Anda di halaman 1dari 47

PEDOMAN PELAYANAN KLINIS

PUSKESMAS RAWAT JALAN


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
pasal 1 ayat 2 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat selanjutnya disebut PUSKESMAS adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif,dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya di wilayah
kerjanya.
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diberikanoleh Puskesmas kepada masyarakat,
mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi pencatatan, pelaporan, dan dituangkan dalam
suatu system.( pasal 1 ayat 10 Permenkes no 75 tahun 2014 tentang Puskesmas ).
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat yang :
a.
b.
c.
d.

Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat,
Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
Hidup dalam lingkungan sehat, dan
Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
( pasal 2 ayat 1 Permenkes no 75 tahun 2014 tentang Puskesmas ).
Upaya Kesehatan Perorangan ( UKP ) adalah suatu kegiatan dan / atau serangkaian

pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit,


pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan perseorangan.

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkuppelayanan Rawat Jalan meliputi :
1. Pelayanan Pendaftaran
Pelayanan Pendaftaran adalah suatu kegiatan dimana yang memberi pelayanan
dan yang diberi pelayanan saling berkomunikasi dengan maksud dan tujuan
tertentu sesuai dengan jenis produk atau jenis pelayanan yang di instansi publik
( Pelayanan Puskesmas ).
2. Pelayanan Poli umum ( BP )
Pelayanan klinis di poli Umum adalah pelayanan klinis yang diberikan kepada
pasien, meliputi pelayanan pemeriksaan berhubungan dengan penyakit, surat
keterangan sehat, pemeriksaan haji, control rujukan)
3. Pelayanan Poli KIA
Pelayanan klinis di poli KIA adalah pelayanan klinis yang diberikan khusus
untuk ibu dan anak, meliputi pelayanan pemeriksaan ibu hamil, konselling KB,
imunisasi, konselling calon pengantin, pelayanan MTBS (manajemen terpadu
balita sehat)
4. Pelayanan Poli gigi
Pelayanan klinis di poli gigi adalah pelayanan klinis yang diberikan kepada
pasien, yang berhubungan dengan kesehatan gigi.
5. Pelayanan Laborat
Pelayanan Laborat adalah suatu pemeriksaan laborat yang diberikan kepada
pasien untuk membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta
menentukan pragnosa.
6. Pelayanan Obat
Pelayanan Obat adalah suatu proses sejak peresepan sampai penerimaan obat,
sehingga pasien mendapatkan obat yang baik dan benar serta mengetahui cara
pemakaiannya.

7. Pelayanan klinik Gizi


Pelayanan Klinik Gizi adalah Pelayanan gizi di rawat jalan adalah pelayanan
yang diberikan dan disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan
klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuh.
8. Pelayanan klinik sanitasi

Pelayanan Klinik sanitasi adalah Salah satu pelayanan Puskesmas yang


mengintegrasikan antara upaya kuratif, promotif dan preventif yang berperan
sebagai pusat informasi, pusat rujukan, fasilitator dibidang kesehatan
lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan
C. Batasan Operasional
Batasan Operasional pelayanan Rawat Jalan meliputi :
1. Sumber Daya Manusia ( SDM ) Kesehatan adalah tenaga kesehatan profesi
termasuk tenaga tenaga kesehatan strategis dan tenaga kesehatan non profesi
serta tenaga penunjang/ pendukung yang terlibat dalam bekerja serta
mengabdikan diri seperti dalam upaya dan menegement kesehatan.
2. Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis.
3. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan yan menyediakan layanan medis dasar dan / atau
spesialistik, diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga dan dipimpin oleh
seorang tenaga medis.
D.

Landasan Hukum
1. Undang undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Undang undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Undang undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
4. Permenkes RI no 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
5. Permenkes RI no 5 tahun 2014 tentang Panduan praktik klinis bagi dokter di
pelayananan kesehatan primer
6. Permenkes RI nomor 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium
Puskesmas
7. Kepmenkes RI nomor 666 /Menkes /SK / VI / 2007 tentang Klinik Rawat Inap
Pelayanan Medik Dasar
8. Kepmenkes RI nomor 671 / Menkes / SK / VI / 2007 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Kegiatan Program Upaya Kesehatan Perorangan
9. Kepmenkes RI nomor 857 / Menkes /IX / SK / 2009 tentang Pedoman
Penilaian Kinerja Sumber aya Manusia Kesehatan di Puskesmas
3

10. Kepmenkes no 159 tahun 2010 tentang Pelayanan Obat Generik di faskes
11. Kepmenkes RI nomor 2500 /Menkes /SK /XII /2011 tentang Daftar obat
Esensial 2011.
12. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 436 / Menkes / SK / VI / 1993
tentang berlakunya Standar Pelayanan di Rumah Sakit
13. Depkes RI tahun 2006 tentang Pedoman Peningkatan Kinerja Perawat di
Puskesmas ( Panduan bagi Kabupaten / Kota ), Direktorat Bina Pelayanan
Keperawatan , Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik

BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
4

Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM Rawat Jalan adalah :


No

Nama Jabatan

Kualifikasi

Keterangan

Formal
1

Penanggung jawab Upaya

Kedokteran

Bersertifikat ACLS

Pelayanan Perseorangan
Penanggung jawab Rawat

Kedokteran Gigi

Jalan
Dokter Rawat jalan

Dokter Umum

Bersertifikat ACLS

4
5

Dokter Gigi
Koordinator KIA / KB

Kedokteran Gigi
D III Kebidanan

Bersertifikat
ANC/PNC/APN/MTBS/PON
ED/ ASFIKSIA /
CTU/ANTOPROME

6
7
8
9
10

Perawat pelaksanan Rawat

D III

Jalan

Keperawatan

Petugas Laborat
Petugas Rekam Medis

Analis Laborat
D III Rekam

Petugas Obat
Petugas Pembantu RM

Medis
D III Farmasi
SMU

Pemeriksaan specimen
Pelatihan Profil dan simpus

B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Rawat Jalan yaitu :
a. Pendaftaran :
yang bertugas sejumlah 2 ( satu ) orang dengan standar minimal bersertifikat profil dan
simpus dan yang 1 ( Satu ) berijazahkan SMA ( Sekolah Menengah Umum )
b. Poli Umum :

yang bertugas sejumlah 3 ( Tiga ) orang dengan standar minimal bersertifikat PPGD
dan ACLS
Kategori :
1 orang Dokter umum
2 orang Pelaksana( Perawat )
c. Poli KIA :
yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal bersertifikat
ANC/PNC/PONED/MTBS
Kategori :
1 orang coordinator KIA, KB
1 orang Pelaksana ( Bidan )
d. Poli Laborat :
Yang bertugas 1 ( satu ) dengan satandart minimal Pemeriksaan Specimen
e. Poli Gigi :
Yang bertugas 1 ( satu ) dengan satandart minimal Pemeriksaan gigi
f. Poli Obat:
yang bertugas sejumlah 2 ( dua ) orang dengan standar minimal Pelayanan obat
kategori
1 orang penanggung jawab Obat
1

orang Pelaksana

C. PENGATURAN JADWAL

Pengaturan jadwal petugas pada Rawat jalan disesuaikan dengan jam kerja ( 6 hari )
dan petugasnya disesuaikan dengan poli- poli pelayanan yang tersedia.

Untuk tenaga yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka petugas
memberitahukan pada Ka. Tata Usaha lewat surat tertulis, apabila keperluannya dalam
keadaan tiba tiba, petugas memberitahukan pada Koordinator masing masing poli
lewat telepon atau sms, selanjutnya jika sudah masuk hari berikutnya menyerahkan
surat ijin kepada Ka. Tata Usaha.
Ruang poli yang ditinggalkan oleh petugas yang ijin tadi dikerjakan oleh petugas yang
ada, apabila pasien banyak petugas yang pelayanan kepada pasien sedikit membantu
yang banyak tersebut.

Jadwal dokter Rawat Jalan

Setiap hari kerja dokter memberikan pelayanan di Rawat Jalan, hari Senin, Rabu,
Jumat, setelah visite pasien yang ada di Rawat Inap baru Dokter melayani pasien yang
ada di Rawat jalan. Hari Selasa, Kamis, Sabtu Dokter langsung memberikan pelayanan
di Rawat Jalan karena hari tersebut tidak visite di Rawat Inap digantikan Dokter yang
1 ( satu ) nya ( Ka. Puskesma ), beliau tidak memegang pelayaanan di poli Umum.

BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan

B. Standar Fasilitas

I. Fasilitas & Sarana


Rawat jalan yang terdiri dari ruangan pendaftaran, Poli Umum,Pojok Gizi,
pemeriksaan Laborat, Ruang Tata Usaha, Ruang Program, Ruang P2P, Ruang KIA/ KB,
Ruang Gigi, Ruang Ka. Puskesmas, Ruang Pelayanan Obat, Gudang Obat.
Ruang Poli umum terdiri 1 ( satu ) tempat tidur, Ruang KIA/KBterdiri 1 ( satu ) tempat tidur.
II. Peralatan
Peralatan yang tersedia di Rawat jalan mengacu kepada buku pedoman pelayanan
Klinis Departermen Kesehatan RI untuk penunjang kegiatan pelayanan terhadap pasien.
a. Alat alat untuk poli Umum :
1. Stetoskop ( 1 buah )
2. Tensi meter ( 1 buah )
3. Thermometer ( 1 buah )
4. Pengukur Berat Badan ( 1 buah )
5. Pengukur Tinggi Badan ( 1 Buah )
6. Senter ( 1 buah )
7. Bengkok ( 1 Buah )
8. Gunting plester ( 1 Buah )
9. Patela Hummer ( 1 Buah )

b. Alat alat untuk ruang Laborat


1. Mikroskop ( 1 Buah )
2. Sentrivige ( 2 buah )
c. Alat alat untuk ruang KIA / KB :
1. Stetoskop ( 1 buah )
2. Tensi meter ( 1 buah )
3. Thermometer ( 1 buah )
4. Pengukur Berat Badan ( 1 buah )
5. Pengukur Tinggi Badan ( 1 Buah )
8

6. Dopler ( 1 Buah )
7. Implan Set
8. Speculum vagina
d. Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien Rawat jalan saat ini memiliki 2
( dua ) unit ambulance yang kegiatannya berada dalam Koordinasi UGD, Rawat Inap,
PONED dan bagian umum.

Fasilitas & Sarana untuk Ambulance


A. Perlengkapan Ambulance
1. Sirine
2. Lampu rotater
3. Sabuk pengaman
4. Sumber listrik / stop kontak
5. Lemari untuk alat medis
6. Lampu ruangan
7. Wastafel
B. Alat & Obat
1. Tabung Oksigen ( 1 buah )
2. Tas Emergency yang berisi :
Cairan infus ( RL, D5%, Nacl ), IV cateter Ukuran ( 22, 24, 20, 18, masing
masing 2 buah ), tensimeter, stetoskop, infus set

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Tata Laksana Pendaftaran Pasien
I. Petugas Penanggung Jawab
-

Petugas Rekam Medis

II. Perangkat Kerja


-

Status Medis

III. Tata Laksana Pendaftaran


a.
b.
c.
d.

Petugas menyapa pasien


Petugas mempersilahkan pasien mengambil nomor urut
Petugas mempersilahkan duduk di ruang tunggu
Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut untuk kemudian ditanya identitas

pasien ( Kartu Berobat,KTP,Kartu Jaminan Jamkesmas/Askes/JKRS)


e. Petugas menanyakan jenis pelayanan yang di pilih sesuai jenis penyakit yang
diderita pasien
f. Petugas mencatat identitas pasien di buku Register kunjungan pasien dan
kemudian mencatat status pasien di formulir kartu rawat jalan
g. Petugas mengantarkan status pasien ke poli yang dituju
B. Tata Laksana Poli Umum ( BP )
I.
Penanggung jawab Poli Umum
Dokter Umum Rawat Jalan
II.
Perangkat Kerja
Status pasien
Tensi Meter
Pengukur Berat Badan
Pengukur Tinggi Badan
Tensi meter
Bolpoint
Buku Laporan
III.
Tata Laksana Pelayanan BP
a. Petugas memasukkan regester pasien
b. Petugas memanggil pasien sesuai urutan rekam medis
c. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan rekam medis
d. Bila tidak sesuai, petugas mengkonfirmasikan kepada petugas
pendaftaran dan meminta rekam medis yang sesuai.
e. Setelah sesuai, petugas melakukan anamnesis dan pemeriksaan
fisik
f. Petugas meminta pemeriksaan penunjang laboratorium ke unit
laboratorium bila diperlukan
g. Petugas menegakkan diagnosis

10

h. Petugas melakukan rujukan internal bila perlu


i. Petugas melakukan rujukan external bila perlu
j. Petugas memberikan terapi sesuai diagnosis
k. Petugas mencatat hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, hasil
pemeriksaan laboratorium, diagnosis, rujukan dan terapi dalam
rekam medis
l. Petugas membuat resep pada kertas resep
m. Petugas memberikan resep dan mempersilahkan pasien untuk
mengambil obat di kamar obat
n. Setelah pasien pulang petugas memasukkan kode penyakit ke
dalam regester pasien
o. Setelah di masukkan ke dalam regester petugas mengembalikan
data rekam medis ke loket
C. Tata Laksana Laborat
I. Penanggung jawab
- Dokter umum Rawat Jalan
- Analis Laborat
II. Perangkat Kerja
- Mikroskop
- Sentrivage
III. Tata Laksana Pelayanan Laborat
1. Pasien mendaftarkan diloket pendaftaran
2. Pasien menunggu pemeriksaan di BP oleh Dokter dan
di KIA oleh Bidan
3. Dokter/Bidan memberi aduan kepada pasien sebagai
gejala klinis yang dikeluhkan
4. Dokter/Bidan merujuk pasien kelaboratorium untuk
menunjang diagnosa penyakit
5. Dokter/Bidan menulis permintaan pemeriksaan distatus
pasien
6. Pasien datang keruang laboratorium

11

7. Petugas laboratorium membaca advis permintaan


pemeriksaan dari dokter
8. Petugas

laboratorium

mengambil

sampel

sesuai

permintaan
9. Petugas melakukan pemeriksaan
10. Petugas mengerahkan hasil pemeriksaan untuk diserahkan kembali kepada
dokter yang menangani pasien
11. Pasien kembali diperiksa dokter diruang BP
D. Tata Laksana Poli KIA / KB
I. Penanggung Jawab
- Dokter Umum
- Bidan
II. Perangkat Kerja
-

Status pasien
Tensi Meter
Pengukur Berat Badan
Pengukur Tinggi Badan
Tensi meter
Bolpoint
Buku LaporanPasien mendaftar di loket

III.

Tata Laksana Pelayanan KIA / KB


a. Petugas menerima kunjungan ibu hamil di Ruang KIA setelah mendaftar di
loket pendaftaran.
b. Bidan memanggil pasien sesuai urutan rekam medis

A.

Bila periksa kehamilan :

a.
1)
2)
3)
4)

Petugas melakukan Anamnesa


:
Menanyakan Identitas.
Menanyakan riwayat kehamilan yang sekarang dan yang lalu.
Menanyakan riwayat menstruasi.
Menanyakan riwayat persalinan yang lalu dan pemakaian alat
kontrasepsi.

12

5) Menanyakan riwayat penyakit yang diderita dan riwayat penyakit


keluarga.
6) Menanyakan keluhan pasien.
b.
Petugas melakukan pemeriksaan :
1) Tinggi Badan, Berat Badan, LLA, Tekanan darah.
2) Petugas melakukan Inspeksi kepada pasien.
3) Mengukur ukuran panggul ( bila ada indikasi : TB < 145 cm
4) Memeriksa TFU, posisi janin, presentasi janin.
5) Pemeriksaan DJJ.
6) Pemeriksaan Reflek Patela kunjungan K1 & Kunjungan ulnag bila ada
indikasi
c.
Mempersilahkan Ibu hamil ke Laboratorium untuk periksa Hb, golongan darah &
HBsAg ( untuk Bumil dengan K1 ), pemeriksaan Hb diulang pada umur kehamilan
trimester III, serta pemeriksaan laboratorium lainnya ( seperti protein urin, reduksi urin
) atas indikasi.
d.
Petugas memberikan Imunisasi TT1 sambil memberitahukan ulangan
TT2 yang akan datang.
e.
Petugas memberikan penyuluhan ( gizi bumil, Hygiene perorangan,
perawatan payudara selama kehamilan, pentingnya periksakan
kehamilan secara rutin sesuai umur kehamilan ), pesan supaya pada
saatnya nanti melahirkan di tenaga kesehatan.
f. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada status ibu & Buku KIA
g. Petugas menulis resep ( Kalsium Laktat, Fe, Vitamin )Petugas
mendeteksi resiko tinggi kehamilan bila ada dan rujuk ke RSU / dokter
spesialis serta melakukan kunjungan rumah pasien ( perkesmas ).
h. Petugas merujuk ke Ruang Pengobatan / Gilut bila ada indikasi
i. Bidan memberikan resep kepada pasien dan mempersilahkan pasien
mengambil obat di pelayanan obat
j. Petugas mencatat ke kohort ibu sesuai Kartu Ibu.
k. Bidan mengembalikan rekam medis ke loket
B.

Pelayanan KB

a. Petugas menerima akseptor dari loket pendaftaran.


b. Bidan menanyakan layanan KB apa yang dikehendaki pasien
c. Petugas melakukan anmnesa kepada akseptor tentang:

Identitas akseptor.

Jumlah anak.

Menstruasi terakhir.

Riwayat penyakit ( tumor, jantung, DM, dll ).


d. Petugas melakukan pengisian status sesuai dengan hasil anamnesa.

13

e. Petugas melakukan pemeriksaan


:

Mengukur Berat Badan.

Mengukur Tekanan darah.

Melakukan pemeriksaan khusus :


Mata
: warna sklera ?
Payudara
: ada benjolan ?
Leher
: kelainan tyroid ?
Perut
: pembesaran uterus / benjolan ?
Ekstremitas : varices ?
f. Petugas melakukan konseling / penyuluhan tentang efek samping dan
jadwal kunjungan kembali.
g. Petugas menyiapkan alat Kontrsasepsi.
h. Petugas melakukan Pelayanan KB sesuai metode peserta Akseptor
i. Petugas menyerahkan Kartu KB yang telah diisi kepada akseptor.
j. Bidan menjelaskan kepada pasien kapan harus kontrol/ datang kembali
k. Bidan membuat resep jika diperlukan
l. Petugas membersihkan alat-alat yang telah dipakai
m. Petugas melakukan pencatatan hasil pelayanan di K-1 dan Register KB
n. Petugas mengembalikan rekam medis ke loket
C. Pelayanan imunisasi bayi
a.
b.
c.

d.
e.
f.
g.

h.

Petugas Imunisasi menerima kunjungan bayi sasaran Imunisasi yang


telah membawa Buku KIA / KMS di Ruang Imunisasi
Petugas Melakukan Penimbangan BB Bayi
Petugas melakukan Anamnesa Meliputi ;
memeriksa status Imunisasi dalam buku KIA / KMS dan
menentukan jenis imunisasi yang akan diberikan.
menanyakan keadaan bayi kepada orang tuanya ( keadaan bayi
yang memungkinkan untuk diberikan imunisasi atau bila tidak
akan dirujuk ke Ruang Pengobatan ).
Petugas menyiapkan alat (menyeteril alat suntik dan kapas air hangat)
Petugas menyiapkan vaksin ( vaksin dimasukkan ke dalam termos es)
Petugas menyiapkan sasaran ( memberitahukan kepada orang bayi
tentang tempat penyuntikan.
Petugas memberikan Imunisasi ( memasukkan vaksin ke dalam alat
suntik, desinfeksi tempat suntikan dengan kapas air hangat,
memberikan suntikan vaksin / meneteskan vaksin sesuai dengan
jadwal imunisasi yang akan diberikan.
Petugas melakukan KIE tentang efek samping pasca imunisasi kepada
orang tuabayi sasaran imunisasi.

14

i. Petugas memberikan obat antipiretik untuk imunisasi DPT, dijelaskan


cara dan dosis pemberian.
j. Petugas memberitahukan kepada orang tua bayi mengenai jadwal
imunisasi Berikutnya
k. Bidan mempersilahkan ibu dan bayinya pulang
l. Petugas mencatat hasil imunisasi dalam Buku KIA / KMS dan Buku
CatatanImunisasi serta rekapitulasi setiap akhir bulannya
D. Pelayanan MTBM/MTBS
1. Pasien bayi / balita dari loket pendaftaran menuju ruang KIA untuk
mendapatkan pelayanan MTBS.
2. Petugas menimbang BB balita
3. Petugas melaksanakan anamnesa
:
Keluhan Utama.
Keluhan tambahan.
Lamanya sakit.
Pengobatan yang telah diberikan.
Riwayat penyakit lainnya.
4. Petugas melakukan pemeriksaan:
Keadaan Umum.
Respirasi.
Derajat dehidrasi
Suhu tubuh.
Telinga.
Status gizi.
Status imunisasi dan pemberian Vitamin A.
5. Petugas menulis hasil anamnesa dan pemeriksaan serta
mengklasifikasi dalam form klasifikasi dan memberikan penyuluhan.
6. Petugas memberikan rekam medik ke ruang pengobatan/ konsultasi
dokter untuk mendapatkan pengobatan sesuai Buku Pedoman MTBS
oleh dokter
E. Pelayanan Pemeriksaan Catin :
a.
Petugas menerima Pasien dari loket pendaftaran.
b. Petugas melakukan anamnesa kepada Klien tentang :

Identitas Klien.

Satus Perkawinan

Kesiapan untuk hamil

Pengetahuan KB

Hubungan Seksual
c.
Petugas melakukan pemeriksaan Fisik :

15

Mengukur Berat Badan.


Mengukur Signal Sign

(Tensi,

Nadi,

Respirasi,Suhu )

Melakukan pemeriksaan khusus


Mata
: warna sklera ?
Payudara
: ada benjolan ?
Leher
: kelainan tyroid ?
Perut
: Palpasi
Ekstremitas : varices ?
d. Pemeriksaan Laborat ( Tes Urin Kehamilan ) bila perlu
e.

Petugas melakukan konseling / penyuluhan tentang hasil pemeriksaan


Kesehatan Reproduksi

f.

Petugas menyiapkan alat Imunisasi TT.

g. Petugas melakukan Pelayanan Imunisasi TT


h. Petugas memberikan resep ke pasien
i. Petugas membersihkan alat-alat yang telah dipakai.
j. Petugas melakukan pencatatan hasil pelayanan di Rekam Medis
k. Petugas mengembalikan rekam medis ke loket
E.Tata Laksana Poli Gigi
I. Penanggung jawab
- Dokter Gigi
II. Perangkat Kerja
-

Dental unit
III.Tata Laksana Poli Gigi
1. Pasien mendaftar di loket
2. Petugas memasukkan regester pasien
3. Petugas menyiapkan alat
4. Petugas memanggil pasien sesuai urut antrian
5. Petugas mengkonfirmasi identitas pasien

16

6. Petugas melakukan anamnesa keluhan utama dan gejala subyektif pasien.


7. Petugas melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh meliputi inspeksi,
palpasi,perkusi,sondasi dan hasil radiologi (kalo ada).
8. Petugas menentukan diagnosa.
9. Petugas memberikan terapi atau tindakan yang sesuai
10. Petugas memberikan konseling kepada pasien.
11. Petugas

memberikan

resep

sesuai

kartu

rekam

medik

pasien

(umum,jamkesmas,askes,jkrs ).
12. Petugas mencuci alat dan mensterilisasi alat.

I.
II.

III.

F. Tata Laksana Poli Obat


Penanggung Jawab
Dokter Umum
Petugas Obat
Perangkat Kerja
Resep Pasien
Obat
Buku Laporan
Tata Laksana Poli Obat
1. Dokter member resep kepada pasien sesuai dengan diagnose
2. Pasien memberikan resep kepada Petugas Obat
3. Petugas obat menerima dan mengecek resep meliputi : nama, umur dan alamat
pasien, dosis, dan ketersediaan obat. Jika ada obat yang tidak tersedia Petugas
menginformasikan kepada Dokter supaya mengganti obat yang ada dan sesuai
dengan indikasi
4. Petugas obat meracik dan menyiapkan obat dengan dimasukkan ke dalam
plastik klip serta memberi cara pemakaian
5. Petugas Obat memberikan obat serta member penjelasan cara pemakaian obat
yang baik
G. Tata Laksana Rujukan Rawat Jalan

17

II.
III.

I. Penanggung jawab
Dokter Umum
Perawat / Bidan
Perangkat Kerja
Surat Rujukan
Bolpoint
Tata Laksana Rujukan Rawat Jalan
1. Rujukan Internal
Rujukan internal adalah pelayanan rujukan semua unit pelayanan di puskemas
dari unit pelayanan yang satu ke unit pelayanan yang lain.
Tata Laksananya meliputi :
1. Petugas menganamnesa pasien
2. Petugas melakukan pemeriksaan
3. Petugas mencatat hasil pemeriksaan di status pasien
4. Berdasarkan hasil pemeriksaan, petugas membuat rujukan internal
5. Petugas menyerahkan surat rujukan kepada pasien
6. Pasien membawa surat rujukan ke unit pelayanan yang dituju.
7. Petugas menerima surat rujukan dan memberikan pelayanan.
8. Petugas memberikan umpan balik ke poli yang merujuk
2. Rujukan Eksternal
Rujukan eksternal adalah pelayanan rujukan ke luar Puskemas kepada pasien
oleh petugas di unit BP umum mulai dari memasukkan regester pasien sampai
membuatkan rujukan dan meminta stempel ke loket.
Tata Laksananya meliputi :
1.

Petugas memasukkan regester pasien

2.

Petugas memanggil pasien sesuai urutan rekam medis

3.

Petugas mencocokkan identitas pasien dengan rekam medis

4.

Bila tidak sesuai, petugas mengkonfirmasikan kepada petugas pendaftaran dan


meminta rekam medis yang sesuai.

5.

Setelah sesuai, petugas melakukan anamnesis

6.

Pasien diperiksa oleh dokter dan meminta rujukan

7.

Petugas mempersilakan pasien ke ruang dokter

8.

Dokter membuatkan rujukan

9.

Dokter memberikan rujukan ke pasien

18

10. Pasien memberikan rujukan kembali ke petugas untuk di agenda


11. Petugas meng Agenda rujukan
12. Petugas melengkapi data rujukan
13. Petugas memberikan rujukan ke pasien
14. Petugas mempersilakan pasien pulang
15. Petugas merujuk pasien ke poli umum apabila terdapat penyakit
penyerta seperti : jantung,diabetes,hipertensi dan lain-lain.
16. Petugas merujuk pasien kebagian laboratorium jika dibutuhkan, apabila
pasien belum mengetahui riwayat penyakit sebelumnya.
17. Petugas merujuk pasien ke RS apabila kasus penyakitnya tidak bisa
ditangani oleh puskesmas.

I.
II.
III.

18.

Petugas mencatat di buku register rawat jalan gigi.

19.

Petugas mengembalikan kartu rekam medik pasien ke pendaftaran.

H. Tata Laksana SKS ( Surat Keterangan Sehat )


Penanggung jawab
- Dokter Umum
- Perawat
Perangkat Kerja
- Blangko SKS
- Bolpoint
Tata Laksana SKS
1. Peminta datang sendiri ambil nomor antrian dan mendaftar
2. Petugas memanggil peminta sesuai nomor urut antrian
3. Petugas mencocokkan identitas pasien dengan rekam medis
4. Bila tidak sesuai, petugas mengkonfirmasikan kepada petugas
pendaftaran dan meminta rekam medis yang sesuai.
5. Setelah sesuai, petugas melakukan pemeriksaan tensi, TB/BB, tes
buta warna, dll
6. Petugas mempersilakan peminta ke ruang dokter untuk diperiksa
7. Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan menandatangani blangko
8. Dokter mempersilakan peminta kembali ke petugas
9. Petugas melengkapi data2 dan pengisian blangko PX Kes Pertama
bagi SKS HAJI
10. Petugas mengagenda SKS

19

11. Petugas menyerahkan SKS ke peminta dan menyuruh meminta


stempel ke loket
12. Petugas mempersilakan peminta pulang
I.

Tata Laksana Klinik Gizi


I. Penanggung Jawab
- Dokter umum
- Analis Gizi
II. Perangkat Kerja
- Leaflet
- Bolpoint
- Alat Peraga
III. Tata Laksana Klinik Gizi

1. Pasien datang ke Puskesmas, mendaftar di loket pendaftaran


2. Pasien ditanya tentang keluhan / penyakit yang diderita oleh petugas
pendaftaran
3. Pasien diarahkan ke ruang pemeriksaan / BP yang sesuai dengan keluhan
penyakitnya ( BP umum atau BP KIA )
4. Dari hasil pemeriksaan fisik, antropometri, laboratorium dan pemeriksaan
dokter lainnya, kemudian dokter menentukan apakah pasien perlu terapi diet
5. Bila memerlukan terapi diet, pasien akan dikirim ke klinik gizi untuk
memperoleh penyuluhan/konseling tentang diet/terapi yang ditetapkan dokter.
6. Proses selanjutnya mengikuti prosedur dari klinik gizi
J. Tata Laksana Klinik Sanitasi
I. Penanggung Jawab
-

Petugas Sanitarian
II. Perangkat Kerja

Formulir klinik sanitasi

Buku pedoman klinik Snitasi

Bolpoint

Buku rekap pasiwen klinik sanitasi

20

III. Tata Laksana Klinik Sanitasi


1. Persiapan
-

Menyiapkan tempat yang aman dan terang

Menyiapkan informasi yang dibutuhkan

Menyiapkan media yang diperlukan seperti : poster, leaflet atau lembar balik

Mengatur waktu konseling yang tepat pada pasien


2. Pelaksanaan

Menerima kartu rujukan status dari petugas poliklinik

Mempelajari kartu status / rujukan tentang diagnosis

Menyalin dan nama pasien atau keluarganya, karakteristik penderita yang meliputi umur,
jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta diagnosis penyakit ke dalam buku register

Melakukan wawancara atau konseling dengan penderita / keluarganya tentang kejadian


penyakit, keadaan lingkungan dan perilaku yang diduga berkaitan dengan kejadian
penyakit dengan mengacu pada buku " Pedoman Tehnis Klinik Sanitasi untuk Puskesmas
dan panduan konseling bagi Petugas Klinik Sanitasi di Puskesmas.

Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan atau perilaku yang berkaitan dengan

kejadian penyakit yang diderita


Memberikan saran tindak lanjut sesuai permasalahan
Bila diperlukan, membuat kesepakatan dengan penderita atau keluarganya tentang jadwal
kunjungan lapangan
3. Pencatatan dan Pelaporan

- Data kegiatan klinik sanitasi dicatat ke dalam buku register


- Mengolah data dan menganalisis data untuk bahan tindak lanjut kunjungan lapangan serta
keperluan monitoring dan evaluasi selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan
perencanaan kegiatan selanjutnya.

21

BAB V
LOGISTIK

22

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A.

Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety )
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :

Asesmen resiko

Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien

Pelaporan dan analisis insiden

Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya

Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :

Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan

Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

B.

Tujuan

Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit

Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat

Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit

Terlaksananya

program-program

pencegahan

pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

23

sehingga

tidak

terjadi

STANDAR KESELAMATAN PASIEN


1.

Hak pasien

2.

Mendidik pasien dan keluarga

3.

Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

4.

Penggunaan

metoda-metoda

peningkatan

kinerja

untuk

melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien


5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN ( KTD )
ADVERSE EVENT :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan
bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh
kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah
KTD yang tidak dapat dicegah
Unpreventable Adverse Event :
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan
mutakhir
KEJADIAN NYARIS CEDERA ( KNC )
Near Miss :
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan ( commission ) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission ), yang dapat mencederai pasien,
tetapi cedera serius tidak terjadi :

Karena keberuntungan

Karena pencegahan

24

Karena peringanan

KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya
dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti :
operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti, amputasi
pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan
adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
C. TATA LAKSANA
a.

Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien

b.

Melaporkan pada dokter umum Rawat Jalan

c.

Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokterUmum

d.

Mengobservasi keadaan umum pasien

e.

Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir Pelaporan Insiden


Keselamatan

25

BAB VII
KESELAMATAN KERJA
I.

Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global.Ancaman penyebaran HIV menjadi
lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal.Setiap hari ribuan anak
berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi
HIV.Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara berkembang yang
belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus
yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara
langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan
dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung,
pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum
dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui
tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data
PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun
1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah
2,10%. Kedua

penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak

memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan
untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak
dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui
Kewaspadaan Umum atau Universal Precaution yaitu dimulai sejak dikenalnya
infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi Petugas Kesehatan.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai

26

resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan
keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.
II.

Tujuan
a.

Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat


melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.

b.

Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai


resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
Universal Precaution.

III.

Tindakan yang beresiko terpajan


a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

IV.

Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah
menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan.
Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah
kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

27

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu yang digunakan di Puskesmas Sluke Rawat jalan dalam memberikan
pelayanan adalah :

Penetapan Target Kinerja Klinis


No
1.

Pelayanan/ Tindakan
Dokter pemberi pelayanan
di poliklinik

Target Kinerja
Target pemberi pelayanan di poliklinik
100% dokter tetap dilakukan selama 1
tahun ke depan
Target waktu tunggu poliklinik dari
70% menjadi 100% pada bulan april

2.

Waktu tunggu poliklinik

3.

Kepuasan pelanggan rawat Target kepuasan pelanggan rawat jalan


jalan
70 % menjadi 80% pada bulan april

4.

Kepuasan pelanggan
pendaftaran

Target kepuasan pelanggan rawat jalan


70 % menjadi 80% pada bulan april

5.

Jam buka pelayanan


poliklinik

Target 100% jam buka poliklinik tetap


dilakukan selama setahun

6.

Penegakan diagnosis TB
paru dengan pemeriksaan
BTA
Waktu tunggu pelayanan
obat
a. Obat jadi
b. Obat racikan
Tidak adanya kesalahan
pemberian obat

Target 70% penegakan diagnosis TB


paru dengan pemeriksaan BTA
dilakukan selama setahun
Target waktu tunggu pelayanan obat
dinaikkan dari 80% menjadi 90%

Kepuasan pelanggan
pelayanan obat

Target kepuasan pelanggan pelayanan


obat meningkat dari 70% menjadi 80%
pada bulan april
Pelayanan JAMKESMAS tetap 100%
selama 1 tahun ke depan

7.

8.
9.

10. Pelayanan JAMKESMAS


yang datang pada setiap

Keterangan

Obat jadi 5 menit


Obat racikan 10
menit

Kesalahan pemberian obat tetap 0%


selama 1 tahun ke depan

28

Kejelasan
penyampaian aturan
minum obat ke pasien

unit pelayanan
11. Kelengkapan informed
consent setelah mendapat
penjelasan
12. Kelengkapan rekam medis

13. Waktu penyediaan


dokumen rekam medik
rawat jalan:
a. Pasien baru
b. Pasien lama
dengan kartu
c. Pasien lama tanpa
kartu

Kelengkapan informed consent tetap


100% selama 1 tahun ke depan
Target kelengkapan rekam medis
meningkat dari 70% menjadi 80 % pada
bulan april,meningkat 90% pada bulan
september
a. Target waktu penyediaan CM rawat
jalan pasien baru meningkat dari
80% menjadi 95% pada bulan april
b. Target waktu penyediaan CM rawat
jalan pasien lama dengan kartu
meningkat dari 80% menjadi 100%
pada bulan april
c. Target waktu penyediaan CM rawat
jalan pasien lama dengan tanpa
kartu meningkat dari 80% menjadi
100% pada bulan april

a. Pasien baru 10
menit
b. Pasien lama
dengan kartu 5
menit
c. Pasien lama tanpa
kartu 5 menit

Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan kurva harian dalam format tersendiri
dan dievaluasi serta dilaporkan setiap 3 bulan pada pengendali mutu dan Kepala Puskesmas.

29

30

31

32

33

34

35

36

37

BAB V
LOGISTIK
Standar Obat IGD
I. OBAT LIVE SAVING
a. Injeksi
No

Nama Obat

Satuan

Jumlah

1.
2.

Adona AC 10 ml
Alupent

Ampul
Ampul

6
2

Haemostatic
Anti asthmatic dan COPD

3.

Aminophilin

Ampul

14

preparations
Anti asmatic dan COPD

4
5.
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

Atropin sulfat
Buscopan
Catapres
Cedation
Cortidex
Diazepam
Dicynone
Dormicum
Ephinephrin
Lasik
Lidocain
Metro clopramide
Nicholin 250 mg
Nicholin 100 mg
Naotropil 1 gr
Novalgin
Orodexon
Phenobarbital
Pethidine
Pulmicortn Naspv
Ranitidine
Remopain
Renatoc
Toradol 50 mg

Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Asmpul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul

125
14
3
5
6
5
5
2
16
94
5
2
2
5
5
4
2
2
8
5
5
2
1

38

Jenis Obat

preparations
Anti spasmodics
Anti spasmodics
Other Anti hypertensives
Anti emetics
Corticosteroid Hormones
Minor Transquillizer
Haemostatics
Hypnotics dan sedatives
Asnastetic lokal & general
Diuretics
Anastetic lokal
Anti emetik
Neuroprotector
Neoroprotector
Neuroprotector
Analgetik
Anti inflamasi
Sedatif
Sedatif
Broncodilator
Antacida
Analgetik
Antacida
Analgetik

28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Panadol
Transamin
Valium
Vit k
Tramal 100 mg
ATS 1500 u
Vaksin Engerik B-In-1
Vaccin Engerik o,5 ml
Kallium clorida
Meylon 25 ml
Meylon 100 ml

Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Tube
Tube
Flacon
Flacon
Flacon

5
7
14
2
1
10
3
2
6
9
1

Analgetik
Haemostatics
Sedatif
Anti perdarahan
Analgetik
Anti tetanus
Vaksinasi hepatitis
Vaksinasi hepatitis
Elektrolit

Jumla

Jenis Obat

b. Tablet
No
1.
2.
3.
4.

Nama Obat
Adalat 5 mg
Adalat 10 mg
Cedocard 5 mg
Nitrobat

Satuan
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet

h
10

Anti hypertensi/

10

Betabloker
Anti hypertensi /

8
10

Betabloker
Anti anginal
Nitrogliserida

c. Cairan Infus
No
1.
2.
3.
4
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

Nama Obat
Asering
Dextrose 5 % 250 ml
Dextrose 5 % 500 ml
Dextrose 10 % 500ml
Dextrose In Saline 0,225
Dextrose 0,5 Darrow
Kaen 3 B
Kaen 3 A
Larutan 2 A
Manitol 250 cc
Nacl 0,9 % 250 ml

Satuan

Jumla

Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf

h
4
2
8
5
2
3
1
1
7
2
1

39

Jenis Obat

12.
13.
14.
15
16.
17.

Nacl 0,9 % 500 ml


Nacl 3 %
Ringer Dextrose
Ringer Lactat
Ringer Solution
Dex 40 % 25 ml

Kolh
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Flalon

5
1
6
13
2
6

d. Suppositoria
No
1.
2.
3.
4.

Nama Obat
Amicain Supp
Primperan sup Child
Primperan Sup Adult
Paracetamol Sup

Satuan

Jumla

Jenis Obat

Supp
Supp
Supp
Supp

h
2
3
1
1

Anti emetik
Anti emetik
Anti emetik
Anti piretik,

5.

Propyretic 160 mg

Supp

Analgetik
Anti piretik,

6.

Proris Sup

Supp

Analgetik
Anti piretik ,

7.
8.

Stesolid 5 mg rect
Stesolid 10 mg rect

Tube
Tube

5
7

Analgetik
Sedatif
Sedatif

Satuan

Jumla

Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Flacon
Flacon
Flacon

h
5
3
5
2
5
12
8
4
10
2

2. OBAT PENUNJANG
a. Injeksi
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
9.
10.

Nama Obat
Cedantron
Calsium gluconas
Zantadin
Lanoxin
Neurobion 5000
Papaverin
Sotatik
Cortison Asetat
Kanamycin 1 gr
Procain Penicillin

40

Jenis Obat
Antiemetik
Vitamin (elektrolit)
Antasida
Cardiac drugs
Vitamin
Anti spasmudics
Anti emetik
Anti inflamasi
Antibiotik
Antibiotik

b. Obat tablet
No

Nama Obat

1.

Aspilet

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Inderal
Inopamil
Isorbid
Merislon
Propanolol
Strocain

Satuan

Jumla

Tablet

h
7

Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet

5
5
2
2
3
5

Jenis Obat
Anti coagulans, anti
trombotics
Beta Blockers
Cardiac drugs
Anti vertigo
Beta Blockers
Antacid&
Antiulcerant

8.
9.

Norit
Ponstan

Tablet
Tablet

15
2

Analgetic& Antipiretic

Penyediaan obat dan bahan habis pakai dilakukan melalui Instalasi Farmasi.Kebutuhan
obat, alat medis dan bahan habis pakai dihitung tiap dua minggu berdasarkan analisis
kebutuhan obat dan bahan habis pakai dua minggu yang lalu dengan cadangan 10 %,
diajukan kepada Panitia pengadaan obat untuk mendapat persetujuan.Pengadaan obat
dan alat kesehatan dilakukan oleh panitia pengadaan setelah mendapat persetujuan dari
direktur.
Distribusi obat, alat medis dan bahan habis pakai dari Instalasi Farmasi dilakukan tiap
tiga hari sekali pada hari Senin dan hari Kamis berdasarkan permintaan dari IGD.
Pendistribusian obat dilaksanakan tidak lebih dari 3 jam sesudah order diterima oleh
Instalasi Farmasi

41

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

D.

Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety )
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :

Asesmen resiko

Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien

Pelaporan dan analisis insiden

Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya

Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko

Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh :

Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan

Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil

E.

Tujuan

Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit

Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat

Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di rumah sakit

Terlaksananya

program-program

pencegahan

pengulangan Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD )

42

sehingga

tidak

terjadi

STANDAR KESELAMATAN PASIEN


1.

Hak pasien

2.

Mendidik pasien dan keluarga

3.

Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

4.

Penggunaan

metoda-metoda

peningkatan

kinerja

untuk

melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien


5.

Mendidik staf tentang keselamatan pasien

6.

Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

7.

Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai


keselamatan pasien

KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN ( KTD )


ADVERSE EVENT :
Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, dan
bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh
kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah
KTD yang tidak dapat dicegah
Unpreventable Adverse Event :
Suatu KTD yang terjadi akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan
mutakhir
KEJADIAN NYARIS CEDERA ( KNC )
Near Miss :
Adalah suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan ( commission ) atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission ), yang dapat mencederai pasien,
tetapi cedera serius tidak terjadi :

Karena keberuntungan

Karena pencegahan

43

Karena peringanan

KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya
dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti :
operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti, amputasi
pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan
adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
F. TATA LAKSANA
a.

Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang


terjadi pada pasien

b.

Melaporkan pada dokter di Poli Umum

c.

Memberikan tindakan sesuai dengan instruksi dokter jaga

d.

Mengobservasi keadaan umum pasien

e.

Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir Pelaporan


Insiden Keselamatan

44

BAB VII
KESELAMATAN KERJA
V.

Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global.Ancaman penyebaran HIV menjadi
lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal.Setiap hari ribuan anak
berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi
HIV.Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara berkembang yang
belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus
yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara
langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan
dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung,
pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum
dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui
tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data
PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun
1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah
2,10%. Kedua

penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak

memberikan gejala.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas memperkuat keinginan
untuk mengembangkan dan menjalankan prosedur yang bisa melindungi semua pihak
dari penyebaran infeksi. Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui
Kewaspadaan Umum atau Universal Precaution yaitu dimulai sejak dikenalnya
infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi Petugas Kesehatan.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan melakukan kontak
langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam secara terus menerus tentunya mempunyai
45

resiko terpajan infeksi, oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan
keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja maksimal.
VI.

Tujuan
a.

Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya dapat


melindungi diri sendiri, pasien dan masyarakat dari penyebaran infeksi.

b.

Petugas kesehatan didalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai


resiko tinggi terinfeksi penyakit menular dilingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
Universal Precaution.

VII.

Tindakan yang beresiko terpajan


a. Cuci tangan yang kurang benar.
b. Penggunaan sarung tangan yang kurang tepat.
c. Penutupan kembali jarum suntik secara tidak aman.
d. Pembuangan peralatan tajam secara tidak aman.
e. Tehnik dekontaminasi dan sterilisasi peralatan kurang tepat.
f. Praktek kebersihan ruangan yang belum memadai.

VIII. Prinsip Keselamatan Kerja


Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja adalah
menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan.
Ketiga prinsip tesebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu :
a. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang
b. Pemakaian alat pelindung diantaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah
kontak dengan darah serta cairan infeksi yang lain.
c. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai
d. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan.

46

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu yang digunakan di Puskesmas Sluke dalam memberikan pelayanan
adalah angka keterlambatan penanganan kegawat daruratan dengan varibel jumlah penderita
yang dilayani > 5 menit berbanding dengan jumlah penderita gawat darurat hari yang sama
Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan kurva harian dalam format tersendiri
dan dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada panitia mutu dan direktur pelayanan

47

Anda mungkin juga menyukai