Secara umum, sajian klinis penyakit kulit akibat kerja tidak berbeda dari penyakit
kulit sejenis yang tidak berbeda dari penyakit kulit sejenis yang tidak disebabkan pekerjaan
sehingga penatalaksanaan dapat mengacu pada penatalaksanaan umum penyakit jenis. Dalam
penetapan penyakit kulit tersebut sebagai penyakit kulit akibat kerja, perlu diketahui sebagai
langkah antara lain mencari/menetapkan hubungan penyakit dengan pekerjaan aau lingkungan
kerja dengan melaksanakan kunjungan ketempat kerja (plant visit) dengan mempelajari bahan
yang digunakan padaproses produksi (material safety data sheet/MSDS).
4.3 PENYEBAB
Berbagai factor yang terdapat ditempat kerja dan dapat menyebabkan PKAK dapat
digolongkan kedalam lima golongan besar sebagai berikut.
-faktor biologi: bakteri,virus,jamur dan parasit
-faktor kimia: bahan yang bersifat iritan dan sensitizer
-faktor fisika: radiasi,temperature panas dan dingin
-faktor mekanik: luka karena gesekan atau tusukan dan racun
Hal tersebut diatas ditunjang oleh berbagai macam factor predisposisi/penentu yang
dapat digolongkan dalam:
-lingkungan : iklim dan kelembapan
-jenis pekerjaan: berhubungan dengan air (wet work) dan
-faktor pada individu, seperti kebersihan diri,penggunaan sabun, penyakit kulit penyerta, jenis
kulit, usia, gender, warna kulit, kesehaan umum,kulinya berminyak/oily atau kering,banyak
berkeringat, serta diet
4.3.1 Golongan Zat Kimia
Zat kimia: organic dan anorganik
Zat organic biasanya merupakan sensitizer
Zat anorganik merupakan iritan primer
Sampai 20 tahun yang lalu, perkiraan terdapat 2.000 macam zat kimia dan jumlahnya terus
bertambah dengan beberapa ratus jenis setiap tahunya.
Portal entri zat kimia dibagi menjadi dua golongan besar yakni kontak langsung dengan
kulit memasuki tubuh secara oral seperti obat ( sulfa antibiotic). Sementara itu mekanisme terjadi
efek golongan kedalam tiga kategori sebagai berikut.
-Iritasi primer
-Penyumbat pori-pori
-sentizer
4.3.1.1 Beberapa Contoh Iritasi Primer
-HNO3,H2SO4,HaOH, cepat membakar
-deterjen, sabun kuat, pelarut sedang menimbulkan iritasi ringan dan perlu paparan beberapa kali
hingga timbul iritasi yang berat.
-karet, plastic, lem dan resin (terutama epoxy-resin), serta pelumas dapat melekat pada kulit
menyebabkan iritasi primer maupun sentitasi. Bila melekat dan kemudian mengeras, lapisan
pelindung kulit akan hilang, serta akan menjadi lebih peka terhadap iritan dan infeksi/radang.
Contohzat kimia industri beserta sumbernya dapat dilihat alam tabel pada bab ini
4.3.1.2 beberapa Contoh Penyumbat Pori-pori
Minya dan malam/wax akan menyebabkan timbulnya black heads /ance yang tergolong dalam
dermatitis kulit. Minyak dari tempat kerja dapat terbawa dipakaiaan yang dicuci dirumah
sehingga PKAK dapat menjadi peyakit keluarga pekrtja
4.3.1.3 Contoh Beberapa sensitizer
-zat kimia penyebab alergi timul setelah paparan beberapa kali(seminggu/perbulan) dapat
menyebabkan reaksi terlambat atau delayed raction, dan paparan multivel/jamak, menyebakan
dermatitis sensitasi dengan demikiaan zat penyebab alergi dapat menimbulkan iritasi dan
sensitasi. Sekali tersinsitasi, paparan sedikit akan menimbulkan efek parah, kelinan keseluruh
tubuh sehingga pekerja tidak dapat bekerja ditempat yang sama.
-contoh sensitizer adalah epoxy-resin hardener,pewarna azo,deriprt aspal/coal-tar, pollen (seruk
tanaman) antibiotic dan lain-lain
-stimulasi terhadap sel kulit menyebabkan sel tuuh berlebih, terseut
epitelioman,papioloma,polipdan kanker,contoh sentitizer seperti ini ialahaspal/col-tar dan
minyak mentah(crude oil)
4.3.2 Golongan Zat Kimia
Golongan in mencakup priksi dan tekanan yang mengakibatkan kulit akan melepuh,
menyumbat, misalnya glosswool dan rockwool . agen mekanis juga dapat menyebabkan iritasi
atau alergi sehingga terjadi gejala gatal-gatal, luka dan melepuh
Semua dermatitis yang terjadi diindustri menyerupai dermatitis yang dapat terjadi diindustri
menyerupai dermatitits yang bukan akibat kerja, seperti akibat kosmetik, obat, insektisitda, dan
lain-lain eduanyaperlu dibedakan
4.4 LANGKAH MENUJU DIAKNOSIS
PKAK dapat digolongkan dalam:
1.Penyakit kulit noninfeksi, misalnya akiat terkena bahan kimia(dermatitis kontak)
2.Penyakit kulit infeksi, misalnya infeksi jamur kulit (dermatofitosis)
3.Kelainan warna/pigmen kulit, misalnya karena radiasi
4.Penyakit kegasan kulit, mialnya akibat pajanan menahun dengan bahan kimia/radiasi
basalioma)dan
5.Luka bakar kimia
Seperti umumnya, dalam penegakkan diagnosis suatu penyakit diperlukan berbagai
langkah yang dimulai dengan wawancara.
4.4.1 Wawancara atau Anamnesia
Anamnesia merupakan Tanya jawab yang dilakukan penderita dengan dokternya. Yang
penting,anamenamis harus mencakup hal-hal berikut
a.identitas pasien (nama,umur,alamat,agama,status perkawinan dan pekerjaan)
b.riwayat perjalanan penyakit yang meliputi(kapan terjadi,sudah berapa lama) lokasi tubuh yang
terkena( daerah teruka/tertutup pakaian), gejala subjektif yang menyertai(gatal atau nyeri/sakit)
adaakah pengaruh cuti pada perjalala penyakit (bila cuti penyakit meredah, bila pekerja
mengalami kekambuhan),serta pengobatan yang pernah didapat dan mempengaruhi pada
penyakit(mereda atau bertamah paerah/ meluas)
c.rriwayat pekerja,rincian jenispekerjaan,sudah berapa lama pekerjaan jenis pekerjaan tersebut,,
riwayat pekerjaan sebelumnya (termasuk jenis dan lama bekerja)pemakaiaan alat pelindung diri
(secara rinci jenis pelindung, bahan keteratura pemakaiaan)apakah menyukaipekerjaan atau
tidak, apakah ada dugaan kearah penyebab, dan apakah ada pekerjaan lain yang mengalami
serupa.
d.hobi/pekerjaan sambilan umumnya pekerja tidak hanya melaksanakan pekerjaan utama,tetapi
sering kali juga mempunyai pekerjaansambilan. Haltersebut perlu pula diperhitungkan dalam
penetapan penyebab penyakit.