Selanjutnya proses utama, yaitu hidrolisis. Pada penelitian ini, digunakan
hidrolisis dengan menggunakan katalis asam homogen. Hal ini dikarenakan, umpan TKKS yang digunakan berupa padatan (solid), jika digunakan katalis heterogen akan menurunkan yield dari asam levulinat yang dihasilkan dari reaksi. Sedangkan katalis asam karena, ion hidrogen yang terdapat pada katalis asam digunakan pada reaksi untuk menghidrogenasi produk intermediate hasil reaksi hidrolisis gula pereduksi hingga menjadi produk furanics (asam levulinat dan furfural). Tabel Perbandingan Katalis
Berikut literatur mengenai teknologi dan kondisi operasi yang digunakan pada produksi kontinu asam levulinat berbasis biomass. Tabel Perbandingan Metode
Berdasarkan hasil studi literatur, pada penelitian ini mengadopsi
teknologi dan kondisi operasi dari paten US 5,608,105 (BiofineTM Technology) pada proses utama hidrolisis biomassa menjadi asam levulinat dikarenakan teknologi yang lebih sederhana yang berdampak pada biaya yang relatif lebih murah dan teknologi ini telah digunakan pada produksi secara komersial. Katalis yang digunakan adalah katalis homogen H2SO4 dengan konsentrasi 5% wt pada kedua tahapan hidrolisis biomassa. Sedangkan kondisi operasi yang diaplikasikan persis menyesuaikan dengan paten US 5,608,105 (BiofineTM Technology) dengan laju alir umpan berbeda sebesar 246,6 L/min dan solid loading rate sebesar 15%. Dengan pengapdopsian teknologi BiofineTM ini, berdasarkan hasil studi literatur didapatkan furfural dan asam formiat sebagai produk samping berupa gas dari hasil hidrolisis utama. Kedua produk samping ini bernilai ekonomis, sehingga pada penelitian ini, perancangan sistem separasi akan menyesuaikan dengan kebutuhan recovery kedua produk. Selain itu, penjualan dari kedua produk samping akan menjadi bagian dari perhitungan keekonomian pabrik akan mempengaruhi hasil analisis keekonomian yang akan dibahas lebih lanjut pada bab 5.
Separasi dan Purifikasi Asam Levulinat
Proses separasi dan purifikasi bertujuan untuk pemisahan serta mendapatkan kemurnian produk yang lebih tinggi dari crude hidrolisat. Untuk produk utama asam levulinat separasi bertujuan untuk mendapatkan kemurnian 98%, dan produk samping furfural (98%) serta asam formiat (85%) menyesuaikan dengan standar komersil produk pada umumnya. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa, pada penggunaan BiofineTM Technology, asam formiat dan furfural, dihasilkan dalam bentuk campuran gas. Campuran gas ini dapat dikondensasi secara paralel dari reaktor selama proses hidrolisis Hydroxymethylfurfural (HMF) menjadi asam levulinat berlangsung. Hal ini tekait dengan titik didih produk dan kondisi operasi pada reaktor. Untuk pemisahan lebih lanjut campuran gas yang telah dikondensasi, dapat di distilasi secara bertahap sesuai dengan titik didih dari masing-masing senyawa. Namun, campuran antara airfurfural-asam formiat yang terbentuk di dalam kondensat membentuk 2 sistem azeotrop, yaitu air-furfural dan air-asam formiat. Azeotrop adalah sistem campuran yang memiliki kesetimbangan antara fasa gas dan cair tanpa adanya perubahan komposisi dan memiliki titik didih yang yang konstan walaupun dengan pemberian tekanan. Dalam sistem ini, azeotrop
air-furfural membentuk positive-azeotrope dengan titik didih 97,8oC dalam
kondisi tekanan atmosferik sedangkan azeotrop air-asam formiat membuat negative-azeotrope dengan titik didih maksimum 107,8oC. Dengan konsiderasi hal ini, maka distilasi dilakukan dengan 2 tahap, dengan tahap pertama bertujuan untuk memisahkan azeotrop air-furfural dari sistem. Kondisi operasi yang digunakan pada suhu 97,9 oC pada tekanan 1 atm (atmospheric). Setelah didapatkan azeotrop air-furfural sebagai distilat (dengan komposisi 30%