Pengolahan Limbah Cair PDF
Pengolahan Limbah Cair PDF
Sri Subekti
Fakultas Teknik, Teknik Lingkungan Universitas Pandanaran Semarang
ABSTRAK
Buangan limbah cair yang bersumber dari rumah tangga jika tidak dikelola dengan
baik dapat memberikan dampak negative pada lingkungan. Untuk mengurangi dampak
negative tersebut maka perlu suatu upaya pengelolaan limbah cair sebelum dibuang ke
lingkungan. Untuk membuat instalasi pengolahan air limbah pada kota besar dapat
dilakukan dengan pengolahan komunal hal ini dikarenakan di kota besar sudah sangat sulit
mencari lahan untuk pengolahan secara individu.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin pesat dan diiringi dengan semakin
merebaknya permukiman akan berpengaruh terhadap jumlah buangan limbah cair yang
ditimbulkan oleh aktifitas dalam rumah tangga. Kondisi perairan di kota-kota besar
mempunyai kondisi yang sangat memprihatinkan. Pencemaran air sungai yang meningkat
khususnya pada sungai-sungai yang melintasi perkotaan dan permukiman yang padat, Hal itu
disebabkan karena sampai saat ini sistem pengolahan dan pembuangan limbah rumah tangga
di kota-kota besar masih menggunakan cara tradisional yaitu mengalirkan secara langsung
melalui saluran pembuangan menuju ke riol utama kota dan berakhir di pantai atau laut
sebagai saluran pembuangan akhir. Akibat yang dapat ditimbulkan yaitu terjadinya kerusakan
lingkungan pada tempat-tempat pembuangan limbah rumah tangga seperti sungai, rawa-rawa
dan perairan pantai. Demikian pula pencemaran pada sumur-sumur penduduk beserta sumber
air lainnya sebagai akibat rembesan limbah rumah tangga baik dari saluran pembuangan
maupun dari badan-badan air yang telah tercemar. Oleh karena itu peran serta masyarakat
serta industri atau kegiatan yang menghasilkan limbah harus menerapkan pembangunan
berwawasan lingkungan.
Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar
dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses
pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa
kini dan generasi masa depan
Komponen pencemaran air akan menentukan terjadinya indikator pencemaran air.
Pembuangan limbah industri, limbah rumah tangga dan kegiatan masyarakat lainnya yang
tidak memperhatikan kelestarian lingkungan dan daya dukung lingkungan nantinya
berpotensi terhadap terjadinya pencemaran lingkungan air.
Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk
mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain.
Limbah adalah buangan tidak diinginkan karena tidak menghasilkan nilai ekonomis
yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik itu industri maupun dari rumah tangga.
Limbah yang dihasilkan dari kegiatan tersebut di atas memberikan dampak negative seperti
timbulnya pencemaran pada air sehingga berpengaruh pula terhadap kesehatan manusia.
Limbah domestik adalah limbah cair yang berasal dari masyarakat urban termasuk di
dalamnya limbah kota dan aktifitas industri. Pada umumnya limbah domestik mengandung
sampah padat yang berupa tinja dan limbah cair yang berasal dari sampah rumah tangga.
Menurut Gesamp 1976 limbah domestic mempunyai sifat utama antara lain:
a. Mengandung bakteri, parasit dan kemungkinan virus dalam jumlah banyak yang sering
terkontaminasi dalam kerang-kerangan dan area mandi di pesisir laut.
1
b.
c.
d.
e.
Mengandung bahan organik dan padatan tersuspensi sehingga BOD (Biological Oxygen
Demand) biasanya tinggi
Padatan organik dan anorganik yang mengendap di dasar perairan. Komponen organik
akan terurai secara biologis sehingga kandungan oksigen menjadi kurang
Kandungan unsure hara terutama komponen fosfor dan nitrogen tinggi sehingga sering
menyebabkan terjadinya eotrofikasi
Mengandung bahan-bahan terapung berupa bahan-bahan organik dan anorganik
dipermukaan air atau berada dalam bentuk suspense. Kondisi sepert ini sering
mengurangi kenyamanan dan menghambat laju fotosntesis serta mempengaruhi proses
pemurnian alam (self purification)
Kondisi tersebut di atas maka limbah tersebut dapat berpengaruh terhadap kesehatan
masyarakat, sarana rekreasi, budi daya laut dan menurunkan kenyamanan (amenitas).
Adapun yang dimaksud dengan pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energy dan atau komponen lain kedalam lingkungan sehingga kualitas
lingkungan turun peruntukkannya. Kondisi ini dapat menganggu ekosistem yang terdapat
dalam lingkungan dan berpengaruh terhadap kualitas air.
Kualitas air merupakan sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energy atau
komponen lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa parameter yaitu
parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut dan lain sebagainya), parameter kimia
antara lain pH, oksigen terlarut, BOD, kadar logam dan lain sebagainya serta parameter
biologi yaitu keberadaan plankton, bakteri dan lain-lain.
Kadar oksigen dalam air yang turun ini nantinya dapat menganggu ekosistem perairan
sehingga proses fotosintesis dalam perairan tidak dapat berjalan dengan lancar sehingga
produktifitas air menjadi turun. Penurunan produktifitas ini sangat berpengaruh terhadap
aktifitas fitoplankton yang terdapat dalam air sehingga rantai makanan dalam airpun menjadi
terganggu.Kadar nutrien, sedimen serta pathogen dalam perairan juga berpengaruh terhadap
kualitas perairan. Dengan pembuangan limbah cair rumah tangga tanpa melalui pengelolaan
atau karena bangunan pengolahan limbah rumah tangga yang kurang bagus maka kualitas air
menjadi turun, kondisi seperti ini nantinya sangat merugikan bagi pengguna air baku ini.
Derajad keasaman atau pH dalam air sangat berpengaruh terhadap kualitas air, semakin
rendah nilai pH makin tinggi derajad keasamannya, pH 7 menunjukkan nilai netral dan di
atas nilai 7 air bersifat basa.
Pengelolaan adalah upaya pemeliharaan air sehingga sehingga tercapai kualitas air
yang diinginkan dan sesuai peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam
kondisi alamiah. Air merupakan salah satu faktor penting dalam ekosistem karena air
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup suatu organisme. Bagi manusia dan hewan air
merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk pemenuhan air minum dan kegiatan lain
sedangkan bagi tumbuhan air diperlukan untuk pertumbuhan maupun perkecambahan dan
penyebaran biji. Sumber daya alam dapat dipulihkan kembali dengan kegiatan konservasi
sumber daya alam sehingga nantinya dapat bermanfaat kembali.
Konservasi sumber daya alam adalah pengelolaan sumber daya alam tak terbaharui
untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan sumber daya alam yang terbaharui
untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya;
Penyebab penyakit di dalam air yang tidak dikelola dengan baik dapat memberikan
dampak negative pada kesehatan. Penyebab penyakit di dalam air dikelompokkan menjadi
dua bagan yaitu:
1. Penyebab hdup yaitu yang menyebabkan penyakit menular dan
2
2.
Agent
Virus
Rotavirus
Virus hepatitis A
Virus poliomyelitis
Bakteri
Vibrio cholerae
Escherichia coli
enteropatogenik
Salmonella thyphi
Salmonella parathyphi
Shigella dysenteriae
Protozoa
Entamoeba histolytica
Balantidia col
Giardia lamblia
Metazoa
Ascaris lumbricoides
Clonorchis sinensis
Diphykkobothrium latum
Taenius saginata/solium
Schistosoma
Penyakit
Diare pada anak
Hepatitis
Polio
Cholera
Diare/Dysenterie
Thypus abdominalis
paratyphus
Dysenterie
Dysenterie amoeba
Balantidiasis
Giardiasis
Ascariasis
Clonorchiasis
Diphylobothriasis
Taenasis
Schistosomiasis
Tabel 1.2.
Jenis Parameter dan Sumbernya
No
Jenis
Pencemar
Limbah yang
dapat
menurunkan
kadar oksigen
Sumber Tertentu
Limbah
Limbah
Domestik
Industri
Perkotaan
Nutrien
Patogen
Sedimen
Garam-garam
Logam yang
toksik
Bahan organik
yang toksik
Pencemaran
panas
.-
.-
.-
.-
.-
.-
.-
.-
6
7
8
Vektor atau pembawa penyakit yang terdapat di dalam air dapat berubah bentuk,
berubah fase pertumbuhan maupun bertambah banyak atau tidak mengalami perubahan
apapun. Vektor yang tak kalah pentngnya adalah nyamuk seperti yang terlihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 1.3.
Beberapa Penyakit yang Disebabkan Oleh Nyamuk
No
1
Vektor
Culicines
Culicenes
Fatigans/pipiens
Penyakit
Encephalitis
Filariasis
Aedes
Aedes aegypti
Anophelinie
Anophelinie spp
Agent
Virus encephalitis
Filaria
Bancrofti/Malayi
Dengue
Dengue
haemorrhagic fever
Virus dengue
Malaria
Protozoa
Virus DHF
Nur Nasri Noor, Epidemologi, Edisi Revisi Penerbit PT Rineka Cipta Tahun 2008
Otto Soemarwoto. Atur Diri Sendiri Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Penerbit Gadjah Mada University Press 2004
Pramudya Sunu, Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 4001, Penerbit Grasindo
2001
Sugiharto, Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah, Jakarta UI Press 1987
Supriharyono, Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir Tropis,
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2002
Undang-Undang Lingkungan Hidup N0 23 tahun 2007 Tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup