PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pembangunan dan kemajuan industri dan perdagangan di Indonesia berkembang
dengan pesat dan kini dihadapkan pada persaingan yang tajam di era globalisasi ini .
Seiring dengan kemajuan tersebut maka akan semakin banyak kegiatan produksiuntuk
menghasilkan bahan-bahan yang digunakan dalam berbagai pembangunan , maka
dari itu untuk melakukan hal tersebut terdapatlah salah satu Perusahaan yang bergerak
dalam produksi beam yaitu Cigading Habeam Center ( CHC )
Hal ini membutuhkan sumber daya manusia yang handal dan professional di
bidangnya. Peningkatan ini dapat dicapai melalui lembaga-lembaga pendidikan
formal maupun informal melalui peningkatan kualitas pendidikan dan sarana serta
prasarana pedukung pendidikan yang baik.
Program studi (Prodi) Teknik Mesin Universitas Sultan Ageng Tirtayasa melalui mata
kuliah pemilihan material dan proses merupakan salah satu Program pendidikan yang
berusaha membentuk sarjana yang memiliki keahlian di bidang Permesinan dan
control dengan kemampuan analitik dan rekayasa yang kreatif, inovatif, dan mandiri,
memiliki integritas kepribadian dan keilmuan yang tinggi serta memiliki motivasi
untuk mengikuti perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang nantinya
diharapkan bisa berguna untuk kemajuan teknologi khusuny pada Habeam .
1.2
Tujuan
1. Mengetahui bagaimana proses pemilihan material habeam pada PT.CHC
2. Mengetahui proses produksi dari produk setengah jadi hingga menjadi produk jadi
1.3
Batasan Masalah
1. Observasi dilakukan di PT.Cigading Habeam Centre selama 2 hari
2. Data yang diambil berupa proses pembentukan , cost dan spesifikasi material yang
diakai
3. Observasi dilakukan pada Divisi Engine
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1
Sejarah
1983
Didirikan di Cilegon ( Jawa Barat ) dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia .
Awalnya dengan pabrik welded H-beam , operasi pada 7-line produksi Otomatis dengan
kapasitas 5.000 ton / bulan dalam berbagai ukuran . Shot Blast and Painting didirikan
segera setelahnya.
1986
Memperluas
fasilitas
dan
mendirikan
Coil
Centre
comprising
Kutub
didirikan.
Perusahaan
kami
mulai
memproduksi
listrik,
2.2
2.3
Struktur Organisasi
BAB III
METODOLOGI
3.1
Function
WF biasa digunakan untuk : balok, kolom, tiang pancang, top & bottom chord member pada
truss, composite beam atau column, kantilever kanopi, dll
3.2
Objectives
Sesuai dengan kebutuhan dan tujuan observasi, maka objek merupakan hal yang
paling mendasari pemilihan, pengolahan dan penafsiran semua data dan keterangan
yang berkaitan dengan apa yang menjadi tujuan observasi.
Dalam observasi ini yang menjadi objek observasi adalah penerapan ilmu pemilihan
material & proses pada produksi Habeam .
3.3
Constrains
Setiap material memiliki material properties yang berbeda-beda , perbedaan itu
menjadi bahan pertimbangan dalam memilih material . Maka kegunaan produk dari
material itu berpengaruh terhadap pemilihan material
3.4
Free Variabes
Kegunaan dari material tersebut
Tegangan yang akan diterima material
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Pengertian Habeam
Welded Habeam
Welded Cross
Beam
Welded UNP
Welded T-Beam
Welded Siku
4.2
Proses produksi H-Beam harus melewati beberapa tahapan proses pengerjaan, yaitu
proses pemotongan pada bagian flame planner, proses perakitan pasangan pada bagian
arrangement, proses pengelasan titik pada proses tack welding,proses pelurusan pada bagian
straighteningdan proses penyelesaian pada bagian finishing.
Cara kerja produksi H-Beam diawali dengan masuknya material plate ke bagian
gudang. Kemudian pada saaat di gudang akan dilakukan proses pengecekan seperti surat
pengantar, jumlah dan bert plate. Setelah semuanya lengkap lalu dilakukan proses
pembongkaran material, lalu surat jalan ditanda tangani oleh pihak gudang yang nantinya
akan diberikan ke bagian Planing And Production Control (PPC) . Setelah dari PCC baru
turunnya Work Order (WO) dan cutting sheet disertai status material ke bagian flame planner
untuk menjalani proses awal berupa pemotongan plate menjadi flange dan web. Pada saat
material plate diambil dari gudang untuk dipotong, maka bagian gudang akan melakukan
pembukuan.
Hasil
pemotongan
plate
dari
flameplanner
masuk
ke
bagian
Produksi H-Beam
Pelat-pelat yang telah di pilih akan di produksi menjadi H-Beam (pelat baja dengan
profil H). Pada pengerjaan ini terdapat beberapa proses pengerjaan H-Beam dari suatu pelat,
yaitu :
1) Penerimaan dan Penanganan Material Plate
Bagian ini bertugas untuk melakukan penerimaan material plate dari suatu
perusahaan untuk dilakukan pembongkaran dan penyimpanan. Setelah itu datadata akan diserahkan ke operator untuk diproses.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat proses flame planner yaitu:
a. Setiap pemotongan plat harus dibuat laporan produksinya
b. Hasil pemotongan plat harus diberi marking diantaranya seperti dimensi
web atau flange, nomor paket dan pemilik barang
c. Jarak marking 200 mm dari ujung plat
d. Pastikan hasil potong sudah diserahkan pada arrangment
e. Matikan mesin dan tutup semua valve selesai pemotongan
Pada PT.CHC tahap flame planner terdapat lima mesin alat pemotong bahan
yaitu flame planner No 1 sampai dengan No 5. Tebal pelat minimum yang biasa
dipotong adalah 5mm dan maksimum sampai dengan 150 mm. Untuk lebih
jelasnya lihat gambar II.3 yang menampilkan mekanisme proses flame planer.
4) Assembling
Assemblingarea adalah lokasi untuk pengumpulan, Perakitan, penyambungan, dan
penyatuan H-Beam. Pelat atau baja yang dikumpulkan dan telah demarking
kemudian dilakukan pengelasan titik. Adapun langkah kerja assemblingadalah:
1. Menerima kit list atau gambar dari pelaksana
2. Menyiapkan jig dan lokasi Assembling
3. Marking material sesuai gambar kerja dan spect
4. Melaksanakan Assembling
5. Membuat laporan hasil Assembling
6. Melaporkan penyimpanan produk
Sedangkan langkah kerja untuk proses join plate adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
dikurangi posisi las harus tegak lurus dengan benda uji, maka beat akan berkurang
dan hasil lasan lebih bagus.
Straightening
Setelah melewati tahap welding area, H-Beam kemudian ditempatkan ke lokasi
straightening. Straightening merupakan tempat pelurusan flange yang bengkok
akibat dari panas saat pengelasan, kebanyakan pada proses ini belum sempurna
untuk pelurusannya, karena kekuatan material lebih besar dari kekuatan tekan alat.
Untuk hasil yang lebih bagus dilakukan pada proses finishing. Pengerjaan
straightening yang bertujuan mempresisikan dan meluruskan H-Beam dengan
cara:
- Menggunakan mesin roll untuk meluruskan H-Beam
- Memanaskan H-Beam dengan perantara las gas
- Proses hammering
Finishing
Tempat penyelesaian dan pembetulan sekaligus cek visual hasil pembuatan HBeam, pada proses ini ada beberapa tahap yang dikerjakan, mulai dari visual,
pembenahan, perlakuan material dan fabrikasi. Pada saat pembenahan biasanya
yang sering terjadi yaitu adanya cacat porosity, pada proses ini lubang yang
kelihatan di gouging sampai kedasar porosity, kemudian diisi lagi dengan
filler metal. Untuk H-Beam yang masih bengkok dilakukan pemanasan agar
batangan baja kembali ke bentuk awal atau lurus. Setelah mendapatkan hasil yang
bagus, produk langsung di fabrikasi untuk proses selanjutnya.
4.3
Dimensi
BAB V
KESIMPULAN
2. Proses produksi H-Beam harus melewati beberapa tahapan proses pengerjaan, yaitu proses
pemotongan pada bagian flame planner, proses perakitan pasangan pada bagian arrangement,
proses pengelasan titik pada proses tack welding,proses pelurusan pada bagian
straighteningdan proses penyelesaian pada bagian finishing.