Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat,
Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
Hidup dalam lingkungan sehat, dan
Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
( pasal 2 ayat 1 Permenkes no 75 tahun 2014 tentang Puskesmas ).
Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP ) adalah suatu kegiatan dan / atau serangkaian
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkuppelayanan Rawat Jalan meliputi :
1. Pelayanan Pendaftaran
Pelayanan Pendaftaran adalah suatu kegiatan dimana yang memberi pelayanan
dan yang diberi pelayanan saling berkomunikasi dengan maksud dan tujuan
tertentu sesuai dengan jenis produk atau jenis pelayanan yang di instansi publik
( Pelayanan Puskesmas ).
2. Pelayanan Poli umum ( BP )
Pelayanan klinis di poli Umum adalah pelayanan klinis yang diberikan kepada
pasien, meliputi pelayanan pemeriksaan berhubungan dengan penyakit, surat
keterangan sehat, pemeriksaan haji, control rujukan)
3. Pelayanan Poli KIA
Pelayanan klinis di poli KIA adalah pelayanan klinis yang diberikan khusus
untuk ibu dan anak, meliputi pelayanan pemeriksaan ibu hamil, konselling KB,
imunisasi, konselling calon pengantin, pelayanan MTBS (manajemen terpadu
balita sehat)
4. Pelayanan Poli gigi
Pelayanan klinis di poli gigi adalah pelayanan klinis yang diberikan kepada
pasien, yang berhubungan dengan kesehatan gigi.
5. Pelayanan Laborat
Pelayanan Laborat adalah suatu pemeriksaan laborat yang diberikan kepada
pasien untuk membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta
menentukan pragnosa.
6. Pelayanan Obat
Pelayanan Obat adalah suatu proses sejak peresepan sampai penerimaan obat,
sehingga pasien mendapatkan obat yang baik dan benar serta mengetahui cara
pemakaiannya.
Landasan Hukum
1. Undang undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Undang undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Undang undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
4. Permenkes RI no 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
5. Permenkes RI no 5 tahun 2014 tentang Panduan praktik klinis bagi dokter di
pelayananan kesehatan primer
6. Permenkes RI nomor 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium
Puskesmas
7. Kepmenkes RI nomor 666 /Menkes /SK / VI / 2007 tentang Klinik Rawat Inap
Pelayanan Medik Dasar
8. Kepmenkes RI nomor 671 / Menkes / SK / VI / 2007 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kegiatan Program Upaya Kesehatan Perorangan
9. Kepmenkes RI nomor 857 / Menkes /IX / SK / 2009 tentang Pedoman
Penilaian Kinerja Sumber aya Manusia Kesehatan di Puskesmas
3
10. Kepmenkes no 159 tahun 2010 tentang Pelayanan Obat Generik di faskes
11. Kepmenkes RI nomor 2500 /Menkes /SK /XII /2011 tentang Daftar obat
Esensial 2011.
12. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 436 / Menkes / SK / VI / 1993
tentang berlakunya Standar Pelayanan di Rumah Sakit
13. Depkes RI tahun 2006 tentang Pedoman Peningkatan Kinerja Perawat di
Puskesmas ( Panduan bagi Kabupaten / Kota ), Direktorat Bina Pelayanan
Keperawatan , Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
4
Nama Jabatan
Kualifikasi
Keterangan
Formal
1
Kedokteran
Bersertifikat ACLS
Pelayanan Perseorangan
Penanggung jawab Rawat
Kedokteran Gigi
Jalan
Dokter Rawat jalan
Dokter Umum
Bersertifikat ACLS
4
5
Dokter Gigi
Koordinator KIA / KB
Kedokteran Gigi
D III Kebidanan
Bersertifikat
ANC/PNC/APN/MTBS/PON
ED/ ASFIKSIA /
CTU/ANTOPROME
6
7
8
9
10
D III
Jalan
Keperawatan
Petugas Laborat
Petugas Rekam Medis
Analis Laborat
D III Rekam
Petugas Obat
Petugas Pembantu RM
Medis
D III Farmasi
SMU
Pemeriksaan specimen
Pelatihan Profil dan simpus
B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Rawat Jalan yaitu :
a. Pendaftaran :
yang bertugas sejumlah 2 ( satu ) orang dengan standar minimal bersertifikat profil dan
simpus dan yang 1 ( Satu ) berijazahkan SMA ( Sekolah Menengah Umum )
b. Poli Umum :
yang bertugas sejumlah 3 ( Tiga ) orang dengan standar minimal bersertifikat PPGD
dan ACLS
Kategori :
1 orang Dokter umum
2 orang Pelaksana( Perawat )
c. Poli KIA :
yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat
ANC/PNC/PONED/MTBS
Kategori :
1 orang coordinator KIA, KB
1 orang Pelaksana ( Bidan )
d. Poli Laborat :
Yang bertugas 1 ( satu ) dengan satandart minimal Pemeriksaan Specimen
e. Poli Gigi :
Yang bertugas 1 ( satu ) dengan satandart minimal Pemeriksaan gigi
f. Poli Obat:
yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal Pelayanan obat
kategori
1 orang penanggung jawab Obat
1
orang Pelaksana
C. PENGATURAN JADWAL
Pengaturan jadwal petugas pada Rawat jalan disesuaikan dengan jam kerja ( 6 hari )
dan petugasnya disesuaikan dengan poli- poli pelayanan yang tersedia.
Untuk tenaga yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka petugas
memberitahukan pada Ka. Tata Usaha lewat surat tertulis, apabila keperluannya dalam
keadaan tiba tiba, petugas memberitahukan pada Koordinator masing masing poli
lewat telepon atau sms, selanjutnya jika sudah masuk hari berikutnya menyerahkan
surat ijin kepada Ka. Tata Usaha.
Ruang poli yang ditinggalkan oleh petugas yang ijin tadi dikerjakan oleh petugas yang
ada, apabila pasien banyak petugas yang pelayanan kepada pasien sedikit membantu
yang banyak tersebut.
Setiap hari kerja dokter memberikan pelayanan di Rawat Jalan, hari Senin, Rabu,
Jumat, setelah visite pasien yang ada di Rawat Inap baru Dokter melayani pasien yang
ada di Rawat jalan. Hari Selasa, Kamis, Sabtu Dokter langsung memberikan pelayanan
di Rawat Jalan karena hari tersebut tidak visite di Rawat Inap digantikan Dokter yang
1 ( satu ) nya ( Ka. Puskesma ), beliau tidak memegang pelayaanan di poli Umum.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
B. Standar Fasilitas
6. Dopler ( 1 Buah )
7. Implan Set
8. Speculum vagina
d. Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien Rawat jalan saat ini memiliki 2
( dua ) unit ambulance yang kegiatannya berada dalam Koordinasi UGD, Rawat Inap,
PONED dan bagian umum.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Tata Laksana Pendaftaran Pasien
I. Petugas Penanggung Jawab
-
Status Medis
10
11
laboratorium
mengambil
sampel
sesuai
permintaan
9. Petugas melakukan pemeriksaan
10. Petugas mengerahkan hasil pemeriksaan untuk diserahkan kembali kepada
dokter yang menangani pasien
11. Pasien kembali diperiksa dokter diruang BP
D. Tata Laksana Poli KIA / KB
I. Penanggung Jawab
- Dokter Umum
- Bidan
II. Perangkat Kerja
-
Status pasien
Tensi Meter
Pengukur Berat Badan
Pengukur Tinggi Badan
Tensi meter
Bolpoint
Buku LaporanPasien mendaftar di loket
III.
A.
a.
1)
2)
3)
4)
12
Pelayanan KB
Identitas akseptor.
Jumlah anak.
Menstruasi terakhir.
13
d.
e.
f.
g.
h.
14
Identitas Klien.
Satus Perkawinan
Pengetahuan KB
Hubungan Seksual
c.
Petugas melakukan pemeriksaan Fisik :
15
(Tensi,
Nadi,
Respirasi,Suhu )
f.
Dental unit
III.Tata Laksana Poli Gigi
1. Pasien mendaftar di loket
2. Petugas memasukkan regester pasien
3. Petugas menyiapkan alat
4. Petugas memanggil pasien sesuai urut antrian
5. Petugas mengkonfirmasi identitas pasien
16
memberikan
resep
sesuai
kartu
rekam
medik
pasien
(umum,jamkesmas,askes,jkrs ).
12. Petugas mencuci alat dan mensterilisasi alat.
I.
II.
III.
17
II.
III.
I. Penanggung jawab
Dokter Umum
Perawat / Bidan
Perangkat Kerja
Surat Rujukan
Bolpoint
Tata Laksana Rujukan Rawat Jalan
1. Rujukan Internal
Rujukan internal adalah pelayanan rujukan semua unit pelayanan di puskemas
dari unit pelayanan yang satu ke unit pelayanan yang lain.
Tata Laksananya meliputi :
1. Petugas menganamnesa pasien
2. Petugas melakukan pemeriksaan
3. Petugas mencatat hasil pemeriksaan di status pasien
4. Berdasarkan hasil pemeriksaan, petugas membuat rujukan internal
5. Petugas menyerahkan surat rujukan kepada pasien
6. Pasien membawa surat rujukan ke unit pelayanan yang dituju.
7. Petugas menerima surat rujukan dan memberikan pelayanan.
8. Petugas memberikan umpan balik ke poli yang merujuk
2. Rujukan Eksternal
Rujukan eksternal adalah pelayanan rujukan ke luar Puskemas kepada pasien
oleh petugas di unit BP umum mulai dari memasukkan regester pasien sampai
membuatkan rujukan dan meminta stempel ke loket.
Tata Laksananya meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
18
I.
II.
III.
18.
19.
19
Petugas Sanitarian
II. Perangkat Kerja
Bolpoint
20
Menyiapkan media yang diperlukan seperti : poster, leaflet atau lembar balik
Menyalin dan nama pasien atau keluarganya, karakteristik penderita yang meliputi umur,
jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta diagnosis penyakit ke dalam buku register
21
BAB V
LOGISTIK
22
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A.
Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety )
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
Asesmen resiko
B.
Tujuan
Terlaksananya
program-program
pencegahan
23
sehingga
tidak
terjadi
Hak pasien
2.
3.
4.
Penggunaan
metoda-metoda
peningkatan
kinerja
untuk
Karena keberuntungan
Karena pencegahan
24
Karena peringanan
KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya
dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti :
operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti, amputasi
pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan
adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
C. TATA LAKSANA
a.
Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien
b.
c.
d.
e.
25
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
I.
Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global.Ancaman penyebaran HIV menjadi
lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal.Setiap hari ribuan anak
berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi
HIV.Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara berkembang yang
belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus
yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara
langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan
dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung,
pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum
dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui
tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data
PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun
1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah
2,10%. Kedua
penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak
memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan
untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak
dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui
Kewaspadaan Umum atau Universal Precaution yaitu dimulai sejak dikenalnya
infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi Petugas Kesehatan.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai
26
resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan
keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.
II.
Tujuan
a.
b.
III.
IV.
27
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu yang digunakan di Puskesmas Sluke Rawat jalan dalam memberikan
pelayanan adalah :
Pelayanan/ Tindakan
Dokter pemberi pelayanan
di poliklinik
Target Kinerja
Target pemberi pelayanan di poliklinik
100% dokter tetap dilakukan selama 1
tahun ke depan
Target waktu tunggu poliklinik dari
70% menjadi 100% pada bulan april
2.
3.
4.
Kepuasan pelanggan
pendaftaran
5.
6.
Penegakan diagnosis TB
paru dengan pemeriksaan
BTA
Waktu tunggu pelayanan
obat
a. Obat jadi
b. Obat racikan
Tidak adanya kesalahan
pemberian obat
Kepuasan pelanggan
pelayanan obat
7.
8.
9.
Keterangan
28
Kejelasan
penyampaian aturan
minum obat ke pasien
unit pelayanan
11. Kelengkapan informed
consent setelah mendapat
penjelasan
12. Kelengkapan rekam medis
a. Pasien baru 10
menit
b. Pasien lama
dengan kartu 5
menit
c. Pasien lama tanpa
kartu 5 menit
Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan kurva harian dalam format tersendiri
dan dievaluasi serta dilaporkan setiap 3 bulan pada pengendali mutu dan Kepala Puskesmas.
29
30
31
32
33
34
35
36
37
BAB V
LOGISTIK
Standar Obat IGD
I. OBAT LIVE SAVING
a. Injeksi
No
Nama Obat
Satuan
Jumlah
1.
2.
Adona AC 10 ml
Alupent
Ampul
Ampul
6
2
Haemostatic
Anti asthmatic dan COPD
3.
Aminophilin
Ampul
14
preparations
Anti asmatic dan COPD
4
5.
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Atropin sulfat
Buscopan
Catapres
Cedation
Cortidex
Diazepam
Dicynone
Dormicum
Ephinephrin
Lasik
Lidocain
Metro clopramide
Nicholin 250 mg
Nicholin 100 mg
Naotropil 1 gr
Novalgin
Orodexon
Phenobarbital
Pethidine
Pulmicortn Naspv
Ranitidine
Remopain
Renatoc
Toradol 50 mg
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Asmpul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
125
14
3
5
6
5
5
2
16
94
5
2
2
5
5
4
2
2
8
5
5
2
1
38
Jenis Obat
preparations
Anti spasmodics
Anti spasmodics
Other Anti hypertensives
Anti emetics
Corticosteroid Hormones
Minor Transquillizer
Haemostatics
Hypnotics dan sedatives
Asnastetic lokal & general
Diuretics
Anastetic lokal
Anti emetik
Neuroprotector
Neoroprotector
Neuroprotector
Analgetik
Anti inflamasi
Sedatif
Sedatif
Broncodilator
Antacida
Analgetik
Antacida
Analgetik
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Panadol
Transamin
Valium
Vit k
Tramal 100 mg
ATS 1500 u
Vaksin Engerik B-In-1
Vaccin Engerik o,5 ml
Kallium clorida
Meylon 25 ml
Meylon 100 ml
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Tube
Tube
Flacon
Flacon
Flacon
5
7
14
2
1
10
3
2
6
9
1
Analgetik
Haemostatics
Sedatif
Anti perdarahan
Analgetik
Anti tetanus
Vaksinasi hepatitis
Vaksinasi hepatitis
Elektrolit
Jumla
Jenis Obat
b. Tablet
No
1.
2.
3.
4.
Nama Obat
Adalat 5 mg
Adalat 10 mg
Cedocard 5 mg
Nitrobat
Satuan
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
h
10
Anti hypertensi/
10
Betabloker
Anti hypertensi /
8
10
Betabloker
Anti anginal
Nitrogliserida
c. Cairan Infus
No
1.
2.
3.
4
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Nama Obat
Asering
Dextrose 5 % 250 ml
Dextrose 5 % 500 ml
Dextrose 10 % 500ml
Dextrose In Saline 0,225
Dextrose 0,5 Darrow
Kaen 3 B
Kaen 3 A
Larutan 2 A
Manitol 250 cc
Nacl 0,9 % 250 ml
Satuan
Jumla
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
h
4
2
8
5
2
3
1
1
7
2
1
39
Jenis Obat
12.
13.
14.
15
16.
17.
Kolh
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Flalon
5
1
6
13
2
6
d. Suppositoria
No
1.
2.
3.
4.
Nama Obat
Amicain Supp
Primperan sup Child
Primperan Sup Adult
Paracetamol Sup
Satuan
Jumla
Jenis Obat
Supp
Supp
Supp
Supp
h
2
3
1
1
Anti emetik
Anti emetik
Anti emetik
Anti piretik,
5.
Propyretic 160 mg
Supp
Analgetik
Anti piretik,
6.
Proris Sup
Supp
Analgetik
Anti piretik ,
7.
8.
Stesolid 5 mg rect
Stesolid 10 mg rect
Tube
Tube
5
7
Analgetik
Sedatif
Sedatif
Satuan
Jumla
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Flacon
Flacon
Flacon
h
5
3
5
2
5
12
8
4
10
2
2. OBAT PENUNJANG
a. Injeksi
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
9.
10.
Nama Obat
Cedantron
Calsium gluconas
Zantadin
Lanoxin
Neurobion 5000
Papaverin
Sotatik
Cortison Asetat
Kanamycin 1 gr
Procain Penicillin
40
Jenis Obat
Antiemetik
Vitamin (elektrolit)
Antasida
Cardiac drugs
Vitamin
Anti spasmudics
Anti emetik
Anti inflamasi
Antibiotik
Antibiotik
b. Obat tablet
No
Nama Obat
1.
Aspilet
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Inderal
Inopamil
Isorbid
Merislon
Propanolol
Strocain
Satuan
Jumla
Tablet
h
7
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
5
5
2
2
3
5
Jenis Obat
Anti coagulans, anti
trombotics
Beta Blockers
Cardiac drugs
Anti vertigo
Beta Blockers
Antacid&
Antiulcerant
8.
9.
Norit
Ponstan
Tablet
Tablet
15
2
Analgetic& Antipiretic
Penyediaan obat dan bahan habis pakai dilakukan melalui Instalasi Farmasi.Kebutuhan
obat, alat medis dan bahan habis pakai dihitung tiap dua minggu berdasarkan analisis
kebutuhan obat dan bahan habis pakai dua minggu yang lalu dengan cadangan 10 %,
diajukan kepada Panitia pengadaan obat untuk mendapat persetujuan.Pengadaan obat
dan alat kesehatan dilakukan oleh panitia pengadaan setelah mendapat persetujuan dari
direktur.
Distribusi obat, alat medis dan bahan habis pakai dari Instalasi Farmasi dilakukan tiap
tiga hari sekali pada hari Senin dan hari Kamis berdasarkan permintaan dari IGD.
Pendistribusian obat dilaksanakan tidak lebih dari 3 jam sesudah order diterima oleh
Instalasi Farmasi
41
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
D.
Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety )
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
Asesmen resiko
E.
Tujuan
Terlaksananya
program-program
pencegahan
42
sehingga
tidak
terjadi
Hak pasien
2.
3.
4.
Penggunaan
metoda-metoda
peningkatan
kinerja
untuk
6.
7.
Karena keberuntungan
Karena pencegahan
43
Karena peringanan
KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya
dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti :
operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti, amputasi
pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan
adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
F. TATA LAKSANA
a.
b.
c.
d.
e.
44
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
V.
Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global.Ancaman penyebaran HIV menjadi
lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal.Setiap hari ribuan anak
berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi
HIV.Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara berkembang yang
belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus
yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara
langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan
dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung,
pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum
dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui
tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data
PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun
1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah
2,10%. Kedua
penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak
memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan
untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak
dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui
Kewaspadaan Umum atau Universal Precaution yaitu dimulai sejak dikenalnya
infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi Petugas Kesehatan.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai
45
resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan
keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.
VI.
Tujuan
a.
b.
VII.
46
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu yang digunakan di Puskesmas Sluke dalam memberikan pelayanan
adalah angka keterlambatan penanganan kegawat daruratan dengan varibel jumlah penderita
yang dilayani > 5 menit berbanding dengan jumlah penderita gawat darurat hari yang sama
Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan kurva harian dalam format tersendiri
dan dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada panitia mutu dan direktur pelayanan
47