Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada tahun 1998 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa
obesitas merupakan penyebab kematian kedua di dunia setelah rokok. Lebih dari
miliar penduduk dunia mengalami obesitas. Setiap tahun prevelensi penderita
obesitas meningkat. Data saat ini obesitas menyebabkan 10,3 % dari seluruh
kematian di dunia. Menurut WHO, angka tersebut menempati peringkat kelima
penyebab utama kematian di dunia. Secara global ada 400 juta orang yang
mengalami obesitas (Lakshita, 2012).
Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan. Setiap tahap daur
kehidupan terkait dengan satu set prioritas nutrien yang berbeda. Semua orang
sepanjang kehidupan membutuhkan nutrien yang sama, namun dalam jumlah
yang berbeda. Nutrien tertentu yang didapat dari makanan, melalui peranan
fisiologis yang spesifik dan tidak tergantung pada nutrien yang lain, sangat
dibutuhkan untuk hidup dan sehat (Lakshita, 2012).
Istilah gizi dan ilmu gizi di Indonesia baru dikenal sekitar tahun 19521955 sebagai terjemahan kata bahasa Inggris nutrition. Kata gizi berasal dari
bahasa Arab ghidza yang berarti makanan. Menurut dialek Mesir, ghidza dibaca
ghizi. Selain itu sebagian orang menterjemahkan nutrition dengan mengejanya
sebagai nutrisi (Kamus Umum Bahasa ). WHO mengartikan ilmu gizi sebagai
ilmu yang mempelajari proses yang terjadi pada organisme hidup. Proses tersebut

Gizi kesehatan masyarakat


1

mencakup pengambilan dan pengolahan zat padat dan cair dari makanan yang
diperlukan untuk memelihara kehidupan, pertumbuhan, berfungsinya organ tubuh
dan menghasilkan energi (Badudu-Zain, 1994).
Zat gizi (nutrien) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara
jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Makanan setelah dikonsumsi
mengalami proses pencernaan. Bahan makanan diuraikan menjadi zat gizi atau
nutrien. Zat tersebut selanjutnya diserap melalui dinding usus dan masuk kedalam
cairan tubuh .
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat sangat diperlukan dalam
mengisi pembangunan yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Salah satu
upaya peningkatan derajat kesehatan adalah perbaikan gizi masyarakat, gizi yang
seimbang dapat meningkatkan ketahanan tubuh, dapat meningkatkan kecerdasan
dan menjadikan pertumbuhan yang normal.
Namun sebaliknya gizi yang tidak seimbang menimbulkan masalah yang
sangat sulit sekali ditanggulangi oleh Indonesia, masalah gizi yang tidak
seimbang itu adalah Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA),
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) dan Anemia Gizi Besi (Depkes
RI, 2004).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari pemeriksaan klinis ?
2. Apakah yang dimaksud dengan Riwayat medis ?
3. Apakah Macam Macam Indikator kesmas ?
4. Apakah Keunggulan dan keterrbatasan dari pemeriksaan klinis ?
C. Tujuan

Gizi kesehatan masyarakat


2

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan maklah ini.


1.
2.
3.
4.

Untuk memahami pengertian dari pemeriksaan ststus gizi secara klinis


Untuk Mengetahui pengertian dari riwayat medis
Untuk menetahui indikator tentang kesehatan masyarakat
Untuk mengetahui keunggulan dan keterbatasan dari pemeriksaan klinis

D. Manfaat
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
semua pihak, khususnya kepada mahasiswa Kesehatan masyarakat UHO untuk
menambah pengetahuan dan wawasan. Manfaat lain dari penulisan makalah ini
adalah dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan dapat dijadikan acuan
untuk menjadikan kualitas pembelajaran yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gizi dan zat gizi
Pengertian Gizi berasal dari bahasa mesir yang berarti "Makanan".
Gizi adalah terjemahan dari kata "Nutrition" yang disebut sebagai nutrisi. Gizi
juga dapat artikan sebagai sesuatu yang mempengaruhi adanya proses
perubahan pada setiap makanan yang masuk dalam tubuh yang dapat
mempertahankan tubuh tetap sehat. Para ahli yang mempelajari tentang Gizi
disebut sebagai Ilmu Gizi.

Gizi kesehatan masyarakat


3

Pengertian Ilmu Gizi adalah ilmu yang zat-zat gizi yang ada pada
makanan dan penggunanya dalam tubuh yang meliputi masukan, pencernaan,
penyerapan,

pengangkutan

(transpor),

metabolisme,

interaksi,

dan

penyimpanan serta pengeluaran, semua hal ini merupakan proses zat gizi pada
tubuh (Sediaoetama dan Achmad Djaeni, 2004).
Pengertian Zat Gizi atau Nutrisi adalah zat pada makanan yang
dibutuhkan oleh organisme untuk pertumbuhan dan perkembangan yang
dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh yang meliputi protein, vitamin,
mineral, lemak dan air. Zat gizi diperoleh dari makanan yang didapatkan
dalam bentuk sari makanan dari hasil pemecahan pada sistem pencernaan. Zat
gizi dibagi menjadi dua yaitu zat gizi organik dan zat gizi anorganik.
Zat -zat gizi organik seperti lemak, vitamin, karbohidrat, dan protein.
Sedangkan zat gizi anorganik adalah terdiri dari air dan mineral. Dan tidak itu
saja Zat Gizi dikelompokkan atas beberapa macam seperti macam-macam zat
gizi berdasarkan sumbernya, macam-macam zat gizi berdasarkan jumlahnya,
dan berdasarkan fungsinya (Suhardjo, 1989).
Pengertian Gizi Menurut Pendapat Para Ahli - Pengertian gizi menurut
Tuti Sunardi, yang mengatakan bahwa pengertian gizi adalah sesuatu yang
mempengaruhi proses perubahan semua jenis makanan yang masuk ke dalam
tubuh yang dapat mempertahankan kehidupan.

Gizi kesehatan masyarakat


4

Pengertian gizi menurut Lioni Ellis H, yang mengatakan bahwa


pengertian gizi adalah komponen penting yang diperlukan oleh tubuh untuk
tumbuh dan berkembang. Pengertian gizi menurut Harry Oxorn & William R.
Forte yang mengemukakan tentang pengertian gizi yang berarti gizi memiliki
pengertian yang luas bukan hanya jenis-jenis pangan dan gunanya bagi badan
melainkan juga mengenal cara-cara memperoleh serta mengolah dan
mempertimbangkan agar kita tetap sehat.
Pengertian gizi menurut Chairinniza K. Graha adalah unsur yang
terkandung dalam makanan dimana unsur-unsur dapat memberikan manfaat
bagi tubuh yang mengkonsumsinya sehingga menjadi sehat. Menurut Mc
Laren mengemukakan bahwa status gizi merupakan hasil keseimbangan
antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh dan penggunaannya.
Menurut Soekirman (2000), status gizi adalah keadaan kesehatan
akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup
manusia. Meurut Supariasa (2002) mengemukakan bahwa status gizi adalah
ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu. Menurut
Beck (2000) mengemukakan bahwa, Status gizi didefinisikan sebagai status
kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan
nutrient (Suhardjo, 1989).
B. Fungsi Zat Gizi

Gizi kesehatan masyarakat


5

1. Memberi energi (zat pembakar)


Karbohidrat, lemak dan protein, merupakan ikatan organik yang
mengandung karbon yang dapat dibakar dan dibutuhkan tubuh untuk
melakukan kegiatan/aktivitas.

2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun)


Protein, mineral dan air, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru,
memelihara, dan menganti sel yang rusak. Mengatur proses tubuh (zat
pengatur) Protein, mineral, air dan vitamin.
Protein bertujuan mengatur keseimbangan air di dalam sel,
bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan
membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat infektil
dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh.
Mineral dan vitamin sebagai pengatur dalam proses-proses
oksidasi, fungsi normal sarafdan otot serta banyak proses lain yang terjadi
dalam tubuh, seperti dalam darah, cairan pencernaan, jaringan, mengatur

Gizi kesehatan masyarakat


6

suhu tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-sisa/ ekskresi dan lain-lain


proses tubuh (Sediaoetama dan Achmad Djaeni, 2004).
3. Pemeriksaan klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk
menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahanperubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi.
Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (superficial epithelial tissues)
seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang
dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Penilaian status gizi secara klinis adalah mempelajari gejala yang
muncul dari tubuh sebagai akibat dari kelebihan atau kekurangan salah
satu zat gizi tertentu. Setiap zat gizi memberikan tampilan klinis yang
berbeda, sehingga cara ini dianggap spesifik namun sangat subjektif.
Contoh penilaian status gizi secara klinis adalah kekurangan vitamin A
menyebabkan buta senja (xerophtalmia) Sedangkan apa bila dinilai secara
biokimia dengan menilai kadar retinol dalam darah (Tarwotjo, 1992).
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat
(rapid clinical surveys). Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara
cepat tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat

Gizi kesehatan masyarakat


7

gizi. Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi


seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan
gejala (symptom) atau riwayat penyakit.
Tanda-tanda klinis malnutrisi (gizi kurang) tidak spesifik, karena
ada beberapa penyakit yang mempunyai gejala yang sama, tetapi
penyebabnya berbeda. Oleh karena itu pemeriksaan klinis ini harus
dipadukan dengan pemeriksaan lainseperti antropometri, labolatorium dan
survei konsumsi makanan, sehingga kesimpulan dalam penilaian status
gizi dapat lebih tepat dan lebih baik (Supariasa, 2002).
Pemeriksaan klinis sebagai salah satu metode penelitian status gizi
secara langsung , secara umum terdiri dari dua bagian yaitu yang pertama
adalah riwayat medis/ riwayat kesehatan merupakan catatan mengenai
perkembangan penyakit kemudian yang kedua adalah pemeriksaan fisik,
yakni melakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai keujung kaki untuk
melihat tanda tanda dan gejala adanya masalah gizi (Supariasa, 2002).
a. Riwayat Medis (Medical history)
Dalam riwayat ini kita mencatat semua kejadian yang
berhubungan dengan gejala yang timbul pada penderita beserta faktor
faktor yang mempengaruhinya. Catatan kita haruslah meliputi

Gizi kesehatan masyarakat


8

identitas penderita secara lengkap, riwayat kesehatan saat ini, riwayat


kesehatan masa lalu yang berkaitan dengan penyakit saat ini, riwayat
kesehatan keluarga yang berkaitan, data lingkungan fisik dan sosial
budaya yang berhubungan dengan gizi, data data tambahan yang
diperlukan misalnya adalah riwayat alergi terhadap makan, jenis diet
dan pengobatan yang sedang atau pernah dijalani pasien, dll.
Data data tersebut dapat dikumpulkan melalui wawancara
dengan penderita dan keluarga. Catatan ini meliputi :
1. Identitas penderita
2. Lingkungan fisik dan social budaya
3. Sejarah timbulnya gejala penyakit
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui tekhnik inspeksi
atau pemeriksa pandang, palpasi atau pemeriksa atau periksa raba,
perkusi

atau

perisa

ketuk

atau

aukultasi

atau

pemeriksaan

menggunakan stetoskop. Semua perubahan pada rambut, kulit, mata,


mulut, lidah, gigi, kelenjar tiroid, dll.
Menurut jeliffe, tanda tanda klinis dapat dikelompokkan
dalam tiga kelompok besar yaitu :
1. Kelompok 1 (satu)

Gizi kesehatan masyarakat


9

Tanda tanda yang memang benar berhubungan dengan


kurang gizi bisa karena kekurangan salah satu gizi atau kelebihan
dari yang dibutuhkan tubuh.

2. Kelompok 2 (dua)
Tanda tanda yang membutuhkan investigasi atau
penyelidikan lebih lanjut karena tanda ini mungkin saja merupakan
tanda gizi salah atau mungkin disebakan faktor lain.
3. Kelompok 3 (tiga)
Tanda tanda yang tidak berkaitan dengan gizi salah
walaupun hampir mirip, untuk dapat menentukannya diperlukan
keahlian khusus. Untuk dapat mengelompokkan tanda tanda
yang ada pada pasien, pemeriksa harus mengetahui tanda tanda
dan gejala akibat akibat kekurangan atau kelebihan setiap zat gizi.
Diambil salah satu contoh pemeriksaan pada mata : tanda
tanda pemeriksaan pada mata yang masuk pada kelompok satu
atau berhubungan dengan kekurangan gizi misalnya : konjungtiva
anemis, keratomalasia, angular palpebritis, sedangkan masuk pada

Gizi kesehatan masyarakat


10

kelompok dua yang mungkin berhubungan dengan kekurangan


gizi misalnya : corneal vascularization, inveksi konjungtiva, arcus
kornea, xanthomata, corneal scars, tanda tanda yang masuk
kelompok tiga adalah pterygium (Sediaoetama dan Achmad
Djaeni, 2004).
C. Indikator Kesmas
Indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
keadaan atau status yang memungkinkan dilakukannya pengukuran terhadap
perubahanperubahan terjadi dari waktu ke waktu Suatu indikator tidak selalu
menjelaskan keadaan secara keseluruhan, tetapi kerap kali hanya memberi
petunjuk (indikasi) tentang keadaan keseluruha tersebut. Status kesehatan
penduduk biasanya dinilai dengan menggunakan indikator kesehatan, yang
secara garis besar dibagi menjadi kedua kelompok.
Kelompok pertama, berisikan indikator yang menghitung jumlah
kematian yang terjadi selama periode tertentu. Contohnya angka kematian
kasar (Crude Death Rate CDR) dan angka kematian bayi (infant mortality rate
IMR). Kelompok penduduk yang mempunyai angka CDR dan IMR yang
rendah dikatakan mempunyai status kesehatan yang lebih baik jika
dibandingkan kelompok penduduk yang angka CDR dan IMRnya tinggi.

Gizi kesehatan masyarakat


11

Kelompok kedua, berisikan berbagai indikator kesehatan yang


memperlihatkan jumlah orang yang menderita kecatatan akibat penyakit
tertentu. Contohnya adalah penderita AIDS, TB, Polio dan sakit mental. Sama
dengan kelompok pertama, kelompok penduduk yang mempunyai jumlah
penderita AIDS atau TB lebih sedikit dikatakan lebih sehat jika dibandingkan
dengan kelompok penduduk yang jumlah penderita penyakit tersebut lebih
banyak.
Sementara itu masyarakat mulai mempertanyakan apakah indikator indikator kesehatan yang digunakan dewasa ini yaitu IMR, CDR, Life
Expetancy masih cocok disebut sebagai indikator kesehatan penduduk.Untuk
dapat menilai berapa banyak penduduk yang sehat tidak mungkin digunakan
angka kematian dan angka kesakitan penduduk. Untuk dapat mengukur status
kesehatan penduduk yang jelas perlu digunakan indikator positif ( sehat ), dan
bukan hanya indikator negatif ( sakit, mati ) yang dewasa ini masih dipakai.
1. Hendrik L Blum juga menyebutkan 12 indikator yang berhubungan
dengan derajat kesehatan, yaitu:
a. Life spam: yaitu lamanya usia harapan untuk hidup dari
masyarakat, atau dapat juga dipandang sebagai derajat kematian
masyarakat yang bukan karena mati tua.
b. Disease or infirmity: yaitu keadaan sakit atau cacat secara
fisiologis dan anatomis dari masyarakat.

Gizi kesehatan masyarakat


12

c. Discomfort or ilness: yaitu keluhan sakit dari masyarakat tentang


keadaan somatik, kejiwaan maupun sosial dari dirinya.
d. Disability or incapacity: yaitu ketidakmampuan seseorang dalam
masyarakat untuk melakukan pekerjaan dan menjalankan peranan
sosialnya karena sakit.
e. Participation in health care: yaitu kemampuan dan kemauan
masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga dirinya untuk
selalu dalam keadaan sehat.
f. Health behaviour: yaitu perilaku manusia yang nyata dari anggota
masyarakat secara langsung berkaitan dengan masalah kesehatan.
g. Ecologic behaviour: yaitu perilaku masyarakat terhadap
lingkungan, spesies lain, sumber daya alam, dan ekosistem.
h. Social behaviour: yaitu perilaku anggota masyarakat terhadap
sesamanya, keluarga, komunitas dan bangsanya.
i. Interpersonal relationship: yaitu kualitas komunikasi anggota
masyarakat terhadap sesamanya.
j. Reserve or positive health: yaitu daya tahan anggota masyarakat
terhadap penyakit atau kapasitas anggota masyarakat dalam
menghadapi tekanan-tekanan somatik, kejiwaan, dan sosial.
k. External satisfaction: yaitu rasa kepuasan anggota masyarakat
terhadap lingkungan sosialnya meliputi rumah, sekolah, pekerjaan,
rekreasi, transportasi.
l. Internal satisfaction: yaitu kepuasan anggota masyarakat terhadap
seluruh aspek kehidupan dirinya sendiri.
2. WHO menyarankan agar sebagai indikator kesehatan penduduk harus
mengacu pada 4 hal, sebagai berikut :
a. Melihat ada tidaknya kelainan patofisiologis pada seseorang.

Gizi kesehatan masyarakat


13

b. Mengukur kemampuan fisik seseorang seperti kemampuan


aerobik, ketahanan, kekuatan, dan kelenturan sesuai umur.
c. Penilaian atas kesehatan sendiri.d. Indeks masa tubuh ( BMI ) :
B.Kg / ( T.M2 ) dewasa ini mulai dipertanyakan keterkaitan antara
IMR yang rendah dengan bayi sehat.
3. Indikator Indonesia Sehat 2010
a. Indikator derajat kesehatan yang merupakan hasil akhir, yang
terdiri atas indikator - indikator mortalitas, indikator - indikator
morbiditas, indikator - indikator status gizi.
b. Indikator hasil antara, yang terdiri atas indikator indikator keadaan
lingkungan, prilaku hidup masyarakat serta akses dan mutu
pelayanan kesehatan.
c. Indikator proses dan masukan yang terdiri atas indikator indikator
pelayanan

kesehatan,

sumber

daya

kesehatan,

manajemen

kesehatan, dan kontribusi sektor sektor yang terkait. Indikator yang


sering digunakan untuk mengetahui status gizi ada 3 macam, yaitu
berat badan menurut umur yang disimbulkan dengan BB/U, tinggi
badan menurut umur disimbulkan dengan TB/U dan kombinasi BB
dan TB yang disimbulkan dengan BB/TB.
a. Indikator BB/U menunjukkan secara sensitif status gizi saat ini
(saat diukur) karena mudah berubah, tetapi indikator BB/U
tidak spesifik karena berat badan selain dipengaruhi oleh umur
juga dipengaruhi oleh tinggi badan.
b. Indikator TB/U menggambarkan status gizi masa lalu.
c. Indikator BB/TB menggambarkan secara sensitif dan spesifik
status gizi saat ini untuk pengukuran status gizi dengan
Gizi kesehatan masyarakat
14

indikator berat badan menurut umur (BB/U) merupakan salah


satu indeks antropometri yang memberikan gambaran massa
tubuh seseorang. Massa tubuh sangat sensitif terhadap
perubahan yan mendadak seperti terkena penyakit infeksi,
menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan
yang dikonsumsi. Indikator berat badan sering digunakan
untuk menentukan status gizi karena caranya mudah, sehingga
dapat dikerjakan oleh orang tua atau anak, tidak harus oleh
tenaga kesehatan. Pengukuran berat badan yang dilakukan
berulang-ulang dapat menggambarkan pertumbuhan anak. Alat
yang digunakan tidak selalu mudah karena harus memenuhi
syarat, kokoh, kuat murah mudah dibawa(Gibson 1990).
Sedangkan Depkes RI (2002) mengatakan bahwa dalam
keadaan normal dan keadaan kesehatan baik, keseimbangan
antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin maka berat
badan berkembang mengikuti bertambahnya umur. Dalam
keadaan abnormal ada dua kemungkinan perkembangan berat
badan, yaitu berkembang cepat atau lebih lambat dari keadaan
normal. Berdasarkan karakteristik berat badan ini menurut
umur dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengukur
status gizi saat ini (Irianto, dkk, 2004).
D. Keunggulan dan keterbatasan pemeriksan klinis
Gizi kesehatan masyarakat
15

Seperti pada metode penilaian status gizi yang lain, pemeriksaan fisik
juga memiliki kekurangan dan kelebihann/kelebihan atau keunggulannya
menurut (Andriani, 2012) yaitu :
a. Keunggulan pemeriksaan klinis
1. Relatif murah
2. Mudah diimpretasikan
3. Tidak memerlukan tenaga khusus
4. Sederhana, cepat, dan mudah diinterpretasikan
5. Tidak memerlukan peralatan yang rumit
b. Keterbatasan pemeriksaan klinis
1. Gejala klinis tidak mudah dideteksi
2. Tidak bersifat spesifik
3. Adanya gejala klinis yang bersifat multiple
4. Adanya variasi dalam gejala klinis yang timbul
5. Gejala klinis dapat terjadi pada waktu permulaan kekurangan
zat gizi dan dapat juga terjadi pada saat sembuh.

Gizi kesehatan masyarakat


16

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian gizi adalah sesuatu yang mempengaruhi proses perubahan
semua

jenis

makanan

yang

masuk

ke

dalam

tubuh

yang

dapat

mempertahankan kehidupan. Dari pendapat para ahli dapat dismpulkan bahwa


status gizi merupakan ekpresi dari keadaan tubuh yang dipengaruhi oleh zatzat gizi tertentu. Untuk mengetahui status gizi seseorang, maka dilakukan
pemeriksaan secara klinis.
Pemeriksaan secara klinis adalah adalah metode yang sangat penting
untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahanperubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi.
Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel (superficial epithelial tissues) seperti
kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan
permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Kelebihan pemeriksaan secara klinis adalah relatif murah, tidak
memerlukan tenaga khusus cukup para medis terlatih, sederhana, cepat dan
mudah

diinterpretasikan

dan

peralatan

sederhana.

Selain

kelebihan

pemeriksaan secara klinis juga mempunyai kekurangan yaitu beberapa gejala


klinis tidak mudah dideteksi, kadang tidak spesifik, adanya gejala yang
bersifat multifel.
B. Saran

Gizi kesehatan masyarakat


17

WHO menyarankan agar sebagai indikator kesehatan penduduk harus


mengacu pada 4 hal, sebagai berikut : Melihat ada tidaknya kelainan
patofisiologis pada seseorang, Mengukur kemampuan fisik seseorang seperti
kemampuan aerobik, ketahanan, kekuatan, dan kelenturan sesuai umur,
Penilaian atas kesehatan sendiri. Indeks masa tubuh ( BMI ) : B.Kg / ( T.M2 )
dewasa ini mulai dipertanyakan keterkaitan antara IMR yang rendah dengan
bayi sehat.

Gizi kesehatan masyarakat


18

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2009. Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Andriani, Meta. 2012. Penilaian status gizi.
Badudu-Zain.1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan.
Depkes RI. 2004. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Jakarta Depkes RI.
Gibson, RS. 1990. Principles of Nutritional Assessment. Oxford university press,
New York.
Irianto, Kus, Kusno Waluyo. 2004. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung: CV.
YRAMA WIDYA.
Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2004. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi.Jakarta:
PT Dian Rakyat.
Suhardjo. 1989. Sosio Budaya Gizi. IPB. PAU Pangan dan gizi. Bogor.
Supariasa, I Dewan Nyoman.2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta:EGC.

Gizi kesehatan masyarakat


19

http://metaandriyani.blogspot.com/2012/04/penilaian-status-gizi.html. diakses pada


tanggal 22 April 2016.
http://mahasiswa.ung.ac.id/811413002/home/2015/5/18/penilaian-status-gizi.html
diakses pada tanggal 22 April 2016.

Gizi kesehatan masyarakat


20

Anda mungkin juga menyukai