BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan oleh suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat
memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata
penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan
profesi yang telah ditetapkan.
Pelayanan gawat darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan tindakan
yang cepat dan tepat pada seorang atau kelompok orang agar dapat meminimalkan angka
kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak perlu. Upaya peningkatan gawat
darurat ditujukan untuk menunjang pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien
gawat darurat baik dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaaan bencana.
Dengan semakin meningkatnya jumlah penderita gawat darurat, maka diperlukan
peningkatan pelayanan gawat darurat baik yang diselenggarakan ditempat kejadian, selama
perjalanan ke fasilitas pelayanan kesehatan maupun di fasilitas pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka di Unit Gawat Darurat perlu dibuat standar
pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam tata cara pelaksanaan pelayanan
yang diberikan ke pasien pada umumnya dan pasien UGD Puskesmas Lasem
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan pelayanan gawat darurat
di UGD Puskesmas Lasem harus berdasarkan standar pelayanan Gawat Darurat Puskesmas
Lasem.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Unit Gawat Darurat meliputi :
1. Pasien dengan kasus True Emergency
Yaitu pasien yang tiba tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya ( akan menjadi
cacat) bila tidak mendapat pertolonngan secepatnya
2. Pasien dengan kasus False Emergency
Yaitu pasien dengan :
Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya
Keadaan tidak gawat dan tidak darurat
B.
Batasan Operasional
Kecelakaan di sekolah
2. Mekanisme kejadian
Tertumbuk, jatuh, terpotong, tercekik oleh benda asing, tersengat, terbakar baik
karena efek kimia, fisik maupun listrik atau radiasi.
3. Waktu kejadian
a. Waktu perjalanan ( travelling / transport time )
b. Waktu bekerja, waktu sekolah, waktu bermain dan lain lain.
3
11. Cidera
Masalah kesehatan yang didapat / dialami sebagai akibat kecelakaan.
12. Bencana
Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam dan atau manusia
yang mengakibatkan korban dan penderitaaan manusia, kerugian harta benda,
kerusakan lingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan
gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat dan pembangunan nasional yang
memerlukan pertolongan dan bantuan.
Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau kegagalan dari salah
satu system / organ di bawah ini, yaitu :
1. Susunan saraf pusat
2. Pernafasan
3. Kardiovaskuler
4. Hati
5. Ginjal
6. Pancreas
Kegagalan ( kerusakan ) System / organ tersebut dapat disebabkan oleh :
1. Trauma / cedera
2. Infeksi
3. Keracunan ( poisoning )
4. Degerenerasi ( failure)
5. Asfiksi
6. Kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar ( excessive loss of water and
electrolit )
7. Dan lain-lain.
Kegagalan sistim susunan saraf pusat, kardiovaskuler, pernafasan dan hipoglikemia
dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat ( 4 6 ), sedangkan kegagalan
sistim/organ yang lain dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lama.
Dengan demikian keberhasilan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD)
dalam mencegah kematian dan cacat ditentukan oleh :
Landasan Hukum
1. Undang undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No 436 / Menkes / SK / VI / 1993
tentang berlakunya Standar Pelayanan di Rumah Sakit
3. Surat Keputusan Menteri KesehatanRI No 0701 / YANMED / RSKS / GDE /
VII / 1991 Tentang Pedoman Pelayanan Gawat Darurat
4. Undang undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
5. Undang undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM UGD adalah :
Nomor
Nama Jabatan
Kualifikasi
Keterangan
Formal
Penanggung jawab
SKp / SKM /
Bersertifikat
Pelayanan Keperawatan
Setingkat
BLS/BTCLS/PPGD
UGD
Ka Ru UGD
D III
Bersertifikat
Keperawatan
Dokter Umum
BLS/BTCLS/PPGD
Bersertifikat ACLS/ATLS
D III
Bersertifikat
Dokter UGD
Keperawatan
Dokter Umum
BLS/BTCLS/PPGD
Bersertifikat ACLS/ATLS
TPK
SMU
B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan Unit Gawat Darurat yaitu :
a.
Kategori :
1 orang Ka Ru
1 orang Pelaksana
b.
c.
C. Pengaturan Jaga
I. Pengaturan Jaga Perawat UGD
Pengaturan jadwal dinas perawat UGD dibuat dan di pertanggung jawabkan oleh
Kepala Ruang (Karu) UGD dan disetujui oleh Kepala Puskesmas ( sesuai jadwal
dinas perawat Rawat Inap ).
Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke perawat
pelaksana UGD setiap satu bulan..
Untuk tenaga perawat yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka
perawat tersebut dapat mengajukan permintaan dinas pada buku permintaan.
Permintaan akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada (apa bila tenaga
Setiap tugas jaga / shift harus ada perawat penanggung jawab shift ( PJ Shift)
dengan syarat pendidikan minimal D III Keperawatan dan masa kerja minimal 2
tahun, serta memiliki sertifikat tentang kegawat daruratan.
Jadwal dinas terbagi atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam, libur
dan cuti.
Apabila ada tenaga perawat jaga karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga
sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka perawat yang
bersangkutan harus memberitahu Karu UGD : 2 jam sebelum dinas pagi, 4 jam
sebelum dinas sore atau dinas malam. Sebelum memberitahu Karu UGD,
diharapkan perawat yang bersangkutan sudah mencari perawat pengganti,
Apabila perawat yang bersangkutan tidak mendapatkan perawat pengganti, maka
KaRu UGD akan mencari tenaga perawat pengganti yaitu perawat yang hari itu
libur atau perawat UGD yang tinggal di asrama.
Apabila ada tenaga perawat tiba tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan ( tidak terencana ), maka KaRu UGD akan mencari perawat pengganti
yang hari itu libur atau perawat UGD yang tinggal di asrama. Apabila perawat
pengganti tidak di dapatkan, maka perawat yang dinas pada shift sebelumnya
wajib untuk menggantikan.(Prosedur pengaturan jadwal dinas perawat UGD
sesuai SOP terlampir).
Pengaturan jadwal dokter jaga UGD menjadi tanggung jawab Ka. Tata Usaha
dan disetujui oleh Kepala Puskesmas ( sesuai dokter jaga di Rawat Inap )
Jadwal dokter jaga UGD dibuat untuk jangka waktu 1 bulan serta sudah
diedarkan ke unit terkait dan dokter jaga yang bersangkutan 1 minggu sebelum
jaga di mulai.
Apabila dokter jaga UGD karena sesuatu hal sehingga tidak dapat jaga sesuai
dengan jadwal yang telah di tetapkan maka :
yang
tidak
terencana,
dokter
yang
bersangkutan
harus
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
B. Standar Fasilitas
I. Fasilitas & Sarana
UGD Puskesmas Lasem berlokasi di lantai I gedung utama yang terdiri dari
ruangan Triase, ruang resusitasi , ruang tindakan bedah , ruangan tindakan non bedah dan
ruangan observasi.
Ruangan resusitasi terdiri dari 1 ( satu ) tempat tidur , ruangan tindakan bedah terdiri
dari satu (1 ) tempat tidur, ruangan tindakan non bedah terdiri dari 2 ( dua ) tempat tidur,
ruangan observasi terdiri dari 2 ( dua ) tempat tidur
II. Peralatan
Peralatan yang tersedia di UGD mengacu kepada buku pedoman pelayanan Gawat
Darurat Departermen Kesehatan RI untuk penunjang kegiatan pelayanan terhadap pasien
Gawat darurat.
Alat yang harus tersedia adalah bersifat life saving untuk kasus kegawatan jantung
seperti monitor dan defribrilator
a. Alat alat untuk ruang resusitasi :
1. Mesin suction ( 1 set )
2. Oxigen lengkap dengan flowmeter ( 1 set )
3. Laringoskope anak & dewasa ( 1 set )
4. Spuit semua ukuran ( masing masing 10 buah )
5. Oropharingeal air way ( sesuai kebutuhan )
6. Infus set / transfusi set ( 5 / 5 buah )
10
Bidai segala ukuran untuk tungkai, lengan, leher, tulang punggung (1 set )
2.
4 x 5 em ( 5 buah )
- 4 x10 em ( 5 buah )
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kassa ( 1 tromel )
9.
10.
11
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Stetoskop ( 1 buah )
18.
Tensimeter ( 1 buah )
19.
Thermometer ( 1 buah )
20.
21.
Otoscope ( 1 buah )
4. Nebulizer ( 1 buah )
5. Mesin EKG ( 1 buah )
12
13
d.
I.
Obat Life saving ( terlampir pada standar obat UGD Puskesmas Lasem )
II. Obat penunjang ( terlampir pada standar obat UGD Puskesmas Lasem )
III. Alat alat kesehatan
1. Ambu bag / Air viva untuk dewasa & anak ( 1 buah / 1 buah )
2. Oropharingeal airway
- Nomer 3 ( 2 buah )
- Nomer 4 ( 2 buah )
3. Laringoscope dewasa & anak ( 1 set )
4. Magyl forcep
5. Face mask ( 1 buah )
6. Urine bag non steril ( 5 buah )
7. Spuit semua ukuran
8. Infus set ( 1 set)
9. Endotracheal tube ( dewasa & anak )
- Nomer 2.5 ( 1 buah )
- Nomer 3 ( 1 buah )
- Nomer 4 ( 1 buah )
- Nomer 7 ( 1 buah )
- Nomer 7.5 ( 1 buah )
- Nomer 8 ( 1 buah )
10. Slang oksigen sesuai kebutuhan
11. Stomach tube / NGT
- Nomer 16 ( 2 buah )
- Nomer 18 ( 2 buah )
- Nomer 12 ( 3 buah )
12. IV catheter sesuai kebutuhan
- Nomer 18 Cath / Terumo ( 2 / 2 buah )
- Nomer 20 Cath / Terumo ( 2 / 16 buah )
- Nomer 22 Cathy / terumo ( 2 / 11 buah )
12. Suction catheter segala ukuran
14
- Nomer 10 ( 3 buah )
- Nomer 12 ( 2 buah )
13. Neck collar Ukuran S / M ( 2 / 1 )
e. Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien Puskesmas Lasem saat ini memiliki
2 ( dua ) unit ambulance yang kegiatannya berada dalam koordinasi UGD dan bagian
umum.
Tensimeter ( 1 buah )
Piala ginjal ( 5 buah )
Oropharingeal air way
Gunting verban ( 2 buah )
Tongue Spatel ( 1 buah )
Reflex hummer ( 2 buah )
Infus set ( 1 buah )
IV chateter ( Nomer 20 , 18 : 2 : 2 )
Spuit semua ukuran ( masing- masing 2 buah )
16
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. TATA LAKSANA PENDAFTARAN PASIEN
I. Petugas Penanggung Jawab
Perawat UGD
Petugas Admission
II. Perangkat Kerja
Status Medis
III. Tata Laksana Pendaftaran Pasien UGD
1.
2.
Bila keluarga tidak ada petugas UGD bekerja sama dengan securiti
untuk mencari identitas pasien
3.
4.
17
II.
Petugas Operator
Perangkat Kerja
Pesawat telpon
Hand phone
III. Tata Laksana Sistim Komunikasi UGD
1. Antara UGD dengan unit lain dalam UGD Puskesmas Lasem adalah dengan
nomor extension masing-masing unit ( SPO IGD 026 )
2. Antara UGD dengan dokter konsulen / rumah sakit lain / yang terkait dengan
pelayanan diluar rumah sakit adalah menggunakan pesawat telephone langsung
dari UGD dengan menggunakan kode PIN yang dimiliki oleh dokter jaga atau
melalui bagian operator ( SPO - IGD 027 )
3. Antara UGD dengan petugas ambulan yang berada dilapangan menggunakan
pesawat telephone dan handphone ( SPO IGD 025 )
4. Dari luar Puskesmas Lasem dapat langsung melalui telpon.
18
Perangkat Kerja
-
Stetoscope
- Tensimeter
-
Status medis
19
Perangkat Kerja
III.
Perawat UGD
Supir Ambulan
20
Perawat Admission
Dokter / Perawat jaga UGD
II. Perangkat Kerja
Stetoscope
Tensi meter
Alat Tulis
21
6. Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan resep dan bisa langsung pulang
7. Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali sesuai dengan saran dokter /perawat
I.
22
I.
Petugas Satpam
II.
Perangkat Kerja
Senter
Stetoscope
EKG
Surat Kematian
III. Tata Laksana Death On Arrival UGD ( DOA )
1.
Pasien dilakukan triase dan pemeriksaan oleh dokter jaga UGD ( SPO IGD 029
2.
3.
23
Perawat UGD
2.
Dokter UGD
24
Perawat UGD
Alih Rawat
Perawat UGD menghubungi rumah sakit yang akan dirujuk
Dokter / Perawat jaga UGD memberikan informasi pada dokter jaga rumah sakit
rujukan mengenai keadaan umum pasein ( SPO - IGD 020 )
Bila tempat telah tersedia di rumah sakit rujukan, perawat UGD menghubungi
RS / ambulan 118 sesuai kondisi pasien
2.
Pemeriksaan Diagnostik
Pasien / keluarga pasien dijelaskan oleh dokter jaga mengenai tujuan
pemeriksaan diagnostik, bila setuju maka keluarga pasien harus mengisi
informed consent
Spesimen
Pasien / keluarga pasien dijelaskan mengenai tujuan pemeriksaan specimen
Bila keluarga setuju maka harus mengisi inform consent
25
BAB V
LOGISTIK
Standar Obat UGD
I. OBAT LIVE SAVING
a. Injeksi
No
Nama Obat
Satuan
Jumlah
1.
2.
Adona AC 10 ml
Alupent
Ampul
Ampul
6
2
Haemostatic
Anti asthmatic dan COPD
preparations
Anti asmatic dan COPD
3.
Aminophilin
Ampul
14
4
5.
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Atropin sulfat
Buscopan
Catapres
Cedation
Cortidex
Diazepam
Dicynone
Dormicum
Ephinephrin
Lasik
Lidocain
Metro clopramide
Nicholin 250 mg
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Asmpul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
125
14
3
5
6
5
5
2
16
94
5
2
26
Jenis Obat
preparations
Anti spasmodics
Anti spasmodics
Other Anti hypertensives
Anti emetics
Corticosteroid Hormones
Minor Transquillizer
Haemostatics
Hypnotics dan sedatives
Asnastetic lokal & general
Diuretics
Anastetic lokal
Anti emetik
Neuroprotector
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Nicholin 100 mg
Naotropil 1 gr
Novalgin
Orodexon
Phenobarbital
Pethidine
Pulmicortn Naspv
Ranitidine
Remopain
Renatoc
Toradol 50 mg
Panadol
Transamin
Valium
Vit k
Tramal 100 mg
ATS 1500 u
Vaksin Engerik B-In-1
Vaccin Engerik o,5 ml
Kallium clorida
Meylon 25 ml
Meylon 100 ml
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Tube
Tube
Flacon
Flacon
Flacon
2
5
5
4
2
2
8
5
5
2
1
5
7
14
2
1
10
3
2
6
9
1
Neoroprotector
Neuroprotector
Analgetik
Anti inflamasi
Sedatif
Sedatif
Broncodilator
Antacida
Analgetik
Antacida
Analgetik
Analgetik
Haemostatics
Sedatif
Anti perdarahan
Analgetik
Anti tetanus
Vaksinasi hepatitis
Vaksinasi hepatitis
Elektrolit
Jumla
Jenis Obat
b. Tablet
No
Nama Obat
Satuan
1.
Adalat 5 mg
Tablet
h
10
Anti hypertensi/
2.
Adalat 10 mg
Tablet
10
Betabloker
Anti hypertensi /
8
10
Betabloker
Anti anginal
Nitrogliserida
3.
4.
Cedocard 5 mg
Nitrobat
Tablet
Tablet
c. Cairan Infus
No
1.
Nama Obat
Asering
Satuan
Jumla
Kolf
h
4
27
Jenis Obat
2.
3.
4
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15
16.
17.
Dextrose 5 % 250 ml
Dextrose 5 % 500 ml
Dextrose 10 % 500ml
Dextrose In Saline 0,225
Dextrose 0,5 Darrow
Kaen 3 B
Kaen 3 A
Larutan 2 A
Manitol 250 cc
Nacl 0,9 % 250 ml
Nacl 0,9 % 500 ml
Nacl 3 %
Ringer Dextrose
Ringer Lactat
Ringer Solution
Dex 40 % 25 ml
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Kolh
Kolf
Kolf
Kolf
Kolf
Flalon
2
8
5
2
3
1
1
7
2
1
5
1
6
13
2
6
d.Suppositoria
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Nama Obat
Amicain Supp
Primperan sup Child
Primperan Sup Adult
Paracetamol Sup
Propyretic 160 mg
Proris Sup
Stesolid 5 mg rect
Stesolid 10 mg rect
Satuan
Jumla
Jenis Obat
Supp
Supp
Supp
Supp
h
2
3
1
1
Anti emetik
Anti emetik
Anti emetik
Anti piretik,
Analgetik
Anti piretik,
Analgetik
Anti piretik ,
5
7
Analgetik
Sedatif
Sedatif
Supp
Supp
Tube
Tube
2. OBAT PENUNJANG
28
a. Injeksi
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
9.
10.
Nama Obat
Cedantron
Calsium gluconas
Zantadin
Lanoxin
Neurobion 5000
Papaverin
Sotatik
Cortison Asetat
Kanamycin 1 gr
Procain Penicillin
Satuan
Jumla
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Ampul
Flacon
Flacon
Flacon
h
5
3
5
2
5
12
8
4
10
2
Satuan
Jumla
Tablet
h
7
Jenis Obat
Antiemetik
Vitamin (elektrolit)
Antasida
Cardiac drugs
Vitamin
Anti spasmudics
Anti emetik
Anti inflamasi
Antibiotik
Antibiotik
b. Obat tablet
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nama Obat
Aspilet
Inderal
Inopamil
Isorbid
Merislon
Propanolol
Strocain
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
Tablet
5
5
2
2
3
5
Jenis Obat
Anti coagulans, anti
trombotics
Beta Blockers
Cardiac drugs
Anti vertigo
Beta Blockers
Antacid&
Antiulcerant
8.
9.
Norit
Ponstan
Tablet
Tablet
15
2
Analgetic& Antipiretic
Penyediaan obat dan bahan habis pakai dilakukan melalui Instalasi Farmasi.
Kebutuhan obat, alat medis dan bahan habis pakai dihitung tiap dua minggu
berdasarkan analisis kebutuhan obat dan bahan habis pakai dua minggu yang lalu
dengan cadangan 10 %, diajukan kepada Panitia pengadaan obat untuk mendapat
persetujuan. Pengadaan obat dan alat kesehatan dilakukan oleh panitia pengadaan
setelah mendapat persetujuan dari kepala puskesmas.
29
Distribusi obat, alat medis dan bahan habis pakai dari Instalasi Farmasi dilakukan tiap
hari berdasarkan permintaan dari UGD. Pendistribusian obat dilaksanakan tidak lebih
dari 3 jam sesudah order diterima oleh Instalasi Farmas
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A.
Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety )
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi :
Asesmen resiko
B.
30
Terlaksananya
program-program
pencegahan
sehingga
tidak
terjadi
Penggunaan
metoda-metoda
peningkatan
kinerja
untuk
31
Karena keberuntungan
Karena pencegahan
Karena peringanan
KESALAHAN MEDIS
Medical Errors:
Adalah kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien
KEJADIAN SENTINEL
Sentinel Event :
Adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya
dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima, seperti :
operasi pada bagian tubuh yang salah.
Pemilihan kata sentinel terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi ( seperti, amputasi
pada kaki yang salah ) sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan
adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
C. TATA LAKSANA
a.
Memberikan pertolongan pertama sesuai dengan kondisi yang terjadi pada pasien
b.
c.
d.
32
e.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
I.
Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran HIV menjadi
lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan gejal. Setiap hari ribuan anak
berusia kurang dari 15 tahun dan 14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV.
Dari keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara berkembang yang belum
mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan peningkatan kasus
yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV / AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara
langsung ke masyarakat melalui penduduk migran, sementara potensi penularan
dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas tanpa pelingdung,
pelayanan kesehatan yang belum aman karena belum ditetapkannya kewaspadaan umum
dengan baik, penggunaan bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk menular melalui
tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data
PMI angka kesakitan hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun
1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut perkiraan WHO adalah
2,10%. Kedua
penyakit ini sering tidak dapat dikenali secara klinis karena tidak
memberikan gejala.
33
Tujuan
a.
b.
III.
IV.
34
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu yang digunakan di Puskesmas Lasem dalam memberikan pelayanan
adalah angka keterlambatan penanganan kegawat daruratan dengan varibel jumlah penderita
yang dilayani > 5 menit berbanding dengan jumlah penderita gawat darurat hari yang sama.
Dalam pelaksanaan indikator mutu menggunakan kurva harian dalam format tersendiri
dan dievaluasi serta dilaporkan setiap bulan pada panitia mutu dan kepala puskesmas.
35
36