Anda di halaman 1dari 11

RANGKUMAN

DISUSUN OLEH :

NAMA

: ERDINA EKA PUTRI

STAMBUK

: A 241 13 048

Dosen Pembimbing : Drs. Yusuf Kendek, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
2015
BABTADULAKO,
I
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK

A. Pengertian Belajar
Belajar umumnya didefinisikan sebagai perubahan di dalam diri seseorang yang disebabkan
oleh pengalaman.
B. Evolusi Teori Belajar Perilaku
1. Menurut Ivan Pavlov
Percobaan yang dilakukan oleh Pavlov menunjukan jika stimulus yang yang pada awal
mulanya netral dipasangkan pada stimulus yang tidak terkondisi,stimulus netral itu
menjadi stimulus terkondisi dan memiliki kekuatan untuk membangkitkan respon semula
dengan yang dihasilkan oleh stimulus tak terkondisi.
2. E.L. Thorndike : Hukum Pengaruh
Dari eksperimen tersebut Thorndike membangun teori yang dikenal dengan hukum
pengaruh ( the law of effect) yang berbunyi : jika suatu tindakan diikuti oleh hal yang
memuaskan dalam lingkungan maka kemungkinan tindakan itu akan diulangi dalam
suasana serupa akan meningkat. Sebaliknya, jika suatu perilaku diikuti oleh hal yang
tidak menyenangkan dalam lingkungan maka kemungkinan tidak akan di ulangi.
3. B.F. Skinner : Pengkondisian Operan
Studi Skinner berfokus pada penempatan subjek di dalam situasi kontrol dan mengamati
perubahan perilaku yang diakibatkan oleh perubahan konsekuensi yang secara sistematis
dari perilaku sebelumnya. Skinner terkenal karena alat yang ia pakai yang disebut dengan
kotak skinner (skinner box).
C. Prinsip Belajar Perilaku
Beberapa prinsip belajar perilaku, yaitu :
1. Peranan konsekuensi
2. Hukuman
3. Kesegeraan konsekuen
4. Penjadwalan penguatan
5. Penguatan
6. Pembentukan
7. Pemunahan
D. Pengertian Belajar Perilaku
Teori belajar behavioristik merupakan teori belajar yang menekankan pada tingkah laku
manusia sebagai akibat interaksi antara stimulus dan respon. Aliran ini menekankan pada
perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori perilaku ini jika dengan menggunakan
model hubungan stimulus responnya, mendudukan orang yang belajar sebagai individu yang
pasif.

BAB II
TEORI BELAJAR SOSIAL
A. Teori Pembelajaran Sosial
Dalam teori kognitif sosial, yang penting yaitu faktor internal dan eksternal. Segala sesuatu
yang terjadi di lingkungan sekitar, faktor-faktor pribadi (seperti berpikir dan motivasi), dan

perilaku dipandang saling berinteraksi, masing-masing faktor saling mempengaruhi dalam


proses pembelajaran.
1. Belajar dengan Mengamati Orang Lain
Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan atau observational learning. Pertama,
pembelajaran melalui pengamatan dapat terjadi melalui kondisi yang dialami orang lain
atau vicarious conditioning. Pada jenis kedua dari pembelajaran melalui pengamatan,
pengamat meniru perilaku suatu model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan
atau pelemahan pada saat pengamat itu sedang memperhatikan.
2. Elemen Pembelajaran Melalui Pengamatan
Bandura (1986) ada empat elemen penting yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran
melalui pengamatan, yaitu:
a. Atensi
b. Retensi
c. Produksi
d. Motivasi
3. Pembelajaran Melalui Pengamatan dalam Pengajaran
Ada lima kemungkinan hasil yang diperoleh dari pembelajaran melalui pengamatan,
yaitu:
a. Mengajarkan perilaku dan sikap baru
b. Mendorong perilaku yang telah ada
c. Mengubah perilaku yang menghambat
d. Mengarahkan perhatian
e. Menimbulkan emosi
B. Pengaturan Diri dan Modifikasi Perilaku Kognitif
Pada pengaturan diri (self-regulation) membantu siswa mencapai pengendalian atas
pembelajarannya sendiri. Berbagai macam penelitian dari teori seluruhnya memusatkan pada
satu ide penting bahwa tanggung jawab dan kemampuan untuk belajar teletak di pundak
siswa.
1. Pengelolaan Diri
2. Pemodifikasian Perilaku Kognitif

BAB III
TEORI BELAJAR KOGNITIF
A. Model Pemrosesan Informasi
Informasi secara terus menerus masuk ke dalam otak kita melalui indera. Urutan pemrosesan
informasi yaitu informasi yang akan diingat pertama-tama harus sampai pada indera
seseorang, kemudian diterima dan ditransfer dari register penginderaan ke memori jangka
pendek, selanjutnya diproses lagi untuk ditransfer kememori jangka panjang.

B. Penyebab Orang Ingat dan Lupa


Kebanyakan lupa terjadi karena informasi dalam memori jangka pendek tidak pernah
ditransfer ke memori jangka panjang. Namun demikian lupa juga dapat terjadi karena kita
kehilangan kemampuan untuk mengingat informasi yang ada dalam memori jangka panjang.
C. Strategi Memori dapat Diajarkan
1. Belajar Verbal
Dalam banyak penelitian, para ahli psikologi telah mempelajari belajar verbal atau
bagaimana siswa belajar materi verbal dalam tatanan laboratorium (Raaijmarkers dan
Shiffrin, 1992). Telah diidentifikasi tiga jenis tugas belajar verbal yang khas teramati di
kelas dan telah diteliti secara intensif, yaitu:
a. Belajar pasangan berkait (Paired-as-Sociate Learning)
b. Belajar deret-urut (Serial Learning)
c. Belajar ingatan-bebas (Free-Recall Learning)
2. Informasi Menjadi Bermakna
a. Belajar hafalan mengacu pada penghafalan fakta-fakta atau hubungan-hubungan
seperti tabel perkalian, simbol-simbol kimia untuk unsur-unsur, kata-kata dalam
bahasa asing atau nama-nama tulang dan otot dalam tubuh manusia. Sedangkan,
belajar bermakna tidak sembarang dan jenis belajar ini menghubungkan informasi
atau konsep yang telah di miliki siswa.
b. Prinsip paling penting dari teori skema adalah bahwa informasi yang pas dengan
skema yang ada lebih mudah dipahami, dipelajari, dan diserap daripada informasi
yang yang tidak pas dengan skema yang ada. (Anderson dan Bower, 1983)
D. Keterampilan Metakognitif dapat Membantu Siswa Belajar
Istilah metakognitif berarti pengetahuan tentang belajarnya diri sendiri atau pengetahuan
tentang bagaimana belajar. Keterampilan berfikir dan keterampilan belajar adalah contoh dari
keterampilan metakognitif. Siswa dapat diajarkan strategi-strategi untuk menilai pemahaman
mereka sendiri menghitung berapa waktu yang diperlukan untuk mempelajari sesuatu atau
memecahkan masalah.
E. Strategi yang dapat Membantu Siswa Belajar
Nilai dari strategistrategi belajar itu tergantung pada kekhususannya dan kegunaannya.
Thomas dan Rohwer (1986) telah mengusulkan seperangkat prinsip sebagai berikut:
a. Kekhususan
b. Keumuman
c. Pemantauan yang efektif
d. Keyakinan pribadi (Personal Efficacy)
F. Strategi Pengajaran Kognitif
1. Membuat Pembelajaran Relevan dan Mengaktifkan Pengetahuan Sebelumnya
a. Ausuble (1960, 1963) mengembangkan suatu cara yang disebut advance organizer
untuk mengorientasikan siswa pada materi yang akan dipelajari dan membantu
mereka untuk mengingat kembali informasi-informasi yang berkaitan yang dapat
digunakan untuk membantu dalam menyatukan informasi-informasi baru yang akan
dipelajari itu.
b. Analogi dapat membantu siswa mempelajari informasi baru dengan menghubungkan
informasi-informasi baru tersebut dengan konsep-konsep yang telah dipunyai
sebelumnya (Vosniaduo dan Schommer, 1988; Genter, 1989; Zook, 1991).
2. Pengorganisasian Informasi
Bahan ajar yang diorganisasikan dengan baik lebih mudah untuk dipelajari dari pada
bahan ajar yang tidak diorganisasikan dengan baik (Durso dan Ciggins, 1991).

Pengorganisasian secara hirarki, dimana hal-hal khusus dikelompokan dibawah topiktopik yang lebih umum, agaknya dapat membantu pemahaman siswa (Van Patten et
al.,1986).

BAB IV
PENDEKATAN KONTRUKTIVISTIK DALAM PEMBELAJARAN
A. Pandangan Belajar Menurut Teori Kontruktivisme
Esensi dari teori konstruktivis adalah ide bahwa siswa harus secara individu menemukan dan
mentransfer informasi-informasu kompleks apabila mereka harus menjadikan informasi itu
miliknya sendiri. Teori kontruktivis memandang siswa secara terus menerus memeriksa
informasi-informasi baru yang berlawanan dengan aturan-aturan lama yang merevisi aturanaturan tersebut jika tidak sesuai lagi.
B. Sejarah Kontruktivisme
Revolusi konstruktivis yang kuat di dalam sejarah pendidikan. Konstruktivisme lahir dari
gagasan Piaget dan Vigotsky, di mana keduanya menekankan bahwa perubahan kognitif
hanya terjadi jika konsepsi-konsepsi yang telah dipahami sebelumnya melalui suatu proses
ketidakseimbangan dalam upaya dalam memahami informasi-informasi baru.

C. Pendekatan Kontruktivistik dalam Pembelajaran


1. Proses Top-Down
2. Pembelajaran Kooperatif
3. Pembelajaran Generatif (Generative Learning)
4. Pembelajaran dengan Penemuan
5. Pembelajaran dengan Pengaturan Diri (Self-Regulated Learning)
6. Scaffolding
D. Metode Kontruktivis dalam Berbagai Bidang Studi
Pengajaran terbalik dalam membaca satu contoh penelitian yang baik tentang pendekatan
konstruktivis berdasarkan pada prinsip-prinsip pembuatan pertanyaan adalah pelajaran
terbalik, atau di sebut dengan reciprocal teaching (Palincsar & Brown, 1984). Pendekatan ini
terutama dirancang untuk membantu siswa yang rendah hasil belajarnya dalam belajar
membaca pemahaman, melibatkan guru bekerja dengan kelompok kecil siswa.

BAB V
PENDEKATAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
A. Pengertian Belajar
Gage (1984) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses di mana organisme berubah
perilakunya diakibatkan pengalaman. Demikian juga Harold Spear mendefinisikan bahwa
belajar terdiri dari pengamatan, pendengaran, membaca, dan meniru.
B. Belajar dan Proses Penerimaan Informasi
Menurut Ausubel (1968), dalam teori bermaknanya menjelaskan bahwa belajar merupakan
proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevn yang terdapat dalam struktur
kognitif seseorang. Yang mana kita tak tahu bagaimana mekanisme memori menyimpan
pengetahuan, yang jelas informasi yang dapat tersimpan dalam otak, menurut ahli dalam
penyimpanan informasi melibatkan banyak sel. Dengan berlangsungnya belajar, dihasilakan
perubahan-perubahan dalam sel otak, terutama sel yang menyimpan informasi.
C. Mengapa Manusia harus Belajar?
Kemampuan belajar dan mengolah informasi pada manusia merupakan ciri penting yang
membedakan manusia dari makhluk lain, kemampuan belajar memberi manfaat bagi individu

dan juga bagi masyarakat untuk menempatkan diri dalam makhluk yang berbudaya, dengan
belajar seseorang mampu mengubah perilaku, dan membawa pada perubahan individu belajar,
yang memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan.
D. Macam Macam Pendekatan dalam Belajar
Belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku yang diakibatnkan pengalaman, dan
dianggap sebagai faktor penyebab dasar belajar. Gage (1984) mengelompokkan belajar ke
dalam lima macam belajar:
1. Belajar responden
2. Belajar operant
3. Belajar observational
4. Belajar kontiguitas
5. Belajar kognitif
E. Memanfaatkan Peta Konsep
Peta konsep adalah adaalah menyatakann hubungan-hubungan yang bermakkna antara
konsep-konsep dalam bentuk proposisi. Proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep
yyang di hubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik. Jadi belajar bermakna menurut
ausubel akan memberi makna apabila di hubungkan dengan dengan konsep-konsep yang
memiliki arti yang lebih luas dan berkembang.
F. Strategi Pembelajaran Contectual Teaching Learning (CTL)
Landasan filosifis CTL adalah konstruktivistik, yaitu filosofi yang menekan bahwa belajar
tidak hanya sekedar menghapal. Peserta didik harus mampu membangunkan pengetahuan di
benak mereka sendiri. Pengetahuan tidak dapat di pisahkan menjadi fakta. Strategi
pembelajaran CTL melibatkan tujuh komponen utama efektif yaitu kontruktivistik,
menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian yang
sebenarnya.

BAB VI
KECERDASAN GANDA
A. Jenis Kecerdasan Ganda
1. Kecerdasan matematis-logis, kemampuan menggunakan angka dengan baik (misalnya,
ahli matematika, akuntan pajak, ahli statistik) dan melakukan penalaran yang benar
misalnya, sebagai ilmuwan, pemrogaraman komputer, atau ahli logika).
2. Kecerdasan spasial, kemampuan mempersepsikan dunia spasial visual secara akurat
(misalnya, sebagai pemburu, pramuka, pemandu) dan mentransformasikan persepsi dunia
spasial visual tersebut (misalnya dekorator interior, arsitek, seniman, atau penemu).
3. Kecerdasan kinetis-jasmani, keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk
mengekspresikan ide dan perasaan (misalnya, sebagai aktor, pemain pantomim, atlet, atau
penari) dan keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah
sesuatu (misalnya, sebagai pengrajin, pematung, ahli mekanik, dokter bedah)
4. Kecerdasan musikal, kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal, dengan cara
mempersepsi (misalnya, sebagai pemikat musik), membedakan (misalnya, sebagai
kritikus musik), mengubah (misalnya, sebagai kompesor), dan mengekspresikan
(misalnya, sebagai peyanyi).
5. Kecerdasan interpersonal, kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati,
maksud, motivasi, serta perasaan orang lain.
6. Kecerdasan intrapersonal kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan
pemahaman tersebut.

7. Kecerdasan naturalis, keahlian mengenali dan mengategorikan spesies flora dan fauna di
lingkungan sekitar.
8. Kecerdasan eksistensial, kecerdasan yang berhubungan dengan kapasitas dan
kemampuan. (Gardner, 2003)
B. Pengembangan Kecerdasan Majemuk
Kecerdasan dapat berkembang atau tidak bergantung pada tiga faktor penting sebagai berikut:
1. Faktor biologis
2. Sejarah hidup pribadi
3. Latar belakang kulturan dan historis
C. Metode dan Materi Kunci Pengajaran Kecerdasan Majemuk
Ada sejumlah metode pengajaran yang melampaui model pengajaran tradisional. Metode
tersebut dapat diringkas dala tabel sebagaimana dikutip dari Thomas Amstrong(2002).
1. Cara menyusun rencana pelajaran kecerdasan majemuk
2. Kecerdasan majemuk dan pengajaran tematis

BAB VII
PEMOTIVASIAN SISWA UNTUK BELAJAR
A. Kecemasan dan Prestasi Belajar
Kecemasan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan. Untuk siswa tersebut
kecemasan menghambat belajar atau kinerja mereka secara serius khususnya pada saat tes.
Sumber utama kecemasan di sekolah adalah kekuatan akan gagal,disamping itu kehilangan
harga diri.siswa yang prestasi belajarnya rendah cenderung cemas di sekolah, namun mereka
tidak sendirian.
B. Bagaimana Guru dapat Meningkatkan Motivasi Siswa untuk Belajar?
Pertama-tama isi tentang motivasi instrinsik nilai motivasional dari isi itu sendiri dipaparakan,
kemudian dibahas motivasi ekstrinsik penggunaan pujian, balikan, dan insentif untuk
memotivasi siswa melakukan yang terbaik. Untuk memperkuat motivasi siswa dan saransaran untuk memecahkan masalah-masalah motivasi yang biasa terjadi di kelas, termasuk
hadiah untuk peningkatan sistem insentif.
C. Bagaimana Guru dapat Meningkatkan Motivasi Instrinsik?
Untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa tentang pelajaran yang akan diterima, dengan
demikian meningkatkan motivasi intrinsik untuk mempelajari materi itu.cara lain untuk
meningkatkan minat intinsik siswa adalah memberikan mereka beberapa pilihan tentang apa
yang akan mereka pelajari dan bagaimana mereka akan mempelajari materi itu.

BAB VIII
KONSEP DASAR EVALUASI PEMBELAJARAN
A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan, dan
menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminan dan penerapan kualitas (nilai dan dan
arti) pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran, berdasarkan pertimbangan dan
keriteria tertentu sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam melaksanakan
pembelajaran.
B. Prinsip Prinsip Umum Evaluasi
Adapun prinsip prinsip evaluasi umum evaluasi mencakup kontinuitas, komprehensif, adil
dan objektif, kooperatif serta praktis.
C. Jenis Jenis Evaluasi Pembelajaran
Adapun jenis jenis evaluasi pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Evaluasi perencanaan dan pengembangan
2. Evaluasi monitoring
3. Evaluasi dampak
4. Evaluasi efisiensi-ekonomis
5. Evaluasi program komprehensif
D. Karakteristik Instrumen Evaluasi
Karakteristik instrumen evaluasi terdiri dari valid, reliable, relevan, representatif, praktis,
deskriminatif, dan spesifik, serta proporsional.
E. Model Model Evaluasi
Ada beberapa model evaluasi yaitu sebagai berikut:
1. Model tyler
2. Model yang berorientasi pada tujuan
3. Model pengukuran

4.
5.
6.
7.
8.
9.

Model kesesuain
Education system evaluation model
Model alkin
Model brinkerhoff
Iiiuminative model
Model respontif

F. Prinsip Prinsip Pembelajaran


Adapun prinsip prinsip pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Perhatian dan motivasi
2. Kreatifitas
3. Keterlibatan langsung atau pengalaman
4. Pengulangan
5. Tantangan
6. Balikan dan penguatan
7. Perbedaan individu

PERBEDAAN TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, TEORI BELAJAR KOGNITIF,


DAN TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVIS
Aspek

Tokoh

Behavioristik

Kognitif

Pavlov

(1849-1936),

Watson

(1878-1958),

Thorndike (1874-1949),

Konstruktivis
Schuman (1996), Merril (1991),

Jean Piaget, Lev Vygotski Smorsganbord (1997), Gagne,


Bloom, Clark.

Skinner (1904-1990)
Dasar
Pemikiran

Perubahan tingkah laku.

Proses

berpikir

dibalik Pengetahuan

tingkah laku.

dibangun

secara

aktif.

Siswa difokuskan pada Penerapan teori kognitif Siswa diajak untuk memahami
tujuan

yang

jelas bertujuan untuk melatih dan menafsirkan kenyataan dan

sehingga

dapat siswa

menanggapi

mampu pengalaman

yang

berbeda,

secara mengerjakan tugas dengan supaya mereka lebih mampu

otomatis. Contoh: Siswa cara


Kekuatan mampu

agar
yang

sama

dan menyelesaikan masalah dalam

menjelaskan konsisten. Contoh: Cara kehidupan nyata. Contoh: Bila

sifat-sifat zat cair, maka belajar

siswa

berbeda- siswa

dapat

menyelesaikan

diharapkan siswa mampu beda, mereka perlu secara masalah dengan berbagai cara,
menjawab
tentang

pertanyaan rutin
sifat-sifat

cair.
Kelemahan Siswa

dilatih

zat mencapai cara umum yang menerapkannya


tepat.

dapat

dalam

situasi

yang berbeda (baru).

berada Siswa belajar suatu cara Dalam

dalam situasi di mana menyelesaikan


rangsangan

untuk maka siswa akan terlatih untuk

keadaan

dimana

tugas, kesepakatan sangat diutamakan,

(stimulus) tetapi cara yang dipilih pemikiran dan tindakan terbuka

dari jawaban yang benar belum tentu baik (sesuai). dapat

menimbulkan

masalah.

Contoh:
tidak tersedia. Contoh:
Siswa harus membuang
sampah pada tempatnya,
tetapi di tempat tersebut
tidak

tersedia

sampah.

tempat

Contoh: Siswa belajar cara


menulis surat dengan cara
yang

sama,

diperhatikan

perlu
perbedaan

selera dalam menulis surat.

Mengikuti

aturan

sekolah tidak dapat ditawar dan


didiskusikan agar peraturannya
dibuat berbeda bagi sekelompok
siswa tertentu. Mungkin hal itu
merupakan
konstruktif

gagasan
tetapi

akan

yang
sulit

dilaksanakan.

PERBEDAAN ANTARA KONSTRUKTIVISTIK KOGNITIF DAN


KONSTRUKTIVISTIK SOSIAL

Aspek

Pengetahuan

Pandangan terhadap interaksi

Belajar

Strategi belajar

Peran guru

Kontruktivistik Kognitif
Dibangun secara individual dan
internal. Sistem pengetahuan
secara aktif dibangun oleh
pebelajar berdasarkan struktur
yang sudah ada.
Menimbulkan disequilibration
yang
mendorong
individu
mengadaptasi
skema-skema
yang ada.
Proses asimilasi dan akomodasi
aktif pengetahuan-pengetahuan
baru ke dalam struktur kognitif
yang sudah ada.
Experience based & discovery
oriented
Minimal & lebih membiarkan
siswa menemukan sendiri ide
sehingga posisi guru sebagai
pengajar menjadi kabur.

Kontruktivistik Sosial
Dibangun dalam konteks
sosial
sebelum
menjadi
bagian pribadi individu.
Meningkatkan pemahaman
yang telah ada sebelumnya
dari hasil interaksi.
Integrasi siswa ke dalam
komunitas
pengetahuan.
Kolaborasi informasi baru
untuk
meningkatkan
pemahaman.
Sharing
&
Cooperative
learning
Penting dalam membantu
(scaffolding) siswa mencapai
kemandirian melalui interaksi
sosial.

Anda mungkin juga menyukai