Anda di halaman 1dari 11

Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah, serta taufik-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah konstitusi ini. Makalah ini disusun berdasarkan tugas Pendidikan Kewarganegaraan
yang diberikan.
Dalam kesempatan ini tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada bapak Ramadhani
Setiawan sebagai dosen pembimbing, serta kepada semua pihak yang telah mendukung dalam
penyelesaian makalah ini.
Bagaimanapun juga di dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
sehingga dapat menambah pengetahuan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan, dan tidak boleh diubah
kini telah mengalami beberapa perubahan. Tuntutan perubahan terhadap UUD 1945
itu pada hakekatnya merupakan tuntutan bagi adanya penataan ulang terhadap
kehidupan berbangsa dan bernegara. Atau dengan kata lain sebagai upaya memulai
kontrak sosial baru antara warga negara dengan negara menuju apa yang dicitacitakan bersama yang dituangkan dalam sebuah peraturan dasar (konstitusi).
Perubahan konstitusi ini menginginkan pula adanya perubahan sistem dan kondisi
negara yang otoritarian menuju kearah sistem yang demokratis dengan relasi lembaga
negara yang seimbang. Dengan demikian perubahan konstititusi menjadi suatu agenda
yang tidak bisa diabaikan. Hal ini menjadi suatu keharusan dan amat menentukan bagi
jalannya demokratisasi suatu bangsa. Realitas yang berkembang kemudian memang
telah menunjukkan adanya komitmen bersama dalam setiap elemen masyarakat untuk
mengamandemen UUD 1945.
Bagaimana cara mewujudkan komitmen itu dan siapa yang berwenang
melakukannya serta dalam situasi seperti apa perubahan itu terjadi, menjadikan suatu
bagian yang menarik dan terpenting dari proses perubahan konstitusi itu. Karena dari
sini akan dapat terlihat apakah hasil dicapai telah merepresentasikan kehendak warga
masyarakat, dan apakah telah menentukan bagi pembentukan wajah Indonesia
kedepan. Wajah Indonesia yang demokratis dan pluralistis, sesuai dengan nilai
keadilan sosial, kesejahteraan rakyat dan kemanusiaan. Dengan melihat kembali dari
hasil-hasil perubahan itu, kita akan dapat dinilai apakah rumusan-rumusan perubahan
yang dihasilkan memang dapat dikatakan lebih baik dan sempurna.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan pengertian dan sejarah lahirnya konstitusi di indonesia?
2. Sebutkan macam-macam konstitusi?

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Konstitusi
Istilah konstitusi berasal dari bahasa inggris yaitu constitution, dan berasal dari
bahasa belanda constitue, dalam bahasa latin contitutio,constituere, dalam bahasa
prancis yaitu constiture, dalam bahasa jerman vertassung, yang berati membentuk.
Yang dibentuk adalah negara. Maka, konstitusi mengandung permulaan dari segala
peraturan mengenai suatu Negara. Konstitusi dalam negara adalah sebuah norma sistem
politik dan hukum bentukan pada pemerintahan Negara, biasanya dikodifikasikan sebagai
dokumen tertulis. Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang
mendefinisikan fungsi pemerintahan negara. Dalam ketatanegaraan RI, konstitusi disebut
dan atau diartikan sama dengan Undang Undang Dasar.
Konstitusi / UUD dapat diartikan peraturan dasar dan yang memuat ketentuan
ketentuan pokok dan menjadi satu sumber perundang- undangan. Konstitusi adalah
keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara
mengikat cara suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat Negara.
Konstitusi pada umumnya bersifat kodifikasi yaitu sebuah dokumen yang berisian
aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan negara, namun dalam
pengertian ini, konstitusi harus diartikan dalam artian tidak semuanya berupa dokumen
tertulis (formal), namun menurut para ahli ilmu hukum maupun ilmu politik konstitusi
harus diterjemahkan, termasuk kesepakatan politik, negara, kekuasaan, pengambilan
keputusan, kebijakan dan distibusi maupun alokasi.
Pengertian konstitusi menurut para ahli :
1) K. C. Wheare
Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraaan suatu negara yang berupa
kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur/ memerintah dalam pemerintahan
suatu negara.

2) Herman Heller

Konstitusi mempunyai arti luas daripada UUD. Konstitusi tidak hanya bersifat yuridis
tettapi juga sosiologis dan politis.
3) Lasalle
Konstitusi adalah hubungan antara kekuasaaan yang terdapat di dalam masyarakat
seperti golongan yang mempunyai kedudukan nyata di dalam masyarakat misalnya
kepala negara angkatan perang, partai politik dsb.
4) L.j Van Apeldoorn
Konstitusi memuat baik peraturan tertulis maupun peraturan tak tertulis.
5) Koernimanto Soetopawiro
Istilah konstitusi berasal dari bahasa latin cisme yang berarti bersama dengan dan
statute yang berarti membuat sesuatu agar berdiri. Jadi konstitusi berarti
menetapkan secara bersama.
6) Carl Schmitt
Ia membagi konstitusi dalam 4 pengertian yaitu :
a. Konstitusi dalam arti absolut mempunyai 4 sub pengertian yaitu ;
- Konstitusi sebagai kesatuan organisasi yang mencakup hukum dan semua
-

organisasi yang ada di dalam Negara


Konstitusi sebagai bentuk Negara
Konstitusi sebagai faktor integrasi
Konstitusi sebagai sistem tertutup dari norma hukum yang tertinggi di dalam

Negara
b. Konstitusi dalam arti relatif dibagi menjadi 2 pengertian yaitu ;
- Konstitusi sebagai tuntutan dari golongan borjuis agar haknya dapat dijamin
-

oleh penguasa
Konstitusi sebagai sebuah konstitusi dalam arti formil (konstitusi dapat
berupa tertulis) dan konstitusi dalam arti materil (konstitusi yang dilihat dari

segi isinya)
c. Konstitusi dalam arti positif adalah sebagai sebuah keputusan politik yang
tertinggi sehingga mampu mengubah tatanan kehidupan kenegaraan.
d. Konstitusi dalam arti ideal yaitu konstitusi yang memuat adanya jaminan atas
hak asasi serta perlindungannya.
B. Sejarah Lahirnya Konstitusi Di Indonesia

Sebagai Negara yang berdasarkan hukum, tentu saja Indonesia memiliki konstitusi
yang dikenal dengan undang-undang dasar 1945. Eksistensi Undang-Undang Dasar 1945
sebagai konstitusi di Indonesia mengalami sejarah yang sangat panjang hingga akhirnya
diterima sebagai landasan hukum bagi pelaksanaan ketatanegaraan di Indonesia.
Dalam sejarahnya, Undang-Undang Dasar 1945 dirancing sejak 29 Mei 1945 sampai
16 Juni 1945 oleh badan penyelidik usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) atau dalam bahasa jepang dikenal dengan dokuritsu zyunbi tyoosakai yang
beranggotakan 21 orang, diketuai Ir. Soekarno dan Drs. Moh, Hatta sebagai wakil ketua
dengan 19 orang anggota yang terdiri dari 11 orang wakil dari Jawa, 3 orang dari Sumatra
dan masing-masing 1 wakil dari Kalimantan, Maluku, dan Sunda kecil. Badan tersebut
(BPUPKI) ditetapkan berdasarkan maklumat gunseikan nomor 23 bersamaan dengan ulang
tahun Tenno Heika pada 29 April 1945.
Latar belakang terbentuknya konstitusi (UUD45) bermula dari janji Jepang untuk
memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia dikemudian hari. Janji tersebut antara lain
berisi sejak dari dahulu, sebelum pecahnya peperangan asia timur raya, Dai Nippon sudah
mulai berusaha membebaskan bangsa Indonesia dari kekuasaan pemerintah hindia belanda.
Tentara Dai Nippon serentak menggerakkan angkatan perangnya, baik di darat, laut, maupun
udara, untuk mengakhiri kekuasaan penjajahan Belanda.
Sejak saat itu Dai Nippon Teikoku memandang bangsa Indonesia sebagai saudara muda
serta membimbing bangsa Indonesia dengan giat dan tulus ikhlas di semua bidang, sehingga
diharapkan kelak bangsa Indonesia siap untuk berdiri sendiri sebagai bangsa Asia Timur
Raya. Namun janji hanyalah janji, penjajah tetaplah penjajah yang selalu ingin lebih lama
menindas dan menguras kekayaan bangsa Indonesia. Setelah Jepang dipukul mundur oleh
sekutu, Jepang tak lagi ingat akan janjinya. Setelah menyerah tanpa syarat kepada sekutu,
rakyat Indonesia lebih bebas dan leluasa untuk berbuat dan tidak bergantung pada Jepang
sampai saat kemerdekaan tiba. Dengan terpilihnya presiden dan wakilnya atas dasar UndangUndang Dasar 1945 itu, maka secara formal Indonesia sempurna sebagai sebuah Negara,
sebab syarat yang lazim diperlukan oleh setiap Negara telah ada yaitu adanya:

Rakyat, yaitu bangsa Indonesia

Wilayah, yaitu tanah air Indonesia yang terbentang dari sabang hingga ke merauke
yang terdiri dari 13.500 buah pulau besar dan kecil;

Kedaulatan yaitu sejak mengucap proklamasi kemerdekaan Indonesia; Pemerintah


yaitu sejak terpilihnya presiden dan wakilnya sebagai pucuk pimpinan pemerintahan
Negara;

Tujuan Negara yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila; dan
Bentuk Negara yaitu Negara kesatuan.
C. Bentuk-Bentuk Konstitusi
Adapun bentuk-bentuk konstitusi diantaranya sebagai berikut :
1) Konstitusi tertulis dan tidak tertulis
Menurut CF. Strong konstitusi terdiri dari : konstitusi tertulis (dokumentary
constitution/ writen constitution) yaitu aturan-aturan pokok dasar negara, bangunan negara
dan tata negara, demikian juga aturan dasar lainnya yang mengatur perikehidupan suatu
bangsa.

Dan

konstitusi

(nondokumentary

tidak

constitution/

tertulis/
unwritten

persekutuan
constitution)

hukum
yaitu

Negara/

konvensi

berupa

kebiasaan

ketatanegaraan yang sering timbul.


2) Konstitusi secara teoritis
a. Konstitusi politik yaitu berisi tentang norma-norma dalam penyelenggaraan negara,
hubungan rakyat dengan pemerintah, dan hubungan antar lembaga negara.
b. Konstitusi sosial yaitu konstitusi yang mengandung cita-cita sosial bangsa, rumusan
filosofis negara, sistem sosial, sistem ekonomi, dan sistem politik yang ingin
dikembangkan bangsa itu.
3) Berdasarkan sifat
a. Flexible (luwes) apabila konstitusi / undang undang dasar memungkinkan untuk berubah
sesuai dengan perkembangan.
b. Rigid (kaku) apabila konstitusi / undang undang dasar jika sulit untuk diubah.
4) Berdasarkan subyek yang berhak mengamandemen
Berdasarkan perspektif ini, K. C. Wheare membagi konstitusi menjadi 2, yaitu :
a. Konstitusi yang supreme terhadap legislatif, yaitu yang tidak dapat diamandemen oleh
badan legislatif.
b. Konstitusi yang tidak supreme terhadap legislatif, yaitu yang dapat diamandemen oleh
badan legislatif.
5) Berdasarkan proses pendistribusian kekuasaan pemerintahan

Berdasarkan perspektif ini, K. C. Wheare membagi konstitusi menjadi 2, yaitu :


a. Konstitusi Kesatuan, yaitu kekuasaan legislatif pusat dalam mengatur legislatif di
bawahnya.
b. Konstitusi Federal, yaitu kekuasaan pemerintah dibagi antara pemerintah untuk seluruh
negara dan pemerintah untuk negara-negara bagian.
D. Tujuan Konstitusi
Tujuan konstitusi dapat disimpulkan sebagai berikut :
1) Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang wenang, maksudnya
tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi tidak akan berjalan dengan baik dan bisa
saja kekuasaan penguasa akan merajalela dan bisa merugikan rakyat banyak.
2) Menjelaskan kekuasaan dan kewajiban pemerintah, maksudnya segala kekuasaan dan
kewajiban pemerintah telah dijelaskan agar pemerintah tidak melalaikan kewajibannya
tsb, dan kekuasaannya tidak lari dari apa yang telah dijelaskan.
3) Melindungi HAM, maksudnya setiap penguasa berhak menghormati HAM orang lain dan
hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal melaksanakan haknya.
4) Menggambarkan struktur negara dan bekerjanya lembaga- lembaga negara.
5) Menjelaskan tugas-tugas lembaga negara dan tugas-tugas rakyat, maksudnya segala tugastugas rakyat dan lembaga negara telah dijelaskan oleh konstitusi sehingga rakyat dan
lembaga negara bisa bertindak sesuai dengan tugas-tugasnya yang telah dijelaskan.
6) Pedoman penyelengaraan Negara, maksudnya tanpa adanya pedoman konstitusi, Negara
kita tidak akan berdiri dengan kokoh.
E. Isi Konstitusi
Dalam kasus bentukan negara, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik
dan hukum, istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai
prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur,
prosedur, wewenang, dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya. Konstitusi
umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga masyarakatnya.
Isi konstitusi menurut para ahli :
1)
a.
b.
c.

Menurut Sri Sumantri konstitusi berisi 3 hal pokok yaitu ;


Jaminan terhadap HAM dan warga Negara
Susunan ketatanegaraan yang bersifat fundamental
Pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan

2)
a.
b.
c.

Menurut Miriam Budiarjo, konstitusi memuat tentang ;


Organisasi negara HAM
Prosedur penyelesaian masalah pelanggaran hukum
Cara perubahan konstitusi

3)
a.
b.
c.
d.
e.

Menurut Koerniatmanto Soetopawiro, konstitusi berisi tentang ;


Pernyataan ideologis
Pembagian kekuasaan Negara
Jaminan HAM (Hak Asasi Manusia)
Perubahan konstitusi
Larangan perubahan konstitusi

F. Peran Konstitusi
Dari pengertian dan tujuan konstitusi yang telah ditulis di atas, dapat dijelaskan secara garis
besar tentang peran konstitusi. Dengan adanya konstitusi, pemerintah, lembaga negara,
maupun masyarakat dapat mengetahui aturan dan ketentuan pokok mendasar mengenai
ketatanegaraan. Adanya konstitusi juga adalah agar suatu bentuk pemerintahan dapat
dijalankan secara demokrasi dengan memperhatikan kepentingan rakyat. Sehingga tujuan
konstitusi yaitu melindungi HAM dapat terlaksana dengan baik. Selain itu, konstitusi
berperan melindungi asas demokrasi dan menciptakan kedaulatan tertinggi yang berada
ditangan rakyat, sesuai dengan tujuan demokrasi itu sendiri. Peran konstitusi lainnya adalah
untuk melaksanakan dasar negara dan menentukan suatu hukum yang bersifat adil. Konstitusi
juga berperan sebagai sumber hukum dasar, dan sebagai hukum tertinggi. Itulah sebabnya
mengapa konstitusi penting bagi suatu negara.
G. Perubahan Konstitusi
Secara revolusi, pemerintahan baru terbentuk sebagai hasil revolusi ini yang kadangkadang membuat sesuatu UUD yang kemudian mendapat persetujuan rakyat. Secara evolusi,
UUD/konstitusi berubah secara berangsur-angsur yang dapat menimbulkan suatu UUD,
secara otomatis UUD yang sama tidak berlaku lagi.
Dalam sistem ketatanegaraan modern ada dua sistem yang berkembang dalam perubahan
konstitusi, yaitu
1) Renewal (pembaharuan)
Merupakan perubahan konstitusi secara keseluruhan sehingga yang diberlakukan
adalah konstitusi yang baru secara keseluruhan. Biasanya dianut di negara-negara
Eropa kontinental.

2) Amandement (perubahan)
Apabila suatu konstitusi dirubah (di-amandement), maka konstitusi yang asli tetap
berlaku. Biasanya dianut di negara-negara Anglo-Saxon.
H. Sikap Positif terhadap Konstitusi Negara
Pembukaan UUD 1945 telah menjiwai proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 dan
batang tubuh UUD 1945 yang didalam alinea keempat tercantum dasar negara (Pancasila).
Denga demikian, Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan pokok kaidah negara yang
fundamental.
a.

Sebagai hukum dasar, sebab pembukaan UUD 1945 yang memberikan faktor

mutlak bagi adanya tertib hukum Indonesia.


b. Sebagai sumber hukum tertinggi dalam tata urutan peraturan perundangan di
Indonesia.,
Berdasarkan uraian sebelumnya, dijelaskan bahwa Pembukaan UUD 1945 tidak dapat
diubah oleh siapa pun termasuk MPR hasil Pemilu selama kita masih tetap patuh dan setia
untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Proklamasi kemerdekaan
17 Agustus 1945. sebab perubahan terhadap pembukaan UUD 1945 berarti pembubaran
negara kesatuan RI.
UUD 1945 yang telah mengalami perubahan melalui Sidang Tahunan MPR RI tetap
bersumber pada Pancasila dan menjadi sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan
peraturan perundang-undangan. Amandemen I disahkan tanggal 19 oktober 1999.
Amandemen II disahkan pada tanggal 18 Agustus 2000. Amandemen III disahkan pada
tanggal 10 November 2001. Amandemen IV disahkan pada tanggal 10 Oktober 2002. Jika
dibandingkan, maka UUD 1945 lebih fleksibel dan supel daripada konstitusi RIS yang terdiri
dari 197 pasal dan UUDS 1950 yang terdiri dari 140.
Berdasarkan beberapa penjelasan diatas, konstitusi merupakan hasil perjanjian
masyarakat dengan negara yang dipergunakan untuk membina negara dan pemerintahan yang
akan mengurus mereka. Konstitusi menjamin hak-hak inti manusia dan warga negara
sekaligus batas-batas hak dan kewajiban warga negara dan alat-alat pemerintahannya. Oleh
karena itu, semua penduduk Indonesia dan warga negara yang berada di Indonesia sudah
seharusnya melaksanakan dan menaati konstitusi negara yang berlaku, termasuk aparatur
pemerintahannya. Dalam konteks kehidupan bernegara, satu sama lain harus memiliki

tanggung jawab dan tidak terjadi penindasan dari yang kuat terhadap yang lemah sehingga
terwujud kekuasaan atau pemerintahan yang demokratis

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan demikian kita ketahui bahwa kontitusi merupakan keseluruhan peraturan, baik
tertulis maupun tidak yang bertujuan membatasi dan menjelaskan kekuasaan pemerintah
yang sekaligus berperan sebagai hukum dasar dan hukum tertinggi. Konstitusi secara garis
besar memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum. Perubahan konstitusi
dilakukan secara bertahap. Ada dua jenis perubahan konstitusi yaitu pembaharuan dan
perubahan. Konstitusi muncul melalui beberapa proses yang panjang, di Indonesia kita
kenal dengan UUD 1945.

B. Saran
Konstitusi muncul melalui tahap yang panjang dan rumit. Tujuan konstitusi dan
perannya pada intinya adalah untuk mengatur lalu lintas hukum di Indonesia. Untuk itu
mari kita jaga kekokohan konstitusi di RI, yaitu UUD 1945.

Daftar Pustaka

Prodjodikoro, Wirjono.1983. Azas- Azas Hukum Tatanegara di Indonesia. Jakarta: Dian


Rakjat
Wheare, K.C. 2003. Konstitusi- Konstitusi Modern. Surabaya: Pustaka Eureka

Anda mungkin juga menyukai