Anda di halaman 1dari 26

THE MANHATTAN MOSQUE

Islamic Cultural Center of New York


Arsitek : Skidmore, Owings & Merril ( New York ) Michael
McCarthy
Konstruksi : 1986-1991

Sebuah Pusat Kebudayaan Islam ( Islamic Cultural


Center ) yang menggunakan teknologi modern untuk
mengekspresikan tradisi jaman kuno.
Sumber : Architectural Record, Agustus 1992

Masjid Manhattan ini merupakan Islamic Cultural Center ( ICC ) of New York, adalah suatu
tempat sebagai wadah koordinasi, sinkronisasi, dan dinamisasi aktivitas dan kelangsunngan kegiatan
kebudayaan Islam sehingga menjadi forum studi dan pelayanan informasi bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan budaya Islam di New York.
Arsitektur Islam merupakan ilmu dan seni merancang bangunan, kumpulan bangunan, struktur
lain yang fungsional, dan dirancang berdasarkan kaidah estetika Islam, suatu kaidah yang bertolak dari
pengakuan akan keesaan Allah SWT.

Hasil karya utama dalam seni arsitektur Islam adalah masjid, sebab masjid merupakan titik
tumpuan dari ungkapan kebudayaan Islam sebagai konsekuensi dari ajaran Islam yang mengajarkan
shalat dan masjid sebagai tempat pelaksanaannya.
Dalam sejarah arsitektur Islam, masjid dibangun dengan perhatian yang maksimal, sehingga
tampil dalam bentuk yang semegah-megahnya, mengisi sejarah Islam secara maksimal pula ( Rochim,
1983 ).
Arsitektur Islam berkembang berangkat dari tradisi yang telah berabad-abad yang lalu sejak 632
M sepeninggal Nabi Muhammad SAW, penyebaran dari Semenanjung Arabia hingga Andalusia
( Spanyol ) dan dari Samarkand hingga Malaka dan Demak ( Indonesia ). Maka dengan keanekaragaman
bentuk dari berbagai bangsa, yang sama-sama menerapkan corak kehidupannya dalam arsitektur Islam,
muncul]ah corak-corak yang menjadi warna penampilan arsitektur Islam tersebut, melambangkan tradisi,
budaya, dan kesenian yang bercorak Islam setempat..
Masjid pertama Islam, dibangun di Madinah oleh Nabi Muhammad SAW, didirikan atas dasar
fungsionalisme, dalam artian konstruksi yang digunakan sangat sederhana dengan bentuk bujur sangkar
yang menyediakan lapangan di tengah untuk berkumpul, hanya mengejar waktu untuk secepatnya
digunakan. Masjid pertama Amerika Serikat, dibangun di Cedar Rapids, Iowa Pada tahun 1934 dengan
bentuk bujur sangkar sederhana berkubah. Desain masjid lambat laun berubah di setiap negara dan
budaya yang berbeda dimana umat Muslim tinggal, begitu pula di Amerika Serikat, tema dan karakteristik
visual dari arsitektur masjid harus menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, salah satunya harus
memperhatikan sejarah dan bahasa visual.
Walaupun sejarahnya, masjid telah mengalami perkembangan style / gaya selama 14 abad,
namun hal ini merupakan hal yang baru dalam dunia arsitektur Amerika. Tema dan karakteristik visual
2

arsitektur masjid di Amerika harus menghadapi sebuah lingkungan baru, ia harus mendalami sendiri
sejarah bahasa visual sebuah masjid agar sesuai dengan lingkungannya. Respon yang diperoleh
kemudian, karakteristik arsitektur masjid Amerika, hubungannya dengan style, merupakan hasil dari
paduan pendalaman religius dan paradigma budaya. Saat bangunan merespon apa yang sudah ada di
lingkungannya sendiri ( cultural dan fungsional ), hal ini akan membuatnya menyatu dengan daerah
tersebut dan tidak akan menjadi sesuatu yang asing. Ada 3 tema pokok untuk mengidentifikasi serta
melandasi keindahan bangunan di Amerika ( www.saudiaramcoworld.com ), yaitu :
1.

Desain tradisional yang mengambil dari daerah Islam, contohnya The Islamic Cultural Center
of Washington, D.C. didesain oleh Abdur Rahman Rossi, seorang Italia yang masuk Islam,
dibangun tahun 1957.

2.

Desain yang menghadirkan kembali prototype histories, contohnya The Islamic Cultural
Center of Manhattan, New York, didesain oleh Michael McCarthy dari Scidmore, Owings &
Merril (SOM) selesai dibangun 1991.

3.

Desain inovatif, belum ada sebelumnya, contohnya The Islamic Society of North America
mosque di Plainfield, Indiana didesain oleh Syed Gulzar Haidar dan Muhammad Mukhtar
Khalil dibangun tahun 1981dan Albuquerque, New Mexico, didesain oleh Bart Prince tahun
1986.

LOKASI

Sumber : www.usinfo.org

Manhattan Mosque ini terletak 290 ke arah Kiblat dari Jalan Manhattan dan berada di
persimpangan Thirt Avenue dan Jalan 96th di sisi Timur teratas (Upper East Side) Manhattan. Mulai
dibangun pada tahun 1986 dan diresmikan pada tanggal 25 September 1991. Arah Kiblat diambil dari
jarak terpendek tempat tersebut menuju Kabah di Mekah. Masjid ini mencoba untuk menghadirkan
arsitektur tradisional dalam lansekap Amerika.

SEJARAH PEMBANGUNAN MANHATTAN MOSQUE

Sumber : www.islamicity.com

New York merupakan kota yang di dalamnya ada nasionalisme, ras atau suku bangsa dan
agama( religius ). Komunitas Muslim yang kecil telah selama bertahuntahun tidak mempunyai tempat
sendiri untuk beribadah, hingga akhirnya masjid dibangun untuk mereka dan pembangunannya memakan
waktu bertahun-tahun.
Berawal tahun 1966, ketika pemerintah Kuwait, Saudi Arabia dan Libya membeli tapak di
Manhattan. Pemerintah Kuwait yang mula-mula membiayai proyek ini sejak 1981. Dengan dana ini,
sebagai biaya penyediaan persiapan di Manhattan. Tidak sampai tahun 1987, sebuah Komisi ( The Board
of Trustees ) mencapai kesepakatan pembangunan masjid. Awalnya, proyek ini siserahkan kepada arsitek
5

Iran-Amerika Ali Dadras, yang mengangkat perencanaan masjid tradisional dengan halaman dan kebun.
Di pertengahan tahun 1980-an, Komisi lebih menginginkan kepada gaya kontemporer, sehingga Dadras
diganti dengan Scidmore, Owings & Merril (SOM) yang pernah terlibat dalam arsitektural dunia Islam
termasuk The Hajj Terminal, The National Commercial Bank, dan King Abd al-Aziz University, yang
kesemuanya di Jiddah sebaik proyek besar lain di Saudi Arabia, Kuwait dan Bahrain.
Perencanaan dan pembangunan Manhattan Mosque ditangani oleh Scidmore, Owings & Merril
(SOM) yang berperan sebagai konsultan perencana, serta Koren-DiResta Construction sebagai general
kontraktornya. Mekanikal dan Elektrikal bangunan secara keseluruhan ditangani oleh SOM. Untuk desain
interior dipercayakan pada Scott McIntyre, sedangkan desain taman dan lanskap dikerjakan oleh Jaros,
Baum, dan Bolles yang semuanya dari SOM.
Masjid dibangun dengan menyesuaikan diri dengan gaya arsitektur tradisional Islam, namun
dengan penggabungan gaya modern bangunan-bangunan kota New York. Pembangunan selesai 1990
dan dibuka resmi pada 25 September 1991. Sejak selesai tahun 1991 tersebut, masjid ini menjadi
landmark kawasan.(www.fordham.edu)

KONSEP
Dalam mempersiapkan desain pusat kebudayaan
Islam ini, McCarthy memperoleh saran atau masukan dari dua
komite yang memiliki sudut pandang berbeda. Pertama dari
para anggota terkemuka komunitas Muslim di New York dan
lainnya adalah para arsitek yang kebanyakan non-Muslim.
Debat keduanya pada image masjid. Para arsitek yang terdiri
dari para ahli dan sarjana menginginkan masjid yang
berkarakter abad 21. Para Muslim menginginkan perancang
untuk mengangkat kembali gaya tradisional masjid dengan
mengikuti yang telah ada dengan menggunakan motif-motif
histories.
Sumber : www.islamicity.com

Setelah terjadi perdebatan panjang, dua kelompok tersebut menemukan pada kesepakatan
konsep modernist, tetapi kelompok muslim tetap mendesak agar memasukkan minaret dan dome
( kubah ), yang mana keduanya tidak diinginkan oleh kelompok arsitek. Alasannya adalah agar bentuk
masjid tersebut tidak terasa asing dan tetap berkesan akrab bagi kaum Muslim.

Saat kelompok arsitek menentang untuk memasukkan


minaret, beberapa pihak luar bergabung dengan kelompok Muslim
dan mendukungnya. Diantaranya ada David Rockefellar, yang
menyumbangkan sejumlah besar dana untuk biaya pembangunan
minaret, saat ia menyatakan prihatin pada alas an penolakan karena
masalah biaya. Dengan keberanian ini, desain minaret dipercayakan
kepada Swanke Hayden Connel Architect of New York.

Minaret kontras dengan kemasifan masjid, ramping,


artikulasi sederhana dan tinggi 1,5 dari masjid memberi
nilai tambah
Sumber : www.usinfo.org

Pimpinan proyek adalah Alton Gursel, seorang arsitek Turki-Amerika yang berpengalaman
dalam mendesain minaret. Menghasilkan minaret yang kontras dengan kemasifan masjid, ramping,
artikulasi sederhana dan tinggi tegak ( 1,5 tinggi masjid ) memberi nilai tambah pada proyek ini. Biaya
pembangunan minaret mencapai $ 1,5 million ( satu setengah juta dollar ), arsitek dan kepala pelindung
keuangan dianggap tidak melihat masalah pembangunan sekolah dan perpustakaan pada proyek ICC ini
sebagai hal pelayanan yang seharusnya didahulukan untuk kepentingan masyarakat.
Para arsitek juga mendesak SOM untuk mengutamakan kebebasan yang total dalam bentuk dan
motif tetapi tetap konsisten memperhatikan kepercayaan Islam dan tradisi arsitekturalnya secara umum.
McCarthy memutuskan untuk menggunakan saran para arsitek dengan pemahaman bahwa Islam dengan
8

kemenangan besarnya, menyerap teknik-teknik bangunan local yang terbaik serta menggunakan material
local yang terbaik pula, dengan kerangka desain berupa penataan geometris menyangkut massa
bangunan, ruang dalamnya serta penyelesaiannya yang penuh perhitungan cermat.
McCarthy berfikir, mengapa tidak untuk melakukan penggabungan tradisi tersebut dengan
teknologi terbaik dari abad 21. Hasilnya berupa konsep arsitektur modern dengan mempertimbangkan
citra Islam dan warna local. Desain mengkombinasikan wajah tradisional Islam dengan Modenist Barat.
Bangunan ini menghubungkan tradisi Eropa dan tradisi Islam : kubah setengah bola, ruangan
sembahyang berbentuk kotak, pola-pola bukaan pada panel-panel kaca, keseimbangan menarik dalam
geometris sederhana menyatakan bahwa perbaduan Barat dan Italian Renaissance dapat saling mengisi
bersama-sama dengan tradisi Islam.( www.saudiaramcoworld.com )

INTERIOR
Interior bangunan ini didesain dengan menampilkan kesan suasana modern.Bentuk rancangan
arsitekturnya sendiri memberikan suatu citra arsitektur tradisional dengan sentuhan modern, yaitu
mengambil bentuk bujur sangkar serta atap dome yang mengacu pada masjid-masjid sebelumnya di
tempat-tempat agama Islam berkembang.
Pintu Masuk
Pintu masuk utama setinggi 15 kaki terlihat dari dalam,
memperlihatkan lapisan-lapisan kaca mengambil bentuk tradisional
lengkung stalaktit dengan efek-efek lampu yang mempertajam detaildetail interior.

Pintu masuk utama setinggi 15 kaki


terlihat dari dalam
Sumber : Architectural Record, Agustus 1992

10

Skala
Dalam masjid ini juga terdapat atau memperhatikan skala
ketuhanan dan skala manusia. Skala ketuhanan diterapkan pada
ruang sholat utama, melalui langit-langit yang menjulang tinggi
berupa kubah melambangkan keesaanNya. Sedangkan pada
ruang-ruang lain diterapkan skala manusia.

Sumber : www.islamicity.com

Pencahayaan
Sebuah interior terang setinggi 27 meter (90 kaki) dengan grid
terdiri dari 4 rangka baja dan kubah beton. Terdapat kawat
penggantung lampu melingkar di sekeliling tepi kubah hingga lepas
ke bawah memberi efek penerangan buatan yang estetis pada
lantai karpet ruangan. Dinding dan kubah dipisahkan oleh garis
kaca setinggi 1 ft sehingga dapat memasukkan cahaya alami ke
ruang ibadah. Cahaya alami juga masuk melalui empat atap prisma
sebagai skylight dan bukaan-bukaan dekoratif di bawah atap
kubah.
Sumber : www.usinfo.org

11

Motif Kaligrafi
Bentuk kaligrafi Arab mengadaptasi dari gaya Kufic,
digunakan sebagai ornament membingkai tempat mihrab. Style
Kufic merupakan keberhasilan terbesar dalam kaligrafi Arab.
Keindahan dan kebesarannya membuatnya ideal untuk tujuan
ornamentasi. Dalam masjid dilarang memasang ornament
berupa gambar-gambar atau benda-benda makhluk bernyawa
karena hal ini merupakan larangan dalam Islam untuk
menjauhkan dari sikap dan kegiatan kemusyrikan.
Sumber : Architectural Record, Agustus 1992

Sumber : Architectural Record, Agustus 1992

12

EKSTERIOR
Kesan monumental ditampilkan melalui massa bangunan yang besar, berbeda tetapi
tetap menyatu dengan lingkungannya, menara, bentuk kubah, taman yang luas. Bentuk
bangunan stabil dari proporsinya yang monumental, karena filosofi dari arsitektur Islam
adalah teologi diam sebagai konsep bangunan tersendiri yang mengejawantahkan doktrin
tauhid kebudayaan dalam bangunan. Diekspresikan dalam bentuk minaret / menara, hal ini
menambah point bangunan sebagai landmark kawasan.
Minaret dengan ketinggian 130 kaki
menjadi point of interest

Gerbang pintu masuk masjid dengan tinggi 15 kaki dengan material


berupa lapisan-lapisan kaca. Terdapat ornament kaligrafi Arab di atas
pintu masuk.
Sumber : Architectural Record, Agustus 1992

13

Sumber : Architectural Record, Agustus 1992

Dinding luar dibagi dalam petak-petak modul besar terbuat dari panel-panel granit mengkilat,
setiap panelnya diberi list kaca dan didukung oleh grid pipa baja yang tersembunyi.

Sumber : Architectural Record, Agustus 1992

Penggunaan material kaca hias dengan motif geometris dimana pola geometris merupakan
manifestasi ajaran Islam. Geometri dalam Islam dapat berupa pengulangan pola sederhana yang
dikombinasikan dengan garis-garis motif, merupakan resesi garis-garis menerus, permainan kesan gelap14

terang. Kaca-kaca memberikan pencahayaan alami ke dalam ruang ibadah. Bentuk-bentuk geometri
abstrak telah memberi kesan sederhana, pandangan yang rasional dan memberi karakter kontemporer
pada proyek ini.
Hubungan antara bangunan ini dengan arsitektur masjid tradisional lebih dalam daripada sekedar
masalah geometri, penggunaan symbol-simbol arsitektur yang jelas dan kaligrafi. Sebagaimana yang
dijabarkan oleh sejarawan Oleg Grabar, gambar-gambar yang dibuat oleh SOM untuk desain akhir dari
masjid ini cukup banyak terpengaruh oleh tradisi arsitektur Ottoman konvensional. Penggunaan pengaruh
masjid Ottoman yang digunakan oleh SOM pada masjid ini terlihat pada :
Penggunaan skylight di ujung-ujung atap dan pola-pola kaca
pada dinding bagian atas yang memberikan permainan
cahaya pada area sembahyang.

Sumber : Architectural Record, Agustus 1992

Batang-batang yang ditata bertingkat terletak pada pojok-pojok bangunan bagian tengah
merupakan tambahan untuk menyangga kubah yang membantu menghubungkan rangka dengan
kubah dan memberikan transisi yang halus antara bidang kotak dengan kubah yang berbentuk
lingkaran.
15

Sumber : Architectural Record, Agustus 1992

Hal ini terinspirasi dari struktur tradisional dan estetika yang terlihat seolah-olah menyatukan
bagian tengah dan atas interior masjid. Walaupun kubah ini sebagai suatu bentuk tradisional, namun ia
berhasil dan efektif dalam mengekspresikan bahasa kontemporer. ( www.islamicity.com )

STRUKTUR
Struktur pada bangunan Islamic Cultural Center ini menggunakan system struktur atap bentang
lebar dengan rangka baja, dengan pertimbangan kemudahan dalam pembentukan dan karakter ruang
serta menunjang tampilan yang dikehendaki. Sistem struktur rangka juga memudahkan penciptaan massa
solid-void dengan bidang penutupnya. Hal ini sesuai dengan kebutuhan masjid yang memerlukan ruangan
besar bebas kolom.

16

Tinggi bangunan 27 meter ( 90 ) menggunakan system struktur bentang lebar dengan 4 rangka
baja dan kubah beton serta ruang wanita yang digantung dibawahnya. Komposisi volume kubah silindris
di pusatnya, dengan 4 sudut atapnya berbentuk prisma sebagai skylight. Cahaya masuk melalui skylightskylight ini dan sebagai elemen bukaan yang menghiasi rangka di bawah kubah.
Dome atau kubah terbuat dari 16 rusuk baja lengkung.
Terdapat lampu di sekeliling tepi yang memancar ke arah kubah
memberikan efek dramatis pada interior ruang sholat tersebut.

Tempat lampu

17

Sumber : Architectural Record, Agustus 1992

PENATAAN RUANG MANHATTAN MOSQUE

6
7

3
4

Sumber : Architectural Record, Agustus 1992

Prayer Hall Level

Ablutions
Level

Keterangan :
1. Mihrab

6. Toilet pria

2. Mimbar

7. Ruang wudhu pria

3. Ruang ibadah

8. Ruang wudhu wanita

4. Tempat sandal dan sepatu

9. Toilet wanita
18

5. Ruang wanita
Bangunan masjid ini terdiri dari 2 tingkat dengan luas bangunan 4307 m 2 dengan kapasitas 2500
orang, yaitu ruang ibadah dengan ruang wanita terletak di atas ( mezzanine ) dan tingkat di bawahnya
terdiri dari ruang sosialserta fasilitas tempat bersuci yang indah dan mewahuntuk pria dan wanita yang
terpisah.
Bangunan utama
Karakter bangunan melalui wujudnya
diterapkan

massa

bangunan

yang

geometris, kotak dan cenderung kubus,


sesuai dengan ciri dan karakter seni Islam.
Ruang utama bangunan adalah ruang
yang

disediakan

khusus

untuk

melaksanakan peribadatan seperti sholat,


dengan tikar atau karpet yang bersih,
mimbar, mihrab, ruang pengaturan sound
system, ruang istirahat untuk khotib dan
Imam, serta penunjuk waktu yang mudah
di lihat.
Orientasi bangunan masjid ini adalah arah
ke arah Kiblat di Mekah

dengan

membentuk sudut 29 .
19

Sumber : Architectural Record, Agustus 1992

Prayer hall
level
Womens
gallery

Ablutions
Level
20

Sumber : Architectural Record, Agustus 1992

Ruang sholat
Pada ruangan ini , antara ruang pria dan
wanita dipisahkan dengan perletakan ruang wanita
di bagian atas dengan kapasitas yang lebih kecil.
Ruangan

wanita

ini

mempunyai

hubungan

pandangan secara langsung ke dalam ruangan


bagian pria, sehingga gerak-gerik Imam atau Khatib
dapat terlihat secara langsung dari ruangan ini.

Sumber : www.saudiaramcoworld.com

Mihrab
Mihrab terletak di bagian tengah Qibla. Qibla
merupakan bagian dinding yang menghadap ke
kiblat. Selain sebagai penunjujk arah kiblat bagi

21

orang yang masuk ke masjid, juga bagi orang yang


berada di luar masjid.
Mimbar
Mimbar diletakkan di sebelah kanan mihrab,
terdapat tangga menuju ke podium kecil dengan
Sumber : Architectura Record, Agustus 1992

rancangan menarik.

Bangunan Pelengkap
Bangunan pelengkap diperlukan dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan
ibadah, antara lain :
Tempat bersuci / wudhu
Ruang ini dibuat tertib dan higienis dan cukup mendapat perhatian tingkat privacy-nya.
Kamar mandi dan WC tersedia, baik utuk pria maupun wanita. Lantai dan dinding kedap air
hingga setinggi 150 cm dari lantai dengan bahan pelapis dari marmer serta lantai yang
bertekstur kasar sehingga tidak licin bila terkena air.
Tempat penitipan sandal dan sepatu
Tempat ini terletak di bagian bawah dekat tangga
menuju ruang wanita.
Menara / Minaret

22

Fungsi menara adalah untuk menyampaikan


adzan agar terdengar dalam jarak yang maksimal.
Letaknya terpisah dari bangunan masjid. Arsitek untuk
minaret masjid ini adalah Swnake Hayden Connel.
Suara adzan masjid bersaing dengan suara bising
mesin-mesin kendaraan dan suara mesin pesawat jet
dari La Guardia airport.
Ruang-ruang belajar / pendidikan dan Perpustakaan
Ruangan ini terletak di bagian bawah ruang ibadah sebagai bagian dari fasilitas yang
disediakan dalam sebuah pusat kebudayaan Islam.
Halaman
Ruang luar adalah ruang luar yang direncanakan, bukan sisa terbentuk dari susunan massa
bangunan. Hal ini dalam prinsip perencanaan dan perancangan arsitektur Islam, terdapat
tradisi arsitektur lansekap yang merupakan realisasi dari syariah tentang moral, material dan
keindahan, serta kebangkitan kembali, perubahan ke arah yang lebih baik dan peningkatan
bumi sebagai tempat manusia hidup sementara. Desain taman dan lansekap ini dikerjakan
oleh Jaros, Baum, dan Bolles dari SOM.

23

DAFTAR PUSTAKA

Architectural Record, Agustus1992


Rochym, Abdul, 1983, Sejarah Arsitektur Islam Sebuah Tinjauan, Bandung, Angkasa.
www.highbeam.com
www.islamicity.com
www.fordham.edu
www.saudiaramcoworld.com
www.rbsd.com
www.usinfo.org
www.columbia.edu

24

25

26

Anda mungkin juga menyukai