Anda di halaman 1dari 8

BAB III

BAHAN DAN METODE EVALUASI

A. Tolok Ukur Penilaian


Evaluasi dilakukan pada program pemberantasan penyakit diare (P2D)
di Puskesmas Panjang pada Januari-Agustus 2015. Sebagai langkah awal,
akan ditetapkan indikator untuk mengukur keluaran sebagai keberhasilan dari
suatu program, kemudian membandingkan hasil pencapaian tiap-tiap
indikator keluaran dengan tolok ukur masing-masing. Hal ini berguna untuk
mengidentifikasi masalah yang ada pada pelaksanaan program. Sumber
rujukan tolok ukur penilaian yang digunakan adalah:
1. Keputusan

Menteri

Kesehatan

1216/Menkes/SK/XI/2001

Tentang

Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare.13


2. Buku Pedoman kerja Puskesmas Jilid II Tahun 2004.4
3. Buku Pedoman Pengendalian Diare, Dinas Kesehatan Kabupaten
Lampung Selatan 2010.14

B. Pengumpulan Data
Data yang digunakan pada evaluasi program P2D meliputi:4
1. Data Primer

29

Diperoleh melalui wawancara dengan koordinator program pelaksana P2D


di Puskesmas Panjang.
2. Data Sekunder
Diperoleh dari dokumentasi puskesmas berupa laporan bulanan P2D di
Puskesmas Panjang pada Januari-Agustus 2015.

C. Cara Analisis
Evaluasi Program penanggulangan Diare di Puskesmas Panjang dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1. Menetapkan beberapa tolok ukur dari unsur keluaran
Langkah awal untuk dapat menentukan adanya masalah dari pencapaian
hasil output adalah dengan menetapkan beberapa tolok ukur atau standar
yang ingin dicapai. Nilai standar atau tolak ukur ini dapat diperoleh dari
Pedoman Kerja Puskesmas tahun 2004.

2. Menentukan satu tolok ukur yang akan digunakan


Dari beberapa tolok ukur yang ada, dipilih satu tolak ukur yang akan
digunakan.

3. Membandingkan pencapaian keluaran program dengan tolok ukur


keluaran. Bila terdapat kesenjangan, ditetapkan sebagai masalah.
Setelah diketahui tolok ukur, selanjutnya adalah membandingkan hasil
pencapaian keluaran Puskesmas (output) dengan tolok ukur tersebut. Bila

30

pencapaian keluaran Puskesmas tidak sesuai dengan tolok ukur, maka


ditetapkan sebagai masalah.
4. Menetapkan Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah harus dilakukan jika terdapat lebih dari satu
masalah. Hal ini disebabkan oleh adanya keterbatasan dan sumber daya,
serta kemungkinan adanya masalah-masalah tersebut berkaitan satu
dengan yang lainnya. Masalah yang dianggap paling besar, mudah
diintervensi, dan paling penting, akan menjadi prioritas, dimana jika
masalah tersebut diatasi maka masalah-masalah lain diharapkan juga
teratasi. Penentuan prioritas masalah dilakukan menggunakan teknik
kriteria matriks yang terdiri dari 3 komponen:13
1. Pentingnya masalah (I), yang terdiri dari:
a. Besarnya masalah (P)
b. Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (S)
c. Kenaikan besarnya masalah (RI)
d. Derajat kenaikan masyarakat yang tidak terpenuhi (DU)
e. Keuntungan sosial karena selesainya masalah (SB)
f. Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (PB)
g. Suasana politik (PC)
2. Kelayakan teknologi (T)
Makin layaknya teknologi yang tersedia dan dapat dipakai untuk
mengatasi masalah, makin diprioritaskan masalah tersebut.
3. Sumber daya yang tersedia (R)
Terdiri dari man, money, material, makin tersedia sumber daya yang
dapat dipakai untuk mengatasi masalah makin diprioritaskan masalah
tersebut.
Selanjutnya beri nilai antara 1 (tidak penting) sampai dengan 5 (sangat
penting) pada tiap kotak dalam matriks sesuai dengan jenis masalah

31

masing-masing. Masalah yang dipilih sebagai prioritas adalah yang


memiliki nilai I x T x R tertinggi.13
5. Membuat kerangka konsep dari masalah yang diprioritaskan
Untuk menentukan penyebab masalah yang telah diprioritaskan tersebut,
maka dibuatlah kerangka konsep masalah.

Hal ini bertujuan untuk

menentukan faktor-faktor penyebab masalah yang telah diprioritaskan tadi


yang berasal dari komponen sistem yang lainnya, yaitu komponen input,
proses, lingkungan dan umpan balik. Dengan menggunakan kerangka
konsep diharapkan semua faktor penyebab masalah dapat diketahui dan
diidentifikasi sehingga tidak ada yang tertinggal.
6. Identifikasi penyebab masalah
Berbagai penyebab masalah yang terdapat pada kerangka konsep
selanjutnya akan diidentifikasi. Identifikasi penyebab masalah dilakukan
dengan membandingkan antara tolok ukur atau standar komponenkomponen input, proses, lingkungan dan umpan balik dengan pencapaian
di lapangan.

Bila terdapat kesenjangan, maka ditetapkan sebagai

penyebab masalah yang diprioritaskan tadi.


7. Membuat alternatif pemecahan masalah
Setelah diketahui semua penyebab masalah, dicari dan dibuat beberapa
alternatif pemecahan masalah. Alternatif-alternatif pemecahan masalah
tersebut dibuat untuk mengatasi penyebab-penyebab masalah yang telah
ditentukan.

Alternatif

pemecahan

masalah

ini

dibuat

dengan

memperhatikan kemampuan serta situasi dan kondisi Puskesmas.

32

8. Menentukan prioritas cara pemecahan masalah


Dari berbagai alternatif cara pemecahan masalah yang telah dibuat, maka
akan dipilih satu cara pemecahan masalah (untuk masing-masing penyebab
masalah) yang dianggap paling baik dan memungkinkan.
Untuk menetapkan alternatif penyelesaian masalah digunakan teknik
kriteria matriks. Kriteria yang digunakan pada teknik ini ialah:
a. Efektifitas Jalan Keluar
Hal pertama yang dipertimbangkan dalam teknik kriteria matriks untuk
memilih prioritas penyelesaian masalah/jalan keluar ialah efektifitas.
Dalam kriteria ini, diberikan nilai 1 (paling tidak efektif) hingga 5
(paking efektif). Dalam hal ini efektifitas, terdapat beberapa hal yang
dijadikan patokan, yaitu :
1) Besarnya masalah yang dapat diselesaikan (Magnitude, M)
Makin besar masalah yang dapat diatasi oleh suatu jalan keluar,
makin penting prioritas jalan keluar tersebut.
2) Pentingnya jalan keluar (Importancy, I)
Makin langgeng suatu masalah dapat diselesaikan oleh suatu jalan
keluar, makin penting prioritas jalan keluar tersebut.
3) Sensitivitas jalan keluar (Vunerability, V)
Makin cepat suatu jalan keluar dapat mengatasi suatu masalah,
makin sensitive dan makin penting prioritas jalan keluar tersebut.
b. Efisiensi Jalan Keluar

33

Hal kedua yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan prioritas


penyelesaian masalah ialah efisiensi jalan keluar yang diajukan. Pada
kriteria ini diberikan nilai 1 (paling efisien) hingga 5 (paling tidak
efisien). Nilai efisiensi dikaitkan dengan biaya (Cost, C) yang
diperlukan untuk melaksanakan suatu jalan keluar. Makin besar biaya
yang harus dilkeluarkan untuk melaksanakan suatu jaln keluar, makin
tidak efisien jalan keluar tersebut. Parameter-parmeter tersebut diatas
kemudian ditempatkan dalam tabel dan dihitung nilai prioritasnya
berdasarkan rumus.
P= M I V
C
Keterangan :
P : Priority
M : Magnitude
I : Importancy
V : Vulnerability
C : Cost

Diperlukan pengumpulan data dari dokumentasi puskesmas, wawancara, atau


kuesioner untuk mengetahui pencapaian di lapangan.16 Tolok ukur pada
komponen masukan proses, lingkungan dan umpan balik tercantum di Tabel
3.1, Tabel 3.2, Tabel 3.3.

34

Tabel 3.1. Tolok ukur pada komponen masukan


No Variabel Tolok Ukur
1 Tenaga
Tenaga pelaksana minimal: 1 dokter, 1 perawat, 1 petugas
administrasi, dan 1 analisis sebagai pemeriksa laboratorium
2 Dana
Tersedianya dana khusus untuk pelaksanaan program yang
berasal dari APBD dan APBN
3 Sarana
Tersedianya sarana:
1. Sarana medis: alat-alat pemeriksaan seperti stetoskop,
senter, timbangan, tersimeter, dan termometer
2. Sarana non medis: ruangan dilengkapi dengan tempat
tidur, status, alat tulis, buku catatan
3. Sarana penyuluhan: brosur, poster
4. Sarana khusus untuk pojok oralit: meja, kursi, oralit
minimal 200 bungkus, gelas, sendok, baskom, media
penyuluhan
5. Laboratorium
4 Metode
Pengobatan penderita diare sesuai dengan pedoman
pemberantasan penyakit diare
a. Pendekatan MTBS untuk penderita balita
b. Pengobatan penderita diare baik kausal, simptomatik dan
rehidrasi secara oral (oralit sebanyak 1500 ml atau 6
bungkus atau intravena sesuai standar penanggulangan
penyakit diare
Penyuluhan kesehatan
a. Penyuluhan kepada penderita dan keluarga
b. Penyuluhan ke masyarakat
c. Pojok oralit sebagai sarana konsultasi diare tentang
penyakit diare
Pembinaaan dan pelatihan kader
Pencatatan dan pelaporan kasus diare
Tabel 3.2. Tolok ukur pada komponen proses
No Variabel
Tolok Ukur
1
Perencanaan
Adanya perencanaan operasional yang jelas: jenis
kegiatan, target kegiatan, waktu kegiatan.
2
Pengorganisasian a. Adanya struktur pelaksana program
b. Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab
yang jelas
3
Pelaksanaan
Pengobatan penderita
1. Pengobatan diare baik kausal, simptomatik dan
rehidrasi secara oral (oralit sebanyak 200 ml atau
4-6 bungkus) atau intravena sesuai standar
penanggulangan penyakit diare
2. Pendekatan MTBS
3. Perujukan untuk kasus-kasus berat
Penyuluhan
1. Penyuluhan kepada penderita dan keluarga
35

Pencatatan dan
pelaporan

Pengawasan

2. Pojok oralit sebagai tempat konsultasi tetatang


diare
3. Penyuluhan ke masyarakat minimal 4 kali/tahun
Penyuluhan kelompok di puskesmas
Penyuluhan diluar puskesmas
Pelatihan kader
1. Materi pelatihan:
Kemampuan
melarutkan
oralit
dan
memberikannya
Pemberian penyuluhan kesehatan
Perujukan
2. Pelatihan dilakukan minimal 2x dalam setahun
Pelayanan penderita diare oleh kader
Koordinasi puskesmas kecamatan dengan
kelurahan
a. Penilaian kegiatan dalam bentuk laporan tertulis
secara periodik
b. Pengisian laporan tertulis yang lengkap
c. Penyimpanan laporan tertulis yang benar
Adanya pengawasan eksternal maupun internal

Tabel 3.3. Tolok ukur komponen lingkungan dan umpan balik


No Variabel
Tolok Ukur
1
Lingkungan
a. Tingkat pendididkan menengah atau tinggi menunjang keberhasilan
pemberian oralit kepada penderita diare
b. Tingkat sosial ekonomi menengah atau tinggi menunjang
keberhasilan pemberian oralit kepada penderita diare
2
Umpan balik
Masukan hasil pencatatan dan pelaporan untuk perbaikan program
selanjutnya

36

Anda mungkin juga menyukai

  • Case Report Glaukoma
    Case Report Glaukoma
    Dokumen28 halaman
    Case Report Glaukoma
    uchaclarinta_9886446
    Belum ada peringkat
  • SOP Lipoma
    SOP Lipoma
    Dokumen2 halaman
    SOP Lipoma
    uchaclarinta_9886446
    Belum ada peringkat
  • SOP Morbili
    SOP Morbili
    Dokumen3 halaman
    SOP Morbili
    Ridwan Nawawi
    100% (1)
  • 7-Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi - 18x26
    7-Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi - 18x26
    Dokumen67 halaman
    7-Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi - 18x26
    Risye
    Belum ada peringkat
  • Cover CR Mata Metro
    Cover CR Mata Metro
    Dokumen2 halaman
    Cover CR Mata Metro
    uchaclarinta_9886446
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi PPK Dokter
    Daftar Isi PPK Dokter
    Dokumen10 halaman
    Daftar Isi PPK Dokter
    uchaclarinta_9886446
    Belum ada peringkat
  • Psikososial
    Psikososial
    Dokumen33 halaman
    Psikososial
    akhmaduki
    Belum ada peringkat
  • Paper Katarak
    Paper Katarak
    Dokumen17 halaman
    Paper Katarak
    uchaclarinta_9886446
    Belum ada peringkat
  • BAB V Ucha
    BAB V Ucha
    Dokumen10 halaman
    BAB V Ucha
    uchaclarinta_9886446
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Billy Aditya Pratama
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar-Daftar Gambar
    Kata Pengantar-Daftar Gambar
    Dokumen5 halaman
    Kata Pengantar-Daftar Gambar
    uchaclarinta_9886446
    Belum ada peringkat
  • Cover CR Mata Metro
    Cover CR Mata Metro
    Dokumen2 halaman
    Cover CR Mata Metro
    uchaclarinta_9886446
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar-Daftar Gambar
    Kata Pengantar-Daftar Gambar
    Dokumen5 halaman
    Kata Pengantar-Daftar Gambar
    uchaclarinta_9886446
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka Ucha
    Daftar Pustaka Ucha
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka Ucha
    uchaclarinta_9886446
    Belum ada peringkat
  • 5.daftar Isi
    5.daftar Isi
    Dokumen4 halaman
    5.daftar Isi
    uchaclarinta_9886446
    Belum ada peringkat
  • BAB VI Ucha
    BAB VI Ucha
    Dokumen7 halaman
    BAB VI Ucha
    uchaclarinta_9886446
    Belum ada peringkat
  • BAB III Ucha
    BAB III Ucha
    Dokumen8 halaman
    BAB III Ucha
    uchaclarinta_9886446
    Belum ada peringkat
  • BAB I Ucha
    BAB I Ucha
    Dokumen6 halaman
    BAB I Ucha
    uchaclarinta_9886446
    Belum ada peringkat
  • Bab IV Ucha
    Bab IV Ucha
    Dokumen15 halaman
    Bab IV Ucha
    uchaclarinta_9886446
    Belum ada peringkat
  • BAB V Ucha
    BAB V Ucha
    Dokumen10 halaman
    BAB V Ucha
    uchaclarinta_9886446
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Ucha
    Kata Pengantar Ucha
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar Ucha
    uchaclarinta_9886446
    Belum ada peringkat
  • Cover Dalam Ucha
    Cover Dalam Ucha
    Dokumen1 halaman
    Cover Dalam Ucha
    uchaclarinta_9886446
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka Ucha
    Daftar Pustaka Ucha
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka Ucha
    uchaclarinta_9886446
    Belum ada peringkat
  • BAB VII Ucha
    BAB VII Ucha
    Dokumen3 halaman
    BAB VII Ucha
    uchaclarinta_9886446
    Belum ada peringkat
  • Case Report Glaukoma
    Case Report Glaukoma
    Dokumen28 halaman
    Case Report Glaukoma
    uchaclarinta_9886446
    Belum ada peringkat
  • Case Report Glaucoma
    Case Report Glaucoma
    Dokumen30 halaman
    Case Report Glaucoma
    uchaclarinta_9886446
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Billy Aditya Pratama
    Belum ada peringkat
  • CR Uveitis Edited
    CR Uveitis Edited
    Dokumen21 halaman
    CR Uveitis Edited
    uchaclarinta_9886446
    Belum ada peringkat
  • Lapsus Uveitis
    Lapsus Uveitis
    Dokumen32 halaman
    Lapsus Uveitis
    Gus Tut Wisnu
    Belum ada peringkat