpangan data di atas adalah ... . A. 0 D. 2,6 B. 1,0 E. 5
C. 1,8 12. Dari hasil nilai ujian 50 siswa, diperoleh nilai rataan 54 dan jangk
auan 70. Karena nilai rataannya terlalu rendah, maka setiap nilai dikali 2 kali
dan dikurangi 32. Nilai baru mempunyai ... . A. rataan 76, jangkauan 108 D. rata
an 108, jangkauan 140 B. rataan 76, jangkauan 140 E. rataan 108, jangkauan 108 C
. rataan 76, jangkauan 36 50
Matematika SMA/MA Kelas XI IPA

13. Sekumpulan data mempunyai rataan 12 dan jangkauan 6. Jika setiap nilai data
dikurangi dengan a kemudian hasilnya dibagi dengan b ternyata menghasilkan data
baru dengan rataan 2 dan jangkauan 3, maka nilai a dan b masing masing adalah ..
. . A. 10 dan 2 D. 6 dan 4 B. 8 dan 2 E. 4 dan 4 C. 8 dan 4 14. Suatu bilangan t
erdiri dari 11 unsur, maka letak nilai Q2 dan P57 pada unsur ke ... . A. 6 dan k
e 6,84 D. 5,5 dan ke 10,5 B. 6 dan ke 10 E. 5,5 dan ke 10 C. 5,5 dan ke 9,5 15.
Suatu kelompok data mempunyai histogram seperti di bawah ini.
10 8
Frekuensi
6 4 2
40
50
60
70
80
90
Nilai Gambar 1.13 Histogram
A. B. C. D. E.
kuartil ketiga 80 dan rataan 68,25 kuartil bawah 50 dan rataan 68,25 median 65 d
an kuartil ketiga 80 median 65 dan rataan 68,25 modus 68,25 dan median 65
B. Untuk soal nomor 16 sampai dengan nomor 20, kerjakan dengan singkat dan jelas
!
16. Tiga buah kelompok data yang sejenis mempunyai ukuran dan rataan yang berbed
a beda: a. Kelompok pertama mempunyai ukuran n1 dengan rataan x1 , b. Kelompok k
edua mempunyai ukuran n2 dengan rataan x2 , dan
BAB I ~ Statistika
51

c. Kelompok ketiga mempunyai ukuran n3 dengan rataan x3 . Buktikan bahwa rataan


dari ketiga kelompok data itu adalah
x=
n1 x1 + n2 x2 + n3 x3 n1 + n2 + n3
1 2
17. Suatu keluarga mempunyai 5 orang anak. Anak bungsu berumur
dari umur
anak sulung, sedangkan 3 anak lainnya masing masing berumur lebih 2 tahun dari a
nak bungsu, lebih 4 tahun dari anak bungsu, dan kurang dari 3 tahun dari anak su
lung. Jika rataan umur mereka adalah 16, berapa tahun umur anak sulung? 18. Nila
i rataan ujian kelas A dan kelas B berturut turut adalah xA dan xB . Setelah ked
ua kelas digabung nilai rataannya adalah x . Jika xA : xB = 10 : 9 dan x : x B =
85 : 81, maka berapakah perbandingan banyak siswa kelas A dan kelas B? 19. Hasi
l menimbang sebuah benda dengan 5 kali penimbangan menghasilkan hasil yang berbe
da beda: 57,87 kg, 58,09 kg, 58,17 kg, 57,96 kg, dan 57, 89 kg. Tentukan interva
l yang memuat berat benda sebenarnya. 20. Simpangan baku dari suatu kumpulan dat
a ditentukan dengan rumus (1.21), yaitu
S=
( xi x)2 n
Dengan menguraikan suku ( xi x)2 , tunjukkan bahwa rumus ini dapat disajikan seb
agai
S=
1 ( xi )2 n

xi n
2
Soal Analisis
1. Nilai rataan ujian matematika dari 39 orang siswa adalah 45. Jika nilai dari
seorang siswa lainnya yang bernama Fadia digabungkan dalam kelompok itu, maka ni
lai rataan ujian matematika dari 40 orang siswa sekarang menjadi 46. Berapakah n
ilai Fadia dalam ujian tersebut? Sebuah keluarga mempunyai 5 orang anak. Anak ya
ng bungsu berumur x tahun dan yang sulung berumur 2 x tahun. Tiga anak yang lain
masing masing berumur (x + 2) tahun, (x + 4) tahun, dan (2 x 1) tahun. Rataan u
mur dari ke lima anak itu adalah 11,5 tahun. a. Berapa umur anak bungsu dan anak
sulung? b. Urutkan data umur kelima anak itu, kemudian tentukan mediannya. c. B
andingkan nilai median yang Anda peroleh pada soal b) dengan nilai rataannya. Ap
a yang dapatAnda simpulkan? d. Apakah kumpulan data umur kelima anak itu mempuny
ai modus? Jika ada, tentukan modusnya.
Matematika SMA/MA Kelas XI
IPA
2.
52

3.
Nilai ujian dari peserta seleksi pegawai di suatu instansi diberikan pada tabel
1.55. Tabel 1.49
Interval 21
30 31
40 41
50 51
60 61
70 71
80 81
90 91
100
Frekuensi
2 4 6 20 10 5 2 1
a. b. c. d.
Buatlah histogram dan poligon frekuensinya. Hitunglah rataannya dengan menggunak
an rataan sementara. Hitunglah simpangan bakunya. Seorang calon dikatakan lulus
apabila nilainya sama dengan atau diatas rataan. Berapa banyak calon yang lulus?
e. Adakah nilai data pencilan? 4. Rataan pendapatan suatu perusahaan Rp300.000,
00 per bulan. Jika rataan pendapatan karyawan pria Rp320.000,00 dan karyawan wan
ita Rp285.000,00, berapakah perbandingan jumlah karyawan pria dengan wanita? Sua
tu percobaan jenis makanan yang diberikan kepada ayam pedaging memberikan kenaik
an berat badan sebagai berikut. Tabel 1.50
Minggu ke1 2 3 4 5 Berat Badan (dalam gram) 250 490 990 1.890 3.790
5.
Berapakah kira kira rataan kenaikan berat badan ayam pedaging itu tiap minggunya
?
BAB I ~ Statistika
53

Aktivitas Proyek
Aktivitas
Nama :
Kelas : XI Kelompok :
Kegiatan : Survei data pemanfaatan waktu di luar s
juan : Menentukan nilai nilai statistik Tanggal :
Materi Pokok : Statistika Semeste
r : 1 (satu)
A. Alat dan bahan yang digunakan 1. 2. Alat tulis Buku catatan 3. Daftar isian 4
. Wilayah yang disurvei
B. Cara kerja 1. 2. 3. Buat kelompok yang terdiri 4 atau 5 siswa. Ambillah wilay
ah survei sekolahmu. Lakukan survei terhadap minimal 40 siswa di sekolahmu (tida
k boleh teman satu kelas), tentang penggunaan waktu (dalam jam) di luar jam seko
lah dalam satu hari. Lakukan isian seperti tabel berikut. No.
1. 2. 3. 4.
Nama
Belajar
Membantu Keluarga
Olahraga
4.
5. 6. 7.
Berdasarkan data yang Anda peroleh tentang belajar dan olah raga, tentukan: a. r
erata, median, dan modus, b. statistik minimum dan statistik maksimum, c. kuarti
l dan simpangan baku. Berdasarkan data tentang membantu keluarga, tentukan: a. p
ersentase siswa yang rajin (minimal 3 jam) membantu keluarga. b. persentase sisw
a yang malas membantu keluarga. Buatlah tabel distribusi frekuensi dan tabel dis
tribusi frekuensi kumulatif data. Dengan bantuan komputer gambarkan histogram da
n poligon frekuensinya.
C. Analisis Berdasarkan data yang telah Anda olah tadi, buatlah analisis tentang
setiap kategori aktivitas siswa.
54
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

BAB
II
Tujuan Pembelajaran
PELUANG PELUANG
Setelah mempelajari materi bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. merumuskan dan men
erapkan aturan perkalian, 2. merumuskan dan menerapkan aturan permutasi, 3. meru
muskan dan menerapkan aturan kombinasi, 4. menentukan ruang sampel suatu percoba
an acak, 5. menentukan dan menafsirkan peluang kejadian untuk berbagai situasi,
6. merumuskan dan menerapkan aturan penjumlahan pada kejadian majemuk, 7. merumu
skan dan menggunakan aturan perkalian pada kejadian majemuk.
BAB II ~ Peluang
55

Pengantar
Gambar 2.1 Anak anak SMA sedang ujian olimpiade matematika Sumber: www.bmw.co.id
Dari hasil penjaringan tim olimpiade matematika suatu SMA, panitia memperoleh 10
orang calon yang kemampuan matematika mereka berimbang. Dari sejumlah itu, 6 si
swa pandai komputer, dan 4 siswa pandai bahasa Inggris. Kemudian panitia akan me
mbentuk anggota tim olimpiade matematika yang terdiri dari 3 siswa. Jika panitia
bermaksud membentuk tim yang terdiri dari 2 siswa pandai komputer dan 1 siswa p
andai bahasa Inggris, berapa banyak susunan yang mungkin dapat dibentuk? Pertany
aan selanjutnya, jika panitia memilih 3 siswa tersebut secara acak, berapa besar
peluang terbentuk tim dengan susunan seperti itu? Untuk menyelesaikan permasala
han tersebut, Anda perlu terlebih dahulu mengingat kembali konsep konsep dari hi
mpunan, aljabar, dan logika matematika. Dengan demikian Anda akan dapat menyeles
aikan permasalahan di atas. Berapa banyak susunan yang mungkin dapat dibentuk adal
ah salah satu contoh kaidah pencacahan, dan berapa besar kemungkinan adalah contoh
tentang tingkat keyakinan dari kejadian yang belum pasti terjadi. Untuk mempela
jari kaidah pencacahan dan mengukur tingkat keyakinan tentang kepastian akan mun
cul atau tidak munculnya suatu kejadian dipelajari dalam cabang matematika Ilmu
Hitung Peluang. Asal mula ilmu ini adalah dari pertanyaan seorang penjudi Cheval
ier de Mere kepada Blaise Pascal (1623 1662) mengenai suatu masalah pembagian ua
ng taruhan pada suatu perjudian, apabila permainan itu terpaksa dihentikan sebel
um selesai karena sesuatu hal. Dari kejadian ini Pascal dan Fermat (1601 1665) s
aling berdiskusi yang akhirnya memunculkan cabang matematika Ilmu Hitung Peluang
. Kehadiran Ilmu Hitung peluang disambut baik oleh para ahli matematika maupun a
hliahli ilmu lain seperti fisika dan ekonomi, karena kontribusinya yang cukup be
sar terhadap ilmu ilmu tersebut. Sebagai dasar dalam mengkaji hitung peluang ada
lah aturan pencacahan. Oleh karena itu, akan kita kaji lebih dahulu tentang atur
an pencacahan ini.
56
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

2.1
Aturan Pencacahan
Dalam pengukuran ketidakpastian, ketidakpastian muncul dapat disebabkan karena s
uatu tindakan atau karena sebagai akibat yang lain. Sebagai contoh, jika sebuah
uang logam dilemparkan, maka sebagai akibatnya akan muncul sisi angka atau sisi
gambar. Sisi mana yang akan muncul, tidak dapat kita katakan secara pasti. Kegia
tan melempar uang logam ini disebut tindakan. Tindakan itu dapat diulang beberap
a kali dan rangkaian tindakan itu disebut percobaan. Banyaknya hasil yang mungki
n muncul pada berbagai macam percobaan akan ditelusuri dalam kaidah kaidah penca
cahan. Misalnya, pada pemilihan pengurus OSIS terdapat empat anak yang lolos unt
uk putaran terakhir, yaitu Anwar (A), Badu (B), Cindy (C), Dana (D). Pada putara
n terakhir akan dipilih dua anak untuk menduduki posisi ketua dan sekretaris. Pe
rtanyaan yang muncul adalah: berapa macam susunan pengurus yang akan menang? Jaw
ab atas pertanyaan di atas dapat kita ikuti pada uraian berikut ini. Pada putara
n akhir ada 4 kemungkinan pengisian posisi ketua, yaitu A, B, C dan D. Setelah s
atu dari mereka terpilih sebagai ketua, posisi sekretaris adalah satu dari tiga
anak yang tidak terpilih sebagai ketua. Kemungkinan susunan posisi ketua dan sek
retaris dapat dibentuk diagram pohon berikut.
B A C D A B C D A C B D A D B C Gambar 2.2 Diagram pohon penentuan ketua dan sek
retaris OSIS
Dari diagram ini diperoleh 4  (4 1) = 12 susunan pasangan yang mungkin, yaitu (AB
, AC, AD, BA, BC, BD, CA, CB, CD, DA, DB, DC). Tidak ada aturan yang pasti untuk
menjawab pertanyaan berapa banyak hasil yang mungkin muncul dari suatu percobaa
n. Secara umum, untuk menentukan berapa macam hasil yang mungkin muncul biasanya
menggunakan salah satu atau gabungan dari pendekatan pendekatan: pengisian temp
at yang tersedia, permutasi, dan kombinasi.
BAB II ~ Peluang
57

2.1.1 Aturan Pengisian Tempat yang Tersedia


Misalkan di pasaran tersedia 4 merk TV. Masing masing merk menyediakan 3 jenis u
kuran layar. Masing masing TV dikeluarkan dengan 2 macam kualitas suara, stereo
dan mono. Jika seorang pembeli akan membeli TV baru, berapa macam pilihan yang d
apat dilakukan olehnya? Untuk menjawab pertanyaan di atas pembeli menggunakan al
ur pemikiran berikut ini. Pertama, ketika memilih merk, terdapat 4 cara untuk me
milih merk. Kedua, ketika memillih ukuran layar, terdapat 3 cara untuk memilih u
kuran layar. Ketiga, ketika memilih kualitas suara, terdapat 2 cara untuk memili
h kualitas suara. Jadi, seluruhnya terdapat 4  3  2 = 24 cara untuk memilih pasang
an merk, ukuran layar dan kualitas suara. Tanpa menyadari pembeli itu sebenarnya
telah menggunakan tehnik mencacah dengan aturan perkalian. Aturan Perkalian Jik
a terdapat n buah tempat tersedia, dengan: k1 adalah banyak cara mengisi tempat
pertama, k2 adalah banyak cara mengisi tempat kedua setelah tempat pertama teris
i, ... dan seterusnya, kn adalah banyak cara mengisi tempat ke n setelah (n
1) t
empattempat sebelumnya terisi, maka banyak cara mengisi n tempat yang tersedia i
tu secara keseluruhan adalah:
k1  k2  k3  L  kn
Jika kita perhatikan aturan perkalian di atas bahwa dalam menentukan banyak cara
untuk mengisi k tempat yang tersedia menggunakan operasi perkalian dalam aljaba
r biasa. Untuk lebih memahami aturan ini kita ikuti contoh aplikasi berikut ini.
Contoh 2.1.1 Ucok ingin bepergian dari kota P ke kota R. Dari kota P ke kota Q
dapat ditempuh melalui 3 jalan, sedangkan dari kota Q ke kota R dapat ditempuh m
elalui 2 jalan. Berapa banyak cara yang dapat ditempuh Ucok jika ingin bepergian
dari kota P ke kota R melalui kota Q? Penyelesaian: Dari kota P ke kota Q, terd
apat 3 cara. Dari kota Q ke kota R, terdapat 2 cara. Dari kota P ke kota R melal
ui kota Q, terdapat 3  2 = 6 . Jadi, banyak cara yang dapat dipilih Ucok untuk be
pergian dari kota P ke kota R melalui kota Q adalah 6 cara.
W
58
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Contoh 2.1.2 Dari huruf huruf S, O, P, A dan N akan dibentuk susunan huruf sehin
gga dalam susunan tersebut tidak ada huruf yag sama. Berapa banyak cara untuk me
nyusun huruf huruf itu, apabila: a. huruf dimulai dengan huruf vokal? b. huruf p
ertama dimulai dengan huruf konsonan? Penyelesaian: a. Huruf pertama dimulai den
gan huruf vokal. Huruf pertama dapat dipilih dengan 2 cara, yaitu huruf O dan A.
Huruf kedua dapat dipilih dengan 4 cara. Misalnya, jika huruf pertama kita pili
h O, maka huruf kedua dapat kita pilih S, P, A dan N. Huruf ketiga dapat kita pi
lih dengan 3 cara. Huruf keempat dapat kita pilih dengan 2 cara. Huruf kelima da
pat kita pilih dengan 1 cara. Seluruhnya terdapat 2  4  3  2  1 = 48 cara. Jadi, ban
yak cara untuk menyusun huruf huruf S, O, P, A dan N dengan huruf pertama dimula
i huruf vokal seluruhnya ada 48 cara b. Huruf pertama dimulai dengan huruf konso
nan. Huruf pertama dapat dipilih dengan 3 cara, yaitu huruf S, P dan N. Huruf ke
dua dapat dipilih dengan 4 cara. Misalnya, jika huruf pertama kita pilih S, maka
huruf kedua dapat kita pilih O,P, A dan N. Huruf ketiga dapat kita pilih dengan
3 cara. Huruf keempat dapat kita pilih dengan 2 cara. Huruf kelima dapat kita p
ilih dengan 1 cara. Seluruhnya terdapat 3  4  3  2  1 = 72 cara. Jadi, banyak cara u
ntuk menyusun huruf huruf S, O, P, A dan N dengan huruf pertama dimulai huruf ko
nsonan seluruhnya ada 72 cara Contoh 2.1.3 Diberikan lima buah angka 0, 1, 2, 3,
dan 4 akan disusun bilangan bilangan genap yang terdiri dari tiga angka. Berapa
banyak cara untuk menyusun bilangan bilangan genap yang terdiri tiga angka apab
ila : a. Bilangan bilangan genap itu boleh mempunyai angka yang sama? b. Bilanga
n bilangan genap tidak boleh mempunyai angka yang sama? Penyelesaian: Bilangan g
enap adalah bilangan yang pada posisi satuan adalah bilangan genap. Dalam hal in
i haruslah 0, 2, atau 4. a. Bilangan bilangan genap boleh mempunyai angka yang s
ama Angka pertama (sebagai ratusan) dapat dipilih dengan 4 cara. Angka 0 tidak d
apat dipilih sebagai angka pertama, karena 012 sebagai contoh, bukan bilangan ya
ng terdiri dari tiga angka. Angka kedua (sebagai puluhan) dapat dipilih dengan 5
cara. Angka ketiga (sebagai satuan) dapat dipilih dengan 3 cara. Angka ketiga y
ang dapat dipilih adalah 0, 2, dan 4. angka keempat (sebagai satuan) dapat dipil
ih dengan 5 cara. Dengan aturan perkalian, seluruhnya terdapat 4  5  3 = 60 cara.
Jadi, banyak cara untuk menyusun angka angka 0, 1, 2, 3, dan 4 menjadi bilangan
genap yang terdiri 3 angka dengan bilangan bilangan itu boleh mempunyai angka ya
ng sama adalah 60 cara.
BAB II ~ Peluang
W
59

b.
Bilangan bilangan genap tidak boleh mempunyai angka yang sama Angka pertama (seb
agai ratusan) dapat dipilih dengan 4 cara. Angka kedua (sebagai puluhan) hanya d
apat dipilih dengan 4 cara, karena bilangan tidak boleh mempunyai angka yang sam
a. Angka ketiga (sebagai satuan) dapat dipilih dengan 3 cara. Seluruhnya terdapa
t 4  4  3 = 48 cara. Jadi, banyak cara untuk menyusun angka angka 0, 1, 2, 3, dan
4 menjadi bilangan genap yang terdiri 3 angka dengan bilangan bilangan itu tidak
boleh mempunyai angka yang sama adalah 48 cara.
W
Misalnya, untuk bepergian dari kota P ke kota R kita dapat melewati kota Q atau
melewati kota S dengan berbagai alternatif jalur. Misalkan kita pergi dari kota
P ke kota Q mempunyai 3 jalur pilihan, kemudian dari kota Q ke kota R tersedia 2
jalur pilihan, maka menurut aturan perkalian untuk bepergian dari kota P ke kot
a R melewati kota Q kita mempunyai 3  2 jalur. Selanjutnya, misalkan kita pergi d
ari kota P ke kota S tersedia 2 jalur pilihan, kemudian dari kota S kita hanya m
empunyai 1 jalur untuk sampai di kota R, maka banyaknya jalur yang tersedia bagi
kita untuk bepergian dari kota P ke kota R melewati kota S adalah 2  1 jalur. Li
hat gambar 2.3 di bawah ini.
Q 1 2 3 1 2
R P 2 1 S 1
Gambar 2.3 Diagram Pohon Jalur Perjalanan Dari Kota P ke Kota R
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa untuk bepergian dari kota P ke ko
ta R kita mempunyai (3  2) + (2  1) = 8 jalur pilihan. Dalam pencacahan ini kita m
enggunakan apa yang disebut aturan penjumlahan. Aturan penjumlahan kita gunakan
untuk melengkapi aturan perkalian apabila cara mengisi tempat kedua setelah temp
at pertama terisi tidak dapat kita lakukan menggunakan sesuatu yang sudah diguna
kan sebagai pilihan untuk mengisi tempat pertama. Secara umum kita mempunyai atu
ran penjumlahan berikut ini.
60
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Aturan Penjumlahan Jika terdapat n peristiwa yang saling lepas, dengan: c1 adala
h banyak cara pada peristiwa pertama, c2 adalah banyak cara pada peristiwa kedua
, ... dan seterusnya, cn adalah banyak cara pada pada peristiwa ke n, maka banya
k cara untuk n buah persitiwa secara keseluruhan:
c1 + c2 + c3 + L + cn
2.1.2 Permutasi
Permutasi dibedakan menjadi 4 macam, yaitu ; permutasi dari unsur unsur yang ber
beda, permutasiyangmemuatbeberapaunsursama,permutasisiklis, danpermutasiberulang
. 1. Permutasi dari Unsur Unsur yang Berbeda Pada putaran akhir pemilihan pengur
us OSIS seperti telah dibahas pada awal bab, ada 2 tempat yang tersedia untuk di
isi oleh 2 anak dari 4 anak A, B, C, dan D. Posisi ketua dapat diisi dengan 4 ca
ra. Karena tidak mungkin ketua merangkap sekretaris, maka posisi sekretaris dapa
t diisi dengan (4
1) = 3 cara. Secara keseluruhan untuk memilih pasangan ketua s
ekretaris ada 4  3 = 12 cara. Pada contoh itu, anak yang telah terpilih sebagai k
etua tidak dapat dipilih kembali untuk menduduki posisi sekretaris. Pemilihan se
perti itu kita sebut pemilihan tanpa pemulihan. Secara umum, banyak cara menempa
tkan n buah unsur ke dalam k tempat yang tersedia itu disebut permutasi k unsur
dari n unsur, yang dinotasikan Pk , yang diberikan sebagai
n
Pkn = n  ( n 1)  ( n 2)  L  ( n k + 1)
dengan k n . Beberapa buku menggunkan notasi Pk , n Pk atau P ( n, k ) untuk
n
Dengan notasi ini, pada masalah penentuan ketua dan sekretaris dari 4 anak di at
as, merupakan permutasi k = 2 unsur dari n = 4 unsur. Sehingga banyak cara menen
tukan ketua dan sekretaris sama dengan
Pkn .
P24 =4  (4 2 + 1) = 4  3 = 12
Jika pada putaran akhir pemilihan pengurus OSIS di atas dari keempat calon akan
ditentukan ketua, sekretaris, bendahara dan pembantu umum, ada berapa macam susu
nan pengurus yang mungkin timbul? Masalah ini adalah pengisian tempat tanpa pemu
lihan dari 4 unsur ke dalam 4 tempat yang tersedia. Posisi ketua adalah salah sa
tu dari empat anak itu. Yang menjadi sekretaris adalah salah satu dari 3 orang y
ang tersisa, yang menjadi bendahara adalah salah satu dari 2 orang yang tersisa.
Akhirnya posisi pembantu umum hanya dapat ditempati satu anak. Dalam hal ini ad
alah kasus permutasi dari n = 4 anak ke dalam k = 4 tempat yang tersedia. Sehing
ga, banyaknya susunan pengurus adalah
P44 = 4  3  2  1 = 24
BAB II ~ Peluang
61

Secara umum, jika k = n, maka permutasi n unsur dari n unsur yang tersedia diseb
ut permutasi n, yang diberikan oleh
Pnn = n  ( n 1)  ( n 2)  L  3  2  1
Bagaimana hubungan Pk dan Pn ? Untuk menjawab pertanyaan ini, terlebih dahulu ki
ta bahas pengertian faktorial dari bilangan asli. Faktorial dari suatu bilangan
asli didefinisikan berikut ini. Untuk sembarang bilangan asli n, didefinisikan
n n
n ! = n  ( n 1)  ( n 2)  L  3  2  1
Notasi n ! dibaca n faktorial . Didefinisikan pula bahwa: 0! = 1 dan 1! = 1 Sebagai
contoh,
Dengan pengertian faktorial, kita dapat menuliskan permutasi sebagai

4! = 4  3  2  1 = 24 6! = 6  5  4  3  2  1 = 720 9! = 9  8  7  6  5  4  3  2
seterusnya.
Pnn = n  (n 1)  (n 2)  L  3  2  1 = n !
(2.1)
Lebih lanjut, karena Pk = n  ( n 1)  ( n 2)  L  ( n k + 1) , maka
n

Pnn = n  ( n 1)  ( n 2)  L  ( n k + 1)  ( n k )  ( n k 1)  L  3  2  1
Jadi, kita memperoleh hubungan
Pkn =
Contoh 2.1.4 Tunjukkan bahwa n ! = n  ( n 1)! . Penyelesaian: Dari definisi n fak
torial,
n! ( n k )!
,n k
(2.2)
n ! = n  (( n 1)  ( n 2)  L  3  2  1) = n  ( n 1)!
W
Contoh 2.1.5 Hitunglah dari setiap permutasi berikut. a. P25 b. P46 c. P 5
10 8
d. P 8
62
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Penyelesaian: Dengan persamaan (2.1) dan (2.2) kita peroleh:

= 5  4 = 20 , 3  2 1 6  5  4  3  2 1 6 b. P4 = = = = 6  5  4  3 = 360 , (6 4)!
! 10  9  8  7  6  5  4  3  2  1 10 c. P4 = = = = 10  9  8  7 = 5020 , (10 4)!
d. P 8 = 8! = 8  7  6  5  4  3  2  1 = 40.320 8
5
a. P2 =
5!
(5 2)! 6!
=
5!
3! 6!
=
5  4  3  2 1
W
Tugas Mandiri
Dengan hasil (2.1) dan (2.2), buktikan: ( n k )! Pk = k ! Pn k = Pn .
n n n
Contoh 2.1.6 Berapakah banyak permutasi dari 2 huruf yang diambil dari 4 huruf h
uruf A, B, C dan D. Penyelesaian: Hal ini merupakan permutasi dari 4 unsur ke da
lam 2 unsur, sehingga menurut persamaan (2.2) banyak permutasi adalah
P24 =
huruf
4! (4 2)!
=
4  3  2 1 2 1
= 12
Susunan huruf yang mungkin terlihat pada gambar 2.4 di bawah ini.
huruf susunan huruf
A A B C A B B C A C B C A D B C
AB AC AD BA BC BC CA CB CD DA DB DC
Gambar 2.4 Permutasi 2 huruf dari 4 huruf BAB II ~ Peluang
W
63

2.
Permutasi yang Memuat Beberapa Unsur Sama Pada bagian sebelumnya telah kita baha
s permutasi dari n unsur berbeda, bagaimana jika dari n unsur itu terdapat beber
apa unsur yang sama. Untuk menjawab pertanyaan ini coba kita ikuti ilustrasi pad
a contoh berikut ini. Contoh 2.1.7 Berapa banyak permutasi 3 huruf yang diambil
dari huruf huruf P, Q dan Q? Penyelesaian: Unsur yang tersedia ada 3, yaitu P, Q
dan Q. dari ketiga unsur ini ada dua unsur yang sama yaitu huruf Q. Akan kita g
unakan pendekatan permutasi dengan 3 unsur yang berbeda untuk menentukan banyak
permutasi dari 3 unsur yang memuat 2 unsur sama. Pertama anggap 2 unsur yang sam
a yaitu Q sebagai dua unsur yang berbeda dengan memberinya indeks Q1 dan Q2 . Ba
nyak permutasi 3 unsur yang berbeda P, Q1 dan Q2 adalah 3! = 6, yaitu permutasi
permutasi :
P Q1 Q2 , P Q2 Q1 , Q1 P Q2 , Q1 Q2 P, Q2 P Q1 , Q2 Q1 P.
Dengan menghapus indeks indeksnya permutasi di atas dapat kita kelompokkan ke da
lam permutasi yang sama. Misalnya, kelompok P Q1 Q2 dan P Q2 Q1 , jika indeksnya
dihapuskan diperoleh permutasi P Q Q. kelompok Q1 P Q2 dan Q2 P Q1 , jika indek
snya dihapuskan diperoleh permutasi Q P Q.
kelompok Q1 Q2 P dan Q2 Q1 P, jika indeknya dihapuskan diperoleh permutasi Q Q P
. Tampak bahwa jika indeksnya dihapuskan setiap kelompok yang terdiri dari 2! =
2 permutasi, berubah menjadi 1 permutasi. Oleh karena itu, banyak permutasi 3 un
sur yang memuat 2 unsur sama adalah 3, yang dapat kita nyatakan sebagai
P=
3! 2!
=
3  2 1 2 1
=3,
dengan permutasinya adalah P Q Q, Q P Q dan Q Q P.
W
Berdasarkan contoh di atas, secara umum kita mempunyai aturan berikut ini. 1. Ji
ka dari n unsur yang tersedia terdapat k unsur yang sama dengan k n , maka banya
k permutasi dari n unsur adalah
P=
2.
n! k!
(2.3)
Jika dari n unsur yang tersedia terdapat k unsur yang sama, l unsur yang sama, d
an m unsur yang sama dengan k + l + m n , maka banyak permutasi dari n unsur itu
adalah
P=
n! k !l ! m !
(2.4)

64
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Contoh 2.1.8 Misalkan terdapat 7 buah foto, 4 buah foto dengan bingkai berbentuk
persegi, dan 3 buah foto dengan bingkai berbentuk oval. Berapa banyak cara untu
k menyusun 7 buah foto itu secara berdampingan? Penyelesaian: Banyak unsur n = 7
, banyak unsur yang sama k = 4 (untuk foto dengan bingkai persegi) dan l = 3 (un
tuk foto dengan bingkai oval). Jadi, banyak cara untuk menyusun 7 buah foto itu
secara berdampingan adalah
P=
7! 4!3!
=
7  6  5  4  3  2 1 (4  3  2  1)(3  2  1)
= 7  5 = 35
3.
Permutasi Siklis Misalkan Awan (A), Beti (B), dan Cinta (C) pergi ke restoran, m
ereka duduk mengelilingi meja berbentuk lingkaran. Posisi duduk mereka hanya dua
kemungkinan seperti diperlihatkan oleh gambar berikut ini.
W
(a)
Gambar 2.5 Posisi duduk 3 orang melingkar
(b)
Dalam bentuk bagan, gambar 2.5 dapat kita sederhanakan menjadi gambar 2.6 beriku
t. B B

C
C

A
Gambar 2.6 Bagan Posisi Duduk 3 Orang Melingkar
Dari gambar 2.6(a) jika dibaca searah dengan arah putaran jarum jam, kita perole
h 3 susunan yang mungkin, yaitu Tetapi ketiga susunan ini sebenarnya memberikan
sebuah susunan yang sama, yaitu susunan yang diperlihatkan oleh gambar 2.6(a). S
eperti susunan gambar 2.6(a), susunan gambar 2.6(b) jika dibaca searah dengan ar
ah putaran jarum jam, kita peroleh 3 susunan yang mungkin, yaitu
ABC, BCA, dan CAB
ACB, CBA, dan BAC

BAB II ~ Peluang
65

Ketiga susunan ini memberikan sebuah susunan yang sama, yaitu susunan yang diper
lihatkan oleh gambar 2.6(b). Dari kedua ilustrasi ini, dapat kita simpulkan bahw
a banyak susunan dari tiga huruf A, B, dan C yang ditempatkan pada kurva tertutu
p berbentuk lingkaran adalah 2! = 2 macam, yaitu susunan yang diberikan oleh gam
bar 2.6. Penempatan unsur unsur dengan cara inilah yang disebut permutasi siklis
atau permutasi sirkuler (circular permutation). Secara umum kita mempunyai atur
an berikut ini. Jika tersedia n unsur yang berbeda, maka banyak permutasi siklis
nya adalah
Psiklis = ( n 1)!
(2.5)
Untuk memahami tentang permutasi siklis ini, kita ikuti contoh berikut. Contoh 2
.1.9 Berapa cara yang mungkin dapat dibuat jika dalam suatu pesta makan terdapat
7 orang yang duduk dalam: a. berjajar dalam satu baris, b. meja makan bundar. P
enyelesaian: a. Posisi duduk berjajar dalam satu baris merupakan permutasi 7 uns
ur dari 7 unsur, sehingga menurut persamaan (2.1),
P77 = 7! = 5040 cara
b. Jadi, jika 7 orang tersebut duduk berjajar dalam satu baris, maka banyak cara
mereka duduk ada 5040 cara. Posisi duduk mengelilingi meja makan bundar merupak
an permutasi siklis dari 7 unsur, sehingga menurut persamaan (2.5),
Psiklis = (7 1) = 6! = 720 cara
Jadi, jika 7 orang tersebut duduk mengelilingi meja bundar, maka banyak cara mer
eka duduk ada 720 cara.
W
4.
Permutasi Berulang Kita ingat kembali bahwa permutasi dari 3 huruf P, Q dan R ad
alah susunansusunan yang berbentuk Dalam susunan ini, unsur unsur yang tersedia
tidak boleh berulang. Jika unsur unsur yang tersedia boleh berulang, misalkan ma
ka permutasi semacam ini disebut permutasi berulang (repeated permutation). Deng
an memperhatikan permutasi di atas, maka banyaknya permutasi berulang dari 3 hur
uf P, Q dan R ditentukan sebagai berikut. Huruf pertama dapat dipilih dengan 3 c
ara, yaitu huruf P, Q dan R. Huruf kedua dan huruf ketiga dapat dipilih masing m
asing dengan 3 cara, karena huruf hurufnya boleh berulang
PQR, PRQ, QPR, QRP, RPQ, RQP.
PPP, PPQ, PPR, ..., QQP, QQR...., dan seterusnya,
66
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Dengan menggunakan aturan perkalian, maka banyak permutasi seluruhnya adalah Jik
a dari 3 huruf P, Q dan R akan disusun 2 huruf dengan huruf huruf boleh berulang
, maka banyak permutasi berulang dua huruf yang diambil dari 3 huruf yang tersed
ia ditentukan sebagai berikut. Huruf pertama dapat dipilih dengan 3 cara, yaitu
huruf P, Q dan R. Huruf kedua dapat dipilih dengan 3 cara, karena huruf hurufnya
boleh berulang Dengan menggunakan aturan perkalian, maka banyak permutasi selur
uhnya adalah Dari dua ilustrasi di atas, maka secara umum kita mempunyai aturan
berikut. Jika tersedia n unsur yang berbeda, maka banyak permutasi berulang k un
sur yang diambil dari n unsur ( k n) adalah
3  3  3 = 33 = 27
3  3 = 32 = 9
Pberulang = n k
(2.6)
Contoh 2.1.10 Diberikan 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 akan dibentuk bilangan bilangan yan
g terdiri dari 4 angka dengan angka angka boleh berulang. Berapa banyak bilangan
yang dapat dibentuk? Penyelesaian: Banyak unsur yang tersedia adalah n = 6, yai
tu angka angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Dibentuk bilangan terdiri 4 angka, kita amb
il k = 4. Karena angka angka boleh berulang, maka maka bilangan yang tersusun me
rupakan permutasi berulang, dengan k = 4, sehingga dengan persamaan (2.6) kita p
eroleh
Pberulang = 64 = 1296
Jadi, banyak bilangan yang dapat dibentuk seluruhnya ada 1296 macam.
W
2.1.3 Kombinasi
Sekolah akan mengikuti perlombaan paduan suara yang tiap regunya terdiri dari 2
anak. Dari hasil seleksi diperoleh 4 anak A, B, C dan D yang memenuhi kriteria y
ang telah ditentukan. Pertanyaannya adalah berapa regu yang dapat dipilih dari e
mpat anak tersebut? Untuk menjawab pertanyaan ini, perhatikan kembali banyaknya
cara keempat anak A, B, C, dan D dapat menempati tempat pertama dan kedua. Kemun
gkinan kemungkinannya adalah sebagai berikut. Kita tahu bahwa susunan AB dan sus
unan BA menentukan satu regu yang sama, karena tidak memperhatikan urutan. Demik
ian pula halnya susunan AC = CA, AD = DA, BC = CB, BD = DB, dan CD = DC. Jadi, a
da 12 2 = 6 cara untuk menyusun regu paduan suara yang terdiri atas 2 anak dari
4 anak yang tersedia,
{AB, AC, AD, BA, BC, BD, CA, CB, CD, DA, DB, DC}
{AB, AC, AD, BC, BD, CD}
BAB II ~ Peluang
67

Banyak cara memilih 2 unsur dari 4 unsur yang tersedia disebut kombinasi 2 unsur
dari 4 unsur. Secara umum kita mempunyai definisi berikut ini. Definisi Kombina
si k unsur yang diambil dari n unsur yang berbeda adalah suatu pilihan dari k un
sur tanpa memperhatikan urutannya ( k n) , dinotasikan dengan Ck . Dengan kata l
ain, banyak kombinasi k unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia adalah ban
yak cara memilih k unsur yang diambil dari n unsur yang tersedia tanpa memperhat
ikan urutannya. Kita masih ingat bahwa banyaknya cara memilih 2 anak dari 4 anak
untuk ditempatkan dalam dua kedudukan yang berbeda adalah permutasi 2 unsur dar
i 4 unsur yang tersedia, yaitu P2 =
4 n
4! (4 2)!
= 12 . Untuk kombinasi AB yang tata
letak unsur unsur A dan B nya tidak diperhatikan, dapat diturunkan 2! = 2 permut
asi, karena setiap kombinasi memberikan 2 permutasi. Jadi, kita peroleh hubungan
4 2C2
=
P24
4 atau C2 =
P24 2
Secara umum, untuk setiap kombinasi k unsur dari n unsur yang tersedia, kita dap
at membentuk Pk = k ! permutasi. Oleh karena itu, terdapat hubungan
k
antara kombinasi k unsur dari n unsur yang tersedia, yaitu Ck , dengan permutasi
k unsur dari n unsur yang tersedia, yaitu Pk adalah
n
n
Ckn =
Pkn Pkk
=
n! k !( n k )!
(2.7)
Contoh 2.1.11 Hitunglah dari setiap kombinasi berikut.
5 a. C2 6 b. C4
c. C5
10
d. C3
7
Penyelesaian: Langsung kita gunakan rumus pada persamaan (2.7), diperoleh
5 a. C2 =

5! 2!(5 2)! 6! 4!(6 4)! 10!


= =
5! 2!3! 6! 4!2! 10!
= =
5  4  3  2 1 (2  1)(3  2  1)
= 5  2 = 10 , = 5, = 2  9  2  7 = 252 ,
6 b. C4 =
6  5  4  3  2 1 (4  3  2  1)(3  2  1)
10 c. C5 =
5!(10 5)!
=
5!5!
=
10  9  8  7  6  5  4  3  2  1 (5  4  3  2  1)(5  4  3  2  1)
68
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

d. C3 =
7
7! 3!(7 3)!
=
7! 3!4!
=
7  6  5  4  3  2 1 (3  2  1)(4  3  2  1)
= 7  5 = 35 .
W
Contoh 2.1.12
n Hitunglah nilai n , apabila C2 = 4n + 5 . Penyelesaian: Dari rumus pada persam
aan (2.7) kita peroleh n C2 =
n! 2!(n 2)!
=
n  ( n 1)  ( n 2)  ( n 3)  L  3  2  1 (2  1)((n 2)  (n 3)  L  3  2 
=
n  ( n 1) 2
n Di pihak lain, diketahui bahwa C2 = 4n + 5 , sehingga diperoleh hubungan
n  ( n 1) 2
= 4n + 5
n 2 n = 8n + 10 n 2 9n 10 = 0 ( n 10)( n + 1) = 0 n = 10 atau n = 1
Karena n harus bilangan asli, maka n yang memenuhi adalah n = 10.
W
Pada bagian akhir ini, kita akan menyelesaikan masalah pembentukan tim olimpiade
matematika yang diungkapkan pada awal bab. Contoh 2.1.13 Tersedia 10 siswa yang
memenuhi syarat menjadi tim olimpiade matematika suatu SMA. Dari sejumlah calon
itu, 6 siswa pandai komputer, dan 4 siswa pandai bahasa Inggris. Tim yang diben
tuk beranggotakan 3 siswa, yang terdiri dari 2 siswa pandai komputer dan 1 siswa
pandai bahasa Inggris. Berapa banyak susunan yang mungkin dapat dibentuk? Penye
lesaian: Dua anggota dipilih dari 6 orang calon yang pandai komputer, sehingga k
ombinasinya adalah C2 =
6
6! 2!(6 2)!
= 15 cara. Seorang anggota dipilih dari 4
orang calon yang pandai Bahasa Inggris, sehingga kombinasinya
C14 =

4! 1!(4 1)!
= 4 cara. Dengan menggunakan aturan perkalian, banyak
susunan tim olimpiade matematika yang terdiri dari 2 siswa pandai komputer dan 1
siswa pandai Bahasa Inggris adalah Jadi, banyak susunan tim olimpiade matematik
a yang terdiri dari 2 siswa pandai komputer dan 1 siswa pandai Bahasa Inggris ya
ng dipilih dari 6 siswa pandai komputer dan 4 siswa pandai Bahasa Inggris adalah
60 susunan.
6 C2  C14 = 15  4 = 60
W
BAB II ~ Peluang
69

Latihan 2.1
Aturan Pengisian Tempat yang Tersedia
1. Suatu kelompok penari latar mempunyai: baju berwarna: merah, pink, biru, kuni
ng dan hijau, rok pendek berwarna: putih, ungu dan coklat, sepatu berwarna: mera
h dan hitam. a. Gambarkan diagram pohon yang menghubungkan warna baju, warana ro
k pendek dan warna sepatu. b. Berapa banyak pasangan warna seragam yang dapat di
susun ? Suatu apartemen terdiri dari empat lantai, masing masing lantai berturut
turut dihuni 12 orang, 8 orang, 6 orang dan 5 orang. Dari setiap lantai akan di
pilih seorang wakil untuk dibentuk sebagai pengurus apartemen. Berapa cara susun
an pengurus dapat dibentuk? Perjalanan dari Jakarta ke Bandung dapat melalui 4 j
alur, dari Bandung ke Yogyakarta dapat melalui 2 jalur, dan dari Yogyakarta ke S
urabaya melalui 3 jalur. Berapa banyak jalur perjalanan yang dapat dipilih dari
perjalananperjalanan berikut ini. a. Dari Jakarta ke Yogyakarta melalui Bandung.
b. Dari Surabaya ke Jakarta melalui Yogyakarta. c. Dari Jakarta ke Surabaya mel
alui Bandung dan Yogyakarta. Diberikan 11 huruf masing masing H, I, D, U, P, C,
E, R, D, A, dan S. Berapa banyak cara menyusun huruf itu, apabila disyaratkan: a
. huruf pertamanya huruf vokal? b. huruf pertamanya huruf konsonan? Dari lima bu
ah angka 0, 1, 2, 3, dan 4 akan disusun bilangan bilangan yang terdiri dari 4 an
gka. Berapa banyak cara untuk menyusun bilangan bilangan itu, apabila: a. bilang
an bilangan boleh mempunyai angka yang sama? b. bilangan bilangan tidak boleh me
mpunyai angka yang sama?
2.
3.
4.
5.
Permutasi
1. Hitunglah: a. 8!

3! dan (8

6!  3! dan (6  3)!
Apakah 8!
3! = (8

3)!, dan 6!  3! = (6  3)! ?

Tunjukkan bahwa: a.
1
2! 4!

1
=
11 4!
b.
3
4!
+
10 5!
=

3)! b. c. 2.

5 4!
c.
3
8! 7! 6!

2
+
1
=
43 8!
3. 4.
Buktikan bahwa: untuk n 1 berlaku n ! ( n 1)! = ( n 1)!( n 1) Tentukan nilai nil
ai permutasi berikut. a.
P35
b.
P512
c.
3!P27
Matematika SMA/MA Kelas XI
70

IPA

Berapa banyak bilangan yang terdiri dari 3 angka yang dibentuk dari angkaangka b
erikut ini. a. 1, 2, dan 3 b. 0, 2, 4, dan 6 c. 2, 5, 6, 7, 8, dan 9 6. Berapa b
anyak susunan huruf yang dapat disusun dari huruf huruf berikut ini secara berda
mpingan. a. R, U, K, U, dan N b. K, E, R, J, A, S, A, M, dan A c. S, T, A, T, I,
S, T, I, dan K 7. Dalam kotak ada 5 balon yang dapat diambil satu persatu secar
a berurutan (tanpa pengembalian). Berapa banyak pasangan warna yang dapat terjad
i apabila yang terambil: a. 2 balon merah dan 3 balon putih? b. 2 balon merah, 2
balon pink, dan 1 balon putih? c. 1 balon merah, 1 balon pink, dan 3 balon puti
h? 8. Hitunglah banyak permutasi siklis, jika unsur unsur yang tersedia adalah:
a. 5 unsur yang berlainan, b. 8 unsur yang berlainan. 9. Sebuah gelang memiliki
6 buah permata berlian dengan bentuk yang berbedabeda. Keenam permata berlian it
u dutempatkan pada keliling gelang. Berapa banyak susunan permata berlian yang t
erjadi? 10. Dari angka angka berikut ini akan dibentuk bilangan bilangan yang te
rdiri atas 3 angka dengan angka angka boleh berulang. Berapa banyak susunan bila
ngan yang dapat dibentuk? a. 4, 5, dan 6, b. 4, 5, 6, dan 7, c. 0, 1, 2, 3, 4, 5
, 6, dan 7.
5.
Kombinasi
1. 2. 3. 4. Hitunglah kombonasi kombinasi berikut. a. a. a.
5 C3
b. b. b.
12 C5
c. c. c.
7 3!C2
Buktikan bahwa
10 10 C3 = C7 12 10 C4 = C8 n Ckn = Cn k
Hitunglah nilai n pada persamaan berikut.
n n C4 +1 = C3 n n C3 +1 = 4C2 n C2 = 4 n + 5
5.
Jumlah peserta ujian SIM kendaraan bermotor 50 orang. Dari 10 soal yang disediak
an, setiap peserta hanya diminta mengerjakan 5 soal yang terdiri dari 2 soal nom
or ganjil dan 3 soal nomor genap. Ada berapa cara yang dapat ditempuh oleh setia
p peserta, jika setiap peserta tidak ada satupun yang mempunyai jawaban yang sam
a? Tersedia 6 siswa laki laki dan 4 siswa perempuan. Dibentuk regu P3K, dengan s
yarat satu regu terdiri dari 5 orang siswa yang sekurang kurangnya beranggotakan
2 siswa perempuan. Berapa banyak cara pembentukan regu itu?
BAB II ~ Peluang
71

2.2
Ruang Sampel dan Kejadian
Sebagaimana telah disebutkan pada bagian awal, bahwa teori peluang bermula dari
permainan judi. Dalam pembahasannya sering juga menggunakan alat peraga judi, mi
salnya kartu, dadu dan mata uang logam. Hal ini hanya untuk memperjelas konsep s
emata, bukan bertujuan agar siswa pandai judi. Misalkan kita melemparkan sekepin
g mata uang logam atau sebuah dadu sisi enam. Kegiatan melempar itu (satu kali a
tau beberapa kali) disebut percobaan. Hasil percobaan melempar sekeping mata uan
g logam adalah muncilnya sisi gambar (G) atau munculnya sisi angka (A). Lihat ga
mbar 2.7.
Gambar 2.7 Hasil percobaan melempar sekeping mata uang logam Sumber: www.bi.go.i
d
Hasil percobaan melempar sebuah dadu sisi enam adalah salah satu dari enam sisi,
yaitu mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, dan 6, terlihat pada gambar 2.8.
Gambar 2.8 Hasil percobaan melempar sebuah dadu sisi enam
Meskipun dua contoh di atas tampaknya tidak serupa, tetapi sebenarnya pada setia
p percobaan di atas memiliki 2 sifat dasar yang sama, yaitu: 1. Setiap jenis per
cobaan memiliki beberapa kemungkinan hasil yang disebut kejadian atau peristiwa.
Kejadian dibedakan menjadi dua yaitu kejadian sederhana dan kejadian majemuk. 2
. Secara pasti kita sangat sulit menentukan kemungkinan hasil apa yang akan terj
adi pada setiap percobaan, misalnya dalam pelemparan sekeping mata uang logam, m
aka sulit bagi kita untuk menentukan secara pasti apakah dalam pelemparan terseb
ut akan keluar G atau A. Demikian pula pada percobaan pelemparan sebuah dadu sis
i enam. Himpunan dari semua hasil yang mungkin muncul pada suatu percobaan diseb
ut ruang sampel atau ruang contoh, yang biasanya disimbolkan dengan S. Dalam per
cobaan pelemparan sekeping mata uang logam kita peroleh ruang sampel S = { G, A
}, sedangkan pada percobaan pelemparan sebuah dadu sisi enam ruang sampelnya ada
lah S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }. Anggota anggota ruang sampel disebut titik sampel
atau titik contoh. Ruang sampel pada percobaan pelemparan sekeping mata uang log
am mempunyai 2 titik sampel, yaitu G dan A. Sedangkan pada percobaan pelemparan
sebuah dadu sisi enam mempunyai titik sampel 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. 72
Matematika SMA/MA Kelas XI IPA

2.2.1 Kejadian Sederhana


Kejadian sederhana adalah suatu kejadian yang hanya mempunyai satu titik sampel.
Pada hasil percobaan pelemparan sekeping mata uang logam kejadiankejadian seder
hana adalah: {G} yaitu kejadian muncul sisi gambar, {A} yaitu kejadian muncul si
si angka. Sedangkan pada hasil percobaan pelemparan sebuah dadu sisi enam kejadi
ankejadian adalah: {1} yaitu kejadian muncul mata dadu 1, {2} yaitu kejadian mun
cul mata dadu 2, {3} yaitu kejadian muncul mata dadu 3, {4} yaitu kejadian muncu
l mata dadu 4, {5} yaitu kejadian muncul mata dadu 5, {6} yaitu kejadian muncul
mata dadu 6. Contoh 2.2.1 Tentukan ruang sampel dari percobaan sekali pelemparan
2 keping mata uang logam. Penyelesaian: Dengan membuat daftar hasil percobaan p
elemparan 2 keping mata uang logam Tabel 2.1 Hasil Percobaan Pelemparan 2 Mata U
ang Logam Mata Uang 2 A G
Mata Uang 1
A G
(A, A) (G, A)
(A, G) (G, G)
Kita peroleh ruang sampelnya adalah S = { (A,A), (G,A), (A,G), (A,A) }.
2.2.2 Kejadian Majemuk
W
Hasil yang dari melempar sebuah dadu sisi enam tidak harus selalu merupakan keja
dian sederhana. Dimungkinkan kejadian kejadian itu tersusun atas gabungan bebera
pa kejadian sederhana. Dengan kata lain, kejadian kejadian itu terdiri dari lebi
h dari satu titik sampel, kejadian semacam ini disebut kejadian majemuk. Misalny
a kejadian: {1, 3, 5} yaitu kejadian munculnya mata dadu ganjil, {2, 4, 6} yaitu
kejadian munculnya mata dadu genap, {4, 5, 6} yaitu kejadian munculnya mata dad
u lebih dari 3, {1, 3, 4, 6} yaitu kejadian munculnya mata dadu bukan 5 atau 2,
{1,6} yaitu kejadian munculnya mata dadu paling kecil dan paling besar. Dengan p
engertian kejadian majemuk di atas, maka ruang sampel adalah kasus khusus kejadi
an majemuk. Lebih lanjut, jika kita buat analogi dengan konsep himpunan, maka ke
jadian sederhana merupakan himpunan dari kejadian majemuk. Lebih luas lagi, kita
dapat membuat padanan antara himpunan dan kejadian, seperti pada tabel 2.2.
BAB II ~ Peluang
73

Tabel 2.2 Korespendensi antara Himpunan dan Kejadian Teori Himpunan Himpunan sem
esta Anggota himpunan Himpunan bagian Himpunan bagian yang hanya mempunyai 1 ang
gota Himpunan bagian yang mempunyai lebih dari 1 anggota Kejadian majemuk Kejadi
an Ruang sampel S Titik sampel Kejadian Kejadian sederhana
Latihan 2.2
1. 2. Dalam suatu keluarga memiliki 3 orang anak, dua di antaranya adalah peremp
uan, tentukan ruang sampelnya. Suatu keluarga dengan tiga orang anak, dapat memp
unyai 3 anak lelaki, 2 anak lelaki dan 1 anak perempuan, 1 anak lelaki dan 2 ana
k perempuan, atau 3 anak perempuan. Misalkan bahwa (LLL) menotasikan keluarga de
ngan tiga anak lelaki, (LPP) keluarga dengan anak pertama lelaki dan kedua anak
lainnya perempuan, dan (PLP) keluarga dengan anak perempuan sebagai anak pertama
dan ketiga, dan anak lelaki sebagai anak kedua. a. Tulislah ruang sampel jenis
susunan tiga bersaudara yang mungkin ditemukan. b. Apa yang dimaksudkan dengan k
ejadian bahwa suatu keluarga mempunyai 2 anak perempuan dan 1 anak lelaki? c. Ba
gaimana mencatat kejadian bahwa suatu keluarga dengan tiga anak mempunyai sekura
ng kurangnya seorang anak lelaki? Dua buah dadu sisi enam dilempar bersama. Tent
ukan ruang sampelnya. Jika A adalah kejadian keluar jumlah mata dadu 9, B adalah
kejadian keluar mata dadu pertama tidak lebih dari mata dadu kedua, dan C adala
h kejadian keluar perkalian mata dadu adalah bilangan kuadrat, tulislah A, B dan
C sebagai notasi himpunan. Misalkan tiga buah dadu sisi enam dilempar sekaligus
, berapa jumlah anggota ruang sampelnya. Misalkan A adalah kejadian keluar mata
dadu berjumlah 7, tentukan A, dan tersusun atas berapa kejadian sederhana kejadi
an A? Sekeping mata uang logam dan sebuah dadu sisi enam dilemparkan secara bers
amaan. Hasil yang mungkin muncul pada percobaan ini dapat ditulis dalam bentuk p
asangan berurutan. Misalnya: (A, 5) adalah kejadian munculnya sisi angka untuk m
ata uang logam dan mata dadu 5. (G, 3) adalah kejadian munculnya sisi gambar unt
uk mata uang logam dan mata dadu 3, ... dan seterusnya.
Matematika SMA/MA Kelas XI
IPA
3.
4.
5.
74

a. b.
Berapa banyak titik sampel pada percobaan itu? Tulislah ruang sampelnya. Tulisla
h kejadian kejadian berikut ini dengan notasi himpunan. kejadian munculnya sisi
angka untuk mata uang dan sembarang angka untuk dadu. kejadian munculnya sembara
ng sisi untuk mata uang dan angka prima untuk dadu. kejadian munculnya sisi gamb
ar untuk mata uang dan angka komposit untuk dadu.
2.3
Peluang Suatu Kejadian
Pada aktivitas sehari hari kita sering melihat kejadian kejadian yang mengandung
makna kemungkinan, sebagai contoh berapa besar kemungkinan terbentuk Tim Olimpia
de Matematika dengan susunan susunan tertentu . Berapa besar kemungkinan adalah suat
u contoh tentang kejadian yang belum tentu akan terjadi. Anto bersin bersin kemu
ngkinannya terserang flu. Terserangnya flu juga contoh tentang kejadian yang bel
um tentu akan terjadi. Kata kata kemungkinan dan peluang juga banyak kita jumpai
dalam permainan, misalnya percobaan pelemparan sekeping mata uang logam, percob
aan pelemparan dadu sisi enam, dan percobaan pemgambilan satu kartu dari tumpuka
n kartu remi (bridge). Dalam matematika, teori yang mempelajari cara cara perhit
ungan derjat keyakinan seseorang untuk menentukan terjadi atau tidak terjadinya
suatu kejadian dipelajari dalam ilmu hitung peluang (theory of probability). Ter
dapat beberapa pendekatan untuk menghitung peluang kejadian antara lain dengan p
endekatan frekuensi nisbi atau relatif, pendekatan definisi peluang klasik, dan
pendekatan dengan menggunakan ruang sampel. Dua pendekatan pertama telah kita pe
lajari bersama ketika SMP dulu. Oleh karena itu dalam buku ini akan kita pelajar
i pendekatan dengan menggunakan ruang sampel. Contoh 2.3.1 Pada percobaan melemp
ar sebuah dadu sisi enam, hitunglah nilai peluang kejadiankejadian berikut. a. K
ejadian munculnya mata dadu dengan angka kurang dari 3, b. Kejadian munculnya ma
ta dadu mata ganjil, c. Kejadian munculnya mata dadu 2 atau 5. Penyelesaian: Pad
a percobaan melempar dadu sisi enam ada 6 hasil yang mungkin muncul, yaitu mata
dadu dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, atau 6, dan masing masing hasil itu mempunyai k
esempatan sama. Dengan demikian, n = 6. a. Misalkan A adalah kejadian munculnya
mata dadu dengan angka kurang dari 3. Angka angka itu adalah 1 dan 2, sehingga k
= 2.
2 Jadi, peluang kejadian A adalah P ( A) = k = 6 = 1 . n 3 b. Misalkan B adalah
kejadian munculnya mata dadu dengan angka ganjil. Angkaangka itu adalah 1, 3, da
n 5, sehingga k = 3.
c.
3 Jadi, peluang kejadian B adalah P ( B ) = k = 6 = 1 . n 2 Misalkan C adalah ke
jadian munculnya mata dadu 2 atau 5, sehingga k = 2. Angkaangka itu adalah 1, 3,
dan 5, sehingga k = 3.
Jadi, peluang kejadian C adalah P (C ) =
k n
=
2 6
=1. 3
W
BAB II ~ Peluang
75

Contoh 2.3.2 Dalam sebuah kotak berisi 6 bola berwarna merah dan 4 bola berwarna
biru. Dari kotak itu diambil 3 buah bola secara acak. Berapa peluang kejadian m
unculnya, jika yang terambil itu: a. semuanya merah? b. 2 bola merah dan 1 bola
biru? Penyelesaian: Kita akan memanfaatkan aturan kombinasi untuk menyelesaikan
masalah ini. Dari 10 bola diambil 3 buah bola, seluruhnya ada:
10 n = C3 =
10! 3!(10 3)! 6! 3!(6 3)!
=
10! 3!7! 10! 3!3!
= 120 cara
a. 3 bola merah diambil dari 6 bola merah, seluruhnya ada
6 k = C3 =
=
= 20 cara
Jadi, peluang yang terambil ketiga tiganya bola merah adalah
20 P (3 bola merah) = 120 = 1 6
b. 2 bola merah dan 1 biru, seluruhnya ada
6 k = C2  C14 =
6!
2!4! 1!3!


4!
= 15  4 = 60 cara
1 2
Jadi, peluang yang terambil 2 bola merah dan 1 biru adalah
60 P (2 bola merah dan 1 bola biru) = 120 =
Kita kembali kepda masalah penentuan anggota tim olimpiade matematika pada awal
bab, yang banyak susunan tim yang mungkin terjadi telah dijelaskan pada contoh 2
.1.11. Contoh 2.3.3 Tersedia 10 siswa yang memenuhi syarat menjadi tim olimpiade
matematika suatu SMA. Dari sejumlah calon itu, 6 siswa pandai komputer, dan 4 s
iswa pandai bahasa Inggris. Tim yang dibentuk beranggotakan 3 siswa, yang terdir
i dari 2 siswa pandai komputer dan 1 siswa pandai bahasa Inggris. Berapa peluang
untuk memperoleh susunan tim seperti ini Penyelesaian: Dengan aturan kombinasi,
dari 10 siswa dipilih 3 siswa, hasil yang mungkin seluruhnya ada
W
= 120 cara. 3!(10 3)! 3!7! Dari contoh 2.1.11, susunan tim yang mungkin yang ter
diri dari 2 siswa pandai komputer dan 1 siswa pandai bahasa Inggris adalah seban
yak 60 cara. Jadi, peluang untuk memperoleh tim olimpiade matematika yang terdir
i dari 2 siswa pandai komputer dan 1 siswa pandai bahasa Inggris adalah
10 n = C3 =
10!

=
10!
P (2 siswa pandai komputer dan 1 siswa pandai Bahasa Inggris) = 120 = 2
60
1
W
76
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Pendekatan dengan Menggunakan Ruang Sampel Pendekatan peluang yang ditentukan de


ngan pendekatan definisi peluang klasik yang rumusnya diberikan oleh persamaan (
2.8) dapat pula ditentukan dengan menggunakan pengertian ruang sampel. Definisi
(Peluang dengan Menggunakan Ruang Sampel) Misalkan S adalah ruang sampel suatu p
ercobaan yang setiap anggota dari S mempunyai kesempatan sama untuk muncul. Jika
E adalah suatu kejadian dengan E S , maka peluang kejadian E diberikan oleh
P( E ) =
n( E ) n( S )
(2.8)
dengan n( E ) adalah cacah anggota dalam himpunan kejadian E, adalah cacah anggo
ta dalam himpunan ruang sampel S. Dengan rumus pada persamaan (2.8) ini kita dap
at menentukan kisaran besarnya peluang suatu kejadian. Kita ingat kembali dari t
eori himpunan bahwa himpunan kosong () adalah himpunan bagian dari setiap himpuna
n. Oleh karena itu kita mempunyai hubungan
ES
Akibatnya, karena n() = 0 , maka
0 = n ( ) n ( E ) n ( S )
Jika ketaksamaan terakhir ini, kita bagi dengan n( S ) , maka
0 n( S )

n( E ) n( S )

n( S ) n( S )
atau 0 P( E ) 1
Dari hasil ini, kita dapat menyimpulkan bahwa kisaran peluang kejadian E mempuny
ai batas dari 0 sampai dengan 1. Dalam hal P ( E ) = 0 kita sebut kejadian E seb
agai kejadian yang mustahil terjadi, sedangkan dalam hal P ( E ) = 1 kita sebut
kejadian E sebagai kejadian yang pasti terjadi. Misalkan ditanyakan berapa pelua
ng kejadian munculnya mata dadu 7 dari hasil lemparan sebuah dadu sisi enam. Ber
apa kalipun dadu dilempar, mata dadu 7 tidak akan pernah muncul. Kejadian ini ad
alah contoh kejadian yang mustahil terjadi. Tentu semua kejadian munculnya mata
dadu yang lebih besar dari 6, yaitu S c = {7, 8, 9, } adalah kejadian yang mustah
il terjadi. Secara umum, untuk sembarang ruang sampel S yang pasti muncul sebaga
i dilakukannya suatu percobaan, maka S c adalah kejadian yang mustahil terjadi.
Dalam hal ini jelas bahwa
P ( S ) = 1 dan P ( S c ) = 0
Contoh 2.3.4 Tiga keping mata uang logam dilemparkan secara bersamaan. Hitunglah
nilai peluang kejadian kejadian berikut. a. Kejadian munculnya tiga sisi gambar
. b. Kejadian munculnya dua sisi gambar dan satu sisi angka.
BAB II ~ Peluang
77

Penyelesaian: Ruang sampel dari percobaan melemparkan tiga keping mata uang loga
m secara bersamaan adalah
S = {( AAA), ( AAG ), ( AGA), ( AGG ), (GAA), (GAG ), (GGA), (GGG )} ,
sehingga n( S ) = 8 . a. Misalkan E adalah kejadian munculnya tiga sisi gambar,
maka E = {(GGG )} dan
n( E ) = 1 .
Jadi, menurut rumus (2.9) peluang kejadian munculnya tiga sisi gambar adalah
P( E ) =
n( E ) n( S )
=
1 8
b. Misalkan F adalah kejadian munculnya dua sisi gambar dan satu sisi angka, mak
a
F = {( AGG ), (GAG ), (GGA)} dengan n( F ) = 3
Jadi, peluang kejadian munculnya tiga sisi gambar dan satu sisi angka adalah
P( F ) =
n( F ) n( S )
=
3
8
W
Contoh 2.3.5 Dua buah dadu sisi enam dilemparkan sekali secara bersamaan. Hitung
lah nilai peluang kejadian kejadian berikut. a. Kejadian munculnya mata dadu per
tama 5. b. Kejadian munculnya mata dadu pertama dan mata dadu kedua adalah bilan
gan prima. c. Kejadian munculnya jumlah kedua mata dadu adalah 8. Penyelesaian:
Ruang sampel percobaan melempar dua buah dadu sisi enam secara bersama sama adal
ah himpunan S yang anggotanya adalah semua pasangan berurutan pada tabel 2.3. Ta
bel 2.3 Ruang Sampel Percobaan Pelemparan Dua Dadu Sisi Enam 1 (1,1) (2,1) (3,1)
(4,1) (5,1) (6,1) 2 (1,2) (2,2) (3,2) (4,2) (5,2) (6,2) Dadu Kedua 3 4 (1,3) (1
,4) (2,3) (2,4) (3,3) (4,3) (5,3) (6,3) (3,4) (4,4) (5,4) (6,4) 5 (1,5) (2,5) (3
,5) (4,5) (5,5) (6,5) 6 (1,6) (2,6) (3,6) (4,6) (5,6) (6,6)
Dadu Pertama
1 2 3 4 5 6
Cacah anggota S, n( S ) = 6  6 = 36 .
Matematika SMA/MA Kelas XI
IPA
78

a. Misalnya E1 adalah kejadian munculnya mata dadu pertama 5, maka Jadi, peluang
kejadian munculnya mata dadu pertama 5 adalah
E1 = {(5,1), (5, 2), (5, 3), (5, 4), (5, 5), (5, 6)} sehingga n( E1 ) = 6 P ( E1
) = n( E1 ) n( S ) = 6 36 = 1 6
b. Misalnya E2 adalah kejadian munculnya mata dadu pertama dan mata dadu kedua a
dalah bilangan prima, maka
E2 = {(2, 2), (2, 3), (2, 5), (3, 2), (3, 3), (3, 5), (5, 2), (5, 3), (5, 5)} se
hingga n( E2 ) = 9 Jadi, peluang kejadian munculnya mata dadu pertama dan mata d
adu kedua bilangan prima adalah P ( E2 ) = n ( E2 ) n( S ) = 9 36 = 1 4
c.
Misalnya E3 adalah kejadian munculnya jumlah kedua mata dadu adalah 8, maka
E3 = {(2, 6), (3, 5), (4, 4), (5, 3), (6, 2)} sehingga n( E3 ) = 5 Jadi, peluang
kejadian munculnya jumlah kedua mata dadu adalah 8 adalah P ( E3 ) = n( E3 ) n(
S ) = 5 36
W
2.3.1 Frekuensi Harapan Suatu Kejadian
Kita masih ingat bahwa jika sekeping mata uang logam dilemparkan sekali, maka pe
luang kejadian munculnya sisi angka dan sisi gambar adalah sama, yaitu
P ( A) = P (G ) =
munculnya sisi angka =
1 2
Jika uang logam di atas kita lemparkan 20 kali, maka diharapkan
1 2

 20 = 10 dan munculnya sisi gambar =


1 2

 20 = 10
Meskipun pada prakteknya harapan dan kenyataan belum tentu sama. Bilangan 10 yan
g menyatakan harapan banyak kejadian munculnya sisi angka disebut frekuensi hara
pan kejadian munculnya sisi angka pada percobaan melempar sekeping uang logam se
banyak 20 kali. Bilangan 10 yang kedua menyatakan harapan banyak kejadian muncul
nya sisi gambar disebut frekuensi harapan kejadian munculnya sisi gambar pada pe
rcobaan melempar sekeping uang logam sebanyak 20 kali. Dengan demikian, frekuens
i harapan adalah banyak kejadian yang diharapkan dapat terjadi pada sebuah perco
baan. Penjelasan di atas juga menyarakan bagaimana cara menghitung besarnya frek
uensi harapan dari suatu kejadian. Misalkan sebuah percobaan dilakukan sebanyak
n kali dan P(E) adalah peluang kejadian E. Besarnya frekuensi harapan kejadian E
adalah
Fh ( E ) = n  P ( E )
(2.9)
BAB II ~ Peluang
79

Contoh 2.3.6 Proyek penghijauan pada sebuah perkebunan setiap batang bibit tanam
an mempunyai peluang hidup sama 0,9. Jika pada perkebunan itu ditanam sebanyak 1
000 batang bibit tanaman, berapa banyak bibit tanaman yang diharapkan hidup. Pen
yelesaian: Banyak bibit tanaman adalah n = 1000. Misalkan E adalah kejadian bata
ng bibit tanaman hidup, maka P(E) = 0,9. Jadi, banyak bibit tanaman yang diharap
kan hidup adalah
Fh ( E ) = n  P ( E ) = 1000  0, 9 = 900 batang.
W
2.3.2 Peluang Komplemen Suatu Kejadian
Untuk memahami pengertian komplemen suatu kejadian, kita perhatikan kembali perc
obaan pelemparan sebuah dadu sisi enam dengan ruang sampel
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} . Misalkan E adalah kejadian munculnya mata dadu 3 atau 4
,
yaitu E = {3,4 }. Misalkan E c adalah kejadian munculnya mata dadu bukan 3 dan 4
, yaitu E c = {1, 2, 5, 6} , maka E c disebut komplemen kejadian dari E. dengan
notasi himpunan hubungan E, E c , dan S dapat ditunjukkan dengan diagram Venn be
rikut ini.
6
c
3 4 1
E
E
S
5 2
Gambar 2.8 Diagram Venn hubungan E, Ec, dan S
Dalam hal ini n( E ) = 2 , n( E c ) = 4 dan n( S ) = 6 , sehingga berlaku hubung
an:
n( E ) + n( E c ) = n( S )
Jika kedua ruas kita bagi dengan n( S ) , maka diperoleh
n( E ) n( S )
+
n( E c ) n( S )
=1 n( E c ) n( S )
Dengan pengertian rumus (2.8): P ( E ) =
n( E ) n( S )
dan P ( E ) =
c
, maka
P( E ) + P( E c ) = 1 P( E c ) = 1 P( E )
Secara umum rumus ini benar untuk sembarang kejadian.

80
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Jika E adalah komplemen kejadian E, maka peluang kejadian adalah


c
P( E c ) = 1 P( E )
(2.10)
dengan P ( E ) adalah peluang kejadian E, dan adalah peluang kejadian . Contoh 2
.3.7 Berdasarkan laporan dari PLN bahwa pada desa Sejuk Hati dalam sebulan ada 2
5 hari listrik tidak padam. Berapa peluang kejadian listrik padam dalam sebulan?
Penyelesaian: Misalkan E adalah kejadian listrik tidak padam dalam kurun waktu
sebulan, maka P ( E ) =
25 30
=
5 6
. Komplemen kejadian E adalah E , yaitu kejadian listrik
c
padam dalam kurun waktu sebulan. Oleh karena itu berlaku hubungan
P( E c ) = 1 P( E ) = 1
5 6
=
1 6
1 6.
Jadi, peluang kejadian listrik padam dalam kurun waktu sebulan adalah
W
Latihan 2.3
1. 2. Di dalam sebuah kantong berisi 10 bola kecil merah dan 30 bola kecil hijau
. Jika diambil secara acak, berapakah peluang kejadian sebuah bola merah terambi
l? Di dalam kantong ada 4 kelereng Merah (M), 4 kelereng Kuning (K), dan 4 keler
eng Hijau (H). Dipilih secara acak sebuah kelereng. Tentukan ruang sampel dari p
ercobaan itu. Apakah setiap kejadian sederhana dapat muncul dengan kesempatan ya
ng sama? Tentukan P(M), P(K), P(H), dan P( M c ). 3. Jika ke dalam kantong pada
soal 2 ditambahkan sebuah kelereng merah, tentukan ruang sampel percobaan memili
h secara acak sebuah kelereng. Apakah setiap kejadian sederhana dapat muncul den
gan kesempatan yang sama? Tentukan P(M), P(K), P(H), dan P( M ). Dari huruf A, B
, dan C dibentuk susunan huruf denagn huruf huruf boleh berulang. Dari susunan
yang diperoleh itu diambil sebuah susunan. Hitunglah peluang kejadian yang teram
bil itu: a. sebuah susunan dengan huruf huruf yang berbeda? b. sebuah susunan de
ngan huruf huruf yang sama? Dalam sebuah kolam terdapat 10 ekor ikan emas dan 5
ekor ikan gurame. Dari kolam itu akan dipancing 4 ikan. Berapa nilai peluang jik
a yang terpancing adalah: a. keempat empatnya ikan emas? b. 1 ekor ikan emas 3 d
an ekor ikan gurame? c. 2 ekor ikan emas dan 2 ekor ikan gurame? 81
c
4.

5.
BAB II ~ Peluang

6.
Dua buah dadu sisi enam dilempar sebanyak 120 kali. Hitunglah frekuensi harapan
kejadian kejadian berikut. a. Kejadian munculnya mata dadu pertama 4. b. Kejadia
n munculnya mata dadu kedua angka genap. c. Kejadian munculnya mata dadu pertama
sama dengan mata dadu kedua. d. Kejadian munculnya jumlah kedua mata dadu sama
dengan 8. e. Kejadian munculnya jumlah kedua mata dadu bilangan ganjil. Suatu pe
rusahaan komponen elektronik memproduksi 5.000 buah transistor. Jika setiap tran
sistor mempunyai peluang hidup 0,95, berapa banyak transistor yang diharapkan hi
dup? Sebagai pemain sirkus pemula, Yayan berlatih naik sepeda roda satu. Jika pe
luang jatuh adalah 0,64. a. Berapa peluang Yayan tidak jatuh? b. Jika latihan di
laksanakan 60 kali, berapa kali latihan itu yang diharapkan tidak jatuh? Sebuah
bola dimabil dari kotak yang berisi 10 bola merah, 4 bola kuning, dan 6 bola hij
au. Hitunglah peluang kejadian yang terambil itu adalah: a. bola merah b. bola k
uning c. bukan bola merah d. bukan bola hijau
7.
8.
9.
10. Dari 10 siswa SMA yang terdiri dari 6 pria dan 4 wanita akan dibentuk tim Ol
impiade yang terdiri dari 3 orang. Berapa peluang terbentuknya sebuah tim yang t
erdiri dari: a. ketiga tiganya siswa pria? b. ketiga tiganya bukan siswa pria? c
. paling banyak 2 orang siswa pria? d. sekurang kurangnya 1 siswa wanita?
2.4
Peluang Kejadian Majemuk
Kita perhatikan kembali ruang sampel S = {1, 2, 3, 4, 5, 6 } dari hasil percobaa
n pelemparan sebuah dadu sisi enam. Misalkan A adalah kejadian Munculnya mata da
du ganjil, ditulis A = {1, 3, 5 }, dan B adalah kejadian munculnya mata dadu pri
ma, ditulis
B = {2, 3, 5} . Dari kedua kejadian tersebut kita dapat memperoleh dua kejadian:
Kejadian munculnya mata dadu angka ganjil atau mata dadu angka prima, yang denga
n notasi himpunan dapat kita tuliskan sebagai
A B = {1, 2, 3, 5}
Kejadian munculnya mata dadu angka ganjil dan mata dadu angka prima, yang dengan
notasi himpunan dapat kita tuliskan sebagai
A B = {3, 5}
82
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Ilustrasi dari kedua kejadian itu dapat kita perhatikan pada diagram Venn beriku
t.
S 6 1 A 3 5 2 B 4 Gambar 2.9 Kejadian gabungan dan irisan 6 1 A 3 5 2 B 4 S
2.4.1 Peluang Gabungan Dua Kejadian
Dengan menggunakan sifat sifat gabungan dua himpunan kita dapat menghitung pelua
ng gabungan dua kejadian. Kita ingat kembali bahwa banyak anggota dari himpunan
A B adalah:
n( A B) = n( A) + n( B) n( A B)
Jika kedua ruas kita bagi dengan n( S ) , dengan n( S ) adalah banyak anggota da
lam ruang sampel S, maka kita peroleh
n( A B ) n( S )
=
n( A) n( S )
+
n( B ) n( S )

n( A B ) n( S )
Menurut definisi peluang menggunakan ruang sampel persamaan (2.8), maka
P ( A B ) = P ( A) + P ( B ) P ( A B )
Hasil berlaku umum untuk sembarang kejadian di dalam ruang sampel S. Aturan Penj
umlahan Jika A dan B adalah sembarang dua kejadian di dalam ruang sampel S, maka
peluang kejadian A B adalah
P ( A B ) = P ( A) + P ( B ) P ( A B )
(2.11)
Contoh 2.4.1 Sebuah dadu sisi enam dilemparkan sekali, berapakah peluang kejadia
n munculnya mata dadu angka genap atau angka yang habis dibagi 3? Penyelesaian:
Ruang sampel S = {1,2,3,4,5,6} dengan n( S ) = 6 . Misal A kejadian munculnya ma
ta dadu angka genap, dan B kejadian munculnya mata dadu angka yang habis dibagi
3, maka
A = {2,4,6},
B = {3,6}, dan A B = {6}
dengan n( A) = 3 , n( B ) = 2 , dan n( A B ) = 1 . Dalam hal ini,
P ( A) =
3 6
=
1 2
, P( B) =

2 6
=
1 3
dan P ( A B ) =
1 6
BAB II ~ Peluang
83

Dengan rumus pesamaan (2.11) kita peroleh


P ( A B ) = P ( A) + P ( B ) P ( A B ) =
1 1 1 2 + = 2 3 6 3
Jadi, peluang kejadian munculnya mata dadu angka genap atau angka yang habis dib
agi 3 adalah
2 . 3
Contoh 2.4.2 Dalam satu set kartu bridge ada 52 kartu, terdiri atas 13 kartu sek
op ( ) berwarna hitam, 13 kartu cengkeh ( ), 13 kartu hati ( ) berwarna merah, dan 13
kartu berlian ( ) berwarna merah. Setiap jenis terdiri atas kartu bernomor 2, 3, 4
, ..., 10, Jack (J), Ratu (Q), Raja (K), dan As (A). Jika diambil satu kartu dar
isatu set kartu bridge, berapakah peluang kejadian yang terambil satu kartu berw
arna hitam atau satu kartu K. Penyelesaian: Jumlah kartu yang berwarna hitam ada
26 buah, yaitu dari sekop dan cengkeh. Misalkan A kejadian munculnya kartu hita
m, maka
W
P(A) =
26 52
=
1 2
Misalkan B adalah kejadian munculnya kartu K. Karena terdapat 4 kartu K, maka
P(B) =
4 52
=
1 13
Tetapi dari 4 kartu K terdapat 2 kartu K yang hitam, yaitu dari sekop dan cengke
h, sehingga
P( A B) =
2 52
=
1 26
Oleh karena itu, peluang terambil 1 kartu hitam atau 1 karu K adalah
P ( A B ) = P ( A) + P ( B ) P ( A B ) =
1 1 1 7 + = 2 13 26 13
Jadi, peluang kejadian yang terambil satu kartu berwarna hitam atau satu kartu K
adalah

7 . 13
W
2.4.2 Peluang Gabungan Dua Kejadian yang Saling Lepas
Misalkan pada percobaan melempar sekali dadu sisi enam terjadi dua kejadian: Kej
adian A adalah kejadian munculnya mata dadu ganjil, yaitu A = { 1, 3, 5}. Kejadi
an B adalah kejadian munculnya mata dadu genap, yaitu B = { 2, 4, 6}. 84
Matematika SMA/MA Kelas XI
IPA

Mudah
adian
adian
S 3 A

kita pahami bahwa A B = , dalam kondisi seperti ini kita katakan bahwa kej
A dan kejadian B adalah dua kejadian yang lepas. Diagram Venn dari dua kej
ini diperlihatkan oleh gambar 2.10 berikut.
1 5 6 B

2 4
Gambar 2.10 Dua kejadian saling lepas
Karena A B = , maka P ( A B ) = 0 . Oleh karena itu, jika hasil ini kita subtitu
sikan ke dalam rumus persamaan (2.11) kita peroleh
P ( A B ) = P ( A) + P ( B ) 0 atau P ( A B ) = P ( A) + P ( B )
Hal ini berlaku secara umum untuk sembarang dua kejadian saling lepas. Jika A da
n B adalah dua kejadian saling lepas dalam ruang sampel S, maka peluang kejadian
A B adalah
P ( A B ) = P ( A) + P ( B )
(2.12)
Contoh 2.4.3 Sebuah kartu diambil secara acak dari satu set kartu bridge. Berapa
kah peluang kejadian yang terambil adalah kartu sekop atau kartu berwarna merah?
Penyelesaian: Misalkan A adalah kejadian yang terambil kartu sekop, maka n( A)
= 13 ,
P(A) =
13 52
=
1 4
Jumlah kartu yang berwarna merah ada 26 buah, yaitu hati dan berlian. Misalkan B
kejadian munculnya kartu hitam, maka
P(B) =
26 52
=
1 2
Karena A dan B adalah dua kejadian yang saling lepas, maka menurut (2.13)
P ( A B ) = P ( A) + P ( B ) =
3 . 4
Jadi, peluang kejadian terambil kartu sekop atau kartu berwarna merah adalah
1 1 3 + = 4 2 4
W
BAB II ~ Peluang
85

2.4.3 Peluang Gabungan Dua Kejadian yang Saling Bebas


Dua buah dadu sisi enam dilemparkan sekali secara serentak. Misalkan: Kejadian A
adalah kejadian munculnya mata dadu pertama angka 3, yaitu Kejadian B adalah ke
jadian munculnya mata dadu kedua angka 5, yaitu
A = { (3, 1), (3,2), (3,3),(3,4), (3,5), (3,6) }. B = { (1, 5), (2,5), (3,5),(4,
5), (5,5), (6,5) }.
Kejadian munculnya angka 1 pada dadu pertama tidak dipengaruhi oleh kejadian mun
culnya angka 5 pada dadu kedua, dan sebaliknya. Dalam hal ini, A dan B dikatakan
dua kejadian saling bebas. Secara umum, Kejadian A dan kejadian B dikatakatan d
ua kejadian saling bebas jika kejadian A tidak dipengaruhi oleh kejadian B atau
sebaliknya kejadian B tidak dipengaruhi oleh kejadian A. Sebagai catatan : bedak
an pengertian dua kejadian saling lepas dan dua kejadian saling bebas. Kembali p
ada dua kejadian saling bebas A dan B pada pelemparan dua buah dadu sisi enam di
atas. Hasil percobaan diberikan oleh Tabel 2.4 di bawah. Tabel 2.4 Hasil Percob
aan Pelemparan Dua Dadu Sisi Enam 1 (1,1) (2,1) (3,1) (4,1) (5,1) (6,1) 2 (1,2)
(2,2) (3,2) (4,2) (5,2) (6,2) Dadu Kedua 3 4 (1,3) (1,4) (2,3) (2,4) (3,3) (4,3)
(5,3) (6,3) (3,4) (4,4) (5,4) (6,4) 5 (1,5) (2,5) (3,5) (4,5) (5,5) (6,5) 6 (1,
6) (2,6) (3,6) (4,6) (5,6) (6,6)
Dadu Pertama
1 2 3 4 5 6
Dari hasil percoban itu tampak bahwa A B = {(3, 5)} , lihat perpotongan kolom da
n baris yang diwarnai. Lebih lanjut,
n( S ) = 36 , n( A) = 6 , n( B ) = 6 , dan n( A B ) = 1 ,
sehingga
P ( A) = P( B) =
n( A) n( S ) =
= 6
6 36 =
= 1 6 =
1 6
,
n( B ) n( S )
36
, dan
P( A B) =
n( A B ) n( S )
1 36
.
86

Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Tampak bahwa dari bilangan bilangan ini terdapat hubungan


P ( A B ) = P ( A)  P ( B )
Hasil ini berlaku umum untuk sembarang dua kejadian saling bebas. Jika A dan B a
dalah dua kejadian saling bebas, maka berlaku:
P ( A B ) = P ( A)  P ( B )
(2.13)
Sebaliknya, jika P ( A B ) P ( A)  P ( B ) , maka kejadian A dan kejadian B tidak
bebas.
Contoh 2.4.4 Dua buah dadu sisi enam dilempar secara serentak sekali. Kejadian A
adalah kejadian munculnya angka 3 pada dadu pertama, sedangkan kejadian B adala
h kejadian munculnya jumlah angka kedua dadu sama dengan 8. Periksa, apakah keja
dian A dan B adalah dua kejadian yang saling bebas? Penyelesaian: Ruang sampel d
ari percobaan ini tertuang pada tabel 2.4, dengan n( S ) = 36 . Kejadian A = {(3
,1), (3, 2), (3, 3), (3, 4), (3, 5), (3, 6)} , n( A) = 6 , dan
P ( A) =
n( A) n( S )
=
6 36
=
1 6
.
Kejadian B = {(2, 6), (3, 5), (4, 4), (5, 3), (6, 2)} , n( B ) = 5 , dan
P( B) =
n( B ) n( S )
=
5 36
.
Kejadian A B = {(3, 5)}, dengan n( A B ) = 1 , dan
P( A B) =
n( A B ) n( S ) 1 36
=
1 36
.
Dengan hasil perhitungan ini, kita peroleh


1
5
6 36
atau P ( A B ) P ( A)  P ( B )
Dari persamaan (2.14), kejadian A dan kejadian B adalah dua kejadian yang tidak
saling bebas.
W
Contoh 2.4.5 Misalkan A dan B adalah kejadian yang saling bebas, tetapi tidak sa
ling lepas. Jika P ( A) =
1 2
dan P ( A B ) =
3 4
, hitunglah peluang kejadian B.
BAB II ~ Peluang
87

Penyelesaian: Karena kejadian A dan kejadian B saling bebas, maka berlaku


P ( A B ) = P ( A)  P ( B )
Dari yang diketahui diperoleh
P( A B) = 1 P( B) 2
Karena A dan B tidak lepas, maka berlaku hubungan :
P ( A B ) = P ( A) + P ( B ) P ( A B )
Subtitusi P ( A) =
1 2
, P( A B) =
3 4
, dan P ( A B ) =
1 2
P ( B ) , diperoleh:
3 4
=
1 2
+ P( B)
1 P( B) 2

1 3 1 1 P( B) = = 4 2 4 2
1 1 2 4
P( B) = 2  =
Jadi, peluang kejadian B adalah P ( A) =
1 . 2
W
Latihan 2.4
1. Dua buah dadu sisi enam dilemparkan sekali, hitunglah peluang kejadian akan m
uncul: a. jumlah mata dadu paling besar 4, b. jumlah mata dadu 5, c. jumlah mata
dadu 7 atau lebih besar dari 7. Seorang pelamar menerima panggilan untuk ujian
di tiga perusahaan X, Y dan Z. Menurut perkiraannya peluang diterima pada masing
maing perusahaan masing masing adalah
2.
3.
4.
2 3 1 , , dan . Berapa peluang dari kejadian: 5 10 10 a. pelamar tidak diterima
di salah satu perusahaan, b. pelamar tidak diterima di perusahaan X atau Y, c. p
elamar diterima di salah satu perusahaan. Suatu kelas terdiri 120 siswa, 60 sisw

a senang sepak bola, 50 siswa senang bola basket, dan 20 siswa senang keduanya.
Jika seorang siswa dipilih dari kelas itu secara acak, berapa peluang: a. dia se
nang sepak bola atau basket, b. dia sama sekali tidak senang sepak bola ataupun
basket. Selama satu minggu sebuah stasiun TV mempunyai 20 program acara, 8 diant
aranya berisi infotainment, 9 acara berkaitan olah raga dan 5 mata acara berisi
infotainment dan sekaligus olah raga. Jika Tobing memilih satu acara secara acak
, berapakah peluang Tobing akan mendapatkan program acara yang berisi infotainme
nt atau olah raga atau keduanya?
Matematika SMA/MA Kelas XI
IPA
88

5.
6.
7.
Suatu kelas terdiri 20 siswa dan 40 siswi, dengan 10 siswa dan 20 siswi mempunya
i nilai ulangan matematika lebih dari 80. Hitunglah peluang seseorang yang dipil
ih secara acak adalah seorang siswa atau seseorang yang mempunyai nilai lebih da
ri 80. Hasil survei yang dilaksanakan di sebuah sekolah tentang hobi menghasilka
n data sebagai berikut: 10% siswa tidak hobi sepak bola; 65% siswa hobi sepak bo
la; dan 5% siswa tidak hobi sepak bola tetapi hobi bulu tangkis. Dari data ini d
ipilih secara acak satu orang siswa, berapa peluang siswa itu hobi sepak bola te
tapi tidak hobi bulu tangkis? Dalam kotak I terdapat 4 balon merah dan 3 balon p
utih, sedangkan pada kotak II terdapat 7 balon merah dan 2 balon hitam. Dari mas
ing masing kotak diambil satu balon secara acak. Hitunglah peluang yang terambil
itu: a. balon merah dari kotak I dan balon merah dari kotak II b. balon merah d
ari kotak I dan balon hitam dari kotak II c. balon putih dari kotak I dan balon
merah dari kotak II d. balon putih dari kotak I dan balon hitam dari kotak II Di
ketahui P ( A) = 1 , P ( B ) = 3
2 5
8. 9.
, dan P ( A B ) =
3 5
. Tunjukkan bahwa kejadian A
dan kejadian B saling bebas. Misalkan A dan B adalah kejadian yang saling bebas,
tetapi tidak saling lepas. Jika P ( A) =
1 3
dan P ( A B ) =
3 5
, hitunglah peluang kejadian B.
1 3
10. Misalkan A dan B adalah kejadian yang saling bebas. Jika P ( A) = hitunglah
a. b.
dan P ( B ) =
2 3
,
P( A B) P( A B)
c. P ( Ac B c ) d. P ( Ac
Bc )
2.5
Peluang Kejadian Bersyarat
Untuk memahami peluang dari kejadian bersyarat kita ikuti percobaan pelemparan d

adu sisi enam sebayak satu kali. Misalkan kejadian munculnya mata dadu angka gan
jil disyaratkan munculnya kejadian mata dadu angak prima lebih dahulu. Ruang sam
pel percobaan adalah S = {1,2,3,4,5,6}. Misalkan A = {2,3,5} adalah kejadian mun
culnya mata dadu angka prima. Kita anggap A = {2,3,5} sebagai ruang sampel baru
untuk kejadian munculnya mata dadu angka ganjil B = {3,5}. Dalam hal ini, muncul
nya kejadian B muncul tergantung atau disyaratkan kemunculan kejadian A lebih da
hulu, kejadian semacam ini disebut kejadian bersyarat. Secara umum, munculnya ke
jadian A dengan kejadian B muncul terlebih dahulu ditulis A|B. Sebaliknya, muncu
lnya kejadian B dengan kejadian A muncul terlebih dahulu ditulis B|A. Bagaimana
menghitung peluang kejadian bersyarat, kita kembali pada percobaan di atas. Pert
ama, dalam ruang sampel semula S = {1,2,3,4,5,6}, dengan A = {2,3,5}, B = {3,5},
maka
A B = {3, 5} . Dengan demikian, kita peroleh: P ( A) = 1 , P ( B ) = 1 , dan P (
A B ) = 1 . 2 3 3
BAB II ~ Peluang
89

Kedua, dalam ruang sampel yang baru A = {2,3,5}, n(A) = 3. Kejadian bersyarat B|
A = {3,5}, n(B|A) = 2. Peluang kejadian bersyarat B|A adalah
P ( B | A) =
n( B | A ) n( B )
=
2 3
,
karena kejadian bersyarat B|A terjadi di dalam ruang sampel B. Dari kedua perhit
ungan di atas, kita peroleh hubungan bahwa
1 3
=
1 2


2 3
c
P( A B) =
Dari hasil ini, maka kita peroleh
c
c
P ( B )  P ( B | A)
, asalkan P ( B ) 0
P ( B | A) =
P( A B) P( B)
Pembahasan di atas mengarah hasil yang berlaku secara umum untuk kejadian bersya
rat. 1. Peluang kejadian A dengan syarat kejadian B terjadi lebih dahulu adalah
P ( B | A) =
P( A B) P( B)
, asalkan P ( B ) 0
(2.14a)
2. Peluang kejadian A dengan syarat kejadian B terjadi lebih dahulu adalah
P( A | B) =
P( A B) P ( A)
, asalkan P ( A) 0

(2.14b)
Contoh 2.5.1 Sebuah kotak berisi bola hitam dan bola putih, dan setiap bola yang
ada diberi tanda X atau Y. Komposisi bola bola yang ada dalam kotak tersebut ad
alah: Tabel 2.5 Tanda X Y Total Hitam (B) 5 1 6 Putih (W) 3 2 5 Total 8 3 11
Dipilih satu bola secara acak dari kotak tersebut. Tentukan peluang dari kejadia
n terambil bola hitam bertanda X. Penyelesaian: Masalah ini dapat kita pandang s
ebagai peluang kejadian munculnya bola hitam B dengan syarat bola bertanda X mun
cul lebih dahulu. Terdapat 8 bola bertanda X dari total 11 bola, sehingga peluan
g kejadian munculya X adalah
P( X ) =
8 11
Matematika SMA/MA Kelas XI
90

IPA

Dari 8 bola bertanda X terdapat 5 bola berwarna hitam (B), sehingga B X = 5 , da


n
P( B X ) =
Dengan rumus persamaan (2.15) kita peroleh
5 11
=
5 11 8 11
P( B / X ) =
P( B X ) P( X )
=
5 8
5 . 8
Jadi, peluang kejadian terambil bola hitam bertanda X adalah P ( B | X ) =
W
Contoh 2.5.2 Dalam supermarket terdapat 12 ibu ibu dan 4 orang remaja yang sedan
g berbelanja. Kemudian dari mereka dipilih secara acak 3 orang untuk mendapatkan
3 undian berhadiah, dan setiap orang hanya berhak memperoleh 1 hadiah. Tentukan
peluang dari kejadian: a. ketiga undian dimenangkan oleh ibu ibu b. undian 1 di
menangkan remaja undian 2 dimenangkan oleh ibu ibu undian 3 dimenangkan remaja c
. terdapat 2 undian yang dimenangkan remaja dan 1 undian dimenangkan oleh ibuibu
Penyelesaian: Misalkan I adalah kejadian ibu ibu memenangkan undian, dan R adal
ah kejadian remaja memenangkan undian. a. Peluang ketiga undian dimenangkan oleh
ibu ibu. Peserta undian adalah 16 orang terdiri dari 12 orang ibu ibu dan 4 ora
ng remaja. Peluang ibu ibu untuk memenangkan undian pertama adalah
12 16 Peluang ibu ibu untuk memenangkan undian kedua, setelah 1 ibu ibu memenang
kan undian pertama (peluang bersyarat), adalah
P ( I1 ) =
11 15 Peluang ibu ibu untuk memenangkan undian ketiga, setelah 2 ibu ibu memenan
gkan undian pertama dan kedua, adalah
P ( I 2 | I1 ) = 1
10 14 Dengan memperumum rumus (2.14) untuk tiga kejadian kita peroleh
P ( I 3 | I 2 , I1 ) = 1

P ( I1 I 2 I 3 ) = P ( I1 )  P ( I 2 / I1 )  P ( I 3 / I1 , I 2 ) = 12 11 10   = 0,
92 16 15 14
Jadi, peluang ketiga undian dimenangkan oleh ibu ibu adalah 0,392.
BAB II ~ Peluang
91

b. Peluang remaja untuk memenangkan undian pertama adalah


4 16 Peluang ibu ibu untuk memenangkan undian kedua, setelah 1 remaja memenangka
n undian pertama (peluang bersyarat), adalah
P ( R1 ) =
11 15 Peluang remaja untuk memenangkan undian ketiga, setelah 1 remaja dan 1 ibu
ibu memenangkan undian pertama dan kedua, adalah
P ( I | R1 ) =
P ( R2 | R1 , I ) =
Dengan demikian,
3 14
P ( R1 I R2 ) = P ( R1 )  P ( I / R1 )  P ( R2 / R1 , I ) = 4 16 15 14  12  3 = 0,
428.
c.
Jadi, peluangu undian 1 dimenangkan remaja, undian 2 dimenangkan oleh ibu ibu, d
an undian 3 dimenangkan remaja adalah 0,0428. Terdapat tiga kemungkinan, dan ser
upa dengan jawaban b:
P ( R1 I R2 ) = P ( R1 I R2 ) = P ( I R1 R2 ) =
4 4 12
16 15 14 16 15 14 16 15 14  4  3  3  12


12


3
= 0, 0428 = 0, 0428 = 0, 0428
Jadi, peluang 2 undian yang dimenangkan remaja dan 1 undian dimenangkan oleh ibu
ibu adalah 3  0, 0428 = 0,1284 .
W
Tugas Kelompok
Sebuah perusahaan memiliki 3 mesin M 1 , M 2 dan M 3 . Kinerja dari setiap mesin
berturut turut adalah H1 , H 2 , dan H 3 . Mesin menghasilkan 60% dari seluruh
produksi, mesin menghasilkan 25% dari seluruh produksi, dan mesin menghasilkan 1
5% dari seluruh produksi. Selanjutnya berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui ba
hwa 5% dari , 2% dari , dan 80% dari adalah cacat. Jika suatu hasil produksinya
diambil secara acak, berapakah peluang hasil itu cacat? Diskusikan dalam kelompo
k Anda.
92
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Latihan 2.5
1. Dalam suatu kotak terdapat 5 kelereng merah, 2 kelereng putih dan 4 kelereng
hijau. Jika diambil dua kelereng berturut turut tanpa dikembalikan, berapa pelua
ng terambil 2 kelereng hijau? Misalkan terdapat 3 bolam lampu yang rusak dicampu
r dengan 6 bola lampu yang baik. Jika dipilih secara acak 2 bolam lampu untuk di
pasang, maka berapa peluang terambil bolam lampu pertama dan kedua dalam keadaan
baik? Dalam suatu kelas terdapat 20 orang siswa, 5 diantaranya berbaju putih, 1
0 siswa berbaju coklat dan 5 lainnya berbaju merah. Dipilih secara acak 3 orang
siswa satu per satu, tentukan peluang kejadian: a. pertama terpilih memakai baju
cokelat kedua terpilih memakai baju putih ketiga terpilih memakai baju merah b.
tiga siswa terpilih memakai baju cokelat semua c. dua siswa terpilih berbaju co
kelat dan satu siswa berbaju putih Seorang siswa memiliki peluang lulus ujian ma
tematika adalah 0,6. Jika ia setelah lulus matematika, maka peluang lulus ujian
komputer adalah 0,8. Hitung peluang siswa tersebut lulus ujian matematika dan ko
mputer. Sebuah kotak berisi 7 bola pink dan 3 bola kuning. Jika dari kotak terse
but diambil 3 bola secara acak satu per satu, maka hitunglah peluang kejadian: a
. terambil 3 bola kuning. b. pengambilan pertama pink, kedua kuning dan ketiga p
ink. c. terambil 2 bola pink dan 1 bola kuning. Dua buah dadu sisi enam dilempar
kan bersama sebanyak satu kali. Misalkan: A adalah kejadian munculnya jumlah ked
ua mata dadu sama dengan 6, B adalah kejadian munculnya mata dadu angka 1 atau 2
pada dadu pertama, C adalah kejadian munculnya salah satu mata dadu angka 2, Da
ri data data ini, hitunglah: a. P ( A | B ) b. P ( B | A) 7. c. P ( A | C ) d. P
(C | B )
2.
3.
4.
5.
6.
Pesawat Boeing 747 memiliki 4 mesin yang bekerja secara independen. Pesawat ters
ebut dapat terbang jika minimal 2 dari mesin mesin tersebut bekerja dengan baik.
Jika peluang terbaiknya mesin A = 0,8, mesin B = 0,7, mesin C = 0,6, dan mesin
D = 0,9. Hitung peluang kejadian dari: a. pesawat tersebut ditunda penerbanganny
a b. pesawat tersebut dalam kondisi sangat baik c. pesawat tersebut layak diterb
angkan Jika kejadian A dan B saling bebas dengan P(A) = a. b. P(B) c. P ( B c |
A)
8.
1 2 dan P ( A B ) = . Hitunglah: 2 3
P( A | B)
93
BAB II ~ Peluang

9.
Diketahui dua kejadian A dan B dengan P(A) = a. b.
3 1 3 , P(B) = , dan P ( A B ) = . 5 4 4 Tunjukkan bahwa kejadian A dan kejadian
B merupakan kejadian yang tidak saling lepas dan juga tidak saling bebas.
Hitunglah P ( A | B ) dan P ( Ac | B c )
10. Peluang kejadian A adalah P(A) =
2 , peluang kejadian bersyarat A|B adalah 5 3 1 P(A|B) = , dan peluang kejadian
bersyarat B|A adalah P(B|A) = . Dari data8 2 data ini, hitunglah:
a.
P( A B)
b.
P ( Ac B c )
Rangkuman
1. Aturan Perkalian Jika nk adalah banyaknya cara mengisi tempat ke k setelah (k
1) tempat tempat sebelumnya terisi, maka banyaknya cara mengisi k tempat yang t
ersedia itu adalah: n1, n2, n3, , nk Permutasi k unsur dari n unsur, yang dinotas
ikan Pk adalah
n
2.
Pkn =
dengan k n . 3.
n! ( n k )!
,
Kombinasi k unsur dari n unsur, yang dinotasikan Ck adalah
n
Ckn =
4. 5. 6. 7. 8. 9.
n! k !( n k )!
Kejadian adalah kemungkinan hasil dari suatu percobaan. Kejadian sederhana adala
h kejadian yang tidak mungkin muncul secara serempak dengan kejadian lain. Kejad
ian majemuk adalah kejadian yang tersusun dari kejadian kejadian sederhana. Ruan
g sampel, dinotasikan dengan S, adalah keseluruhan kejadian sederhana dari suatu
percobaan. Peluang kejadian A, ditulis P(A), adalah pengukuran tingkat keyakina
n akan muncul atau tidak munculnya suatu kejadian. Jika A kejadian dan S ruang s
ampel, maka a. A Ac = S d. 0 P ( A) 1 A Ac = b. e. P(S) = 1 dan P ( S c ) = 0 c.
P ( Ac ) = 1 P ( A)
94
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

10. Aturan Penjumlahan Jika A dan B dua kejadian sembarang, maka


P ( A B ) = P ( A) + P ( B ) P ( A B ) .
11. Jika kejadian A dan kejadian B saling lepas, maka
P ( A B ) = P ( A) + P ( B )
12. Peluang bersyarat adalah peluang kejadian A dengan kejadian B diketahui tela
h terjadi, dan peluangnya
P( A | B) =
P( A B) P( B)
13. Jika kejadian A dan kejadian B saling bebas, maka
P ( A B ) = P ( A)  P ( B )
Math Info
Gambar 2.11 Pascal Sumber: www.pascalfervor.com
Munculnya teori peluang mungkin berawal dari adanya perjudian. Setiap orang yang
berjudi pasti ingin menang. Akan tetapi, banyak orang yang berkata bahwa bermai
n judi adalah mempertaruhkan keberuntungan, karena terkadang menang dan terkadan
g kalah. Oleh karena banyak penjudi yang tidak puas akan kekalahan, maka mereka
meminta bantuan para ahli matematika untuk mengatur suatu strategi yang bagus se
hingga kemungkinan untuk menang lebih besar. Matematikawan yang dimaksud antara
lain Pascal, Leibniz, Fermat, dan James Bernoulli. Selain dalam perjudian, banya
k bidangbidang lain yang berkaitan dengan kejadiankejadian yang bersifat peluang
., menggunakan bantuan teori peluang. Misalkan pada peramalan cuaca, penanaman m
odal saham, dan penelitian ilmiah.
BAB II ~ Peluang
95

Uji Kompetensi
A. Untuk soal nomor 1 sampai dengan nomor 15, pilihlah satu jawaban yang paling
tepat! Kerjakan di buku tugas Anda!
1. Dari angka 3, 5, 6, 8, dan 9 dibuat bilangan yang terdiri 3 angka kurang dari
600 dan ganjil. Banyak bilangan bilangan yang mungkin adalah ... A. 26 D. 18 B.
24 E. 16 C. 20 Polresta Surakarta memberi nomor sejumlah kendaraan. Tersedia hu
ruf A, B, D dan angka 1, 2, 3, 4, dan 5. Nomor kendaraan adalah 2 huruf, 4 angka
, dan 1 atau 2 huruf. Banyak kendaraan yang dapat diberi nomor adalah ... A. 6.8
00 D. 7.800 B. 7.200 E. 8.120 C. 7.500 Dalam kotak berisi 7 bola merah dan 5 bol
a putih. Diambil 3 bola sekaligus. Peluang terambilnya sekurang kurangnya 1 bola
putih adalah ... A. B. C. 9.
2.
8.
37 44 35 44 25 44
D. E.
21 44 4 11
Dua buah dadu sisi enam dilemparkan bersama. Peluang muncul kejadian jumlah mata
dadu bilangan ganjil adalah ... A. B. C.
2 3 1 2 1 3
D. E.
1 4 1 6
10. Dilemparkan dua buah dadu sisi enam secara serempak sebanyak 360 kali. Freku
ensi harapan muncul mata dadu berjumlah 7 dan 10 adalah ... A. 20 kali D. 4 kali
B. 12 kali E. 3 kali C. 5 kali
96
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

11. Jika diketahui C3 = 2n , maka C7 = K


n 2n
A. 120 D. 90 B. 116 E. 80 C. 112 12. Sebuah kartu diambil secara acak dari satu
set kartu bridge. Peluang terambil kartu merah atau kartu As adalah ... A. B. C.
24 52 26 52
D. E.
30 52 32 52
28 52 13. Dua buah dadu sisi enam dilemparkan secara bersamaan sebanyak satu kal
i. Peluang kejadian munculnya mata dadu angka 1 untuk dadu kedua dengan syarat k
ejadian munculnya jumlah kedua mata dadu kurang dari 5 terlebih dahulu adalah ..
.
A. B. C.
2 3 1 2
D. E.
1 4 1 6
1 3 14. Diketahui kejadian A dan kejadian B dengan P(A) = 1/2, P(B) = 1/3, dan
P ( A B ) = 1 4 , maka P ( A B ) = K
A. B. C.
7 12 2 3
D. E.
7 8 11 12
3 4 15. Sebuah kotak berisi 5 balon hijau da 3 balon kuning. Dari kotak itu diam
bil 2 balon secara berurutan tanpa dikembalikan. Peluang kejadian terambil balon
hijau pada pengambilan pertama dan balon kuning pada pengambilan kedua adalah .
..
A. B. C.
15 56 18 56 20 56
D. E.
25 56 35 56
BAB II ~ Peluang
97

B. Untuk soal nomor 16 sampai dengan nomor 20, kerjakan dengan singkat dan jelas
!
16. Dari angka angka 3, 5, 6, 7 dan 9 dibuat bilangan yang terdiri dari atas tig
a angka yang berbeda. Berapa banyak bilangan yang terbentuk yang kurang dari 400
? 17. Terdapat sepuluh titik dan tidak ada tiga titik yang terletak segaris. Ber
apa banyak segitiga yang dapat dibuat dengan titik sudut dari titik titik terseb
ut? 18. Dari 200 siswa di suatu sekolah diketahui bahwa peluang siswa yang senan
g matematika adalah 17/40, peluang siswa yang senang olah raga adalah 22/40, dan
peluang siswa yang senang keduanya adalah 7/40. Berapakah siswa yang senang mat
ematika atau olah raga tetapi tidak kedua duanya? 19. Peluang bahwa tembakan A m
engenai sasaran 1/4 dan peluang tembakan B mengenai sasaran adalah 2/5. Jika A d
an B masing masing menembak, berapakah peluang bahwa kedua tembakan itu mengenai
sasaran? 20. Dalam sebuah kotak terdapat m bola berwarna merah dan p bola berwa
rna putih. Jika satu bola diambil secara acak dari kotak itu, peluang memperoleh
bola merah adalah 2/5. Jika 4 bola berwarna merah ditambahkan ke dalam kotak it
u, maka peluang untuk memperoleh satu bola berwarna merah bertambah sebanyak 3/5
5. Tentukan m dan p.
Soal Analisis
1. Nomor nomor telepon di wilayah Jawa Tengah terdiri dari tujuh angka yang dimu
lai dengan angka bukan nol. Jika nomor nomor telepon itu dianggap sebagai suatu
bilangan, hitung: a. banyak kemungkinan nomor telepon di Jawa Tengah b. banyak k
emungkinan nomor telepon yang merupakan bilangan ganjil c. banyak kemungkinan no
mor telepon yang merupakan bilangan genap tanpa ada angka berulang d. banyak kem
ungkinan nomor telepon yang merupakan bilangan kurang dari 7.000.000 Suatu kanto
r memberlakukan masa percobaan terhadap setiap pegawainya. Terdapat 2 orang calo
n pegawai, yaitu A dan B, yang menjalani masa percobaan. Keduanya diberi proyek
percobaan. Peluang A menyelesaikan pekerjaan adalah 2 1 , dan peluang B menyeles
aikan pekerjaan . Jika P(S|A) adalah peluang 3 3 3 memuaskan hasil pekerjaan A y
aitu , dan P(S|B) adalah peluang memuaskan 4 2 hasil pekerjaan B yaitu . 5 a. Ca
rilah peluang A menyelesaikan pekerjaan dan sukses. b. Carilah peluang A menyele
saikan pekerjaan dan sukses. c. Dapatkah anda membantu kantor tersebut untuk men
entukan pegawai yang akan dipilih?
Matematika SMA/MA Kelas XI
IPA
2.
98

3.
Plat nomor kendaraan bermotor pada wilayah tertentu diawali dengan dua huruf, ke
mudian diikuti dengan bilangan yang terdiri dari 4 angka dan diakhiri dengan sus
unan 2 buah huruf. Perhatikan skema berikut. Angka dan huruf dapat dipakai berul
ang. a. Ada berapa cara untuk membuat plat nomor kendaraan itu? b. Jika dua huru
f pertama adalah AD, berapa banyak susunan plat nomor kendaraan bermotor yang da
pat disusun?
4.
Tabel di bawah ini adalah menunjukkan distribusi frekuensi nilai ujian Matematik
a dari 200 siswa. Jika dipilih seorang siswa secara acak, berpakah peluang bahwa
nilai siswa tersebut tidak kurang dari 80? Nilai Ujian 70
74 75
79 80
84 85
90 94 Frekuensi 55 45 30 50 20
5.
Dua orang mempunyai jadwal ronda yang sama, sekali dalam minggu yang sama (Senin
sampai Jumat). Masing masing mempunyai peluang yang sama untuk ronda pada hari
apa saja. Berapa peluang mereka ronda: a. pada hari yang sama, dan b. pada hari
yang berurutan?
BAB II ~ Peluang
99

89

Aktivitas Proyek
Aktivitas
Nama Kelas Kelompok Kegiatan Tujuan :
.. Tanggal :
. : XI Materi Pokok : Peluang
1 (satu) : Bermain kartu bridge : Menentukan peluang suatu kejadian
A. Alat dan bahan yang digunakan 1. 1 set kartu bridge 2. Buku catatan 3. Alat p
encatat B . Cara kerja 1. Buat kelompok yang terdiri 4 atau 5 siswa. 2. Setiap k
elompok ambillah 1 (satu) set kartu bridge, yang terdiri atas 13 kartu sekop ( ) d
an 13 kartu cengkeh ( ) berwarna hitam, dan 13 kartu hati ( ) dan 13 kartu berlian ( )
berwarna merah. Jadi, 1 set kartu bridge terdiri dari 26 kartu berwarna hitam d
an 26 kartu berwarna merah. 3. Ambillah 1 kartu dengan pengembalian dengan freku
ensi: 15  , 30, 45, dan 60. Tuliskan frekuensi munculnya kartu berwarna merah dan
tentukan peluangnya. No. 1. 2. 4. 5. 6. Banyak Pengambilan Frekuensi munculnya
kartu merah Peluang munculnya kartu merah 15 30 45 60
Gambarkan grafik peluang munculnya kartu merah. Tentukan peluang pengambilan sec
ara keseluruhan, yaitu 150 pengambilan. Dari data di atas apa yang dapat Anda si
mpulkan?
C. Analisis 1. Jika percobaan pengambilan kartu dilakukan sebanyak n kali dan A
muncul sebanyak k kali ( 0 k n ), tentukan peluang munculnya kejadian A tersebut
. 2. Jika banyak pengambilan (n) mendekati tak hingga, bagaimana nilai perbandin
gan munculnya kejadian dengan banyak pengambilan? 3. Bagaimana menentukan nilai
peluang munculnya kejadian A tersebut?
100
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

BAB
III
RUMUS RUMUS TRIGONOMETRI
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. menggunakan rumus
sinus jumlah dan selisih dua sudut, 2. menggunakan rumus kosinus jumlah dan seli
sih dua sudut, 3. menggunakan rumus tangen jumlah dan selisih dua sudut 4. menya
takan perkalian sinus dan kosinus sebagai jumlah atau selisih dari sinus atau ko
sinus, 5. menggunakan rumus rumus sinus, kosinus dan tangen sudut ganda, 6. meng
gunakan rumus trigonometri jumlah dan selisih dua sudut dalam pemecahan masalah,
7. membuktikan rumus trigonometri jumlah dan selisih dua sudut, 8. membuktikan
rumus trigonometri jumlah dan selisih dari sinus dan kosinus dua sudut, 9. meran
cang dan membuktikan rumus trigonometri sudut ganda, menyatakan sinus, kosinus,
dan tangen suatu sudut sebagai fungsi trigonometri dari sudut ganda.
BAB III ~ Rumus rumus Trigonometri
101

Pengantar
Gambar 3.1 Orang yang sedang menarik gerobak Sumber: www.pks.banten.or.id
Benda seberat W ditarik sepanjang bidang datar oleh gaya yang bekerja pada tali
yang diikatkan pada benda. Jika adalah sudut yang terbentuk antara tali dan bida
ng datar, maka besarnya gaya diberikan oleh persamaan
F=
W sin + cos
dengan adalah konstanta koefisien gesekan. Pertanyaannya, berapa nilai agar gaya
yang diperlukan untuk menarik benda tersebut sekecil mungkin? Dalam masalah di
atas kita akan sampai pada memaksimumkan fungsi dari perkalian dua fungsi trigon
ometri, yang agak berbeda dengan fungsi trigonometri yang telah kita pelajari di
kelas X dahulu. Lihat pembahasan ini pada contoh 3.2.4. Untuk menyelesaikan per
masalahan tersebut, Anda sebaiknya ingat kembali beberapa konsep tentang identit
as trigonometri, dalil Phytagoras, aturan sinus dan kosinus untuk segi tiga, dan
jarak antara dua titik. Selanjutnya, silakan Anda mempelajari materi bab ini, s
etelah itu Anda diharapkan dapat menerapkan konsep konsep trigonometri ini untuk
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari hari yang terkait dengannya, khusu
snya permasalahan di atas.
102
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

3.1
Rumus Trigonometri untuk Jumlah dan Selisih Dua Sudut Di kelas X kita telah memp
elajari bagaimana menghitung jarak dari dua titik yang diketahui pada bidang dat
ar. Jika diketahui dua titik P ( x1 , y1 ) dan Q ( x2 , y2 ) pada bidang datar,
maka kuadrat jarak antara dua titik P dan Q adalah
PQ = ( x1 x2 ) 2 + ( y1 y2 ) 2
Sekarang kita ambil titik P dan Q pada lingkaran yang berjari jari 1 dan berpusa
t di O, lihat gambar 3.2. Jika XOP = b dan XOQ = a , maka koordinat P dan Q adalah
P (cosb,sin b) dan Q(cos a, sin a ) , ingat definisi sinus dan kosinus. Oleh ka
rena itu dengan (3.1) kita peroleh
2
PQ = (cos a cos b) 2 + (sin a sin b) 2
= cos 2 a 2 cos a cos b + cos 2 b + sin 2 a 2 sin a sin b + sin 2 b = (cos 2 a +
sin 2 a ) + (cos 2 b + sin 2 b) 2(cos a cos b + sin a sin b) = 2 2(cos a cos b
+ sin a sin b ) (3.2)
2
Y
Q (cos b, sin b ) P (cos a , sin a )
b O
a X
Gambar 3.2 Lingkaran berpusat di O dengan jari jari 1
Di pihak lain, dengan menggunakan rumus kosinus dalam segitiga POQ kita peroleh:
2 PQ = OP + OQ
2 OP.OQ cos(a b) 2 2
= 2 2 cos( a b) Karena ruas kiri dari (3.2) dan (3.3) sama, maka kita simpulkan
bahwa:
(3.3)
cos( a b) = cos a cos b + sin a sin b
(3.4)
BAB III ~ Rumus rumus Trigonometri
103

Jika kita ambil a = 90o = 2 , maka (3.4) menjadi:


cos( 2 b) = cos( 2) cos b + sin( 2) sin b = sin b
Dari hasil ini, jika b kita ganti dengan 2 b , maka
cos b = sin( 2 b)
Jadi, untuk sembarang sudut a kita memunyai identitas
sin( 2 a ) = cos a
dan cos( 2 a ) = sin a
(3.5)
Jika dalam rumus (3.4) b kita ganti dengan

b, dan karena eroleh:

cos(b) = cos b , maka kita


cos( a ( b)) = cos( a + b) = cos a cos( b) + sin a sin( b)
atau
= cos a cos b sin a sin b
cos( a + b) = cos a cos b sin a sin b
Jika dalam rumus (3.4) a kita ganti dengan 2 a , maka kita eroleh
(3.6)
cos(( 2 a ) b) = cos( 2 a ) cos b + sin( 2 a ) sin b .
Dengan (3.5),
cos(( 2 a ) b) = cos( 2 ( a + b)) = sin(a + b) , cos( 2 a ) = sin a sin( 2 a
a ,
maka dengan (3.4) kita eroleh:
sin( a + b) = sin a cos b + cos a sin b
Jika dalam rumus (3.7) b kita ganti dengan

b, maka kita eroleh

(3.7)
sin( a b) = sin a cos b cos a sin b
Dari rumus (3.6) dan (3.7) kita eroleh
(3.8)
tan( a + b) =
sin(a + b) = sin a cos b + cos a sin b cos( a + b) = cos a cos b sin a sin b
Jika embilang dan enyebut dari ruas kanan kita bagi dengan cos a cos b , maka
kita eroleh
tan( a + b) =
tan a + tan b 1 tan a tan b
(3.9)
104

Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Jika dalam rumus (3.9) b kita ganti dengan

b, maka kita eroleh

tan( a b) =
Contoh 3.1.1
tan a tan b 1 + tan a tan b
(3.10)
Buktikan bahwa cos(270o a ) = sin a . Bukti: Dari rumus (3.4)
cos(270o a ) = cos 270o cos a + sin 270o sin a = 0.cos a + ( 1).sin a = sin a
Jadi, terbukti cos(270o a ) = sin a . Contoh 3.1.2 Tana memakai tabel atau kalk
ulator, hitunglah: a. sin15 Penyelesaian: a. Dari rumus (3.8)
o
W
b. tan 75
o
sin15o = sin(45o 30o ) = sin 45o cos 30o cos 45o sin 30o = = 1 2 1 4 2 1 2 3 1 2 2
1 2
( 6 2)
b. Dari rumus (3.9)
tan 75o = tan(45o + 30o ) = = tan 45o + tan 30o 1 tan 45o tan 30o 1+ 1 3 3 1 1 1
3 3
= 2+ 3

W
Contoh 3.1.3 Jika sin a = 4 5 dan cos b = 7 25 dengan 0 a 2 dan 0 b 2 , tentuka
nilai dari : a. sin( a + b) b. cos( a b) 105
BAB III ~ Rumus rumus Trigonometri

Penyelesaian: Dengan dalil Phytagoras, kita daat menentukan besarnya cos a dan
sin b .
y y 25 4 b 3 (a)
Gambar 3.3
5
a
2 x (b)
x
7
Dari gambar 3.3 (a), untuk sin a = 4 5 kita eroleh cos a = 3 5 dan tan a = 4 3
. Dari gambar 3.3 (b), jika cos b = 7 25 , maka sin b = 24 25 dan tan b = 24 7 .
a. Dengan rumus (3.7), kita eroleh
sin( a + b) = sin a cos b + cos a sin b = = = 4 7 3 24 + 5 25 5 25 100 125 4 5
b. Dengan rumus (3.4), kita eroleh
cos( a b) = cos a cos b + sin a sin b = = 3 7 4 24 + 5 25 5 25 117 125
W
Latihan 3.1
1. Sederhanakan bentuk berikut dan hitung nilainya. a. b. c.
sin 30o cos15o + cos 30o sin15o sin120o sin15o cos120o cos15o tan 50 o tan 20o 1
+ tan 50 o tan 20o
Matematika SMA/MA Kelas XI
IPA
106

2. 3.
Tana tabel atau kalkulator, tentukan nilai berikut ini. a.
cos105o
b.
sin165o
c.
tan 225o
Jika a lanci dan b tumul, sin a = 0, 6 dan cos b = 0, 28 , hitunglah cos( a + b
) dan tan( a b) . Diketahui ABC adalah lanci, sin A = 0, 6 dan sin B = 0, 96 .
Tana memakai tabel atau kalkulator hitung tan C .
4.
5.
Jika sin( x + 30o ) = sin x , buktikan bahwa tan x = 2 + 3 .
Untuk soal nomor 6 samai dengan nomor 10, buktikan identitas yang diberikan!
6. 7. 8. 9.
cos( x + y ) + cos( x y ) sin( x + y ) + sin( x y )
= cot x
Jika x + y = 45o , buktikan bahwa (1 + tan x )(1 + tan y ) = 2 . Diketahui a + b
+ c = , tunjukkan bahwa
tan a + tan b + tan c = tan a tan b tan c
Lamanya matahari bersinar bersinar (dikukur dalam jam) di Philadelhia Amerika S
erikat ada hari ke t dalam setahun dimodelkan oleh fungsi
L(t ) = 12 + 2,8sin 365 (t 80)

Dengan model ini, bandingkan bagaimana banyaknya jam di mana matahari bersinar b
ertambah di Philadelhia ada 17 Maret dan 17 Oktober. 10. Bintang berubah Cehei
d adalah bintang yang kecemerlangannya berganti ganti bertambah dan berkurang. Bi
ntang yang aling daat dilihat dengan mudah adalah Delta Ceheid, yang memiliki
selang di antara waktu kecemerlangan maksimum 5,4 hari. Rataan kecemerlangan bi
ntang ini adalah 4,0 dan kecemerlangannya berubah sebesar 0, 35 . Berdasarkan dat
a ini, kecermerlangan Delta Ceheid ada saat t, dengan t diukur dalam hari, dim
odelkan oleh fungsi
B (t ) = 4, 0 + 0, 35sin(2 t 5, 4) .
Kaan bintang Delta Ceheid terlihat aling cemerlang? 3.2 Rumus Trigonometri Su
dut Ganda Kita erhatikan kembali rumus (3.6),
cos( a + b) = cos a cos b sin a sin b .

Jika kita ambil b = a, maka rumus itu menjadi


cos(a + a ) = cos a cos a sin a sin a cos 2a = cos 2 a sin 2 a
(3.11)
BAB III ~ Rumus rumus Trigonometri
107

Karena
cos 2 a + sin 2 a = 1 , maka rumus terakhir daat dituliskan sebagai
cos 2a = 2 cos 2 a 1 cos 2a = 1 2 sin 2 a
(3.12)
Dari rumus (3.7) dan (3.9) kita memunyai:
sin( a + b) = sin a cos b + cos a sin b
dan
tan( a + b) =
tan a + tan b 1 tan a tan b
(3.13)
Jika kita ambil b = a, maka akan dieroleh:
sin 2a = 2 sin a cos a
dan
tan 2a =
2 tan a 1 tan 2 a
(3.14)
Karena kita daat menuliskan a = atas kita memunyai
1 2
a+
1 2
a , maka dengan analogi rumus rumus di
cos a = cos 2 1 a sin 2 1 a 2 2 = 2 cos 2 1 a 1 2 = 1 2sin 2 1 a 2 sin a = 2sin
1 a cos 1 a 2 2
tan a = 2 tan 1 a 2 1 tan 2 1 a 2
(3.15)
Tugas Mandiri
Dengan rumus (3.12), (3.12), dan (3.14) buktikan bahwa: a. b.
sin 3a = 4 sin 3 a + 3sin a cos 3a = 4 cos3 a cos a
108
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Contoh 3.2.1 Tana menggunakan tabel atau kalkulator hitunglah Penyelesaian: Den
gan rumus (3.13) kita eroleh
sin120o dan cos 67o 30 ' .
sin120o = sin 2(60o ) = 2sin 30o cos 30o
Dari rumus (3.12) yang ertama, kita eroleh atau
= 2 1 1 3 = 2 2
1 2
3
cos135o = 2 cos 2 67 o 30 ' 1
cos 2 67 o 30 ' = 1 (1 + cos135o ) = 1 (1 1 2) = 1 (2 2) 2 2 2 4 o 1 2 2 . Jadi,
cos 67 30 ' = 2
W
Contoh 3.2.2 Jika sin a = 4 5 , (a di kuadran II), hitunglah: a. sin 2a Penyeles
aian: Jika sin a = 4 5 dengan a dikuadran II, maka kita eroleh cos a = 3 5 dan
5 4 a
b. cos 2a
c. tan 1 a
2
Y
tan a = 4 3 , lihat gambar 3.5.
a. sin 2a = 2 sin a cos a = 2
4 5

3 5
=
2
24 25
,
2
X 3
Gambar 3.5
b. cos 2a = cos 2 a sin 2 a =
3 5
7 4 = , 25 5
2 sin 1 a 5 5 2 = 1a= =2 c. tan 2 cos 1 a 1 5 5 2

W
Tugas Kelompok
Gambarlah sebuah segitiga sama kaki AOB dengan puncak O dan besar sudut AOB adal
ah t. Nyatakan luas segitiga AOB dalam t. Kemudian, gambarlah bidang setengah li
ngkaran dengan diameter ruas garis AB. Misalkan D adalah luas segitiga AOB dan E
adalah luas setengah lingkaran. Carilah rumus untuk D/E yang dinyatakan dalam t
. Diskusikan dengan kelompok Anda.
BAB III ~ Rumus rumus Trigonometri
109

Contoh 3.2.3 Pada awal bab dikemukakan bahwa gaya yang diperlukan untuk menarik
benda seberat W sepanjang bidang datar diberikan oleh persamaan
F=
dengan
W sin + cos
adalah sudut yang terbentuk antara tali dan bidang datar, dan adalah
konstanta koefisien gesekan. Jika = 3 , bagaimana posisi tali seharusnya agar ga
ya yang diperlukan untuk menarik benda tersebut sekecil mungkin? Penyelesaian: P
erhatikan sketsa berikut ini.
F

W
Gambar 3.6
Karena besarnya W konstan, maka gaya F akan minimum apabila penyebut
sin + cos =
3 sin + cos nilainya maksimum. (Mengapa?) 3 1 = 3 (pembagian antara koefisien si
nus dengan koefisien 3 2
dan cos =
Mislkn tn =
kosinus), sehingg kit peroleh bhw sin = dipenuhi untuk = 60 . Dengn demiki
n,
o
1
2
. Nili tn =
3
cos + 3 sin = 2 cos cos + 2 sin sin = 2 cos( ) = 2 cos( 60o )
Kren nili terbesr dri cos x dlh 1, dn terjdi untuk x = 0 , mk 2 cos(
60o ) mksimum pbil 60o = 0 , yng memberikn = 60o . Jdi, gr gy yng di
perlukn untuk menrik bend tersebut sekecil mungkin, mk posisi tli hrus me
mbentuk sudut = 60o dengn bidng dtr.
W
110
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

Ltihn 3.2
1. Sederhnkn bentuk berikut, kemudin hitunglh niliny! . b. c. 2. . b. 3
.
4 sin 22 30 ' cos 22 30 ' sin 2
3
o
o
d. e.
2 tan15o 1 tan 2 15o tan 25o sin 50o + cos 50o
cos 2
3
2 tan15o cos 2 15o
sin 4a cos 4a
c.
Nyatakan bentuk berikut sebagai sudut ganda!
tan 4a
Diketahui tan a = 3 4 dan sin b = 5 13 , a lanci dan b tumul, hitunglah: a. b.
sin( a + 2b) cos 2( a b)
c.
tan( a 2b)
4.
Gunakan fakta 3a = 2a + a , untuk membuktikan identitas berikut: a. b.
sin 3a = 3sin a 4 sin a
3
c.
tan 3a =
3 tan a tan 3 a 1 3 tan 2 a
cos 3a = 4 cos 2 a 3cos a
5.
Jika tan 1 x =  , hitunglah: 2 a. b.
cos x
sin x
c.
sin 2x

Untuk soal nomor 6 samai dengan nomor 10, buktikan identitas yang diberikan!
6. 7. 8. 9.
(2 cos z 1)(2 cos z + 1) = 2 cos 2 z + 1 cos a + sin a 1 + sin 2a = tan( + a ) =
4 cos a sin a cos 2a
Buktikan: cot( a + b) + cot( a b) =
sin 2a cos b cos 2 a
2
.
Simangan sebuah artkel ada senar bergetar diberikan oleh ersamaan
s (t ) = 10 + 1 sin(5 t ) cos(5 t ) 2
dengan s diukur dalam sentimeter dan t dalam detik. Kaan senar memunyai siman
gan terbesar?
BAB III ~ Rumus rumus Trigonometri
111

10. Persamaan gerak artikel dikatakan gerak harmonis sederhana, jika memunyai
ersamaan berbentuk
s (t ) = A cos( kt + )
dengan A, k, dan konstanta teta. Tunjukkan bahwa setia ersamaan artikel beri
kut meruakan gerak harmonis sederhana, dengan s diukur dalam sentimeter dan t d
alam detik. a.
s (t ) = 5 10 sin 2 2t
b.
s (t ) = 4 sin(t ) 6
3.3
Rumus Perkalian Sinus dan Kosinus Pada bagian sebelumnya kita telah memeroleh r
umus:
sin( a + b) = sin a cos b + cos a sin b sin( a b) = sin a cos b cos a sin b
Jika ruas yang bersesuaian dari kedua rumus ini kita jumlahkan dan kita kurangka
n, maka akan kita eroleh:
sin( a + b) + sin( a b) = 2 sin a cos b sin( a + b) sin( a b) = 2 cos a sin b
atau
sin a cos b = cos a sin b =
1 (sin( a + b) + sin( a b)) 2
1 2 (sin( a + b) sin( a b))
(3.16)
Dengan cara yang sama, dari rumus:
cos( a + b) = cos a cos b sin a sin b cos( a b) = cos a cos b + sin a sin b
kita eroleh rumus
(cos( a + b) + cos( a b)) 2 1 sin a sin b = (cos(a b) cos( a + b)) 2
Contoh 3.3.1 Nyatakan sebagai jumlah atau selisih dari sinus atau kosinus dari :
a. b.
cos a cos b =
1
(3.17)
2 sin 52o 30 ' cos 7 o 30 ' cos 52o 30 ' cos 7 o 30 '
Matematika SMA/MA Kelas XI
IPA
112

Penyelesaian: a. Dengan rumus (3.16) yang ertama, kita eroleh


o o o o 2 sin 52o 30 ' cos 7 o 30 ' = sin(52 30 '+ 7 30 ') + sin(52 30 ' 7 30 ')
b. Dengan rumus (3.17) yang ertama, kita eroleh
= sin 60o + sin 45o 1 = ( 3 + 2) 2 1 1 2
o
cos 52o 30 ' cos 7 o 30 '
= = =
(cos(52 30 '+ 7 30 ') + cos(52 30 ' 7 30 ') ) 2
o o o
(cos 60o + cos 45o )
1 (1 + 2) 4
W
Tugas Kelomok
Sebuah ersegi anjang harus ditematkan di dalam sebuah setengah lingkaran berj
ari jari r. Beraakah ukuran ersegi anjang sehingga luasnya maksimum? Diskusik
an dalam kelomok Anda.
Contoh 3.3.2 Sederhanakan bentuk berikut. a.
sin 84o tan 42o + cos 84o
b.
2 cos( x +

4
) sin( x

4
)
Penyelesaian: a. Dengan rumus (3.16) yang ertama dan menguraikan tangen ke dala
m sinus dan kosinus, kita eroleh:
o o sin 84o tan 42o + cos 84o = 2 sin 42 cos 42 g
sin 42o cos 42
o
+ cos 84o
= 2 sin 2 42o + cos 84o = 2 sin 2 42o + 1 2 sin 2 42o =1
Jadi, sin 84 tan 42 + cos 84 = 1 .
o o o
BAB III ~ Rumus rumus Trigonometri
113

b. Dengan rumus (3.16) yang kedua, kita eroleh:


2 cos( x +

4
) sin( x

4
) = sin ( x +

4
) + (x
) sin ( x + ) ( x ) 4 4 4
= sin 2 x sin = sin 2 x 1
Jadi, 2 cos( x +

4
) sin( x

4
) = sin 2 x 1 .
W
Latihan 3.3
1. Sederhanakan bentuk berikut sebagai jumlah atau selisih sinus atau kosinus! a
. b. c. d. e. 2. a. b. c. 3.
3sin x sin y 4 cos(
4 2 sin( a + b c
o sin 70o sin 50o
f ( x) = 2 cos( x +

x + y ) sin( x
) sin( a + b
cos 75o sin15o
) cos( x

y ) cos( a + ) cos( a ) 2 cos( + x) sin( x


c) sin 50o sin 40o cos 95o cos 85o cos 40o cos 20
+ sin 75o cos15o
) 4 4

Hitunglah nilai dari:


Tentukan nilai maksimum dan minimum dari setia fungsi berikut. a. b.
g ( x) = 3sin( x +
3 3 ) sin( x ) 4 4
4.

Tentukan jumlah 5 suku yang ertama dari deret: a. b.


sin 32 x sin 96 x + sin16 x sin 48 x + sin 8 x sin 24 +K cos x cos 3 x cos 2 x c
os 6 x + cos 4 x cos12 x K ABC
siku siku di C dan berlaku hubungan
5.
Diketahui
sin( A + B ) + sin( A B ) = 1 . Tentukan besarnya sudut A dan B.
114
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

3.4
Rumus Trigonometri Jumlah dan Selisih Dua Sudut Pada bagian sebelumnya kita tela
h membuktikan keemat rumus erkalian sinus dan kosinus berikut,
sin(  +  ) + sin(   ) = 2 sin  cos  sin(  +  ) sin(   ) = 2 cos  sin
 cos(  + ) + cos(   ) = 2 cos  cos  cos(   ) cos(  +  ) = 2 sin  sin
 . Jika kita ambil a =  +  dan b =   , maka

 = 1 (a + b) dan  = 1 ( a b) 2 2
Dengan mensubtitusikan harga  dan  ini ke dalam keemat rumus di atas akan kit
a eroleh rumus enjumlahan dan engurangan sinus dan kosinus berikut ini.
sin a + sin b = 2 sin 1 ( a + b) cos 1 ( a b) 2 2 sin a sin b = 2 cos 1 ( a + b)
sin 1 ( a b) 2 2 cos a + cos b = 2 cos 1 ( a + b) cos 1 ( a b) 2 2 cos a cos b
= 2 sin 1 ( a + b) sin 1 ( a b) 2 2
Selanjutnya, kita erhatikan
tan a + tan b = = = =
Jadi,
sin a
cos a cos b sin a cos b + cos a sin b cos a cos b sin( a + b)
1 2
+
sin b
(cos(a + b) + cos( a b)) 2 sin( a + b)
cos( a + b) + cos( a b) 2 sin( a + b) tan a + tan b = cos( a + b) + cos( a b)
Dengan cara yang serua, kita eroleh:
tan a tan b = = = =
sin a
cos a cos b sin a cos b cos a sin b cos a cos b sin(a b)
1 2

sin b
(cos(a + b) + cos( a b)) 2 sin( a b)
cos( a + b) + cos( a b)
115
BAB III ~ Rumus rumus Trigonometri

2 sin( a b) tan a tan b = cos( a + b) + cos( a b)


Contoh 3.4.1 Tana menggunakan tabel atau kalkulator, hitunglah nilai dari: a.
(3.20)
sin 75o + sin15o
o o
c.
tan105o + tan15o
b. cos 75 cos15 Penyelesaian: Untuk menyelesaikan soal soal a samai dengan c, k
ita terakan rumus rumus ada ersamaan (3.18), sedangkan untuk menjawab soal d
dan e, kita manfaatkan rumus (3.19) dan (3.20). a. sin 75o + sin15o
= 2 sin 1 (75o + 15o ) cos 1 (75o 15o ) 2 2 = 2 sin 45o cos 30o = 2 = 1 1 2 3 2 2
1 6 2
b. cos 75 cos15
o
o
= 2 sin 1 (75o + 15o ) sin 1 (75o 15o ) 2 2 = 2 sin 45o sin 30o = 2 = 1 2 2
1 2 2 2 sin(105o + 15o )
c. tan105 + tan15
o
o
= =
cos(105o + 15o ) + cos(105o 15o ) 2 sin120o cos120o + cos 90o 2 1 3 2 1 +0 2
=
= 2 3
W
Contoh 3.4.2 Buktikan bahwa dalam ABC berlaku:
tan A + tan B + tan C = tan A tan B tan C
116
Matematika SMA/MA Kelas XI IPA

Bukti: Dalam ABC berlaku sehingga


A + B + C = 180o atau A + B = 180o C , tan( A + B ) = tan(180o C ) = tan C .
atau
Di ihak lain, dari rumus tangen,
tan( A + B ) =
Akibatnya,
tan A + tan B 1 tan A tan B
tan A + tan B = tan( A + B ) (1 tan A tan B )
tan A + tan B + tan C = tan( A + B ) (1 tan A tan B ) + tan C
= tan C (1 tan A tan B ) + tan C = tan C (1 tan A tan B 1) = tan A tan B tan C
W
Contoh 3.4.3 Hitunglah jumlah dari n suku yang ertama deret Penyelesaian:
sin a + sin( a + b) + sin( a + 2b) +K
Misalkan S n adalah jumlah n suku yang ertama, Suku suku deret daat dijumlahka
n, aabila jenis fungsi sama dan besar sudutnya sama. Hal ini daat kita lakukan
dengan membuat setia suku deret diubah ke erkalian sinus dengan sinus. Deret
di atas menyarankan faktor engalinya adalah 2 sin sehingga:
Sn = sin a + sin( a + b) + sin( a + 2b) + K + sin( a + ( n 1)b)
b , 2
b sin a 2 b 2 sin sin( a + b) 2 b 2 sin sin(a + 2b) 2 2 sin
b = cos( a ) 2 b = cos( a + ) 2 3b = cos( a + ) 2
b cos( a + ) 2 3b cos( a + ) 2 5b cos( a + ) 2
M
2 sin b sin( a + ( n 1)b) 2 2 sin b S 2 n
3 1 = cos a + ( n )b cos a + ( n )b 2 2 1 1 = cos a )b cos a + ( n )b 2 2 = 2
a 2 + a + ( n 2 )b
b 1
(
M
)
(
M
)
(
)

(
)
b
+
2
sin
a 2 a ( n 2 )b
1
2
= 2 sin a +
BAB III ~ Rumus rumus Trigonometri

n 1 n b sin b 2 2
117

Jadi,
Sn =
sin
(a + n21 b) sin ( )
b 2
( b ) sin
n 2
W
Latihan 3.4
1. Tanpa menggunakan tabel atau kalkulator, tentukan nilai dari: a. b. 2.
cos105o + cos15o sin105o sin15o
o o
d. e.
cos 75o + sin 75o csc10o + csc 50o csc 70o
o o
tan165 + tan15 c. f. tan 52 30 ' tan 7 30 ' Nyatakan sebagai hasilkali bentuk ben
tuk berikut. d. a cos x + b sin x a. sin x + sin 3 x b. cos x cos 3 x e. cos x +
2 cos 2 x + cos 3 x
c.
cos(
+ 2 x ) cos( 2 x) 2 2
f.
sin x + sin 2 x + sin 3 x + sin 4 x
Untuk soal nomor 3 samai dengan nomor 5, buktikan identitas yang diberikan!
3. 4. 5.
sin 2a sin 2b cos 2a + cos 2b
= tan( a b)
tan a + tan b tan( a + b) = tan a tan b tan(a + b)
Jika a + b + c = 90 , buktikan bahwa tan a tan b + tan b tan c + tan c tan a = 1
.
o
Untuk soal nomor 6 samai dengan nomor 8, buktikan bahwa dalam ABC berlaku ident
itas yang diberikan!
6. 7. 8.
cos A + cos B + cos C = 1 + 4 sin 1 A sin 1 B sin 1 C 2 2 2
sin 2 A + sin 2 B sin 2C = 4 cos A cos B sin C
cos 2 A + cos 2 B + cos 2 C = 1 2 cos A cos B cos C
a. cos 80 + cos 40 cos 20 = 0
o o o

10. Tana menggunakan tabel atau kalkulator, buktikan bahwa:


b. sin10 sin 30 sin 50 sin 70 =
o o o o
1 16
13. Hitunglah 20 suku yang ertama dari deret berikut. a. sin a + sin 3a + sin 5
a + K + sin(2n 1) a + K . b. cos( a + x ) + cos( a + 2 x ) + cos( a + 3 x ) + K
+ cos( a + nx ) + K . 118
Matematika SMA/MA Kelas XI IPA

Rangkuman
1. Rumus trigonometri jumlah dan selisih sudut: a. b. c. d. e. f.
cos( a b) = cos a cos b + sin a sin b cos( a + b) = cos a cos b sin a sin b sin(
a + b) = sin a cos b + cos a sin b sin( a b) = sin a cos b cos a sin b tan( a +
b) = tan( a b) = tan a + tan b 1 tan a tan b tan a tan b 1 + tan a tan b
2. Rumus trigonometri sudut ganda: a. b. c. d.
cos 2a = cos 2 a sin 2 a cos 2a = 2 cos 2 a 1 atau cos 2a = 1 2 sin 2 a sin 2a =
2 sin a cos a tan 2a = 2 tan a 1 tan 2 a
3. Rumus erkalian sinus dan kosinus: a. b. c. d. a. b. c. d. e.
sin a cos b = 1 (sin( a + b) + sin( a b)) 2 cos a sin b = 1 (sin( a + b) sin( a
b)) 2 cos a cos b = 1 (cos(a + b) + cos( a b)) 2 sin a sin b = 1 (cos( a b) cos(
a + b)) 2 sin a + sin b = 2 sin 1 ( a + b) cos 1 ( a b) 2 2 sin a sin b = 2 cos
1 ( a + b) sin 1 ( a b) 2 2 cos a + cos b = 2 cos 1 ( a + b) cos 1 ( a b) 2 2 c
os a cos b = 2 sin 1 ( a + b) sin 1 ( a b) 2 2
tan a + tan b = tan a tan b =
4. Rumus jumlah dan selisih dua sudut:
2 sin( a + b) cos( a + b) + cos( a b) 2 sin( a b) cos( a + b) + cos( a b)
f.
BAB III ~ Rumus rumus Trigonometri
119

Math Info
Dalam sarang lebah, tia sel berua risma segi enam beraturan, terbuka ada sat
u ujung dengan sudut trihedral ada ujung lainnya. Diercaya bahwa lebah membent
uk selnya dalam suatu cara yang meminimumkan luas ermukaan untuk volume yang di
ketahui, sehingga lebah akan menggunakan lilin sesedikit mungkin dalam embangun
an sel. Pemeriksaan sel sel ini telah memerlihatkan bahwa ukuran sudut uncak s
ecara mengagumkan adalah konsisten. Berdasarkan keada geometri sel tersebut, te
rnyata luas ermukaan S meruakan fungsi trigonometri,
S = 6 sh 3 s 2 cot + ( 3 3 s 2 csc ) 2 2
dengan s adalah anjang sisi segienam, dan h adalah tinggi sel.
Uji Kometensi
A. Untuk soal nomor 1 samai dengan nomor 15, ilihlah satu jawaban yang aling
teat! Kerjakan di buku tugas Anda!
1. Jika 0 < x < 2 dan cos x =  , maka tan x + sin x = L A.
1 +  1 +  2 1+ 
2
D.
1+   1+  
2
1 2 1 2
B.
1 +  1 +  2 1+  1 +   1 2
E.
C. 2.
Dalam segitiga ABC , diketahui sin C =
2 13
. Jika tan A tan B = 13 , maka
tan A + tan B = L
A. B. C. 18 8 E. D. 18 8
20 3
120
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

3.
Jika sudut lanci yang memenuhi 2 cos = 1 + 2 sin 2 , maka tan = L
2
A. B. C. 4.
2+ 5 2+ 3 2 3
D. E.
5 2 3 1
Diketahui tan x = 4 3 , maka nilai cos 3 x + cos x = L A. B. C.
42
125
14 125 20
D. E.
28
125
56
125
125
9 40
. Jika anjang sisi AC = 10 cm,
5.
Dalam segitiga ABC , diketahui cos( B + C ) = dan AB = 8 cm, maka anjang sisi B
C = L A. B. C.
8 2 9 2 10 2 tan x 1 + tan x 15 12 9 + tan x 1 tan x
D. E.
11 2 12 2
6.
Jika A. B. C.
= 1 , maka x = L
D. E.

8 6
7.
Dalam segitiga ABC , diketahui sudut A = 60 . Jika cos B.cos C = 0,1 , maka
o
tan B tan C = L

A. B. C. 8.

2 4 6 D. E. 8 10

Jika diketahui sin( x + 2) = 0, 6 , maka sin( x + ) + cos( x) = L A. B. C.


,2 0,2 D. E. 0,4 0,6
BAB III ~ Rumus rumus Trigonometri
121

0,4

9.
Jika A + B + C = 360 , maka
o
sin 1 A 2 sin 1 ( B + C ) 2
=L
A. B. C.
tan 1 A 2 cot 1 A 2 sec ( B + C )
1 2
D. E.
0 1
10. Dalam segitiga ABC yang siku siku di C, diketahui sin A sin B =
2 5
dan
sin( A B ) = 5a . Nilai a adalah ....
A. B. C.
1 5
D. E.
3 25

3 25
1
3 5
25 4 2 11. Jika dlh sudut lncip yng memenuhi 2 cos = sin , mk tn = L
A. B. C. 12. Jik A. B. C.
1 2
3
D. E.
1
1/2
3
2 3
cos x 1 sin x
1  +1

= p untuk x 2 , maka tan 1 x = L 2


D. E.
a 1 a +1 a a 1
a a +1
a +1 a 1
13. (1 sin 2 A) tan 2 A = L A. B. C.
2 sin 2 A 1 1 1 cos 2 A
D. E.
1 sin 2 A cos 2 A + 2
14. Bentuk A. B. C. 122
3 cos x sin x , untuk 0 < x < 2 daat dinyatakan sebagai ... .
D. E.
2 cos( x + ) 6 2 cos( x + 11 ) 6 2 cos( x + 7 ) 6
2 cos( x 7 ) 6
2 cos( x ) 6
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

15. Jika tan a > 0 , tan 2a = 3 4 ,dan tan( a b) = 1 2 , maka tan a tan
2
2
b =L
A. B. C.
8

20

40

D. E.
20 60
B. Untuk soal nomor 16 samai dengan nomor 20, kerjakan dengan singkat dan jelas
!
16. Jika x + y = 60o dan 4 cos x = 3cos y , buktikan bahwa tan x =
5 9
3.
17. Jika x y = 30o dan tan x = 3 tan y , tentukan nilai dari x dan y. 18. Tentuk
an nilai maksimum dan minimum dari setia fungsi berikut. a. f ( x ) = 2 cos( x
+ ) cos( x )
19. Tunjukkan bahwa ersamaan artikel
4 4 3 3 b. h( x) = 10 sin( x + ) sin( x ) 2 2
s (t ) = sin 2 kt + cos 2 kt ,
dengan k konstanta teta, s diukur dalam sentimeter dan t dalam detik meruakan
gerak harmonis sederhana. 20. Hitunglah 20 suku yang ertama dari deret berikut.
a. cos a + cos 3a + cos 5a + K + cos(2n 1) a + K . b. sin( a + x) + sin( a + 2
x ) + sin( a + 3 x) + K + sin( a + nx ) + K .
Soal Analisis
1. Talang ada sisi tembok akan dibuat dengan lembaran seng 30 cm dengan menekuk
satu sisi seanjang 10 cm ke atas, seerti terlihat ada gambar 3.8. Jika menya
takan sudut antara talang dengan arah mendatar, beraa besar agar talang memuny
ai volume maksimum?
10 cm
20 cm
Gambar 3.8
BAB III ~ Rumus rumus Trigonometri
123

2.
Diberikan ersegi anjang dengan lebar 10 cm dan anjang 13 cm. Tentukan ersegi
anjang dengan luas maksimum yang daat diletakkan di sekeliling ersegi anjan
g yang diketahui.
13 10
Gambar 3.9
3.
Dua tiang PQ dan ST ditunjang oleh tali PRS yang melintang dari uncak tiang er
tama ke titik R di ermukaan tanah yang terletak di antara tiang tiang dan kemud
ian ke uncak tiang kedua seerti yang tamak dalam gambar 3.10. Tunjukkan bahwa
anjang tali terendek ketika 1 = 2 .
P S
Q
1 2 P R
T
Gambar 3.10
124
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

4.
Pia besi dibawa melewati gang yang memiliki lebar 9 meter. Pada ujung gang terd
aat belokan menyiku ke arah gang yang lebih semit dengan lebar 6 meter. Perhat
ikan gambar 3.11. Tunjukkan bahwa anjang ia yang mungkin dibawa secara mendat
ar melewati ojokan memunyai ersamaan
l ( ) =
dengan tan = 2 3 .
6 13 cos( ) sin 2
,
6

9
Gmbr 3.11
5.
Tentukn pnjng pip yng mungkin, pbil gng pd sol nomor 4 tidk bertemu
siku siku tetpi membentuk sudut 105 seperti diperlihtkn pd gmbr 3.12.
o
6
105
o
9
Gmbr 3.12
BAB III ~ Rumus rumus Trigonometri
125

Aktivits Proyek
Aktivits
Nm Kels Tnggl :
Mteri Pokok : Rumus rumus trigonometri Kelompok :
tu) Kegitn : Membut persegi pnjng di dlm derh setengh lingkrn Tuju
n : Menentukn persegi pnjng dengn lus terbesr di dlm setengh lingkrn
A. Alt dn bhn yng digunkn 1. Du lembr krton bed wrn 2. Gunting 3. A
lt tulis 4. Jngk :
: XI

Semester

5. 6. 7. 8.
Spidol wrn Penggris Perekt Busur derjt
B . Cr kerj 1. Ambil 1 lembr krton. 2. Gmbrlh setengh lingkrn berjri
jri 20 cm, kemudin gunting bidng setengh lingkrn tersebut. 3. Pd krton
yng linny, gmbrlh beberp persegi pnjng dengn sisi pnjngny berimpi
t dengn dimeter lingkrn, dn du titik sudut linny terletk pd busur lin
gkrn. 4. Gunting semu persegi pnjng yng telh And but. 5. Tempelkn stu
persegi pnjng itu pd bidng setengh lingkrn tdi, menurut ketentun di 
ts. 6. Butlh gris dri slh stu sudut persegi pnjng yng terletk pd b
usur lingkrn ke pust lingkrn. Kemudin nmi sudut ntr gris tdi dengn
dimeter lingkrn dengn . Sebgi contoh perhtikn gmbr 3.13.

Gmbr 3.13
C. Anlisis 1. Berdsrkn percobn di ts, nytkn sisi sisi persegi pnjng
dlm . 2. Nytkn lus persegi pnjng dlm . 3. Tentukn nili yng memberi
kn lus persegi pnjng terbesr. Dri beberp persegi pnjng yng And but
tdi, mnkh yng mempunyi lus terbesr?
126
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

BAB
IV
Tujun Pembeljrn
LINGKARAN
Setelh mempeljri mteri bb ini, And dihrpkn mmpu: 1. merumuskn persm
n lingkrn berpust di (0,0) dn (,b), 2. menentukn pust dn jri jri ling
krn yng persmny dikethui, 3. menentukn persmn lingkrn yng memenuhi
kriteri tertentu, 4. menentukn posisi titik dn gris terhdp lingkrn, 5.
menentukn persmn gris singgung yng mellui sutu titik pd lingkrn, 6.
menentukn persmn gris singgung lingkrn yng grdienny dikethui, 7. meng
gunkn diskriminn untuk menentukn persmn gris singgung pd lingkrn, 8.
membuktikn teorem tentng persmn gris singgung lingkrn.
BAB IV ~ Lingkrn
127

Pengntr
Gmbr 4.1 Orng sedng blp seped Sumber: www.cmbridgebicycle
Dlm percobn fisikny, Fdli dihdpkn pd sutu mslh, yitu i hrus m
enggerkkn secr simultn rod A berjri jri 2 dm dn rod B berjri jri 8 d
m yng jrk kedu poros A dn B dlh 12 dm. Akhirny, Fdli menemukn cr un
tuk menggerkkn kedu rod tersebut secr bersm, yitu dengn membut sbuk
lilitn yng menghubungkn kedu rod. Pertnynny dlh berp pnjng sbuk
lilitn yng diperlukn Fdli? Ilustrsi fenomen ini diberikn oleh gmbr 4.2
.
A B 8 12 2
Gmbr 4.2
Jik kit mempunyi sebuh rod seped lengkp dengn jri jriny, mk kit me
mpunyi du hl penting, yitu jri jri seped itu pnjngny sm dn pust ro
d sebgi tempt pemsngn jri jri yng jrkny ke sembrng tepi rod sm
. Bgin tepi rod itu secr mtemtik membentuk lingkrn, yng telh kit pe
ljri di kels VIII dhulu. Untuk menyelesikn permslhn tersebut, And seb
ikny ingt kembli beberp konsep tentng jrk ntr du titik, persmn g
ris, bidng lingkrn dn persmn kudrt. Selnjutny, And dipersilkn mem
peljri mteri bb ini, dn And dihrpkn dpt menjelskn lingkrn besert
spek spekny tidk hny pendektn secr geometri tetpi jug tinjun sec
r ljbr. Khususny, And dpt membntu permslhn yng dihdpi Fdli di 
ts.
128
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

4.1
Persmn Lingkrn dengn Pust O
Kit ingtkn kembli definisi dri lingkrn yng telh kit peljri di SMP d
hulu, yng definisi formlny seperti berikut ini. Definisi Lingkrn dlh tem
pt kedudukn titik titik yng berjrk sm terhdp sebuh titik tetp. Titik
tetp itu disebut pust lingkrn, dn jrkny disebut jri jri lingkrn. Ru
s gris yng pnjngny 2r dn mellui pust lingkrn disebut dimeter lingkr
n. Sekrng kit kn menentukn persmn lingkrn yng pustny O(0,0) dn be
rjri jri r. Kit mbil sembrng titik P(x,y) pd lingkrn itu. Jrk ntr
titik O dn P dlh . Kren jrk ntr O dn P dlh jri jri lingkrn,
mk
Y
P(x,y) r X
d = ( x 0) 2 + ( y 0) 2 = x 2 + y 2
r=
2 2 2 x 2 + y 2 tu x + y = r
Gmbr 4.3
Kren titik (x,y) dlh sembrng titik pd lingkrn, mk setip titik pd
lingkrn berlku x + y = r . Jdi, persmn lingkrn dengn pust O(0,0) dn
berjri jri r dlh
2 2 2
x2 + y 2 = r 2
Contoh 4.1.1 Tentukn persmn lingkrn yng pustny O(0,0) dn . berjri j
ri 4 b. mellui titik P(3,
5) Penyelesin: . Lingkrn dengn pust O(0,0) dn
jri jri 4 mempunyi persmn b. Pust lingkrn O(0,0). Kren lingkrn mel
lui P, mk jri jri lingkrn dlh jrk titik O ke titik P. Jrk OP = lin
gkrn yng dimint dlh
x2 + y2 = 16
(3 0) 2 + ( 5 0) 2 = 34 . Jdi persmn
x 2 + y 2 = 34
W
Contoh 4.1.2 Dikethui titik A(0,1) dn B(0,9). Tentukn tempt kedudukn dri s
emu titik P(x,y) sehingg PB = 3PA. Kemudin periks kedudukn du titik (1,1)
dn (2, 4) terhdp tempt kedudukn tersebut.
BAB IV ~ Lingkrn
129

Penyelesin: Kit mbil sembrng titik P(x,y) di tempt kedudukn. Dri rumus
jrk du titik, kit peroleh
2 2 PB = ( x 0) 2 + ( y 9) 2 dn PA = ( x 0) + ( y 1)
Dri syrt yng diberikn PB = 3PA PB2 = 9PA2

x 2 + ( y 9) 2 = 9[ x 2 + ( y 1) 2 ] x 2 + y 2 18 y + 81 = 9 x 2 + 9 y 2 18 y +
9 8 x 2 + 8 y 2 = 72 x2 + y2 = 9
Jdi, tempt kedudukn titik titik itu dlh lingkrn dengn pust O dn jri
jri 3. Kedudukn titik (1,1) berd di dlm lingkrn x 2 + y 2 = 9 kren 12
sedngkn titik (2, 4) berd di lur lingkrn kren
+ 12 = 2 < 9 ,
W
2 2 + (4) 2 = 18 > 9 .
Ltihn 4.1
1. 2. 3. 4. 5. Tentukn persmn lingkrn yng pustny O dn jri jri: . 8
b. 0,5 c.  Tentukn persmn lingkrn dengn pust O dn mellui titik: . (3
, 1) b. (7, 2) c. (6,0) Tentukn pust dn jri jri dri setip lingkrn beriku
t ini. .
x 2 + y 2 = 64
b.
x 2 + y 2 = 18
c.
4 x 2 + 4 y 2 = 25
Tentukn persmn lingkrn yng mempunyi pust sm (konsentrik) dengn lingk
rn x 2 + y 2 = 9 tetpi jri jriny tig kli lebih pnjng. Dikethui sisi s
isi persegi mempunyi persmn x = 3, x = 3 , y = 3 dn y =
3 . Tentukn persm
n lingkrn: . yng menyinggung semu sisi persegi. b. yng mellui keempt ti
tik sudut persegi. Tentukn  gr titik yng dikethui terletk pd lingkrn
yng diberikn. . (, 2), x 2 + y 2 = 13 b. c. (,6), x 2 + y 2 = 40 (,), x 2 +
y 2 = 72
6.
7.
Dikethui persmn lingkrn x2 + y2 = 72. . Berpkh jri jri lingkrn itu
? b. Tentukn letk titik titik berikut terhdp lingkrn itu: ( 6,6); ( 3, 6); (9
, 0); (7, 5), dn (4, 6).
Mtemtik SMA/MA Kels XI
IPA
130

8.
Dikethui persmn lingkrn x2 + y2 = r2. Tentukn nili r gr: . titik (4, 3
) terletk pd lingkrn itu b. titik (1,3) terletk di lur lingkrn itu c. t
itik (12,5) terletk di dlm lingkrn itu 9. Mislkn titik A(1,0) dn B(9,0).
Tentukn tempt kedudukn dri semu titikP(x,y) sehingg PB = 3PA. 10. Tentuk
n tempt kedudukn dri semu titikP(x,y) sehingg: . PB = 2PA, untuk A(0,2) d
n B(0,8) b. PB = 3PA, untuk A(1,1) dn B(9,9).
4.2
Persmn Lingkrn dengn Pust (,b)
Y Q(x,y) r P(,b)
Lingkrn di smping berpust di P(,b) dengn jri jri r. Kit kn
persmn lingkrn dengn ketentun ini. Kit mbil sembrng titik
 lingkrng itu. Jrk ntr titik P dn Q dlh ( x  ) 2 + ( y
l jrk titik P dn Q dlh jri jri lingkrn, yitu r, mk kit
hubungn

menentukn
Q(x,y) pd
b) 2 . Pdh
memperoleh

O
Gmbr 4.4
X
( x  ) 2 + ( y b) 2 = r 2
Kren titik Q(x,y) kit mbil sembrng pd lingkrn, mk untuk setip titik
(x,y) yng terletk pd lingkrn sellu berlku ( x  ) 2 + ( y b) 2 = r 2 .
Jdi, persmn lingkrn dengn pust P(,b) dn berjri jri r dlh
( x  ) 2 + ( y b) 2 = r 2
Contoh 4.2.1 Tentukn persmn lingkrn yng berpust di P( 3, 5) dn: . berj
ri jri 5 b. mellui titik (2,3) c. menyinggung sumbu y Penyelesin: . Persm
n lingkrn dengn pust P( 3,5) dn berjri jri 5 dlh (x ( 3 ))2 + (y 5)2 = 52
tu (x + 3)2 + (y 5)2 = 25 Perhtikn gmbr 4.5 (). b. Lingkrn dengn pus
t P( 3,5) dn mellui titik (2,3) mempunyi jri jri
(2 (3)) 2 + (3 5) 2 =
Persmn lingkrn itu: Perhtikn gmbr 4.5 (b).
BAB IV ~ Lingkrn
25 + 4 = 29
(x + 3)2 + (y
131

5)2 = 29

c.
Lingkrn dengn pust P( 3,5) dn menyinggung sumbu y jri jriny dlh jrk P
( 3,5) dengn sumbu y, yitu 3. Jdi persmnny dlh (x + 3)2 + (y
5)2 = 9 Lih
t gmbr 4.5 (c).
y y y
5 P( 3,5) P( 3,5) (2,3) O x O x O x P( 3,5)
()
(b)
(c)
Gmbr 4.5
W
Contoh 4.2.2 Tentukn persmn lingkrn yng berpust di ( 2, 1) menyinggung gri
s 4y = 3x. Kemudin tentukn persmn pet lingkrn ini kren pencerminn terh
dp sumbu y. Penyelesin: Jri jri lingkrn yng dimint dlh jrk titik
( 2, 1) terhdp gris 4y = 3x, yitu
r=
3( 2) + 4( 1) 32 + 42
=2
Persmn lingkrn dengn pust ( 2, 1) dengn jri jri 2 dlh Selnjutny, hsi
l pencerminn pust ( 2, 1) lingkrn terhdp sumbu y, dlh titik (2, 1). (Ingt
konsep pencerminn ketik SMP dhulu). Kren pencerminn tidk merubh bentuk,
mk persmn lingkrn pet kren pencerminn terhdp sumbu y dlh lingkr
n dengn pust (2, 1) dn jri jri 2,
( x + 2) 2 + ( y + 1) 2 = 4
( x 2) 2 + ( y + 1) 2 = 4
W
Ltihn 4.2
1. Tentukn persmn lingkrn dengn pust dn jri jri yng diberikn beriku
t. . (2, 1), r = 4 c. ( 4, 3), r = 0,5 b. (3, 0), r = 8
Mtemtik SMA/MA Kels XI
IPA
132

2.
Tentukn pust dn jri jri dri setip lingkrn berikut ini : . b.
( x 2) 2 + ( y 6) 2 = 64 ( x + 2) 2 + ( y + 4) 2 = 81
c.
4( x 5) 2 + 4( y + 7) 2 = 25
3. 4.
Tentukn persmn lingkrn yng konsentrik dengn lingkrn
( x + 2) 2 + ( y + 4) 2 = 81 tetpi pnjng jri jri setenghny.
Tentukn persmn lingkrn dengn pustny ( 3, 4) dn: . menyinggung sumbu x
c. menyinggung gris y = 2 b. menyinggung sumbu y d. menyinggung gris x = 5 Tent
ukn persmn lingkrn dengn pust (2, 3) dn menyinggung gris : . y = x +
5 b. 2x + y + 6 = 0 Du lingkrn mempunyi pust P(1,2), yng stu mellui titi
k A(2, 4) dn yng lin mellui titik B(3, 6). Tentukn rsio dri jri jri dn
lus kedu lingkrn. Tentukn persmn lingkrn yng menyinggung sumbu x, d
n pustny dlh titik potong gris y =
x + 4 dn y = x + 2. Kemudin tentukn
persmn pet lingkrn ini kren pencerminn terhdp sumbu y. Tentukn pers
mn lingkrn yng mempunyi dimeter rus gris AB, dengn A(4, 0) dn B(0, 6)
. Dikethui titik A(1, 2), B(4, 6) dn C(1,6). Tunjukkn bhw sudut ACB siku si
ku. Kemudin tentukn persmn lingkrn yng mellui A,B dn C.
5. 6. 7.
8. 9.
10. Mislkn A( x1 , y1 ) dn B ( x2 , y2 ) dlh titik ujung dimeter lingkr
n, sert
P ( x, y ) dlh titik pd lingkrn itu. Tentukn grdien PA dn PB. Buktikn
bhw persmn lingkrn dengn AB sebgi dimeter dpt dituliskn dlm bent
uk:
( x x1 )( x x2 ) + ( y y1 )( y y2 ) = 0
4.3
Persmn Umum Lingkrn
Pd bgin sebelumny telh kit kethui bhw persmn lingkrn yng berpus
t di P(,b) dengn jri jri r dlh
( x  ) 2 + ( y b) 2 = r 2
Jik rus kiri dri persmn ini kit urikn, mk kn diperoleh Persmn in
i dpt kit tuliskn dlm bentuk:
2
x2 + y2

2x

2by + 2 + b2

r2 = 0 x2 + y2 + 2Ax + 2By + C = 0,

umum lingkrn. Dri bentuk umum ini kit dpt mencirikn persmn lingkrn,
yitu koefisien x2 dn y2 sellu sm, dn suku xy tidk muncul dlm persmn
itu. Dengn melengkpi bentuk kudrt dri persmn bentuk umum di ts kit pe
roleh persmn : Dengn kt lin, persmn x2 + y2 + 2Ax + 2By + C = 0 dlh
persmn lingkrn yng berpust di ( A, B) dengn jri jri r =
A =  , B = b , dn C =  + b2

r2. Persmn terkhir ini disebut persmn bentu

k
(x

( A))2 + (y

A2 + B 2 C .
133
BAB IV ~ Lingkrn

B))2 = A2 + B2

Contoh 4.3.1 Tunjukkn bhw persmn x2 + y2


6x + 4y + 16 = 0 dlh persmn
lingkrn, kemudin tentukn pust dn jri jriny. Penyelesin: Dri persm
n yng diberikn kit dpt melengkpi bentuk kudrt: x2 + y2 6x + 4y + 16 = 0
x2
6x + y2 + 8y = 16 (x2
6x + 9) + (y2 + 8y + 16) = 16 + 9 + 16 (x
3)2 + (
)2 = 9 (x 3)2 + (y (
4))2 = 32 Jdi, persmn di ts dlh persmn lingkr
n dengn pust (3, 4) dn berjrijri 3.
W
Tugs Kelompok
Diskusikn penyelesin dri sol sol berikut ini. 1. Dikethui selembr kerts
ABCD berbentuk bujur sngkr dengn sisi 1 meter. Seperempt lingkrn digmbr
kn dri B ke D dengn pust A. Lembr kerts itu dilipt sepnjng EF, dengn E
pd AB dn F pd AD, sehingg A jtuh pd seperempt lingkrn. Tentukn lu
s segitig AEF yng mungkin. 2. Lingkrn L1 dn L2 msing msing berjri jri 1
dn 7, dn jrk kedu pust lingkrn dlh 12. Jik PQ dn RS dlh gris s
inggung persekutun lur kedu lingkrn, berpkh lus derh yng dibtsi ol
eh sbuk lilitn lur?
Contoh 4.3.2 Tentukn persmn lingkrn yng mellui tig titik O(0,0), A( 2 ,4)
dn B( 1,7). Penyelesin: Bentuk umum persmn lingkrn Dengn mensubtitusikn
koordint koordint titik titik O, A dn B ke dlm persmn ini, kit peroleh
: 02 + 02 + 2A.0 +2b.0 + C = 0 C = 0
x2 + y2 + 2Ax + 2By + C = 0
( 2) 2 + 4 2 4 A + 8 B + 0 = 0
A + 2 B = 5
( 1) 2 + 7 2 2 A + 14 B + 0 = 0 A + 7 B = 50
dengn menyelesikn sistem persmn kit peroleh A =
rn yng ditnykn mempunyi persmn
A + 2 B = 5 dn A + 7 B = 50
x2 + y2

26x

18y = 0

W
134
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

13 dn B =

9. Jdi, lingk

Ltihn 4.3
1. Tentukn pust dn jri jri dri setip lingkrn berikut. . 4 x 2 + 4 y 2
+ 8 x 16 y + 11 = 0 c. x 2 + y 2 + 2 sin x 2 cos y + sin 2 = 0 b. 2 x 2 + 2 y 2
+ 4 x 3 y = 0 Mnkh
2 2
2.
dri
titik titik
berikut
yng
terletk
pd
lingkrn
3. 4. 5.
x + y + 4x 8 y 5 = 0 ? . (1, 8) c. ( 2, 1) b. (8, 1) Tentukn A dn B sehingg ti
tik yng dikethui terletk pd lingkrn diberikn:
. (1,2); x 2 + y 2 2 Ax + 3 y + 1 = 0 b. ( 1,2); x 2 + y 2 5 x 2 By 6 = 0
Tentukn persmn lingkrn yng mellui titik titik (0,0), (1,3), dn ( 3, 2). Ten
tukn persmn lingkrn lur segitig ABC jik A(2,3), B(1,6) dn C(0, 1). Ten
tukn pul titik pust dn jri jriny. 6. Tentukn persmn lingkrn lur se
gitig yng sisi sisiny dlh: . 2x + y = 0; y = 2 dn x = 2 b. y = 2 x + 5; 3x
y = 5 dn x 7y = 25 7. Tunjukkn bhw lingkrn x2 + y2
2x 4y = 0 mellui titik
sl, memotong sumbu x di (2,0) dn memotong sumbu y di (4,0). 8. Dikethui lin
gkrn x2 + y2 + 6x
8y = 0. Mn yng benr pernytn berikut? . jri jriny
5, b. pustny terletk pd gris x + 2y = 5, c. titik (0,0) terletk di dlm
lingkrn, d. menyinggung gris y = 9, e. berpotongn dengn gris y = x, f. lin
gkrn x2 + y2 + 6x
8y + 21= 0 terletk di dlmny. 9. Tentukn jrk titik tit
ik berikut dengn lingkrn yng diberikn. . (7,4) dn x2 + y2 6x
8y = 0, b. ( 1
, 7) dn x2 + y2 = 36, c. (2, 1) dn x2 + y2 + 3x
7y
18 = 0. 10. Dikethui titik A( 3
,4) dn B(2, 1). Buktikn bhw persmn tempt kedudukn P(x,y) sehingg 2AP =
3PB dlh sutu lingkrn. Tentukn pust dn jri jriny.
4.4
Perpotongn Gris dn Lingkrn
Jik kit mempunyi sembrng gris lurus dn lingkrn, mk secr geometri te
rdpt tig kemungkinn posisi gris terhdp lingkrn itu, yitu: (1) gris me
motong lingkrn di stu titik tu menyinggung lingkrn; (2) gris memotong li
ngkrn di du titik; (3) gris tidk memotong lingkrn sm sekli. Perhtikn
gmbr 4.6.
BAB IV ~ Lingkrn
135

Mislkn kit mempunyi persmn gris y = mx + c dn persmn lingkrn


x 2 + y 2 + 2Ax + 2 By + C = 0 . Subtitusi persmn gris ke dlm persmn li
ngkrn kn menghsilkn persmn kudrt dlm x. Dengn menyelidiki diskrimi
nn persmn kudrt ini (ingt peljrn kels X), secr ljbr kit dpt m
enentukn posisi gris terhdp lingkrn itu, dengn memperhtikn kr kr d
ri persmn kudrt itu. Perhtikn tbel 4.1.
l k h
Gmbr 4.6
Tbel 4.1 Gris memotong lingkrn di du titik yng berlinn di stu titik (me
nyinggung) tidk pd stu titik pun Contoh 4.4.1 Dikethui gris y = mx dn lin
gkrn x + y 10 x + 16 = 0 . Tentukn hrg m sehingg gris: . berpotongn di
du titik, b. bersinggungn, c. tidk berpotongn. Penyelesin: Subtitusi pers
mn gris ke dlm persmn lingkrn memberikn persmn kudrt dlm x,
2 2
Persmn kudrt memiliki du kr rel berlinn du kr rel yng sm kr
tk rel
Diskriminn b2

4c > 0 b2

4c = 0 b2

4c < 0

(1 + m 2 ) x 2 10 x + 16 = 0 .
Diskriminn lingkrn kn: . Berpotongn jik D > 0 , yitu
D = 100 64(1 + m 2 ) = 36 64m 2 = 4(3 4m)(3 + 4m) . Gris dn 3 4 <m< 3 4 3 4
,
b. Bersinggungn jik D = 0 , yitu m = c.

tu m =
3 4 3 4
,
Tidk berpotongn jik D < 0 , yitu m <
3 4

tu
<m.
W
136
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

Ltihn 4.4
1. Tentukn himpunn penyelesin sistem sistem persmn berikut dengn cr l
jbr, kemudin berikn rti geometri pd hsil hsil yng diperoleh. . 2. 3.
x 2 + y 2 = 9 y = 1
b.
x 2 + y 2 = 20 y = 2 x
Tentukn titik potong lingkrn berikut dengn sumbu x dn sumbu y. b. x 2 + y 2
= 36 . x 2 + y 2 = 4 Buktikn bhw gris gris berikut menyinggung lingkrn
yng diberikn. .
x2 + y 2 = 2 y = x + 2
b.
x 2 + y 2 + 10 x + 4 y + 19 = 0 x + 3 y + 1 = 0
4.
5.
Tentukn persmn lingkrn yng berpust di A(2,1) dn mellui O(0,0). Titik t
engh tli busur BC lingkrn tersebut dlh titik M ( 1 , 5 ) . Tentukn koord
int 2 2 B dn C. Sebuh lingkrn berpust di kudrn pertm. Jri jriny k d
n menyinggung sumbu y di titik (0,3). Buktikn bhw persmn lingkrn itu d
lh
( x k ) 2 + ( y 3) 2 = k 2
Jik lingkrn jug mellui (2,7), mk tentukn persmn lingkrn itu. Kemudi
n tentukn jug pnjng tli busur sebgi hsil perpotongn dengn sumbu x.
4.5
Gris Singung Lingkrn
4.5.1 Gris Singgung di Titik pd Lingkrn

A
P
Di SMP dhulu telh kit peljri bhw sembrng gris yng mellui titik pust
lingkrn o sellu tegk lurus (membentuk sudut 90 ) dengn gris singgung ling
krn di titik potongny. Jug telh kit peljri bhw du gris sling tegk
lurus pbil perklin kedu grdienny sm dengn 1. Kit perhtikn gmbr
di smping. Mislkn P pust lingkrn, A dlh sembrng titik pd lingkrn
dn l gris singgung lingkrn di titik A, mk rus gris PA tegk lurus dengn
gris singgung l di titik A, sehingg berlku
Gmbr 4.7
mPA .ml = 1
dengn mPA grdien rus gris PA dn ml grdien gris singgung l . Oleh kren i
tu, jik kit mempunyi titik pd lingkrn kit dpt menentukn persmn gr
is singgungny.
BAB IV ~ Lingkrn

137

Contoh 4.5.1 Tentukn persmn gris singgung lingkrn x2 + y2 = 25 di titik A


(4, 3). Penyelesin: Dengn substitusi x = 4 dn y =
3, 42+( 3)2 = 25,  yng menyt
kn bhw titik A(4, 3) terletk pd O(0,0) lingkrn x2 + y2 = 25. Pust lingk
rn dlh O(0,0), sehingg
A(4, 3)
mOA =
Gmbr 4.8
40 3 0
=
4 3
Kren mOA .ml = 1 , mk ml = dlh
3 4
. Jdi, persmn gris singgung di titik A(4, 3)
y + 3 = 3 ( x 4) tu y = 3 x 6 4 4
W
4.5.2 Gris Singgung Mellui Titik di Lur Lingkrn
Mislkn y = mx + c dlh persmn gris yng mellui sutu titik di lur ling
krn, dengn m prmeter. Dengn mensubtitusikn persmn gris ke dlm pers
mn lingkrn kn kit peroleh persmn kudrt dlm x. Syrt gris menying
gung lingkrn, mk diskriminn dri persmn kudrt ini hrus sm dengn no
l. Nili prmeter m diperoleh dri kr diskriminn ini.
Contoh 4.5.2 Tentukn persmn gris singgung lingkrn x2 + y2 = 9 yng mellu
i titik A(0, 5). Penyelesin: Persmn gris yng mellui titik (0, 5) dengn grd
ien m dlh y + 5 = m(x
0) tu y = m x 5 Dengn mensubtitusikn persmn gri
s ke dlm persmn linkrn kit peroleh
Diskriminn dri persmn kudrt terkhir dlh Syrt menyinggung dlh D =
0, (liht tbel 4.1) D = 0 9m 2 16 = 0
2 D = b 2 4c = 100m 2 4(1 + m 2 )(16) = 9m 16
x 2 + ( m x 5) 2 = 9 x 2 + m 2 x 2 10m x + 25 = 9 (1 + m 2 ) x 2 + 10m x + 16 =
0
O
A(0,5)
Dengn mensubtitusikn hrg m ini kit memperoleh persmn gri singgung
9m 2 = 16 m=4 3
Gmbr 4.9
y = 4 x 5 dn y = 4 x 5 3 3
138
Mtemtik SMA/MA Kels XI
IPA
W

Contoh 4.5.3 Tentukn persmn gris singgung lingkrn x2 + y2 4x


6y 3 = 0 yn
g sejjr gris 3x
4y = 2. Penyelesin: Du gris sejjr pbil keduny memp
unyi grdien yng sm (msih ingt kn?), sehingg grdien gris singgung dl
h 3 . Mislkn persmn gris singgung itu 4 dlh Akn kit tentukn nili c
. Subtitusi persmn gris ini ke dlm persmn lingkrn, Diskriminn persm
n kudrt,
y = 3 x+c 4
x 2 + ( 3 x + c) 2 4 x 6( 3 x + c) 3 = 0 4 4
25 16
3 x 2 + ( 2 c 17 ) x + c 2 6c 3 = 0 2
25 D = ( 3 c 17 ) 2 4 16 (c 2 6c 3) = 4c 2 + 12c + 91 2 2
Syrt menyinggung dlh D = 0 ,
D = 0 4c 2 + 12c + 91 = 0 (2c 13)(2c + 7) = 0
Jdi, persmn gris singgung yng ditnykn dlh y =
c = 13 tu c = 7 2 2
3 4
x + 13 dn y = 3 x 7 . 2 4 2
W
4.5.3 Teorem Gris Singgung Lingkrn
Sekrng kit smpi pd pembhsn sutu teorem yng memberikn bentuk umum d
ri persmn gris singgung lingkrn, khususny untuk titik singgung pd ling
krn tu grdien gris singgungny telh dikethui. Teorem 4.1 Jik titik A(
x0 , y0 ) terletk pd lingkrn ( x  ) 2 + ( y b) 2 = r 2 , mk persmn g
ris singgung lingkrn yng mellui titik A mempunyi persmn
( x0  )( x  ) + ( y0 b)( y b) = r 2
Bukti:

A( x 0 , y 0 )
Kit perhtikn gmbr 4.12. Pust lingkrn dlh P(,b), dn l gris singgung
lingkrn di titik A( x0 , y0 ) . Gris PA tegk lurus terhdp gris singgung
dlh
l di titik A. Grdien gris PA
mPA = y0 b x0 
P(,b)
Akibtny grdien gris singgung
l dlh
Gmbr 4.10
ml =
x0  y0 b
139

BAB IV ~ Lingkrn

Jdi, persmn gri singgung l yng melui titik A( x0 , y0 ) pd lingkrn d


lh
y y0 =
x0  y0 b
( x x0 ) ( y0 b)( y y0 ) + ( x0  )( x x0 ) = 0
2 2 2
Kren titik A( x0 , y0 ) terletk pd lingkrn, mk ( x0  ) + ( y0 b) = r .
Akibtny persmn terkhir dpt kit tuliskn sebgi:

( y0 b) {( y b) ( y0 b)} + ( x0  ) {( x ) ( x0 )} = 0 2 2 ( y0 b)( y


b) + ( x0  )( x  ) ( x0  ) = 0 2 2 ( y0 b)( y b) + ( x0  )( x ) = (
+ ( y0 b) 2 ( x0  )( x  ) + ( y0 b)( y b) = r Jdi, persmn gris singgung
yng mellui titik A( x0 , y0 ) pd lingkrn
dlh
( x0  )( x  ) + ( y0 b)( y b) = r 2
Akibt 4.1 Jik titik A( x0 , y0 ) terletk pd lingkrn x 2 + y 2 = r 2 , mk
 persmn gris singgung lingkrn yng mellui titik A mempunyi persmn
x0 x + y0 y = r 2
Bukti: Ini kejdin khusus Teorem 4.1 untuk  = 0 dn b = 0. Teorem 4.2 Jik g
ris
2
W
l dengn grdien m menyinggung lingkrn
y b = m( x  )  r 1 + m 2
( x  ) + ( y b) 2 = r 2 , mk l mempunyi persmn
Bukti: Mislkn persmn gris l dlh y = mx + c . Akn kit tentukn nili c
. Subtitusi ke dlm persmn lingkrn memberikn persmn kudrt dlm x (m
engp?), Diskriminn persmn kudrt dlh Kren gris

(1 + m) x 2 2{ + (b c) m}x +  2 + (b c ) 2 r 2 = 0 D = (1 + m 2 ) r 2 (b m
) 2
l menyinggung lingkrn, mk secr ljbr D = 0,
(b m c) 2 = (1 + m 2 ) r 2 c = b m  r 1 + m 2
(1 + m 2 ) r 2 (b m c) 2 = 0 (1 + m 2 ) r 2 (b m c ) 2 = 0
140
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

Subtitusi hrg c ini ke dlm persmn gris singgung l memberikn


y b = m( x  )  r 1 + m 2
W
Akibt 4.2 Jik gris l dengn grdien m menyinggung lingkrn x 2 + y 2 = r 2 ,
mk l mempunyi persmn
y = mx  r 1 + m 2
Bukti: Ini kejdin khusus Teorem 4.2 untuk  = 0 dn b = 0.
W
Contoh 4.5.4 Tentukn persmn gris singgung lingkrn x2 + y2 4x
10y + 19 = 0
di titik A(1,2). Penyelesin: Lingkrn x2 + y2
4x 10y + 19 = 0 dpt kit tul
iskn kembli sebgi
( x 2) 2 + ( y 5) 2 = 10
Lingkrn berpust di (2,5) dn berjri jri 10 . Telh ditunjukkn pd contoh
4.5.2, titik A(1,2) terletk pd lingkrn. Menurut Teorem 4.1 persmn gris
singgung lingkrn di titik A(1,2) dlh
(1 2)( x 2) + (2 5)( y 5) = 10
Dengn menyederhnkn persmn ini kit peroleh y = 1 3 gris singgung di titi
k A(1,2) dlh
x + 7 . Jdi, persmn 3
y = 1 x+ 7 3 3
W
Contoh 4.5.5 Tentukn persmn gris singgung lingkrn x2 + y2 4x
6y 3 = 0 yn
g mempunyi grdien 3 . 4 Penyelesin: Lingkrn x2 + y2 4x
6y 3 = 0 dpt kit
tuliskn kembli sebgi yitu lingkrn berpust di (2,3) dn berjri jri 4.
Menurut Teorem 4.2, gri singgung dengn grdien
3 4
( x 2) 2 + ( y 3) 2 = 16
mempunyi persmn
y 3 = 3 ( x 2)  4 1 + ( 3 ) 2 4 4
Setelh kit sederhnkn persmn ini menghsilkn du persmn gris singgun
g
y = 3 x + 13 dn y = 3 x 7 4 2 4 2
Bndingkn dengn contoh 4.5.3. Hsilny bgimn?
W
141
BAB IV ~ Lingkrn

Kit kn menyelesikn mslh yng dihdpi Fdli yng ditmpilkn pd ilustr
si wl bb. Mslh itu dpt disederhnkn menjdi mencri pnjng gris sin
ggung persekutun lur du lingkrn dn pnjng busur lingkrn, yng cr meng
hitung kedu besrn ini sudh kit peljri ketik SMP dhulu. Contoh 4.5.6 Mis
lkn lingkrn L1 berjri jri 2 dm dn lingkrn L2 berjri jri 8 dm dengn j
rk kedu pustny dlh 12 dm. Berpkh pnjng miniml sbuk lilitn lur y
ng menghubungkn kedu lingkrn tersebut? Penyelesin: Perhtikn ilustrsi g
mbr berikut ini. Dlm hl ini r2 = PM 2 = 8 , r1 = QM 1 = 2 , d = M 1M 2 = 12
PM 2 PQ , QM 1 PQ , dn PQ = RS = AM 1
P A Q
M1
L2
M2
d
S R
Gmbr 4.11
Jik
o

M 1M 2 P = , mk PM 2 R = 2 . Sudut refleks

PM 2 R = 360 2 , dn

QM 1S = PM 2 R = 2 . Kit peroleh cos = AM 2 M 1M 2 = 6 12 = 1 2


tu = 60o
Pnjng miniml sbuk lilitn lur dlh: 2 pnjng PQ + pnjng busur besr PR
+ pnjng busur kecil QS pnjng PQ
PQ = AM 1 = 12 2 6 2 = 108 ,
pnjng busur besr PR = pnjng busur kecil QS =
360o 2(60o ) 360
o
2 .8 =
o
32 3
,
4 + = 2 108 + 12 . 3 3 Jadi, anjang minimal sabuk lilitan luar yang dierlukan a
dalah 2 108 + 12 dm.
Panjang minimal sabuk lilitan luar adalah 2 108 +
120 4 2 2 .2 = 4 = . o o 360 3 360 32
(
)
142
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Tugas Mandiri
Misalkan lingkaran
L1 berjari jari r1 berpusat di M 1 dan lingkaran L2 berjari jari d 2 ( r1 r2 ) 2
. d 2 (r1 + r2 ) 2 .
r2 berpusat di M 2 dengan jarak kedua pusatnya adalah d. Buktikan bahwa:
a. Panjang garis singgung persekutuan luar adalah b. Panjang garis singgung pers
ekutuan dalam adalah c.
Panjang minimal sabuk lilitan luar yang menghubungkan kedua lingkaran adalah
2 d 2 ( r1 r2 ) 2 + 2
360o 2
360
o
r1 +
2 360
o
r2

d. Pnjng miniml sbuk lilitn dlm yng menghubungkn kedu lingkrn dlh
2 d 2 ( r1 + r2 ) 2 + 2
360o 2
360
o
(r1 + r2 )
Ltihn 4.5
1. Tentukn persmn gris singgung lingkrn di titik yng diberikn. . x2 +
y2 = 10 di titik (1, 3), b. x2 + y2 + 6x
4y 45 = 0 di titik (4, 1), c. 3x2 + 3y2
x 9y
3 = 0 di titik ( 1,2). Sebuh lingkrn berpust di (3,4) dn berjri jri 5.
. Tentukn titik potong lingkrn dengn sumbu sumbu koordint. b. Tentukn pe
rsmn gris singgung di ketig titik potong tersebut. Buktikn bhw du di n
trny sejjr. c. Tentukn koordint titik keempt pd lingkrn sehingg kee
mpt gris singgungny membentuk jjrn genjng. Buktikn bhw gris y = 3x +1
0 menyinggung lingkrn x2 + y2 8x
4y 20 = 0, dn tentukn titik singgungny. B
uktikn bhw sumbu y dlh gris singgung lingkrn x2 + y2
2 cos x
2 sin y
+  2 sin 2 = 0.
2.
3. 4.
BAB IV ~ Lingkrn
143

5. Dikethui lingkrn x2 + y2
20y + 20 = 0 dn titik A( 8,6) terletk pd lingk
rn. . Tentukn grdien jri jri yng mellui A. Tentukn pul persmn gri
s singgung lingkrn di titik A. b. Buktikn bhw gris singgung ini jug menyi
nggung lingkrn x2 + y2 = 20. 6. Tentukn persmn gris singgung lingkrn me
llui titik yng diberikn. . x2 + y2 = 9 mellui titik (6,6). b. x2 + y2 2x +
2y
14 = 0 mellui titik (0,3). 7. Pd gris singgung di titik (5,4) pd lingk
rn x2 + y2 4x
6y + 3 = 0 di mbil titik yng ordintny 5 1 . Tentukn persm
n gris singgung lingkrn yng mellui 2 titik tersebut. 8. Tentukn persmn
gris singgung lingkrn x2 + y2
2x + 2y
2 = 0 yng sejjr gris 2x
y
5 = 0. 9.
Berp nili k gr gris y = 2x + k menyinggung lingkrn x2 + y2 2x
4y 15 = 0
? 10. . Tentukn persmn lingkrn yng berpust di titik A(4,3) dn mellui
O(0,0). b. Titik tengh tli busur PQ dlh titik M(2,2). Tentukn titik P dn
Q. c. Jik R( 6, 2), buktikn bhw RP dn RQ menyinggung lingkrn.
Rngkumn
1. 2. 3. 4. Lingkrn dlh tempt kedudukn titik titik yng berjrk sm ter
hdp sebuh titik tetp. Persmn lingkrn dengn pust O(0,0) dn berjri j
ri r dlh x + y = r .
2 2 2
Persmn lingkrn dengn pust P(,b) dn berjri jri r dlh
( x  ) 2 + ( y b) 2 = r 2 .
Jik titik A( x0 , y0 ) terletk pd lingkrn ( x  ) + ( y b) = r , mk
2 2 2
persmn gris singgung lingkrn yng mellui titik A mempunyi persmn
( x0  )( x  ) + ( y0 b)( y b) = r 2
5. 6. Jik titik A( x0 , y0 ) terletk pd lingkrn x 2 + y 2 = r 2 , mk per
smn gris singgung lingkrn yng mellui titik A mempunyi persmn x0 x +
y0 y = r 2 . Jik gris l dengn grdien m menyinggung lingkrn ( x  ) 2 + ( y
b) 2 = r 2 , mk 7.
l mempunyi persmn y b = m( x  )  r 1 + m 2
2 2 2
Jik gris l dengn grdien m menyinggung lingkrn x + y = r , mk l mempunyi
persmn y = mx  r 1 + m 2 .
144
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

Mth Info
Pd zmn Yunni Kuno, 2500 thun yng llu, untuk mencri lus bidng menggun
kn metode penghbis (method of exhustion). Untuk mencri lus sutu lingkrn d
lh dengn meletkkn poligon poligon di bgin dlm lingkrn tersebut, kemud
in membirkn sisi poligon bertmbh bnyk. Gmbr 4.12 mengilustrsikn prose
s ini dengn poligon berturn di dlmny.
A1
A2
A3
A4
g g g
Gmbr 4.12
Mislkn An dlh lus poligon sebelh dlm kurv dengn n sisi. Seiring bert
mbhny n, tmpk bhw semkin mendekti lus lingkrn. Kit ktkn bhw lu
s lingkrn dlh limit dri lus poligon sebelh dlm, dn kit tuliskn
A = lim An
n
Orng Yunni sendiri tidk menggunkn limit secr eksplisit. Tetpi, dengn me
nggunkn penlrn tk lngsung, Eudoxus (bd kelim sebelum Msehi) menggunk
n metode penghbis ini untuk membuktikn rumus umum lus lingkrn yng terken
l.
Uji Kompetensi
A. Untuk sol nomor 1 smpi dengn nomor 15, pilihlh stu jwbn yng pling
tept! Kerjkn di buku tugs And!
1. Persmn lingkrn yng berpust di (1,2) dn menyinggung gris y = x dlh
.... A. x2 + y2 + 2x + 4y 9/2 = 0 B. x2 + y2
2x + 4y
9/2 = 0 C. x2 + y2 + 2x +
2y + 9/2 = 0 D. x2 + y2 2x 4y + 9/2 = 0 E. x2 + y2
2x + 4y + 9/2 = 0
BAB IV ~ Lingkrn
145

2.
3.
Lingkrn yng mellui titik titik A(7,17), B(2, 8), dn C(19,9) mempunyi jrij
ri ... . A. 11 D. 14 B. 12 E. 15 C. 13 Jik lingkrn x2 + y2 + Ax + By 12 = 0
mempunyi jri jri 5, mk ... . A. B. C.
A2 + B 2 = 52 A2 + B 2 = 40 A2 + B 2 = 50
D. E.
A2 + B 2 = 25 A2 + B 2 = 49
4.
Sutu lingkrn menyinggung sumbu x dn menyinggung gris 3 x 4 y = 0 di titik (
4,3). Jri jri lingkrn tersebut dlh ... . A. B. C.
5 3 3 5
3
D. E.
5
5 4
5.
6.
Gris 3 x + 4 y = 13 memotong lingkrn x2 + y2 4x
6y 13 = 0 di titik A dn B. P
njng AB = A. 6 D. 10 B. 8 E. 12 C. 9 Lingkrn x2 + y2 4x 2y 31 = 0 berpust d
i titik P dn memotong gris
3 x + 4 y + 5 = 0 di titik A dn B. Jik sudut
A. B. C. 7.

APB = , mk tn = K

1 2
1 2
D.
2
2
E.
3
2
Gris 3 x + 4 y + k = 0 menyinggung lingkrn x2 + y2
k =K
A. B. C. D. E. 7 tu 43 7 tu

43

7 tu 43

7 tu

4x

6y
43

12 = 0, pbil

9 tu  13
146
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

8.
Gris x 7 y + 20 = 0 menyinggung lingkrn x2 + y2 = 8 di titik ... . A. B. C.
2 ( 5 , 14 ) 5 ( 9 , 13 ) 5 5 (13 , 9 ) 5 5
D. E.
2 ( 5 , 14 ) 5 ( 9 , 13 ) 5 5
9.
Sutu lingkrn mellui (1, 0) dn menyinggung gris 2 x y + 3 = 0 di titik

(2, 7), mempunyi persmn ... . A .x2 + y2


24x
4y + 30 = 0 B. x2 + y2
24x
4y +
23 = 0 C. x2 + y2 12x
4y + 26 = 0 D. x2 + y2
12x
8y 12 = 0 E. x2 + y2
14x
8y
= 0 10. Persmn gris singgung lingkrn x2 + y2 2x
4y 8 = 0 yng mellui tit
ik (2,7) dlh ... . A. B. C. D. E.
x + y 9 = 0 tu x + 3 y 23 = 0 3 x + 2 y 20 = 0 tu 2 x 3 y + 17 = 0 2 x + 3 y
25 = 0 tu 3 x 2 y + 8 = 0 3 x + y 13 = 0 tu x 3 y + 19 = 0 2 x + y 11 = 0 
tu x y + 5 = 0
11. Pnjng gris singgung persekutun lur lingkrn x2 + y2
16x + 12y + 51 = 0
dn x2 + y2 +
2x + 2y
1 = 0 dlh
. A. 4 D. 10 B. 6 E. 12 C. 8 12. Titik A ter
letk pd sumbu x dn titik B terletk pd sumbu y, sehingg pnjng AB = 10.
Jik P di tengh tengh AB mk tempt kedudukn P dlh sutu lingkrn dengn
persmn
. A. x2 + y2 = 100 D. x2 + y2 = 20 2 2 B. x + y = 50 E. x2 + y2 = 10
C. x2 + y2 = 25 13. Dikethui titik titik P( 3, 4), Q(3, 2), dn S(x,y) sehingg PS
: PQ = 2 :1 . Titik S terletk pd lingkrn ... . A. x2 + y2 + 6x 8y
119 = 0
B. x2 + y2 8x + 6y
119 = 0 C. x2 + y2
8x 6y + 11 9 = 0 D. x2 + y2
12x + 8y 119
0 E. x2 + y2
10x + 12y
9 = 0
BAB IV ~ Lingkrn
147

14. Tig buh lingkrn yng berjri jri sm sling bersinggungn lur, lingk
rn kecil L1 menyinggung ketig lingkrn tersebut dn lingkrn besr L2 jug m
enyinggung ketig lingkrn tersebut, seperti pd gmbr 4.13. Perbndingn jr
i jri lingkrn L2 dn jri jri lingkrn L1 dlh ... . A. B. C. D. E.
(1 + 3)
14 : 1
(7 + 4 3) :1
(7 4 3) :1
(7 + 2 3) :1
Gmbr 4.13
15. Tig pip plstik yng msing msing berdimeter  cm, diikt ert jdi stu
. Jik rh tli pengikt tegk lurus pd rh pnjng pip, mk pnjng tli
yng melilit pip pip itu dlh ... . A. B. C.
( + 3) a 2
4 a
D. E.
( + 3)a ( + 1) a 3
a
B. Untuk soal nomor 16 samai dengan nomor 20, kerjakan dengan singkat dan jelas
!
16. Garis 2 x + 3 y = 6 memotong lingkaran x 2 + y 2 = 30 di titik A dan B. Gari
s garis singgung di A dan di B berotongan di P, tentukan koordinat titik P. 17.
Diketahui titik A( 8, 0) dan titik B( 2, 0). Buktikan bahwa temat kedudukan titi
k P(x,y) sehingga PA = 3PB adalah sebuah lingkaran. Tentukan ula semua garis si
nggung lingkaran yang melalui titik (0, 5). 18. Sebuah tali mengelilingi secara k
etat dua lingkaran dengan ersamaan
( x 1) 2 + ( y + 2) 2 = 16 dan ( x + 9) 2 + ( y 10) 2 = 16 . Beraakah anjang t
ali ini?
19. Tentukan anjang dari tali yang bersilangan ada gambar 4.14, yang diasang
erat di sekeliling lingkaran ( x 2) 2 + ( y 2) 2 = 9 dan ( x 10) 2 + ( y 8) 2 =
9 .
Gambar 4.14
148
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

20. Segitiga ABC adalah segitiga siku siku di A dengan sisi miring a = BC , liha
t gambar 4.15.
C
D
A
Gambar 4.15
B
a.
Jika lingkaran yang diletakkan di dalam menyinggung sisi miring ada D, erlihat
kan bahwa
CD =
b.
1 2
( BC + AC AB )
Jika = 1 ACB , maka nyatakan jari jari r lingkaran yang diletakkan di 2 dalam seb
agai a dan .
Soal Analisis
1. Jendela Norman memunyai bentuk ersegi anjang yang di atasnya berua seteng
ah lingkaran. Jika keliling jendela 30 meter, nyatakan luas jendela, A, sebagai
fungsi lebar x. Sebuah lamu diletakkan ada uncak tiang tinggi h meter untuk m
enerangai suatu lingkaran lalu lintas yang sibuk, yang berjari jari 40 meter. In
tensitas enyinaran I ada sembarang titik P ada lingkaran berbanding langsung
terhada kosinus sudut
2.
(lihat gambar 4.16) dan berbanding terbalik terhada kuadrat jarak d dari sumber
cahaya. Nyatakan fungsi intensitas cahaya sebagai fungsi .

h d
40
P
Gambar 4.16
BAB IV ~ Lingkaran
149

3.
Langit langit atau lafon ada sebuah loteng membentuk sudut 30o terhada lantai
. Sebuah ia dengan jari jari 2 inci ditematkan seanjang tei loteng itu sede
mikian sehingga satu sisi ia menyentuh langit langit dan sisi yang lain menyen
tuh lantai (lihat gambar 4.17). Beraakah jarak d dari tei loteng ke osisi di
mana ia menyentuh lantai?
2
d
Gambar 4.17
4.
Dalam fisika, gerak melingkar sebuah artikel dengan laju konstan dalam waktu ya
ng dibutuhkan untuk satu utaran lengka disebut eriode (T). Jika jari jari lin
gkaran adalah r, maka selama satu eriode artikel menemuh jarak 2 r , dengan be
sarnya laju dan erceatan masing masing adalah:
v=
2 r T
dan a =
v2 T
Sebuah bola yang terikat bergerak dalam lingkaran horisontal yang berjari jari 2
m. Bola membuat satu utaran dalam 3 detik. Tentukan erceatannya. 5. Sebuah sa
telit dekat ermukaan bumi bergerak dengan laju konstan dalam orbit melingkar me
ngelilingi usat bumi. Jika erceatannya 9,81 m/detik2 , beraakah laju dan wak
tu yang dibutuhkan untuk membuat satu utaran enuh.
150
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Aktivitas Proyek
Aktivitas
Nama Kelas :

.. : XI Tanggal Materi Pokok :

. : Persamaan lingkaran : 1 (satu)

Kelomok :
.. Semester Kegiatan : Menentukan anjang garis singgung lingkaran Tujuan
Mengetahui anjang garis singgung lingkaran, jika diketahui garis singgung yang
lain A. Alat dan bahan yang digunakan 1. 2. 3. B. Selembar karton Buku catatan
Alat tulis 4. Jangka 5. Busur derajat 6. Penggaris
Cara kerja 1. 2. Gambarlah sebuah lingkaran dengan jari jari 20 cm. Buat garis m
endatar yang menyinggung lingkaran di titik Q.
o
3. Gambarlah sebuah garis singgung lain yang membentuk sudut 15 dengan garis sin
ggung mendatar. 4. Namakan erotongan kedua garis singgung adalah titik P. 5. D
engan enggaris ukurlah anjang ruas garis PQ. 6. Lakukan langkah 3 samai denga
n 5 untuk sudut 30 , 45 , dan 60 . No. 1. 2. 3. 4. C. Analisis 1. Gambarlah gari
s yang melalui titik P dan usat lingkaran. 2. Gambarlah dua garis masing masing
melalui usat lingkaran dan titik singgung. 3. Lakukan analisis dengan Teorema
Phytagoras untuk menghitung anjang garis PQ. 4. Cocokkan hasil ini dengan erco
baan Anda. Besar Sudut 15 30 45 60 Panjang Garis PQ
o o o
BAB IV ~ Lingkaran
151

Teka Teki Matematika


Menebak Umur Seseorang Andaikan kita akan menebak umur seseorang umurnya 60 tahu
n ke bawah. Susunlah bilangan bilangan 1, 2, 3, ..., 60 itu dalam 6 kartu sebaga
i berikut.
A 1 3 5 7 17 27 37 47 57 9 19 29 39 49 59 2 3 B 6 7 18 27 38 47 58 10 19 30 39 5
0 59 4 5 6 C 7 20 12 21
11 13 15 21 23 25 31 33 35 41 43 45 51 53 55
11 14 15 22 23 26 31 34 35 42 43 46 51 54 55
13 14 15 22 23 28 31 36 37 44 45 46 53 54 55
29 30 38 47 60 39 52
D 8 9 10 15 11 24 12 25 16 17 21 22 26 27 31 48 52 53 57 58
E 18 23 28 49 54 59 19 24 29 50 55 60 20 25 30 51 56 32 33 37 38 42 43 47 48 52
53 57 58
F 34 39 44 49 54 59 35 40 45 50 55 60 36 41 46 51 56
13 14
26 27 28 29 30 31 40 44 45 57 58 41 46 59 42 47 60 43 56
Mintalah orang yang akan ditebak umurnya itu meneliti bilangan bilangan yang ter
tulis ada kartu kartu itu. Dan suaya ia mengatakan ya seandainya umurnya tercant
um ada kartu kartu itu, dan mengatakan tidak seandainya umurnya tidak tercantum.
Andaikan ia mengatakan ya untuk kartu kartu bernomor A, C, dan E. Maka umur orang
itu ialah 21 tahun. Ini dieroleh dengan jalan menjumlahkan bilangan bilangan a
da sudut kiri atas dari setia kartu yang ia sebutkan ya , yaitu 1 + 4 + 16 = 21.
152
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Latihan Ulangan Umum Semester 1


A. Untuk soal nomor 1 samai dengan nomor 15, ilihlah satu jawaban yang aling
teat! Kerjakan di buku tugas Anda!
1. Nilai rataan ulangan matematika dari 35 siswa adalah 58. Jika nilai Santi dan
Tono digabungkan dengan kelomok tersebut nilai rataannya menjadi 59. Nilai rat
aan Santi dan Tono adalah ... . A. 77,5 D. 74,5 B. 76,5 E. 73,5 C. 75,5 Suatu da
ta dengan rataan 20 dan jangkauan 4. Jika setia nilai data dikalikan dengan  k
emudian dikurangi dengan  dieroleh data baru dengan rataan 25 dan jangkauan 6,
maka nilai 2 +  = ... . A. 4 D. 7 B. 5 E. 8 C. 6 Median dan modus dari kelom
ok data: 3 6 7 5 8 4 6 9 adalah
. A. 7 dan 5 D. 5 dan 6,5 B. 6 dan 6 E. 5 dan 6
C. 6 dan 7 Umur rataan dari kelomok egawai swasta dan egawai negeri adalah 42
tahun. Jika umur rataan egawai swasta 39 tahun dan umur rataan egawai negeri
adalah 47 tahun, maka erbandingan jumlah egawai swasta dan egawai negeri adal
ah ... . A. 3 : 4 D. 5 : 4 B. 3 : 5 E. 5 : 3 C. 3 : 7 Suatu kelomok data memun
yai histogram seerti di bawah ini.
2.
3.
4.
5.
12 10
Frekuensi
8 6 4 2
A. B. C. D. E.
kuartil ketiga 70 dan rataan 54,2 kuartil bawah 40 dan rataan 52,4 median 60 dan
kuartil atas 80 median 65 dan rataan 54,2 modus 54,2 dan median 60
20
30
40
50 60 Nilai
70
80
90
Latihan Ulangan Umum Semester 1
153

6.
7.
Diketahui kumulan data: 8 11 11,5 12 13 13,5 14 18 Pernyataan berikut yang bena
r adalah . A. Rentang R adalah 5 B. Hamaran H adalah 2,25 C. Nilai data terkeci
l adalah encilan D. Simangan kuartil adalah 1,5 E. Semua nilai data konsisten
Diberikan data sebagai berikut. Interval 20
24 25
29 30
34 35
39 40
44 Frekuensi
2 4 10 a

8 Jika rataan kelomok data adalah 35, maka nilai a = ... . A. 16 D. 8 B. 14 E.


6 C. 10 8. Ragam atau variansi dari kumulan data: 3 5 9 10 6 6 8 9 10 adalah ..
. . A. 4 D. 7 B. 5 E. 8 C. 6 9. Dalam suatu kelas terdaat 40 siswa, nilai rataa
n matematikanya 7. Jika seorang siswa yang nilainya 10 dan 3 orang siswa yang ni
lainya 3 tidak disertakan, maka rataannya berubah menjadi ... . A. 7,05 D. 7,25
B. 7,45 E. 7,65 C. 7,55 10. Hasil ujian 30 calon egawai menghasilkan kelomok d
ata berikut. Interval 21
30 31
40 41
50 51
60 61
70 71
80 Frekuensi 1 1 a 9 b 6
81 90 2 Calon dikatakan lulus aabila nilainya lebih dari 60. Jika banyaknya eg
awai yang diterima adalah 16 orang, maka ab = ... . A. 18 D. 25 B. 20 E. 30 C. 2
4 154
Matematika SMA/MA Kelas XI
IPA

11. Diketahui data: 1,5 2,5 6,5 7,5 9,5 Rataan simangan data di atas adalah ...
. A. 14 D. 1,8 B. 5,5 E. 0 C. 2,8 12. Seorang siswa diwajibkan mengerjakan 8 da
ri 10 soal, tetai soal nomor 1 samai dengan nomor 9 harus dikerjakan. Banyak 
ilihan yang daat diambil adalah .... A. 3 D. 8 B. 5 E. 10 C. 6 13. Dari angka 2
, 3, 5, 6, 7, dan 9 dibuat bilangan yang terdiri 3 angka kurang dari 400. Banyak
bilangan dengan angka angka yang berlainan adalah ... . A. 20 D. 80 B. 35 E. 12
0 C. 40 14. Sebuah anitia beranggotakan 5 orang akan diilih dari 10 ria dan 7
wanita. Banyaknya cara memilih ada ... . A. 1.557 D. 5.175 B. 1.575 E. 5.715 C.
1.595
n n 2 15. Jika diketahui C5 + 2 = 2C4 +1 , maka C10n = K .
A. 802 D. 1.820 B. 808 E. 4.108 C. 1.280 16. Akan dibuat nomor nomor undian yang
terdiri atas satu huruf dan diikuti dua buah angka yang berbeda dengan angka ke
dua bilangan ganjil. Banyak nomor undian adalah ... . A. 1.185 D. 1.165 B. 1.180
E. 1.160 C. 1.170 17. Banyak segitiga yang daat dibuat dari 9 titik yang tidak
segaris adalah ... . A. 128 D. 84 B. 104 E. 48 C. 92 18. Dalam kotak berisi 4 b
ola merah dan 6 bola utih. Diambil 3 bola sekaligus. Peluang terambilnya bola b
erbeda warna adalah ... . A. B. C.
1 12 1 6 1 5
D. E.
2 5 4 5
Latihan Ulangan Umum Semester 1
155

19. Dua buah dadu sisi enam dilemarkan bersama. Peluang munculnya jumlah mata d
adu 7 atau 10 adalah ... . 5 1 D. A. 9 9 1 2 B. E. 4 9 1 C. 7 20. Dilemarkan em
at keing mata uang logam secara bersama sebanyak 72 kali. Frekuensi haraan mu
ncul dua gambar adalah ... . A. 48 kali D. 21 kali B. 36 kali E. 18 kali C. 27 k
ali 21. Sebuah koatk berisi 4 balon kuning dan 6 balon hijau. Jika dilakukan 3 k
ali engembilan tana dikembalikan maka eluang ada 2 engambilan ertama hijau
dan engambilan ketiga kuning adalah ... . 1 2 A. D. 15 15 1 1 B. E. 12 6 1 C.
8 22. Peluang Kanta lulus SPMB adalah 0,95 sedang eluang lulus Liana 0,92. Pelu
ang Kanta tidak lulus tetai Liana lulus SPMB adalah ... . A. 0,043 D. 0,92 B. 0
,046 E. 0,958 C. 0,049 23. Jika 2 < x < dan sin x =  , maka cos x tan x = L A.

2 +  1 1 2 2  1 1 2 2  + 1 1 2
D.
2 +  + 1 1 2 2 +  + 1 1 2
B.
E.
C.
24. Jika segitiga ABC siku siku di C, dan diketahui sin A cos B = A. B. C. 156 3
D. E.
tan A 3 =L , maka tan B 5
3 2 1
1 2 1 3
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

25. Jika 3cos 2 2 x + 4 cos 2 x 4 = 0 , maka nilai cos x = L A. B. C.


2 3 2 3
1 3
D. E.
1 6 2 3
30 atau 1 30 6 2 atau 2 2 3
6 atau 1 6 3
o
26. Jika A + B = 270 , maka cos A + sin B = L A. B. C.
2 sin B 2 cos B sin 2B
D. E.
cos B + sin A
0
27. Jika dalam segitiga ABC , diketahui tan A =
sin C = K .
A. B. C.
3 4 dan tan B = , maka nilai 4 3
1
24 25 7 25
3 2
D. E.
24 25
1
28. Diketahui segitiga ABC dengan sudut B = 45 dan CT garis tinggi dari sudut C.
o
Jika BC = a dan AT = A. B. C.
a 2 , maka AC = K .
D. E.
a 2 a 3 a 5 2 tan t 1 + tan 2 t =L
a 7 a 11
29. Nilai dari A. B. C.
sin 2t sin t cos t 1 2 sin t
D. E.
2 sin t 2 cos t

30. Titik titik sudut segitiga samakaki ABC terletak ada lingkaran yang berjari
jari 7 cm. Jika alas AB = 2 7 cm, maka tan A = K A. B. C.
1 7 1 6 1 3
( ( (
6+ 7 6+ 6+
) 7) 7)
D. E.
1 2
(
(
6+ 7 6+ 7
)
)
Latihan Ulangan Umum Semester 1
157

31. Jika ada gambar BC = CD , maka cos B = K A.


2 tan x 4 + tan x
2
D.
2 4 + tan x
2
A
B.
tan x 4 + tan x
2
E.
2 tan x 1 + tan 2 x
B C x D
C.
2 tan x 4 + tan 2 x
2
32. Persamaan lingkaran yang melalui (1,0) dan menyinggung garis y = 2x + 3 di t
itik (2,7) adalah ... . A. x2 + y2 24x
4y + 30 = 0 B. x2 + y2
24x
4y + 23 = 0 C.
x2 + y2 12x
4y + 26 = 0 D. x2 + y2
12x
8y 12 = 0 E. x2 + y2
14x
8y
40 = 0
uatu lingkaran menyinggung sumbu x di titik (6,0) dan menyinggung garis
y = 3 x memunyai jari jari ... .
A. B. C. D. E.
6 3 3 2 2 3 6 3 atau 2 3 6 2 atau 2 2

34. Suatu lingkaran berusat di (2,1) dan memotong garis 3 x + 4 y + 5 = 0 di ti


tik A dan B. Jika anjang AB = 8, maka ersamaan lingkaran tersebut adalah
. A.
x2 + y2
24x
2y 20 = 0 B. x2 + y2
24x
2y
4 = 0 C. x2 + y2 12x
2y
11 = 0 D.
2 4x
2y + 1 = 0 E. x2 + y2
4x
2y + 4 = 0 35. Garis y = 2 x + k menyinggung lingk
aran x2 + y2 = 20, aabila k = K A. 5 atau
5 B. C. D. E.
2 5 atau 2 5 5 2 atau 5 2
10 atau
10
5 3 atau 5 3
158
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

36. Lingkaran 4x2 + 4y2


. D. E. A. B. C. 4

24x + 8y

24 = 0 berusat di titik ... . A. B. C. A. B. C

( 3, 1)
(3, 1)
D. E.
(3,1)
(1, 3)
(3,1)
x 2 y = 5 atau 2 x 11y = 30 2 x y = 13 atau 3 x y = 20 x 2 y = 5 atau 2 x + 11 y
= 25 3 x y = 20 atau 4 x 3 y = 25 x 2 y = 5 atau 2 x + y = 15 32
D. E. 1
1 2
37. Persamaan garis singgung lingkaran x2 + y2 = 5 yang melalui titik (7,1) adal
ah ....
38. Panjang garis singgung dari titik (0,5) ke lingkaran x2 + y2 = 9 adalah

5
33
39. Persamaan garis singgung lingkaran x2 + y2
aris 3x
4y = 0 adalah . A. B. C. D. E.

4x

6y

3 = 0 yang sejajar dengan g

y = 3 x 13 dan y = 3 x 7 4 2 4 2 y = 3 x + 13 dan y = 3 x + 7 4 2 4 2 y = 4 x +
13 dan y = 4 x 7 3 2 3 2 y = 4 x 13 dan y = 4 x + 7 3 2 3 2 y = 3 x + 13 dan y =
3 x 7 4 2 4 2
7 3
40. Garis y = 1 x + 3 A. B. C. (1,2). ( 1 ,2) (2,1)
menyingggung lingkaran x2 + y2

4x

10y + 19 = 0 di titik ... . D. E. (2,5) (4,10)

B.
Kerjakan soal soal berikut dengan langkah langkah yang teat!
41. Nilai ulangan matematika Kelas II suatu SMA diberikan oleh data berikut. Nil
ai rataan seluruhnya adalah 68. Nilai rataan Kelas II IPA adalah 75, dan nilai r
ataan Kelas II IPS adalah 64. a. Tentukan erbandingan banyak siswa Kelas II IPA
dengan banyak siswa Kelas II IPS. b. Jika banyak siswa kelas II IPS adalah 210,
maka beraa bayak siswa Kelas II IPA?
Latihan Ulangan Umum Semester 1
159

42. Diketahui kelomok data yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi beri
kut. Interval 21 30 31
40 41
50 51
60 61
70 71
80 81
90 Frekuensi 2 5 0 20 15
8
a. Buatlah histogram dan oligon frekuensinya. b. Buatlah ogive ositif dan ogiv
e negatifnya c. Tetukan median, modus, dan rataan. 43. Misalkan A adalah kejadia
n bahwa suatu keluarga memunyai anak laki laki dan eremuan, B adalah kejadian
bahwa suatu keluarga memunyai anak aling bayak satu laki laki. a. Tunjukkan b
ahwa kejadian A dan B meruakan kejadian saling leas, aabila suatu keluarga me
munyai 3 anak laki laki. b. Tunjukkan bahwa kejadian A dan B meruakan kejadian
tidak saling leas, aabila suatu keluarga memunyai 2 anak laki laki. 44. Pelu
ang bahwa 10 tahun lagi seorang suami masih hidu adalah 1/4 dan eluang bahwa 1
0 tahun lagi istrinya masih hidu adalah 1/3. Beraakah eluang bahwa keduanya m
asih hidu dalam 10 tahun lagi? 45. Peluang terjadinya kebakaran ada musim kema
rau adalah 0,1 sedang ada musim enghujan adalah 0,05. Jika menurut catatan, la
manya musim anas adalah 60% dari seanjang tahun, beraakah eluang terjadinya
kebakaran teat ada musim hujan. 46. Jika dalam segitiga ABC berlaku tan A + ta
n C = 2 tan B , tentukan tan A tan C .
3 dan cos x cos y = , tentukan cos( x y ) . 6 4 48. Garis x 2 y = 5 memotong lin
gkaran x2 + y2 4x + 8y + 10 = 0 di titik A dan B.
47. Jika x + y = Beraakah luas segitiga yang dibentuk oleh titik A, B, dan usa
t lingkaran? 49. Tentukan ersamaan garis yang sejajar garis x 2 y = 10 dan memb
agi lingkaran x2 + y2 + 4x + 10 = 0 atas dua bagian yang sama besar. 50. Suatu l
ingkaran berusat di M, dan titik D adalah eranjangan diameter AB sedemikian s
ehingga garis singgung DC ada lingkaran membentuk BDC = 10o , beraakah besar CAB
?
C
A
M
B
D
160
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

BAB
V
SUKUBANYAK
Tujuan Pembelajaran
Setelah memelajari materi bab ini, Anda diharakan mamu: 1. menjelaskan algori
tma embagian sukubanyak, 2. menentukan derajat suku banyak hasilbagi dan sisa 
embagian dalam algoritma embagian, 3. menentukan hasilbagi dan sisa embagian s
ukubanyak oleh bentuk linear dan bentuk kuadrat, 4. menentukan sisi embagian su
kubanyak oleh bentuk linear dan bentuk kuadrat dengan teorema sisa, 5. menentuka
n faktor linear dari sukubanyak dengan teorema faktor, 6. menyelesaikan ersamaa
n sukubanyak dengan menentukan faktor linear, 7. membuktikan teorema sisa dan te
orema faktor.
BAB V ~ Sukubanyak
161

Pengantar
Gambar 1.1 Seorang anak sedang membuat kotak dari kayu
Herman bermaksud membuat suatu kotak yang volumenya 270 dm3, dengan ketentuan ba
hwa lebar kotak 3 dm lebih endek dari anjangnya, dan tingginya 1 dm lebih end
ek dari lebarnya. Beraa ukuran kotak yang daat dibuat oleh Herman? Untuk meyel
esaikan kotaknya Herman memunyai alur emikiran berikut ini. Misal lebar kotak
adalah x dm, maka anjang kotak adalah (x + 3) dm, dan tingginya adalah ( x 1) d
m, sehingga volume kotak adalah (x + 3) x (x
1) dm3. Karena Herman membatasi bah
wa volume kotak adalah 270 dm3, maka ia memunyai (x + 3) x (x
1) = 270 atau x3
+ 2x2
3x 270 = 0. Dengan demikian untuk menentukan ukuran kotak itu, Herman haru
s mencari x sehingga memenuhi ersamaan sukubanyak itu. Terdaat cara yang menda
sar yang daat dilakukan oleh Herman, yaitu dengan subtitusi x yang diilih atau
dengan memfaktorkan sukubanyak itu lebih dahulu. Tetai Herman kebingungan deng
an besarnya angkat x dan besarnya konstanta ersamaan di atas. Untuk membantu m
enyelesaikan masalah Herman di atas, kita lebih dahulu erlu mengingat kembali k
onse konse tentang oerasi hitung bilangan real, angkat, koefisien, algoritma
embagian bilangan bulat, eubah atau variabel ada bentuk aljabar, dan sistem
ersamaan linear. Dengan menguasai konse konse tersebut secara tuntas, kita da
at membantu menyelesaikan masalah Herman di atas.
162
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

5.1 Menghitung Nilai Suatu Sukubanyak


Bentuk aljabar x 2 + 3 x 7 dan 3 x 5 + x 3 8 x + 1 disebut suku banyak (olinom)
dalam eubah (variabel) x yang masing masing berderajat dua dan lima. Derajat s
uatu sukubanyak dalam x dimaksudkan adalah angkat tertinggi dari x dalam sukuba
nyak itu. Secara umum, sukubanyak atau olinom dalam x berderajat n daat dituli
skan dalam bentuk berikut ini.
an x n + an 1 x n 1 + an 2 x n 2 + K + a2 x 2 + a1 x + a0
dengan:
an , an 1 , K , a0 adalah konstanta konstanta bilangan real dan an 0 . Konstanta
ak
k
disebut koefisien dari suku x dan a0 disebut suku teta. n adalah bilangan cac
ah yang menyatakan derajat sukubanyak. Sebagai contoh, jika kita memunyai sukub
anyak berderajat 3,
2 x3 5 x 2 + 3
maka koefisien dari x 3 adalah 2, koefisien dari x 2 adalah 5 , koefisien dari x
adalah 0, dan suku teta adalah 3. Suatu sukubanyak dalam x daat kita tuliskan
sebagai fungsi dari x. Misalkan sukubanyak dalam bentuk umum di dean daat ditu
liskan sebagai fungsi F ( x) sebagai berikut.
F ( x) = an x n + an 1 x n 1 + an 2 x n 2 + K + a2 x 2 + a1 x + a0
Dengan menyatakan sukubanyak sebagai fungsi, maka nilai sukubanyak itu dengan mu
dah daat ditentukan. Secara umum, nilai suku banyak F ( x) untuk x = h adalah n
ilai yang dieroleh dengan mengganti x dengan h, yaitu F ( h) . Sebagai contoh,
untuk
F ( x ) = 2 x 3 + 5 x 8
maka nilai sukubanyak untuk x = 2 adalah
F (2) = 2 23 + 5 2 8 = 14
Cara subtitusi untuk menghitung nilai sukubanyak seerti di atas meruakan cara
yang anjang, kecuali dalam keadaan yang sederhana. Adakah cara yang lebih efekt
if dan mudah menghitung nilai sembarang sukubanyak? Misalkan kita menghitung F (
x) = a3 x + a2 x + a1 x + a0 untuk x = h. Dengan cara
3 2
subtitusi kita eroleh F ( h) = a3 h + a2 h + a1h + a0 . Kita daat menuliskan
3 2
a3 h3 + a2 h 2 + a1h + a0 ke dalam bentuk:
2 a3 h3 + a2 h 2 + a1h + a0 = a3 h + a2 h + a1 h + a0 = [( a3 h + a2 ) h + a1 ]
h + a0 .
BAB V ~ Sukubanyak
163

Dengan membalik roses itu, kita daat membentuk a3 h + a2 h + a1h + a0 dengan 3


langkah berikut. 1) Langkah ertama Kalikan a3 dengan h dan jumlahkan hasilnya
dengan a2 , maka dieroleh
3 2
2) Langkah kedua Kalikan a3 h + a2 dengan h dan jumlahkan hasilnya dengan a1 , m
aka dieroleh 3) Langkah ketiga 2 Kalikan a3 h + a2 h + a1 dengan h dan jumlahka
n hasilnya dengan a0 , maka dieroleh Proses mengalikan dan menjumlahkan ada la
ngkah langkah di atas, daat kita susun dalam skema berikut ini.
a3 h + a2
a3 h 2 + a2 h + a1
a3 h3 + a2 h 2 + a1h + a0
h
a3
a2
a1
a3 h 2 + a2 h a 3 h 2 + a2 h + a1
a0
a 3 h3 + a 2 h 2 + a1 h a 3 h3 + a 2 h 2 + a1 h + a 0 = F (h )
a3 h a3
Tanda
a3h + a2
menyatakan

kalikan dengan h .

Pada roses erhitungan ini kita erhatikan bahwa: 1) Baris ertama sebelah kana
n garis tegak adalah koefisien sukubanyak yang disusun dari koefisien angkat te
rtinggi samai koefisien dengan angkat terrendah. Dalam hal salah satu suku mun
cul, koefisiennya diambil sama dengan nol. 2) Setia anah menunjukkan erkalian
dengan h yang kemudian diikuti dengan enjumlahan. Cara menghitung nilai F ( h)
dengan roses ini lebih dikenal dengan skema Horner. Kita daat menunjukkan bah
wa cara ini benar untuk sembarang suku banyak. Contoh 5.1.1 Hitunglah nilai suku
banyak F ( x) = 2 x 3 + 7 x 2 5 untuk x = 2. Penyelesaian: Sukubanyak F ( x) = 2
x 3 + 7 x 2 5 memunyai koefisien koefisien a3 = 2 , a2 = 7 ,
a1 = 0 dan a0 = 5 . Dengan skema Horner, kita eroleh
2
2
7 4
0 22
5 44
2 Tanda
11

22
39 = F(2)
menyatakan

kalikan dengan 2 . Jadi, nilai sukubanyak adalah F (2) = 39 .

W
164
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Latihan 5.1
1. Sebutkan nama eubah, derajat, dan koefisien koefisien dari setia sukubanyak
berikut. a. x2 + 3x + 1 c. 5
t2 4t4 3 b. 3y
6y
4 d. x6
4x3 + 8x2
6x Tentukan k
efisien : a. x2 dalam (3x + 4) (1 2x) c. x3 dalam (2x
9) (3x2 + 2) b. x dalam (x
+ 2) (2x 1) d. x dalam (x + 1) (x2 + x + 3) Tulislah faktor yang lain ada : a.
2x2 5x
7 = (x + 1) (
) b. 4x2 20x
7 = (2x
1) (
) Hitunglah F ( a ) untuk nil
a yang diberikan dari setia sukubanyak yang diberikan: a. b. 5.
2.
3. 4.
F ( x) = x3 2 x 2 + x 1 ; a = 2 F ( x) = x3 + 3x + 8 ; a =

c.
F ( x) = x 4 2 x 2 + 1 ; a =

Hitunglah nilai setia sukubanyak yang diberikan untuk x yang ditentukan. a.


+ 5x2
4x +7 untuk x = 1 c. 2x4 + 9x2 3 x + 2 untuk x = 1 2 b. 5x
3x
/2 d. 4x4
8x2 + 15x + 2 untuk x = 2 Gunakan skema Horner untuk menghitung
untuk nilai a yang ditentukan, dari setia sukubanyak yang diberikan. a. b.

x3
8 untuk x = 1
F ( a )
c.

6.
F ( x) = 2 x 2 + 6 x + 8 ; a = 3,
2x + 3x + 5x ; a =
2,
4 2
d. e. f.
2x3
5.

3x2 + 9x + 12 ; a = 0,5 , 5x4 + 2x3

4x2 + 1 ; a = 0,6, x5

0,5x2 + 3 ; a = 0,

F ( x ) = x 3 + 4 x 2 + 1 ; a = 1,
5.2
Pembagian Sukubanyak
Kita ingat kembali cara embagian bilangan bulat dalam bentuk anjang ketika di
Sekolah Dasar dulu. Untuk mengingat kembali algoritma itu, kita ikuti contoh ber
ikut ini. Contoh 5.2.1 Hitunglah 183 : 15 dalam bentuk anjang. Penyelesaian: Pe
mbagian itu menunjukkan: 183 = (15  10) + 33 12 = (15  10) + (15  2) + 3 183 = (15 
12) + 3 150 Pembagian berhenti di sini karena sisanya 3 kurang dari 15. 33 Jadi
183 = (15  12) + 3. 30 Pada embagian di atas: 183 disebut terbagi, 15 disebut e
mbagi, 12 disebut hasilbagi, 3 disebut sisa. 3 Algoritma embagian bentuk anjan
g itu daat ula kita lakukan dalam embagian sukubanyak.
W
BAB V ~ Sukubanyak
165

Contoh 5.2.2 Bagilah 2x3 + 7x2

5 dengan x

2. Penyelesaian:

2 x 2 + 11x + 22 2 x3 + 7 x 2 5 2 x3 4 x 2 11x 2 5 11x 2 22 x 22x 5 22x 44 39


Pembagian itu menunjukkan: 2x3 + 7x2 5 = (x
2)2x2 + 11x2 5 = (x
2) 2x2 + (x
2)11
x + 22x 5 = (x 2)2x2 + (x
2)11x + (x 2)22 + 39 = (x
2)(2x2 + 11x + 22) + 39 Pemb
agian berakhir di sini karena sisanya 39 berderajat lebih rendah dariada x 2. J
adi hasilbaginya 2x2 + 11x + 22 dan sisanya 39. Bandingkan sisa embagian ada c
ontoh 5.2.2 di atas dengan hasil ada contoh 5.1.1. Aa yang daat kita simulka
n? Benar bahwa dalam kedua contoh itu, sisa embagian sama dengan nilai F (2) .
W
Hasil ini teta benar untuk F ( x ) = a3 x + a2 x + a1 x + a0 . Kita erhatikan
dua
3 2

erhitungan berikut ini. Pertama, menentukan nilai a3 x + a2 x + a1 x + a0 jika


x diganti dengan h dengan skema Horner,
3 2
h
a3
a2
a1
a3 h 2 + a2 h a 3 h 2 + a2 h + a1
a0
a 3 h3 + a 2 h 2 + a1 h a 3 h3 + a 2 h 2 + a1 h + a 0 = F (h )
a3 h a3 a3h + a2
3 2 Kedua, embagian sukubanyak a3 x + a2 x + a1 x + a0 oleh x h dengan algoritm
a embagian,
a3 x 2 + ( a3 h + a2 ) x + ( a3 h 2 + a2 h + a1 ) a3 x 3 + a2 x 2 a3 x 3 a3 hx 2
(a3 h + a2 ) x 2 + a1 x (a3 h + a2 ) x 2 ( a3 h 2 + a2 h) x (a3 h 2 + a2 h + a1
) x + a0 ( a3 h 2 + a2 h + a1 ) x ( a3 h3 + a2 h 2 + a1h) a3 h3 + a2 h 2 + a1h
+ a0 = sisa
166
Matematika SMA/MA Kelas XI
IPA
+ a1 x
+ a0

Dengan membandingkan kedua erhitungan tersebut, maka kita daat menyimulkan ba


hwa jika F ( x ) = a3 x 3 + a2 x 2 + a1 x + a0 dibagi dengan x h : 1. Sisa emba
gian adalah F ( h) = a3 h + a2 h + a1h + a0
3 2
2. Koefisien hasilbagi a3 x + ( a3 h + a2 ) x + ( a3 h + a2 h + a1 ) teat sama
dengan bilangan bilangan yang terletak ada baris terbawah ada erhitungan ert
ama, tana F(h). 3. Jumlah derajat embagi dan derajat hasilbagi sama dengan der
ajat terbagi. Derajat sisa aling besar satu lebih kecil dari derajat embagi. T
ernyata erhitungan ertama meruakan cara yang sangat singkat dan skematik
2 2
untuk menunjukkan embagian F(x) oleh x h . Pembagian skema Horner ini dikenal s
ebagai embagian sintetik. Contoh 5.2.3 Tentukan hasil bagi dan sisanya dari em
bagian x + x 16 oleh x 2 + 3 x + 2 dengan algoritma embagian. Penyelesaian: Kar
ena embagi berderajat 2, maka hasil bagi berderajat 2 dan sisa aling besar ber
derajat 1.
4 2
x4
x 2 6 x + 17 + x 2 16

x 4 + 6 x3 + 2 x 2 6 x 3 x 2 16 6 x 3 18 x 2 + 12 x 17x 2 12 x 16 17 x 2 + 51x
34 63 x 50
Jadi, hasil bagi embagian 2 x 4 + x 2 16 oleh x + 3 x + 2 adalah x 6 x + 17 dan
2
sisanya 63 x 50 .
Contoh 5.2.4 Bagilah sukubanyak F(x) = x3 + 3x2
4x + 1 dengan x + 3. Tulislah su
kubanyak itu dalam bentuk F ( x) = ( x + 3) H ( x ) + S , dengan H(x) adalah has
il bagi dan S adalah sisa. Penyelesaian: Pembaginya adalah x + 3 = x ( 3) ,
W
3
1
3 3
4 0 0 4
1 12 13
sedng hsilbgi dlh x2
tuliskn sebgi bentuk

4 dn sisny 13. Lebih lnjut, sukubnyk dpt kit

1
F ( x) = ( x + 3) H ( x ) + S , dengn
H(x) = x2
4 dn S = 13.
W
Jik sukubnyk F(x) dibgi dengn (x
h) memberikn sis sm dengn 0, mk kit
 ktkn bhw F(x) hbis dibgi dengn (x h) tu (x h) merupkn fktor dri
F(x). Hl ini kn kit diskusikn pd sub bb 5.4.

BAB V ~ Sukubnyk
167

Ltihn 5.2
1. Kerjkn setip pembgin berikut dengn lgoritm pembgin dn sjikn hsi
lny dlm bentuk : terbgi = (pembgi  hsilbgi) + sis, seperti pd contoh 5.
2.1. . 46 : 7 c. 3543 : 28 b. 100 : 13 d. 8041 : 36. Kerjkn setip pembgin
berikut dengn lgoritm pembgin dn sjikn hsilny dlm bentuk : terbgi =
(pembgi  hsilbgi) + sis. . 6x + 8 dibgi x
3 b. x2 + 5x + 4 dibgi x + 2 c.
8x3 + x2
4x + 11) dibgi x + 5 d. 2 x3
4x2
5x + 9 dibgi x2 + 5x + 1 Tentukn s
is pd pembgin berikut, dn bndingkn hsilny dengn F() untuk F(x) dn 
yng diberikn. . x2 + 3 x + 7 dibgi oleh x 1; F(x) = x2 + 3 x + 7 ,  = 1. b
. x2 8 x
13 dibgi oleh x + 2; F(x) = x2
8 x
13 ,  =
2. c. 2x3 + 3x2
5x + 21 d
bgi oleh x + 3; F(x) = x2
8 x
13,  =
3. Kerjkn pembgin berikut dengn pemb
gin sintetik untuk menentukn hsil bgi dn sisny. . 2x2 + 3x + 4 dibgi x
1 c. x3 + 2x2
3x + 4 dibgi x
3 2 b. 3x
5x + 7 dibgi x + 2 d. 5x3
7x2 + 5x + 4
dibgi x + 3 Jik P(x) = x3 + 2x2
x
2, buktikn bhw x + 2 dlh fktor dri
P(x). Nytkn P(x) dlm fktor tersebut. Dri fktor fktor liner x
1, x + 2
dn x 3 mnkh (jik d) yng merupkn fktor dri x3 6x2 + 11x
6. Buktikn b
hw x3 5x2 + 7x 2 hbis dibgi oleh x 2. Jik persmn x3 x2 32x +  = 0 mempu
nyi kr 2. Tentukn  dn kr kr yng lin.
2.
3.
4.
5. 6. 7. 8.
5.3
Teorem Sis
Apkh benr jik F(x) sembrng sukubnyk dibgi dengn ( x h) sisny psti F
(h)? Pembhsn pd sub bb 5.2 menunjukkn bhw hl itu benr untuk sembrng
sukubnyk berderjt lebih kecil tu sm dengn tig. Lebih lnjut, pembgi
n sintetik menunjukkn bhw menentukn sis pembgin oleh ( x h) dlh proses
yng sm seperti menghitung F(h). Ternyt hsil ini benr untuk sembrng suk
ubnyk. Jik sutu sukubnyk F(x) dibgi dengn ( x h) mk hsilbginy dl
h sutu sukubnyk yng lin yng dpt dinytkn dengn H(x). Dengn lgoritm
pembgin kit memperoleh hubungn dengn S sis yng berup sutu konstnt y
itu tidk memut x. Kren, jik sis S msih memut x mk pembgin itu msih
dpt dilkukn stu lngkh lgi.
F(x) = ( x h )H(x) + S
168
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

Teorem 5.1 (Teorem Sis) Jik sukubnyk F(x) dibgi dengn (x


h), mk sisny
 dlh F(h). Bukti: Mislkn hsilbginy H(x) dn sisny S. Derjt S lebih
rendh stu dripd derjt ( x h) . Oleh kren itu, S dlh konstnt. Pdh
l F(x) = ( x h )H(x) + S untuk semu x. Jik x dignti dengn h, mk diperoleh
: F(h) = ( h h )H(h) + S = 0 H(h) + S =0+S
Jadi, F(h) = S.
W
Contoh 5.3.1 Tentukan sisa jika 3x5 +5x
6 dibagi (x
2). Penyelesaian: Jika F(x)
= 3x5 +5x 6, maka F(2) = 3.25 + 5.2
6 = 100 Jadi, menurut Teorema Sisa, sisanya
adalah 100.
W
Contoh 5.3.2 Buktikan bahwa 4x7 9x2 +5 habis dibagi oleh (x
1). Bukti: Untuk mem
buktikan F(x) = 4x7 9x2 +5 habis dibagi oleh (x
1), cukup dibuktikan bahwa sisa
pembagian itu sama dengan 0. Perhatikan bahwa Karena sisanya F(1) = 0, maka suku
banyak 4x7 9x2 +5 habis dibagi oleh (x
1).
F(1) = 4.17

9.12 + 5 = 0.

b b Karena ax b =  x  , mk pd pembgin F(x) oleh x  sisny


dlh F  , dn hsil bginy dlh H(x). Dlm hl ini,
(
)
(
)
W
(b )
H ( x) F ( x) = x b H ( x) + F b F ( x) = ( x b )  + F b   
Hl ini membuktikn teorem berikut ini. Teorem 5.2
(
)
( )
( )
b Jik sukubnyk F(x) dibgi dengn (x
b), mk sisny F  .
Contoh 5.3.3 Tentukn hsil bgi dn sisny jik F(x) = 2x4 + x3
gi (2x
1).
BAB V ~ Sukubnyk
()
169

x2 + 6x

1 dib

Penyelesin: Pembginy dlh 2 x 1 = 2( x 1 ) , 2


1 2
2
1
1
1 1 2 0
6 0 6
1 3 2
2
F ( x) = ( x 1 )(2 x 3 + 2 x 2 + 6) + 2 = (2 x 1)( x3 + x 2 + 3) + 2 . 2
Jdi, hsil bgi pembgin 2x4 + x3
x2 + 6x
1 oleh (2x 1) dlh x + x + 3 dn s
isny 2.
3 2

Dengn memperhtikn Teorem 5.1 dn 5.2, secr umum kit peroleh bhw sis me
rupkn sukubnyk yng berderjt stu lebih kecil dri derjt pembginy. Ole
h kren itu, Teorem Sis dpt kit terpkn pul pbil pembginy sutu suk
ubnyk yng dpt difktorkn menjdi sukubnyk berderjt stu. Contoh 5. 3.4
Sukubnyk F(x) dibgi ( x + 2 ) sisny 14, dn jik dibgi ( x 4 ) sisny
4.
Tentukn sisny jik F(x) dibgi x2
2x + 8. Penyelesin: Mislkn hsilbginy
 dlh H(x) dn sisny dlh x + b, F(x) = (x2 2x + 8) H(x) + (x + b) = (x
4)(x + 2) H(x) + (x + b) Dengn Teorem Sis, F( 2) = 14 dn F(4) =
4 Di pihk l
in, F( 2) = ( 2 4)( 2 + 2) H( 2) 2 + b = 2 + b F(4) = (4 4)(4 + 2) H(4) + 4 + b
+ b Kit peroleh sistem persmn liner 2 + b = 14 dn 4 + b =
4, yng mempun
yi penyelesin  = 3 dn b = 8. Jdi, jik F(x) dibgi x2
2x + 8 memberikn sis
 (8 3x).
W
W
Contoh 5.3.6 Mislkn sukubnyk x5 + x3 + b dibgi (x2
1) sisny dlh (2x +
1). Tentukn  dn b. Penyelesin: Mislkn hsilbginy hdl H(x). Dri Teore
m Sis x5 + x3 + b = (x2
1). H(x) + 2x + 1 = (x 1)(x + 1) H(x) + 2x + 1 Untuk
x = 1 15 + .13 + b = (1
1)(1 + 1). H(1) + 2.1 + 1

+b=3
170
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

Untuk x = 1 ( 1)5 + .( 1)3 + b = ( 1


1)( 1 + 1). H( 1) + 2.( 1) + 1  +b=0 Dengn
ikn sistem persmn liner  + b = 3 dn
 + b = 0 kit peroleh  = b = 3/2. J
di, nili yng memenuhi dlh  = b = 3/2.
W

Ltihn 5.3
Tentukn sis dri setip pembgin berikut. . x3
3x2 + 5x
9 dibgi (x + 2) b.
x4 2x3
3x2
4x
2 dibgi (x 2) c. 5x3 + 21x2 + 9x
1 dibgi (5x + 1) d. 6x4 + 5x3
1x2 + 6x
10 dibgi (3x + 2) 2. Tentukn hsilbgi dn sis, dri setip pembgi
n yng diberikn. . 2x3 + 5x2
11x + 8 dibgi (2x
1) b. 2x3
x2 1 dibgi (2x + 3)
c. 4x4
5x2 + 6x 12 dibgi (2x + 1) d. 3x4 + 5x3
11x2 + 6x
10 dibgi (3x
1) 3. T
entukn  dn tu b sehingg: . 6x3
x2 9x +  hbis dibgi (2x + 3) b. 4x4
12x
3 + 13x2 8x +  hbis dibgi (2x
1) c. x3 4x2 + x + b hbis dibgi (x2
3x +2 )
d. x4
2x3 + x2 + 2x + b hbis dibgi (x2
2x 3) 4. Tentukn sis dri setip pemb
gin yng diberikn. . 2x3 5x2 x + 4 dibgi (x2 4x 5) b. x4 3x3 5x2 + x 6 di
i (x2 x
2) c. x7 4x4 + 3x dibgi (x3
4x) d. x9 + 5x2
4 dibgi (x3
x) 5. Sukubn
k F(x) jik dibgi (x + 1) sisny dlh 3, dn jik dibgi (x 1) sisny dl
h 5. Tentukn sisny jik F(x) dibgi (x2
1). 6. Sukubnyk F(x) jik dibgi (x
1) sisny dlh 4, dn jik dibgi (x
2) sisny dlh 5. Tentukn sisny j
ik F(x) dibgi x2 3x + 2. 7. Sukubnyk F(x) jik dibgi (x
1) sisny dlh 2
4, jik dibgi (x + 1) sisny dlh 8, dn jik dibgi (x
3) sisny 32. Tentu
kn sisny jik F(x) dibgi (x2
1)(x
3). 8. Sukubnyk F(x) jik dibgi (x2
x)
sisny dlh (5x + 1), jik dibgi (x2 + x) sisny dlh (3x + 1). Tentukn
sisny jik F(x) dibgi (x2
1). 9. Tentukn  dn tu b jik: . 2x4 + x3 + 2
x2 3x + b dibgi (x2
1) sisny dlh (6x + 5) b. 2x4 + x3 + x + b dibgi (x2
x 2) sisny dlh (8x + 5) c. x7+ x5 + b dibgi (x2
1) sisny dlh (4x + 1
) 10. Sukubnyk F(x) jik dibgi (x2
4) sisny dlh (3x
2), tentukn sisny
jik F(x) dibgi (x + 2).
BAB V ~ Sukubnyk
1.
171

5.4 Teorem Fktor


Jik kit mempunyi bilngn 27, mk kit dpt menytkn bilngn itu sebgi
perklin, 27 = 3 9 Dalam hal ini kita mengatakan bahwa 3 dan 9 adalah faktor d
ari 27. Demikian juga, jika kita mempunyai sukubanyak F(x) = x3
2x2
x + 2, maka
kita dapat menguraikan menjadi faktor-faktor linear x3 2x2
x + 2 = (x + 1)(x
1)(
x 2). Dengan fakta ini kita dapat membaca bahwa: (x + 1), (x
1) dan (x
2) adalah
faktor linear, sukubanyak x3 2x2
x + 2 jika dan hanya jika pembagian sukubanyak
itu oleh faktor-faktor linear tersebut memberikan sisa 0. Lihat kembali Contoh 5
.2.7 di depan. Hal ini dibenarkan oleh teorema berikut ini. Teorema 5.3 (Teorema
Faktor) Misalkan F(x) sukubanyak, maka F(h) = 0 jika dan hanya jika (x
h) merup
akan faktor dari F(x). Bukti: Menurut Teorema Sisa,
F(x) = (x h)H(x) + F(h) Jika F(h) = 0 maka F(x) = (x
h).H(x), yaitu bahwa (x
h) m
erupakan faktor dari F(x). Sebaliknya, jika (x h) merupakan faktor dari F(x), ma
ka F(x) = (x h)H(x) untuk suatu sukubanyak H(x). Oleh karena itu, F(h) = (h
h)H(h)
= 0H(h) = 0 Contoh 5.4.1 Tentukan faktor-faktor dari 2x3 3x2
11x + 6. Penyelesai
an: Misalkan F(x) = 2x3
3x2
11x + 6. Dengan Teorema Faktor 5.3, (x h) faktor dar
i sukubanyak F(x) jika dan hanya jika F(h) = 0. Dalam hal ini, (x
h) merupakan f
aktor sukubanyak F(x) apabila h merupakan pembagi dari 6, yaitu 1, 2, 3, 6. Kita
mencoba dengan nilai-nilai itu. Jelaslah F(1) 0, F( 1) 0, F(2) 0. Mengapa? Kita c
oba mengihitung F(3),
3
2
-3 6
-11 9 -2
6 6 0 = F(3)
2
3
Karena F(3) = 0, maka (x 3) merupakan faktor sukubanyak 2x3
3x2
11x + 6. Faktor
yang lain adalah 2x2 + 3x 2. Lebih lanjut, 2x3 3x2
11x + 6 = (x
3) (2x2 + 3x 2).
= (x
3 ) (2x
1) (x + 2). Jadi, faktor-faktor dari 2x3 3x2
11x + 6 adalah (x
3),
(2x 1), dan (x + 2).
W
172
Matematika SMA/MA Kelas XI - IPA

Catatan: Dalam buku ini kita memfokuskan hanya faktor rasional, yaitu faktor yan
g koefisien-koefisiennya merupakan bilangan rasional, misalnya (x
2) dan (2x 1).
Faktor ( x 3 2) bukn fktor rsionl, kren
3 bukn bilngn rsionl.
Ltihn 5.4
1. Dengn menggunkn Teorem Fktor buktikn bhw: . (x
1) dn (x + 6) dlh
fktor fktor dri x2 + 5x
6. b. (x 4) dlh fktor dri 2x4
9x3 + 5x2
3x
4. c
. (2x + 1) dlh fktor dri 2x3 + 11x2 + 3x
1. d. (x 1) dlh fktor dri x3
2. Fktorkn setip sukubnyk yng diberikn. . x3 7x
(2 + 1)x2 + (2 + 2)x
+ 6 c. y3 39y2 + 70 b. 2x3 + 7x2 + 2x
3 d. 2z3
5z2 + 4z 21 Tentukn  dn tu
b sehingg: . x4 + 4x3 + x2 + 4x + 1 mempunyi fktor (x + 1). b. x3 x2 + 5x
+ b mempunyi fktor x2
2x 3. c. x4
2p2x2 + 9p4 mempunyi fktor x
3p. d. x4 +
2x3 7x2 + x + b mempunyi fktor x2 + 2x
3. Kemudin fktorkn! Hitunglh , b
dn c pbil x
y + 1 dlh fktor dri x2 + bxy + cy2 + 3x
y + 2. Buktikn b
hw: . (x + y)(y + z)(z + x) dlh fktor dri (x + y + z)3
x3 y3
z3. b. (x +
y + z) dlh fktor dri x3 + y3 + z3 3yx z . Sukubnyk F(x) berderjt du me
mpunyi fktor (x + 2). Jik F(x) dibgi dengn (x
1) sisny dlh 6 dn jik
F(x) dibgi dengn (x
2) sisny dlh 12. Tentukn sukubnyk F(x) tersebut.
2.
3.
4. 5.
6.
5.5
Persmn Sukubnyk
Persmn sukubnyk kit mksudkn dlh persmn yng berbentuk

n x n + n 1 x n 1 + K + 1 x + 0 = 0
dengn n , n 1 , K , 0 dlh konstnt, n 0 dn n bilngn sli. Hrg x = h
yng jik kit subtitusikn ke sukubnyk memenuhi persmn (5.1), mk h dise
but kr dri persmn itu. Sebgi contoh, persmn mempunyi kr 3, kren
untuk x = 3,
x3

3x2 + x

3 = 0

Secr geometri, jik x = h kr dri persmn sukubnyk F(x) = 0, mk grfik
dri y = F(x) memotong sumbu x di h. Sebgi contoh, jik F(x) = x3
3x2 + x
3,
mk grfik dri y = F(x) memotong sumbu x di 3, liht gmbr 5.2.
BAB V ~ Sukubnyk
33
173

3.32 + 3

3 = 0

y 10 8 6 4 2 x

2 1 2 4 1 2 3 4

Gmbr 5.1
Pd sub bb 5.4 telh kit phmi bhw jik F(x) sukubnyk, mk Teorem Fkt
or menytkn bhw F(h) = 0 jik dn hny jik ( x h) merupkn fktor dri F(
x). Dengn demikin dpt kit simpulkn bhw: h kr persmn F(x) = 0 jik d
n hny jik F(h) = 0. Jik F(x) sukubnyk berderjt n, mk F(x) mempunyi f
ktor liner pling bnyk n. Oleh kren itu, jik F(x) = 0 persmn sukubny
k berderjt n, mk persmn itu pling bnyk mempunyi n kr. Contoh 5.5.1
Buktikn bhw 2 dlh kr persmn x3
2x2
x + 2 = 0 dn tentukn kr kr y
ng lin. Penyelesin: Mislkn F(x) = x3 2x2 x + 2. Kren F(x) berderjt tig
, mk F(x) = 0 pling bnyk mempunyi 3 kr. Untuk membuktikn bhw 2 dl
h kr dri persmn F(x) = 0, cukup dibuktikn F(2) = 0,
2
1
2 2
1 0
2 2
1
0
1
0

Pembgin sintetik menghsilkn F(2) = 0. Jdi, 2 dlh kr persmn x3


2x2
x
+ 2 = 0. Lebih lnjut, pd pembgin tersebut hsil bginy dlh (x2
1), seh
ingg x3
2x2
x + 2 = (x 2 ) (x2
1) = (x
2) (x
1) (x + 1) Jdi, kr kr dri x
2x2
x + 2 = 0 dlh 2, 1, dn 1.
W
174
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

Pd khir bb ini kit kn membntu permslhn Hermn yng diberikn pd il
ustrsi wl bb. Contoh 5.5.2 Hermn bermksud membut sutu kotk yng volumen
y 270 dm3, dengn ketentun bhw lebr kotk 3 dm lebih pendek dri pnjngny
, dn tingginy 1 dm lebih pendek dri lebrny. Berp dimensi kotk yng dpt
dibut oleh Hermn? Penyelesin: Misl lebr kotk dlh x dm, mk pnjng k
otk dlh (x + 3) dm, dn tingginy dlh ( x 1) dm, sehingg volume kotk d
lh V(x) = (x + 3) x (x 1) dm3 Kren disyrtkn bhw volume kotk dlh 270
dm3, mk hruslh (x + 3) x (x
1) = 270 tu x3 + 2x2
3x
270 = 0 Permslhnn
y sekrng dlh mencri kr rel dri persmn sukubnyk ini. Dengn Teore
m Fktor, kren F(x) = x3 + 2x2
3x 270 berderjt 3, mk F(x) = 0 pling bny
k mempunyi 3 kr rel. Pembgi bult yng mungkin dri 270, dintrny dlh
6, dn kit lkukn pembgin sintetik
6
1
2 6
3 48 45
270 270 0
1
8
Pembgin sintetik menghsilkn bhw x3 + 2x2
3x 270 = (x
6) (x2 + 8x + 45). Ak
n tetpi persmn kudrt x2 + 8x + 45 = 0 tidk mempunyi kr rel. Mengp?
Dengn demikin, nili x yng mungkin hnylh 6. Jdi, kotk yng dibut Herm
n dengn volume 270 dm3 berukurn: lebr 6 dm, pnjng 9 dm dn tinggi 5 dm.
W
Tugs Kelompok
Diskusikn penyelesin dri sol sol berikut dengn kelompok And. 1. Dikethu
i kerucut lingkrn tegk berjri jri 5 cm dn tinggi 12 cm, kemudin di dlm
kerucut tersebut dibut sutu tbung. Jik jri jri tbung dlh r cm, dn tin
gginy dlh h cm. . Nytkn volume tbung sebgi sukubnyk dlm peubh r.
b.Jik volume tbung dlh 400 cm3, beraakah jari jari tabung ini? 9 2. Jika
sebuah tangki menamung 5000 liter air, yang mengalir keluar dari alas tangki da
lam 40 menit, maka Hukum Torricelli memberikan isi V dari air yang tersisa di ta
ngki setelah t menit adalah
a. Tentukan sisa air dalam tangki setelah 5 menit, 10 menit, dan 30 menit. b. Ka
an air dalam tangki tersisa hanya 1250 liter?
BAB V ~ Sukubanyak
t V = 5000 1 , 0 t 40 40
2
175

Latihan 5.5
1. 2. 3. 4. Buktikan bahwa 1 adalah akar persamaan x3
9x2 + 20x
12 = 0, dan tent
ukan akar akar yang lain. Buktikan bahwa 1 adalah akar persamaan 4x3
24x2 + 27x
+ 20 = 0 dan tentukan 2 akar akar yang lain. Jika 3 adalah akar persamaan x3
37x
2 + a = 0, tentukan a dan akar akar yang lain. Tentukan akar akar bulat dari set
iap persamaan yang diberikan. a. x3 + 2x2
5x 6 = 0 b. x3
3x + 2 = 0 c. x4
16 = 0
d. x4 15x2
10x + 24 = 0 Diketahui (x + 2) merupakan faktor dari F(x) = 2x3 + ax
2 + 5x + 6. a. Tentukan a. b. Tentukan akar akar persamaan F(x) = 0 untuk nilai
a tersebut.
5.
Rangkuman
1. Sukubanyak atau polinom dalam x berderajat n dapat dituliskan dalam bentuk be
rikut ini.
an x n + an 1 x n 1 + an 2 x n 2 + K + a2 x 2 + a1 x + a0
dengan an , an 1 , K , a0 adalah konstanta konstanta bilangan real dan an 0 yang
disebut koefisien dari suku x k dan a0 disebut suku tetap, dan n adalah bilangan
cacah yang menyatakan derajat sukubanyak. Teorema Sisa: Jika sukubanyak F(x) di
bagi dengan (x h), maka sisanya adalah F(h).
2. 3. 4. 5.
b Jika sukubanyak F(x) dibagi dengan (ax
b), maka sisanya F a .
Teorema Faktor: Misalkan F(x) sukubanyak, maka F(h) = 0 jika dan hanya jika (x
h
) merupakan faktor dari F(x). Persamaan sukubanyak an x n + an 1 x n 1 + K + a1 x
+ a0 = 0 dikatakan mempunyai akar h jika h memenuhi dari persamaan itu.
()
176
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Math Info
Pada waktu kita meninjau aliran darah melalui pembuluh darah, seperti urat darah
halus atau arteri, kita dapat mengambil bentuk pembuluh darah berupa tabung den
gan jari jari R dan panjang l seperti diilustrasikan dalam gambar 5.3 berikut.
R r
l
Gambar 5.3
Karena gesekan pada dinding tabung, kecepatan darah v adalah terbesar sepanjang
sumbu pusat tabung dan berkurang ketika jarak r dari sumbu bertambah besar samap
ai v menjadi 0 pada permukaan dinding. Kaitan antara v dan r diberikan oleh Huku
m Aliran Laminar yang ditemukan oleh fisikawan perancis Jean Louis Marie Poiseui
lle pada tahun 1840, berupa sukubanyak berderajat dua
v=
P 4 l
(R2 r 2 )
dengan adala viskositas dara, dan P adala selisi tekanan di antara ujung tab
ung.
BAB V ~ Sukubanyak
177

Uji Kompetensi
A. Untuk soal nomor 1 sampai dengan nomor 15, pilila satu jawaban yang paling
tepat! Kerjakan di buku tugas Anda!
1. Pecaan A. B. C. 2. 6 5 4
2 x 3 + px 2 qx + 3 x 2 3x + 2
dapat disederanakan, maka nilai p + q = ... D. E.

3 2

Jika sukubanyak F ( x) = x 3 + 2ax 2 + 5 x + p dibagi ole ( x 2) dan ( x + 1) m


asing masing memberikan sisa 20 dan 12, maka nilai a + p = ... A. B. C.
18 3 16 3 62 3
D. E.
70 3 91 3
3.
Jika sukubanyak F(x) dibagi ole x 2 + 3 x 4 dan x 2 6 x + 5 mempunyai sisa nila
i 9a 3b = ... A. B. C.
3 x + 5 dan x + 7 , dan jika dibagi ole x 2 x 20 mempunyai sisa ax + b , maka 1
1 1 3 14 2 3
8 D. E.
41 2 61 3
4.
Sala satu akar persamaan sukubanyak 2 x 3 7 x 2 7 x + 30 = 0 adala 3, maka jum
la dua akar yang lain adala ... A. B. C.
1 2 1 2
1
D. E.
3 5
178
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

5.
Jika sukubanyak 4 x 4 12 x 3 + 13 x 2 8 x + a dan 6 x 2 11x + 4 mempunyai satu f
aktor yang sama, maka nilai a = ... A. 4 D. 2 B. 2 E. 4 C. 0 Sukubanyak x3 12 x +
k abis dibagi ole ( x 2) , maka ia juga abis dibagi ole .... A. B. C.
6.
x +1 x+2
D. E.
x 1 x3
x+4
4 3 2 D. E.

1 0

7.
Jika x5 4 x 4 + 5 x3 + x 2 x + 7 dibagi dengan ( x + 1) , maka sisanya adala ..
. A. B. C.
8.
Jika (
p + q
a + 1)
4 B.

x y + 1) adala faktor dari px 2 + qxy + ry 2 + 5 x 2 y + 4 , maka nilai


r = ... A. 6 D.
3 B. 4 E.
5 C. 1 Jika persamaan sukubanyak 2 x 3 ax 2 + (2
x 2 = 0 mempunyai dua akar saling berkebalikan, maka nilai a = ... A. 6 D.
1 E. 5 C. 3 A. B. C. 1 2 3 D. E. 4 5

9.
10. Jumla akar real dari x5 + 4 x 4 2 x3 + x 2 + x 2 = 0 adala ...
11. Jika akar akar dari persamaan x3 7 x 2 + 7 x + 15 = 0 adala p, q, dan r, ma
ka nilai p 2 + q 2 + r 2 = ... A. B. C. 45 35 28 D. E. 5 1
BAB V ~ Sukubanyak
179

12. Jika H ( x) = x 2 + x 6 adala faktor dari G ( x ) = 2 x 3 + ax 2 + bx + 6 ,


maka nilai a = ... . A. 3 B.
1 C. 1 D. E. 2 5
13. Suatu sukubanyak F(x) jika dibagi ( x 1) sisanya 6 dan jika dibagi ( x + 3)
sisanya 2, maka F(x) jika dibagi x 2 + 2 x 3 sisanya adala .... A. B. C.
4x + 2 2x + 4
1 2
D. E.
1 x 13 2 2 2 x + 8
x + 11 2
14. Suatu sukubanyak F(x) jika dibagi ( x + 2) sisanya 2 dan jika dibagi ( x 1)
sisanya 5, sisa pembagian F(x) ole x 2 + x 2 adala .... A. B. C.
x+4 2x + 4
D. E.
x 4
x + 6
3x + 2
15. Suatu sukubanyak F(x) jika dibagi dengan ( x a ) dan ( x 2a ) berturut turut
memberikan sisa 10a dan 20a. Jika F(x) dibagi dengan x 2 3ax + 2 a 2 sisanya ad
ala ... . A. B. C.
10ax a 5ax 10 ax
D. E.
10x 5x
B. Untuk soal nomor 16 sampai dengan nomor 20, kerjakan dengan
singkat dan jelas!
16. Jika F(x) dibagi ole ( x x) dan ( x + x) masing masing bersisa (5 x + 1) da
n
2 2
(3 x + 1) , berapaka sisa pembagian F(x) ole ( x 2 1) ?
17. Sukubanyak F(x) dan G(x) masing masing jika dibagi dengan ( x 1) mempunyai s
isa 4 dan 10, dan jika dibagi dengan ( x + 5) mempunyai sisa 8 dan 12 . Misalkan
diketaui suku banyak H(x) = 2F(x) + 3G(x). Jika H(x) dibagi dengan x + 4 x 5
2
mempunyai sisa ax + b , maka berapaka nilai 3a 2b?
180
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

18. Jika ( p 1) x 2 + ( q 2) xy + ry 2 5 x 2 y + 3 abis dibagi dengan ( x y + 1


) , itungla nilai p + 2q + 4r. 19. Jika x 4 ax 3 ( a b) x 2 + (3a + b + 2) x (
3a + b) dibagi dengan x + x 2
2
a mempunyai sisa x 3 , berapa nilai dari log(10b + 2) ?
20. Jika sukubanyak x8 ax 3 b abis dibagi ole x 1 , dan jika dibagi ole ( x 2
)
2
mempunyai sisa 20t + 55 , tentukan nilai dari 8t + a + 9b .
Soal Analisis
1. Suatu pabrik pembuat kotak kaleng akan membuat suatu kotak tanpa tutup dari s
elembar kaleng berukuran 8 15 inci dengan cara memotong keempat bujur sangkar di
sudutnya dan melipat bagian sisinya. a. Jika panjang sisi bujur sangkar yang di
potong adala x inci, nyatakan volume kotak sebagai persamaan sukubanyak dalam p
euba x. b. Jika volume kotak adala 44 inci3, bagaimana ukuran kotak searusnya
? Suatu tana lapang berbentuk persegi panjang dikelilingi pagar sepanjang 240 m
. a. Jika x meter menyatakan panjang tana lapang, nyatakan luas tana lapang te
rsebut sebagai persamaan sukubanyak dalam peuba x. b. Jika luas tana lapang te
rsebut adala 3.200 m2, berapaka panjang tana lapang tersebut? Suatu kebun ber
bentuk persegi panjang ditempatkan seingga sala satu sisi ruma merupakan bata
snya, dan akan dibuat pagar sepanjang 100 m untuk ketiga sisinya. a. Jika x mete
r menyatakan panjang sisi kebun yang sejajar ruma, nyatakan luas kebun tersebut
sebagai persamaan sukubanyak dalam peuba x. b. Jika luas kebun adala 1.250 m2
, berapaka lebar kebun tersebut? Suatu perusaaan mulai beroperasi pada 1 Janua
ri 2005. Pendapatan kotor taunan perusaaan itu setela t taun adala p juta r
upia, dengan
2.
3.
4.
p = 50.000 + 18.000t + 600t 2
a. b. 5. Berapaka pendapatan kotor perusaaan itu pada 1 Januari 2008? Setela
berapa taun perusaaan itu akan memperole pendapatan kotor sebesar 455 milyar
rupia? Gelombang udara dingin mendekati suatu sekola SMA. Suu t jam setela t
enga malam adala T, dengan
T = 0,1(400 40t + t 2 ) , 0 t 12
a. b. Berapa suu di sekola tersebut pada pukul 05.30 pagi? Pada pukul berapa s
uu di sekola tersebut adala 10 C?
BAB V ~ Sukubanyak
181

Aktivitas Proyek
Aktivitas
Nama Kelas Kelompok Kegiatan Tujuan :
.. Tanggal :
. : XI Materi Pokok : Sukubanya
er : 2 (dua) : Membuat kotak tertutup. : Menentukan ukuran kotak dengan volume t
ertentu.
A. Alat dan baan yang digunakan 1. Selembar karton berukuran: 50 cm 80 cm 2. Bu
ku catatan 3. Alat tulis B. Cara kerja 1. Gambarkan sketsa jaring jaring kotak t
ertutup.  N O
4. Gunting 5. Kertas perekat 6. Penggaris
z
50cm
80cm
2. 3. 4. 5.
Gunting sketsa tersebut dan buang bagian gambar yang diarsir. Lipat dengan bantu
an penggaris tepat pada garis putus putus. Rekatkan jaring jaring kotak dengan m
enggunakan kerta perekat. Kotak yang diperole mempunyai lebar z cm, panjang y c
m, dan tingi x cm. Tentukan nilai x, y, dan z yang mungkin. Jika volume kotak ad
ala V, lengkapi tabel berikut ini. No. 1. 2. 3. 4. 5. x y z V
C. Analisis 1. Tentukan rumus volume kotak dalam x. 2. Tentukan nilai x, y, dan
z seingga volume kotak 9.000 cm3. 3. Tentukan volume kotak yang maksimum.
182
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

BAB
VI
KOMPOSISI FUNGSI DAN INVERS FUNGSI
Tujuan Pembelajaran
Setela mempelajari materi bab ini, Anda diarapkan mampu: 1. membedakan pengert
ian relasi dan fungsi, 2. memberikan conto fungsi fungsi sederana, 3. menjelas
kan sifat sifat fungsi, 4. menentukan aturan fungsi dari komposisi beberapa fung
si, 5. menentukan nilai fungsi komposisi teradap komponen pembentuknya, 6. mene
ntukan komponen fungsi jika aturan komposisinya diketaui, 7. memberikan syarat
agar fungsi mempunyai invers, 8. menentukan aturan fungsi invers dari suatu fung
si, 9. menggambarkan grafik fungsi invers dari grafik fungsi asalnya.
BAB VI ~ Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi
183

Pengantar
Gambar 6.1 Anak SMA sedang melakukan percobaan kimia di sebua laboratorium kimi
a Sumber: elcom.umy.ac.id
Santi arus melakukan percobaan kimia melalui dua taap yaitu taap I dan taap
II. Lamanya (dalam menit) proses percobaan pada setiap taap merupakan fungsi te
radap banyaknya molekul yang dicobakan. Pada taap I untuk baan sebanyak x mol
diperlukan waktu selama f ( x) = x + 2 , sedangkan pada taap II memerlukan wak
tu g ( x) = 2 x 2 1 . Jika baan yang arus dilakukan untuk percobaan sebanyak 1
0 mol, maka berapa lama satu percobaan sampai selesai dilakukan? Sebaliknya, jik
a dalam percobaan waktu yang diperlukan adala 127 menit berapa mol baan yang 
arus disediakan? Untuk menyelesaikan permasalaan tersebut, Anda sebaiknya ingat
kembali beberapa konsep tentang: impunan, logika matematika, bentuk pangkat da
n akar, persamaan kuadrat, dan trigonometri. Dengan tela menguasai konsep konse
p ini, maka permasalaan di atas akan dengan muda diselesaikan.
184
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

6.1
Produk Cartesius dan Relasi Produk Cartesius
Pasangan bilangan (x, y) dengan x sebagai urutan pertama dan y sebagai urutan ke
dua disebut pasangan terurut. Karena urutan diperatikan, maka pasangan terurut
(2, 5) dan (5, 2) memberikan dua makna yang berbeda. Selanjutnya, misalkan diket
aui dua impunan tak kosong A dan B. Dari dua impunan ini kita dapat membentuk
impunan baru C yang anggota anggotanya adala semua pasangan terurut (x, y) de
ngan x A sebagai urutan pertama dan y B sebagai urutan kedua. Himpunan C yang di
bentuk dengan cara ini disebut produk Cartesius atau perkalian Cartesius impuna
n A dan impunan B, yang disimbolkan dengan A B . Ole karena itu, produk Cartes
ius dapat didefinisikan berikut ini. Definisi 6.1 Jika A dan B adala dua impun
an tak kosong, maka produk Cartesius impunan A dan B adala impunan semua pasa
ngan terurut (x, y) dengan x A dan

y B . Ditulis dengan notasi A B = {( x, y ) | x A dan y B}


Grafik dari produk Cartesius disebut grafik Cartesius. Ide perkalian impunan A
B pertama kali diperkenalkan ole Renatus Cartesius yang nama aslinya adala Ren
e Descartes (1596 1650), matematikawan berkebangsaan Perancis. Conto 6.1.1 Diber
ikan impunan A = {a, b, c} dan B = {1,2}. Tentukan tiap produk Cartesius beriku
t. a. A B b. B A c. A A Penyelesaian: a. A B = {( x, y ) | x A dan y B} = {(a,1
, (b,1), (c,1), (a, 2), (b, 2), (c, 2)},
b. c.
B A = {( x, y ) | x B dan y A} = {(1, a), (2, a), (1, b,), (2, b), (1, c), (2, c
)}, A A = {( x, y ) | x A dan y A} = {(a,a), (a,b), (a,c), (b,a), (b, b), (b, c)
, (c, a), (c, b), (c, c)},
Dalam conto 6.1.1, impunan A mempunyai 3 anggota dan impunan B mempunyai 2 an
ggota. Dari penyelesaian pertama tampak bawa produk Cartesius A B mempunyai 3 2
= 6 anggota, yaitu (a,1), (b,1), (c,1), (a, 2), (b, 2), dan (c, 2). Secara umum
, jika banyak anggota impunan A adala m dan banyak anggota impunan B adala n
, maka banyak anggota produk Cartesius A B adala m n anggota.
W
Relasi
Kita peratikan kembali produk Cartesius dari impunan A = {a, b, c} dengan imp
unan B = {1,2} pada conto 6.1.1 bagian (a), yaitu A B = {(1, a), (2, a), (1, b,
), (2, b), (1, c), (2, c)}
BAB VI ~ Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi
185

Dari produk Cartesius A B ini kita dapat mengambil beberapa impunan bagian, mis
alnya: R1 = {(1, a), (2, a), (1, b,), (1, c), (2, c)}, R2 = {(1, b,), (2, b), (1
, c), (2, c)}, R3 = {(2, a), (1, c)}. Himpunan impunan R1, R2, dan R3 yang meru
pakan impunan bagian dari produk Cartesius A B , kita katakan sebagai relasi at
au ubungan dari impunan A ke impunan B. Dengan pemaparan ini suatu relasi ata
u ubungan dapat didefinisikan berikut ini. Definisi 6.2 Suatu relasi atau ubun
gan dari impunan A ke impunan B adala sembarang impunan bagian dari produk C
artesius A B. Jika R adala suatu relasi dari impunan A ke impunan B dan pasan
gan terurut (x, y) adala anggota R, maka dikatakan x berelasi dengan y, ditulis
x R y. Tetapi jika pasangan (x, y) bukan anggota R, maka dikatakan x tidak bere
lasi dengan y, ditulis x R y . Untuk ke tiga relasi R1, R2, dan R3 di atas. R1 =
{(1, a), (2, a), (1, b,), (1, c), (2, c)}, 1 R1 a, 2 R1 a, 1 R1 b, 1 R1 c, dan
2 R1 c, tetapi 2 R1 b. R2 = {(1, b,), (2, b), (1, c), (2, c)}, 1 R2 b, 2 R2 b, 1
R2 c, dan 2 R2 c, tetapi 1 R2 a, dan 2 R2 a. R3 = {(2, a), (1, c)}. 2 R3 a dan
1 R3 c, tetapi 1 R3 a, 1 R3 b, 2 R3 b, dan 2 R3 c. Misalkan R adala suatu relas
i dari impunan A ke impunan B yang ditulis sebagai R = {( x, y ) | x A dan y B
} . Himpunan semua ordinat pertama dari pasangan terurut (x,y) disebut daera as
al atau domain, ditulis dengan DR . Himpunan B disebut daera kawan atau kodomai
n, ditulis dengan K R . Himpunan semua ordinat kedua dari pasangan terurut (x,y)
disebut daera asil atau range, ditulis dengan RR . Sebagai conto, jika A = {
x, y, z} dan B = {1, 2, 3}, dan R adala relasi dari A ke B yang diberikan ole
R = {(x,1), (y, 1), (z, 2)}, maka : daera asalnya adala DR = {x, y, z} daera
 kawannya adala K R = {1, 2, 3} daera asilnya adala RR = {1, 2}.
Relasi R = {( x, y ) | x A dan y B} dapat digambarkan dengan dua cara, yaitu den
gan menggunakan diagram pana atau grafik pada bidang Cartesius. Conto 6.1.2 Mi
salkan A = {2, 3, 4, 6, 8} dan B = {0, 1, 2, 3, 4, 5}. a. Jika a A dan b B , ten
tukan relasi R dari A ke B yang menyatakan relasi a dua kali b. b. Tunjukkan rel
asi R dengan diagram pana. c. Tunjukkan relasi R dalam grafik Cartesius.
Matematika SMA/MA Kelas XI IPA
186

Penyelesaian: a. Relasi R = {(2, 1), (4, 2), (6, 3), (8, 4)} b. Diagram pana un
tuk R adala
A 2 3 4 6 8 B 0 1 2 3 4 5
Gambar 6.2 Diagram pana relasi R
c.
Grafik Cartesius dari R adala
y 5 4 3 2 1 0 2 3 4 5 6 8 x
Gambar 6.3 Grafik Cartesius relasi R
W
Latian 6.1
1. Misalkan A adala impunan dari semua siswa di kelasmu, dan B = {motor, angko
t, bus, sepeda, jalan kaki}. Buatla relasi ke sekola dengan dari impunan A ke
impunan B dengan diagram pana. Pili 10 teman sekelasmu. Namakan A adala im
punan yang anggotanya temantemanmu tadi, dan ambil impunan B = { 1, 2, 3, 4, 5
}. a. Dengan diagram pana buatla relasi anak nomor ke dari A ke B. b. Tulisla
relasi itu sebagai pasangan terurut. Setiap relasi berikut adala relasi dari 
impunan A = {1, 2, 3, 4} ke impunan B = {p, q, r, s}. Tentukan daera asal, dae
ra kawan, dan daera asilnya. a. {(1, p), (2, q), (4, r), (4, s)} c. {(1, r),
(2, r), (4, r), (4, r)} b. {(1, q), (2, q), (3, r), (4, s)} d. {(1, p), (1, q),
(3, r), (3, s)}
2.
3.
BAB VI ~ Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi
187

4.
5.
Himpunan pasangan terurut dari dua impunan ditentukan dengan: {( 1 ,2), (1,4), (3
,6), (5,8), (7,10)} Tuliskan anggota kedua impunan yang dimaksud. Buatla suatu
relasi yang mungkin dari impunan pertama ke impunan kedua. Suatu relasi R dib
erikan ole: {( 1 ,8), (1,4), (2,2), (4,1), (8, 1 )}. 2 2 a. b. Tuliskan anggota
anggota dari impunan pertama dan anggota anggota impunan kedua. Nyatakan suat
u relasi yang mungkin dari impunan pertama ke impunan kedua. Gambarkan grafik
Cartesius relasi R itu, kemudian gambarkan kurva yang melalui titik titik dari r
elasi R.
2.2
Fungsi atau Pemetaan
Diagram pana pada gambar 6.4 menunjukkan relasi ukuran sepatunya dari impunan
siswa siswa (A) ke impunan ukuran ukuran sepatu (B). Setiap siswa anya mempuny
ai tepat satu ukuran sepatu, seingga setiap anggota A dipasangkan dengan tepat
satu anggota B.
A Kia Tia Nia Lia Mia ukuran sepatunya B 36 37 38 39 40 41
Gambar 6.4 Diagram pana relasi ukuran sepatunya
Relasi dari A ke B yang mempunyai sifat seperti di atas disebut fungsi atau peme
taan, yang definisi formalnya diberikan berikut. Definisi 6.3 Fungsi atau pemeta
an dari impunan A ke impunan B adala relasi yang mengawankan setiap anggota A
dengan tepat satu anggota B. Suatu fungsi f yang memetakan setiap x anggota im
punan A ke y anggota impunan B, dinotasikan dengan Yang dibaca:
f memetakan x k
e y , y disebut peta (bayangan) dari x ole f atau nilai fungsi f, dan x disebut
prapeta dari y ole f. Sebagai conto, jika fungsi f : x x + 3x 1
2
f : x y = f ( x)
maka f ( x) = x 2 + 3 x 1 . Nilai f ( x) = x 2 + 3 x 1 disebut rumus untuk fungs
i f.
188
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Grafik fungsi f dimaksudkan adala impunan pasangan (x, y) pada bidang, seingg
a (x, y) adala pasangan terurut dalam f. Dari definisi di atas, kita dapat meny
impulkan bawa pasangan terurut pada fungsi mempunyai sifat bawa setiap anggota
A anya muncul sekali menjadi elemen pertama dalam pasangan pasangan terurut te
rsebut. Ole karena itu, (4,2) dan (4,9) tidak mungkin muncul bersama sebagai pa
sangan pasangan terurut pada fungsi. Sebagaimana pada relasi, untuk fungsi dari
impunan A ke impunan B kita mempunyai istila istila yang sama. Himpunan A di
sebut daera asal atau daera definisi (domain), ditulis D f . Himpunan B disebu
t daera kawan (kodomain), ditulis K f . Himpunan semua peta dalam B disebut dae
ra asil (range), ditulis R f . Untuk conto fungsi di depan, fungsinya adala u
kuran sepatunya dengan daera asal adala A = {Kia, Tia, Nia, Lia, Mia}, daer
a kawan adala B = { 36, 37, 38, 39, 40, 41}, daera asil adala { 37, 38, 3
9, 40}. Conto 6.2.1 Dari relasi yang diberikan ole diagram pana berikut manak
a yang merupakan fungsi?
A 1 2 3 4 5 B a e i o S a b c d
T 1 1
(a)
Gambar 6.5
(b)
Penyelesaian: Dari dua relasi tersebut yang merupakan fungsi adala relasi (b).
Relasi (a) bukan fungsi karena elemen 4 tidak mempunyai kawan, dan juga elemen 5
mempunyai dua kawan.
W
Untuk kajian selanjutnya, notasi real. Conto 6.2.2
adala menyatakan impunan semua bilangan
Diberikan fungsi f
(4), f (6) dan f (
grafik fungsi y =
 asilnya f, jika

: dengan rumus f(x) = x 2 4 x + 5 , x . a. Tentukan f (0), f


1) . b. Tentukan bilangan a, seingga f (a) = 17. c. Gambarkan
f (x) = x 2 4 x + 5 dalam bidang Cartesius. d. Tentukan daera
daera asal f ditentukan sebagai

D f = {x | 1 x < 5} .
BAB VI ~ Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi
189

Penyelesaian: Dari rumus yang diketaui y =


bilangan real x dipetakan ke bilangan real
5 . a. Untuk x = 0, maka f (0) = 0 2 4(0)
4(3) + 5 = 2 , untuk x = 5, maka f (5) =
( 1) = ( 1) 2 4( 1) + 5 = 10 .
2

f(x) = x 2 4 x + 5 , x , maka
y yang nilainya sama dengan x 4 x
+ 5 = 5 , untuk x = 3, maka f (3) =
52 4(5) + 5 = 10 , untuk x = 1 ,

setiap
+
32
maka f

b. Untuk x = a, maka f ( a ) = a 2 4a + 5 . Karena diketaui f(a) = 17, maka dip


erole ubungan
a 2 4a + 5 = 17
c.
a 2 4a 12 = 0 ( a 6)( a + 2) = 0 a = 6 atau a =
2

Grafik fungsi y = f(x) = x 4 x + 5 diperliatkan pada gambar 6.6 berikut ini.


10
Daera asil
8 6 4 2
1
2
3
4
5
6
Daera asal
Gambar 6.6 Grafik fungsi y = f(x) =
x2 4x + 5
d. Dari gambar 6.6, untuk daera asal D f = {x | 1 x < 4} diperole daera asil
R f = {y | 1 y < 10}.
Jika daera asal fungsi f tidak atau belum
semua impunan bilangan real yang mungkin
nan bilangan real. Daera asal seperti ini
to 6.2.3 Tentukan daera asal alami untuk
W
1 x3
b. f ( x) =
x 2 16
c. f ( x) =

diketaui, maka daera asal f diambil


seingga daera asilnya adala impu
sering disebut daera asal alami. Con
setiap fungsi berikut. a. f ( x) =

1 x 5x + 6
2
190
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Penyelesaian: a. Fungsi f ( x ) =
1 x3
bernilai real asalkan penyebutnya tidak sama dengan 0. Hal
ini dipenui apabila x 3 . Jadi, daera asal alami f ( x) =
1 x3
adala
D f = {x | x 3} .
b. Fungsi f ( x) =
x 2 16 bernilai real asalkan bilangan di bawa tanda akar tidak 2 bernilai negat
if, seingga arus dipenui x 16 0 , x 2 16 0 ( x 4)( x 4) 0 x 4 atau
aera asal alami f ( x ) = x 2 16 adala D f = {x | x 4 atau x 4} .
1
2
c.
Fungsi f ( x ) =
bernilai real asalkan penyebutnya tidak sama dengan 0, x 5x + 6 yaitu apabila bi
langan di bawa tanda akar bernilai positif, seingga arus x2 5x + 6 > 0 ,
x 2 5 x + 6 > 0 ( x 2)( x 3) > 0 x 2 atau x 3
1 x 5x + 6
2
Jadi, daera asal alami f ( x ) =
adala D f = {x | x 2 atau x 3} .
W
Latian 6.2
1. Diketaui A = {1, 2, 3, 4} dan B = {a, b, c}. Apaka relasi relasi dari A ke
B berikut merupakan fungsi? Jika tidak mengapa? a. R1 = {(1, a), (3, b), (4, c)}
c. R3 = {(1, a), (2, a), (3, a), (4, a)} b. R2 = {(1, c), (2, b), (3, c), (4, c
)} d. R4 = {(1, b), (2, b), (3, a), (4, c)} Tentukan daera asal, daera kawan,
dan daera asil untuk fungsi fungsi pada soal nomor 1. Dari relasi relasi pada
impunan A = {1, 2, 3, 4} dinyatakan dengan diagram pana berikut, manaka yang
merupakan fungsi?
A 1 2 3 4 (a) A 1 2 3 4 A 1 2 3 4 (b) Gambar 6.7 BAB VI ~ Komposisi Fungsi dan I
nvers Fungsi A 1 2 3 4 A 1 2 3 4 (c) A 1 2 3 4
2. 3.
191

4. 5.
Tentukan daera asal, daera kawan, dan daera asil untuk fungsi fungsi pada so
al nomor 3. Dari relasi pada yang digambarkan dalam bidang Cartesius pada gambar
6.8, manaka yang merupakan suatu fungsi?
y y y
x
x
x
(a)
(b)
(c)
Gambar 6.8
6.
Fungsi f : ditentukan ole f ( x) = 2 x . a. Tentukan f (0), f (1), f ( 2), f (2).
b. Elemen mana dari daera asal seingga petanya 64? Diketaui fungsi f : , den
gan f ( x) = ax 2 + bx 3 , x , f (1) = 0, dan f ( 3 ) = 12. a. Tentukan nilai a da
n b. b. Hitung f (0), f (2), f (5), dan f ( 2). c. Gambarkan sketsa grafik fungsi
y = f ( x ) pada bidang Cartesius. d. Tentukan daera asil fungsi f, jika daera
 asal fungsi f diambil impunan berikut. (i) D f = {x | 3 x 1} (ii) D f = {x
x 4}
7.
9.
Peratikan kembali conto 5.5.2. Lebar kotak 3 dm lebi pendek dari panjangnya,
dan tingginya 1 dm lebi pendek dari lebarnya. a. Jika lebar kotak adala x dm,
nyatakan volume kotak sebagai fungsi dari x. b. Tentukan daera asal fungsi ini.
10. Liat kembali soal analisis nomor 1 bab 5. Suatu pabrik pembuat kotak kalen
g akan membuat suatu kotak tanpa tutup dari selembar kaleng berukuran 8 15 inci
dengan cara memotong keempat bujur sangkar di sudutnya dan melipat bagian sisin
ya. a. Jika panjang sisi bujur sangkar yang dipotong adala x inci, nyatakan vo
lume kotak sebagai fungsi dari x. b. Tentukan daera asal fungsi ini. 11. Suatu
tana lapang berbentuk persegi panjang dikelilingi pagar sepanjang 240 m. a. Jik
a x meter manyatakan panjang tana lapang tersebut, nyatakan luas tana lapang t
ersebut (dalam meter persegi) sebagai fungsi dari x. b. Apaka daera asal fungs
i ini?
192
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

6.3
Beberapa Fungi Kusus
Berikut ini akan kita pelajari beberapa jenis fungsi yang mempunyai ciri ciri k
usus yang sering kita jumpai dalam penerapan. Termasuk jenis fungsi kusus antar
a lain: fungsi konstan, fungsi identitas, fungsi linear, fungsi kuadrat, fungsi
modulus, fungsi tangga, fungsi genap, dan fungsi ganjil
6.3.1. Fungsi Konstan
Fungsi f disebut fungsi konstan jika untuk setiap x pada daera asal berlaku f (
x) = c, dengan c bilangan konstan. Conto 6.3.1 Diketaui fungsi konstan f (x) =
3 untuk setiap x . a. Carila f (0), f (7), f ( 1), dan f (a). b. Carila daera
asilnya. c. Gambarla grafiknya. Penyelesaian: a. Dari definisi f, kita perole
f (0) = 3, f (7) = 3, f ( 1) = 3, dan f (a) = 3. Semua elemen di daera asal berk
awan dengan 3. b. c. Daera asilnya adala R f = {3} . Grafiknya
y 5 4 3 2 1 x 3 2 1 0 1 2 3 y=3
Gambar 6.9 Grafik fungsi f (x) = 3
6.3.2 Fungsi Identitas
W
Fungsi f disebut fungsi identitas jika untuk setiap x pada daera asal berlaku f
(x) = x, fungsi ini sering disimbolkan dengan I. Conto 6.3.2 Untuk fungsi iden
titas I (x) = x, x . a. Carila I(0), I(7), I( 1), dan I(a). b. Carila daera as
ilnya. c. Gambarla grafiknya.
BAB VI ~ Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi
193

Penyelesaian: a. Dengan definisi I, I (0) = 0, I(7) = 7, I( 1) =


b. Daera asilnya adala R f = . c. Grafiknya
y 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1, dan I (a) = a.

x
Gambar 6.10 Grafik fungsi identitas
6.3.3 Fungsi Linear
W
Fungsi f disebut fungsi linear, jika f dapat dinyatakan sebagai f(x) = ax + b, u
ntuk semua x dalam daera asal, dengan a dan b konstan seingga a 0 . Grafik fun
gsi linear berbentuk garis lurus, yang mempunyai persamaan y = ax + b. Conto 6.
3.3 Diketaui fungsi f (x) = 3x + 6, x . a. Carila f (0), f (2), dan f (a + b).
c. Carila daera asilnya. b. Gambarla grafiknya. Penyelesaian: a. Dari f (x)
= 3x + 6, kita perole f (0) = 3.0 + 6 = 6, f(2) = 3.2 + 6 = 12, f (a + b) = 3(
a + b) + 6 = 3a + 3b + 6 b. Grafiknya
y 8 6 3 2 3 2 1 1 2 x
2
Gambar 6.11 Grafik fungsi f (x) = 3x + 6
c. 194
Dari grafik tampak bawa daera asilnya adala R f = .
Matematika SMA/MA Kelas XI IPA
W

6.3.4 Fungsi Kuadrat


Jika fungsi f dapat dinyatakan sebagai f (x) = ax2 + bx + c, untuk setiap x dala
m daera asal, dengan a, b, dan c konstan dan a 0 , maka fungsi f disebut fungsi
kuadrat. Grafik fungsi kuadrat mempunayi persamaan y = ax2 + bx + c yang berben
tuk parabola. Kita ingat kembali pelajaran pada kelas X, bawa: a. Grafik fungsi
y = ax2 + bx + c mempunyai titik balik dengan koordinat b. c. Jika a > 0 , maka
diperole titik balik minimum. Jika a < 0 , maka diperole titik balik maksimum
.
( 2ba , 4Da ) , dengan D = b
2
4ac .
b Sumbu simetrinya iala x = 2a
Conto 6.3.4 Diketaui f ( x) = x + x + 6 , x . a. Carila f (0), f (3), f (a),
dan f (a + 2). b. Gambarla grafiknya. c. Carila daera asilnya. Penyelesaian:
2
a.
Dari rumus fungsi yang diberikan f ( x) = x 2 + x + 6 , seingga f (0) = 6,
f (3) = 32 + 3 + 6 = 0 , f (a) = a 2 + a + 6 ,
b. Untuk menggambarkan grafiknya, kita ikuti langka langka berikut. (1) Titik
potong grafik dengan sumbu x, yaitu untuk y = f (x) = 0,
f ( a + 2) = (a + 2) 2 + ( a + 2) + 6 = a 2 3a + 4 .
f ( x) = 0 x 2 + x + 6 = 0 x2 + x + 6 = 0 ( x 3)( x + 2) = 0
Jadi, titik potong grafik dengan sumbu x adala (3,0) dan ( 2 ,0). (2) Titik poton
g grafik dengan sumbu y, yaitu untuk x = 0,
x = 3 atau x = 2 x = 0 f ( x) = 6
Jdi, titik potong grfik dengn sumbu y dlh (0,6). (3) Dri rumus fungsi kit
 peroleh D = b 2 4c = 12 4( 1)(6) = 25 , sehingg

b 2
=
1 2( 1)
=
1 2
dn
D 4
=
25 4( 1)

=
13 2
Jdi, titik blikny dlh ,
BAB VI ~ Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi
1 13 . 2 2
195

2a 2 (5) Grafik fungsi f ( x) = x 2 + x + 6 adalah


y 6 4 2 3 2 1 2 4 6 1 2 3 4 x Daerah hasil
(4) Sumbu simetri: x =
b
=
1
.
[
Gambar 6.12 Grafik fungsi f ( x ) = x + x + 6
2
c.
Dari grafik tampak bahwa daerah hasilnya adalah R f = { y | y 13 / 2} .
6.3.5 Fungsi Mutlak atau Fungsi Modulus
Nilai mutlak atau modulus dari a, dinotasikan a , dibaca nilai mutlak a, didefin
isikan sebagai
a =
a , untuk a 0  , untuk  < 0
Dengn definisi ini, mk kit mempunyi

3 = 3 , 1 = ( 1) = 1 , 5 2 = 5 2 = 3 dn 2 5 = (2 5) = 3 .
Fungsi yng rumusny memut nili mutlk disebut fungsi mutlk tu fungsi modul
us. Contoh 6.3.5 Dikethui fungsi f dengn dengn f ( x) = x . Crilh f (0), f
( 2), f (5), f (2), dn f (3x + 1). b. Gmbrlh grfikny. c. Crilh derh h
silny. Penyelesin: . Dengn memperhtikn definisi nili mutlk kit peroleh
f (0) = 0, f ( 2) =
( 2) = 2, f (5) = 5, f (2) = 2 , kren  2 0 untuk setip 
,
f (3 x + 1) =
3 x + 1 , untuk 3x + 1 0 3 x + 1 , untuk x 1/ 3 = (3 x + 1) , untuk 3x + 1 < 0
, untuk x < 1/ 3
Mtemtik SMA/MA Kels XI
IPA
196

b.
Grfik fungsi f ( x ) = x dlh
y 3 2 1 x
3
2
1
1
2
3
Gmbr 6.13 Grfik fungsi
f ( x) = x
c.
Dri grfik tmpk bhw derh hsilny dlh R f = {y | y 0} .
W
6.3.6 Fungsi Tngg tu Fungsi Nili Bult Terbesr
Fungsi tngg tu fungsi nili bult terbesr didefinisikn sebgi bult terbe
sr x didefinisikn sebgi bilngn bult terbesr yng lebih kecil tu sm de
ngn x. Sebgi contoh, 3;
f ( x ) = x untuk semu nili x dlm derh slny. Notsi x dibc

nili

3 = 3 , kren 3 dlh nili bult terbesr yng lebih kecil tu sm dengn 3,8 =
3 , kren 3 dlh nili bult terbesr yng lebih kecil tu sm dengn 0, 6 =
0 , kren 0 dlh nili bult terbesr yng lebih kecil tu sm dengn 1,8 = 2
, kren 2 nili bult terbesr yng lebih kecil tu sm dengn
x . Sebgi contoh;
3,8; 0,6;
1,8. Dengn demikin, setip bilngn rel x berd dlm sutu intervl yng dib
tsi du bilngn bult dpt ditentukn nili untuk intervl 0 x < 2 , mk x
= 0 ,
untuk intervl 1 x < 0 , mk x = 1 , untuk intervl 3 x < 2 , mk x =
Dengn penjelsn di ts, grfik fungsi f ( x ) = x dengn derh sl pd bid
ng Crtesius dpt dilukiskn seperti pd gmbr 6.14.
BAB VI ~ Komposisi Fungsi dn Invers Fungsi

197

y 3 2 1 3 2 1 0 1

2 1 2 3 x

Gmbr 6.14 Grfik fungsi f ( x ) = x

Terliht pd Gmbr 6.16 bhw derh hsil fungsi f ( x) = x himpunn bilngn
bult. Mengp?

dlh
W
6.3.7 Fungsi Genp dn Fungsi Gnjil
Fungsi f diktkn genp jik berlku f( x ) = f (x). Fungsi f diktkn gnjil ji
k berlku f ( x) = f (x). Jik f ( x) f (x) dn f ( x) f (x), mk fungsi f diktk
k genp dn tk gnjil. Contoh 6.3.6 Selidiki fungsi fungsi berikut genp, gnj
il, tu tidk keduny. . b. d. c.

f ( x) = x 4 + x 2 + 3 , x g(x) = 2x + sin x, x k(x) = x + 2, x h(x) = cos x, x


Penyelesin: . Perhtikn bhw Jdi, f dlh fungsi genp. Dri sift fungsi
sinus,
f ( x) = ( x)4 + ( x) 2 + 3 = x 4 + x 2 + 3 = f ( x)
b.
g ( x) = 2( x) + sin( x) = (2 x + sin x) = g ( x)
c. Jdi, g dlh fungsi gnjil. Dri sift fungsi cosinus,
h( x) = cos( x) = cos x = h( x)
d. Jdi, h dlh fungsi genp. Jik k(x) = x + 2, mk k( x) =
k dlh bukn fungsi genp dn bukn fungsi gnjil.
W
198
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

x + 2. Tmpk bhw

Tugs Mndiri
Jik fungsi f memenuhi f (x + y) = f (x) + f (y), untuk m dn n bilngn sli. B
uktikn bhw: . f (2x) = 2f (x) c. f (1/n) = (1/n) f (1) b. f (nx) = nf (x) d.
f (m/n) = (m/n) f (1)
Ltihn 6.3
1. Gmbrkn grfik setip fungsi berikut pd bidng Crtesius dlm derh s
l . d. f ( x ) = 2 . f ( x) = x 2 9 b. e. f ( x) = 2 x f ( x) = 3 x x 2 c. 2.
f ( x) = 3 2 x
x
f.
f ( x) = x 2 4 x 12
Dikethui fungsi f ( x ) = ( 1) dengn derh sl himpunn bilngn bult. . Hi
tunglh f ( 3) , f (2) , f ( 1) , f (0) , f (1) , f (2) , dn f (3) . b. Gmbrkn
grfik fungsi f pd bidng Crtesius. c. Tentukn derh hsilny. Gmbrkn gr
fik setip fungsi berikut pd bidng Crtesius dlm derh sl . . b. c.
3.
f ( x) = 3 x 1 f ( x) = 1 x f ( x) = 3 x x 2
d. e. f.
f ( x) = x x f ( x) = 1 x f ( x) = x x
4. 5.
Tentukn derh hsil dri setip fungsi pd sol nomor 3. Selidiki pkh seti
p fungsi berikut gnjil, genp tu tidk keduny. . b.
f ( x) = 2 x 4 3 x 2 + 1 f ( x) = 5 x3 + 4 x
c. d.
f ( x) = x
f ( x) =
x 1 x +1
6. 7.
Terdpt fungsi yng sekligus genp dn gnjil. Fungsi pkh itu? Mislkn f 
dlh sembrng fungsi sehingg jik x di dlm derh slny, mk x jug termu
t di dlm derh sl tersebut. Buktikn: . b. c.
f ( x) f ( x ) dlh fungsi gnjil, f ( x) + f ( x) dlh fungsi genp,
f sellu dpt dinytkn sebgi jumlh sutu fungsi gnjil dn fungsi genp. 1
99
BAB VI ~ Komposisi Fungsi dn Invers Fungsi

8.
Pd hri libur, pengunjung pd sutu toserb mengikuti fungsi setelh jm ke t
. Jik toserb dibuk muli jm 08.00, jm berp: . Pengunjung pling bnyk m
suk? b. Tidk d pengunjung? Hrg brng ditentukn oleh permintn kn br
ng tersebut. Hrg brng
x = 216t 24t 2 , dengn x dlh jumlh pengunjung yng msuk ke toserb
9.
ditentukn oleh fungsi p = 80 2 x , dengn x dlh jumlh permintn brng, 3
dn p dlm ribun. . Berpkh hrg brng tersebut pbil jumlh permintn
dlh 18 unit. b. Berpkh jumlh permintn jik hrg brng Rp. 50.000 c.
Gmbrkn fungsi hrg tersebut pd bidng Crtesius. d. Selidiki pkh fungsi
p merupkn fungsi genp tu fungsi gnjil?
6.4
Sift Sift Fungsi
Terdpt tig sift penting dri fungsi, yng kn kit peljri, yitu fungsi s
tustu, fungsi pd dn fungsi pd dn stu stu.
1.1.1 Fungsi Stu Stu (Injektif)
Kit perhtikn ketig digrm pnh fungsi dri himpunn A ke himpunn B beriku
t ini.
A 1 2 3 4 () B  b c d A 1 2 3 B  b c d (b) Gmbr 6.15 A 1 2 3 4 (c) B  b c
d
Ketig digrm di ts mendefinisikn sutu fungsi, tetpi fungsi () dn (b) me
mpunyi sift bhw setip du elemen dri A yng berbed dipetkn ke elemen y
ng berbed pul di B. Tetpi untuk fungsi (c) d du elemen, yitu 1 dn 3 dipe
tkn ke elemen yng sm c. Fungsi () dn (b) semcm ini disebut fungsi stu
stu, sedngkn fungsi (c) bukn fungsi stu stu, yng definisiny diberikn be
rikut. Definisi 6.4 Fungsi f dri himpunn A ke himpunn B diktkn stu stu 
tu injektif, jik untuk setip , b A , dengn  b berlku
f (  ) f (b )
200
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

Ekuivlen dengn definisi di ts, fungsi f dri A ke B dlh fungsi stu stu
jik untuk f() = f(b), mk  = b. Contoh 6.4.1 Dikethui f (x) = x2, x . Apk
h f tersebut fungsi stu stu? Penyelesin: Jik kit mbil  = 2 dn b = 2 , m
k jels  b . Tetpi, Jdi, f bukn fungsi stu stu.
f (  ) = ( 2) 2 = 4 = 22 = f (b)
W
6.4.2 Fungsi Pd (Surjektif tu Onto)
Kit perhtikn ketig digrm pnh fungsi dri himpunn A ke himpunn B beriku
t.
A 1 2 3 4 () B  b c d A 1 2 3 4 (b) B  b c d A 1 2 3 4 (c) B  b c
Gmbr 6.16
Ketig relsi di ts dlh fungsi. Fungsi () dn (c) bersift bhw untuk set
ip elemen himpunn derh kwn B merupkn pet dri setip elemen dri derh
sl A. Fungsi yng demikin disebut fungsi pd. Tetpi untuk fungsi (b) terd
pt elemen d dri derh kwn B yng tidk mempunyi kwn di A, fungsi seperti
ini kit ktkn fungsi bukn pd. Definisi lengkpny diberikn berikut ini.
Definisi 6.5 Diberikn fungsi f dri himpunn A ke himpunn B diktkn pd t
u surjektif tu onto, jik dimbil sembrng elemen b B terdpt elemen  A seh
ingg f() = b
Dengn kt lin, fungsi f dri A ke B merupkn fungsi pd, jik derh hsil
dri f sm dengn derh kwn dri f, yitu f (A) = B. Contoh 6.4.2 Tunjukkn
bhw f dlh bukn fungsi pd, tetpi g fungsi pd, jik: 2 . f : dengn f
( x) = x + 1 b. g : dengn g ( x) = x3
BAB VI ~ Komposisi Fungsi dn Invers Fungsi
201

Penyelesin: . Fungsi f bukn fungsi pd, kren terdpt 1 tetpi tidk d x
sehingg f ( x) = 1 . Jik dimbil
b.
y ,
mk
terdpt
x= y
1
3

sehingg
g ( x) = y
( )=y
1 3 3
. Jdi, g fungsi pd.
W
6.4.3 Fungsi Bijektif tu Korespondensi Stu stu
Gmbr 6.17 ini dlh digrm pnh dri fungsi sutu fungsi pd sekligus fun
gsi stu stu dri himpunn A = { 1, 2, 3, 4} ke himpunn B = { p, , r, s}. Fun
gsi yng memenuhi du sift ini disebut fungsi bijektif.
A 1 2 3 4 B p  r s
Gmbr 6.17
Definisi 6.6 Diberikn fungsi f dri himpunn A ke himpunn B diktktn bijekt
if tu korespondensi stu stu, jik f merupkn fungsi pd dn stu stu. Def
inisi ini mengkibtkn bhw jik f fungsi bijektif dengn himpunn A dn B him
punn berhingg, mk himpunn A dn himpunn B mempunyi bnyk nggot yng s
m. Contoh 6.4.3 . Jik kit ingin meliht sutu pertunjukn setip pengunjung
hrus membeli krcis, mk terdpt korespondensi stu stu ntr himpunn peno
nton dengn himpunn krcis merek. b. Setip negr mempunyi stu ibu kot neg
r. Terdpt korespondensi stu stu ntr himpunn negr dengn himpunn ibu
kot negr.
W
202
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

Ltihn 6.4
1. Dri fungsi fungsi berikut, mnkh yng merupkn fungsi stu stu, pd t
u bijektif.
 b c d () 1 2 3 4 (b)  b c
1 2 3 4
1 2 3 4 (c)

 b c
1 2 3 4 (d)

 b c d
1 2 3 4

 b c d (e)
1 2 3 4 (f)

 b c d
Gmbr 6.18
2.
Dri setip fungsi berikut mnkh yng merupkn fungsi stu stu, fungsi pd
tu fungsi bijektif , jik derh slny A = {, b, c, d} : . f = {(, 1), (b
, 3), (c, 5), (d, 6)}, dengn derh kwn B = {1, 2, 3, 4, 5, 6}. b. f = {(, 1
), (b, 2), (c, 3), (d, 1)}, dengn derh kwn B = {1, 2, 3}. c. f = {(, 4), (
b, 3), (c, 2), (d, 1)}, dengn derh kwn B = {1, 2, 3, 4}. d. f = {(, 1), (b
, 2), (c, 2), (d, 4)}, dengn derh kwn B = {1, 2, 3, 4}. Tentukn pkh dr
i setip fungsi yng diberikn dlh stu stu, pd tu bijektif. . b. c. f
(x) = 5 f (x) = 2x + 3 f (x) = 3 x
2
3.
d. e.
f ( x) =
2 x+3
f ( x) = x 2
4.
Selidiki fungsi f pkh stu stu tu pd, jik
2 x 1 , untuk x < 2 f ( x) = x 2 4 , untuk 2 x 3 x + 1 , untuk x > 3
BAB VI ~ Komposisi Fungsi dn Invers Fungsi
203

5.

Mislkn A = {x | 1 x 1} dn f : A , tentukn derh kwn gr f menjdi fun


pd (surjektif) A, jik f di bwh ini. . b. f (x) = 3x + 8 f (x) = x2 + 1 c.
d.
f ( x) =
2 x+3
f ( x) = x 2
6. 7.
Crilh contoh di kehidupn sehri hri sutu relsi yng merupkn fungsi stu
stu, pd tu bijektif. Diberikn dt hsil penjuln lptop (dlm ribun) d
ri sutu distributor selm 7 thun. Thun Penjuln 2001 15 2002 22 2003 27 20
04 30 2005 32 2006 33 2007 35
Mislkn A dlh himpunn thun, B himpunn penjuln, dn fungsi f dlh peme
tn dri A ke B, f : A dlm bentuk psngn terurut. Apkh f fungsi bijektif?
6.5
Aljbr Fungsi
Kit dpt membyngkn bhw kedudukn fungsi fungsi sebgimn bilngn rel,
yng di dlmny berlku opersi ljbr penjumlhn, perklin, dn pembgin.
Tentu sj perlu jug kit perhtikn derh sl dri fungsi fungsi yng diper
sikn. Untuk itu kit definisikn beberp opersi ljbr dri fungsi fungsi.
Definisi 6.7 Mislkn D f dn Dg msing msing menytkn derh sl f dn g, m
k 1. Hsil kli sklr fungsi f dengn sklr bilngn rel k dlh (kf)(x) =
kf(x), dengn derh sl Dkf = D f . 2. Jumlh fungsi f dn fungsi g dlh ( f
+ g )( x) = f ( x ) + g ( x ) , dengn derh sl D f + g = D f Dg . 3. Selisi
h fungsi f dn fungsi g dlh ( f g )( x) = f ( x ) g ( x ) , dengn derh s
l D f g = D f Dg . 4. Perklin fungsi f dn fungsi g dlh ( fg )( x ) = f ( x
) g ( x) , dengn derh sl D f . g = D f Dg . 5. Pembgin fungsi f dn fung
si g dlh
f ( x) f g ( x) = g ( x) , dengan daerah asal
D f = D f Dg dan g ( x) 0 . g
204
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Contoh 6.5.1 Misalkan f ( x) = x 2 dan g ( x) = x + 2 . Tentukan fungsi fungsi b


erikut serta daerah asalnya. a. 4f c. fg b. f+g d.
f g
Daerah asal f adalah D f = , dan daerah asal g adalah Dg = {x | x 2} , mengapa? D
engan Definisi 6.7 kita peroleh: a. (4f )(x) = 4f (x) = 4 x 2 dengan daerah asal
D4 f = D f = . b. c. d.
Penyelesaian:
( f + g )( x ) = f ( x) + g ( x ) = x 2 + x + 2 D f + g = D f Dg = {x | x 2} .
dengan daerah
daerah asal
asal
adalah
{x | x 2} .
( fg )( x ) = f ( x) g ( x) = x 2 x + 2
dengan
D fg = D f Dg =
Nilai g ( x) 0 jika dan hanya jika x > 2 , sehingga
( )
f f ( x) g ( x) = g ( x) =
x2 x+2
dengan daerah asal D f = D f Dg =
g
{x | x > 2} .
W
Latihan 6.5
1. Jika f (x) = x
5 dan g(x) = x2
1. Tentukan fungsi fungsi berikut serta daerah
asalnya. a. 3f d. fg b. c. 2. a. b. c. d. f+g f g e. f.
f g
(3f + g2)
Untuk setiap dua fungsi yang diberikan hitung f + g, fg, dan f g :
f ( x ) = x dan g(x) = x2 + 1
dan g ( x) = 1/ x x 1 f ( x) = x dan g ( x) = x 3
f ( x) =
x +1
f ( x) =

1 x +1
dan g ( x) =
x x2
205
BAB VI ~ Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi

3.
Dua buah bolam lampu memberikan daya pijar yang bergantung pada besarnya daya li
strik yang diberikan. Lampu I memberikan daya pijar sebesar
f ( x) =
a. b.
x2 + 3 2
, lampu II memberikan daya pijar sebesar g ( x) = x 2 + 5 .
4.
Tentukan fungsi perbandingan daya pijar kedua bolam lampu. Jika daya listrik yan
g diberikan sebesar 20 watt, berapa daya pijar yang dihasilkan oleh kedua bola l
ampu tersebut. c. Tentukan fungsi daya pijar yang dihasilkan oleh kedua bola lam
pu tersebut jika dinyalakan bersamaan. Dimulai pada tengah hari, pesawat A terba
ng ke arah utara dengan kecepatan 400km/jam. Satu jam kemudian, pesawat B terban
g ke arah timur dengan kecepatan 300km/jam. Dengan mengabaikan kelengkungan bumi
dan dengan menganggap kedua pesawat terbang pada ketinggian sama, carilah rumus
untuk D(t), jarak antara dua pesawat tersebut t jam setelah tengah hari. Petunj
uk: ada dua rumus untuk D(t) , satu untuk 0 < t < 1, lainnya untuk t >1.
6.6
Komposisi Fungsi
Misalnya diketahui A = {1,2,3,4}, B = {a,b,c,d}, dan C = {p,q,r}. Misalkan fungs
i f dari A ke B dan g dari B ke C didefinisikan seperti diagram berikut.
A 1 2 3 4 B a b c d
f :A B
A a b c d
g:BC
B p q r
Gambar 6. 19
Dari dua fungsi itu, kita peroleh fungsi yang langsung memetakan himpunan A ke h
impunan C seperti berikut.
A 1 2 3 4 B a b c d C p q r
A B C
Gambar 6.20
206
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Fungsi yang langsung memetakan A ke C itu dapat dianggap sebagai fungsi tunggal,
yang diagramnya tampak sebagai berikut.
A 1 2 3 4
go f : AB
C p q r
Gambar 6.21
Fungsi tunggal dalam ilustrasi di atas disebut fungsi komposisi. Operasinya dise
but komposisi atau pergandaan fungsi. Komposisi dari g dan f dinotasikan g o f .
Perhatikan bahwa g o f adalah pergandaan yang mengerjakan f lebih dulu, baru di
teruskan oleh g. Fungsi g o f dibaca sebagai fungsi g bundaran f . Dari contoh di a
tas, kita peroleh:
( g o f )(1) = r ( g o f )(2) = r
( g o f )(3) = p ( g o f )(4) = r
Penentuan itu dapat pula diperoleh dari f dan g, seperti berikut ini:
( g o f )(1) = g ( f (1)) = g ( a ) = r ( g o f )(2) = g ( f (2)) = g (c ) = r (
g o f )(3) = g ( f (3)) = g (b) = p ( g o f )(4) = g ( f (4)) = g ( a ) = r
Secara umum komposisi di atas dirumuskan sebagai
( g o f )( x ) = g ( f ( x))
A B C
x f(x)
g(f(x))
Gambar 6.22 Komposisi fungsi
BAB VI ~ Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi
207

6.6.1 Syarat Agar Dua Fungsi Dapat Dikomposisikan


Jika kita mempunyai dua fungsi f dan g, apakah keduanya selalu dapat dikomposisi
kan? Kita perhatikan contoh berikut ini.
A 1 2 3 4 B a b c d
f :A B g:C D
A a b c
B p q r
Gambar 6.23
Dari dua fungsi f dan g, kita peroleh f (1) = d, tetapi g(d) tidak ada karena d
bukan elemen dari C. Sekarang perhatikan dua fungsi berikut ini.
A B a b c d C a b c d D p q r
x y z
f :A B
g:C D
Gambar 6.24
Dari dua fungsi f dan g itu, kita dapat membuat komposisinya, karena setiap peta
dari elemen A oleh f merupakan elemen dari C (daerah asal g). Dari dua contoh k
asus di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa jika kita mempunyai dua fungsi tidak
selalu dapat dikomposisikan. Lebih lanjut, dari contoh kedua kita menyimpulkan
hasil berikut ini. Teorema 6.1 Syarat fungsi g dan f dapat dikomposisikan, atau
g o f ada, jika daerah hasil dari f adalah himpunan bagian dari daerah asal dari
g, yaitu
f ( A) Dg
208
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Contoh 6.6.1 Diketahui fungsi f dan g diberikan oleh diagram panah berikut.
A
1 2 3 4
B
a b c d
B
a b c d
C
p q r
f:A
B
Gambar 6.25
g:B
C
Gambarlah diagram panah dari g o f . Penyelesaian: Dari diagram panah di atas ki
ta peroleh
( g o f )(1) = g ( f (1)) = g (c) = r ( g o f )(2) = g ( f (2)) = g (c ) = r ( g
o f )(3) = g ( f (3)) = g (b) = q ( g o f )(4) = g ( f (4)) = g ( d ) = q
Diagram panah untuk g o f adalah
A
1 2 3 4
C
p q r
g :A f
C
Gambar 6.26
W
Contoh 6.6.2 Fungsi f dan g dari
ke dirumuskan oleh
f (x) = x

3 dan g(x) = x2

Tentukan rumus untuk g o f . Penyelesaian: Dengan aturan komposisi, ( g o f )(x)


= g(f (x)) = g(x
3) = (x
3)2 = x2 6x + 9
BAB VI ~ Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi
W
209

Contoh 6.6.3 Diketahi f dan g dengan himpunan pasangan berurutan berikut. f = {(


0, 2), (1, 3), (2, 4)} g = {(2, 3), (3, 4), (4, 6), (5, 7)} Tentukan g o f dan (
g o f ) (2). Penyelesaian: Dengan menghitung satu per satu,
g o f = {(0,3), (1,4), (2,6)},
sehingga ( g o f ) (2) = g(f (2)) = g(4) = 6.
W
Tugas Mandiri
Diskusikan dengan kelompok Anda untuk membuktikan bahwa operasi komposisi fungsi
bersifat asosiatif, yaitu jika f, g dan h sembarang berlaku
( f o g ) o h = f o ( g o h)
6.6.2 Menentukan Komponen Fungsi Apabila Aturan Komposisinya Diketahui
Berikut ini akan kita pelajari beberapa contoh untuk mencari komponen fungsi apa
bila komposisinya diketahui. Prinsip dasar yang digunakan adalah definisi kompos
isi fungsi. Perlu kita catat di sini bahwa tidak semua kasus seperti ini dapat d
iselesaikan. Contoh 6.6.4 Diketahui fungsi f dan g pada dengan g(x) = x
5. Tentu
kan fungsi f jika: a. b.
( g o f ) (x) = 4x + 1 ( f o g )( x ) = x 2 + 3 x
Penyelesaian: a. Dari rumus komposisi fungsi kita peroleh
b.
( g o f ) (x) = g(f (x)) = 4x + 1 = (4x + 6) 5 Jadi, f (x) = 4x + 6, x .
Dengan prinsip komposisi fungsi kita peroleh Jadi, f ( x) = x 2 + 13 x + 40 , x
.
( f o g )( x ) = f ( g ( x )) = x 2 + 3 x = ( x 5) 2 + 13( x 5) + 40
W
210
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Tugas Kelompok
Diskusikan dengan kelompok Anda untuk menentukan rumus f n apabila
f 0 ( x) = x ( x + 1) , f n +1 = f 0 o f n untuk n = 0, 1, 2, ....
Latihan 6.6
1. Diketahui fungsi f : A B dan g : B C yang ditentukan oleh diagram berikut.
A a b c d B p q r s C x y z
Gambar 6.27
a. b. 2.
Tentukan ( g o f )( a ) , ( g o f )(b) , ( g o f )(c) dan ( g o f )( d ) . Tentu
kan daerah asal dan daerah hasil dari g o f .
Diketahui A = {p, q, r, s, t}, fungsi f dan g pada A yang ditentukan oleh: f = {
(p, q), (q, s), (r, r), (s, p), (t, r)} g = {(p, s), (q, t), (r, q), (s, s), (t,
p)} a. b. Tentukan ( g o f )( p ) , ( g o f )( r ) , ( g o f )( s ) , dan ( g o
f )(t ) . Tentukan daerah asal dan daerah hasil dari g o f dan f o g .
3.
Diketahui f ( x) = x 2 dan g(x) = x + 7, tentukan setiap komposisi fungsi beriku
t serta daerah asalnya. a. b.
f og go f
c. d.
fof
gog
4. 5.
Jika g fungsi genap dan h = f o g . Apakah h selalu fungsi genap? Jika g fungsi
ganjil dan h = f o g . Apakah h selalu fungsi ganjil? Bagaimana jika f ganjil? B
agaimana jika f genap?
BAB VI ~ Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi
211

6. 7.
Diketahui f (x) = 3x
4 dan g(x) = 2x + a. Jika g o f = f o g , tentukan nilai a.
Diketahui f : dan g : tentukan g(x), jika: a. b. f (x) = x
1 dan ( f o g )(
= 3 x 2 + 2
f ( x) = x 2 + 5 dan ( f o g )( x ) = x 2 2 x + 6
g(x) = x +2 dan ( f o g )( x) = 3 x 2 + 4 x g(x) = 1
+ 1 g(x) = g ( x) = 1 1/ x dan ( f o g )( x ) =

2x dan ( f o g )( x ) = x 3

8.
Diketahui f : dan g : tentukan f (x), jika: a. b. c.
x +1 x2
6.7
Invers Fungsi
Perhatikan fungsi f berikut ini
A 1 2 3 4
f :A B
B p q r s
Gambar 6.28
Jika fungsi f di atas kita balik, maka akan kita peroleh relasi berikut ini.
B p q r s A 1 2 3 4
R:B A
Gambar 6.29
Relasi R disebut invers fungsi f. Relasi R biasa dinotasikan dengan f 1 . Apakah
f 1 merupakan fungsi? Ternyata bukan, mengapa?
212
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Sekarang perhatikan fungsi g berikut ini


A 1 2 3 4
g: A B
B p q r s
Gambar 6.30
Jika fungsi g di atas kita balik, maka akan kita peroleh relasi g 1 berikut ini.
B p q r s A 1 2 3 4
g :BA
1
Gambar 6.31
Perhatikan bahwa relasi g 1 adalah fungsi pada B. Selanjutnya, invers fungsi yang
merupakan fungsi disebut fungsi invers. Beberapa penulis menyebut fungsi invers
sebagai fungsi balikan. Dengan jalan pikiran yang sama seperti penyajian diagra
m panah, jika fungsi
f : A B dinyatakan sebagai pasangan terurut f = {( a, b) | a A dan b B}
maka invers fungsi f adalah f 1 : B A yang ditentukan oleh
f 1 = {(b, a ) | b B dan a A }
Dari contoh di atas dapat kita simpulkan bahwa invers fungsi tidak harus merupak
an fungsi. Tetapi, jika g 1 adalah fungsi, maka untuk setiap x A akan berlaku
( g 1 o g )( x ) = x = I A ( x ) ( dengan I A fungsi identitas pada A)
dan untuk setiap x B akan berlaku
( g o g 1 )( x ) = x = I B ( x ) (dengan I B fungsi identitas pada B)
BAB VI ~ Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi
213

Kita perhatikan kembali fungsi f dan g pada dua contoh di atas. Kenapa f 1 bukan
fungsi tetapi g 1 fungsi. Relasi f 1 bukan fungsi karena ada q elemen B yang mempu
nyai dua kawan yang berbeda, 3 dan 4 di dalam A. Hal ini disebabkan karena f fun
gsi yang tidak satu satu. Sedangkan g 1 adalah fungsi karena setiap elemen di dal
am B mempunyai tepat satu kawan dalam A. Mudah kita pahami bahwa g fungsi satu s
atu. Secara umum kita mempunyai sifat berikut ini. Teorema 6.2 Misalkan f adalah
fungsi dari A ke B, f 1 adalah fungsi invers dari f dari B ke A jika dan hanya j
ika f fungsi bijektif, dan f 1 o f = I A dan f o f 1 = I B Jika fungsi inversnya a
da, maka fungsi invers tersebut dapat dicari dengan dua cara: a. Dengan membalik
arah panah fungsi semula, apabila diagram panahnya diketahui. b. Dengan menggun
akan prinsip bahwa: jika y = f (x), maka x = f 1 ( y ) . Contoh 6.7.1 Diketahui f
ungsi f (x) = 2x +5, x . a. Tentukan rumus untuk f 1 . b. Hitunglah f 1 (0) , f 1 (
2) , dan f 1 (3) . Penyelesaian: a. Misalkankan y = f (x),
y = 2x + 5 2x = y 5 y 5 x = 2 f 1 ( y ) =
Jadi, rumus untuk f 1 adalah f b. Dari f 1 ( x) =
1
y 5
( x) =
2 x5 2
.
x5 2
, kita peroleh
f 1 (0) =
Contoh 6.7.2
05 2
3 5 5 25 3 1 = 4 . = , f 1 (2) = = dan f ( 3) = 2 2 2 2
W
x+3 2x 4
Diketahui fungsi f ( x) =
, untuk x 2 . Tentukan rumus untuk f 1 .
214
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Penyelesaian: Misalkan y = f (x), untuk x 2 ,


y=
x+3 2x 4

x + 3 = 2 xy 4 y x 2 xy = 3 4 y x (1 2 y ) = 3 4 y 3 4 y 4 y + 3 x
Jadi, f
1
( x) =
4x + 3 2x 1
untuk x 1/ 2 .
W
Tugas Kelompok
ax + b cx + d
Diketahui f ( x) =
dengan ad bc 0 .
a. Tentukan rumus untuk f 1 . b. Apa syaratnya agar f 1 ada? c. Apa syarat a, b, c
, dan d agar f 1 = f ? Diskusikan dengan kelompok Anda.
Latihan 6.7
1. Diketahui fungsi fungsi dari A = {x, y, z } ke B = { 1, 0, 1} sebagai berikut:
a.
x y z
f1
b 1
0 1
x y z
f2 : A B
c 1
0 1 x y z
f3 : A B
1
0 1
:A
B
Gambar 6.32
d. f4 = {(x, 0), (y, 1), (z, 0)} e. f5 = {(y, 1), (z, 1), (x ,0)} f. f6 = {(z, 1),
(x, 1), (y, 1)}. Dari setiap fungsi di atas tentukan inversnya. Kemudian mana y
ang mempunyai fungsi invers?
BAB VI ~ Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi

215

2.
Apakah setiap fungsi berikut mempunyai fungsi invers? Jika mempunyai fungsi inve
rs, tentukan invers tersebut. a. b. c. f (x) = 5x
3 f (x) = 1 x2 f (x) = (4
x)3 d
. e. f. f (x) = 2 x 6 f (x) = sin x
f ( x) = x + x
3.
Tunjukkan bahwa setiap fungsi berikut mempunyai fungsi invers, dan gambarkan gra
fik f dan f 1 pada susunan sumbu yang sama. a. f (x) = 4x 3 b. f (x) = x3 + 2 c.
f ( x) =
3x + 1 2x + 4
4.
Tunjukkan bahwa setiap fungsi berikut tidak mempunyai fungsi invers, kemudian ba
tasi daerah asalnya sehingga mempunyai fungsi invers. a. b. f (x) = x2 + 4 f (x)
= 2x2 6 c. d. f (x) =
5.
Tentukan nilai konstanta k sehingga fungsi yang didefinisikan oleh
9 x2 f ( x) = 1 x 2 16 2
f ( x) =
6.
x+3 x+k
sama dengan fungsi inversnya.
Tentukan rumus untuk f 1 dari setiap fungsi yang diberikan. a. b.
f ( x) = f ( x) =
1 x 3 2 5 3x
c. d.
f ( x) = f ( x) =
x3 4 x +1 5x + 3 3 x +2
7.
Diketahui fungsi f ( x + 1) = serta daerah asalnya.
x+3 x 2
, untuk x 2 . Tentukan rumus untuk f 1
8. 9.
Diketahui f ( x) =

2x + 3 4x 5
, untuk x 5 4 . Jika f 1 fungsi invers dari f, tentukan
f 1 ( x 1) .
a. b.
Diketahui f (x) = 2x + 7. Tentukan f 1 . Dari f 1 , kemudian tentukan ( f 1 ) 1 .
c. Apa yang dapat kamu simpulkan? 10. Tentukan f jika: a. b.
f 1 ( x) = x + 4 f
1
c.
f 1 ( x) =
3
x +1
( x) = 3x 1
11. Diketahui dua fungsi: f (x) = ax+ b , a 0 dan g(x) = cx+ d , c 0 Tentukan hu
bungan antara a, b, c, dan d, sehingga f merupakan fungsi invers dari g. 216
Matematika SMA/MA Kelas XI
IPA

6.8
Fungsi Invers dari Fungsi Komposisi
Perhatikan diagram panah berikut ini
A B (g  ) f a
1
C
b
g f
c
Gambar 6.33
Pada gambar di atas, jika fungsi komposisi g o f memetakan a A ke c C ,
gsi invers dari g o f , yaitu ( g o f ) 1 memetakan c C kembali ke a A
. 8.1 Diketahui f (x) = x3 dan g(x) = 2x + 1, x . Tentukan ( g o f ) 1
aian: Dari pengertian komposisi fungsi ( ( g o f )( x ) = g ( f ( x)) = g (
= 2 x3 + 1 Misalnya ( g o f ) 1 ( x ) = y , maka

maka fun
. Contoh 6
. Penyeles
x3 )

2 x3 + 1 = y 2 x3 = y 1 x3 =
x =
Jadi, ( g o f ) ( x) =
1
y 1 2
3
y 1 2
3
x 1 2
.
W
Contoh 6.8.2 Diketahui f (x) = x3 dan g(x) = 2x + 1, x . Tentukan f 1 o g 1 . Peny
elesaian: Mudah kita tunjukkan bahwa jika f (x) = x3 dan g(x) = 2x + 1, maka
f 1 ( x) = 3 x dan g 1 ( x) =
x 1 2
217
BAB VI ~ Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi

Oleh karena itu,


( f 1 o g 1 )( x) = f 1 ( g 1 (( x )) = f 1 ( g 1 (( x )) = f 1 =
x 1 2
3
x 1 2
Dari contoh 6.8.1 dan contoh 6.8.2 di atas kita peroleh bahwa
( f o g ) 1 = g 1 o f 1
Apakah hubungan ini selalu
i invers ? Ya, formula ini
yai fungsi invers. Teorema
ers dan komposisi keduanya

benar untuk sembarang dua fungsi yang mempunyai fungs


memang berlaku untuk sembarang dua fungsi yang mempun
6.3 Jika f dan g dua fungsi yang mempunyai fungsi inv
ada, maka berlaku

( f o g ) 1 = g 1 o f 1
Bukti: Untuk membuktikan sifat ini, menurut Teorema 6.2 cukup kita buktikan
( f o g ) o ( g 1 o f 1 ) = I
Kita perhatikan bahwa

( f o g ) o ( g 1 o f 1 ) = f o ( g o g 1 ) o f 1 = f o I o f 1 = ( f o I ) o f 1 = f
f = I
Jadi, terbukti bahwa ( f o g )
1 1 1
(sifat asosiatif) ( g o g 1 = I ) (sifat asosiatif) ( f oI = f )
= g o f 1 .
W
Tugas Kelompok
Diskusikan dengan kelompok Anda untuk membuktikan bahwa:
( f o g o h) 1 = h 1 o g 1 o f 1
218
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Contoh 6.8.3 Diketahui fungsi f dan g pada dengan g(x) = x


3 dan ( g o f )( x) =
3 x 5 . Tentukan fungsi f. Penyelesaian: Dari fungsi g yang diberikan, kita mem
punyai g 1 ( x) = x + 3 . Di pihak lain, kita mempunyai hubungan
f = g 1 o g o f
Akibatnya,
f ( x) = ( g 1 o ( g o f ))( x ) = g 1 (( g o f ))( x ) = g 1 (3 x 5) = (3 x 5) + 3
= 3x 2
Jadi, f(x) = 3x
2. Pada bagian akhir ini, kita kembali kepada ilustrasi di awal
bab tentang percobaan kimia yang dilakukan oleh Santi. Contoh 6.8.4 Santi harus
melakukan percobaan kimia melalui dua tahap yaitu tahap I dan tahap II. Lamanya
(dalam menit) proses percobaan pada setiap tahap merupakan fungsi terhadap banya
knya molekul yang diberikan. Pada tahap I untuk sebanyak x mol bahan, diperlukan
waktu selama f ( x) = x + 2 , sedangkan pada tahap II memerlukan waktu
W
g ( x) = 2 x 2 1 .
a. Jika bahan yang tersedia untuk percobaan sebanyak 10 mol, berapa lama satu pe
rcobaan sampai selesai dilakukan? b. Jika waktu yang diperlukan untuk satu perco
baan adalah 127 menit, berapa mol bahan yang diperlukan? Penyelesaian: a. Masala
h ini merupakan aplikasi dari komposisi dua fungsi. Untuk melakukan satu percoba
an sampai selesai, waktu yang diperlukan adalah
( g o f )( x ) = g ( f ( x )) = 2( x + 2) 2 1 = 2 x 2 + 4 x + 3
Untuk x = 10, ( g o f )(10) = 2(10) 2 + 4(10) + 3 = 243 . Jadi, waktu yang perlu
kan untuk satu percobaan dengan bahan sebanyak 10 mol adalah 243 menit. b. Sebal
iknya, masalah ini merupakan penerapan dari invers komposisi dua fungsi. Dari f
( x) = x + 2 dan g ( x) = 2 x 2 1 , kita peroleh
1 f 1 ( x) = x 2 dan g ( x) =
x +1 2
219
BAB VI ~ Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi

Dengan menerapkan Teorema 6.3,


( g o f ) 1 ( x) = ( f 1 o g 1 )( x) = f 1 ( g 1 ( x)) =
1
x +1 2
2 .
Untuk x = 127 diperoleh ( g o f ) (127) =
127 + 1 2
2 = 6 . Jadi, untuk waktu 127
menit percobaan itu memerlukan bahan sebanyak 6 mol.
W
Latihan 6.8
1. Tentukan rumus untuk ( f o g ) 1 dan ( g o f ) 1 , apabila f ( x) = 2 x + 3 dan
g ( x) = 2 3 x dengan: a. b. 2. mencari dahulu f o g dan g o f , menggunakan si
fat ( g o f ) 1 = f 1 o g 1 .
Dengan Teorema 6.3, tentukan ( f o g ) 1 dan ( g o f ) 1 untuk f dan g yang diberi
kan. a. b.
f ( x) =
6 x + 3
dan g ( x) = x 2 , untuk x 0 .
2
f (x) = 3x
2 dan g ( x) = x x + 3 , untuk x 1 2 .
1 x untuk x 0 , hitung ( f o g ) (2) dan
3. 4. 5.
Jika f 1 ( x) = 3 x 1 dan g 1 ( x) =
( g o f ) 1 (2) .
Jika f (x) = 2x + 1 dan ( f o g )( x ) = f 1 ( x ) , tentukan fungsi g . Diberika
n dua fungsi f dan g pada , tentukan fungsi g jika: a. f (x) = 2x dan ( g o f )(
x ) = x + 6 , b. c. 6. 7. f (x) = 2x dan ( g o f )( x ) = 1 1 2 x , f (x) = x2
+ 5 dan ( f o g )( x ) = x 2 + 2 x + 6 .
Jika f ( x) =
8 x + 2
dan
g ( x) = x 2 untuk x 0 , tentukan daerah asal dari
( f o g ) 1 .
Suatu perusahaan telah menaksir bahwa biaya (dalam jutaan rupiah) memproduksi x
barang adalah

C ( x) = 10.000 +
a. b. Jika barang
an? Jika tersedia
kan?
Matematika SMA/MA
220

0, 001x 2
yang diproduksi sebanyak 500, berapa total biaya yang diperluk
biaya sebesar 11 juta rupiah berapa banyak barang yang dihasil
Kelas XI

IPA

8.
Pada suatu perusahaan, mesin I mengubah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi
, dan mesin II mengubah bahan setengah jadi menjadi bahan jadi. Kinerja mesin I
mengikuti fungsi f ( x) = 2 x sedangkan mesin II kinerjanya mengikuti fungsi g (
x) = 3 x 2 5 dengan x adalah banyak bahan mentah yang tersedia. a. Jika bahan m
entah yang tersedia untuk produksi sebanyak 5 kg, maka berapa unit barang jadi y
ang dihasilkan? b. Jika proses produksi itu menghasilkan 427 unit barang jadi, m
aka berapa kg bahan mentah yang harus disediakan?
Rangkuman
1. Jika A dan B adalah dua himpunan tak kosong, maka produk Cartesius himpunan A
dan B adalah himpunan A  B = {( x, y ) | x A dan y B} . 2. Suatu relasi atau hub
ungan dari himpunan A ke himpunan B adalah sembarang himpunan bagian dari produk
Cartesius A  B . 3. Fungsi atau pemetaan dari himpunan A ke himpunan B adalah re
lasi yang mengawankan setiap anggota A dengan tepat satu anggota B. Himpunan A d
isebut daerah asal atau daerah definisi (domain), ditulis D f . Himpunan B diseb
ut daerah kawan (kodomain), ditulis K f . Fungsi f : x y = f ( x) , y disebut pe
ta (bayangan) dari x oleh f atau nilai fungsi f, dan x disebut prapeta dari y ol
eh f. Himpunan semua peta dalam B disebut daerah hasil (range), ditulis R f . 4.
Beberapa fungsi khusus: fungsi konstan, fungsi identitas, fungsi linear, fungsi
kuadrat, fungsi mutlak atau fungsi modulus, fungsi tangga atau fungsi nilai bul
at terbesar, fungsi genap, dan fungsi ganjil. 5. Sifat sifat fungsi: fungsi satu
satu (injektif), fungsi pada (onto atau surjektif), dan fungsi pada dan satu sa
tu (bijektif). 6. Syarat fungsi g dan f dapat dikomposisikan, atau g o f ada, ji
ka daerah hasil dari f adalah himpunan bagian dari daerah asal dari g, yaitu f (
A) Dg . 7. Misalkan f adalah fungsi dari A ke B, f 1 adalah fungsi invers dari f
dari B ke A jika dan hanya jika f fungsi bijektif, dan f 1 o f = I A dan f o f 1
= I B . 8. Jika f dan g dua fungsi yang mempunyai fungsi invers dan komposisi ke
duanya ada, maka berlaku ( f o g ) 1 = g 1 o f 1
BAB VI ~ Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi
221

Math Info
Pengkajian teori fungsi dipelopori oleh matematikawan Italia kelahiran Perancis,
Joseph Louis Lagrange pada akhir abad ke 18. Kemudian Louis Cauchy melanjutkan
kajian Langrange tersebut pada awal abad ke 19. Lebih lanjut, Cauchy juga mengem
bangkan penelitiannya tentang fungsi bernilai bilangan kompleks. Hasil kerja ker
as Cauchy ini kemudian dikembangkan oleh dua matematikwan Jerman, yaitu Karl The
odor Weierstrass dan George Friederich B. Riemann.
Gambar 6.34 Lagrange Sumber: www.sovlit.com
Uji Kompetensi
A. Untuk soal nomor 1 sampai dengan nomor 15, pilihlah satu jawaban yang paling
tepat! Kerjakan di buku tugas Anda!
1. Daerah asal fungsi f ( x) = A. B. C. 2. Jika
x2 + 5x 6 2 x
adalah . D. E.
{x | x < 2}
{x | x 6 atau 1 x < 2} {x | x 6 atau 1< x < 2}
{x | 1 x < 2} {x | x 6 atau 1 x < 2}
2 x 1 , untuk 0 < x < 1
2 x + 1 , untuk x yng lin
f ( x) =
maka f (2) f ( 4) + f ( 1 ) f (3) = K . 2 A. B. C. 210 105 85 D. E. 55 52
222
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

3.
Jika f ( x) = 2 x dan f ( g ( x )) = A. B. C.
x 2
+ 1 , maka g ( x) = K .
D. E.
x 2 x
1
+1 2 1 (2 x ) 4 x 1 x +1
dan g ( x) =
1 ( x 2) 4 1 ( x 2) 4
4.
Jika f ( x) = A. B. C.
x2 + 1 1 x2
, maka f ( g ( x )) =
x2 1 x2 + 1

. D. E.

x2 x2 + 1 x 1
2
x2 + 1 x2 1
5.
Jika f ( x) = x + 2 dan ( f o g )( x ) = 2 x 2 + 4 x + 1 , maka g (2 x) = K . A.
B. C.
2x2 4x + 1 2 x 2 12 x + 1 8x2 8x + 1
D. E.
8x2 + 8x + 1 4x2 8x + 1
6.
Jika f ( x) = 2 x , maka f ( a + 2b c) = K . A. B. C.
f ( a ) + 2 f (b ) f ( c )
2 f ( a ) f (b ) f (c )
D. E.
f ( a ) + f (b ) 2 f (c )
f ( a + 2b) f (c)
f ( a ) f (b ) 2 f (c )
7.

8.
( g o f )(
2x 5 E.
+ 4 , maka
1
Jika A. B.
3 1 2 x +

x) = 4 x 2 + 4 x dan g ( x ) = x 2 1 , maka f ( x 2) = K . D. 2 x + 1
2 x 1 2x + 3 2x 3 Jika ( f o g )( x ) = 4 x 2 + 8 x 3 dan g ( x) = 2 x
f 1 ( x) = K . A. x + 9 D. 2 + x + 7 2 B. 2 + x E. x 2 x 3 C. 2 + x +
C. Jika f ( x 2) = A.
4 B. 2 C. 3
5 dan f (3) = 4a + 1 , maka nilai a = ... .

9.
D. E.
4 6
BAB VI ~ Komosisi Fungsi dan Invers Fungsi
223

10. Jika titik (3, 2) terletak


, maka nilai  = ... . A. 54
g ( x) = x3 + 1 dan ( g 1 o f
1 B. 12 D. 18 12. Daerah hasil

ada grafik
C. 15 E. 54
1 )( a ) =
dari fungsi

fungsi invers f ( x) = 2 x 2 + x + 
B. 15 D. 16 11. Jika f ( x) = 2 x + 3 ,
2 , maka nilai a = ... . A. 94 C. 15 E. 2
f ( x) = A. B. C. D. E.

x2 + x + 1 x 1
adalah

{y | y 1 atau y 7} {y | y 7 atau y 1} {y | 1 y 7} {y | y 1
y 7}
2x + 1 x3
13. Jika f ( x) = ... . A. B.
, x 3 . Jika f 1 adalah fungsi invers dari f, maka f 1 ( x 2) =
C. D.
3
x +1
x2 2x 3 x5
1/2
,x2 ,x5
2
2x 2 x +1 3x 5 x4
1 2
, x 1 ,x4
E.
2x + 1 x3
,x3
14. Jika f ( x ) = 2 x 3 dan g ( x) = x 2 , maka ( g o f ) 1 ( 2) = K . A. B. C.
D. E.
2 2
2 2
15. Jika f ( x) = 4 x + 2 dan g ( x) = 3 , maka ( g o f )( 2) = K . A.
14 B. 3 D. 6

6 C. 3 E.

B. Untuk soal nomor 16 samai dengan nomor 20, kerjakan dengan singkat dan jelas
!
16. Diketahui fungsi f dan g diberikan oleh f (x) = 3
2x dan g(x) = x2 + 1. a. T
entukan ( g o f )(2) . b. Jika ( g o f )( a ) = 2 , tentukan a.
17. Tentukan daerah asal dan daerah hasil dari fungsi f ( x) = 18. Misalkan f (
x) =
x2 2x + 1 16 x 2
.

ax + b cx d
. Jika a 2 + bc 0 dan x a c , buktikan bahwa
f ( f ( x)) = x . Kemudian hitung f ( f ( x)) untuk f ( x) =
3x + 1 x+2
, x 2 .
224
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

19. Hubungan antara biaya P (dalam ruiah) untuk suatu barang tertentu dengan e
rmintaan D (dalam ribuan unit) mengikuti fungsi
P = 29 3D + D 2
Di ihak lain, ermintaan meningkat selama t tahun sejak tahun 2000 menurut a. N
yatakan P sebagai fungsi dari t b. Hitung P jika t = 15. 20. Suatu enelitian me
ngenai hubungan obat anti asam urat dengan jumlah asam urat dalam tubuh dinyatak
an dalam fungsi f ( x) = 256 4 x 2 dengan x adalah dosis obat anti asam urat (da
lam gram) dan f (x) adalah tingkat jumlah asam urat. a. Tentukan daerah asal f y
ang mungkin. b. Beraa tingkat asam urat tubuh jika diberikan obat anti asam ura
t sebanyak 6 gram? c. Jika seseorang memiliki tingkat asam urat sebesar 112, ber
aa banyak dosis obat anti asam urat yang diberikan?
D = 2+ t
Soal Analisis
1. Sebuah batu dilemarkan ke danau mencitakan suatu riak lingkar yang bergerak
ke arah luar ada keceatan 60 cm/detik. a. Nyatakan jari jari r dari lingkaran
ini sebagai fungsi waktu. b. Jika A adalah luas lingkaran ini sebagai fungsi ja
ri jari, carilah A o r dan tafsirkan Suatu esawat terbang melaju ada keceatan
350 km/jam ada ketinggian satu mil dan lewat teat di atas stasiun radar ada
saat t = 0. a. Nyatakan jarak mendatar d (dalam mil) yang telah ditemuh esawat
sebagai fungsi waktu. b. Nyatakan jarak s antara esawat dan stasiun radar seba
gai fungsi dari d. c. Gunakan komosisi untuk menyatakan s sebagai fungsi dari t
. Rumus C = 5 ( F 32) , dengan F 459, 67 menyatakan suhu Celcius C sebagai fungsi
dari suhu Fahrenheit F. Tentukan rumus untuk fungsi inversnya dan berikan inter
retasinya. Aa daerah asal fungsi invers ini? Dalam teori relativitas, massa su
atu artikel dengan keceatan v adalah
2.
3.
9
4.
m = f (v ) =
m0 1 v2 c2
dengan m0 menyatakan massa artikel diam dan c laju cahaya di ruang hama. 5. Te
ntukan fungsi invers dari f dan jelaskan artinya. Jika suatu oulasi bakteri a
da awalnya 100 bakteri dan meliat ganda setia 3 jam, maka banyaknya bakteri se
telah t jam adalah a. b. Tentukan invers dari fungsi ini dan jelaskan artinya. K
aan oulasi akan mencaai 50.000? (Ingat konse logaritma di kelas X). 225
n = f (t ) = 100.2t 3 .
BAB VI ~ Komosisi Fungsi dan Invers Fungsi

Aktivitas Proyek
Aktivitas
Nama Kelas Kelomok Kegiatan Tujuan :
. : Komosisi fungsi dan invers fungsi :
: 2 (dua) : Mengukur suhu es batu dan air mendidih : Mengetahui relasi antara s
kala Celcius, Fahrenheit, Kelvin, dan Reamur :
.. : XI Tanggal Materi Pokok
A. Alat dan bahan yang digunakan 1. Termometer skala Celcius, Fahrenheit, Kelvin
, dan Reamur 2. Es batu dan air mendidih 3. Gelas/wadah tertutu sebagai temat
air dan es batu 4. Alat tulis 5. Buku catatan B. Cara kerja 1. Buatlah kelomok
yang beranggotakan 5 siswa. 2. Tematkan es batu dan air mendidih masing masing
ada gelas tertutu. 3. Ukur suhu es batu dan air mendidih masing masing dengan
keemat jenis termometer tersebut. Kemudian catat suhunya ada tabel di bawah. 4
. Lakukan ercobaan ini untuk masing masing anggota. Besarnya Suhu Objek Es batu
Air mendidih C. Analisis 1. Dengan data yang Anda eroleh, diskusikan dalam kel
omok Anda untuk membuat rumus konversi suhu C dengan F, C dengan K, C dengan R.
Kemudian tulis rumus rumus konversi yang diseakati. 2. Dengan rumus yang Anda
eroleh, jika suhu 41o F beraakah dalam skala C, K, dan R? 3. Beraa o C suhu n
ormal tubuh manusia? Kemudian nyatakan suhu tersebut dalam F, K, dan R. 4. Dalam
relasi C sebagai fungsi F, tentukan invers fungsi ini. Celcius (C) Fahrenheit (
F) Kelvin (K) Reamur (R)
226
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

..

BAB
VII
LIMIT FUNGSI
Tujuan Pembelajaran
Setelah memelajari materi bab ini, Anda diharakan mamu: 1. menjelaskan arti l
imit fungsi di suatu titik, 2. menghitung limit fungsi aljabar di suatu titik, 3
. menghitung limit fungsi trigonometri di suatu titik, 4. menjelaskan sifat sifa
t yang digunakan dalam erhitungan limit, 5. menjelaskan arti bentuk tak tentu d
ari limit fungsi aljabar, 6. menjelaskan limit dari bentuk tak tentu, 7. menjela
skan sifat sifat yang digunakan dalam erhitungan limit fungsi bentuk tak tentu,
8. menentukan laju erubahan nilai fungsi terhada eubah bebasnya, 9. menghitu
ng limit fungsi yang mengarah keada konse turunan.
BAB VII ~ Limit Fungsi
227

Pengantar
Gambar 7.1 Tungku embuatan kristal Sumber: matainginbicara.files.wordress
Suhu sebuah tungku embuatan kristal diergunakan dalam enelitian untuk menentu
kan bagaimana cara terbaik untuk membuat kristal yang diergunakan dalam komone
n elektronik untuk esawat ulang alik. Untuk embuatan kristal yang baik, suhu h
arus dikendalikan secara akurat dengan menyesuaikan daya masukan. Hubungan suhu
dan daya masukan mengikuti fungsi
T ( w) = 0,1w2 + 2,155w + 20
dengan T adalah suhu dalam C , dan w adalah daya masukan dalam watt. Muncul bebe
raa ertanyaan berkaitan masalah ini. Beraa laju erubahan suhu sebagai fungsi
w? Aa satuan besaran ini? Jika daya yang tersedia adalah 1000 watt, kaan laju
erubahan terbesar? Kaan laju erubahan terkecil? Untuk menyelesaikan ermasal
ahan tersebut, sebaiknya Anda ingat kembali beberaa konse tentang logika matem
atika, bentuk angkat dan akar, trigonometri, dan fungsi.
o
228
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

7.1
Pengertian Limit
Konse limit fungsi meruakan dasar untuk memelajari kalkulus, meskiun kalkulu
s sendiri telah dikenalkan oleh Sir Isaac Newton dan Gottried Wilhelm Leibniz a
da ertengahan abad ke 17, sedangkan konse limit fungsi baru dikenalkan oleh Ag
ustin Louis Cauchy ada abad ke 18. Konse limit fungsi di suatu titik yang akan
kita elajari adalah melalui endekatan intuitif, yaitu dimulai dengan menghitu
ng nilai nilai fungsi di sekitar titik tersebut, terkecuali di titik itu sendiri
. Sebagai contoh kita erhatikan fungsi f yang diberikan oleh
f ( x) =
x2 1 x 1
Periksa bahwa daerah asal dari f adalah semua bilangan real x kecuali x = 1, kar
ena f (1) tidak ada. Kita akan menyelidiki nilai fungsi f aabila x mendekati 1
tetai tidak sama dengan 1. Misalkan x mengambil nilai 0; 0,25; 0,5; 0,75; 0,9;
0,99; 0,999; 0,9999 dan seterusnya. Dalam hal ini kita mengambil nilai x yang se
makin dekat 1 tetai lebih kecil 1. Nilai nilai fungsi f untuk harga harga ini d
iberikan Tabel 7.1. Kemudian, misalkan x mendekati 1 seanjang nilai yang lebih
besar 1 , yaitu x mengambil nilai 2; 1,75; 1,5; 1,25; 1,1; 1,01; 1,001; 1,0001;
1,00001, dan seterusnya. Lihat Tabel 7.2. Tabel 7.1
x 0 0,25 0,5 0,75 0,9 0,99 0,999 0,9999
Tabel 7.2
f  x =
x 1 x1
2
x 2 1,75 1,5 1,25 1,1 1,01 1,001 1,0001
f  x =
x 1 x1
2
1 1,25 1,5 1,75 1,9 1,99 1,999 1,9999
3 2,75 2,5 2,25 2,1 2,01 2,001 2,0001
Dari kedua tabel di atas, kita eriksa bahwa jika x bergerak semakin dekat ke 1
baik dari arah kiri mauun dari arah kanan, maka f(x) bergerak semakin dekat ke
2. Sebagai contoh, dari Tabel 7.1, jika x = 0,999, maka f(x) = 1,999. Yaitu jika
x lebih kecil 0,001 dari 1, maka f(x) lebih kecil 0,001 dari 2. Dari Tabel 7.2,
jika x = 1,001, maka f(x) = 2,001. yaitu, jika x lebih besar 0,01 dari 1, maka
f(x) lebih besar 0,001 dari 2. Situasi di atas mengatakan bahwa kita daat membu
at nilai f (x) mendekati 2 asalkan kita tematkan x cuku dekat dengan 1, meski
un nilainya f (1) tidak ada. Situasi semacam ini secara matematika kita tuliskan
dengan
lim f ( x) = 2
x 1
Perlu dicatat di sini bahwa nilai 2 f (1) , karena f tidak terdefinisi di x = 1.
Secara grafik situasi ini daat digambarkan bahwa ketika x = 1, grafiknya teru
tus (berlubang).

BAB VII ~ Limit Fungsi


229

y 3
y=
x2 1 x1
2
1
0
1
2
3
x
Gambar 7.2 Grafik
y = ( x 2 1) ( x 1)
Secara umum, kita gunakan notasi berikut. Definisi 7.1 Limit f (x) ketika x mend
ekati c sama dengan L, kita tuliskan dengan
lim f ( x) = L
x c
jika kita daat membuat nilai f (x) sembarang yang dekat dengan L (sedekat yang
kita mau) dengan cara mengambil nilai x yang dekat dengan c, tetai tidak sama d
engan c. Kasarnya, nilai f (x) akan semakin mendekati nilai L ketika x mendekati
nilai c (dari dua sisi) tetai x c . Definisi secara formal akan kita elajari
nanti ketika belajar kalkulus di erguruan tinggi. Notasi alternatif untuk
lim f ( x) = L
x c
adalah
f ( x) L seraya x c
yang secara umum dibaca f (x) mendekati L ketika x mendekati c . Kita erhatikan un
gkaan tetai x c dalam definisi di atas, bermakna bahwa dalam menentukan limit f
(x) ketika x mendekati c, kita tidak ernah mengangga x = c. Bahkan f (x) tida
k harus terdefinisi di x = c. Tetai yang harus kita edulikan adalah bagaimana
f terdefinisi di dekat c. Dengan enjelasan di dean, juga membawa konsekuensi b
ahwa jika lim f ( x ) x c ada, limit tersebut tunggal adanya. Sifat ini yang lebi
h dikenal sebagai teorema ketunggalan limit.
230
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Gambar 7.3 memerlihatkan grafik dari tiga fungsi. Kita erhatikan bahwa di bagi
an (b) L f (c ) , sedangkan di bagian (c) f (c ) tidak terdefinisi. Tetai ada
setia kasus, aaun yang terjadi di c, lim f ( x ) = L .
x c
y
y
y
L
L
L
0 (a)
c
x
0
c (b)
x
0 (c)
c
x
Gambar 7.2
lim f ( x) = L dalam tiga kasus
x c
Contoh 7.1.1 Tebaklah nilai lim Penyelesaian: Perhatikan bahwa fungsi f ( x) = (
x 2) ( x 2 4) tidak terdefinisi di x = 2, tetai hal itu tidak menjadi masalah
karena yang erlu kita ertimbangkan dalam menghitung
x2 x2 4
x2
.
lim f ( x) adalah titik titik di sekitar 2 bukan untuk x = 2. Tabel berikut memb
erikan
x2
nilai f (x) (samai enam desimal) untuk nilai x yang mendekati 2 (tetai tidak s
ama dengan 2). Dengan merujuk nilai nilai ada tabel, kita daat menebak bahwa
lim
Tabel 7.3 x<2 1,5 1,75 1,9 1,99 1,999 1,9999 fx 0,285714 0,266667 0,256410 0,25062
6 0,250063 0,250006

x2 x 4
2
x 2
=
1 4
Tabel 7.4 x>2 2,5 2,25 2,1 2,01 2,001 2,0001 fx 0,222222 0,235294 0,243090 0,24937
7 0,249938 0,249994
BAB VII ~ Limit Fungsi
231

Ilustrasi grafik diberikan oleh gambar 7.4 berikut


y 0.75 0.5 0.25 x
0
1
2
3
Gambar 7.4 Grafik fungsi y = ( x 2) ( x 2 4)
W
Contoh 7.1.2 Fungsi Heaviside H didefinisikan oleh
0 , untuk t < 0 H (t ) = 1 , untuk t 0
[Fungsi ini dinmi oleh penemuny, seorng insinyur elektrik Oliver Heviside (
1850
1925). Grfikny diberikn oleh Gmbr 7.4 berikut.
y
1
0
x
Gmbr 7.5 Fungsi Heviside
Ketik t mendekti 0 dri rh kiri, H(t) mendekti 0, tetpi jik t mendekti 0
dri rh knn, H(t) mendekti 1. Oleh kren itu tidk d bilngn tunggl y
ng didekti oleh H(t) ketik t mendekti 0. Dlm situsi seperti ini kit kt
kn bhw lim H (t ) tidk
t 0

d.
232
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

Limit Stu Sisi


Pd contoh 7.1.2 bhw H(t) mendekti 0 ketik t mendekti 0 dri rh kiri dn
H(t) mendekti 1 ketik t mendekti 0 dri rh knn. Seperti dismpikn pd
contoh itu, bhw lim H (t ) tidk d. Nmun secr khusus kit dpt mengtk
n bhw
t 0 t 0
lim H (t ) = 0 dn lim H (t ) = 1 +
t 0
Simbol " t 0 " menunjukkn bhw yng kit pertimbngkn hnylh nili t yng +
lebih kecil dri 0. Demikin pul, " t 0 " menunjukkn bhw yng kit pertimb
ngkn hnylh nili t yng lebih besr dri 0. Secr umum kit mempunyi defin
isi berikut ini.

Definisi 7.2 Limit kiri f (x) ketik x mendekti c sm dengn L, kit tuliskn
dengn
lim f ( x) = L jik kit dpt membut f (x) sembrng dekt dengn L dengn cr
 mengmbil nili x cukup dekt ke c, dn x lebih kecil dripd c.
x c
Jik kit bndingkn Definisi 7.2 dengn Definisi 7.1 perbednny dlh bhw
kit syrtkn x hrus lebih kecil dripd c. Dengn cr serup, jik kit sy
rtkn x hrus lebih besr dripd c, kit peroleh limit knn dri f x ketik x m
endekti c dlh sm dengn L , dn kit notsikn dengn
x c +
lim f ( x) = L
Dengn membndingkn Definisi 7.1 dn definisi stu sisi, kit mempunyi hsil b
erikut ini.
Teorem 7.1
lim f ( x) = L jik dn hny jik lim f ( x) = L dn lim+ f ( x ) = L
x c x c x c
Contoh 7.1.3 Mislkn
f ( x) =
Hitunglah (jika ada): a.
x + 3 , untuk x 1 x + 3 , untuk x > 1
c.
Penyelesin: . Jik kit mbil x mendekti 1 dri rh kiri, mk nili f (x)
dekt ke 4. Oleh kren itu,
x 1
x 1
lim f ( x)
b.
x 1+

lim f ( x)
lim f ( x)
x 1
lim f ( x) = 4 lim f ( x ) = 2
b. Jik kit mbil x mendekti 1 dri rh knn, mk nili f (x) dekt ke 2. D
engn demikin,
x 1+
BAB VII ~ Limit Fungsi
233

c.
Dri du jwbn di ts, lim f ( x) lim f ( x) , menurut Teorem 7.1 kit x 1 x 1+
simpulkn bhw
lim f ( x ) tidk d
x 1
Sebgi ilustrsi situsi ini, grfik fungsi f diberikn oleh gmbr 7.6.
y 5 4 3 2 1 4 3 2 1 0 1 2 3 4 x y = f(x)
Gmbr 7.6
Meskipun tmpk bhw nili f (1) = 4, tidk berrti lim f ( x ) = 4 .
x 1
W
Tugs Mndiri
Dikethui f ( x) = . b. c.
x2 1 x 1
.
Crilh lim+ f ( x) dn lim f ( x) .
x 1 x 1
Apkh lim f ( x) d?
x 1
Gmbrkn skets grfik f.
Contoh 7.1.5 Mislkn f ( x) = Penyelesaian: Dalam hal ini f (2) = 5, tetai jik
a x 2 dan x yang cuku dekat dengan 2, maka nilai f (x) dekat dengan 3. Jadi,
2 x 1 , untuk x 2 . Tentukan lim f ( x) . x 2 , untuk x = 2 5
lim f ( x) = 3
x 2
234
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

Perhtikn ilustrsi grfikny pd gmbr 7.7.


y 5 4 3 2 1 4 3 2 1 0 1 2 3 4 x y = f(x)
1
Gmbr 7.7
Dri contoh 7.1.1 dn jug ilustrsi di wl sub bb meskipun kurt, cr menen
tukn nili limit fungsi di sutu titik dengn metode tersebut terkesn lmbn d
n tidk efisien. Penebkn nili limit untuk beberp fungsi dpt dilkukn de
ngn pemfktorn. Sebgi ilustrsi, kit perhtikn kembli contoh 7.1.1 bhw
untuk x 2 tu x 2 0 , fungsi f ( x) = ( x 2) ( x 2 4) dpt kit sederhnkn m
enjdi
W
f ( x) =
x2 x 4
2
=
x2 ( x 2)( x + 2)
=
1 x+2
Kemudin dengn mengmbil x mendekti 2 (bik dri knn tupun dri kiri), mk
 nili f (x) mendekti 1/4. Oleh kren itu,
lim
x2 x 4
2
x 2
= lim
x2 ( x 2)( x + 2)
x 2
= lim
x 2
1 x+2
=
1 4
W
Tugs Kelompok
Diskusikn dengn kelompok And untuk menentukn eksistensi bilngn rel  sehi
ngg

x 2
lim
3 x 2 + x +  + 3 x2 + x 2

d. Jik bilngn  ini d, tentukn niliny. Kemudin hitung nili limitny.
BAB VII ~ Limit Fungsi
235

Ltihn 7.1
1. Jelskn dengn kt kt sendiri pkh yng dimksud dengn persmn
x 2
lim f ( x) = 7
Mungkinkh pernytn ini benr dn hrus f ( 2) = 7 . Jelskn. 2. Jelskn pk
h yng dimksud dengn mengtkn
x 1
lim f ( x) = 5 dn lim f ( x) = 4 +
x 1 x 1
Dlm kedn ini, mungkinkh lim f ( x ) d? Jelskn. 3. Untuk fungsi yng gr
fikny diberikn nytkn nili besrn yng diberikn, jik d. Jik tidk d
, jelskn mengp? . b.
lim f ( x )
x 1 x 3
d. c.
y
lim f ( x )
x 3 x 3+
e.
f (3)
lim f ( x)
lim f ( x)
4
2
0
2
4
x
Gmbr 7.8
4.
Gmbrkn skets grfik fungsi f berikut dn gunknlh untuk menentukn nili c
sehingg lim f ( x ) d.
x c
f ( x) =
5.
x 2 + 5 , untuk x < 1 6 x
, untuk x 1

(Gunkn klkultor) Jik d tentukn setip limit yng diberikn berikut. Jik
tidk d, mengp? . b.
x 2
lim 3 x + 2
c. d.
lim
2 x+2
x2 1 2x + 2
Mtemtik SMA/MA Kels XI
x 2
lim ( x 2 + 2 x 1)
x2
x 1
lim
236

IPA

6.
Tentukn nili k sehingg limit yng diberikn d. .
3 x + 2 , untuk x 2 lim f ( x) dengan f ( x) = x 2 5 x + k , untuk x > 2
x 1
b. 7.
lim f ( x) dengn f ( x) =
kx 3 , untuk x 1
2 x + k , untuk x > 1
Seorng psien menerim suntikn 150 mg obt setip 4 jm. Grfik menunjukkn b
nykny f (t) obt di dlm lirn drh setelh t jm. Tentukn
x 12
lim f (t ) dn lim+ f (t ) x12
dn jelskn rti penting limit stu rh ini.
f(t)
300
150
0 t
4
8
12
16
Gmbr 7.9
8.
Dlm teori reltivits, mss prtikel yng bergerk dengn keceptn v dlh
m=
m0 1 v2 c2
dengn m0 dlh mss prtikel dim, dn c dlh keceptn chy. Ap yng te
rjdi pbil v c ?
7.2
Teorem Limit
Pd sub bb sebelumy, kit menggunkn klkultor dn grfik untuk menebk nil
i limit, dn dklny tebkn kit tidk tept. Du metode tersebut terkesn
kurng efisien. Setelh memhmi betul konsep tersebut, dlm sub bb ini kit 
kn menggunkn sift sift limit berikut, yng disebut Teorem Limit untuk meng
hitung limit lebih efisien. Teorem teorem limit berikut disjikn tnp bukti,
kren buktiny menggunkn definisi forml, yng di lur jngkun buku ini.

BAB VII ~ Limit Fungsi


237

Teorem 7.2 (Teorem Limit) 1. lim k = k , k dlh sutu konstnt


x c
2. lim x = c
x c
n n 3. lim x = c , n bilngn sli x c
4. Jik k dlh sutu konstnt, dn
lim f ( x) dn lim g ( x)
x c x c
mk : . lim (kf )( x) = k lim f ( x )
x c x c
b. lim ( f + g )( x) = lim f ( x) + lim g ( x)
x c x c xc
c. lim ( fg )( x ) = lim f ( x ) lim g ( x)
x c xc x c
d. lim x c
lim f ( x ) f ( x) = x c , asalkan lim g ( x ) 0 x c lim g ( x) g x c
n
e. lim f n ( x ) = lim f ( x ) , untuk n bilangan asli
x c
x c

f.
lim
x c
n
f ( x) = n lim f ( x) , n bilangan asli, dan lim f ( x) > 0
x c
x c
Contoh 7.2.1 Hitung limit berikut dan beri alasan tia langkah. a. b.
lim ( x 2 + 8 x 6)
x 3
c.
lim
x3 + 2 x 2 1 5 3x
x 2
x 2

lim ( x3 + 3)( x 2 5 x)
Penyelesaian: a. lim ( x + 8 x 6) = lim x + lim 8 x lim 6
2 2 x 3 x 3 x 3 x 3
(Teorema 7.2 bagian 4b) (Teorema 7.2 bagian 4a) (Teorema 7.2 bagian 2 dan 3)
= lim x 2 + 8 lim x lim 6
x 3 x 3 x 3
= 32 + 8 3 6 = 27
238
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

b.
x 2
lim ( x 3 + 3)( x 2 5 x ) = lim ( x 3 + 3) lim ( x 2 5 x )
= lim x3 + lim 3 lim x 2 5 lim x (Teorema 7.2 bagian x 2 x 2 x 2 x 2 = ( 2) +
(Teorema 7.2 bagian 2 dan 3)
3 2
(
(
x 2
x 2
(Teorema 7.2 bagian 4c)
)(
)
= ( 5)(14) =

70 c.

)(
)
4a dan 4b)
lim
x3 + 2 x 2 1 5 3x
x 2
=
lim( x 3 + 2 x 2 1)
x2
lim(5 3 x)
x 2
=
15 1
= 15
(Teorema 7.2 bagian 4d)
W
Tugas Kelomok
Diskusikan dengan kelomok Anda untuk membahas soal soal berikut ini. 1. Berikan
contoh dua buah fungsi f dan g sehingga lim f ( x) atau lim g ( x ) tidak
x c x c

ada, tetai lim [f ( x) + g ( x )] ada.


x c
2.
Berikan contoh dua buah fungsi f dan g sehingga atau tidak ada, tetai ada.
Dalam rakteknya kita sering menjumai bentuk lim
x c
f ( x) g ( x)
=
0 0
, sehingga sifat
limit 4d tidak daat kita terakan secara langsung, karena embagian dengan bila
ngan nol tidak dibenarkan. Limit model ini sering disebut sebagai limit bentuk t
ak tentu. Cara menghitung limit jenis ini, terlebih dahulu kita sederhanakan ata
u kita rasionalkan terlebih dahulu. Berikut ini beberaa contoh yang berkaitan d
engan bagaimana menghitung limit dari bentuk tak tentu. Contoh 7.2.2 Tentukan li
m
x 3
x2 9 x3
.
Penyelesaian: Karena lim ( x 3) = 0 , maka kita tidak daat menerakan sifat lim
it 4d. Dengan
x 3
memfaktorkan embilang kita eroleh
x2 9 x3
BAB VII ~ Limit Fungsi
=
( x 3)( x + 3) x3
239

Jika x 3 ( x 3 0 ), maka embilang dan enyebut daat dibagi dengan x 3 ,


x2 9 x3
=
( x 3)( x + 3) x3
= x+3
Karena dalam menghitung limit kita hanya memerhatikan nilai x di sekitar 3 teta
i tidak sama dengan 3, maka embagian di sini dierbolehkan. Jadi,
lim
x 3
x2 9 x3
= lim( x + 3) = 6
x 3
W
Contoh 7.2.3 Misalkan f ( x) = x 2 + 3 x 1 , hitunglah lim
h 0
f ( x + h) f ( x) h
.
Penyelesaian: Karena h 0 , maka kita eroleh
f ( x + h) f ( x ) h
= =
[( x + h) 2 + 3( x + h) 1] [ x 2 + 3 x 1] h 2 xh + 3h + h
2
Jadi,
h = 2x + 3 + h lim f ( x + h) f ( x ) h = lim (2 x + 3 + h) = 2 x + 3
h0
h0
W
Latihan 7.2
1. Diketahui bahwa
lim f ( x) = 2
x c
lim g ( x ) = 0
x c
lim h( x ) = 16 .
x c
Tentukan limit berikut (jika ada). Jika tidak ada, jelaskan mengaa? a. b. c.

lim [f ( x ) + h ( x )]
x c
d. e. f.
lim
x c
f ( x) h( x) f ( x) g ( x) 3 f ( x) h( x) 2 f ( x)
Matematika SMA/MA Kelas XI
IPA
lim [f ( x)]3
x c
lim
x c
lim
x c
4
h( x )
lim
x c
240

2.
Tentukan setia limit yang diberikan dengan menggunakan teorema limit fungsi. a.
b. c.
lim (2 x x + 5)
2 x 3
d. e. f.
x4 + x2 6 lim 4 x 1 x + 2x + 3
t 2
2
lim ( x 3 + 2)( x 2 8 x)
x2
lim
t 4 + 3t + 6 16 x 2
x 1
lim
2x + 1 x 3x + 4
2
x 4
lim
3.
a.
Apa yang salah dengan persamaan berikut?
x2 + 3x 4
b.
Dengan fakta di bagian a, jelaskan mengapa persamaan ini
x 1
= x+4
lim
x 1
x 2 + 3x 4 x 1
= lim ( x + 4)
x 1
4.
benar. Hitunglah setiap limit berikut, jika ada. a. b. e.
t 5

lim
t 2 25 t +5 4 x2 9 2x + 3 9 x 3 x 9 x 3 x x5 x+4 3 f ( x + h) f ( x ) h
c. d. h.
x 3
lim

x2 + 5x + 6 x 2 x 12 2 3 y 2 y2 16 + 6 y y 2 2 1 2 1 x 1 x x4 2 x2
3
x 3/ 2
lim
y 2
lim
lim
x 9
lim x 1 lim
x 0
f. g.
lim lim
x 5
x 0
i. j.
lim
t 0
t +1 1 t
5.
Tentukan lim a. b. c.
h0
untuk setiap fungsi yang diberikan. d. e.
f ( x) = x 2 3 x + 6 f ( x) = x3 8 f ( x) = 1 x , x0 f (3 + h) f (3) h
f ( x) = 2 x f ( x) = 1 x+2 , x 2
6.
Tentukan lim
h 0
untuk setiap fungsi f pada soal nomor 5.

BAB VII ~ Limit Fungsi


241

7.3
Laju Perubahan Pengayaan
Misalkan y adalah suatu besaran yang bergantung pada besaran lain x. Sehingga, y
adalah fungsi dari x dan dapat kita tuliskan y = f (x). Jika x berubah dari x =
c sampai x = c + h , maka perubahan x adalah
x = (c + h) c = h
( x dibaca

delta x ) dan erubahan adanannya adalah Hasil bagi selisih

y = f (c + h) f (c ) =
y x
f (c + h ) f (c ) h
disebut rerata laju erubahan y terhada x seanjang interval [c, c + h] , dan d
itafsirkan sebagai kemiringan tali busur PQ ada gambar 7.10.
y Q(c + h, f(c + h))
y
P(c, f(c))
x
0 x
c
c+h
Gambar 7.10 Rerata laju erubahan
Kita tinjau laju erubahan rerata ada interval yang semakin kecil [c, c + h] ,
sehingga h mendekati 0. Limit laju erubahan rerata ini disebut laju erubahan s
esaat y terhada x saat x = c , yang ditafsirkan sebagai kemiringan garis singgu
ng ada kurva y = f ( x ) di P (c, f (c )) :
laju erubahan sesaat = lim
y x
x 0
= lim
f (c + h ) f (c ) h
h0
(7.1)
Setelah kita memahami aa tafsiran fisika dari limit di atas, kita akan menyeles
aikan ermasalahan embuatan kristal yang diungkakan ada awal bab, yang disede
rhanakan menjadi contoh berikut. Contoh 7.3.1 Suhu sebuah tungku embuatan krist
al diergunakan dalam enelitian untuk menentukan bagaimana cara terbaik untuk m
embuat kristal yang diergunakan dalam komonen elektronik untuk esawat ulang a
lik. Untuk embuatan kristal yang baik, suhu harus dikendalikan secara akurat de
ngan menyesuaikan daya masukan. Hubungan suhu dan daya masukan mengikuti fungsi

T ( w) = 0,1w2 + 2,155w + 20
dengan T adalah suhu dalam oC , dan w adalah daya masukan dalam watt.
Matematika SMA/MA Kelas XI
IPA
242

a. Beraakah laju erubahan suhu terhada daya masukan w? Aa satuannya? b. Jika
daya yang tersedia adalah 1000 watt, kaan laju erubahan terbesar dan kaan la
ju erubahan terkecil? Penyelesaian: a. Menurut rumus (7.1), besar laju erubaha
n suhu terhada daya masukan w adalah
lim
Kita hitung dulu,
T w
h0
= lim
T ( w + h ) T ( w) h
h0
T ( w + h ) T ( w) h
= =
[0,1( w + h) 2 + 2,155( w + h) + 20] [0,1w2 + 2,155w + 20] h 0, 2 wh + 2,155h +
0,1h
2
Dengan demikian,
h = 0, 2 w + 2,155 + 0,1h T ( w + h) T ( w) h
o
lim
h 0
T w
= lim
h 0
= lim (0, 2 w + 2,155 + 0,1h) = 0, 2 w + 2,155
h 0
Jadi, besar laju erubahan suhu terhada daya masukan w adalah 0, 2 w + 2,155 .
Besaran ini memunyai satuan
C watt .
b. Daya yang tersedia sebesar 1000 watt. Dari fungsi laju erubahan, maka laju 
erubahan terbesar terjadi ketika w = 1000 dan terkecil saat w = 0. Jadi, laju e
rubahan terbesar = 0,2 (1000) + 2,115= 202,155 oC watt , laju erubahan terkecil
= 0,2 (0) + 2,115= 2,155. oC watt .
W
Latihan 7.3
1. Sebuah kota dijangkiti eidemi flu. Petugas menaksir bahwa t hari setelah dim
ulainya eidemi, jumlah orang yang sakit flu diberikan oleh fungsi

 (t ) = 120t 2 2t 3 dengan 0 t 40
2. Beraakah laju menularnya flu ada saat t = 10, t = 20 , dan t = 40? Gelomban

g udara dingin mendekati suatu SMA. Temeratur t setelah tengah malam adalah T,
dengan Tentukan rerata laju erubahan dari T terhada t di antara jam 5 agi dan
jam 6 agi. b. Tentukan laju erubahan sesaat T terhada t ada jam 5 agi. Sua
tu erusahaan mulai beroerasi ada 14 Pebruari 2000. Pendaatan kotor tahunan 
erusahaan itu setelah t tahun adalah  juta ruiah, dengan a.
T = 0,1(400 40t + t 2 ),
0 t 12
3.

 (t ) = 50.000 + 18.000t + 600t 2


Tentukan laju ertumbuhan endaatan kotor ada 14 Pebruari 2007.
BAB VII ~ Limit Fungsi
243

7.4
Kekontinuan Pengayaan
Pada awal bab kita membahas fungsi f didefinisikan oleh
f ( x) =
x2 1 x 1
Kita erhatikan bahwa f terdefinisi untuk semua x kecuali di x = 1. Sketsa grafi
knya terdiri dari semua titik ada garis y = x + 1 kecuali titik (1,2), daat di
lihat ada gambar 7.11. Grafik fungsi ini terutus di titik (1,2) dan kita menye
butnya bahwa fungsi f ini tak kontinu atau diskontinu di titik 1. Ketakkontinuan
ini terjadi karena f (1) tidak ada.
y
y=
3
x 1 x 1
2
2

1
0
1
2
3
x
Gambar 7.11 Grafik y = ( x 2 1) ( x 1)
Jika fungsi f di atas di titik 1 kita berikan nilai f (1) = 3, maka grafiknya ma
sih terutus di titik x = 1, dan fungsi f tersebut teta tak kontinu di 1. Teta
i, jika kita mendefinisikan f (1) = 2, maka tidak terdaat lagi grafik yang ter
utus untuk fungsi ini dan fungsi f dikatakan kontinu di semua nilai x. Hal ini y
ang memotivasi definisi berikut. Definisi 7.3 Fungsi f dikatakan kontinu di titi
k c, jika memenuhi ketiga syarat berikut. (1) (2) (3) f (c) ada
lim f ( x) ada
x c x c
lim f ( x ) = f (c )
Jika satu atau lebih dari ketiga syarat ini tidak dienuhi di c, maka fungsi f d
ikatakan tak kontinu atau diskontinu di c. Fungsi yang kontinu di setia titik d
ari daearah asalnya disebut fungsi kontinu. Contoh 7.4.1 Tunjukkan bahwa fungsi
f ( x) = x3 + 4 x 7 , x , kontinu di x = 1. 244
Matematika SMA/MA Kelas XI IPA

Penyelesaian: Kita akan selidiki ketiga syarat kekontinuan. (1) f (1) = (1)3 + 4
(1) 7 = 2 (2) lim f ( x ) = lim ( x3 + 4 x 7) = 2
x 1 x 1
(3) lim f ( x ) = 2 = f (1)
x 1
Ketiga syarat kekontinuan dienuhi. Jadi, f kontinu di x = 1. Contoh 7.4.2 Tunju
kkan bahwa fungsi f ( x) =
W
1 x x6
2
tak kontinu di x = 3 dan x =

2 .

Penyelesaian: Jika kita subtitusikan nilai x = 3 dan x = 2 ke dalam fungsi f, mak


a f (3) dan f ( 2) nilainya tidak ada. Jadi, syarat kekontinuan yang ertama tidak
terenuhi. Dengan demikian, fungsi f tak kontinu di x = 3 dan x = 2.
W
Contoh 7.4.3 Tentukan daerah asalnya yang menyebabkan setia fungsi berikut kont
inu. a.
f ( x) =
x +1 x 4x + 3
2
b.
g ( x) = x + 3
Penyelesaian: a. Fungsi f kontinu di setia bilangan real x kecuali untuk x yang
memenuhi x 2 4 x + 3 = 0 . Persamaan
b. Fungsi g kontinu di setia bilangan real x sehingga x + 3 0 (ingat sifat akar
). Karena x + 3 0 dienuhi untuk x 3 , maka daerah asal yang menyebabkan kontinu
g adalah Dg = {x | x 3} .
Jadi, daerah asal sehingga f kontinu adalah D f = {x | x 1 atau x 3} .
x 2 4 x + 3 = 0 ( x 1)( x 3) = 0 x = 1 atau x = 3
W
Contoh 7.4.4 Misalkan f ( x) = Penyelesaian: Syarat agar fungsi f kontinu di x =
4 adalah lim f ( x) = f (4) . Kita erhatikan bahwa
x 4
3 x + 7 , untuk x 4 . Tentukan nilai k sehingga f kontinu di x = 4. kx 1 , untuk
x > 4
dn untuk x 4 ,
x 4
f (4) = 3 4 + 7 = 19

lim f ( x) = lim (3 x + 7) = 19
x4
BAB VII ~ Limit Fungsi
245

Untuk x > 4 ,
x 4+
lim f ( x) = lim+ ( kx 1) = 4k 1
x4 x 4 x 4+
Agar lim f ( x ) ada arusla lim f ( x) = lim f ( x) , yaitu
x 4
4k

1 = 19 k = 5. Jadi, agar fungsi f kontinu di x = 4 arusla k = 5.

W
Latian 7.4
1. Tentukan nilai nilai seingga setiap fungsi berikut tak kontinu di nilai nila
i tersebut. a. b.
f ( x) = g ( x) =
x2 + x 6 x+3 x+3 x2 + x 6
d. e.
k ( x) = p ( x) =
x 2x 3 x2 4 x 2 3x + 2
c.
5 , untuk x 2 h( x) = x + 2 2 , untuk x = 2
x2 x + 2x 8
2
2.
Tentukn derh sl yng menyebbkn setip fungsi berikut kontinu. . f (x) =
x2(x + 2)2 c.
h( x) =
b. 3.
g ( x) =
x 1 2x + 7
d.
4.

. Apkh fungsi konstn merupkn fungsi kontinu? b. Apkh fungsi tngg merup
kn fungsi yng kontinu? c. Apkh fungsi kudrt merupkn fungsi kontinu? Ten
tukn konstnt c dn k sehingg fungsi yng diberikn kontinu di titik yng dib
erikn. .
( x + 2) 2 , untuk x 0 k ( x) = 2 x + 2 , untuk x > 0
f ( x) =
kx 1 , untuk x < 2 kx

2
, untuk x 2
, untuk x = 2
b.

, untuk x 1 x g ( x) = cx + k , untuk 1 < x < 4 , untuk x = 1 dan x = 4 2 x , untuk


x 4
Mtemtik SMA/MA Kels XI
IPA
246

5.
Gy grvitsi bumi yng dipncrkn oleh Bumi pd sebuh unit mss yng berd
 pd jrk r dri pust plnet dlh
GMr 3 , untuk r < R F (r ) = R GM , untuk r R r2
dengn M dlh mss bumi, R jri jri bumi, dn G kontnt grvitsi. Apkh f
ungsi F kontinu dri r ?
7.5
Limit Tk Hingg Pengyn
Mislkn f fungsi yng didefinisikn oleh
f ( x) =
1 ( x 2) 2
Skets grfik fungsi ini diberikn oleh gmbr 7. 12. Kit kn menyelidiki nil
i fungsi f pbil x mendekti 2. Mislkn x mendekti 2 dri rh knn, perht
ikn nili f (x) yng diberikn pd Tbel 7.6. Dri tbel ini kit liht secr
intuitif bhw untuk x yng bergerk semkin dekt menuju 2 sepnjng nili x y
ng lebih besr dri 2, mk nili f (x) membesr tk terbts. Dlm hl ini ki
t tuliskn dengn notsi
x 2+
lim
1 ( x 2) 2
= +
y 8 6 4 2 0 1 2 3 4 x
Gmbr 7.12 Grfik fungsi f ( x ) = 1 ( x 2) 2
BAB VII ~ Limit Fungsi
247

Tbel 7.6 x 3 2,5 2,25 2,10 2,01 2,001 2,0001 fx =


1
Tbel 7.7
(x

2 )

2
x 1 1,5 1,75 1,9 1,99 1,999 1,9999
fx =
1
( x

2 )2

1 4 16 100 10.000 1.000.000 100.000.000


1 4 16 100 10.000 1.000.000 100.000.000
Sekrng jik x mendekti 2 dri rh kiri, perhtikn bhw nili f (x) yng di
berikn pd Tbel 7.7. Dri tbel ini secr intuitif dpt kit liht bhw un
tuk x yng bergerk semkin dekt menuju 2 sepnjng nili x yng lebih kecil d
ri 2, mk nili f (x) membesr tk terbts. Dlm hl ini kit tuliskn dengn
notsi
x 2
lim
1 ( x 2) 2
= +
Oleh kren itu, untuk x mendekti 2 bik dri knn mupun dri kiri, nili f (
x) membesr tnp bts dn kit menuliskn sebgi
lim
1 ( x 2) 2
x2
= +
Ilustrsi di depn memotivsi definisi berikut. Definisi 7.4 Mislkn f fungsi y
ng terdefinisi pd setip intervl terbuk yng memut c, keculi mungkin di c
sendiri. Kit tuliskn,
xc
lim f ( x ) = +
jik untuk x mendekti c tetpi tidk sm dengn c, mk nili f (x) membesr t
np bts Perlu kit perhtikn di sini bhw + bukn lmbng bilngn rel, seh
ingg jik kit menuliskn lim f ( x ) = + rtiny tidk sm dengn lim f ( x )
= L , dengn
xc xc
L bilngn rel. Notsi lim f ( x ) = + hny untuk menunjukkn bhw perilku
xc

nili fungsi f untuk x bergerk semkin dekt dengn c niliny membesr tk ter
bts. Dengn cr yng sm kit dpt menunjukkn perilku sutu fungsi yng n
iliny mengecil tnp bts. Perhtikn fungsi g yng didefinisikn oleh
g ( x) =
1 ( x 2) 2
Mtemtik SMA/MA Kels XI
248

IPA

Skets grfik fungsi g dpt kit liht pd gmbr 7.13.


0
1
2
3
4 x
2 4 6 8 y
Gmbr 7.13 Grfik fungsi g ( x ) = 1 ( x 2) 2
Nili fungsi g jik x mendekti 2 dri kiri tu knn, g(x) mengecil tnp bt
s, dn kit menuliskn sebgi
lim
Definisi 7.5
1 ( x 2) 2
x2
=
Mislkn f fungsi yng terdefinisi pd setip intervl terbuk yng memut c, k
eculi mungkin di c sendiri. Kit tuliskn
xc
lim f ( x ) =
jik untuk x mendekti c tetpi tidk sm dengn c, mk nili f (x) mengecil t
np bts. Sebelum mempeljri beberp contoh, kit memerlukn teorem berikut
ini, yng disjikn tnp bukti, kren di lur jngkun buku ini.
Teorem 7.3
Jik r sutu bilngn positif, mk
1. lim +
x0
1 x
r
= +
2. lim
x0
1 x
r
=
jika r ganjil + jik r genp
Contoh 7.5.1 Tentukn nili dri: .
x 5

lim+
1 x5
b.
x 3
lim+
2x + 1 x3
c.
lim
x 1
x+2 ( x 1) 2
249
BAB VII ~ Limit Fungsi

Penyelesin: Dengn menggunkn Teorem 7.3, . Mislkn kit mbil t = x


k untuk x 5+ mengkibtkn t 0 + .
x 5
lim+
1 x 5
= lim +
t 0
1 t
= +
b. Jik kit mbil t = x
x 3

3, mk

lim+
2x + 1 x 3
= lim+
x 3
2( x 3) + 7 x 3
2 7 = lim + = + t 0+ t t
c.
Jika kita ambil t = x

1 , maka

lim
x 1
x+2 ( x 1)
2
= lim
x 1
x 1+ 3 ( x 1) 2
= lim x 1
1
= lim x 1 ( x 1) t 0
+ 3
2
1 3 + 2 = + t t
W
Latihan 7.5
Hitunglah setiap limit yang diberikan berikut ini. 1. 2. 3. 4. 5.
x0
lim

5 , m

2 x3 1 x4 1 2 x 1 ( x 2)3 x2 x 1
6. 7. 8. 9. 10.
lim
x2 x2 2x + 1 4 x2 9 x2 x 3 + 9 x 2 + 20 x x 2 + x 20 x 2 x 12 x2 6 x + 8 x 2
2 x2 6 x + 8
x 1
x0
lim
x 3+
lim
x 2
lim
x 3
lim
x2
lim
x4
lim lim
lim
x 1
x 4+
7.6
Limit di Tak Hingga
Sekarang kita akan meninjau limit fungsi apabila peubah bebas x naik atau turun
tak terbatas. Limit semacam ini bermanfaat dalam teknik menggambar grafik fungsi
. Disamping itu, limit limit ini dapat digunakan pula untuk menentukan nilai nil
ai ekstrim fungsi pada selang terbuka. Kita mulai dengan fungsi yang khusus. Mis
alkan didefinisikan oleh
f ( x) =
250
1 x2
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Sketsa grafik fungsi ini diberikan oleh gambar 7.14. Misalkan x mengambil nilai
nilai 1, 2, 3, 4, 5, 10, 100, 1000 dan seterusnya, dengan x naik tak terbatas. N
ilai nilai fungsi terkait diberikan pada Tabel 7.8. Dari tabel tersebut, dapat k
ita amati bahwa nilai nilai fungsi f (x) semakin lama semakin dekat ke 0 apabila
x naik menjadi besar sekali.
y 3 2 1 x
4
3
2
1
1
2
3
4
Gambar 7.14 Grafik fungsi f ( x ) = 1 x 2
Tabel 7.8
x
f  x =
Tabel 7.9
1 x2
x
f  x =
1 x2
1 2 5 10 100 1.000
1 0,25 0,04 0,01 0,0001 0,000001
1

5 10

100

1.000

1 0,25 0,04 0,01 0,0001 0,000001


Secara intuisi, dapat kita lihat bahwa nilai f (x) mendekati nilai 0, apabila ki
ta ambil x cukup besar. Untuk menjelaskan situasi kita notasikan
x +
lim
1 x2
= 0
Notasi x + kita artikan bahwa bebas x naik tak terbatas dengan nilai nilai positi
f, dan + bukan bilangan real. Oleh karena itu, notasi x + tidak sama pengertiannya

dengan x 10 . Ilustrasi di atas memotivasi definisi berikut. Definisi 7.6 Misal


kan f fungsi yang terdefinisi pada sembarang interval ( a, +) . Kita tuliskan
x +
lim f ( x) = L
jika untuk x positif yang naik besar sekali, maka nilai f (x) mendekati L.
BAB VII ~ Limit Fungsi
251

Sekarang kita tinjau fungsi f di depan dengan x mengambil nilai nilai 1, 2, 3,


4, 5,
10, 100, 1000, dan seterusnya, dengan x turun dengan nilai negatif tak terbatas. Ta
bel 7.9 memberikan nilai nilai fungsi f (x) terkait. Secara intuisi, dapat kita
lihat bahwa nilai f(x) mendekati nilai 0, apabila kita ambil x cukup kecil dari
bilangan negatif. Dalam hal ini kita tuliskan,
x
lim
1 x2
= 0
Definisi 7.7 Misalkan f fungsi yang terdefinisi pada setiap interval ( , b) . Kita
tuliskan
x
lim f ( x) = L
jika untuk x negatif yang turun kecil sekali, maka nilai f (x) mendekati L. Teor
ema teorema limit di sub bab 7.2 dan 7.4 tetap berlaku apabila x c kita ganti de
ngan x + atau x . Kita mempunyai teorema tambahan berikut ini, yang kita sajikan t
anpa bukti. Teorema 7.4 Jika r suatu bilangan positif, maka 1. lim
1 x
r
x +
= 0
2. lim
1 xr
x
= 0
Contoh 7.6.1 Tentukan nilai dari: a.
x +
lim
4x 7 3x + 5
b.
x +
lim
5x2 + 4 x3 + x 2 + 1
Penyelesaian: Untuk menggunakan Teorema 7.4, kita bagi pembilang dan penyebut de
ngan pangkat tertinggi yang muncul dalam pembilang atau penyebut. a.
c.
x = 40 = 4 x + 3 x + 5 x + 5 30 3 3+ x 5x2 4 + 3 3 5x2 + 4 x x lim = lim = lim x

+ x 3 x + x 3 + x 2 + 1 x2 1 1 + 3 + 3 3 x x x 0 + lim = lim
=
4x 7
4
7
5 x + 0
+ 1 x
4 x3 +
=
1 x3 0 6
=0
6 + 0 + 0
W
252
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Contoh 7.6.2 Hitunglah limit yang diberikan: a.


x
lim
x+5 2x 3
2
b.
x +
lim
(
x2 + 2x
x2 x
)
Penyelesaian: a. Pangkat tertinggi dari x adalah 2 yang muncul di bawah tanda ak
ar. Karena itu pembilang dan penyebut kita bagi dengan dan x = x . Jadi,
x 2 = x . Karena x , maka x < 0
x
x
lim
x+5 2x2 3
=
x
lim
x
+
5 x 3 x2
2
x 5 + lim x x = x 3 2 2 x 1
=
x
5 x 3 x2
lim
2
= b. Kita rasionalkan bentuk akar itu,
x +

1 0 20
=
1 2
lim
(
x2 + 2x
x2 x
)
lim = x +
(
x2 + 2 x
x2 x
)
x2 + 2 x + x2 + 2 x +
x2 x x2 x
lim = x +
x2 + 2 x x2 + x x2 + 2x + x2 x 3x x 1+ 2 x 3 1+ 2 x + 1 1 x
=
=
x +
lim
+ x 1
1 x 3 1+ 0 + 1 0 3 2
253
=
x +
lim
=
W
BAB VII ~ Limit Fungsi

Latihan 7.6
Tentukan setiap limit yang diberikan. 1. 2. 3. 4.
x +
lim
3x + 1 4x + 9 4 x2 + 8x 2 x2 3 8x + 1 x 2x + 3
2
9. 10. 11. 12.
x +
lim
x2 + 1 x
x +
lim
x +
lim ( x 2 + x x) lim ( 4 x 2 + x (2 x + 3))
x +
lim
x +
y +
lim
4 y2 3y + 3 y +1
x
lim ( 3 x 3 + x 3 x 3 + 1) 2x + 1 3 x 2 2 2x + 1 + 2 3x + 1 1 + 2 + 3 + ... + x x
2
5.
lim 5 x + x

x
2
3
13.
x +
lim

6.
lim y lim
5
2 y
4y

14.
x
lim
7.
x2 + 9 x+3 t4 +1 2t 2 + 3
x +
15.
x +
lim
8.
t
lim
7.7
Limit Fungsi Trigonometri
Untuk membuktikan kekontinuan fungsi trigonometri, akan lebih mudah jika kita da
pat menghitung limit dari
x 0
lim
sin x x
dan lim
tan x x
x 0
Oleh karena itu, perlu kita hitung terlebih dahulu nilai dari kedua limit di ata
s. Untuk membuktikan bahwa kedua limit di atas ada, kita menggunakan teorema yan
g sangat terkenal dalam kalkulus, yaitu Teorema Apit. Meskipun teorema ini sendi
ri kita berikan tanpa bukti.
254
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Teorema 7.6 Teorema Apit Misalkan f, g dan h fungsi yang terdefinisi pada interval
terbuka I yang memuat c kecuali mungkin di c sendiri, sehingga f ( x) g ( x ) h
( x) untuk setiap x I ,
x c . Jika lim f ( x ) = lim h( x) = L, maka lim g ( x ) = L .
x c x c x c
Dengan Teorema Apit di atas kita dapat membuktikan limit berikut ini. Teorema 7.
7
x 0
lim
sin x x
=1
dan
x 0
lim
tan x x
=1
Bukti: Misalkan lingkaran dengan jari jari r dan pusat O. Jika juring lingkaran
OAB dengan
AB sudut pusat x radian dan adalah panjang busur AB, maka
= rx AB
Dari gambar di bawah kita mempunyai luas OBC < luas OBA
< luas OAD
D
B
r x
O C A
Gambar 7.15
Akibatnya,
1 1 . AB.r < OA. AD 2 2 2 1 1 1 .BC .OC < . AB.r < OA. AD 1 BC.OC <
2 2 2
BC.OC < .r < OA. AD AB BC.OC < .r < OA. AD AB BC .OC r
2
<
.r AB
r
2

<
OA. AD r2
255
BAB VII ~ Limit Fungsi

1 2
.BC .OC <
1 1 . AB.r < OA. AD 2 2

BC
r r BC OC
.
OC
<
rx . r r
2
<
r . AD r2
r r r sin x.cos x < x < tan x x 1 cos x < < sin x cos x 1 cos x
x 0
< x <
AD
(*)
Karena lim cos x = 1 dan juga lim
x 0
= 1 , maka dengan Teorema Apit lim sin x x = 1
x 0
lim
x sin x
= 1 atau
x 0
Selanjutnya dari (*) kita mempunyai sin x . cos x
x 0 2 < x < tan x cos x <
x tan x
< 1
Karena lim cos x = 1 , maka dengan Teorema Apit kita mempunyai
x 0
lim

tan x x
= 1 atau lim
tan x x
x 0
= 1
W
Dengan cara yang sama, untuk sembarang bilangan real a kita dapat memperumum teo
rema di atas menjadi hasil berikut.
x 0
lim
sin ax ax
= 1 dan lim x 0
tan ax ax
= 1
Contoh 7.7.1 Tentukan nilai dari: a.
x 0
lim
sin 2 x x
b.
x 0
lim
sin 2 x tan 5 x
Penyelesaian: a. b.
x 0
lim
sin 2 x x sin 2 x tan 5 x
= lim
sin 2 x 2x sin 2 x 2x
x 0
. .
2x x
= lim

sin 2 x 2x 2x 5x
x 0
. 2 =12=2 sin 2 x
x 0
x 0
lim
= lim
5x tan 5 x
x 0
.
= lim
2x tan 5 x 5 2 sin 2 x 5x lim lim = 5 x 0 2 x x 0 tn 5 x 2 2 = 11 = 5 5 W
Mtemtik SMA/MA Kels XI
IPA
.
3x
.
2
256

Contoh 7.7.2 Tentukn nili dri: .


x
lim x sin
1 x
c.
x
2
lim 1
1 sin x x 1 2
b.
x 0
lim
tan x sin x 2 x3 1 x
. Karena x , maka y 0 .
Penyelesaian: a. Misalkan kita ambil y = Jadi,
x
lim x sin
1 x
= lim
1 y
y 0
sin y = lim
sin y y
y 0
=1
b.
x 0
lim
tan x sin x 2x
3
= lim
sin x sin x cos x 2 x 3 cos x sin x (1 cos x) 2 x cos x sin x x 1 4 sin 2 2 x
1 (2 1 3

x 0
= lim
x 0
= lim 1
sin x 2 sin 2
3
1 2
x
x 0
2 x cos x 1
= xlim0
2
x)
2
cos x 4
= 1 1 1 c.
1 2
=
1 4
1
Misalkan y = x , sehingga untuk x 2 berakibat y 0 . Jadi,
x
lim1
1 sin x x 2
1

2
= ylim0 = ylim0
1 sin( 2 + y )
1
y 1 cos y y 2 sin 2 y sin 2
1 (2 1 2
= ylim0
y

= ylim0 2
y y 0 = 2 1 = 0 y) 4 4
2
1 2
W
BAB VII ~ Limit Fungsi
257

Latihan 7.7
Untuk soal nomor 1 samai dengan nomor 25, tentukan limit fungsi yang diberikan.
1. 2. 3. 4. 5.
x 0
lim
2x sin 3 x sin 5 x sin 7 x sin 2 x 3x
2
11. 12. 13. 14. 15.
h 0
lim
sin( x + h) sin x h x sin x x 1 + cos 2 x cos x x tan x
21. 22. 23. 24.
x 4
lim
sin x cos x 1 sin 2 x tan 2 x 2 tan x x2
x 0
lim
x 0 1 cos
lim
x 0
lim
x 0
lim
x 2
lim
x 2
lim
1 + cos 2 x cos x
sin x sin x 1 x 1
x 0
lim
sin 3 x x2 x cos x 1 cos x 1 cos a a
2

x 0 1 cos 3 x lim x 2 1 cos 2 x x


lim
x 0
lim
x2 + 3x
x 0
lim
25. lim
x 0
6.
x 0 1 cos 2 x
lim
16.
x 0
lim
sin x sin 3 x 1 cos 4 x 4 x
7.
a 0
lim
17.
x
lim x sin
8.
y 0
lim
tan y sin 2 y sin px tan qx sin 2 x + tan 2 x
1 2
18.
x 0
lim
x sin x + tan 2 x 1 cos x

9.
x 0
lim
19.
x 5
lim ( x 5) cot x sin x cos x 1 sin 2 x
untuk setia fungsi yang diberikan. f (x) = sin 3x f (x) = cos 3x
4
10.
x 0
lim
x
2
20.
x 4
lim
26. Tentukan lim a. b.
f ( x + h) f ( x ) h
c. d.
h 0
f (x) = sin x f (x) = cos x
27. Tentukan lim
f
(
4
+h f h
h 0
) ( ) dari fungsi fungsi ada soal nomor 26.
Matematika SMA/MA Kelas XI
IPA
258

Rangkuman
1. Limit f (x) ketika x mendekati c sama dengan L, dituliskan dengan lim f ( x )
= L , x c jika kita daat membuat nilai f (x) sembarang yang dekat dengan L (sed
ekat yang kita mau) dengan cara mengambil nilai x yang dekat dengan c, tetai ti
dak sama dengan c. Limit kiri f (x) ketika x mendekati c sama dengan L, kita tul
iskan dengan
x c
2.
lim f ( x ) = L jika kita daat membuat f (x) sembarang dekat dengan L dengan
3.
cara mengambil nilai x cuku dekat ke c, dan x lebih kecil dariada c. Jika ada
(2) disyaratkan x harus lebih besar dariada c, maka dieroleh limit kanan dari
f (x), dan dinotasikan dengan lim+ f ( x) = L .
x c
4. 5. 6.
lim f ( x) = L jika dan hanya jika lim f ( x) = L dan lim+ f ( x ) = L .
x c x c x c
Oerasi aljabar berlaku erhitungan limit fungsi. Laju erubahan sesaat dari fun
gsi f di titik c didefinisikan sebagai
lim
7.
f (c + h ) f (c ) h
h0
.
Fungsi f dikatakan kontinu di titik c, jika memenuhi ketiga syarat: (1) f (c) ad
a; (2)
lim f ( x) ; ada; dan (3) lim f ( x) = f (c ) . x c
8. Misalkan f fungsi yang terdefinisi ada setia interval terbuka yang memuat c
, kecuali mungkin di c sendiri. Jika untuk x mendekati c tetai tidak sama denga
n c, maka nilai f (x) membesar tana batas, dituliskan lim f ( x ) = + .
xc x c
9.
Misalkan f fungsi yang terdefinisi ada setia interval terbuka yang memuat c, k
ecuali mungkin di c sendiri. Jika untuk x mendekati c tetai tidak sama dengan c
, maka nilai f (x) mengecil tana batas lim f ( x) = .
xc
10. Misalkan f fungsi yang terdefinisi ada sembarang interval ( a, +) . Jika unt
uk x ositif yang naik besar sekali, maka nilai f (x) mendekati L, dituliskan li
m
x +
f ( x) = L .
11. Misalkan f fungsi yang terdefinisi ada setia interval ( , b) . Jika untuk x

negatif yang turun kecil sekali, maka nilai f (x) mendekati L, dituliskan lim
x
f ( x) = L .
12.
x 0
lim
sin x x
=1
dan
x 0
lim
tan x x
=1
BAB VII ~ Limit Fungsi
259

Math Info
Augustin Louis Cauchy 1789
1857 Augustin Louis Cauchy lahir di Paris dan dididik
di Ecole Polytechniue. Karena kesehatan yang buruk ia dinasehatkan untuk memus
atkan ikiran ada matematika. Selama karirnya, ia menjabat mahaguru di Ecole Po
lytechniue, Sorbonne, dan College de France. Sumbangan sumbangan matematisnya c
emerlang dan mengejutkan dalam jumlahnya. Produktivitasnya sangat hebat sehingga
Academy Paris memilih untuk membatasi ukuran makalahnya dalam majalah ilmiah un
tuk mengatasi keluaran dari Cauchy. Cauchy seorang emeluk Katolik saleh dan en
gikut Raja yang atuh. Dengan menolak bersumah setia keada emerintah Perancis
yang berkuasa dalam tahun 1830, ia mengasingkan diri ke Italia untuk beberaa t
ahun dan mengajar di beberaa institut keagamaan di Paris samai sumah kesetiaa
n dihauskan setelah revolusi 1848. Cauchy memunyai erhatian luas. Ia mencinta
i uisi dan mengarang suatu naskah dalam ilmu ersajakan bahasa Yahudi. Keimanan
nya dalam beragama mengantarnya. Mensonsori kerja sosial untuk ibu ibu tana ni
kah dan naraidana. Walauun kalkulus dicitakan Gambar 7.16 Augustin Louis Cauc
hy ada akhir abad ke tujuh belas, dasarSumber: www.sci.hkbu.edu.hk dasarnya tet
a kacau dan berantakan samai Cauchy dan rekan sebayanya (Gauss, Abel, dan Bolz
ano) mengadakan ketelitian baku. Keada Cauchy kita berhutang emikiran emberia
n dasar kalkulus ada definisi yang jelas dari konse limit. Sumber: Kalkulus da
n Geometri Analitis, 1988, hal. 43
260
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Uji Kometensi
A. Untuk soal nomor 1 samai dengan nomor 15, ilihlah satu jawaban yang aling
teat! Kerjakan di buku tugas Anda!
4 1 2 adalah . x2 x 4
B. 1/4 C. 1/2 D. 2 E. 4
1.
Nilai lim A. 0
x 2
2.
x 2
lim
x2 + 5x + 6 x2 4 x 1 x +32
2
= ... .
B. 1/4 C. 0 D. 1/4 E.

1/2

A. 1/2 3.
x 1
lim
= ... .
B. 4 C. 2 D. 4 E. 6
A. 4.
6
x 1
lim
( x 3)( x + 3) x 3
0 B.
= ... .
3 C. 6 D. 12 E. 15
A. 5.
x 2
lim
1 cos( x + 2) x2 + 4x + 4
B. 0
= ... .
1/4 C. 1/2 D. 2 E. 4
A. 6.

Jika lim A. 3
ax + b x x4
B.
x 4
=
2
3 4
, maka a + b =

. C. 1 D.

1 E.

7.
x 0
lim
tan 2 x sin 2 8 x x 2 sin 4 x
B.
= ... .
24 C. 16 D. 8 E. 4
A. 32 8.
x 0
lim
x(cos 2 6 x 1) sin 3 x tan 2 2 x
B.
= ... .
2 C. 3 D.

2 E.

A. 3
BAB VII ~ Limit Fungsi
261

9.
Jika f ( x) = 1 2 x 2 , maka lim A. 1 4x B. 1 x 3
f ( x + t ) f ( x) t
C. 1 4x 3
t 0
= ... .
D. 1 4x E. 1 x 3
10. lim
sin 1 1 cos 1 1 x x x 1
B. 1/2
(
) (
x 1
) = ... .
C. 0 D. 1/2 E.

A. 1 11.
x
lim
(
( x + p )( x + q ) x = ... .
B. p q C. p q D.
1 2
)
A. 12.
0
( p + q)
E.
p q
x
lim
(

x (4 x + 5) 4 x 2 3 = ... .
B. 8 C. 5/4 D. 1/2 E. 0
)

A. 13.
x
lim x 2 sec 2 1 = ... . x
2 B. 1 C. 0 D. 1 E. 2
(
)
A. 14.
x 3 4
lim (1 + tan x) tan 2 x = ... . 1 sin 3 2t
B. 2 C. 1 D. 0 E. 1
A. 15. lim
t 0
+ sin 2t cos 2t = ... . t cos 2t
B. 1/2 C. 1 D. 2 E.
A. 0

B. Untuk soal nomor 16 sampai dengan nomor 20, kerjakan dengan


singkat dan jelas!
16. Hitunglah lim
6 x 2 3 x 1
3
x 2
.
17. Hitunglah lim
1 + cx 1 x
x 0
, dengan c kontanta.
18. Carilah bilangan a dan b sehingga lim
ax + b 2 x
x 0
= 1.
262
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

19. Jika lim [f ( x) + g ( x )] = 2 dan lim [f ( x) g ( x)] = 1 , carilah lim f


( x ) g ( x ) .
x c x c x c
20. Misalkan f fungsi yang didefinisikan oleh
1 , untuk x bilangan bulat f ( x) = 0 , untuk x bukn bilngn bult
. b. c. Gmbrkn skets grfik f. Untuk nili c yng mn sehingg lim f ( x )
d? x c Untuk bilngn yng mnkh f kontinu?
Sol Anlisis
1. Simpngn sebuh prtikel yng bergerk sepnjng gris lurus (dlm meter) d
iberikn oleh persmn gerk s = 4t 3 + 6t + 2 , dengn t diukur dlm detik. T
entukn lju prtikel pd st t = c , t = 1, t = 2, dn t = 3. 2. Biy produk
si (dlm jutn rupih) x unit komodits tertentu dlh
C ( x) = 5000 + 10 x + 0, 05 x 2
. Tentukn rert lju perubhn dri C terhdp x ketik tingkt produksi diub
h 1. dri x = 100 smpi x = 105 2. dri x = 100 smpi x = 101 Tentukn lju p
erubhn sest dri C terhdp x untuk x = 100. (Ini disebut biy mrginl, r
ti pentingny kn dijelskn pd Bb 8)

.
3.
Sebuh tngki besr berbentuk tbung berisi 50.000 liter ir, yng dpt dikoson
gkn dri bwh tngki selm stu jm. Hukum Torricelli menytkn bhw volume
ir yng tersis di dlm tngki setelh t menit dlh
t V (t ) = 50.000 1 , 0 t 60 60
Tentukan laju aliran air ke luar tangki (laju perubahan sesaat V terhadap t) seb
agai fungsi t. Apakah satuannya? Untuk waktu t = 0, 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 m
enit, tentukan laju aliran dan banyknya air yang tersisa dalam tangki. Kapankah
laju aliran paling besar? dan kapankah paling kecil?
2
BAB VII ~ Limit Fungsi
263

Aktivitas Proyek
Aktivitas
Nama Kelas Kelompok Kegiatan Tujuan :
Tanggal :
: XI Materi Pokok : Limit Fungsi
: 2 (dua) : Mengalirkan air dari dispenser : Menentukan debit air yang mengalir
dari dispenser
A.
Alat dan bahan yang digunakan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Dispenser Satu galon air mineral
(19 liter) Gelas ukur Alat tulis dan komputer Buku catatan Stopwatch
B.
Cara kerja 1. 2. 3. Buatlah kelompok yang beranggotakan 4 atau 5 siswa. Siapkan
galon air pada dispenser, stopwatch dan alat tulis. Alirkan air dari dispenser.
Catat banyaknya volume air yang keluar dari dispenser untuk setiap periode waktu
5 menit pada tabel di bawah. t menit V liter 5 10 15 20 25 30
C. Analisis 1. 2. 3. 4. 5. Buat grafik dari data yang Anda peroleh di atas. Jika
mungkin gunakan komputer. Jika P(t, V) adalah titik untuk t = 15, carilah kemir
ingan tali busur PQ apabila Q adalah titik pada grafik dengan t = 5, 10, 15, 20,
25, dan 30. Perkirakan kemiringan garis singgung di P dengan merata rata kemiri
ngan dua tali busur. Gunakan grafik fungsi untuk memperkirakan kemiringan garis
singgung di P. Kemiringan ini menyatakan debit air yang mengalir dari dispenser
setelah 15 menit. Tafsirkan hasil di atas sebagai notasi limit.
264
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

BAB
VIII
Tujuan Pembelajaran
TURUNAN
Setelah mempelajari materi bab ini, Anda diharapkan mampu: 1. menghitung turunan
fungsi sederhana dengan menggunakan definisi turunan, 2. menentukan turunan fun
gsi aljabar, 3. menentukan turunan fungsi trigonometri, 4. menggunakan aturan tu
runan untuk menghitung turunan fungsi aljabar dan trigonometri, 5. menentukan tu
runan fungsi komposisi dengan aturan rantai, 6. menentukan persamaan garis singg
ung pada suatu kurva, 7. menggunakan turunan untuk menghitung kecepatan dan perc
epatan, 8. menggunakan aturan L Hospital untuk menghitung limit bentuk tak tentu.
BAB VIII ~ Turunan
265

Pengantar
Gambar 8.1 Seorang anak melempar bola vertikal ke atas
Sebuah bola dilemparkan vertikal ke atas dari tanah dengan kecepatan awal 80m/ d
etik. Jika arah positif diambil ke atas, persamaan gerak diberikan oleh s =
16t2
+ 80t Misalkan t menyatakan waktu sejak bola dilemparkan dinyatakan dalam detik
, dan s jarak bola dari titik awal dinyatakan dalam meter, pada saat t detik. Be
rapakah kecepatan dan percepatan sesaat bola setelah 2 detik. Berapakah waktu ya
ng diperlukan bola untuk mencapai titik tertinggi? Dan berapakah waktu dan kecep
atan yang diperlukan bola untuk menyentuh tanah kembali? Pemecahan dari masalah
ini erat hubungannya dengan konsep turunan fungsi. Turunan adalah bahasan awal s
ebelum orang berbicara tentang kalkulus diferensial, yang merupakan pembahasan l
anjutan secara mendalam dari limit. Oleh karena itu, sebelum menyelesaikan masal
ah ini secara khusus, sebaiknya kamu harus sudah menguasai bab sebelumnya teruta
ma fungsi, trigonometri, dan limit fungsi.
266
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

8.1
Turunan Fungsi
Pada sub bab 7.2 kita telah pelajari bahwa laju perubahan nilai fungsi y = f ( x
) terhadap peubah bebas x pada saat x = c , yang secara geometri ditafsirkan se
bagai kemiringan garis singgung pada kurva y = f ( x ) di P (c, f (c)) adalah: l
aju perubahan sesaat = lim
y x
x 0
= lim
f (c + h) f (c ) h
h0
Faktanya, limit bentuk ini muncul secara meluas dalam bidang kimia, fisika, reka
yasa, biologi, dan ekonomi. Mengingat begitu bermanfaatnya, kita beri nama dan n
otasi khusus bentuk limit ini. Definisi 8.1 (Turunan fungsi) f di bilangan c, di
notasikan dengan f '(c) , didefinisikan sebagai
f '(c) = lim
f (c + h ) f (c ) h
h 0
(8.1)

jika limit ini ada. Notasi f '(c) dibaca f aksen c . Jika kita tuliskan x = c + h,
maka h = x c dan
h 0
setara dengan
x c . Oleh karena itu, definisi di atas aka
etara dengan
f '(c) = lim
x c
f ( x ) f (c ) xc
(8.2)
jika limit ini ada. Derivatif adalah sebutan lain untuk turunan. Contoh 8.1.1 Ca
rilah turunan fungsi f ( x) = 3 x 5 x + 2 di bilangan c. Penyelesaian: Dari Defi
nisi 8.1 kita memunyai
2
f '(c) = lim = lim = lim = lim
f (c + h ) f (c ) h [3(c + h) 2 5(c + h) + 2] [3c 2 5c + 2] h 3c + 6ch + 3h 5c
h + 2 3c 2 + 5c 2]
2 2
h 0
h 0
h 0
h 6ch + 3h 5h
2

h = lim 6c + 3h 5
h 0
h 0
= 6c 5
Jadi, turunan fungsi f ( x) = 3 x 2 5 x + 2 di bilangan c adalah f '(c) = 6c 5 .
W
267
BAB VIII ~ Turunan

Dalam Definisi 8.1 kita memandang turunan suatu fungsi f di bilangan teta c. Se
lanjutnya, jika kita biarkan bilangan c berubah ubah menjadi eubah x, maka kita
eroleh:
f '( x ) = lim
f ( x + h) f ( x) h
h 0
asalkan limit ini ada. Dalam hal ini kita daat mengangga f ' sebagai fungsi ba
ru, yang disebut turunan dari f. Contoh 8.1.2 Untuk fungsi f (x) = 3x2 + 8, cari
lah turunan f di 2 dengan tiga cara: a. gantikan x dengan 2 dalam f '( x ) , b.
gunakan rumus (8.1), c. gunakan rumus (8.2). Penyelesaian: a. Dari contoh 8.1.2
(b), dieroleh f '( x ) = 6 x . Oleh karena itu,
f '(2) = 12
b. Dengan rumus (8.1),
f '(2) = lim
h 0
f (2 + h) f (2) h
= lim
[3(2 + h) 2 + 8] [22 + 8] h
h 0
= lim12 + 3h = 12 h0
c.
Dengan rumus (8.2),
f ( x) f (2)
Jadi,
x2
=
2 2 (3x + 8) (3 2 + 8)
x2
f ( x) f (2) x2
x2
=
2 3( x 4)
x2
= 3(x + 2)
f '(2) = lim
= lim 3( x + 2) = 12 x 2

W
Penggunaan notasi f ' untuk turunan fungsi f dierkenalkan oleh Jose Louis Lagr
ange (1736 1813) seorang matematikawan Perancis. Notasi ini menekankan fungsi
f ' diturunkan dari fungsi f dan nilainya di x adalah f '( x ) . Jika titik (x,
y) terletak ada grafik fungsi f, yaitu x memenuhi ersamaan y = f (x), maka
notasi f ' daat digantikan dengan y ' atau
dy dx
. Notasi ini dierkenalkan ertama kali
oleh matematikawan Jerman bernama Gottfried Wilhelm Leibniz (1646
asi lain untuk turunan suatu fungsi f adalah
d dx
Contoh 8.1.3 Jika diketahui y =
[ f ( x)] dan Dx [ f ( x)]
2x 3+ x
, tentukan
dy dx
.
268
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

1716). Dua not

Penyelesaian: Dalam hal ini, y = f (x) dengan f ( x) =


2 x 3+ x
,
f ( x + h) f ( x) h
2xh = 3+ x + h h
=
2x 3+ x

(2 x h)(3 + x ) (3 + x + h)(2 x) h(3 + x + h)(3 + x ) (6 x xh 3h x 2 ) (6


2 h x 2 ) h(3 + x + h)(3 + x ) 5h h(3 + x + h)(3 + x)
=
=
= Jadi,
5 (3 + x + h)(3 + x)
dy dx
= lim
f ( x + h) f ( x) h
h 0
5 5 = lim = . h0 (3 + x + h)(3 + x) (3 + x ) 2
W
Contoh 8.1.4 (Pengayaan) Diketahui f ( x) = x . a. Tunjukkan bahwa f tidak memu
nyai turunan di x = 0. b. Gambarkan sketsa grafik f. Penyelesaian: a. Dengan rum
us (8.2),
f '(0) = lim
x 0
f ( x) f (0) x0 x x x x
= lim
x 0
x x
Tetai untuk x > 0 ,
x 0
lim+
= lim+
x 0
=1
sedangkan untuk x < 0 ,

x 0
lim
x x
= lim
x 0
x x
= 1
Karena limit kanan tidak sama dengan limit kiri, maka kita simulkan bahwa
f '(0) tidak ada. Namun demikian, fungsi f kontinu di x = 0, karena lim f ( x )
= 0 = f (0) .
x 0
BAB VIII ~ Turunan
269

b. Grafik y = f (x),
y 5 4 3 2 1 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 x
y= x
Gambar 8.2 Grafik fungsi
y= x
Tugas Kelomok
Diskusikan dengan kelomok Anda untuk mencari titik titik dimana fungsi
f ( x) = x 1 + x + 2 memunyai turunan. Kemudian berikan rumus untuk f ' ,
dan buatlah sketsa grafik f. Secara umum, jika fungsi memunyai grafik di titik
c bersifat atah (lanci), maka di titik tersebut f tidak memunyai turunan. Lih
at Gambar 8.1 di titik x = 0. Dari Contoh 8.1.5 dan 8.1.6, daat kita simulkan
bahwa kekontinuan fungsi tidak menjamin eksistensi turunan dari f. Akan tetai e
ksistensi turunan di suatu titik akan mengakibatkan kekontinuan di titik tersebu
t. Sebagaimana tertuang dalam teorema berikut. Teorema 8.1 Jika fungsi f memuny
ai turunan di c, maka f kontinu di c. Bukti: Untuk h 0 ,
lim [ f (c + h) f (c )] = lim
h 0 h 0
f (c + h) f (c ) h f (c + h ) f (c ) h
h lim h = f '(c) 0 = 0 h 0
= lim
h0
h 0
Jadi, lim f (c + h) = f (c ) yang mengatakan bahwa f kontinu di c. 270
Matematika SMA/MA Kelas XI
IPA
W

Contoh 8.1.5 (Pengayaan) Tentukan nilai a dan b agar fungsi f memunyai turunan
di x = 1, jika
f ( x) =
x2
Penyelesaian: Agar f memunyai turunan di x = 1, maka f harus kontinu di x = 1.
Fungsi f kontinu di x = 1 aabila lim f ( x ) = f (1) .
x 1
, untuk x < 1 x + b , untuk x 1
Khususny,
x 1+
lim f ( x) = f (1) lim x 2 =  + b +
x 1
1= +b
+
(8.3)
Di pihk lin, f mempunyi turunn di x = 1, jik f '(1 ) = f '(1 ) . Dengn rum
us (8.2),
f '(1+ ) = lim +
x 1
f ( x) f (1) x 1
= lim +
x 1
( x + b) (  + b) x 1  ( x 1) x 1 x 1 x 1
2
= lim +
x 1
=
(8.4)
f '(1 ) = lim
x 1
f ( x) f (1) x 1
= lim
x 1
x 2 (  + b)
= lim
x 1
x 1

=2
(dri (8.3))
(8.5 )
Dri (8.4) dn (8.5), kit peroleh  = 2. Dri  = 2 kit subtitusikn ke (8.3)
kit peroleh b = 3.
Ltihn 8.1
1. Tentukn f '(c) untuk setip fungsi yng diberikn. . b. 2.
f ( x) = 1 + x 3 x 2 f ( x) = 3 x 3 + x
c. d.
f ( x) = f ( x) =
x
2x 3
e. f.
f ( x) = 2 x + 1 f ( x) =
x
x2 4
3
2 x
Setip limit menytkn turunn sutu fungsi f di sutu bilngn c. Nytkn f d
n c untuk setip ksus. . b.
lim
1+ h 1 h (2 + h)3 8 h
h 0
c. d.
lim
x 1
x8 1 x 1 cos x + 1 x 3
e. f.
sin + t 1 2 lim t 0 t lim 5x 1 x
271
x 0
(
)
lim
h 0

x 3
lim
BAB VIII ~ Turunan

3.
Carilah turunan dari setia fungsi yang diberikan, dan nyatakan daerah asal fung
si dan daerah asal turunannya. a. b.
f ( x) = 5 x 8 f ( x) = x3 x 2 + 5 x dy dx 4 x2 2
c. d.
f ( x) = x + x f ( x) = x 1 x +1
e. f.
f ( x) =
3x 4 x3
f ( x) = 1 + 3 x
4.
Tentukan a. b.
dari setia ersamaan yang diberikan. c. d.
y= y=
+ 3x
y = 2 7x y= 1 x 1
x3
Soal nomor 5 dan 6 adalah soal soal engayaan.
5. Diketahui f ( x) =
x 2 , untuk x 2
. Tunjukkan bahwa f '(2) tidak ada. 2 x , untuk x < 2
6.
Gmbrkn grfikny. Tentukn nili  dn b gr fungsi f mempunyi turunn di x
= 2, jik
f ( x) =
ax + b , untuk x < 2
2 2 x 1 , untuk x 2
8.2
Teorem Turunn Fungsi Aljbr
Dlm bgin sebelumny kit telh membhs bersm bgimn proses penurunn (
diferensisi) fungsi dengn definisi lngsung. Akn tetpi proses ini terllu p
njng, berikut ini kn kit peljri teorem teorem yng memberi kemudhn kep
d kit untuk deferensisi. Teorem 8.2 Jik fungsi f (x) = k , dengn k dlh
konstnt, mk f '( x ) = 0 . Bukti: Lngsung dri definisi,
f '( x ) = lim

h 0
f ( x + h) f ( x ) h k k h
= lim 0 = 0
h 0
= lim
h 0
Jdi, turunn fungsi konstn dlh nol. 272
Mtemtik SMA/MA Kels XI
IPA
W

Teorem 8.3 Jik n bilngn sli dn f ( x) = x n , mk f '( x) = nx n 1 . Bukti


: Disini kit perlu mengurikn ( x + h) 2 dengn menggunkn Teorem Binomil,
f '( x ) = lim
h 0
f ( x + h) f ( x) h ( x + h) n x n h ( x n +nx n 1h +
n 1 n ( n 1) 2
= lim
h0
= lim
h 0
x n 2 h2 + K + h n ) x n h
= lim ( nx h0
+
n ( n 1) 2
x n 2 h + K + h n 1 )
kren semu suku, keculi yng pertm, mempunyi fktor h dn kibtny mendek
ti 0. Meskipun tidk dibuktikn di sini, fktny Teorem 8.3 msih berlku p
bil n bilngn rsionl. Contoh 8.2.1 Tentukn f '( x ) jik: . f (x) = x7 b.
f (x) = 5x10 Penyelesin: Dengn Teorem 8.3, . f (x) = x7 c. d.
f ( x) =
f ( x) =
= nx n 1
W
1 x2 4
x6
e. f.
f ( x) = 2 x
f ( x) = 3 x 2
d.
f ( x) =
4 x6
= 4 x 6
f '( x ) = 7 x 7 1 = 7 x 6
b. f (x) = 5x10 e.
f '( x ) = ( 6) 4 x 6 1 = 24 x 7 = 24 x 7 f ( x) = 2 x = 2 x
f '( x ) =
f.

1 2
f '( x ) = 10 5 x10 1 = 50 x 9
c.
f ( x) = 1 x2 = x 2
1 1 1 1 2x 2 = x 2 = 1 2 3 2
x
f ( x) =
x2 = x
2 1 3
2
3 2 1 3
f '( x) = (2) x21 = 2x3 = 2 x3
BAB VIII ~ Turunn
f '( x ) = 3 x
=3x
=
2 33 x
273
W

Teorem 8.4 Mislkn u sutu fungsi, k konstnt, dn f fungsi yng didefinisik
n oleh f (x) = ku(x). Jik u mempunyi turunn, mk
f '( x) = ku '( x )
Bukti: Dri Definisi 8.1,
f '( x ) = lim
f ( x + h) f ( x ) h ku ( x + h) ku ( x ) h u ( x + h) u ( x) h u ( x + h) u ( x
) h
h0
= lim
h 0
= lim k
h 0
= k lim
h 0
= ku '( x )
W
Sebgi contoh sederhn, jik f (x) = 8 x5, mk
f '( x ) = 5 8 x 4 = 40 x 4
Teorem 8.5 Mislkn u dn v du fungsi, dn f fungsi yng didefinisikn oleh f
(x) = u(x) + v(x). Jik u dn v mempunyi turunn, mk
f '( x ) = u '( x ) + v '( x )
Bukti:
f '( x ) = lim h0
= lim
h0
f ( x + h) f ( x )
h [u ( x + h) + v( x + h)] [u ( x ) + v( x )] h [u ( x + h) u ( x )] + [v ( x +
h) v ( x )] h u ( x + h) u ( x )
+ lim
= lim
h 0
= lim
h 0
v( x + h) v( x) h
h = u '( x ) + v '( x )
274
h0
W
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

Hsil teorem itu dpt diperlus ke sejumlh berhingg fungsi. Khususny, jik
fungsi itu dlh sukubnyk, mk kit tinggl menurunkn msing msing sukuny
. Contoh 8.2.2 Tentukn f '( x ) , jik f (x) = 7x5
3x4
8x2 + 5. Penyelesin: S
ebgi kibt dri Teorem 8.5,
f '( x) = 7.5x4 3.4x3
8.2x + 0 = 35x4
12x3 16x
Contoh 8.2.3 Tentukn f '(2) jik f (x) = Penyelesin: Kit tuliskn f (x) =
W
x3 3
+
3 x3
.
x3 3
+ 3x , sehingg
3
9 2 1 4 2 f '( x ) = 3 3 x + ( 3) x = x 2 9 x 4 = x 4 x 9 9 55 2 = Jdi, f '(2) =
4 = 4 . 2 16 16
Teorem 8.6 Mislkn u dn v du fungsi, dn f fungsi yng didefinisikn oleh f
(x) = u(x)v(x). Jik u dn v mempunyi turunn, mk
W
f '( x ) = u '( x )v ( x) + u ( x)v '( x)
Bukti: Kren v mempunyi turunn di x, mk menurut Teorem 8.1, v kontinu di x
, yitu
lim v ( x + h) = v( x )
h 0
Akibtny,
f '( x ) = lim h0
= lim = lim = lim h 0
h 0
f ( x + h) f ( x ) h u ( x + h )v ( x + h ) u ( x )v ( x ) h u ( x + h )v ( x +
h ) u ( x )v ( x + h ) + u ( x )v ( x + h ) u ( x )v ( x ) h
h 0
v( x + h) v( x) u ( x + h) u ( x ) v( x + h) + u ( x) h h
= u '( x )v ( x) + u ( x )v '( x)
W
275
BAB VIII ~ Turunan

Contoh 8.2.4 Tentukan f '( x ) jika f (x) = (2x3


alam hal in f (x) = u(x)v(x), dengan u(x) = (2x3
= (2x3 4x2) v(x) = x5 + 3x2 Jadi,

4x2)(x5 + 3x2). Penyelesaian: D


4x2) dan v(x) = x5 + 3x2, u(x)

u '( x ) = 6 x 2 8 x v '( x ) = 5 x 4 + 6 x
f '( x ) = u '( x )v ( x) + u ( x)v '( x)
= ( 6 x 2 8 x )(x5 + 3x2) + (2x3
4x2)( 5 x 4 + 6 x ) = (6x7
10x7 20x6 +12x4
24x3) = 16x7 28x6 +30x4
48x3.

8x6 + 18x4

24x3) + (

W
Tugas Kelompok
Diskusikan dengan kelompok Anda untuk membuktikan bahwa jika f, g, dan h mempuny
ai turunan, maka
( fgh) ' = f ' gh + fg ' h + fgh '
Teorema 8.7 Misalkan u dan v dua fungsi, dan f fungsi yang didefinisikan oleh
f ( x) =
u ( x) v( x)
, v( x) 0
Jika u dan v mempunyai turunan, maka
f '( x) =
u '( x)v( x) u ( x)v '( x) v 2 ( x)
Bukti: Karena v mempunyai turunan di x, maka menurut Teorema 8.1 v kontinu di x.
Tetapi
v ( x ) 0 , sehingga lim 1 v( x + h)
h0
=
1 v( x)
276
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Dari definisi turunan di x,


f '( x ) = lim h0
f ( x + h) f ( x ) h
u ( x + h) u ( x) = lim v( x + h) v( x) h0 h
= lim h0 = lim h0
u ( x + h)v ( x ) u ( x ) v ( x + h) hv ( x + h)v ( x ) u ( x + h)v ( x ) u ( x
) v ( x ) + u ( x ) v ( x) u ( x ) v ( x + h) hv ( x + h)v ( x ) h v( x) v ( x)
2
f '( x ) = lim h0
u ( x + h) u ( x )
u ( x) v 2 ( x)

v( x) v ( x + h )v ( x )

u ( x) v( x + h)v( x)

v( x + h) v ( x ) h

= u '( x ) =

v '( x )
u '( x )v ( x ) u ( x)v '( x) v 2 ( x)
W
Contoh 8.2.5 Tentukan
y' untuk y =
2 x2 + 5x 6 x2 + 4
.
Penyelesaian:
y=
2 x2 + 5x 6 x +4
2
2 2 u = 2x + 5x 6 u ' = 4x + 5
v = x2 + 4 y' =
=

v ' = 2x
u ' v uv ' v2 (4 x + 5)( x 2 + 4) (2 x 2 + 5 x 6)(2 x) ( x 2 + 4) 2 4 x 3 + 5 x
2 + 16 x + 20 4 x 2 10 x 2 + 12 x ( x 2 + 4) 2 5 x 2 + 28 x + 20 ( x 2 + 4) 2
=
=
W
BAB VIII ~ Turunn
277

Tugs Mndiri
Jik f ( x) = ( x  )( x b)( x c) , tunjukkn bhw
f '( x ) f ( x)
=
1 x
+
1 xb
+
1 xc
Selnjutny, jik kit mempunyi fungsi
f ( x) = (5 x 2 + 1)3
mk kit dpt memperoleh f '( x ) dengn menerpkn Teorem 8.6 du kli, yit
u dengn menuliskn lebih dulu f ( x) = (5 x 2 + 1) 2 (5 x 2 + 1) . Perhitungnn
y sebgi berikut
f '( x
] = (5
(5 x 2
2[(5 x
Jdi,

)
x
+
2

= (5 x 2 + 1) 2 Dx (5 x 2 + 1) + (5 x 2 + 1) Dx [(5 x 2 + 1)(5 x 2 + 1)
2 + 1) 2 (10 x) + (5 x 2 + 1)[(5 x 2 + 1)(10 x) + (5 x 2 + 1)(10 x)] =
1) 2 (10 x) + (5 x 2 + 1)[2(5 x 2 + 1)(10 x)] = (5 x 2 + 1) 2 (10 x) +
+ 1) 2 (10 x)]

f '( x ) = 3(5 x 2 + 1) 2 (10 x)


(8.6)
Dri ilustrsi di ts jik kit mbil u ( x) = x 3 dn v( x) = 5 x 2 + 1 , mk
f dlh fungsi komposisi u o v , sehingg
f ( x) = u (v ( x)) = u (5 x 2 + 1) = (5 x 2 + 1)3
Kren u '( x ) = 3 x 2 dn v '( x ) = 10 x , kit dpt menuliskn (8.6) dlm
bentuk
f '( x ) = u '(v ( x))v '( x )
Secr umum, hsil ini benr untuk sembrng komposisi du fungsi yng mempunyi
turunn. Aturn diferensisi seperti ini sering kit kenl dengn turn rnti
. Teorem 8.8 (Aturn Rnti) Jik fungsi v mempunyi turunn di x dn u mempuny
i turunn di v(x), mk fungsi komposisi u o v mempunyi turunn di x, dn
(u o v ) '( x) = u '(v ( x))v '( x )
278
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

Contoh 8.2.6 Tentukn f '( x ) pbil f ( x) = (2 x + 1)5 . Penyelesin: Fungs


i f dpt kit nggp sebgi komposisi fungsi dri u dn v ,
f ( x) = (2 x + 1)5 = (u o v )( x) = u (v( x ))
dengn u(x) = x 5 dn v ( x ) = (2 x + 1) . Dengn turn rnti,
f '( x ) = (u o v ) '( x ) = u '(v( x ))v '( x)
= 5 (2 x + 1) .(2x)
4
= 10x (2 x + 1)
4
W
Tugs Mndiri
1. 2. Crilh f '( x ) jik dikethui bhw
d dx
[ f (2 x)] = x 2 .
Mislkn fungsi f mempunyi turunn sehingg f ( g ( x )) = x dengn f '( x ) =
1 + [ f ( x )] .
2
Tunjukkn bhw g '( x ) =
1
(1 + x 2 )
.
Turunn Tingkt Tinggi
Jik f ' dlh turunn fungsi f, mk f ' jug merupkn fungsi. Fungsi f ' d
lh turunn pertm dri f. Jik turunn dri f ' d, turunn ini disebut turun
n kedu dri f, dinotsikn dengn f
" tu y " tu
d2 f dx

tu
d2y dx 2
. Dengn cr yng sm,
turunn ketig dri f didefinisikn sebgi turunn pertm dri f dengn
" , dn dinotsikn
f "' tu y "' tu
d3 f dx 3

tu
d3y dx 3

Secr umum, turunn ke n dri fungsi f, ditulis f ( n ) , dlh turunn pertm


 dri turunn ke (n 1) dri f, dengn n bilngn sli yng lebih besr dri 1. Si
mbol lin untuk turunn ke n dri f dlh
dn dx
BAB VIII ~ Turunn
n
n [ f ( x )] dn Dx [ f ( x)]
279

Contoh 8.2.7 Tentukn semu turunn dri fungsi f yng diberikn oleh f (x) = 5x
4 + 4x3
x2 + 9 Penyelesin:
f '( x ) = 20x3 + 12x2
2x f "( x) = 60x2 + 24x
= 120 f ( n ) ( x) = 0, n 5

2 f '"( x) = 120x + 24 f (4) ( x)

W
Ltihn 8.2
1. Tentukn f '( x
1 i. f (x) = (x3
x3 + 7x f (x) = x2
3 x 2 f (x) = 2 x

) untuk setip fungsi yng diberikn. . f (x) = 4x4 + 4x2 +


2x +3)(3x2 + 2x) b. c. d. e. f (x) = 1
2x x3 f (x) = x7
4x5 + 2
+ 3x + 1 x 2 f (x) = x4 7 + x 2 + x 4 j. k. l. m. f (x) = 9
+ 5

x
1 3
f ( x) = 3 x f ( x) = f ( x) = f ( x) =
2
3
x
2x x+4 x2 2 x + 1 x2 + 2 x + 1 x3 + 8 x3 8
f.
f (x) = (3x + 4)
2
2
n.
g. h. 2.
f (x) = (2x2 + 3)(5x

8) f (x) = (5x4

o.
Tentukn
dy dx
untuk setip y yng diberikn.

. b.
y = (x2 + 3x +2)(2x3

1) d.

y= y= y=
4 3x x2 x2 2x 1 + 5x
2
g. h.
y= y= y=

3)(2x3 + 6x)

x2 2 x2 + 2 2x + 1 3x + 4 x3 + 1 x +3
3
y= y=
x x2 2x + 1 3x + 4
e.
(3x 1)
c.
f.
x4 2x2 + 5x + 1 x
4
i.
( x2 + 1)
280
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

3.
Tentukn turunn untuk setip fungsi yng diberikn. . b. c. d. f (x) = (2x + 1
)5 g(x) = (x2 + 4x 5)4 e. f. G(x) = (x3
3x2 + 1) 3 i. j. k.
2
h( x) = (5 2 x 2 ) F (s) = G ( x) = H ( x) = 2s 5 3s + 1 5x + 6 5x 4 x 1 x +1
13
H ( x) = 1 + 4 x 2 f (t ) = 1 3t 2 g ( x) = (5 3 x)
3
h(t) = (2t4

7t3 + 2t 1)2 g. F(z) = (z2 + 4)

2 28. h.

l.
4.
Tentukn turunn untuk setip fungsi yng diberikn. .
d dx d du
[(4 x 2 + 7) 2 (2 x 3 + 1) 4 ]
d.
d dz
( z 2 5 3 z 2 + 3)
b.
[(3u + 5) (3u 1) ]
2 3 2
e.
2 d t 7 dt t + 2 2 d 2 y 2 + 1
c. 5.
dx
d x2 1

x

3
f.
dy 3 y 3 + 1 4x + 6 x + 3x + 4
2


Tentukan turunan untuk setiap fungsi yang diberikan. a.
f ( x) =
2x 1 b. 2 3x + x 2
d. e.
g ( x) =
( x 2 + 3)3 (5 x 8)
2
c.
h( x) =
6.
Tentukan turunan pertama dan kedua dari setiap fungsi yang diberikan. a. b. c. f
(x) = x5 +2x3
x g(t) = t3
t2 + t
F ( y) = 3 2 y3 + 5 G( z) = 2 z 2+ z
h( x) = x + 1
2
8.3
Turunan Fungsi Trigonometri
Untuk mencari turunan fungsi sinus dan cosinus kita ingat kembali kesamaan trigo
nometri yang telah kita pelajari bersama, yaitu: sin (a + b) = sin a cos b + cos
a sin b cos (a + b) = cos a cos b
sin a sin b Teorema 8.9 1. Jika f (x) = sin x
, maka f '( x) = cos x 2. Jika f (x) = cos x, maka f '( x) = sin x
BAB VIII ~ Turunan
281

Bukti: Di sini kita akan membuktikan teorema yang pertama saja, yang kedua silah
kan kalian buktikan sendiri sebagai latihan. Dengan kesamaan trigonometri yang p
ertama di atas,
f ( x + h) f ( x) h
= =
sin( x + h) sin x h
1
2 cos( x + 2 h) sin 2 h
1
h cos( x + 2 h) sin 2 h
1 1 1 2 1
=
h sin 2 h
1 2 1
= cos( x + 2 h) Dengan demikian,
h
f '( x ) = lim
h 0
f ( x + h) f ( x ) h
1
= lim cos( x + 2 h)
h 0
sin 2 h
1 2
1
= cos( x + 0) 1 = cos x
h
W
Dengan menggunakan hasil pada Teorema 8.9 dan turunan hasil bagi dua fungsi, kit
a peroleh teorema berikut. Teorema 8.10 1. Jika f (x) = tan x, maka f '( x ) = s
ec 2 x 2. Jika f (x) = cot x, maka f '( x ) = csc 2 x 3. Jika f (x) = sec x, mak
a f '( x ) = sec x tan x 4. Jika f (x) = csc x, maka f '( x) = csc x cot x
Contoh 8.3.1 Tentukan f '( x ) dari fungsi fungsi berikut. a. f(x) = 3cos x
sin
x + 5 c. f(x) = 5 sinx cos x b. f(x) = x3 sin x Penyelesaian: a. f '( x ) = 3.( si
n x) cos x + 0 = 3sin x
cos x b. Dengan aturan turunan perkalian dua fungsi,
f '( x ) = 3x2 sin x + x3 cos x
c. Dengan aturan turunan perkalian dua fungsi
f '( x ) = 5cos x cos x + 5 sin x ( sin x) = 5( cos2 x
282

sin2 x) = 5cos2x

Matematika SMA/MA Kelas XI


W

IPA

Contoh 8.3.2 Tentukan a.


dy
y=
dx cos x
dari fungsi yang diberikan b. y = (x + sinx)5 c. y = 1 cos 2 x
Penyelesaian: a. Dengan aturan turunan pembagian dua fungsi,
1 + 2 sin x
dy dx
= = =
( sin x)(1 + 2 sin x) (cos x)(2 cos x) (1 + 2 sin x ) 2 sin x 2(sin 2 x + cos 2
x ) (1 + 2 sin x ) 2 sin x 2 1 (1 + 2 sin x)
2
=
sin x + 2 (1 + 2 sin x) 2 dy dx
b. Dengan aturan rantai, kita peroleh c.
= 5(x + sin x)4(1 + cos x).
Kita tulis y = 1 cos 2 x = 1 cos 2 x berulang,
(
)
1
2
. Dengan menerapkan aturan rantai
dy dx
=
=
1
(1 cos x ) 2
2
1
2
( 2 cos x )( sin x)
sin x cos x (1 cos 2 x) sin x cos x 1 cos 2 x
1 2

=
W
Sebagai akibat berlakunya aturan rantai, maka kita mempunyai sifat berikut. Teor
ema 8.11 Misalkan u = u(x) fungsi yang mempunyai turunan. 1. Jika f (x) = sin u,
maka f '( x) = cos u u '( x ) 2. Jika f (x) = cos u, maka f '( x) = sin u u '(
x ) Contoh 8.3.3 Tentukan f '( x ) jika
f (x) = sin(3x + 5) + cos (x2 + 1)
Penyelesaian: Dengan Aturan Rantai,
f '( x ) = sin (3x + 5).(3)
BAB VIII ~ Turunan
W
283

sin (x2 + 1).(2x) = 3 sin (3x + 5)

2x sin (x2 + 1)

Latihan 8.3
1. Tentukan f '( x ) dari setiap fungsi yang diberikan. a. b. c. d. e. 2. f (x)
= 5 sin x f (x) = sin x + tan x f. g. h. i. j.
f ( x) = sin x f ( x) = x+3 cos x
f ( x) = 1 + cos x
2
f (x) = (sin x + cos x )4x)10
f (x) = sin3 x cos x
f ( x) =
sin x + cos x sin x
f ( x) = sin( x 3 2 x) f ( x) = cos 2 ( x 2 + 3)
Hitunglah turunan dari setiap fungsi yang diberikan. a.

d sin x 1 dx cos x + 1 d tan z + 1 dz tan z 1 d dx [( x sin x


d.
dt cos(2t + 5)
t2 + t
2 d sin x 1
d
b. c. 3.
e.
dx cos x + 1


Hitunglah f '(c) untuk nilai c yang ditentukan. a. b. c. f (x) = x2 tan x ; c =

d. e.
f ( x) =
1 cot x 1
; c = 3 4
f ( x) =
cos x x
; c = 2
f (x) = x2 sin x + 2x cos x

2sin x ; c = 4

f (x) = tan x + sec x ; c =

8.4
Persamaan Garis Singgung Kurva
Misalkan y adalah suatu besaran yang bergantung ada besaran lain x, sehingga y
fungsi dari x, y = f (x). Pada sub bab 7.2, kita mendefinisikan besarnya laju e
rubahan sesaat y terhada x saat x = c sebagai limit dari rerata laju erubahan,
laju erubahan sesaat = lim
y x
x 0
= lim
f (c + h ) f (c ) h
h 0
Secara geometri seerti dierlihatkan ada Gambar 8.2, laju erubahan sesaat dit
afsirkan sebagai kemiringan atau gradien garis singgung kurva y = f (x) di titik
P (c, f (c )) , yang besarnya adalah msg = lim
284
f (c + h ) f ( c ) h
Matematika SMA/MA Kelas XI
h 0

IPA

y Q(c + h, f(c + h)) f(c + h)

f(c) P(c, f(c)) h

0
c
c+h
x
Gambar 8.3 Kemiringan garis singgung di P = f '(c )
Menurut Definisi 8.1, ini sama seerti turunan f '(c) . Oleh karena itu, kita da
at mengatakan engertian berikut ini. Garis singgung ada kurva y = f (x) di ti
tik (c, f (c )) adalah garis yang melalui dengan kemiringannya sama dengan f '(c
) .
Jika kita menggunakan bentuk titik kemiringan dari ersamaan garis, maka garis s
inggung ada kurva di titik (c, f (c )) adalah y
f (c) = f '(c) (x
c) Contoh 8.4
.1 Diketahui suatu kurva yang memunyai ersamaan y = x3 3x + 4. a. Periksalah a
akah titik (2, 6) terletak ada kurva. b. Jika titik tersebut terletak ada kur
va, tentukan ersamaan garis singgung di titik tersebut. c. Gambarkan kurva y te
rsebut beserta garis singgung di titik (2, 6). Penyelesaian: a. Titik (2,6) terl
etak ada kurva y = x3
3x + 4, karena jika kita subtitusikan x = 2 , maka dienu
hi y = 23 3(2) + 4 = 6 b. Turunan fungsi f (x) = x3
3x + 4 adalah f '( x ) = 3x2
3. Kemiringan garis singgung di (2, 6) adalah f '(2) = 3 2 2 3 = 9 . Jadi, ers
amaan garis singgung kurva di titik (2, 6) adalah y
6 = 9 (x 2 ) atau y = 9x
12
BAB VIII ~ Turunan
285

c.
Grafik kurva dan garis singgungnya adalah
y 12 8 4 2 1 4 8 1 2 3 x
Gambar 8.4
W
Contoh 8.4.2 Carilah ersamaan garis singgung ada kurva y = x 3 yang tegak luru
s garis 6x + 3y
4 = 0. Penyelesaian: Jika (x, y) titik singgung ada kurva, maka
kemiringan garis singgung di titik itu adalah m1 = y ' =
1 2 x3
4 3
Garis 6x + 3y
4 = 0 daat dituliskan dengan y = 2x + adalah m2 = 2 . Dua garis sal
ing tegak lurus jika m1 m2 = 1 Oleh karena itu, m1 = y ' =
, sehingga kemiringan garis ini
m1 ( 2) =
1

1 m1 = 2

1 2 x3

1 2
=
1 2 x3 =1
1 x3
x 3=1 x=4
Subtitusi untuk x = 4, memberikan y = 4 3 = 1 . Jadi, koordinat titik singgung a
dalah (4, 1), dan ersamaan garis singgungnya adalah y 1=
1 2
(x

4) atau y =

1 2
x 1
W
286
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Latihan 8.4
1. Carilah ersamaan garis singgung kurva yang diberikan oleh ersamaan berikut
di titik yang ditentukan. a. b 2. y = 2x2
1 di (4, 31) y = 2x4 x2 di c. d.
y= y=
10 14 x 2 8 x +4
2
di (4, 5) di (2, 1)
( 1 2, 1 8)
Tentukan ersamaan garis singgung: a. ada kurva y = x2
5x + 1, di titik yang ab
sisnya 1 b. ada kurva y = x4
7x2 + x, di titik yang absisnya 0 c. ada kurva y =
x3 + 5x2
1 , di titik yang ordinatnya 5 d. ada kurva y = 2x4, di titik yang or
dinatnya 1 8 Carilah ersamaan garis singgung kurva yang diberikan oleh ersamaa
n berikut di titik yang ditentukan. a. b. y = (x2
1)2 di ( 2, 9). c. d.
3.
y = x x 2 + 16 di O(0, 0) y = sin x + cos x di titik dengan x = 4
y = x 2 + 9 di (4, 5).
4.
5. 6. 7. 8. 9.
Garis normal di titik ada kurva adalah garis yang tegak lurus dengan garis sing
gung kurva di titik tersebut. Tentukan ersamaan garis normal kurva ada soal no
mor 3. Tentukan ersamaan garis singgung kurva y = 3x2
4x yang sejajar garis 2x
y + 3 = 0. Tentukan ersamaan garis singgung kurva y = x4
6x yang tegak lurus ga
ris x
2y + 6 = 0. Tentukan ersamaan garis normal kurva y = x3
4x yang sejajar g
aris x + 8y
8 = 0. Tentukan ersamaan garis yang melalui titik (4, 13) dan menyi
nggung kurva y =2x2
1. Diketahui kurva y = x + 1 x , A adalah titik ada kurva y
ang absisnya 1 2 . Misalkan garis singgung di A memotong sumbu x di P dan memoto
ng sumbu y di Q. Hitunglah anjang ruas garis PQ.
10. Jika garis singgung ada kurva y2 = 6x di titik P membentuk sudut 45o dengan
sumbu x ositif, tentukan koordinat titik P.
BAB VIII ~ Turunan
287

8.5
Keceatan dan Perceatan
Pada sub bab sebelumnya, jika y = f (x) adalah suatu besaran yang bergantung ad
a besaran lain x, maka
lim
f (c + h ) f (c ) h
h0
mendefinisikan besarnya laju erubahan sesaat y terhada x saat x = c. Secara kh
usus, jika s = f (t ) menyatakan ersamaan gerak dari suatu benda seanjang gari
s lurus sesuai, dengan s adalah erindahan atau jarak langsung benda dari titik
awal ada waktu t. Fungsi f yang menggambarkan gerakan disebut fungsi osisi be
nda. Pada selang waktu dari t = c samai dengan t = c + h erubahan osisi adala
h
f (c + h) f (c) (lihat gambar 8.5). Keceatan rerata ada selang waktu ini adala
h
keceatan rata rata =

erindahan waktu
=
f (c + h ) f (c ) h
osisi ada saat t=c+h

osisi ada saat t = c


0 f (c + h)
Gambar 8.5

f (c) f (c) f (c + h)

s
Misalkan kita hitung keceatan rerata selama selang waktu yang semakin endek
[c, c + h] . Dengan kata lain, kita ambil h mendekati 0. Selanjutnya kita defini
sikan keceatan atau keceatan sesaat v(c) ada saat t = c sebagai limit keceat
an rerata ini: v(c) = lim
h 0
f (c + h ) f ( c ) h
Tamak bahwa jika limit ini ada, maka limit ini tidak lain adalah f '(c) . Denga
n kata lain, f '(c) secara fisis memberi tafsiran keceatan sesaat gerak benda 
ada saat t = c. Sedangkan, laju sesaat gerak benda didefinisikan sebagai nilai m
utlak besarnya keceatan sesaat. Dengan kata lain, laju adalah v . Keceatan ses
aat mungkin bernilai ositif atau negatif, tergantung ada aakah benda bergerak
dalam arah ositif atau negatif. Jika keceatan sesaat sama dengan nol, maka be
nda berada dalam keadaan diam.
288
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Di dalam fisika, laju erubahan sesaat dari keceatan disebut erceatan sesaat.
Oleh karena itu, jika suatu benda bergerak seanjang garis lurus menurut ersam
aan gerak s = f(t), dengan keceatan sesaat ada t detik adalah v cm/detik, dan
erceatan sesaat ada t detik adalah a cm/detik, maka a adalah turunan ertama
dari v terhada t, atau turunan kedua dari s terhada t. Jadi,
a= dv dt = d 2s dt 2
Dari definisi ini kita daat menyimulkan bahwa: jika a > 0 , maka v bertambah,
dan jika a < 0 , maka v berkurang. Jika a = 0, maka v tak berubah. Karena laju b
enda ada t detik adalah v maka kita eroleh hasil berikut. 1. 2. 3. 4. Jika v 0
dan a > 0 , maka laju bertambah. Jika v 0 dan a < 0 , laju berkurang. Jika v 0
dan a > 0 , maka laju berkurang. Jika v 0 dan a < 0 , maka laju bertambah.
Contoh 8.5.1 Suatu benda bergerak seanjang garis mendatar mengikuti ersamaan s
= t3
6t2 + 9t + 4 dengan s diukur dalam sentimeter dan t dalam detik. Dari ers
amaan gerak itu, tentukan: a. keceatan dan erceatannya dalam t b. interval wa
ktu saat benda bergerak ke kanan dan saat benda bergerak ke kiri c. saat benda b
erbalik arah Penyelesaian: Dari ersamaan gerak yang diberikan kita eroleh v= S
elanjutnya,
ds dt
= 3t2

12t + 9 dan a =

dv dt
= 6t

12

dan
v = 3t2

12t + 9 = 0 3(t

1)(t

3) = 0 t = 1 atau t = 3

a = 6t 12 = 0 t = 2 Kita tentukan nilai dari s, v dan a untuk t = 1, 2, 3. Juga


kita tunjukkan tanda dari s, v dan a di dalam interval dari t di sekitar titik t
itik itu. Hasilnya kita berikan dalam tabel 8.1.
BAB VIII ~ Turunan
289

Tabel 8.1 s t<1 t=1 + 8 v + 0 a


12 Kesimulan Benda berada di kanan titik asal, d
an bergerak ke kanan. Keceatan berkurang. Laju berkurang. Benda berada8 cm di k
anan titik asal, dan geraknya berbalik arah dari kanan ke kiri. Keceatan berkur
ang. Laju berkurang. Benda berada di kanan titik asal, dan bergerak ke kiri. Kec
eatan berkurang. Laju bertambah. Benda berada 6 cm di kanan titik asal, dan ber
gerak ke kiri dengan keceatan 3 cm/detik. Keceatan teta. Laju teta. Benda ber
ada di kanan titik asal, dan bergerak ke kiri. Keceatan bertambah. Laju berkura
ng. Benda berada 4 cm di kanan titik asal, dan geraknya berbalik arah dari kiri
ke kanan. Keceatan bertambah. Laju bertambah. Benda berada di kanan titik asal,
dan bergerak ke kanan. Keceatan bertambah. Laju bertambah.
1<t<2 t=2
+ 6
3
0
2<t<3 t=3
+ 4
0
+ 6
3<t
+
+
+
a. Dari ersamaan gerak di atas dieroleh keceatan sesaat adalah v = 3t2
12t +
9 dan erceatan sesaat adalah a = 6t
12 b. Benda diam ketika v = 0, yaitu ketik
a t = 1 dan t = 3 detik. Benda bergerak ke kanan aabila v ositif, dan sebalikn
ya benda bergerak ke kiri aabila v negatif. Menurut Tabel 8.1, benda bergerak k
e kanan untuk 0 < t < 1 atau t > 3 , dan benda bergerak ke kiri ketika 1 < t < 2
atau 2 < t < 3. c. Dari tabel 8.1 juga daat kita simulkan bahwa benda gerakny
a berbalik arah dari kanan ke kiri ketika t = 1 detik, dan benda geraknya berbal
ik arah dari kiri ke kanan ketika t = 3 detik. Gerak benda ditunjukkan dalam gam
bar 8.6 adalah seanjang garis mendatar, tetai kelakuan geraknya ditunjukkan di
atas garis itu untuk beberaa nilai t tertentu.
Tabel 8.2 Tabel 8.2 t 0 1 2 3 4 s 4 8 6 4 8 v 9 0
t=4
t=1

0 2 4 6 8
Gambar 8.6 Gerak benda
W
Matematika SMA/MA Kelas XI
290

IPA

3 0 9 t=3 t=0 t=2

Setela kita dapat menafsirkan secara fisis tentang turunan fungsi di suatu titi
k, saatnya kita menyelesaikan masala yang diuangkapkan pada awal bab yang diber
ikan dalam conto berikut. Conto 8.5.2 Sebua bola dilemparkan vertikal ke atas
dari tana dengan kecepatan awal 80m/ detik. Jika ara positif diambil ke atas,
persamaan gerak adala s =
16t2 + 80t Misalkan t menyatakan waktu sejak bola di
lemparkan dinyatakan dalam detik, dan s jarak bola dari titik awal dinyatakan da
lam meter, pada saat t detik. Tentukan: a. kecepatan dan percepatan sesaat bola
setela 2 detik b. waktu yang diperlukan bola untuk mencapai titik tertinggi c.
waktu dan kecepatan yang diperlukan bola untuk menyentu tana kembali Penyelesa
ian: Misalkan v(t) dan a(t) masing masing adala kecepatan sesaat dan percepatan
sesaat bola pada t detik, v(t) =
32t + 80 dan a(t) = 32 a. Dari rumus v, v(2) = 3
2(2) + 80 = 16 seingga setela 2 detik bola naik dengan kecepatan sesaat 16 met
er/detik. Sedangkan a(2) = 32, seingga setela dua detik percepatan adala 32 met
er/detik2. b. Bola mencapai titik tertinggi apabila v(t) = 0, 32t + 80 = 0 t = 2,
5 Jadi, waktu yang diperlukan untuk mencapai titik tertinggi adala 2,5 detik. c
. Bola menyentu tana kembali apabila s = 0, s = 0 16t2 + 80t = 0 16t(5
t) = 0 t
= 0 atau t = 5 Jadi, waktu yang diperlukan untuk menyentu tana kembali adala
5 detik, dengan kecepatan sesaat v(5) = 32(5) + 80 = 80 meter/detik. Tanda ( ) nega
tif menunjukkan bawa ara bola jatu dari atas ke bawa.
t = 2,5 100
Tabel 8.3
t 0 1 2 2,5 3 4 5 s 0 64 96 100 96 64 0 v 80 48 16 0
t=5 t=0 0 t=4 t=1 64 t=3 t=2 96
Gambar 8.7 BAB VIII ~ Turunan
291

16 48

80

Dalam ekonomi, jika C(x) menyatakan biaya total yang dikeluarkan perusaaan untu
k mengasilkan x satuan barang tertentu, maka C disebut fungsi biaya. Laju perub
aan sesaat biaya teradap banyaknya barang yang diasilkan, dC dx , ole para e
konom disebut biaya marginal. Conto 8.5.3 Suatu perusaaan tela menaksir bawa
biaya (dalam ribuan rupia) memproduksi x barang adala a. Tentukan fungsi biay
a marginal. b. Carila C '(500) dan jelaskan maknanya. Apa yang diperkirakannya?
c. Bandingkan C '(500) dengan biaya memproduksi barang ke 501. Penyelesaian: a.
Fungsi biaya marginal adala
C ( x) = 10.000 + 5 x + 0, 01x 2
dC dx
= C '( x) = 5 + 0, 02 x
b. Biaya marginal pada tingkat produksi sebanyak 500 barang adala C '(500) = 5
+ 0, 02(500) = 15 ribu/barang Ini memberikan laju pada saat biaya bertamba besa
r teradap tingkat produksi pada waktu x = 500, dan memperkirakan biaya barang k
e 501. c. Biaya memproduksi sebenarnya dari barang ke 501adala C(501)
C(500) =
[10.000 + 5(501) + 0, 01(501) 2 ] [10.000 + 5(500) + 0, 01(500) 2 ]
= 15, 01 ribu Tampak bawa C '(500) C (501) C (500) .
W
Latian 8.5
1. Suatu benda bergerak sepanjang garis mendatar menuruti persamaan yang diberik
an, di mana s cm adala jarak berara benda dari suatu titik tetap pada t detik.
Untuk setiap persamaan gerak benda berikut, tentukan kecepatan sesaat v(t1) dan
percepatan sesaat a(t1) untuk t1 yang diberikan. a. b. 2. s = 3t2 + 1; t1 = 3 s
= 2t3 t2 + 5; t1 = 1 c. d.
s=
2t 4 + t 1 t
; t1 = 0
s= s =
+
3 t2
; t1 = 2.
Suatu benda bergerak sepanjang garis mendatar menuruti persamaan yang diberikan,
di mana s cm adala jarak berara pertikel dari suatu titik tetap pada t detik.
Untuk setiap persamaan gerak benda berikut, tentukan v dan a. Buatla tabel yan
g serupa Tabel 8.1 yang memberikan posisi dan gerak partikel. a.
s = 1 t 3 2t 2 + 6t 2 2
b.
s = 1 t 3 3 t 2 + 2t + 1 3 2
Matematika SMA/MA Kelas XI IPA
292

3.
Suatu benda bergerak sepanjang garis mendatar menuruti persamaan yang diberikan,
di mana s cm adala jarak berara pertikel dari suatu titik tetap pada t detik.
Untuk setiap persamaan gerak benda berikut, tentukan saat percepatan sama denga
n nol, dan kemudian tentukan jarak berara partikel dari titik asal dan kecepata
n sesaat pada saat ini. a. b. s = 2t3
6t2 + 3t 4
4 s = 9 t 2 + 2t
3 1 2
c. d.
2 t5 16t + 32 5 s = 9t 2 + 2 2t + 1 s=
125
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Sebua roket ditembakkan vertical ke atas, dan tingginya dari tana setela t 2
detik adala s meter dengan s = 560t 16t dan ara positif diambil ke atas. a. Te
ntukan kecepatan roket setela 2 detik. b. Berapa lama waktu yang diperlukan ole
 roket untuk mencapai ketinggian maksimum. Jika sebua bola pada suatu bidang m
iring didorong seingga mempunyai kecepatan awal 24 meter/detik, maka s = 24t +
10t2, di mana jarak bola dari titik mulai adala s meter pada saat t detik, dan
ara positif diambil ke ara bawa bidang miring. a. Berapaka kecepatan sesaat
bola pada saat t1 detik? b. Berapa lama waktu yang diperlukan ole bola agar kec
epatannya bertamba menjadi 48 meter/detik? Suatu perusaaan mulai beroperasi pa
da 1 Oktober 2003. Pendapatan kotor taunan perusaaan itu setela beroperasi t
taun adala p juta, dengan p = 50.000 + 18.000t + 600t2 a. Tentukan laju pertum
buan pendapatan kotor pada 1 Oktober 2005. b. Tentukan laju pertumbuan pendapa
tan kotor pada 1 Oktober 2003. Misalkan jumla penduduk pada suatu kota setela
t taun sejak 1 Januari 2000 adala sebesar p = 40t2 + 200t + 10.000 Tentukan la
ju pertumbuan penduduk pada 1 Januari 2010. Seorang pekerja pembuat kartun ikla
n ditaksir dapat mengecat y bua iklan setela bekerja x jam sejak jam 8 pagi, d
engan y = 3x
8x2
x3 , 0 x 4 a. Tentukan laju pengecatan pekerja itu pada jam 10
pagi. b. Tentukan jumla bingkai yang dicat antara jam 10 pagi ingga jam 11 pag
i. Biaya (dalam ribuan rupia) suatu perusaaan memproduksi x pasang sepatu adal
a a. b. c. Carila fungsi biaya marginal. Carila C '(100) dan jelaskan maknany
a. Apa yang diperkirakannya? Bandingkan C '(100) dengan biaya memproduksi barang
ke 101.
C ( x) = 2000 + 3 x + 0, 01x 2 + 0, 0002 x 3
10. Fungsi biaya untuk suatu barang tertentu adala a. b.
C ( x) = 2000 + 3 x + 0, 01x 2 + 0, 0002 x 3 Carila dan tafsirkan C '(100) . Ba
ndingkan C '(100) dengan biaya memproduksi barang ke 101.
293
BAB VIII ~ Turunan

8.6
Aturan L Hopital
Teorema limit 7.2. 4d menyatakan bawa jika lim f ( x ) dan lim g ( x) keduanya
x c x c ada, maka
lim
x c
f ( x) g ( x)
=
lim f ( x)
x c
lim g ( x )
x c
asalkan lim g ( x ) 0 .
x c
Terdapat berbagai situasi di mana teorema ini tidak dapat kita terapkan, yaitu a
pabila jika lim g ( x ) = 0 . Pertama, kita peratikan kasus apabila lim f ( x )
= 0 dan
x c x c
lim g ( x ) = 0 . Sebagai conto, jika
x c
f (x) = x2 9 dan g(x) = x
2 x 3 x 3

3, maka lim( x 9) = 0 dan lim( x 3) = 0

Tetapi pembilang dan penyebut dapat kita faktorkan dan memberikan


lim
f ( x) g ( x)
x 0
x 3
= lim
x2 9 x3
x 3
= lim( x + 3) = 6
x 3 x 0
Conto lagi, kita mempunyai lim sin x = 0 dan lim x = 0 , tetapi menurut Teorema
7.7
x 0
lim
sin x x
=1

Definisi 8.2
f Jika f dan g dua seingga lim f ( x ) = lim g ( x ) = 0 , maka fungsi g dikata
kan x c x c
memiliki bentuk tak tentu
0 di c. 0
Dari definisi ini, maka
0 x2 9 memiliki bentuk tak tentu di 3 dengan 0 x3
lim
x2 9 x3
x 3
=6 sin x x
x 0
Demikian pula, sin x x memiliki bentuk tak tentu 0/ 0 dengan lim
= 1.

Sekarang kita akan mempelajari suatu metode yang lebi umum untuk menentukan 0 l
imit fungsi dari bentuk tak tentu , jika limit ini ada. Sebenarnya, terdapat beb
erapa 0 , 0. , 00, 1 , 0 dan . Akan tetapi semua bentuk tak tentu yang lain, y
u 0 bentuk tak tentu itu dapat kita reduksi menjadi bentuk tak tentu atau . Ole
0 karena itu, kita fokuskan pembaasan kepada dua bentuk tak tentu ini. 294
Matematika SMA/MA Kelas XI
IPA

Metode untuk mengitung limit jenis ini berkaitan erat matematikawan Perancis Ma
rquis Guillame Francois L Hospital (1661
1704) pengarang pertama buku kalkulus, ya
ng berjudul L Analyse des infiniment petits, dipublikasikan pada 1696. Metodenya d
ikenal dengan Aturan L Hospital. Aturan L Hospital ini sengaja diberikan tanpa bukti
karena buktinya di luar jangkauan buku ini. Teorema 8.12 (Aturan L Hopital) Misal
kan f dan g fungsi yang mempunyai turunan pada interval terbuka I, kecuali mungk
in di c sendiri, dengan g '( x) 0 untuk setiap x c pada I. Jika
lim f ( x) = lim g ( x) = 0 dan lim
x c x c x c
f '( x ) g '( x) lim
x c
= L , maka f ( x) g ( x) =L
Teorema ini juga berlaku jika semua limitnya adala limit kiri atau limit kanan.
Jika kita terapkan Aturan L Hopital teradap dua conto di atas, maka
lim
x 3
x2 9 x3
= lim
x 3
2x 1
= 6 dan lim
sin x x
x 0
= lim
cos x 1
x 0
=1
Conto 8.6.1 Hitung limit yang diberikan berikut (jika ada). a.
lim
x 0
tan x x x sin x
b.
lim
x 0
1 cos 2 x x
c.
lim

x 0
2 x 2 3x sin 2 x
Penyelesaian: a. Kita terapkan Aturan L Hopital dua kali,
lim
x 0
tan x x x sin x
= lim
x 0
sec 2 x 1 1 cos x
( tan x =
= lim
x 0
2 tan x sec 2 x sin x 2 cos3 x =2
sin x cos x
)
= lim
x0
b. Langsung dari aturan L Hopital,
lim
x 0
1 cos 2 x x = 3 2
= lim
2 sin x cos x 1
x0
=0
c.
lim
x 0
2 x 2 3x sin 2 x
= lim
x 0
4x 3 2 cos 2 x
W
BAB VIII ~ Turunan

295

Latian 8.7
Untuk soal nomor 1 sampai dengan nomor 12, tentukan limitnya jika ada.
1.
lim
x 2
5 cos x 2x x tan x 2 x sin x sin( 2 ) x
1 x
7.
x +
lim
x 1 + x2
2.
lim
x 0
8.
lim(csc 2 x x 2 )
x 0
3.
lim
x2
9.
x 0+
lim x csc x
4.
x +
lim
10.
x +
lim ( x x 2 + x ) x cos 3 x cos 2 x
5.
lim
x 0
x sin x tan x 1 + cos 2 x 1 sin x
3

11.
x 2
lim
6.
lim
x
12. lim( x 2) tan x 4
x 2
13. Tentukan a dan b sehingga
lim
x 0
sin 3 x + ax + bx 3 x3
=0
14. Tentukan a dan b sehingga
lim
x 0
a sin x x (1 + b cos x) x3
=1
296
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Rangkuman
1. Turunan fungsi f di bilangan c, dinotasikan dengan f '(c) , didefinisikan seb
agai
f '(c) = lim
f (c + h ) f (c ) h
h 0
jika limit ini ada. 2. Jika fungsi f memunyai turunan di c, maka f kontinu di c
. 3. Jika fungsi f (x) = k , dengan k adalah konstanta, maka f '( x ) = 0 . 4. J
ika n bilangan asli dan f ( x) = x n , maka f '( x) = nx n 1 . 5. Misalkan u dan
v suatu fungsi yang memunyai turunan. a. b. c. d. Jika k konstanta, dan f (x) =
ku(x), maka f '( x) = ku '( x) . Jika f (x) = u(x) + v(x), maka f '( x ) = u '(
x ) + v '( x ) . Jika f (x) = u(x)v(x), maka f '( x ) = u '( x )v ( x) + u ( x)
v '( x) .
Jika f (x) = u(x)/v(x), maka f '( x ) = (u '( x )v( x ) u ( x)v '( x )) v 2 ( x
) . 6. Aturan Rantai. Jika fungsi v memunyai turunan di x dan u memunyai turun
an di v(x), maka fungsi komosisi u o v memunyai turunan di x, dan
(u o v ) '( x ) = u '(v( x ))v '( x)
7. Turunan fungsi trigonometri: a. b. c. d. e. f. 8. 9. Jika f (x) = sin x, maka
f '( x) = cos x . Jika f (x) = cos x, maka f '( x) = sin x , Jika f (x) = tan x
, maka f '( x ) = sec 2 x , Jika f (x) = cot x, maka f '( x ) = csc 2 x , Jika f
(x) = sec x, maka f '( x ) = sec x tan x , Jika f (x) = csc x, maka f '( x ) =
csc x cot x . Garis singgung ada kurva y = f (x) di titik (c, f (c )) adalah ga
ris yang melalui dengan kemiringan f '(c) . Jika s = f(t) sebagai fungsi osisi
artikel, maka keceatan atau keceatan sesaat v(c) artikel ada saat t = c did
efinisikan sebagai v(c) = ds/dt = f '(c) . Sedangkan, erceatan sesaat artikel
didefinisikan a = dv dt = d 2 s dt 2 10. Aturan L Hoital Misalkan f dan g fungsi
yang memunyai turunan ada interval terbuka I, kecuali mungkin di c sendiri, d
engan untuk setia ada I. Jika
lim f ( x ) = lim g ( x ) = 0 dan lim
xc xc
f '( x ) g '( x )
x c
= L , maka lim
x c
f ( x) g ( x)
= L.
BAB VIII ~ Turunan
297

Math Info
Konse turunan sebagai bagian utama dari kalkulus diikirkan ada saat yang bers
amaan oleh Newton dan Leibniz dari tahun 1665 samai dengan tahun 1675 sebagai s
uatu alat untuk menyelesaikan berbagai masalah dalam geometri dan mekanika. Sir
Isaac Newton (1642 1727) , ahli matematika dan fisika bangsa Inggris dan Gottf
ried Wilhelm Leibniz (1646
1716), ahli matematika bangsa Jerman dikenal sebaga
i ilmuwan yang menemukan kembali kalkulus. Kalkulus memberikan bantuan tak terni
lai ada erkembangan beberaa cabang ilmu engetahuan lain. Dewasa ini kalkulus
digunakan sebagai suatu alat bantu yang Gambar 8. Gottfried Wilhelm Leibniz uta
ma dalam menyelesaikan berbagai Sumber: www.et.fh koeln.de ermasalahan ilmu en
getahuan dan teknologi. Selanjutnya, suatu fungsi yang memunyai turunan samai
tingkat tertentu daat dihamiri oleh suatu suku banyak, yang dikenal sebagai ha
miran Taylor.
298
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Uji Kometensi
A. Untuk soal nomor 1 samai dengan nomor 15, ilihlah satu jawaban yang aling
teat! Kerjakan di buku tugas Anda!
Jika f ( x) = A. B. C. 2. 2
1.
sin x cos x sin x
, maka f '( ) = K .
3
D. E.
1
4 3 3 4
1 4
Turunan dari y = (1 x ) 2 (2 x + 3) adalah

. A. B. C.

(1 x)(3 x + 2) ( x 1)(3 x + 2) 2(1 + x )(3 x + 2)


4
D. E.
2( x 1)(3 x + 2) 2(1 x )(3 x + 2)
3.
Turunan fungsi y = A.
(2 x 2 3)3 adalah
D.

x
4
2x 3
2
3 4 2 x 2 3
B.
3x
4
2x 3
2
E.
3x 4 2 x 2 3

C. 4.
16 x
3 2 x2 3
4
Jika f ( x) = x 2 4 6 x , maka nilai f '( 2) = K . A. B. C.
1 2
D. E.
16

13

1 2
BAB VIII ~ Turunan
299

22

19

17

5.
Jika f 1 meruakan invers dari fungsi f ( x) = dari f 1 , maka nilai g (1) = K . A
. B. C.
x+2 5 3x
, x 5 3 , dan g turunan
9 16 7 16
D. E.
11 16 13 16
7 16
6.
Persamaan garis singgung di titik dengan x = 2 ada kurva y = adalah .... A. B.
C. 5x + 2y 28 = 0 x + 2y
20 = 0 5x
2y
8 = 0 D. E. x
2y + 16 = 0 2x y + 5 = 0
27 5x 1
7.
Turunan ertama dari y = cos 4 x adalah

. A. B. C.

1 4
cos3 x
D. E.
4 cos3 x sin x 4 cos3 x sin x
1 cos3 x 4 4 cos3 x
8.
Jarak yang ditemuh sebuah mobil dalam waktu t diberikan oleh fungsi
s (t ) = 1 t 3 + 3t 2 5t 3
Keceatan mobil tertinggi dicaai ada waktu t = ... . A. 1 D. 4 B. 2 E. 5 C. 3
9. Jika f ( x) = a tan x + bx , maka nilai f '( ) = 3 dan f '( ) = 9 , maka a +
b = . 4 3 A. B. C.

2
D. E.
1 0
2
300
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

3 10. Jika f ( x) = 2 x + , maka f '( x ) = ... . x3


A. B. C.
2
8x 8x 8x
27 x x x
3
+
6 x x 6 x x 12 x x
D. E.
8x 8x
27 x x
4
+
6 x x 6 x x
27
3
27
4
27
4
11. Garis singgung di titik (2, 8) pada kurva f ( x) = 2 x x + 2 memotong sumbu
x dan sumbu y di titik (a, 0) dan (0, b). Nilai a + b = . A. B. C.
1 1 10 1 1 15 3 1 10
D. E.
1
2 5
3 1 5
12. Suatu roda berputar pada sumbunya. Pada waktu t setiap jari jari roda itu su
dah menjalani sudut sebesar = 72t 3t . Kelajuan perubahan kecepatan sudutnya
selalu makin tinggi B. selalu makin rendah C. makin tinggi hanya pada t < 12 D.
makin rendah hanya pada t > 12 E. paling tinggi pada t = 24
2

A.

13. Koordinat titik titik singgung pada kurva y = x 2 (2 x 3) yang garis singgun
gnya sejajar garis 2y
24x = 1 adalah ... A. ( 1, 5) dan ( 2, 4) D. (1, 5) dan (2, 4) B
. ( 1, 5) dan (2, 4) E. (1, 5) dan ( 2, 4) C. ( 1, 5) dan (2, 4) 14. Persamaan garis sin
ggung pada kurva y = x 3 + 5 yang tegak lurus x + 3y = 2 adalah ... A. 3x
y + 3
= 0 dan 3x y + 7 = 0 B. 3x
y
3 = 0 dan 3x
y
7 = 0 C. 3x
y
9 = 0 dan 3x y
. 3x y + 3 = 0 dan 3x
y
5 = 0 E. 3x
y + 9 = 0 dan 3x y + 1 = 0 15. Garis k menyi
nggung kurva y = x 4 x di titik (1, 3 ) dan memotong kurva di titik ...
3

A. B. C.
( 2, 0) ( 1, 0) (2, 0)
D. E.
( 1, 3) ( 3,

15)

BAB VIII ~ Turunan


301

B. Untuk soal nomor 16 sampai dengan nomor 20, kerjakan dengan


singkat dan jelas!
16. Hitung lim
sin(3 + x ) 2 sin 9 x
x 0
.
17. Tentukan nilai b agar fungsi f mempunyai turunan di x = b, jika
x 2 7 , untuk 0 < x b f ( x) = 2 , untuk x > b x
18. Sutu kurv mempunyi persmn y = x2 + x + b dengn  dn b konstnt. G
ris y = 2x menyinggung kurv tdi di titik dengn bsis 3. Tentukn  dn b. 19.
Hitung lim
sin( + 2 x ) sin( + x ) + sin  x2
x 0
.
20. Rusuk kubus bertmbh pnjng dengn keljun 7 cm/detik. Berpkh keljun
bertmbhny volume pd st pnjng rusukny 15 cm?
Sol Anlisis
1. Tngg dengn pnjng 10 meter bersndr pd dinding tegk. Mislkn dlh
sudut ntr punck tngg dn dinding sert mislkn x dlh krk dri ujung
bwh tngg ke dinding. Jik ujung bwh tngg bergeser menjuhi dinding, sebe
rp cept x berubh terhdp ketik = 2.
? 3
Besarnya muatan Q dalam coulomb (C) yang melewati sebuah titik dalam kabel sama
i waktu t (diukur dalam detik), mengikuti fungsi
Q(t ) = t 3 2t 2 + 6t + 2
Beraakah kuat arus listrik ada waktu t = 0,5 dan t = 1 detik? Aa satuannya? K
aan arus terrendah? Gaya yang dierlukan untuk menarik benda seberat W seanjan
g bidang datar diberikan oleh ersamaan
3.
F=
W sin + cos
dengan adalah sudut yang terbentuk antara tali dan bidang datar, dan adalah kons
tanta koefisien gesekan. Lihat kembali contoh 3.2.4.
302
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

a. b. c.
Carilah laju perubahan F terhadap . Kapan laju perubahan ini sama dengan 0? Kece
merlangan bintang Delta Cepheid pada saat t, dengan t diukur dalam hari, dimodel
kan oleh fungsi
B (t ) = 4, 0 + 0,35sin
d. e.
2 t 5, 4
Lihat kembali soal nomor 13 sub bab 3.1. Carilah laju perubahan kecemerlangan se
telah t hari. Dengan menggunakan kalkulator, carilah sampai dua desimal, laju pe
rtambahan setelah satu hari.
4.
Di sebuah peternakan ikan, populasi ikan dimasukkan ke tambak dan dipanen secara
teratur. Model laju perubahan populasi ikan diberikan oleh persamaan
dP dt
= 0, 05 1

P (t ) P ( t ) P (t ) 10.000
dengan P(t) jumlah populasi ikan setelah t hari, dan adalah persentase populasi
yang dipanen. a. . c.
dP yang erpadanan terhadap populasi stail. dt Jika laju pemanenan adalah 4%, c
arilah tingkat populasi stail.
Berapa nilai Apa yang terjadi jika diperesar menjadi 5%?
BAB VIII ~ Turunan
303

Aktivitas Proyek
Aktivitas
Nama Kelas Kelompok Kegiatan Tujuan :
.. Tanggal :
. : XI Materi Pokok : Turunan
2 (dua) : Survei data populasi penduduk suatu kelurahan : Menentukan laju peru
ahan penduduk
A. Alat dan ahan yang digunakan 1. Data populasi penduduk kelurahan 2. Komputer
3. Alat tulis 4. Buku catatan B. Cara kerja 1. Buatlah kelompok yang eranggota
kan 4 atau 5 siswa. 2. Carilah data jumlah penduduk dari kelurahan terdekat deng
an tempat tinggal Anda, untuk kurun waktu tahun 1993
2007 untuk periode dua tahu
nan. Masing-masing kelompok harus mensurvei kelurahan yang ereda. 3. Catat dat
a jumlah penduduk P(t) untuk setiap tahunnya, dan isikan pada tael di awah. Ta
hun (t) P(t) 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007
C. Analisis 1. Buat grafik dari data yang diperoleh di atas dengan antuan kompu
ter. 2. Untuk setiap tahun t uat tael
P(t ) - P(2003) t - 2003
.
3. Tentukan laju peruahan penduduk pada kelurahan survei Anda pada tahun 2003.
4. Tafsirkan hasil di atas seagai pendekatan limit fungsi P(t) di t = 2003. 5.
Tuliskan hasil di atas dengan notasi turunan. 6. Perkirakan jumlah penduduk pada
thun 2009 pada kelurahan survei Anda.
304
Matematika SMA/MA Kelas XI - IPA

BAB
IX
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
NILAI EKSTRIM FUNGSI DAN MEMBUAT GRAFIK FUNGSI
Tujuan Pemelajaran
Setelah mempelajari materi a ini, Anda diharapkan mampu:
menentukan selang dimana suatu fungsi naik atau turun, menentukan titik stasione
r suatu fungsi eserta jenis ektrimnya, menentukan titik elok suatu fungsi, men
ggamarkan grafik fungsi, menjelaskan karakteristik masalah yang model matematik
anya menentukan ekstrim fungsi, menentukan esaran masalah yang dirancang seaga
i peuah dalam ekspresi matematikanya, merumuskan fungsi satu peuah yang merupa
kan model matematika dari suatu masalah, menentukan penyelesaian dari model mate
matika, memerikan tafsiran terhadap penyelesaian dari masalah.
BAB IX ~ Nilai Ekstrim Fungsi dan Memuat Grafik Fungsi
305

Pengantar
Gedung A dan B adalah dua gedung yang erhadapan pada masing-masing tepi suatu d
anau yang lurus dengan lear 3 km. Gedung C terletak di tepi danau dimana gedung
B erada, dan jauhnya 6 km dari B. Suatu perusahaan telekomunikasi akan memasan
g kael telepon dari A ke C. Jika iaya pemasangan kael per kilometer di awah
air adalah 25% leih mahal dari pada pemasangan kael di daratan, agaimanakah c
ara pemasangan kael yang termurah untuk perusahaan terseut? Ilustrasi posisi d
ari gedung A, B, dan C dierikan oleh gamar erikut.
B
C
3
A
Gamar 9.1
Pemecahan dari masalah ini erat huungannya dengan pengoptimuman fungsi. Seelum
menyelesaikan masalah ini secara khusus, seaiknya Anda harus sudah menguasai 
a seelumnya terutama fungsi, limit fungsi, dan turunan.
306
Matematika SMA/MA Kelas XI - IPA

9.1
Fungsi Naik dan Fungsi Turun
Gamar 9.2 memerikan sketsa grafik fungsi f pada interval [ x1 , x6 ] . Grafik
itu memperlihatkan ahwa jika titik ergerak sepanjang kurva dari A ke B maka ni
lai fungsi ertamah seiring ertamahnya asis; dan juga jika titik ergerak se
panjang kurva B ke C, maka nilai fungsi erkurang seiring ertamahnya asis. Da
lam hal ini kita katakan ahwa f naik pada interval [ x1 , x2 ] ,dan turun pada
[ x2 , x3 ] . Definisi formalnya kita erikan erikut.
y D B F
E x1 x2 x3 x4 x5 x6 x
C A Gamar 9.2
Definisi 9.1 1. Fungsi f dikatakan naik pada interval I , jika untuk semarang x
1 , x2 I dengan x1 < x2 , maka f ( x1 ) < f ( x2 ) . 2. Fungsi f dikatakan turun
pada interval I jika untuk semarang dengan x1 , x2 I , maka f ( x1 ) > f ( x2
) .
.
Pada ilustrasi gamar 9.2 fungsi f naik pada interval tertutup [x1, x2], [x3, x4
], dan [x5, x6] Fungsi f turun pada interval tertutup [x2, x3] dan [x4, x5] Huu
ngannya dengan turunan, kita mempunyai sifat erikut ini. Teorema 9.1 Misalkan f
fungsi yang mempunyai turunan pada interval tertutup [a, ]. 1. 2. Jika f '( x
) > 0 untuk setiap x di dalam (a, ), maka f naik pada [a, ]. Jika f '( x ) < 0
untuk setiap x di dalam (a, ), maka f turun pada [a,].
BAB IX ~ Nilai Ekstrim Fungsi dan Memuat Grafik Fungsi
307

Contoh 9.1.1 Dierikan


f (x) = x3 6x2 + 9x +1 Tentukan pada interval mana f naik atau turun. Penyelesai
an: Kita mempunyai
f '( x ) = 3 x 2 12 x + 9
Dengan mengambil f '( x ) = 0 , kita memperoleh 3 x 2 12 x + 9 = 0 3(x
0 x = 3 atau x = 1 Tabel 9.1 Interval x<1 1<x<3 3<x

3)(x

f  x 
+ +
Kesimpulan f naik f turun f naik
Dari tabel 9.1 kita simpulkan baha f naik untuk x < 1 atau x > 3, dan turun unt
uk 1 < x < 3.
y 8 6 4 2 0 1 2 3 4
3
y = x3

6x2 + 9x + 1

5
2
x
Gambar 9.3 Grafik fungsi
y = x 6x + 9x + 1
Contoh 9.1.2 Diberikan
x 2 4 , untuk x < 3 f ( x) = 8 x , untuk x 3
Tentukn pd intervl mn f nik tu turun. Penyelesin: Fungsi f tidk memp
unyi turunn di x = 3 (mengp?), dn
f '( x ) =
308
2 x , untuk x < 3 1 , untuk x > 3
Mtemtik SMA/MA Kels XI
IPA

1) =

Dengn mengmbil f '( x ) = 0 , mk 2x = 0 x = 0 Tbel 9.2 Intervl x<0 0<x<3 3


<x
f  x 
+
Kesimpuln f turun f nik f turun
Tbel 9.2 menytkn bhw f nik pd intervl 0 < x < 3, dn turun pd x < 0
tu x > 3.
y
5 4 3 2 1 3
1
2 3
4
5 6
7
8 9
x
4
Gmbr 9.4
W
Ltihn 9.1
1. Untuk setip fungsi yng diberikn, tentukn intervl dimn fungsi itu nik
tu turun. . f (x) = x2 4x 3 d. f (x) = x3 3x2 9x b. 2. f (x) = x2 3x + 2 e. f
(x) =
1 4
x4

x3 + x2

c. f (x) = x3
9x2 + 15x
5 f. f (x) = 3x4 4x3
12x2 + 5 Untuk setip fungsi yng d
iberikn, tentukn intervl di mn fungsi itu nik tu turun. . b. c.
f ( x) = 2 x + f ( x) = x+2 x2
1 2x
d. e. f.
f (x) = (1

x)2(1 + x)3 f (x) = sin x f (x) = 2

3(x

f ( x) = x 5 x
BAB IX ~ Nili Ekstrim Fungsi dn Membut Grfik Fungsi

4)2/3 309

3. 4.
Buktikn bhw y =
1 x
sellu turun.
Mislkn f nik pd intervl I. Buktikn bhw: . Jik g(x) = f (x) + C, mk
g nik pd I. b. Jik fungsi h(x) = f (x), mk h turun pd I. c. Jik k(x) = 1
/f (x) dn f (x) > 0 pd I, mk k turun pd I.
9.2
Nili Ekstrim
Beberp pliksi dri turunn yng terpenting dlh persoln pengoptimumm. D
lm ksus ini kit dituntut untuk mencri metode terbik untuk melkukn sesut
u. Sebgi contoh dlh mslh pemsngn kbel telepon yng diungkpkn di w
l bb. Persoln ini dpt direduksi menjdi pencrin nili minimum fungsi. Se
rup dengn ini, bnyk mslh yng intiny dlh pencrin nili mksimum. Ol
eh kren itu, pd sub bb ini kit kn mengkji nili mksimum dn nili mini
mum fungsi. Penelusurn nili mksimum dn minimum dpt dilkukn mellui pende
ktn grfik. Jik kit kembli pd gmbr 9.2, titik B tu D niliny pling
besr di ntr titik titik sekitrny. Dlm hl ini, kit menyebutny bhw B
dn D nili mksimum reltif. Sementr itu, titik C tu E pd gmbr 9.2 nil
iny pling kecil dintr titik titik sekitrny. Dlm hl ini, kit menyebutn
y bhw C dn E nili minimum reltif. Secr umum, kit mempunyi definisi ber
ikut. Definisi 9.2 1. Fungsi f diktkn mempunyi nili mksimum reltif di c,
jik terdpt intervl terbuk yng memut c, sehingg f (c ) f ( x ) untuk x d
lm intervl tersebut. 2. Fungsi f diktkn mempunyi nili minimum reltif di
c, jik terdpt intervl terbuk yng memut c, sehingg f (c ) f ( x ) untuk x
dlm intervl tersebut. 3. Fungsi f yng mempunyi nili mksimum reltif tu
minimum reltif di c, diktkn mempunyi ekstrim reltif di c.
Gmbr 9.5 msing msing menunjukkn skets dri sebgin grfik sutu fungsi y
ng mempunyi mksimum reltif di c. Sedngkn, gmbr 9.6 msing msing menunjuk
kn skets dri sebgin grfik fungsi yng mempunyi minimum reltif di c.
310
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

Gmbr 9.5 Skets mksimum fungsi


c ()
b
x


c (b)
b
x
Gmbr 9.6 Skets minimum fungsi
Jik kit perhtikn gmbr 9.5 () dn 9.6 (), mk gris singgung di titik (c
, f(c)) horisontl; ini dlh titik dimn f '(c) = 0 . Kit kn menmi secr
 khusus titik semcm ini. Definisi 9.3 Jik f '(c) = 0 , mk fungsi f diktk
n stsioner di c. Nili f (c) disebut nili stsioner dri f. Titik (c, f (c))
disebut titik stsioner dri f. Seblikny, tmpk pd gmbr 9.5 (b) dn 9.6 (
b) bhw fungsi f di bilngn c tidk mempunyi turunn (msih ingt mengp?).
Dri keempt ksus di ts, kit mempunyi kesimpuln berikut ini. Teorem 9.2 J
ik f terdefinisi pd (, b) dn mempunyi ekstrim reltif di c,  < c < b, mk

f '(c) = 0 tu f '(c) tidk d.
Bilngn c di dlm derh sl f sehingg f '(c) = 0 tu f '(c) tidk d kit
sebut sebgi bilngn kritis.
BAB IX ~ Nili Ekstrim Fungsi dn Membut Grfik Fungsi
311

Lebih lnjut, dri gmbr 9.5 () dn 9.6 () secr geometri jug dpt kit si
mpulkn bhw jik fungsi f yng mencpi mksimum reltif di c, mk grfik f d
i kiri titik c nik dn di knn c turun. Seblikny, dri gmbr 9.5 (b) dn 9.
6 (b) jik fungsi f mencpi minimum reltif di c, mk grfik di kiri c turun d
n di knn c nik. Dengn fkt ini dn Teorem 9.1, kit mempunyi lt uji ek
strim yng dikenl sebgi Uji Turunn Pertm untuk Ekstrim Reltif. Teorem 9.
3 Uji Turunn Pertm untuk Ekstrim Reltif Mislkn f mempunyi turunn di sekit
r c keculi mungkin di c sendiri. 1. Jik f '( x ) > 0 untuk x < c, dn f '( x )
< 0 untuk c < x, mk fungsi f mempunyi nili mksimum reltif di c. 2. Jik u
ntuk x < c, dn untuk c < x, mk fungsi f mempunyi nili minimum reltif di c.
Sebgi kesimpuln, lngkh lngkh untuk menentukn ekstrim reltif sutu fung
si f dlh: 1. Tentukn f '( x ) . 2. Tentukn bilngn kritis nili x, ( f '(
x ) = 0 tu f '( x ) tidk d). 3. Gunkn uji turunn pertm (Teorem 9.3).
Contoh 9.2.1 Diberikn
f (x) = x3
6x2 + 9x +1 Tentukn jenis ekstrim reltif dri fungsi f. Penyelesi
n: 1. Kit mempunyi f '( x ) = 3x2
12x + 9 2. Dri contoh 9.1.1, f '( x) = 0 x
= 3 tu x = 1 3. Dengn uji turunn pertm, hsilny disimpulkn pd tbel 9.
3. Tbel 9.3 Intervl x<1 x=1 1<x<3 x=3 3<x fx 5 1
f  x 
+ 0
0 +
Kesimpuln f nik f mempunyi nili mksimum reltif f turun f mempunyi nili m
inimum reltif f nik
Dri tbel 9.3, kit menyimpulkn bhw nili mksimum reltif dri f dlh 5 y
ng terjdi di x = 1, dn nili minimum reltif dri f dlh 1 yng terjdi di
x = 3. Liht kembli gmbr 9.3.
312
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

Contoh 9.2.2 Diberikn


Tentukn jenis ekstrim reltif dri fungsi f. Penyelesin: 1. Dri contoh 9.1.2
kit peroleh
x 2 4 , untuk x < 3 f ( x) = 8 x , untuk x 3
W
f '( x ) =
2 x , untuk x < 3 1 , untuk x > 3
Ingt bhw f tidk mempunyi turunn di x = 3. 2. Dlm hl ini, f '( x ) tidk
d x = 3, dn stsioner f '( x ) = 0 x = 0. 3. Dengn uji turunn pertm, hs
ilny disimpulkn pd tbel 9.4. Tbel 9.4 Intervl x<0 x=0 0<x<3 x=3 3<x fx 4 5
f  x 
0 + tidk d
Kesimpuln f turun f mempunyi nili minimum reltif f nik f mempunyi nili m
ksimum reltif f turun
Dri tbel 9.4, kit menyimpulkn bhw nili mksimum reltif dri f dlh 5 y
ng terjdi di x = 3, dn nili minimum reltif dri f dlh 4 yng terjdi di x
= 0. Liht kembli gmbr 9.4.
Tugs Mndiri
Tentukn nili bilngn  yng bersift bhw fungsi f tidk mempunyi bilngn
kritis: f ( x) = (  2 +  6) cos 2 x + (  2) x + cos1
Kecekungn dn Titik Belok
Kit perhtikn gmbr 9.7. Kedu grfik menghubungkn titik A dn B tetpi mere
k kelihtn berbed, kren merek melengking pd rh yng berlinn. Bgim
n perbedn du perlkun ini? Pd Gmbr 9.8 telh digmbrkn beberp gris
singgung dri kedu kurv ini. Pd gmbr () kurv terletk di ts gris sin
ggung dn f cekung ke ts pd (, b). Pd gmbr (b) kurv terletk di bwh
gris singgung dn grfik g cekung ke bwh pd (, b).
BAB IX ~ Nili Ekstrim Fungsi dn Membut Grfik Fungsi
313

y
B
y
B g A
f A
0

 ()
b
x
0

 (b)
b
x
Gmbr 9.7
y
B
y
B g A
f A
0

 ()
b
x
0

 (b)
b
x
Gmbr 9.8
Secr umum, kit mempunyi definisi berikut ini. Definisi 9.4 Grfik fungsi f d
iktkn cekung ke ts pd intervl I, jik grfik f terletk di ts semu g
ris singgungny pd I. Grfik fungsi f diktkn cekung ke bwh pd intervl
I, jik grfik f terletk di bwh semu gris singgungny pd I. Jik kit per

htikn grfik gmbr 9.8 (), berngkt dri kiri ke knn, kemiringn gris si
nggung bertmbh besr. Ini rtiny bhw turunn f ' dlh fungsi nik, dn se
hingg turunnny f '' dlh positif. Serup, pd gmbr 9.8 (b), kemiringn g
ris singgung berkurng dri kiri ke knn, sehingg f ' fungsi turun dn berk
ibt
f '' dlh negtif. Sehingg secr umum kit mempunyi uji kecekungn berikut
ini.
Teorem 9.4 Uji Kecekungn 1. Jik f ''( x ) > 0 untuk semu x dlm I, mk grfi
k f cekung ke ts pd I. 2. Jik f ''( x) < 0 untuk semu x dlm I, mk grf
ik f cekung ke bwh pd I.
314
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

Dri Teorem 9.4 kit dpt bertny: p tfsirnny terhdp grfik pbil
f ''( x) = 0 ? Mudh untuk kit jwb pertnyn ini, yitu di titik tersebut me
rupkn
perubhn kecekungn dri cekung ke ts berubh menjdi cekung ke bwh, tu s
eblikny. Dengn demikin di titik tersebut grfikny menglmi pembelokn rh
gris singgung. Definisi 9.5 Titik P pd kurv disebut titik belok jik kurv
berubh dri cekung ke ts menjdi cekung ke bwh, tu dri cekung ke bwh m
enjdi cekung ke ts di P. Sebgi konsekuensi Teorem9.4, jik turunn kedu 
d di titik belok, mk turunn kedu di titik tersebut sm dengn nol. Teorem
9.5 Jik f mempunyi turunn pd intervl yng memut c, dn (c, f (c)) dlh
titik belok, mk f ''(c) d, dn f ''(c) = 0 .
f (x) = x3
6x2 + 9x +1 Tentukn titik belok grfik fungsi f dn jug intervl di
mn grfikny cekung ke ts dn cekung ke bwh. Penyelesin: Dri fungsi yn
g diberikn
Contoh 9.2.3 Diberikn
f '( x ) = 3x2
12x + 9 dn f ''( x) = 6x
12 f ''( x) d untuk setip x. Menurut
Teorem 9.5, kemungkinn titik belok hny di bilngn x sehingg f ''( x) = 0
, 6x
12 = 0 x = 2 Kit periks tnd f ''( x ) dengn Teorem 9.4,
Tbel 9.5 Intervl x<2 x=2 2<x fx 3
f  x 
3
f  x 
0 +
Kesimpuln grfik cekung ke bwh grfik mempunyi titik belok grfik cekung ke
ts
Dri Tbel 9.5, kit menyimpulkn bhw (2, 3) dlh titik belok grfik fungsi
f, grfik cekung ke bwh pd intervl x < 2 , dn grfik cekung ke ts pd i
ntervl x > 2 .
BAB IX ~ Nili Ekstrim Fungsi dn Membut Grfik Fungsi
315

y 8 6 4 2 1 2 3
y = x3

6x2 + 9x + 1

4
5
x
Gmbr 9.9
Selin bermnft untuk menentukn titik belok, keuntungn lin dri turunn ked
u dlh bhw turunn tersebut dpt digunkn sebgi uji ekstrim reltif. Te
orem 9.6 Uji Turunn Kedu untuk Ekstrim Reltif Mislkn f mempunyi turunn pd
 intervl terbuk yng memut c dn f '(c) = 0 . 1. Jik f ''(c) < 0 , mk f m
empunyi nili mksimum reltif di c. 2. Jik f ''(c) > 0 , mk f mempunyi nil
i minimum reltif di c. Contoh 9.2.4 Dikethui fungsi
f (x) = x3
3x2 Tentukn titik titik stsioner besert jenisny. Penyelesin: Ki
t mempunyi f '( x ) = 3 x 2 6 x dn f ''( x ) = 6 x 6 Titik stsioner diperole
h pbil f '( x ) = 0 ,
Dengn uji turunn kedu kit selidiki jenis ekstrimny. Tbel 9.6 Intervl x=0
x=2 fx 0 4
f '( x ) = 0 3x 2 6 x = 0 x2 2 x = 0 x = 0 tu x = 2
f  x 
0 0
f  x 
+
Kesimpuln f mempunyi mksimum reltif f mempunyi minimum reltif
Dri Tbel 9.6, kit menyimpulkn bhw (0,0) dn (2, 4) dlh titik titik stsio
ner, msing msing merupkn titik mksimum reltif dn minimum reltif. 316
Mtemtik SMA/MA Kels XI
IPA

y 16 14 12 10 8 6 4 2 1 1 2 1 2 3
y = x3

3x2

4
x
Gmbr 9.10 Grfik fungsi y = x3

3x2

Ltihn 9.2
1. Untuk setip fungsi yng diberikn tentukn titik titik stsioner dn ekstrim
reltif dengn uji turunn pertm. . f (x) = x2 + 4x 3 d. f (x) = x4 + 4x b.
c. 2. f (x) = x3 3x + 2 f (x) = 2x3
9x2 + 2 e. f f (x) = 4 sin 1 x 2 f (x) =
1 5
x5
2
5 3
x 3 + 4x + 1
Untuk setip fungsi berikut, tentukn ekstrim reltif dengn uji turunn pertm
. . b. f (x) = (x + 2)2(x
1)2 f (x) = x 3 x
1
d. e.
f (x) = x
3
(x

1)2

f ( x) =
2 x + 9 , untuk x 2
2 x + 1 , untuk x > 2
c. 3. 4.
f (x) = x

3x

3
f.
4 ( x + 5) 2 , untuk x 4 f ( x) = 2 12 ( x + 1) , untuk x 4
Tentukn ekstrim reltif dri fungsi pd sol nomor 1 dn nomor 2 dengn uji tu
runn kedu (jik mungkin). Untuk setip grfik dri fungsi berikut, tentukn ti
tik belokny (jik d), intervl dimn grfik cekung ke ts dn cekung ke bw
h . f (x) = x3 + 9x f. H(x) = (x + 2)1/3 3 2 b. g(x) = x 6x + 20 g. f (x) = (x
1)1/3 c. d. e. h(x) = x4
8x3 F(x) = (x + 2)3 G(x) = (x
1)
3
h. i. j.
g(x) = h(x) =

2
( x + 3)
2
x
( x + 4)
2
G(x) = 2 cos 3x
BAB IX ~ Nili Ekstrim Fungsi dn Membut Grfik Fungsi
317

5. 6. 7.
8.
Tentukn , b, c dn d sehingg grfik fungsi f (x) = x3 + bx2 + cx + d mempuny
i ekstrim reltif di (0, 3) dn mempunyi titik belok di (1, 1). Tentukn  dn
b sehingg fungsi yng didefinisikn oleh f (x) = x3 + x2 + b mempunyi ekstrim
reltif di (2, 3). Diberikn f (x) = x3 + 3rx + 5. Buktikn: . Jik r > 0, mk
 f tidk mempunyi ekstrim reltif. b. Jik r < 0, mk f mempunyi mksimum d
n minimum reltif. Sutu epidemi penykit berjngkit di lingkungn msyrkt. D
lm x buln setelh epidemi muli berjngkit, P persen penduduk telh ketulrn
, dengn
P=
30 x 2 (1 + x 2 ) 2
Setelh berp buln pling bnyk penduduk ketulrn dn berp persenkh ini d
ri pendudukny? 9. (Gunkn Klkultor). Di ntr 0 oC dn 30 oC , volume V (d
lm sentimeter kubik) dri 1 kg ir pd suhu T secr hmpirn diberikn oleh
rumus:
V = 999,87 0, 064267T + 0, 0085043T 2 0, 0000679T 3
Tentukn suhu, sehing pd suhu tersebut ir mencpi kerptn mksimum. 10. G
y yng diperlukn untuk menrik bend sebert W sepnjng bidng dtr diberik
n oleh persmn
F=
dengn
W sin + cos , 2
adalah sudut yang terbentuk antara tali dan bidang datar, 0
dan adalah konstanta koefisien gesekan. Lihat kembali contoh 3.2.4 dan soal anal
isis no.3 bab 8. Perlihatkan bahwa F minimum ketika tan = .
9.3
Ekstrim Mutlak pada Interval Tertutup
Pada sub bab 9.2 kita telah membahas bahwa syarat perlu fungsi kontinu mempunyai
ektrim relatif di c dalam daerah asal adalah bahwa c bilangan kritis. Tetapi ji
ka daerah asal f adalah interval tertutup, maka kita dapat menemukan nilai fungs
i terbesar atau terkecil pada interval tersebut. Kita perhatikan ilustrasi fungs
i berikut. Misalkan f diberikan oleh
f ( x) =
x + 1
, untuk x < 1
2 x 6 x + 7 , untuk x 1
Skets grfik f pd intervl [ 4, 4] diberikn oleh gmbr 9.11. Perhtikn bhw
f mempunyi nili ekstrim reltif di x = 1 dn x = 3, kren 1 dn 3 dlh bil
ngn kritis f, dengn f (1) = 2 dn f (3) = 2 Kemudin nili f pd bts interv
l, f( 4) = 3 dn f (4) = 1 318
Mtemtik SMA/MA Kels XI
IPA

Jdi, kit peroleh nili terbesr dri f pd intervl [ 4, 4] dlh 2, dn nili
terkecil dri f pd intervl tersebut dlh 3. Nili ini msing msing disebut
sebgi nili mksimum mutlk dn nili minimum mutlk dri f pd [ 4, 4].
3 2 1 4 3 2 1 1 2 3 4 1 2 3 4 x y
Gmbr 9.11
Definisi 9.6 Mislkn fungsi f terdefinisi pd intervl tertutup dn c nggot
intervl. 1. Jik f (c ) f ( x ) untuk semu x dlm intervl , mk f(c) disebu
t nili mksimum mutlk dri f pd intervl tersebut. 2. Jik f (c ) f ( x) unt
uk semu x dlm intervl , mk f(c) disebut nili minimum mutlk dri f pd i
ntervl tersebut. 3. Jik f(c) mksimum mutlk tu minimum mutlk, mk f(c) di
sebut nili ekstrim mutlk dri f.
Fktny, fungsi f pd ilustrsi di ts dlh fungsi yng kontinu pd interv
l tertutup [ 4, 4]. Hsil ini berlku untuk sembrng fungsi kontinu pd interv
l tertutup.
Teorem 9.7 Teorem Nili Ekstrim Jik f kontinu pd intervl tertutup [, b], m
k f mencpi nili mksimum mutlk dn minimum mutlk pd [, b].
Dri ilustrsi di ts, kit dpt menyimpulkn bhw kemungkinn ekstrim mutlk
dri fungsi kontinu pd intervl tertutup terjdi di bilngn kritis tu di b
ts intervl. Sehingg kit mempunyi metode pencrin ekstrim berikut ini.
BAB IX ~ Nili Ekstrim Fungsi dn Membut Grfik Fungsi
319

Metode Intervl Tertutup Untuk mencri nili mksimum dn minimum mutlk sutu f
ungsi kontinu f pd intervl tertutup [, b]: 1. Crilh nili f di bilngn kr
itis f di dlm (, b), 2. Crilh nili f di titik bts intervl, 3. Bndingk
n nili nili pd lngkh 1 dn 2, yng terbesr dlh nili mksimum mutlk;
yng terkecil dlh nili minimum mutlk
Contoh 9.3.1 Dikethui fungsi f (x) = x
2sin x, 0 x 2 Tentukan ekstrim mutlak dar
i f ada interval tersebut. Penyelesaian:
Fungsi f(x) = x
2sin x kontinu ada interval [0, 2 ] . Karena, f '( x ) = 1 2 cos
x , kita eroleh f '( x ) = 0 aabila cos x = 1 2 , dan ini terjadi ketika x =
3 atau x = 5 3 . Nilai f di bilangan kritis ini adalah
W
f ( 3) =
dan

3 5 3
2 sin

3
=

3 =
3 = 0, 684853 5 3
f (5 3) =
2 sin
5 3
+ 3 = 6, 968039
Nilai f di titik batas interval adalah
f (0) = 0 dan f (2 ) = 2
Dengan membandingkan emat
kita eroleh nilai minimum
adalah f (5 3) = 5 3 +
y 8 6 4 2 1 1 2 3 4 5 6 7

= 6, 28
bilangan ini dengan menggunakan Metode Selang Tutu,
mutlak adalah f ( 3) = 3 3 , dan nilai maksimum mutlak
x y = x 2 sin x

3.
Gambar 9.12 Grafik fungsi y = x 2 sin x
320
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Contoh 9.3.2 Telesko Ruang Angkasa Hubble dileaskan ada 24 Aril 1990 oleh e
sawat ulangalik Discovery. Model untuk keceatan esawat ulang alik selama misi
ini, sejak eluncuran ada saat t = 0 samai endorong roket ejal memulai embu
angan ada t = 126 detik, diberikan oleh (dalam kaki er detik). Dengan model in
i, erkirakan nilai ekstrim mutlak dari erceatan esawat ulang alik di antara
eluncuran dan embuangan endorong. Penyelesaian: Fungsi erceatan untuk esaw
at adalah
v(t ) = 0, 001302t 3 0, 09029t 2 + 23, 61t 3, 083
a (t ) =
dv dt
= 0, 003906t 2 0,18058t + 23, 61
Kita terakan Metode Interval Tertutu terhada fungsi kontinu a ada interval 0
t 126 . Turunannya adalah
a '(t ) = 0, 007812t 0,18058
Bilangan kritis hanya terjadi ketika a '(t ) = 0 :
t1 =
a(0) = 23,6;
0,18058 0, 007812
23,12
a(126) = 62,87
2
Dengan menghitung a(t) di bilangan kritis dan di titik ujung, kita eroleh
a(t1 ) 21, 52 ;
Jadi, erceatan maksimum kira kira 62,87 kaki/detik dan erceatan minimum kira
kira 21,52 kaki/detik2.
Latihan 9.3
Untuk soal nomor 1 samai dengan nomor 8, tentukan (jika ada) ekstrim mutlak dar
i setia fungsi yang diberikan ada interval yang ditentukan. Gambarkan ula ske
tsa grafik fungsi ada interval tersebut (jika mungkin gunakan komuter).
1. 2. 3. f (x) = x3 + 5x 4, [ 3, 1] f (x) = x4
8x2 + 16, [ 4,0] f (x) = sin x + cos x
, [0, 3] 5. 6. 7. f (x) = f (x) =
x x+2 x +1
, [ 1,2] ,
2
2x 3
[0,1]
f ( x) = ( x + 1) 3 , [ 2,1]
4.
f (x) = x

2cos x, [ , ]

8.
2 x 7 , untuk 1 x 2 f ( x) = 2 1 x , untuk 2 < x 4
321
BAB IX ~ Nili Ekstrim Fungsi dn Membut Grfik Fungsi

9.
Pd sutu monopoli, persmn permintn sutu brng tertentu dlh x + p = 1
40 , dengn x bnykny stun brng yng diproduksi setip hri dn p jut men
ytkn hrg setip stun. Biy produksi dlm jutn rupih untuk memproduks
i x stun diberikn oleh
C ( x) = 300 + 20 x + x 2
untuk x [0,140] . . Tentukn fungsi keuntungn totl. b. Tentukn fungsi pendp
tn mrginl dn fungsi biy mrginl. c. Tentukn mksimum keuntungn setip
hri. 10. Mislkn dlm sutu monopoli, persmn permintn sutu brng terte
ntu dlh p =
1 5
x 100 , dengn p jut menytkn hrg x brng dengn
x [100,1000] . Biy produksi dlm jutn rupih untuk memproduksi x
stun diberikn oleh C ( x) = 100 + 2 x . . Tentukn fungsi pendptn mrgin
l dn fungsi biy mrginl. b. Tentukn nili x yng menghsilkn keuntungn m
ksimum.
9.4
Menggmbr Grfik Fungsi Aljbr
Sedemikin juh kit telh membhs beberp spek tentng fungsi, kini pd gil
irnny kit sip menungkn spek spek tersebut untuk menggmbrkn grfik sec
r benr. Kit mempunyi pedomn untuk membut skets grfik fungsi y = f (x):
1. Derh sl 2. Perpotongn sumbu Perpotongn sumbu y dlh f(0), dn perpoto
ngn sumbu x kit mbil untuk y = 0. 3. Asimtot
lim () Asimtot dtr. Gris y = L dlh simtot dtr, jik x f ( x ) = L tu
x
lim f ( x ) = L .
(b) Asimtot tegk. Gris x = c dlh simtot tegk, jik pling sedikit slh s
tu limit berikut dipenuhi.
x c x c+
lim f ( x) = lim f ( x ) =
x c x c+
lim f ( x) = lim f ( x ) =
4. 5. 6. 7.
Intervl nik dn turun Nili ekstrim besert jenisny Kecekungn dn titik belo
k Gmbrkn skets kurv
Contoh 9.4.1 Gmbrkn grfik dri fungsi f (x) = x3
322
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

3x

2.

Penyelesin: 1. Derh sl dlh (himpunn semu bilngn rel), kren f suk
ubnyk. 2. Titik potong grfik dengn sumbu x, yitu untuk y = 0, y = 0 x3 3x
2
= 0 (x + 1)2 (x 2) = 0 x = 1 tu x = 2 Jdi, titik potong grfik dengn sumbu x
dlh ( 1, 0) dn (2, 0) Titik potong grfik dengn sumbu y, yitu untuk x = 0,
x = 0 y = 03
3.0
2 = 2 Jdi, titik potong grfik dengn sumbu y dlh (0, 2). 3.
Kren f sukubnyk, mk tidk mempunyi simtot. 4. Kit mempunyi f '( x ) =
3 x 2 3 dn f ''( x ) = 6 x ,
dn Kit rngkum hsilny Intervl x <
f '( x ) = 0 3x2
Tbel 9.7

3 = 0 3(x

1 x = 1 x=0

1 < x < 1 x=1 1<x fx 0

1)(x + 1) = 0 x = 1 tu x =

2 4

1 f ''( x) = 0 6x = 0

f  x 
+ 0
0 +
f  x 
0 +
Kesimpuln f nik f mempunyi mksimum reltif f mempunyi titik belok f turun f
mempunyi minimum reltif f nik
Dri Tbel 9.7, kit mempunyi ( 1, 0) dlh titik mksimum reltif, dn (1, 4) d
lh titik minimum reltif.
y 15
10
0
2
1 4
1
2
3
x
Gmbr 9.13 BAB IX ~ Nili Ekstrim Fungsi dn Membut Grfik Fungsi
323

Contoh 9.4.2 Gmbrkn skets grfik fungsi


f ( x) =
3x + 6 x2
Penyelesin: 1. Tmpk bhw fungsi tidk terdefinisi di x = 2, sehingg derh
slny 2. Titik potong grfik dengn sumbu x, yitu untuk y = 0, y = 0 3x + 6
= 0 x=
2 Jdi, titik potong grfik dengn sumbu x dlh ( 2, 0). Titik potong g
rfik dengn sumbu y, yitu untuk x = 0, x=0 y =
{x | x 2}.
3.0 + 6 02
= 3
Jdi, titik potong grfik dengn sumbu y dlh (0,
lim+
x 2 x 2

3). 3. Kren lim+ f ( x ) =

3x + 6 x2
= , mk gris x = 2 dlh simtot tegk. Sehingg
untuk x 2 grfikny menuju ke dn ke .
Kren lim f ( x) = lim
x +
3x + 6 x2
x +
= lim
3+ 1
6 x = 3 , mk gris y = 3 dlh simtot 2 x
x +
dtr. Sehingg untuk x + grfikny mendekti gris y = 3.
y
3 2 2 x
3
Gmbr 9. 14
324
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

Ltihn 9.4
Gmbrkn grfik dri setip fungsi yng diberikn. 1. f (x) = x3 7. f (x) = (x
+ 1)3(x
2)2 2. 3. 4. 5. 6. f (x) = 2x3 6x + 1 f (x) = (x
1)2 (x + 2) f (x) = x4
2x3 f (x) = x3 + 5x2 + 3x 4 f (x) = 3x5 + 5x4 8. 9. f (x) = 1 x4 2x3 + 3x2 + 2 2
f (x) = x4
8x2 + 16
10. f ( x) = 11. f ( x) = 12. f ( x) =
10 ( x 2) 2x ( x 4) ( x 20) (2 x + 3)
9.5
Mslh Pengoptimumn
Metode yng telh kit peljri dlm bb ini digunkn untuk mencri nili ekst
rim yng mempunyi penerpn prktis dlm bnyk bidng kehidupn. Dlm memec
hkn prktis tntngn terbesr dlh mengubh mslh dlm klimt menjdi m
slh pengoptimumn mtemtis dengn merncng fungsi yng hrus dimksimumkn 
tu diminimumkn. Secr singkt, kit mempunyi tig ktivits utm dlm meme
chkn mslh pengoptimumn, yitu: merncng model mtemtik, menyelesikn m
odel, dn menfsirkn penyelesin. Berikut ini, kit rngkum lngkh lngkh d
lm memechkn mslh pengotimumn: 1. Memhmi permslhn Bc dengn seksm
 smpi phm. Tnykn pd diri kmu sendiri: Ap yng tidk dikethui? Ap b
esrn yng dikethui? Ap syrt yng diberikn? 2. Gmbr digrm Jik memungk
inkn gmbrkn digrm. 3. Perkenlkn notsi Berikn simbol untuk besrn yng
hrus dimksimumkn tu diminimumkn (mislkn F). Pilih jug besrn besrn
yng tidk dikethui (mislkn : , b, c, ..., x, y). 4. But persmn F dlm
simbol simbol besrn yng tidk dikethui. 5. Gunkn metode penentun mksimum
dn minimum pd bb ini. Contoh 9.5.1 Sutu perushn kotk krdus kn membu
t kotk tnp tutup dri krton berbentuk persegi yng berukurn 12 inci. Pembu
tn kotk dilkukn dengn cr memotong persegi persegi yng ukurnny sm d
ri keempt sudutny, kemudin melipt sisisisiny ke ts. Tentukn ukurn pemot
ongn gr diperoleh kotk krdus dengn isi terbesr.
BAB IX ~ Nili Ekstrim Fungsi dn Membut Grfik Fungsi
325

Penyelesin: Gmbr 9.15 () menytkn stu lembr krton dn gmbr 9.15 (b)
menytkn kotk yng dihsilkn dri krton tersebut. Mislkn x inci dlh si
si persegi persegi dri keempt sudut krton. Setelh sisi sisiny dilipt mk
terbentuk kotk dengn ukurn (12 2x) inci, (12
2x) inci dn x inci. Perhtikn
gmbr 9.15 (b). Jik V(x) inci kubik menytkn isi kotk, mk V(x) = (12
2x)
(12 2x) x = 144x
48x2 + 4x3 Derh sl V dlh intervl tertutup [0, 6]. Meng
p?
x x x x
12 2x 12 x x 12

2x 12 () 12 2x (b) x x

x
12

2x

Gmbr 9.15
Kit kn menentukn mksimum mutlk dri V pd intervl [0,6] dengn Metode In
tervl tertutup. Kit mempunyi V '( x ) = 144
96x + 12x2, 144
96x + 12x2 = 0 x2
8x + 12 = 0 (x
6) (x
2) = 0 x = 2 tu x = 6 Jdi, bilngn kritis V dlh 2 d
n 6. Nili V di bilngn kritis dn di titik bts intervl dlh mksimum mut
lk V terjdi di bilngn kritis tu pd bts intervl, V(0) = 0, V(2) = 128,
V(6) = 0. Jdi, pemotongn sudut krton sepnjng 2 inci, kn memberikn volum
e kotk krdus mksimum sebesr 128 inci kubik. Contoh 9.5.2 Lpngn berbentuk
empt persegi pnjng yng terbentng di tepi jln ry, hendk dipgri tetpi
sepnjng tepi jln tidk ikut dipgri. Hrg mteril untuk pgr pd sisi
yng sejjr dengn jln dlh Rp120.000,00 per meter, dn hrg mteril untu
k pgr kedu sisi linny dlh Rp80.000,00 per meter. Tentukn ukurn lpng
n yng lusny terbesr yng dpt dipgri dengn pgr sehrg Rp36.000.000,00
.
V '( x ) = 0

326
Mtemtik SMA/MA Kels XI

IPA

Penyelesin: Mislkn x meter dlh pnjng sisi lpngn yng tegk lurus den
gn jln, y meter dlh pnjng sisi lpngn yng sejjr jln, dn A m2 lu
s lpngn, perhtikn gmbr 9.16, mk
A = xy.
jln ry
x
x
y Gmbr 9.16
Hrg mteril untuk sisi lpngn yng tegk lurus jln dlh Rp80.000,00 per
meter. Kren pnjngny x meter, mk hrg mteril untuk stu sisi tersebut
dlh 80000x rupih. Hrg mteril untuk sisi ketig dlh 120000y rupih. Di
kethui totl biy dlh Rp36.000.000,00 mk
80000x + 80000x + 120000y = 36000000
tu 4x + 3y = 900
Kit nytkn y dlm x, y = 300 4 x , kemudin kit subtitusikn ke dlm A, 3
2 A = A(x) = x(300 4 x) = 300 x 4 x 3 3
Kit terpkn uji turunn pertm, A '( x ) = 300 8 x
3
A '( x ) = 0 300 8 x = 0 3 x = 112,5 Untuk x = 112,5 kn menghsilkn y = 300 4
(112, 5) = 150. Subtitusi kedu hrg 3
A = (112,5((150) = 16875 m2 Jdi, lus terbesr yng dpt dipgri dengn hrg
Rp36.000.000,00 dlh 16.875 m2, yng diperoleh pbil sisi lpngn yng sej
jr jln 150 m dn pnjng msingmsing sisi yng lin dlh 112,5 m. ini ke
dlm A memberikn
BAB IX ~ Nili Ekstrim Fungsi dn Membut Grfik Fungsi
327

Untuk mengkhiri bb, kit tinju kembli mslh pemsngn kbel telepon di n
tr du gedung yng berseberngn pd tepi dnu, yng smpikn pd wl bb
. Contoh 9.5.3 Titik A dn B dlh du titik yng berhdpn pd msing msing
tepi dnu yng lurus dengn lebr 3 km. Titik C terletk di tepi dnu di mn
B terletk dn juhny 6 km dri B. Perushn telekomuniksi ingin memsng k
bel dri A ke C. Jik biy pemsngn kbel per kilometer di bwh ir 25 % leb
ih mhl dripd pemsngn kbel di drtn, bgimnkh cr pemsngn kbe
l yng termurh untuk perushn tersebut? Penyelesin: Dri informsi yng dib
erikn, kit wli dengn menemptkn titik P yng terletk di ntr B dn C, s
ehingg kbel dipsng dri A ke P dn dri P ke C. Mislkn jrk B ke P dlh
x km, mk jrk P ke C dlh (6
x) km, x [0, 6] . Kit sederhnkn skets d
ri gmbr 9.1 menjdi gmbr 9.17 di bwh. Kit kn menentukn x, yitu posisi
P, sehingg C(x) minimum. Kren derh sl C(x) intervl tertutup, kit dpt
menggunkn Metode Intervl Tertutup. Fktny, fungsi C(x) kontinu pd [0, 6]
, sehingg minimumny d. Kit mempunyi
C '( x) =
5kx 4 9 + x2
k
x km B P
(6

x) km C

3 km
32 + x2
A
Gmbr 9.17
Dengn menyelesikn C '( x) = 0 untuk x diperoleh
5kx 4 9+ x
2
k = 0 5x = 4 9 + x2 25 x 2 = 16(9 + x 2 ) x 2 = 16 x = 4
Mtemtik SMA/MA Kels XI
IPA
328

Tetpi 4 bukn kr penyelesin, sehingg bilngn kritis untuk C(x) pd interv
l [0, 6] dlh 4. Nili C(x) di bilngn kritis dn titik bts intervl dl
h C(0) =
39 4
k,
C(4) =
33 4
k , dn C(6) =
15 4
k 5
33 4
Tmpk bhw minimum mutlk dri C(x) pd intervl [0, 6] dlh
k , yng
terjdi untuk x = 4. Jdi, gr biy pemsngn kbel minimum, mk kbel hrus
dipsng dri A ke P di bwh ir dhulu, kemudin dri P ke C di drtn, deng
n biy 33k/4 jut rupih, dengn k sutu konstnt.
Tugs Kelompok
Diskusikn sol sol berikut dikelompok And, untuk menyelesiknny. 1. Jendel
Normn dlh jendel mempunyi bentuk persegi pnjng yng di tsny berup s
etengh lingkrn. Jik keliling jendel p meter, berpkh jri jri lingkrn
gr lus pintu tersebut mksimum? 2. Sebuh lmpu diletkkn pd punck ting
tinggi h meter untuk menerngi sutu lingkrn llu lints yng sibuk, yng ber
jri jri 40 meter. Intensits penyinrn I pd sembrng titik P pd lingkr
n berbnding lngsung terhdp kosinus sudut (liht gmbr 9.18) dn berbnding
terblik terhdp kudrt jrk d dri sumber chy. Perhtikn kembli sol n
lisis nomor 2 bb 4.

h d
P 40
Gmbr 9.18

. b.
Seberp tinggi ting lmpu untuk memksimumkn I. Jik tinggi ting lmpu dl
h h meter dn seorng berjln menjuhi ls ting pd lju 4 meter/detik. Pd
lju berpkh intensits chy pd titik dipunggungny 4 meter di ts permu
kn tnh berkurng ketik di mencpi tepi lur dri lingkrn llulints ter
sebut?
BAB IX ~ Nili Ekstrim Fungsi dn Membut Grfik Fungsi
329

Ltihn 9.5
Hsil kli du bilngn positif dlh 16. Tentukn bilngn bilngn itu, jik:
. jumlhny minimum b. jumlh dri bilngn pertm dn kudrt bilngn kedu
minimum 2. Dikethui lingkrn yng mempunyi persmn x2 + y2 = 9. Tentukn:
. jrk terdekt dri titik (4, 5) ke sutu titik pd lingkrn b. jrk terj
uh dri titik (4, 5) ke sutu titik pd lingkrn 3. Tentukn lus persegi pnj
ng terbesr yng du titik sudutny terletk pd sumbu x sedngkn du titik s
udut linny terletk di ts sumbu x dn pd prbol y = 9
x2. 4. Persegi pn
jng mn yng mempunyi lus terbesr jik kelilingny 100 cm? Berp cm2 lusn
y yng mksimum? 5. Lus derh persegi pnjng ilh 48 cm2. . Jik pnjng s
lh stu sisiny x cm, tulislh kelilingny dlm x. b. Tentukn ukurn persegi
pnjng itu sehingg kelilingny minimum. 6. Seheli krton berbentuk persegi p
njng dengn lebr 5 inci dn pnjng 8 inci. Pd keempt sudut krton itu dip
otong bujur sngkr yng sisiny x inci. Dri bngun yng diperoleh, dibut kot
k tnp tutup yng tingginy x inci. Tentukn ukurn kotk gr isiny mksimum.
7. Seorng pengush ingin membut kleng berbentuk tbung yng isiny 1000 cm3
. Kleng itu kn dibut demikin hingg lusny pling kecil. Tentukn jrijri
dn tinggi kleng itu pbil: . kleng itu tnp tutup b. kleng itu dengn t
utup 8. Sutu kotk tnp tutup, lsny berbentuk bujursngkr yng sisiny x c
m. Isi kotk itu 64 cm3. . Tulislh tingginy dlm x. b. Jik lus permuknny
 L, nytkn L dlm x. c. Tentuknlh ukurn kotk itu gr bhn yng dibut
sedikit mungkin. 9. Titik A merupkn sutu pulu yng terletk 6 km dri titik
terdekt B pd pnti yng lurus. Seorng turis sing di pulu tersebut bermks
ud pergi ke titik C di pnti yng jrkny 9 km dri B. Turis tersebut dpt me
nggunkn perhu dengn sew Rp15.000,00 per kilometer dn pergi ke sutu titik
P di ntr B dn C. Kemudin dri P menuju C, di menyew mobil besert supirny
 dengn sew Rp12.000,00 per kilometer. Tentukn rute perjlnn yng pling mu
rh dri titik A ke titik C . 10. Seseorng meluncurkn perhuny dri titik A p
d tepin sungi lurus, dengn lebr 3 hm, dn bermksud menuju ke titik B, 8 h
m ke rh hilir pd tepin yng berseberngn, secept mungkin. Orng tersebut
dpt mendyung perhuny lngsung menyeberngi sungi ke titik C dn kemudin b
erlri ke B, tu di dpt mendyung ke sutu titik D di ntr C dn B dn kem
udin berlri ke B. Jik di mendyung dengn keceptn 6 hm/jm dn berlri den
gn keceptn 8 hm/jm, di mn di sehrusny mendrt untuk mencpi B secept
mungkin? 330
Mtemtik SMA/MA Kels XI
IPA
1.

Rngkumn
1. Mislkn f fungsi yng mempunyi turunn pd intervl tertutup [, b]. . Ji
k f '( x ) > 0 untuk setip x di dlm (, b), mk f nik pd [, b]. b. Jik
f '( x ) < 0 untuk setip x di dlm (, b), mk f turun pd [,b]. Mislkn
fungsi f terdefinisi pd intervl terbuk dn c nggot intervl. . Fungsi f d
iktkn mempunyi nili mksimum reltif di c, jik terdpt intervl terbuk y
ng memut c, sehingg f (c ) f ( x ) untuk x dlm intervl tersebut. b. Fungsi
f diktkn mempunyi nili minimum reltif di c, jik terdpt intervl terbuk
 yng memut c, sehingg f (c ) f ( x ) untuk x dlm intervl tersebut. c. Fun
gsi f yng mempunyi nili mksimum reltif tu minimum reltif di c, diktkn
mempunyi ekstrim reltif di c. Mislkn fungsi f terdefinisi pd intervl ter
tutup dn c nggot intervl. . Jik f (c ) f ( x ) untuk semu x dlm interv
l, mk f(c) disebut nili mksimum mutlk dri f pd intervl tersebut. b. Jik
 f (c ) f ( x ) untuk semu x dlm intervl, mk f(c) disebut nili minimum m
utlk dri f pd intervl tersebut. c. Jik f(c) mksimum mutlk tu minimum m
utlk, mk f(c) disebut nili ekstrim mutlk dri f. Jik f '(c) = 0 , mk fun
gsi f diktkn stsioner di c. Nili f (c) disebut nili stsioner dri f. Titi
k (c, f (c)) disebut titik stsioner dri f. Jik f terdefinisi pd (, b) dn
mempunyi ekstrim reltif di c,  < c < b, mk tu tidk d. Bilngn c di d
lm derh sl f sehingg tu tidk d kit sebut sebgi bilngn kritis. Uj
i Turunn Pertm untuk Ekstrim Reltif. Mislkn f mempunyi turunn di sekitr
c keculi mungkin di c sendiri. . Jik f '( x) > 0 untuk x < c, dn untuk c <
x, mk fungsi f mempunyi nili mksimum reltif di c. b. Jik f '( x) < 0 untu
k x < c, dn untuk c < x, mk fungsi f mempunyi nili minimum reltif di c. Uj
i Turunn Kedu untuk Ekstrim Reltif. Mislkn f mempunyi turunn pd interv
l terbuk yng memut c dn . . Jik f ''(c ) < 0 , mk f mempunyi nili mks
imum reltif di c.
2.
3.
4. 5. 6. 7.
8.
9.
b. Jik f ''(c ) > 0 , mk f mempunyi nili minimum reltif di c. Teorem Nil
i Ekstrim. Jik f kontinu pd intervl tertutup [, b], mk f mencpi nili m
ksimum mutlk dn minimum mutlk pd [, b]. 10. Metode Intervl Tertutup. Unt
uk mencri nili mksimum dn minimum mutlk sutu fungsi kontinu f pd interv
l tertutup [, b]: (1) Crilh nili f di bilngn kritis f di dlm (, b), (2)
Crilh nili f di titik bts intervl, (3) Bndingkn nili nili pd lngk
h (1) dn (2), yng terbesr dlh nili mksimum mutlk; yng terkecil dlh
nili minimum mutlk.
BAB IX ~ Nili Ekstrim Fungsi dn Membut Grfik Fungsi
331

Mth Info
Pkr ilmu burung telh menetpkn bhw beberp jenis burung cenderung menghin
dri terbng melintsi genngn ir lus selm sing hri. Dipercy bhw lebi
h bnyk energi yng diperlukn untuk terbng melintsi ir dripd melintsi t
nh kren secr umum pd sing hri di ts tnh udr nik dn di ts ir
turun. Hl ini menunjukkn bhw burung secr nlurih memilih jlur yng kn
meminimumkn pengelurn energi.
Gmbr 9.19 Burung terbng Sumber: indonesin.cri.cn
Uji Kompetensi
A. Berilh tnd silng (X) pd huruf , b, c, d tu e di depn jwbn yng A
nd nggp pling benr!
1. Pd intervl 1 x 2 , fungsi y = x3 3 x 2 + 3 mempunyi nili mksimum . A.
. 1 C. 3 D. 6 E. 8 Jumlh dri bilngn pertm dn kudrt bilngn kedu dl
h 75. Nili terbesr dri hsil kli kedu bilngn tersebut dlh ... A. 50 B.
75 C. 175 D. 250 E. 350 Jrk terpendek titik (4, 2) ke kurv prbol y 2 = 8
x dlh ... . A. 4.
2.
3.
2
B.
2 3
C.
3
D.
2 2
E. 3 2
Sutu proyek pembngunn gedung sekolh dpt diselesikn dlm x hri dengn b
iy proyek per hri
120 3 x 900 + ratus ribu rupiah. Agar biaya x
proyek minimum maka proyek tersebut diselesaikan dalam waktu ... hari A. 40 B. 6
0 C. 90 D. 120 E. 150 332
Matematika SMA/MA Kelas XI
IPA

5. 6.
Jika nilai maksimum fungsi y = x +
p 2 x adalah 4, maka nilai p =

A. 8 B. 7 C. 5 D. 4 E. 3 Persamaan garis yang melalui titik (2, 3) dan membentuk


segitiga di kuadran pertama dengan luas terkecil adalah ... . A. B. C.
y 3 = 3 ( x 2) 2 y 3 = 3 ( x 2) 2 y 3 = 2 ( x 2) 3
D. E.
y 3 = 2 ( x 2) 3 y 3 = 1 ( x 2) 3
7.
Jika nilai stasioner dari f ( x) = x 3 px 2 px 1 adalah x = p, maka nilai p =
A. 0 atau 1 B. 0 atau
1 5
C.
0 atau 1
D.
1
E.
1 5
8.
Jarak yang ditempuh sebuah mobil dalam waktu t diberikan oleh fungsi
s (t ) = 1 t 3 + 3t 2 5t 3
Kecepatan mobil tertinggi dicapai pada waktu t = ... . A. 1 B. 2 C. 3 D. 9. 4 E.
5
Titik belok dari fungsi f ( x) = x 3 + 6 x 2 + 9 x + 7 adalah .. . . A. ( 2, 3) B.
( 2, 7) C. ( 2, 5) D. (2, 10) E. (2, 5)
10. Kurva y = x3 + 6 x 2 9 x + 7 naik untuk nilai nilai x

. A. B. C.

x>0 3 < x < 1


1 < x < 3
D. E.
x < 3 atau x > 1 x < 1 atau x > 3
11. Nilai maksimum dari fungsi trigonometri f ( x) = 1 sin(5 x ) adalah
1 5
B.

. 5 6 A.

1
C.
0
D.
5
E.
5 6
12. Grafik fungsi f ( x) = x 3 + ax 2 + bx + c turun ada interval 1 < x < 3 . Ji
ka nilai maksimum dari f (x) adalah 15, maka nilai minimumnya adalah ... . A.
24
B. 20 C. 17 D. 10 E. 2 13. Sebuah kerucut memunyai jari jari r dan tinggi t. Jika
r + t = 9, maka volume maksimum kerucut tersebut adalah ... . A. 24 B. 27 C. 33
D. 36 E. 42 14. Dua bilangan a dan b memenuhi a 2b = 50. Nilai minimum dari a b
adalah ....
2 2
A.
300
B.
400
C.
500
D.
600
E.
700
BAB IX ~ Nilai Ekstrim Fungsi dan Membuat Grafik Fungsi
333

15. Jika x1 dan x2 meruakan akar ersamaan kuadrat x 2 ( a 1) x + a = 0 . Nilai


stasioner dari x1 + 3 x1 x2 + x2 dicaai untuk a = ... .
3 3
A. B. C.
1 dan 2 1 dan 3 3 dan 2
D. E.
1 dan 2

1 dan 2

B. Kerjakan soal soal berikut dengan langkah langkah yang teat!


16. Diketahui ABC siku siku sama kaki, AC = BC = 20 , dan AD = CE , beraakah lu
as minimum segi emat ABED?
A
D
C
E
Gambar 9.20
B
17. Diketahui fungsi f ( x) = 2 x 3 + 9 x 2 24 x + 5 . Tentukan: a. interval dim
ana grafik f naik dan turun b. maksimum relatif dan minimum relatif c. titik bel
ok grafik y = f (x) d. sketsa grafik y = f (x) 18. Biaya untuk memroduksi x uni
t barang
3 2

er
hari
adalah
( x 2000 x + 3000000 x) ruiah. Jika barang itu harus diroduksi, beraakah
biaya aling rendah untuk er unit? 19. Sebuah roda berutar mengelilingi titik
usatnya. Sudut simangan setia titik ada roda ada waktu t dirumuskan sebagai
:
(t ) = 54t 3 t 2 1 t 3 2 3
Tentukan keceatan sudutnya. Kemudian hitung besar sudut ketika keceatannya sam
a dengan nol. 20. Misalkan engurangan tekanan darah seseorang tergantung ada b
anyaknya obat tertentu yang digunakannya. Jika x mg obat yang digunakan maka en
gurangan tekanan darah meruakan suatu fungsi dari x. Misalnya f (x) mendefinisi
kan fungsi tersebut dengan f(x) =
1 2 x (k

x) 2

dengan x [0, k ] dengan k konstanta ositif. Tentukan nilai x sehingga engurang


an tekanan darah terbesar.
Matematika SMA/MA Kelas XI
IPA
334

Soal Analisis
1. Pancuran hujan dibuat dari lembaran besi yang memiliki lebar 30 cm dengan men
ekuk ke atas dari seertiga besi ada masing masing sisi sebesar sudut . Bagaima
na seharusnya diilih sehingga enamung akan daat menamung air dalam jumlah m
aksimum?
10 cm
10 cm
10 cm
Gambar 9.21
2.
Bandingkan dengan soal analisis nomor 1 bab 3. Diberikan ersegi anjang dengan
lebar l cm dan anjang  cm. Tentukan ersegi anjang dengan luas maksimum yang
daat diletakkan di sekeliling ersegi anjang yang diketahui.

 l
Gambar 9.22
3.
4.
5.
Bandingkan dengan soal analisis nomor 2 bab 3. Perahu meninggalkan dermaga ada
ukul 14.00 dan berlayar menuju selatan dengan keceatan 20 km/jam. Perahu lain
telah menuju ke Timur ada keceatan 15 km/jam dan mecaai dermaga yang sama ad
a ukul 15.00. Pada ukul beraa kedua erahu itu aling berdekatan. Sebuah eru
sahaan memroduksi dua jenis roduk A dan B. Jika biaya total roduksi untuk 8 j
am sehari adalah C juta, maka C = 3x2 + 42y, dengan x banyaknya mesin yang digun
akan untuk memroduksi roduk A dan y banyaknya mesin yang digunakan untuk memr
oduksi roduk B. Misalkan selama 8 jam sehari terdaat 15 mesin yang bekerja. Te
ntukan banyaknya mesin yang harus digunakan untuk memroduksi A dan banyaknya me
sin yang memroduksi B agar biaya total roduksi minimum. Paket yang daat diter
ima oleh suatu erusahaan engiriman adalah aket yang jumlah anjang dan kelili
ng enamang tegaknya tidak melebihi 100 inci. Bila aket berbentuk kotak tegak
dengan enamang tegaknya berbentuk bujursangkar, tentukan ukuran aket yang mem
unyai volume terbesar yang daat dikirimkan oleh erusahaan engiriman tersebut
. 335
BAB IX ~ Nilai Ekstrim Fungsi dan Membuat Grafik Fungsi

Aktivitas Proyek
Aktivitas
Nama Kelas Tanggal :
Materi Pokok : Nilai ekstrim dan teknik menggambar
si Kelomok:
Semester : 2 (dua) Kegiatan: Membuat ersegi dan segitiga
i seotong kawat Tujuan : Menentukan ersegi dan segitiga sama sisi sehingga
al luasnya minimum A. Alat dan bahan yang digunakan 1. 5 otong kawat masing
ing 200 cm 2. Gunting / alat emotong 3. Meteran :
: XI

grafik fung
sama sisi dar
tot
mas

4. Alat tuils 5. Buku catatan


B.
Cara kerja 1. Buatlah kelomok yang beranggotakan 5 siswa, setia kelomok menye
diakan 5 otong kawat berukuran 200 cm. 2. Potong kawat menjadi dua bagian, tida
k ada ketentuan anjang otongan. 3. Buat masing masing otongan kawat menjadi 
ersegi (PS) dan segitiga sama sisi (SS). 4. Hitung luas untuk setia bangun data
r itu, kemudian isikan ada tabel di bawah. 5. Ulangi langkah 2 samai 4 untuk e
mat kawat yang lain, yang masingmasing berbeda cara memotongnya. Kawat I PS1 Si
si Luas SS1 Kawat II PS2 SS2 Kawat III PS3 SS3 Kawat IV PS4 SS4 Kawat V PS5 SS5
C. Analisis 1. Dari data yang Anda eroleh di atas, manakah yang memberikan tota
l luas minimum. 2. Jika diambil satu otong kawat 200 cm, dan x cm yang diotong
untuk dibuat ersegi, beraakah kawat yang dibuat untuk segitiga sama sisi? 3.
Nyatakan luas masing masing bidang datar dalam x. 4. Misalkan L menyatakan total
luas dari kedua bidang datar itu, aakah daerah asal fungsi L? 5. Dengan Uji Tu
runan Pertama, tentukan nilai x yang menyebabkan L minimum. 6. Manakah hasil er
cobaan Anda di atas yang mendekati L untuk nilai x tersebut?
336
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

Teka Teki Matematika


Menebak Tiga Bilangan
Mintalah teman Anda untuk memikirkan 3 bilangan yang masing masing lambang bilan
gannya aling banyak terdiri dari 2 angka. Misalnya: tanggal, bulan, dan tahun k
elahiran (hanya dua angka terakhir dari tahun itu). Suruhlah ia melakukan erhit
ungan berikut. a. Kalikan bilangan ertama dengan 10 b. Hasil dari a di atas kur
angi dengan 1 c. Hasil dari b kalikan dengan 50 d. Hasil kali dari c ditambah 5
kali bilangan kedua e. Hasil dari d kalikan dengan 20 f. Pada hasil e tambahkan
bilangan ke 3 g. Akhirnya tambahkan 1 keada hasil f Setelah melakukan erhitung
an itu suruhlah memberitahukan hasil erhitungannya keada Anda. Dari hasil erh
itungan itu Anda daat mengetahui bilangan ertama, kedua, dan ketiga (yang dira
hasiakan itu) setelah erhitungan dari g ditambah dengan 999. Misalnya hasil er
hitungan itu 240.235, maka 240.235 + 999 = 241.234. Jadi, ketiga bilangan yang d
irahasiakan itu ialah 24, 12, dan 34.
BAB IX ~ Nilai Ekstrim Fungsi dan Membuat Grafik Fungsi
337

Latihan Ulangan Umum Semester 2


A. Untuk soal nomor 1 samai dengan nomor 40, ilihlah satu jawaban yang aling
teat! Kerjakan di buku tugas Anda!
1. Jika sukubanyak F(x) masing masing dibagi oleh (x
3) dan (x + 2) memunyai si
sa 6 dan 10, jika dibagi oleh x 2 x 6 memunyai sisa 2ax + 3, maka
x 15
lim

x 42 ax + 6
8 7 4
= ... .
D. E. 3 2
A. B. C. 2.
Suatu sukubanyak F(x) jika dibagi ( x + 2) sisanya 14 dan jika dibagi ( x 4) sis
anya 4, sisa embagian F(x) oleh x 2 x 8 adalah .... D. 3 x + 8 A. 3 x 8 B. 3 x +
8 E. 3 x 8
2
C. 3.
8x + 3
Suatu sukubanyak F(x) habis dibagi oleh ( x 1) , sisa embagian F(x) oleh
( x 1)( x + 1) adalah ....
A. B. C. 4. Jika A. B. C. D. E. 5.
1 F ( 1)(1 x ) 2 1 F (1)(1 + x ) 2 1 F ( 1)(1 + x) 2 ( x y + 1)
 = 2,  = 1, r = 1  = 2,  = 1, r = 1  = 2,  = 1, r = 1  = 2,  = 1, r =
,  = 1, r = 1
D. E.
1 2 1 2
F ( 1)(1 + x) F ( 1)(1 x)
meruakan
sebuah
faktor
dari
bentuk

x 2 + xy + ry 2 + 5 x 2 y + 3 , maka ... .


Jika akar akar dari x3 + 5 x 2 2 x 24 = 0 adalah , , dan r, maka nilai

 2 +  2 + r 2 = ... .
A. B. C. 338 35 29 24 D. E. 5 1
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

1  =

6.
Pecahan A. B. C. 2 1 0
3 x 2 x 15 x2 5x + 6
daat disederhanakan aabila  = ... . D. E.

1 2

7.
Jika sukubanyak x 7 7 x 4 + 3 x dibagi oleh x3 4 x memunyai sisa ax 2 + bx + c
, maka A. B. C. 6 5 4
( a + 30)
log(b + c 3) = ... .
D. E. 1 2
8.
Jika f ( x) = 4 x + 2 dan g ( x ) = 3 , maka ( g o f )(0) = K . A. 0 D. 6 B. 3 E
. 10 C. 4 Jika f ( x ) = A. x B. C. x 1 x+1
2 x + 1 dan g ( x ) = x 1 , maka ( g o f )( x) = K .
9.
D.
2x

E. x 2 + 1
10. Jika ( g o f )( x ) = A. B. C.
1 8 1 8 1 8
x 2
+ 1 dan g ( x) = 4 x , maka f ( x) = K
D. E.
1 4 1 4
( x + 2) ( x 2) ( x 2)
( x 1) ( x + 2)
11. Jika ( g o f )( x) = 2 x 2 + 4 x + 7 dan f ( x) = x 2 + 2 x 1 , maka g ( x)
= K A. B. C.
2x 1 2x 3 2x + 3
D. E.
2x + 9 2x 9 1 x2
12. Jika f ( x ) =
x 2 + 1 dan ( f o g )( x) =
D. E.
x 2 4 x + 5 , maka g ( x 3) = K

A. B. C.
1
( x 5)
1
( x 3)
1
( x 1)
1
( x + 3)
1
( x + 1)
339
Latihan Ulangan Umum Semester 2

13. Jika f ( x) = A. 11
2x 5 3x 2
, maka f
1
(1) = K .
C. 3 D.
1
B.
2 3
7
E.
11
14. Jika ( g o f )(2 x + 3) = 3 x 6 dan g ( x) = x + 4 , maka f (8) = K . A. 5 B
. 10 C. 15 D. 20 15. Jika f A. 3
1 1 ( x) = 1 ( x 1) dan g 1 ( x) = 1 (3 x) , maka ( f o g ) (6) = K . 5 2
E. E. E.
25

2 9

B.
2
C.
1
1
D. D.
1 12
16. Jika f ( x) = 2 x + 3 dan g ( x ) = x 3 + 1 dengan ( g A. 21 B. 18 C. 15 17.
Jika f ( x) =
o f 1 )( a ) = 2 maka a = K .
x +1 x
, x 0 , dan  adalah banyaknya faktor rima dari 210, maka
f 1 (  ) = K .
A. 4 B. 3 C.
1 3
D.
1 4

E.
1 5
18.
lim x 2
A. 5
2 x2 8 x2

x2 2 x 2x 4
B. 6
=K .
C. 8 D. 9 E.

19.
x a
lim
x 2 + (3 a ) x 3a xa
a B.
= ... .
C. a+2 D. a+3 E. a+4
A. 20.
a+1
x 1 2
lim
2x + 1 2 4x + 6
B.
= ... .
2 C. 0 D.

1 E.

A. 21. lim
x 1
4
x2 + 3 x 1 1 x2
= ... .
A. 22.

1 2
B.
1 4
C.
0
D.
1 4
E.
1 2
x 0
lim
sin x + sin 3 x x cos x
= ... .
1 C. 2 D. 3 E. 4
A. 0
B.
340
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

23. lim
A.
( x 2 1) sin 6 x x3 + 3 x 2 + 2 x
5
x 0
= ... .
3 C. 2 D. .

2 E.

B.
24. lim
x 1
tan( x 1) sin(1 x ) x2 2x + 1
B. 8
= ... .
C. 6 D. 1 E. 0
A. 25.
x
lim
(3 x 2
5 6
9 x 2 2 x + 5 = ... .
B.
)
A.

7 3
C.

5 3
D.
7 3
E..
5 6
26. Jika f ( x) = x 2 , maka lim
x 3
f ( x) f (3) x3
C.

= ... .
2 5
D.
A.

4 5
B.
0
5 2
E.

27. Jika f ( x ) = A.
6 x + 7 , maka nilai f '(3) = K .
B.
2 3
3 5
C.
5 7
D.
7 9
E.
9 11
28. Jika f ( x ) =
2x2 1 x x 2x
2
, maka f '( x ) = ... .
A.
3 x+ 5 x 3 x+
D.
5 x 3 x
2 x
x2 x 2

B.
x 2x
2
E.
C.
2 x x2
29. Turunan dari y = 3 x 4 cos x adalah ... . A. B. C.
12 x 3 sin x 12 x 3 cos x 3 x 4 cos x + 12 x 3 sin x
D. E.
12 x 3 sin x 3 x 4 cos x 12 x 3 cos x 3 x 4 sin x
Latihan Ulangan Umum Semester 2
341

30. Turunan dari f ( x) = 5( x 2 + 2 x 1)3 adalah ... . A. B. C.


15(2 x + 2) 2 15( x 2 + 2 x 1) 2 10( x + 1)( x 2 + 2 x 1) 2 3sin x + 1 4 sin x +
6
D. E.
30( x + 1)( x 2 + 2 x 1) 2 15(2 x + 2) 2 ( x 2 + 2 x 1) 2
31. Jika f ( x) =
, maka f '( x ) = ... .
A.
3cos x + 1 4 sin x + 6 3sin x + 1 (4 sin x + 6) 3sin x 1 4 sin x 6
2
D.
14 cos x (4 sin x + 6) 2 14 (4 sin x + 6) 2
B.
E.
C.
32. Turunan dari f ( x) = sin 2 (2 x3 1) adalah ... . A. B. C.
6 x 2 sin 2(2 x 3 1) 6 x 2 cos(2 x 3 1) 12 x 2 cos(2 x 3 1)
D. 2 cos(2 x3 1) E. 2 cos 6x 2
33. Persamaan garis singgung pada kurva y = x
2
2 x
di titik (1,

1) adalah ... .

A. B. C.
4x

4 = 0 4x

5 = 0 4x + y

5 = 0 4x

3 = 0

4 = 0

D. E.
4x + y

34. Persamaan garis singgung pada kurva y = x 2 + 4 x 5 yang sejajar dengan gari
s y = 2x + 3 adalah ... . A. y 2x
10 = 0 D. y
2x + 8 = 0 B. y
2x + 6 = 0 E. y
2x
+ 12 = 0 C. y 2x + 2 = 0 35. Pada interval 1 x 2 , fungsi f ( x) = x 3 3 x 2 + 3
mempunyai nilai maksimum
. A. 6 D. 6 B. 1 E. 8 C. 3
342
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

36. Grafik fungsi f ( x) = A. B. C.


1 6
x3 3 x 2 naik untuk x yang memenuhi ... .
D. E.
1< x < 6 1 < x < 12 6 < x < 6
x < 0 atau x > 12 x < 1 atau x > 6
37. Jika kurva y = 2 x 5 5 x 4 + 20 mencapai nilai minimum di titik (a, b), maka
a = . A.
1 B. 0 C. 1 D. 2 E. 3 38. Jika x1 dan x2 adalah akar akar persamaan x +
kx + k = 0 , maka x1 + x2 mencapai minimum untuk k = ... .
2
2
2
A.
1
B.
0
C.
1 2
D.
1
E.
2
39. Titik belok dari
. (2, 10) B. ( 2, 7)
engan sisi a cm akan
joknya sebesar h cm.
1 2 1 3 1 4

grafik
E. (2,
dibuat
Volume

fungsi y = x 3 + 6 x 2 + 9 x + 7 adalah
. A. ( 2, 3) D
5) C. ( 2, 5) 40. Suatu karton berbentuk bujur sangkar d
kotak tanpa tutup dengan cara menggunting keempat po
kotak maksimum untuk h = ... . A. B. C.

a atau a a
1 6
a
D. E.
1 8 1 6
a a
B. Untuk soal nomor 41 sampai dengan nomor 50, kerjakan dengan singkat

dan jelas!
41. Jika f mempunyai turunan di c, dengan c > 0 , hitunglah limit dalam bentuk
f '(c) : lim
x c
f ( x ) f (c ) x c
.
42. Tentukan nilai lim
1 + tan x 1 + sin x x3
x 0
43. Diketahui sukubanyak f ( x) = cx 4 2 x 2 + 1 , dengan c nilai yang berubah u
bah. a. Tentukan nilai c sehingga sisa pembagian sukubanyak oleh (x
1) adalah 3.
b. Untuk nilai c yang diperoleh pada a, tunjukkan bahwa titik minimum sukubanya
k terletak pada parabola y = 1 x 2 .
Latihan Ulangan Umum Semester 2
343

44. Tentukan titik pada kurva y = x3 3 x + 4 dan y = 3( x 2 x) mempunyai garis s


inggung bersama. 45. Tentukan nilai a dan b sehingga (1, 6) adalah titik belok d
ari grafik fungsi
f ( x) = x 3 + ax 2 + bx + 1
46. Misalkan diketahui bahwa f (2) = 3, f '(2) = 4 , f ''(2) = 1 , g(2) = 2, dan
g '(2) = 5 . Carilah tiap nilai berikut. a. b. c.
d dx d dx d dx
[ f 2 ( x) + g 3 ( x)] di x = 2, [ f ( x ) g ( x)] di x = 2, [ f ( g ( x ))] di
x = 2.
47. Suatu proyek akan diselesaikan dalam x hari, dengan biaya proyek per hari
1500 80 ribu rupiah. Berapakah biaya minimum dari proyek itu? 2x + x
48. Misalkan f ( x) = x 2 dengan g = f 1 . a. Tentukan g dengan daerah asal dan d
aerah hasilnya. b. c. Hitung g '( x) . Nyatakan g '( x) dalam f '( x ) .
49. Carilah dua bilangan bulat positif sehingga jumlah bilangan pertama dengan e
mpat kali bilangan kedua adalah 1000 dan hasilkali bilangan tersebut sebesar mun
gkin. 50. Pipa besi dibawa melewati gang yang memiliki lebar 9 meter. Pada ujung
gang terdapat belokan menyiku ke arah gang yang lebih sempit dengan lebar 6 met
er. Perhatikan gambar berikut. Berapa panjang pipa maksimum dapat dibawa secara
mendatar melewati pojokan itu? Perhatikan kembali soal analisis nomor 4 bab 3.
6

9
344
Matematika SMA/MA Kelas XI - IPA

Daftar Pustaka
Adul Kodir, et al. 1979. Matematika Untuk SMA, Jilid 8s dan 12. Depdikud, Jaka
rta. Alders, C.J. 1962. Ilmu Ukur Segitiga. Diterjemahkan oleh Bahar Azis. Noor
Komala d/h NoordhoffKolff, N.V, Jakarta. Alders, C.J. 1974. Ilmu Aljaar. Diterj
emahkan oleh Bahar Azis. Pradnya Paramita, Jakarta. Anto Dayan. 1991. Pengantar
Metode Statistik. Jilid 1. LP3ES, Jakarta. Ayres, F., Jr. 1957. First Year Colle
ge Mathematics. Schaum s Outilne Series. McGraw-Hill Book Company, New York. Ayres
, F., Jr. 1964. Calculus. Schaum s Outilne Series. McGraw-Hill Book Company, New Y
ork. Ayres, F., Jr. 1965. Modern Algera. Schaum s Outilne Series. McGraw-Hill Boo
k Company, New York. Bo Foster. 2006. 1001 Plus Soal dan Pemahasan Matematika
untuk SPMB. Erlangga , Jakarta.. Budi Nurochman. 2005. Teori Ringkas dan Latihan
Soal Pemahasan Matematika SMA. Intersolusi Pressindo dan Pustaka Pelajar, Yogy
akarta. Coleman, A.J. dkk. 1979. Algera, Second Edition. Toronto : Gage Pulish
ing Limited. Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kurikulum Mata Pelajaran: Mat
ematika, untuk SMA. Hogg Roert, V dan Craig Allen, T. 1978. Introduction to Mat
hematical Statistics. Macmillan Pulishing Co. Inc., New York Leithold, L.1986.
The Calkulus with Analytic Geometry, 5th. Harper & Row, Pulishers, Inc. Lipschu
tz, S. 1974. Theory and Prolems of Proaility, Schaum s Outline Series. Singapur
a : McGrawHill Internasional Book Company. Lipschutz, S. 1981. Set Theory, Schau
m s Outline Series. McGraw-Hill Internasional Book Company, Singapura Lipschutz, S
. 1983. Finite Mathematics, Schaum s Outline Series. McGraw-Hill Internasional Boo
k Company, Singapura. Nasoetion, Andi Hakim. 1982. Landasan Matematika. Bharata
karya Aksara, Jakarta. Nasoetion, Andi Hakim. 1994. Matematika 1. Depdikud, Bal
ai Pustaka, Jakarta. Negoro, ST. 1982. Ensiklopedia Matematika. Ghalia Indonesia
, Jakarta. Philip, H. (1991). Maths Exercises for GCSE. Thomas Nelson & Sosns Lt
d, London. Pinter, C.C,. 1970. Set Theory. Addison-Wesley Pulishing Company, Ma
ssachusetts. Purcell, E, J, dkk. 2003. Kalkulus. Jilid 1. Alih Bahasa : I Nyoman
Susila, Ph.D. Erlangga, Jakarta. Spiegel, M.R. 1981. Statistics, Schaum s Outline
Series. Singapura : McGraw-Hill Internasional Book Company, Singapura. Spiegel,
M.R. 1982. Proaility and Statistics, Schaum s Outline Series. : McGraw-Hill Int
ernasional Book Company, Singapura Stewart, J, 1998. Kalkulus, Edisi Keempat. Al
ih Bahasa : Drs. I Nyoman Susila, M.Sc dan Hendra Gunawan, Ph.D. Erlangga, Jakar
ta. Soerjadi PA. 1983. Pendahuluan Teori Kemungkinan dan Statistika.. ITB, Bandu
ng. Sudjana. 1984. Metoda Statistika. Tarsito, Bandung. Tipler, P.A. 1998. Fisik
a untuk Sains dan Teknik, Edisi Ketiga. Alih Bahasa : Dra. Lea Prasetio, M.Sc.,
Erlangga, Jakarta. Wijdeness, P. dkk. (tt). Ilmu Aljaar Buat Sekolah Menengah,
Jilid II. Jakarta : Noordhoff-Koolff N.V.
Daftar Pustaka
345

Glosarium
asis akar : : Titik-titik yang dikorespondensikan dengan ilanganilangan di su
mu x pada sistem koordinat Cartesius. Akar pangkat n dari suatu ilangan (n il
angan asli) adalah suatu ilangan yang ila dipangkatkan n menghasilkan ilangan
yang ditarik akarnya terseut. Secara matematika akar pangkat n dari ilangan a
adalah ilangan x sedemikian hingga xn = a. Asimtot suatu garis lengkung adalah
garis yang tidak pernah dipotong oleh garis. Sesuatu yang diketahui atau diangg
ap. Data yang tidak erentuk angka. Data dalam entuk angka. Satuan ukuran sudu
t, tekanan udara, dan suhu. Ukuran yang memagi sekelompok nilai menjadi 10 agi
an yang sama. Gamar yang menyajikan data tentang sesuatu masalah. Diagram yang
menggunakan daerah lingkaran untuk menggamarkan suatu keadaan. Garis tengah lin
gkaran atau ruas garis yang melalui titik pusat suatu lingkaran. Ukuran jauh dek
atnya nilai pengamatan dari rata-rata hitungnya. Banyaknya nilai muncul. Terkaan
tentang seringnya suatu data muncul. Frekuensi yang dijumlahkan. Fungsi merupak
an relasi khusus. Sering diseut juga Relasi fungsional . Karena itu tidak semua re
lasi merupakan fungsi. Suatu relasi antara A dan B diseut fungsi apaila setiap
unsur (anggota) himpunan A dipasangkan tepat satu unsur (anggota) himpunan B. S
uatu fungsi f(x) diseut ganjil apaila terdapat huungan f(-x) = -f(x), x anggo
ta domain. fungsi genap fungsi identitas 346 : : Suatu fungsi f(x) diseut genap
ila f(-x) = f(x). Suatu fungsi I yang dinyatakan dengan rumus I(x) = x.
Matematika SMA/MA Kelas XI - IPA
asimtot data data kualitatif data kuantitatif derajat desil diagram diagram ling
karan diameter dispersi frekuensi frekuensi kumulatif fungsi
: : : : : : : : : : : : :
frekuensi nisi atau relatif :
fungsi ganjil
:

fungsi invers
:
Bila f fungsi dari A ke B yang merupakan korespondensi satusatu, maka ada fungsi
f -1 dari B ke A sehingga
f o f = f o f = I , I fungsi identitas. Fungsi f -1 ini diseut fungsi invers da
ri f.
fungsi konstan fungsi kuadrat fungsi kuik fungsi linear fungsi onto : : : : : S
uatu fungsi f yang dinyatakan dengan rumus f(x) = a, dengan a suatu konstanta. F
ungsi dalam R yang didefinisikan f(x) = ax + x + c, dengan a, , dan c R, a 0 .
2
-1
-1
f
dengan
Fungsi yang peuah easnya erpangkat tiga. Fungsi f yang dinyatakan dengan rum
us f(x) = ax + , a dan  konstanta, dan a 0. Bila A dan B himpunan-himpunan, ma
ka pemetaan A kepada B adalah fungsi onto, yaitu memasangkan setiap anggota A ke
pada anggota B, di mana setiap anggota B merupakan ayangan dari sedikitnya satu
anggota A. Fungsi f : A B adalah satu-satu jika a1, a2 A dengan a1 a2 maka f(a1
) f(a2). Koefisien arah suatu garis lurus. Gamar-gamar yang menunjukkan secara
visual data erupa angka yang iasanya juga erasal dari tael-tael yang telah
diuat. Jenis grafik atangan yang khusus untuk penyajian data yang merupakan t
ael distriusi frekuensi. Diseut juga Kumpulan, kelompok, gugus, atau set . Inver
s fungsi f adalah relasi r sedemikian hingga , dengan I fungsi identitas. Ukuran
tertinggi dikurangi ukuran terendah. Semua ruas garis antara pusat dan semaran
g titik pada lingkaran. Daerah yang diatasi oleh 2 jari-jari dan satu usur pad
a suatu lingkaran. Kumpulan dari satu atau leih hasil dari seuah eksperimen. T
erjadinya dua kejadian yang tidak saling mempengaruhi. Susunan dari eerapa ele
men di mana urutan tidak diperhatikan. Koordinat Cartesius terdiri atas asis da
n ordinat. Asis diwakili oleh titik-titik di sumu x, dan ordinat diwakili oleh
titik-titik di sumu y. Ukuran yang memagi sekelompok nilai menjadi empat agi
an yang sama. 347
fungsi satu-satu gradien grafik
: : :
histogram himpunan invers fungsi jangkauan jari-jari lingkaran juring kejadian k
ejadian saling eas kominasi koordinat
: : : : : : : : : :
kuartil
:
Glosarium

lingkaran
:
Kurva tertutup sederhana yang khusus. Tiap titik pada lingkaran itu mempunyai ja
rak yang sama dari suatu titik yang diseut pusat lingkaran. Nilai pendekatan, =
L mempunyai arti nilai f(n) mendekati L apaila n memesar tak teratas. Jumlah
semua ukuran yang diamati diagi oleh anyaknya ukuran. Nilai yang ada di tenga
h-tengah sekelompok data jika nilainilai terseut diurutkan dari yang terkecil s
ampai yang teresar. Nilai dari sekelompok data yang mempunyai frekuensi terting
gi atau nilai yang paling anyak terjadi (muncul) dalam suatu kelompok nilai. Ni
lai maksimum atau nilai minimum. Nilai ekstrim ditemukan dalam fungsi non linear
, misalnya dalam fungsi kuadrat dan fungsi trigonometri. Nilai tertinggi. Nilai
terendah. Titik-titik yang dikorespondensikan dengan ilanganilangan di sumu y
pada sistem koordinat Cartesius. Diseut juga variael. Adalah pencerminan dala
m arti geometri. Pencerminan diseut juga refleksi, menggamarkan ayangan cermi
n suatu angun. Suatu pengaturan atau urutan eerapa elemen atau ojek di mana
urutan itu penting () Ukuran yang memagi sekelompok nilai menjadi 100 agian ya
ng sama. Grafik garis yang diperoleh dengan menghuungkan titik tengah dari seti
ap atangan pada histogram. Kumpulan seluruh elemen yang sejenis tetapi dapat di
edakan satu sama lain. Hasil kali dari dua himpunan. Dinyatakan dengan X . Range d
alam statistik diseut jangkauan ialah selisih antara data tertinggi dengan data
terendah. Huungan. Dua himpunan yang ereda mungkin mempunyai huungan. Huun
gan (relasi) itu diperlihatkan oleh masing-masing anggota kedua himpunan itu. Ba
gian dari populasi. Akar kuadrat positif dari variansi.
limit mean median
: : :
modus
:
nilai ekstrim
:
nilai maksimum nilai minimum ordinat peuah pencerminan
: : : : :
permutasi persentil poligon populasi produk Cartesius range relasi
: : : : : : :
sampel simpangan aku
: :
348
Matematika SMA/MA Kelas XI - IPA

Indeks
A Agustin Louis Cauchy 229 akar 43, 136, 138, 228, 245, 253 aturan pencacahan 48
B atas atas kelas 14, 15 atas awah kelas 14, 15 D data 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 3
0, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 5
0, 51, 52, 53, 54, 264 desil 35 diagram 1, 4 E ekstrim 28, 39, 250 Eudoxus 145 F
frekuensi kumulatif 17, 18, 19, 20, 22, 29, 34, 35, 36, 37, 54 frekuensi harapa
n 156 G garis singgung 127, 134, 137, 138, 139, 140, 141, 142, 143, 144, 147, 14
8, 151, 159, 160, 242, 264 geometri 128, 135, 137, 260 gradien 133, 137, 138, 13
9, 140, 141, 144 grafik 4, 6, 7, 12, 19, 229, 230, 231, 232, 234, 236, 237, 244,
247, 249, 250, 251, 263, 264 H hamparan 39, 40, 154 himpunan 2, 3, 137 histogra
m 1, 18, 19, 22, 47, 51, 53, 54, 153, 160 I interpolasi linear 10, 33, 35 J jang
kauan 49, 50, 51, 153, 237, 249 K kalkulus 229, 230, 254, 260 kejadian 140, 141,
160 kelas interval 14, 15, 16, 17, 19, 21, 22, 26, 28, 29, 30, 34, 35, 36, 37,
42, 43, 45 kontinu 244, 245, 246, 247, 259, 263 koordinat 134, 137, 143, 148 kua
rtil 1, 32, 33, 35, 38, 39, 40, 46, 47, 49, 51, 54, 153, 154 L lear kelas 15 li
mit 237 lingkaran 1, 6, 8, 9, 10, 11, 128, 129, 130, 131, 132, 136, 137, 138, 13
9, 140, 144, 145, 146, 147, 148, 157, 158, 159, 160, 255
18, 47, 127, 133, 134, 135, 141, 142, 143, 149, 150, 151,
Indeks
349

M mean 23, 47 median 1, 23, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 38, 40, 47, 49, 51, 52, 54,
153, 160 N nilai ekstrim 39, 250 O ogive 18, 20 P panjang kelas 15, 19, 22, 28,
29, 34, 36 peluang 155, 156, 160 persentil 1, 35, 36, 47 Phytagoras 151 peuah 2
27, 250 poligon 20, 145, 160 R ragam 42, 43, 44, 45, 154, 155 range 39 rataan 1,
23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 38, 39, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 49, 50,
51, 52, 53, 153, 154, 159, 160 rentang 43
S sampel 3, 4, 23, 47, 48 semi kuartil 39 simpangan 1, 26, 39, 40, 42, 43, 44, 4
5, 46, 47, 49, 50, 52, 53, 54, 154, 155, 263 statistik 2, 3, 4, 13, 18, 19, 23,
27, 32, 38, 39, 47, 48, 49, 54 statistika 2, 3, 4, 47, 48 Sturges 14 T tael 4,
5, 50, 136, 138, 160 Teorema Apit 254, 255, 256 teorema ketunggalan limit 230 Te
orema Limit 237, 238, 241, 252 U ukuran letak 1, 32, 40, 47 ukuran pemusatan 1,
22, 40, 47 ukuran penyearan 1, 39, 47 V variansi 43, 154
350
Matematika SMA/MA Kelas XI - IPA

Kunci Matematika XI IPA SMA


Statistika
Uji Kompetensi A. Pilihan Ganda
BAB I
B.
Essay
o
17. x = 60 dan y = 30o 19. a. maks = 1 dan min =
ngkaran
Uji Kompetensi A. Pilihan Ganda
1. 3. 5. 7. 9.
A B B C D
11. C 13. B 15. A
BAB IV
B. E s s a y
17. 22 tahun 19. (57,886
58, 126) kg Peluang
Uji Kompetensi A. Pilihan Ganda
BAB II
1. 3. 5. 7. 9.
B.
D A D B B
Essay
11. B 13. A 15. D
17. x2 + y2

14x

26 = 0; 19. 8

y = (( 35 3 65) 40) x + 5
1. 3. 5. 7. 9.
B D E B B
11. A 13. B 15. A
Latihan Ulangan Umum Semester 1
Uji Kompetensi A. Pilihan Ganda
B. E s s a y
17. 120 19. 1/10 Rumus rumus Trigonometri
Uji Kompetensi A. Pilihan Ganda
BAB III
1. 3. 5. 7. 9. 11. 13. 15. 17. 19.
B.

1; . maks = 0 dan min =

10. Li

B B E D D C C E D B
Essay
21. 23. 25. 27. 29. 31. 33. 35. 37. 39. 4 : 7;
E A D E A D C E C E b.
3 8 3 4
1. 3. 5. 7. 9.
D D C C E
Kunci
11. E 13. C 15. A
41. a. 43. a.
120 anak
P( A B) =
= 1 = P ( A) P ( B ) ; 2
b.
P ( A B ) P ( A) P ( B )
351

45. 0,02 47. 1 (3 3) 2 49.


1 2
BAB VIII
Turunan
Uji Kompetensi
y = x +1
Sukubanyak
BAB V
A. Pilihan Ganda
Uji Kompetensi A. Pilihan Ganda
1. 3. 5. 7. 9.
B.
C B E D B
Essay
11. B 13. B 15. D
1. 3. 5. 7. 9.
B.
B B D D E
Essay
11. E 13. C 15. A
17. b =
1 19. 3 sin a 2 Nilai Ekstrim Fungsi dan Teknik Membuat Grafik Fungsi
Uji Kompetensi A. Pilihan Ganda
BAB IX
17. 2/3
19. 2,5
Komposisi Fungsi dan Invers Fungsi
Uji Kompetensi A. Pilihan Ganda
BAB VI
1. 3. 5. 7. 9.
B.
C C D C B
Essay
11. E 13. D 15. C
1. 3. 5. 7. 9.
B.
C D B A C
Essay

11. A 13. D 15. B


17. a.
17. 4 < x 1 atau x > 4 19. a. b.
b. c.
naik: x < 4 atau x > 1 ; turun: 4 < x < 1 ; maks: 117, min:
P (t ) = t + t + 27 ; P (15) = 42 + 15
BAB VII
19. d dt = 54 3t t 2 ; (t ) = 198
Latihan Ulangan Umum Semester 2
Uji Kompetensi A. Pilihan Ganda
Limit Fungsi
Uji Kompetensi A. Pilihan Ganda
1. 3. 5. 7. 9.
B.
B C C A B
Essay
11. D 13. A 15. D
1. 3. 5. 7. 9.
B.
B E B A A
Essay
11. 13. 15. 17. 19.
D C C C D
21. 23. 25. 27. 29.
D E C B E
31. D 33. B 35. C 37. D 39. C
17. 1/3 352
19. 3/4
41. 2 c f '(c ) 43. a. c = 4 45. a = 3 dan b = 7
47. 700 ribu rupiah 49. 400 dan 125
Matematika SMA/MA Kelas XI

IPA

8; ( 3/2, 38 3 ) 4

MATEMATIKA 2
Program Ilmu Pengetahuan Alam
Matematika menurut sifatnya merupakan ratu dan sekaligus sebagai pelayan ilmu, m
aka sebagai ratu matematika mempunyai struktur yang sistematis dan logis tidak d
apat dipengaruhi oleh ilmu yang lain, sedangkan sebagai pelayan matematika menye
diakan alat yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan persoalan pada il
mu ilmu yang lain. Buku ini ditekankan pada cara berpikir sistematis dan logis,
di samping menyajikan aplikasinya pada kehidupan sehari hari. Dengan karakterist
ik ini diharapkan setelah mempelajari buku ini sisa dapat berpikir secara siste
matis dan logis untuk mengambil kesimpulan. Buku ini disusun sesuai dengan kurik
ulum yang berlaku dan dengan harapan dapat mengembangkan keragaman potensi, mina
t, kecerdasan intelektual, emosional, spritual, dan kinestetik sisa secara opti
mal sesuai dengan tingkat perkembangan sisa tersebut. Beberapa keunggulan buku
matematika ini adalah sebagai berikut. 1. Materi disajikan secara sederhana, sis
tematis, inspiratif, dan realistis. Sisa diajak berpikir logis dan melihat apli
kasi matematika dalam kehidupan sehari hari. 2. Untuk mempermudah pemahaman kons
ep materi, buku ini dilengkapi dengan c o n t o h soal dan penyelesaian. Selain
itu, soal soal pelatihan disajikan dalam berbagai bentuk untuk meningkatkan kema
mpuan daya pikir, analisis, komunikasi, dan kreativitas. 3. Buku ini dilengkapi
dengan math info dan teka teki matematika.Dengan demikian diharapkan dapat memba
ngkitkan rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika. 4.
Buku ini disusun dengan memenuhi kaidah kaidah tipografi, tata letak, dan pearn
aan yang memenuhi standar Human Computer Interactive. Hal ini dimaksudkan untuk me
rangsang minat dalam membaca dan mempelajari materi. Buku matematika ini peduli
dengan proses pendidikan yang dapat diterima dengan baik oleh semua kelompok sis
a; kelompok normal (novice), kelompok sedang (intermediate), dan kelompok tingg
i (advance). Buku ini berusaha menjadi sarana penunjang yang baik demi kemajuan
pendidikan Indonesia. ISBN 978 979 068 854 4 (No. Jld lengkap) ISBN 978 979 068
856 8
Wahana
Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp.18.194,

Anda mungkin juga menyukai