Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Remaja adalah masa ketika identitas dikembangkan lebih besar (Erikson,1963).
Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan kanak-kanak, namun ia masih
belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup
yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba
walaupun

melalui

banyak

kesalahan.

Kesalahan

yang

diperbuat

sering

menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi


lingkungannya maupun orang tuanya tetapi hanya akan menyenangkan teman
sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa
mencari identitas. Kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang
sering disebut sebagai kenakalan remaja.
Remaja merupakan pemimpin masa depan suatu bangsa. Disamping hal-hal
yang menggembirakan dengan kegiatan remaja-remaja akhir-akhir ini seperti
semakin aktif, kita melihat pula arus kemerosotan moral yang semakin melanda
dikalangan remaja, yang lebih dikenal dengan sebutan kenakalan remaja. Dalam
surat-surat kabar sering sekali terdapat berita tentang kenakalan remaja, hal tersebut
adalah suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini semakin marak. Oleh
karena itu, masalah kenakalan remaja sepantasnya mendapatkan perhatian yang
serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja kearah yang lebih positif yang
beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan
dikalangan remaja.
Banyaknya remaja yang melakukan kenakalan remaja yang tidak sewajarnya
ditinjau dari lingkungan sekitar yang mendukung akan anak remaja berbuat negatif.
Kenakalan remaja terjadi karena banyaknya pengaruh dari luar yang sedang marak
terjadi tetapi hal tersebut juga kembali kepada masing-masing individu.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah kenakalan remaja itu?
1.2.2 Apa yang menyebabkan kenakalan remaja terjadi ?
1

1.2.3 Apa saja gejala yang timbul pada kenakalan remaja?


1.2.4 Bagaimana upaya untuk mencegah dan mengatasi kenakalan remaja?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui kenakalan remaja
1.3.2 Untuk mengetahui penyebab kenakalan remaja
1.3.3 Untuk mengetahui gejala yang timbul pada kenakalan remaja
1.3.4 Untuk mengetahui upaya untuk mencegah dan mengatasi kenakalan remaja

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
Pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk
perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di
dalam masyarakatnya. Kartini Kartono mengatakan remaja yang nakal itu
disebut pula sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita cacat mental
disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat, sehingga
perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut
kenakalan. Dapat dikatakan bahwa kenakalan remaja adalah kelainan
tingkah laku / tindakan remaja yang bersifat anti sosial, melanggar norma
sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.
2

Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke


dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang
masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai
aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma social yang berlaku.
Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat
membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku
menyimpang secara tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang
harus ditempuh. Perilaku yang tidak melalui jalur tersebut berarti telah
menyimpang.
Singgih D. Gumarso mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja
digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma
hukum yaitu :
(1) kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam
undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai
pelanggaran hukum
(2) kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai
dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan
melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa.
Menurut bentuknya, Sunarwiyati S membagi kenakalan remaja kedalam
tiga tingkatan :
(1) kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos
sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit
(2) kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti
mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa
izin
(3) kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks
diluar nikah, pemerkosaan dll. Kategori di atas yang dijadikan
ukuran kenakalan remaja dalam penelitian.
Tentang normal tidaknya perilaku kenakalan atau perilaku
menyimpang, pernah dijelaskan dalam pemikiran Emile Durkheim bahwa
perilaku menyimpang atau jahat kalau dalam batas-batas tertentu dianggap
sebagai fakta sosial yang normal dalam bukunya Rules of Sociological
3

Method dalam batas-batas tertentu kenakalan adalah normal karena tidak


mungkin menghapusnya secara tuntas, dengan demikian perilaku dikatakan
normal sejauh perilaku tersebut tidak menimbulkan keresahan dalam
masyarakat, perilaku tersebut terjadi dalam batas-batas tertentu dan melihat
pada sesuatu perbuatan yang tidak disengaja. Jadi kebalikan dari perilaku
yang dianggap normal yaitu perilaku nakal/jahat yaitu perilaku yang
disengaja meninggalkan keresahan pada masyarakat.
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang
gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat
remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa
remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan
emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan
wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa
kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada
trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari
lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungan, seperti
kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri, dan sebagainya.
Kenakalan anak atau remaja yang pada zaman yang semakin modern
ini semakin mencemaskan dan menjurus pada timbulnya kejahatan, yang
sangat dikhawatirkan pada masa depan bangsa dan Negara Indonesia kelak.
Hal ini tentunya menjadi suatu permasalahan pokok, karena anak atau
remaja merupakan buah yang akan dipetik keberadaannya demi
kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara dimasa depan nanti.
kenakalan anak atau remaja yang dilakukan dapat berupa kenakalan yang
berkelompok. Hal ini dapat diketahui dengan banyaknya jumlah pelaku
kejahatan yang dilakukan oleh anak atau remaja yang terjadi di dalam
masyarakat.
2.2 Pengertian Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja adalah semua perubahan anak remaja (usia
belasan tahun) yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma
yang diakui bersama) yang ditujukan pada orang, binatang dan barang
4

barang yang dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain.
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma
norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan
merugikan dirinya dan orang-orang disekitarnya. Definisi kenakalan remaja
menurut para ahli :
1. Paul Moedikdo
Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu
kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang
dilarang oleh hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan
sebagainya.

Semua

perbuatan

penyelewengan

dari

norma

kelompok tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.


Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan bagi
sosial.

2. Kartono
Kenakalan remaja atau dalam bahasa inggris di kenal dengan
istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis pada remaja di
sebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial.
3. Santrock
Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku
remaja yang tidak dapat di terima secara social hingga terjadi tindakan
kriminal.
4. Drs.B.Simanjutak,S.H.
Perbuatan-perbuatan anak remaja yang bertentangan dengan
norma-norma yang ada dalam masyarakat di mana ia hidup,atau suatu
perbuatan anti sosial di mana di dalamnya terkandung unsure-unsur anti
normatif
5. Mussendkk
perilaku yang melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya
dilakukan oleh anak remaja yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan ini
dilakukan oleh orang dewasa maka akan mendapat sangsi hukum.

2.3 Penyebab Kenakalan Remaja


Faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja secara
umum dapat dikelompokan ke dalam dua faktor, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Intern
a. Faktor Kepribadian
Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis pada
system psikosomatis dalam individu yang turut menentukan
caranya

yang

unik

dalam

menyesuaikan

dirinya

dengan

lingkungannya (biasanya disebut karakter psikisnya). Masa remaja


dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya. Pada periode ini,
seseorang meninggalkan masa anak-anak untuk menuju masa
dewasa. Masa ini di rasakan sebagai suatu Krisis identitas karena
belum adanya pegangan, sementara kepribadian mental untuk
menghindari

timbulnya

kenakalan

remaja

atau

perilaku

menyimpang.
b. Faktor Kondisi Fisik
Faktor ini dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara
fisik dan segi jenis kelamin. Ada suatu teori yang menjelaskan
adanya kaitan antara cacat tubuh dengan tindakan menyimpang
(meskipun teori ini belum teruji secara baik dalam kenyataan
hidup). Menurut teori ini, seseorang yang sedang mengalami cacat
fisik cenderung mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi
hidupnya. Kekecewaan tersebut apabila tidak disertai dengan
pemberian bimbingan akan menyebabkan si penderita cenderung
berbuat melanggar tatanan hidup bersama sebagai perwujudan
kekecewaan akan kondisi tubuhnya.
c. Faktor Status dan Peranannya di Masyarakat
Seseorang anak yang pernah berbuat menyimpang terhadap
hukum yang berlaku, setelah selesai menjalankan proses sanksi
hukum (keluar dari penjara), sering kali pada saat kembali ke
masyarakat status atau sebutan eks narapidana yang diberikan
oleh masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali

melakukan tindakan penyimpangan hukum karena meresa tertolak


dan terasingkan.
2. Faktor Ekstern
a. Kondisi Lingkungan Keluarga
Khususnya di kota-kota besar di Indonesia, generasi muda
yang orang tuanya disibukan dengan kegiatan bisnis sering
mengalami kekosongan batin karena bimbingan dan kasih sayang
langsung dari orang tuanya sangat kurang. Kondisi orang tua yang
lebih mementingkan karier daripada perhatian kepada anaknya
akan menyebabkan munculnya perilaku menyimpang terhadap
anaknya. Kasus kenakalan remaja yang muncul pada keluarga kaya
bukan karena kurangnya kebutuhan materi melainkan karena
kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua kepada anaknya.
b. Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang
Efektif
Apabila system pengawasan

lembaga-lembaga

sosial

masyarakat terhadap pola perilaku anak muda sekarang kurang


berjalan dengan baik, akan memunculkan tindakan penyimpangan
terhadap nilai dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah
menoleransi tindakan anak muda yang menyimpang dari hukum
atau norma yang berlaku, seperti mabuk-mabukan yang dianggap
hal yang wajar, tindakan perkelahian antara anak muda dianggap
hal yang biasa saja. Sikap kurang tegas dalam menangani tindakan
penyimpangan perilaku ini akan semankin meningkatkan kuantitas
dan kualitas tindak penyimpangan di kalangan anak muda.
c. Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam
Kondisi alam yang gersang, kering, dan tandus, dapat juga
menyebabkan terjadinya tindakan yang menyimpang dari aturan
norma yang berlaku, lebih-lebih apabila individunya bermental
negative. Misalnya, melakukan tindakan pencurian dan mengganggu
7

ketertiban umum, atau konflik yang bermotif memperebutkan


kepentingan ekonomi.
d. Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik
Kesenjangan ekonomi antara orang kaya dan orang miskin
akan

mudah

memunculkan

kecemburuan

sosial

dan

bentuk

kecemburuan sosial ini bisa mewujudkan tindakan perusakan,


pencurian, dan perampokan. Disintegrasi politik (antara lain terjadinya
konflik antar partai politik atau terjadinya peperangan antar kelompok
dan perang saudara) dapat mempengaruhi jiwa remaja yang kemudian
bisa menimbulkan tindakan-tindakan menyimpang.

e. Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat (Revolusi)


Perkembangan teknologi di berbagai bidang khususnya dalam
teknologi komunikasi dan hiburan yang mempercepat arus budaya
asing yang masuk akan banyak mempengaruhi pola tingkah laku anak
menjadi kurang baik, lebih-lebih anak tersebut belum siap mental dan
akhlaknya, atau wawasan agamanya masih rendah sehingga mudah
berbuat hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan norma
yang berlaku
2.4 Gejala Yang Timbul Pada Kenakalan Remaja
1. Anak-anak tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut
menyendiri.
2. Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di
rumah atau sekolah.
3. Anak-anak yang sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami
masalah yang oleh dia sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya.
4. Anak-anak yang suka berbohong.
5. Anak-anak yang tidak sanggup memusatkan perhatian.
6. Anak-anak yang mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas
yang berbeda dengan ketakutan anak-anak normal.
7. Anak-anak yang suka menyakiti / mengganggu teman-temannya
disekolah atau dirumah.
8

2.5 Upaya Untuk Mencegah dan Mengatasi Kenakalan Remaja


- Orang tua harus selalu memberikan dan menunjukkan perhatian dan
kasih sayangnya kepada anaknya. Jadilah tempat curhat yang nyaman
-

sehingga masalah anak-anaknya segera dapat terselesaikan.


Perlunya ditanamkan dasar agama yang kuat pada anak-anak sejak dini.
Pengawasan orang tua yang intensif terhadap anak. Termasuk di sini

media komunikasi seperti televisi, radio, akses internet, handphone, dll.


Perlunya materi pelajaran bimbingan konseling di sekolah. Sebagai
orang tua sebisa mungkin dukunglah hobi/bakat anak-anaknya yang
bernilai positif. Jika ada dana, jangan ragu-ragu untuk memfasilitasi
hobi mereka, agar anak remaja kita dapat terhindar dari kegiatankegiatan negatif.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kenakalan remaja adalah semua perubahan anak remaja (usia belasan
tahun) yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang diakui
bersama) yang ditujukan pada orang, binatang dan barang barang yang dapat
menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain. Kenakalan remaja meliputi
semua perilaku yang menyimpang dari norma norma hukum pidana yang
dilakukan oleh remaja.
Faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja secara umum dapat
dikelompokan ke dalam dua faktor, yaitu faktor intern dn ekstern. Banyak gejala
yang timbul pada kenakalan remaja seperti bolos sekolah, berseragam tidak sesuai
auran, konvoi beramai-ramai di jalan raya, dan masih banyak lainnya.
Dari kenakalan remajatersebut ada beberapa cara untuk mencegah dan
mengatasi kenakalan remaja, diantaranya adalah orang tua harus selalu memberikan
dan menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya kepada anaknya, perlunya
ditanamkan dasar agama yang kuat pada anak-anak sejak dini, pengawasan orang
tua yang intensif terhadap anak dan perlunya materi pelajaran bimbingan konseling
di sekolah.
3.2 Saran
Orang tua adalah kunci utama dari perilaku para remaja. Jadi, peran orang
tua sangat berpengaruh dalam tumbuh kembang anak remaja. Diharapkan para
orang tua dapat memberikan contoh maupun bimbingan untuk anaknya agar tidak
terjerumus pada hal hal negatif yang berdampak buruk bagi masa depan mereka
di kemudian hari. Para remaja diharapkan juga mampu memaksimalkan bakat yang
ada pada dirinya untuk pengembangan ke arah yang positif.

10

DAFTAR PUSTAKA
Djiwandini, Sri Esti Wuryani.1989.Psikologi Pendidikan.Jakarta:Gravindo
Maryati, Kun dan Juju Suryawati.2006.Sosiologi Jilid 3.Jakarta:Esis
http://www.rifalnurkholiq.com/2015/10/laporan-studi-kasus-kenakalan-remaja.html

11

Lampiran

12

13

14

15

Pembahasan Kasus
Dari kasus yang kami bahas,
Status

Pelajar SMA

Perilaku menyimpang

Perubahan Gaya Berseragam dari masa ke masa

Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja tidak terjadi begitu saja tanpa
ada sebab-sebab yang menyertainya, karena perilaku menyimpang berkembang melalui
suatu periode waktu-waktu tertentu sebagai hasil dari serangkaian tahapan interaksi
interaksi sosial dan adanya kesempatan untuk berperilaku menyimpang.
Adapun sebab atau faktor-faktor melakukan perilaku menyimpang antara lain yaitu :
1. Proses Belajar
Proses belajar ini terjadi karena melalui interaksi sosial dengan orang lain
terutama dengan orang-orang yang memiliki perilaku menyimpang dan sudah
berpengalaman dalam hal menyimpang. Jadi dapat disimpulkan bahwa penyimpangan
perilaku adalah karena proses belajar dan imitasi yang menyimpang dari teman
sebayanya.
2. Faktor peraturan.
Dalam beberapa keadaan, penyebab kenakalan remaja berasal dari peraturan
yang diberlakukan orang tua yang mempersulit keadaannya. Pemaksaan kehendak
hanya akan mendorong sang anak berani menentang atau melawan perintah orang tua.
Mencampuri urusan anak dan membatasi kebebasannya juga dapat memicu
kenakalan anak. Memaksakan anak untuk makan atau tidur serta mengenakan pakaian
tertentu, terlebih dengan menyertakan ancaman tertentu, merupakan faktor lain yang
mendorong anak berbuat nakal.
Adapun rencana untuk membantu merubah perilaku ramaja menyimpang tersebut :
1. Metode keteladanan
Metode keteladanan merupakan salah satu metode yang paling tepat dalam
menangani masalah penyimpangan remaja, sebab dengan metode ini remaja akan
langsung melihat dan mencontoh orang-orang yang berperilaku baik.

16

2. Metode pembiasaan
Imam Ghazali mengemukakan bahwa anak adalah amanat bagi orang tua.
Hatinya yang bersih adalah mutiara yang sangat berharga. Jika ia dibiasakan berbuat
baik, maka ia akan berkembang menjadi baik, maka ia akan berkembang menjadi baik
dan hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Pembiasaan ini dapat dibentuk dengan menanamkan tanggung jawab, mentaati
aturan, toleran terhadap perbedaan pendapat dan sebagainya.
3. Metode Nasihat
Nasihat merupakan salah satu metode yang memiliki pengarih besar dalam
perkembangan remaja. Biasanya nasehat akan efektif apabila disampaikan oleh orang
yang dianggap penting (significant person) yang disenangi oleh remaja.
Untuk mencapai hasil yang maksimal terhadap usaha bantuan dalam bentuk
pelimpahan dan tindak lanjut ini diperlukan untuk mengetahui dan mengikuti
perkembangan atas kemajuan konseli nantinya, berhubungan dengan keterbatasan waktu
maka penulis dalam melaksanakan tugas mata kuliah studi kasus ini. Maka dalam kegiatan
ini sangat diharapkan peranan berbagai pihak orang tua siswa untuk memberikan perhatian
yang lebih intensif dan berkesinambungan . Untuk itu penulis mengharapkan masingmasing kepada:
Teman-teman dan orang tua senantiasa memperhatikan perkembangan perilakunya
khususnya pada saat berada di lingkungan sekolah, mengamati lebih lanjut, perkembangan
kemajuan bukan hanya perhatian pada pelajaran tetapi juga pergaulan siswa yang
bersangkutan.
Teman-teman dan orang tua membina hubungan kerja sama yang baik sehingga
konselor akan lebih mudah memperoleh informasi tentang konseli di rumah dan begitupun
sebaliknya.
Diharapkan kepada orang tua agar lebih memperhatikan keadaan psikologis
anaknya, dimana ketika ada masalah antara kedua orang tua tersebut mereka masih tetap
memerhatikan perasaan anaknya.

17

Anda mungkin juga menyukai