PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Remaja adalah masa ketika identitas dikembangkan lebih besar (Erikson,1963).
Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan kanak-kanak, namun ia masih
belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup
yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba
walaupun
melalui
banyak
kesalahan.
Kesalahan
yang
diperbuat
sering
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
Pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk
perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di
dalam masyarakatnya. Kartini Kartono mengatakan remaja yang nakal itu
disebut pula sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita cacat mental
disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat, sehingga
perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut
kenakalan. Dapat dikatakan bahwa kenakalan remaja adalah kelainan
tingkah laku / tindakan remaja yang bersifat anti sosial, melanggar norma
sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.
2
barang yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain.
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma
norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan
merugikan dirinya dan orang-orang disekitarnya. Definisi kenakalan remaja
menurut para ahli :
1. Paul Moedikdo
Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu
kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang
dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan
sebagainya.
Semua
perbuatan
penyelewengan
dari
norma
2. Kartono
Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris di kenal dengan
istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis pada remaja di
sebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial.
3. Santrock
Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku
remaja yang tidak dapat di terima secara social hingga terjadi tindakan
kriminal.
4. Drs.B.Simanjutak,S.H.
Perbuatan-perbuatan anak remaja yang bertentangan dengan
norma-norma yang ada dalam masyarakat di mana ia hidup,atau suatu
perbuatan anti sosial di mana di dalamnya terkandung unsure-unsur anti
normatif
5. Mussendkk
perilaku yang melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya
dilakukan oleh anak remaja yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini
dilakukan oleh orang dewasa maka akan mendapat sangsi hukum.
yang
unik
dalam
menyesuaikan
dirinya
dengan
timbulnya
kenakalan
remaja
atau
perilaku
menyimpang.
b. Faktor Kondisi Fisik
Faktor ini dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara
fisik dan segi jenis kelamin. Ada suatu teori yang menjelaskan
adanya kaitan antara cacat tubuh dengan tindakan menyimpang
(meskipun teori ini belum teruji secara baik dalam kenyataan
hidup). Menurut teori ini, seseorang yang sedang mengalami cacat
fisik cenderung mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi
hidupnya. Kekecewaan tersebut apabila tidak disertai dengan
pemberian bimbingan akan menyebabkan si penderita cenderung
berbuat melanggar tatanan hidup bersama sebagai perwujudan
kekecewaan akan kondisi tubuhnya.
c. Faktor Status dan Peranannya di Masyarakat
Seseorang anak yang pernah berbuat menyimpang terhadap
hukum yang berlaku, setelah selesai menjalankan proses sanksi
hukum (keluar dari penjara), sering kali pada saat kembali ke
masyarakat status atau sebutan eks narapidana yang diberikan
oleh masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali
lembaga-lembaga
sosial
mudah
memunculkan
kecemburuan
sosial
dan
bentuk
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kenakalan remaja adalah semua perubahan anak remaja (usia belasan
tahun) yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui
bersama) yang ditujukan pada orang, binatang dan barang barang yang dapat
menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain. Kenakalan remaja meliputi
semua perilaku yang menyimpang dari norma norma hukum pidana yang
dilakukan oleh remaja.
Faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja secara umum dapat
dikelompokan ke dalam dua faktor, yaitu faktor intern dn ekstern. Banyak gejala
yang timbul pada kenakalan remaja seperti bolos sekolah, berseragam tidak sesuai
auran, konvoi beramai-ramai di jalan raya, dan masih banyak lainnya.
Dari kenakalan remajatersebut ada beberapa cara untuk mencegah dan
mengatasi kenakalan remaja, diantaranya adalah orang tua harus selalu memberikan
dan menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya kepada anaknya, perlunya
ditanamkan dasar agama yang kuat pada anak-anak sejak dini, pengawasan orang
tua yang intensif terhadap anak dan perlunya materi pelajaran bimbingan konseling
di sekolah.
3.2 Saran
Orang tua adalah kunci utama dari perilaku para remaja. Jadi, peran orang
tua sangat berpengaruh dalam tumbuh kembang anak remaja. Diharapkan para
orang tua dapat memberikan contoh maupun bimbingan untuk anaknya agar tidak
terjerumus pada hal hal negatif yang berdampak buruk bagi masa depan mereka
di kemudian hari. Para remaja diharapkan juga mampu memaksimalkan bakat yang
ada pada dirinya untuk pengembangan ke arah yang positif.
10
DAFTAR PUSTAKA
Djiwandini, Sri Esti Wuryani.1989.Psikologi Pendidikan.Jakarta:Gravindo
Maryati, Kun dan Juju Suryawati.2006.Sosiologi Jilid 3.Jakarta:Esis
http://www.rifalnurkholiq.com/2015/10/laporan-studi-kasus-kenakalan-remaja.html
11
Lampiran
12
13
14
15
Pembahasan Kasus
Dari kasus yang kami bahas,
Status
Pelajar SMA
Perilaku menyimpang
Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja tidak terjadi begitu saja tanpa
ada sebab-sebab yang menyertainya, karena perilaku menyimpang berkembang melalui
suatu periode waktu-waktu tertentu sebagai hasil dari serangkaian tahapan interaksi
interaksi sosial dan adanya kesempatan untuk berperilaku menyimpang.
Adapun sebab atau faktor-faktor melakukan perilaku menyimpang antara lain yaitu :
1. Proses Belajar
Proses belajar ini terjadi karena melalui interaksi sosial dengan orang lain
terutama dengan orang-orang yang memiliki perilaku menyimpang dan sudah
berpengalaman dalam hal menyimpang. Jadi dapat disimpulkan bahwa penyimpangan
perilaku adalah karena proses belajar dan imitasi yang menyimpang dari teman
sebayanya.
2. Faktor peraturan.
Dalam beberapa keadaan, penyebab kenakalan remaja berasal dari peraturan
yang diberlakukan orang tua yang mempersulit keadaannya. Pemaksaan kehendak
hanya akan mendorong sang anak berani menentang atau melawan perintah orang tua.
Mencampuri urusan anak dan membatasi kebebasannya juga dapat memicu
kenakalan anak. Memaksakan anak untuk makan atau tidur serta mengenakan pakaian
tertentu, terlebih dengan menyertakan ancaman tertentu, merupakan faktor lain yang
mendorong anak berbuat nakal.
Adapun rencana untuk membantu merubah perilaku ramaja menyimpang tersebut :
1. Metode keteladanan
Metode keteladanan merupakan salah satu metode yang paling tepat dalam
menangani masalah penyimpangan remaja, sebab dengan metode ini remaja akan
langsung melihat dan mencontoh orang-orang yang berperilaku baik.
16
2. Metode pembiasaan
Imam Ghazali mengemukakan bahwa anak adalah amanat bagi orang tua.
Hatinya yang bersih adalah mutiara yang sangat berharga. Jika ia dibiasakan berbuat
baik, maka ia akan berkembang menjadi baik, maka ia akan berkembang menjadi baik
dan hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Pembiasaan ini dapat dibentuk dengan menanamkan tanggung jawab, mentaati
aturan, toleran terhadap perbedaan pendapat dan sebagainya.
3. Metode Nasihat
Nasihat merupakan salah satu metode yang memiliki pengarih besar dalam
perkembangan remaja. Biasanya nasehat akan efektif apabila disampaikan oleh orang
yang dianggap penting (significant person) yang disenangi oleh remaja.
Untuk mencapai hasil yang maksimal terhadap usaha bantuan dalam bentuk
pelimpahan dan tindak lanjut ini diperlukan untuk mengetahui dan mengikuti
perkembangan atas kemajuan konseli nantinya, berhubungan dengan keterbatasan waktu
maka penulis dalam melaksanakan tugas mata kuliah studi kasus ini. Maka dalam kegiatan
ini sangat diharapkan peranan berbagai pihak orang tua siswa untuk memberikan perhatian
yang lebih intensif dan berkesinambungan . Untuk itu penulis mengharapkan masingmasing kepada:
Teman-teman dan orang tua senantiasa memperhatikan perkembangan perilakunya
khususnya pada saat berada di lingkungan sekolah, mengamati lebih lanjut, perkembangan
kemajuan bukan hanya perhatian pada pelajaran tetapi juga pergaulan siswa yang
bersangkutan.
Teman-teman dan orang tua membina hubungan kerja sama yang baik sehingga
konselor akan lebih mudah memperoleh informasi tentang konseli di rumah dan begitupun
sebaliknya.
Diharapkan kepada orang tua agar lebih memperhatikan keadaan psikologis
anaknya, dimana ketika ada masalah antara kedua orang tua tersebut mereka masih tetap
memerhatikan perasaan anaknya.
17