Anda di halaman 1dari 5

Dosen

: Zaenab, SKM.,M.Kes

Mata Kuliah

: PMM-A

LAPORAN
PEMERIKSAAN SHIGELLA PADA MAKANAN DAN
MINUMAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2
ASRIYANI

PO.71.3.221.14.1.011

NIRWANA ROSA MUSLIM

PO.71.3.221.14.1.026

ARIS

PO.71.3.221.14.1.009

RESA PAHLEWI SYAM

PO.71.3.221.14.1.035

KURNIA AHMAD

PO.71.3.221.14.1.0.18

KELAS II.A
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PRODI DIII
2015

PEMERIKSAAN SHIGELLA
PADA MAKANAN DAN MINUMAN
A. Dasar Teori
Shigella adalah

genus

gamma

proteobacteria

dalam

keluarga Enterobacteriaceae. Shigella adalah bakteri Gram-negatif,


nonmotile, dan merupakan kuman patogen usus yang dikenal
sebagai agen penyebab penyakit disentri basiler. Bakteri ini
menginfeksi saluran pencernaan dan menyebabkan berbagai
gejala, dari diare, kram, muntah, dan mual, sampai komplikasi yang
lebih serius dan penyakit.
Sifatsifat
pertumbuhan,
glukosa.

Bakteri

ini

tidak

Semua Shigella meragikan

meragikan

laktosa

kecuali

S.

sonei. Ketidak mampuannya meragikan laktosa membedakan


bakteri- bakteri Shigella pada perbenihan diferensial. Bakteri ini
membentuk asam dari karbohidrat, tetapi jarang menghasilkan gas.
Bakteri ini juga dibagi menjadi bakteri yang meragikan manitol dan
yang tidak.
Shigellla merupakan bakteri aerob dan fakultatif anaerob, pH
pertumbuhan 6,4 7,8 dan suhu pertumbuhan optimum 37 oC
kecuali Shigella sonnei dapat tumbuh pada suhu 45oC. Sifat koloni
kuman adalah sebagai berikut: kecil, halus, tidak berwarna bila
ditanam pada agar SS, EMB, Endo, Mac Conkey.
B. Tujuan
1. Dapat mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam
pemeriksaan Shigella
2. Dapat mengetahui cara pemeriksaan Shigella
3. Dapat menentukan jenis Shigella pada sampel makanan yang
diperiksa
C. Alat dan Bahan
1. Alat alat
Tabung reaksi
Gelas ukur

2. Bahan-bahan :
Sampel es Teler
Media SS Agar
Media TSIA
Media gula-gula (uji
biokimia)

Pipet ukur 10 ml
Petridish
Beaker glass
Tabung duham
Incubator
Autoclave
Lampu spritus
Balp
Ose

D. Cara Kerja
I. Hari pertama
Sampel yang telah dihaluskan ditanam pada media
SS Agar secara 4 kuadran menggunakan ose yang

II.

telah di plambir
Kemudian media diinkubasi selama 1 x 24 jam

dengan suhu 37 C
Hari Kedua
Amati media SS Agar pada petri, apabila terdapat
koloni

bening

putih,

kecil-kecil

maka

lanjutkan

penanaman pada media TSIA


Ambil 1-2 mata ose yang telah diplambir kemudian
zig-zag pada lereng TSIA dari atas ke bawah lalu

III.

tusuk hingga ke permukaan tabung.


Eramkan selama 1 x 24 jam dengan suhu 37 C

Hari ketiga
Amati media TSIA, apabila terjadi perubahan warna
pada lereng menjadi merah rose , dasar kuning dan
tidak terdapat gas, hitam tusukan maka positif maka

dilanjutkan pada uji biokimia / media gula-gula


Ambil sampel yang positif menggunakan ose , lalu
masukkan pada media gula-gula secara berurutan

IV.

(mal, man, sac, lac, glu)


Inkubasi selama 1 x 24 jam dengan suhu 37 C
Hari keempat

Lakukan

pembacaan

menggunakan

tabel

untuk

menentukan jenis salmonella.


E. Hasil
Berdasarkan

praktikum

yang

telah

dilaksanakan

dengan

mengunakan sampel es teler, sampel tersebut diambil dari penjual es


teler di depan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Kelurahan Bantabantaeng. Maka diperoleh hasil data sebagai berikut :
Pengamatan
Media

Hari I
SS Agar

Hari II
SS Agar

Hari III
TSIA

Hari IV
Media

Ket.
-

Hasil

Positif (+)

Negatif(-)

Gula-Gula
-

Tidak
dilanjut
kan

Ciri-ciri

koloni
bening

terdapat gas,
lereng berwarna

merah rose
putih,

dasar
kuning
kecil-kecil
Ket : Hari pertama (I) penananman pada media SS agar

F. Analisa Hasil
Berdasarkan hasil yang didapatkan pada pemeriksaan
Shigella pada sampel es teler maka didapatkan hasil negatif(-)
pada media TSIA sehingga tidak dilanjutkan pada media gula-gula
(uji biokimia). Shigellla merupakan bakteri aerob dan fakultatif
anaerob, pH pertumbuhan 6,4 7,8 dan suhu pertumbuhan
optimum 37oC kecuali Shigella sonnei dapat tumbuh pada suhu
45oC.
Sifat biokimia yang khas adalah negatif pada reaksi
fermentasi adonitol, tidak membentuk gas pada fermentasi glukosa,
tidak membentuk H2S kecuali S. flexneri, negatif terhadap sukrosa,
manitol, laktosa kecuali S. sonei meragi laktosa secara lambat,
manitol, xylosa dan negatif pada tes motilitas. Namun pada

pemeriksaan ini tidak dilanjutkan pada media gula-gula sehingga


pada sampel tersebut tidak terdapat bakteri shigella dan jenis-jenis
shigella lainnya. Berdasarkan Peraturan menteri kesehatan republik
lndonesia No. 1098/Menkes/per/VII/2003 tentang persyaratan
higiene sanitasi rumah makan dan restoran bahwa angka kolifom
dalam makanan harus nol (0) / gram.
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa diatas maka dapat disimpulkan
bahwa esteler tersebut negatif(-) pada media TSIA bakteri shigella
karena tidak dilakukan pada media gula-gula. Adapun beberapa
faktor yang menyebabkan kontaminasi bakteri tersebut adalah
penjamah makanan, peralatan yang digunakan, bahan yang
digunakan, fasilitas sanitasi kurang, dan tempat pengolahan yang
tidak bersih.

Anda mungkin juga menyukai