Anda di halaman 1dari 7

CONCEPT IN

AUDITING THEORY
Disusun Dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Seminar Audit Internal

Disusun oleh
Anthoni Manalu (1206201500.)
Lucky Ray Leonard (120620150073)
Nurmala (120620150018)
JURUSAN MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2016

BAB 4
KONSEP DASAR AUDITING
Berdasarkan struktur yang dilandasi oleh teori, konsep harus menempati posisi
kunci. Apakah untuk mengembangkan dalam bidang pengetahuan yang diikuti oleh
perkembangan atau untuk mengembangkan bidang baru yang dilakukan dari awal,
karena konsep merupakan hal yang penting. Dalam menyiadakan struktur dalam
suatu bidang yang terorganisasi, harus membuat kerangka kerja yang baik.
Penyusunan konsep terbentuk dari pengalaman dan observasi, umunya ide ide
akan membantu kita melihat persamaan dan perbedaan serta untuk memahami subjek
yang dipertanyakan. Tanpa konsep, bagian yang telah dipelajari sebelumnya tidak
dapat berhubungan dengan observasi yang ada.
Dengan demikian, pada umumnya konsep diperoleh atau berdasarkan bukan
dari jumlah observasi yang saling berkaitan dengan bagian tertentu, namun hingga
pemahaman yang diperoleh memberikan gambaran yang sama dalam bentuk bentuk
kumpulan observasi yang berbeda.
Konsep memberikan dasar untuk kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dengan
memfasilitasi komunikasi tentang hal itu dan masalah yang ada, tanpa adanya
kesepakatan konsep hal tersebut tidak mungkin.
Suatu cara untuk mempertimbangkan konsep digunakan dan dikembangkan
pada sebuah topik baru akan membantu kita untuk memahami sifat dan tujuan konsep
secara maksimal dan memahami arti penting dari pendekatan konsep.
Pengembangan Konsep
Tujuan Pengembangan Konsep melibatkan sejumlah tahapan, berikut 4 tahapan
yang dapat digunakan;
Pengamatan terhadap fakta yang berkaitan dengan suatu bidang dari sebuah
kegiatan.
Perumusan konsep yang telah ada berdasarkan fakta fakta yang telah diamati.

Hubungan konsep yang telah ada untuk menghindari penggandaan,


inkonsistensi, dan kelalaian.
Pemeriksaan ulang dan pengawasan konsep yang telah ada untuk keperluan
berkelanjutan
Sebelum memulai diskusi mengenai pembagian konsep dimasing-masing tahap,
terlebih dahulu mengetahui lebih jauh mengenai persepsi, konsepsi, dan penggunaan
Bahasa, karena akan memberikan kesesuaian untuk memperoleh pengetahuan yang
terstruktur.
Pada umunya pemahaman terhadap persepsi dan konsepsi bersifat saling
berkaitan, sejalan dengan pengetahuan yang sesuai. Persepsi adalah sensasi,
merupakan hasil dari suatu objek atau pikiran yang menghasilkan arti dari pengguna.
Bagi sebagian orang, persepsi yang memiliki pengetahuan intelektual kurang akan
memiliki pengalaman yang sedikit sehingga nilai manfaat yang kurang akan
berpengaruh kepada mereka.
Umumnya konsep yang digunakan diambil dari sejumlah pengamatan. Jadi
ketika sesorang memulai sebuah konsep setelah memiliki sebuah persepsi. Semakin
akurat seseorang dalam mengamati atau mendapatkan persepsi, akan semakin besar
kemungkinan orang tersebut mengembangkan kegunaan konsep.
Perkembangan ilmu pengetahuan menyebutkan untuk kombinasi menghasilkan
2 proses. Dalam istilah teknisnya, dapat dikatakan bahwa sensasi harus
berkesinambungan terhadap ide ide. Dimana ide ide gambaran terhadap Bahasa
yang digunakan, Diluar ide ide tanpa pikiran yang baik, bahasa yang digunakan
tidak sesuai dengan pikiran, Bahasa sangatlah penting untuk menghasilkan ide ide.
Contoh, dalam melakukan audit akan menggunakan konsep independen. Jika
hubungan auditor dengan kliennya diperluas untuk mencakup layanan manajerial
bahkan konseling bisnis, penerepan konsep independen menjadi suatu kewajiban.
Layaknya kita mendapatkan hasil dari uji coba dengan menggunakan sampling
statistik, sehingga memperluas materi konsep auditor dalam menyampaikan ide ide.
Hal ini menjelaskan kembali bahwa konsep dapat menyediakan kerangka kerja dalam
menyusun teori. Kemudian setelah seluruh konsep yang penting

telah disusun

dengan baik, kriteria konsep lainnya seperti prinsip, standar, dan pedoman akan
menemukan keterkaitan dengan konsep tersebut.
Pada tahap pertama dari pengembangan bidang apapun, perhatian harus
diberikan untuk pengamatan fakta yang berkaitan dengan subjek tertentu. Metode
observasi dan pengumpulan fakta tentu bervariasi, tetapi proses yang ada pada
dasarnya sama. Misalnya seseorang sosilogi mempelajari fakta fakta empiris antara
hubungan manusia yang tinggal dalam sebuah komunitas dengan bentuk bentuk
kehidupan komunitas yang ada.
Tahap kedua atas konsistensi pengembangan yang diamati melalui observasi
sesuai dengan data yang sebelumnya telah tergambarkan secara umum. Seorang
sosiologi menuliskan hubungan antara manusia untuk berkembang dan bekerja
bersama sama hal ini merupakan kecenderungan hubungan dalam kelompok, dan
melakukan komunikasi untuk bertukar pikiran. Hal yang sama pula, pembelajaran
auditing merupakan tindakan mencatatkan berbagai praktek praktek seperti bukti
dan berbagai usaha usaha untuk menunjukkan hasil laporan keuangan dalam
pernyataan sebagai pengungkapan. Disaat tertentu untuk menunjukan kondisi yang
umum, tahapan berikutnya untuk belajar kreatif dan analisis. Pengamatan yang telah
dilakukan dapat diklasifikasikan menurut sumber, jenis, hasil, atau cara apapun yang
dapat memberikan hasil yang berguna. Hal tersebut dapat dibandingkan dan disatukan
dengan bagian bagian yang serupa pada unsur lainnya. Implikasi tersebut dapat
dipelajari dan berkaitan satu dengan lainnya dan dengan konsep bidang yang terkait.
Tahap ketiga adalah satu diantara konsep konsep yang dikatakan cukup baik
untuk dikembangkan yaitu konsep konsep tersebut dapat berkaitan satu sama lain,
sehingga membentuk suatu kerangka acuan untuk bidang tertentu. Pada titik ini
esensi logisnya akan muncul, atau seperti dikatakan Eubank: sebuah skema
bermunculan sebagai bagian segmen yang menyatu dari seluruh struktur. Sekali lagi
dijelaskan hal ini akan terikat oleh fakta, lalu individual konsep, saat ini serangkaian
konsep akan saling berkaitan, satu diantaranya mendukung lainnya dan konsisten
secara menyeluruh. Inilah yang dikatakan membahas secara komprehensif untuk

memberikan pembahasan pada seluruh pengetahuan apapun, inilah hal pertama yang
terpenting dalam sistematis pengetahuan.
Tahap ke empat, tahap terakhir dalam perumusan terdiri dari pemeriksaan dan
pengawasan secara teliti terhadap konsep yang telah dirumuskan sebelumnya. Hal ini
menambah analisis filosofi dengan langkah langkah yang diperlukan untuk
mendapatkan konsep yang dirumuskan. Dalam tahap ini konsep kurang lebih telah
selesai di uji secara kritis untuk cukup memadai melaksanakan tujuan dan selanjutnya
kemampuan menemukan implikasi yang telah ada. Maksud dari hasil tersebut, untuk
mempelajari konsep konsep audit dengan tujuan menentukan kecukupan, kekuatan,
hubungan timbal balik, dan implikasi.
Jenis konsep seperti telah dinyatakan pada pembahasan sebelumnya bahwa
seluruh bidang pengetahuan memiliki konsep konsep. Hal ini juga harus
menunjukkan bahwa ada berbagai jenis konsep. Untuk lebih jelasnya konsep
diklasifikasikan sebagai:
1. Filosofi (nonspesifik) dan alamiah (spesifik)
2. Ideal dan nyata
Konsep filosofi adalah sesuatu yang tidak secara khusus dimiliki oleh setiap
ilmu dan karya tertentu. Contohnya adalah kebenaran, penyebab, bukti, benda fisik,
makna, dan kebutuhan. Seseorang yang bekerja dengan matematika, ilmu pasti;
fisika, ilmu eksperimental; astronomi, ilmu pengamatan; hukum, sejarah, dan audit,
akan menemukan tujuan dengan abstraksi tertentu dalam rangka mengembangkan
kerangka teoritis masing masing.
Konsep alamiah atau spesifik adalah sesuatu yang berasal dari berbagai
pengetahuan khusus. Contoh konsep alamiah yaitu, percepatan dalam mekanik,
netralisasi kimia dalam kimia, reflek AC dalam psikologi, lintas fertilisasi dalam
botani, biaya marjinal di bidang ekonomi, dan bukti dalam audit. Konsep konsep ini
adalah khusus yang dimiliki dan menjadi perhatian peneliti dalam pengetahuan
tertentu. Perlu diamati, bahwa banyak konsep yang digunakan pada kriteria tersebut
tidak dikuasai oleh satu bagian saja.

Disis lain, konsep alamiah tidak diartikan fiksi namun secara umum dibeberapa
bagian terdapat hal hal atau kejadian yang alamiah. Penerapan subjek dalam audit,
kita focus terhadap salah satu bidang tetapi tidak secara khusus dengan konsep
alamiah.

Dalam penerapannya secara independen konsep alamiah harus sesuai

dengan konsep yang dipraktekan auditor ketika bertindak. Namun harus menjadi
perhatian kita, jika audit menggunakan konsep independen bertujuan untuk
memenuhi tanggungjawab dan kelebihan sosialnya. Oleh karena itu kita berharap
secara transparan dan ideal atas konsep alamiah untuk melihat disisi mana kedua
konsep tersebut dapat di kembangakan berdasarkan teori dan praktek. Tanpa
menggunakan konsep yang ideal sebagi standar ukuran konsep yang alamiah, kita
akan memiliki sedikit dasar untuk dapat digunakan dalam menentukan analisi yang
dilakukan.
Pendekatan konseptual. Kami percaya bahwa pendekatan konseptual lebih
cenderung mengarah kepada kemajuan dalam mengembangkan teori yang berbunyi
auditing dibanding lainnya. Kita mengambil keputusan tersebut karena audit adalah
tahap dimana pemeriksaan yang teliti dilakukan terhadap konsep konsep yang
diperlukan dan karena kita merasa pendekatan alternative lebih dikenal secara umum
jadi sebuah matematika pun tidak dapat dipakai.
Pendekatan matematika adalah yang terbiasa digunakan dari seluruh ilmu dan
telah memberikan keberhasilan dalam beberapa bidang bidang seperti ekonomi.
Pengembangan model matematika dan manipulasi bagi beberapa orang sangat
berguna untuk mengungkapkan hubungan dan peran. Kami percaya bahwa
pendekatan ini akan memiliki kegunaan serupa pada audit.
Konsep utama dalam audit. Mengingat kembali ukuran yang berhubungan
dengan pengembangan akan memberikan sejumlah kecil dari apa yang kita
bayangkan agar menjadi konsep utama dari audit.
Konsep diantaranya:
1.
2.
3.
4.

Konsep Pembuktian (evidence),


Konsep Kecermatan Profesi (due audit care),
Konsep kelayakan Asersi (presentation),
Konsep Indenpedensi (independence), dan

5. Konsep Etika (ethical conduct).


Namun bilamana ada tambahan, hal ini tidak menjadi batasan. Disisi lain, kami
beryakinan bahwa masing masing konsep menempati posisi penting dalam struktur
teori auditing. Harapan kami, orang orang dapat menambahkan jenis analisis lain
sampai semua konsep dapat berguna secara baik dan tepat sasaran.

Anda mungkin juga menyukai