PESA
T (Psikologi,
Ekonomi,
Sastra,Arsitektur& Sipil)
Universitas
Gunadarma
- Depok18- 19Oktober2011
Vol.4 Oktober2011
ISSN:1858-2559
Abstrak
Bambu adalah material untuk struktur bangunan yang paling tua dan paling ramah lingkungan
yang pemah dikenal oleh umat manusia. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia bambu
memegang peranan yang sangat penting. Bahan bambu .dikenal oleh masyarakat memiliki sifatsifat yang baik untuk dimanfaatkan antara lain batangnya kuat, lurus, rata, keras, mudah dibelah,
mudah dibentuk, dan mudah dikerjakan serta mudah diangkut. Bambu merupakan salah satu
tanaman yang tumbuh paling cepat hanya dalam kurun waktu 3-5 tahun sudah siap tebang
dengan serat paling panjang, memiliki tensile enam kali lebih kuat dari besi. Penelitian ini
menjelaskan tentang inovasi penggunaan bambu dalam bidang infrastruktur jalan. Bambu
digunakan sebagai lapisan yang membantu dalam menambah j/eksibilitas jalan. Tujuan
penggunaan bambu tersebut agarjalan lebih awet dan lebih kuat dalam menahan beban. Material
bambu ini akan dipadukan dengan bahan-bahan konstruksi jalan yang dapat ditemui pada jalanjalan konvensional, yaitu batu kali, serta batu kapur (limestone). Inovasi ini layak dikenalkan
karena melalui metode konstruksi jalan biaya yang digunakan dalam inovasi ini tergolong murah
dan menggunakan bahan-bahan alami yang dapat ditemui dengan mudah disekitar lingkungan.
Metode tersebut merupakan metode yang aplikatif dan dapat dapat menerapkan di masing-masing
daerah secara swadaya dengan waktu pelaksanaan yang relatif singkat.
Kata Kunci: bambu, inovasi, jalan, konstruksi, material.
PENDAHULUAN
Akses jalan merupakan salah satu
infrastruktur yang mutlak dimiliki oleh suatu
daerah untuk menunjang segala aktivitas
masyarakat yang ada didalamnya, baik itu
aktivitas ekonomi, sosial, maupun akitvitas
kemasyarakatan lainya. Akses jalan juga
menjadi tolak ukur suatu daerah dalam
kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dan membawa segala bentuk perkembangan zaman ke dalam ruang lingkup
masyarakat itu sendiri. Sangat disayangkan
masih banyak daerah di Indonesia yang
memiliki akses jalan sangat minim. Minimnya akses jalan tersebut sampai saat ini
masih menjadi sorotan utama pemerintah dalam upaya mengembangkan daerah-daerah
tersebut.
Pramadhani
dkk,MetodeKonstruksi
Ja/an...
AT- 121
Vol.4 Oktober2011
ISSN:1858-2559
Proceeding
PESA
T (Psikologi,
Ekonomi,Sastra,Arsitektur& Sipil)
Universitas
Gunadarma
- Depok18- 19Oktober2011
AT- 122
Pramadhani
dkk,MetodeKonstruksi
}alan...
Vol.4 Oktober2011
ISSN:1858-2559
Proceeding
PESAT(Psikologi,
Ekonomi,
Sastra,Arsitektur& Sipil)
Universitas
Gunadarma
- Depok18- 19Oktober2011
KATEGORllAlU
UNTAS
A & 1'1
alau
LEBtH DARI 10.000 Mf\dll,h
atau
LALU LINTAS KATEGORI
C 48"
KE PERSIMPANGAN
ATAU PERSILANQAN
LAL,U L1NTAS
JALAN
TOTAL
--y:
Tidal<
'"
untuk ..mu.
mlllsa'."
KONOISIPERMUKAANv b.han
p*ftQlketnen
i' TICS."
V.
T_"
PELAPISAN
PERMUKAAN
OIPADATKAN
RACKED.IN
DENGAN
BAHAN PENGIKAT
OIMOOIFIKASI
Tid.k
PElAPlBAN
PERMUKAAN
GANDA OENGAN
BAHAN
PENGlKAT
DIMOOIFlKASI
.....
LALULINT
AS TOTALlEBIHOARI5.000_
KEC:EPATAN
htu
PElAPlSAN
OESEKAN.TINGGI (HIGHFRICT/OM
-..
LALU LlNTAS
..-
RACI<I!D-IN
SURFAce
DPI.SSINQ
DENaAN
BAHAN
PENOIKAT
TANPA
IMOOI..IKASI
k.."'"
5.""
M...'8'"
v.
Ttd....
K*nd/U'h K.nd
he'"
Gambar I.
Diagram Alur
kondh~1 IIdak
4[]!) 14 mm
CO<:Ok
.0 10 mm yang dlanjurkan
.6mm
~
penlngkatan
vOlume lalu IIntas
menlngkatkan
embedment
kategori lajur
lalu IInta.
(a)
Gambar 2.
Gradasi Agregat untuk Pelapisan Permukaan Tunggal
Pramadhani
dkk,MetodeKonstruksi
Jalan...
AT- 123
Vol.4 Oktober2011
ISSN:1858-2559
Proceeding
PESAT(Psikologi,
Ekonomi,Sastra,Arsitektur& Sipil)
Universitas
Gunadarma
- Depok18- 19Oktober2011
<1!8. 14 mm
ukura... balu belan
dan 6 mm
yang dlanJurkan
cZ'O 10 mm
dan 6 mm
~
alstem rackad-ln tldak
~
erektlf dalsm blaya
laplaan bawah
lebin lunak
menlngkatkan
emoedment
yang
penlngkaten
volume lalu IIntea
menlngkatkan
embedment
.....
(b)
ukuran
,.pl..n
untuk pelaplsan
_rmuk..n
g.nda
rached-ln
den
Gambar 3.
Gradasi Agregat untuk Pelapisan Permukaan Ganda
Jalan desa adalah jalan yang dapat
dikategorikan sebagai jalan dengan fungsi 10kal di daerah pedesaan. Pembuatan jalan bam
dapat dilakukan dengan pertimbangan trase
jalan mudah untuk dibuat, pekerjaan tanahnya relatif eepat dan murah, tidak banyak bangunan tambahan Uembatan, gorong-gorong,
dll), pembebasan tanah tidak sulit, tidak akan
merusak lingkungan. Peningkatan jalan lama
dapat dilakukan dengan mempertimbangkan
lokasi memungkinkan untuk pelebaran jalan,
geometri jalan hams disesuaikan dengan syarat teknis, tanjakan yang melewati batas hams
diubah sesuai syarat teknis dan sistem drainase dan pekerjaan tanah tidak akan merusak
lingkungan.
Pelaksanaan pembangunan prasarana
pedesaan mempertimbangkan asas pemilihan
teknologi seperti menggunakan tenaga kerja
setempat dengan jumlah yang banyak, mengutamakan penggunaan bahan setempat, membangun prasarana yang sederhana agar dapat
dikerjakan oleh masyarakat setempat tanpa
mendatangkan tenaga ahli atau peralatan dari
luar. Hal lainnya adalah membangun prasarana yang bermutu, sesuai dengan spesif1kasi
dan penjelasan pada petunjuk teknis dan
meneari harga yang relatif murah. Tujuannya
adalah agar dapat membangun prasarana
yang lebih banyak mengingat kebutuhan prasarana jauh di atas biaya yang tersedia.
Desain Utama
Peraneangan konstruksi jalan dilakukan
dengan penggunaan kombinasi anyaman
AT- 124
Pramadhani
dkk,MetodeKonstruksi
Jalan...
Vol.4 Oktober2011
ISSN:1858-2559
Proceeding
PESA
T (Psikologi,
Ekonomi,
Sastra,Arsitektur& Sipil)
Universitas
Gunadarma
- Depok18- 19Oktober2011
masing memiliki panjang 3 meter; (3) bilahbilah melintang disatukan dengan bilah-bilah
memanjang menggunakan paku ukuran 10
em sebanyak 75 buah sehingga membentuk
anyaman bambu dengan bentuk segi empat
berukuran :i:20x20 em; (4) anyaman bambu
diletakkan di atas tanah dasar pada lokasi
konstruksi jalan, pasak dipasang pada ujungujungnya, sehingga anyaman kokoh meneengkeram tanah; (5) untuk dinding penahan
jalan, disusun dengan menyatukan pasakpasak yang digunakan untuk menahan anyaman bambu dengan menggunakan bilahbilah bambu hingga ketebalan 20 em; (6)
sebar batu kali keseluruh konstruksi jalan,
dan padatkan sehingga batu kali mengisi
rongga anyaman hingga ketebalan anyaman
bambu ditambah batu kali meneapai 10 em.
Raneangan lapis (surface coarse) permukaan dimulai dengan lapis tanah dasar dan
lapis pondasi dilanjutkan dengan menyusun
lapis permukaan. Untuk menyusun lapis permukaan diperlukan bahan batu kapur, jika dinilai gradasi batu kapur kurang baik atau
berbulir terlalu besar maka perlu diperkeeil
dengan eara menghaneurkannya menggunakan palu dan batu kapur disusun hingga meneapai ketebalan 10 em.
Perencanaan Konstruksi jalan
Untuk membangun konstruksi jalan
dengan metode inovasi ini dibutuhkan material sebagai berikut:
Batu kapur = lebar jalan x panjang jalan x
teballapisan kapur
= 3 meter x 1 meter x 0,1 meter = 0,3 m3
Batu kali = lebar jalan x panjang jalan x
teballapisan batu kali
= 3 meter x 1 meter x 0,1 meter = 0,3 m3
Bambu = lebar jalan/20 em x panjang jalan
= 15 satuan x 1 meter = 15 meter
(memanjang)
= panjang jalan/20 em x lebar jalan
= 5 satuan x 3 meter = 15 meter
(melintang)
= 2 x panjangjalan x 5 bilah bambu
= 2 x 1 meter x 5 = 10 meter
(dinding penahan)
*) pasak bambu = 1 meter
5 bilah bambu = 20 em
Sehingga dapat diurutkan bahwa total
material yang dibutuhkan untuk asumsi panjang jalan per meter adalah:
Bambu = 41 meter/meter jalan
Pramadhani
dkk,MetodeKonstruksi
Ja/an...
patah
untuk
tarik)
1000-4000
AT- 125
Vol.4 Oktober2011
ISSN:1858-2559
Proceeding
PESA
T (Psikologi,
Ekonomi,Sastra,Arsitektur& Sipil)
Universitas
Gunadarma
- Depok18- 19Oktober2011
Na20.Alz03.(Si02)4H20 + CaO.H20
-7 Na20.H20 + CaO.Alz03(Si02)4H20
Na20.H20 + CaO.Alz03(Si02)4H20
-7 Na20(Si02) + 2Si02H20 + CaO.Alz03
Reaksi pozzolanisasi menghasilkan
kristal Ca(Si03) yang bersifat mengikat.
Untuk mencapai kekuatan penuh, proses
pozzolanisasi dapat terjadi dalam beberapa
tahun. Reaksi pozzolanisasi tersebut sebagai
berikut (Wijaya, 1994 dalam Sujatmaka
1998):
Si02 + Ca(OH)2 + H20
-7 Ca(Si03)
+ 2H20.
Reaksi kapur inilah yang akan semakin memperkuat konstruksi jalan yang dibangun.
Perbandingan dalam segi harga, untuk
membangun kostruksi jalan dengan menggunakan cor beton dibutuhkan biaya sebesar
Rp 500.000,lmeter jalan sedangkan untuk
konstruksi jalan dengan menggunakan metode ini membutuhkan biaya sebesar Rp
231.000,-/meter jalan. Hal ini jelas lebih
hemat. Ditambah lagi metode inovasi ini mudah dalam pengerjaannya serta efisien dari
segi waktu. Selain itu jika bahan-bahan material yang dibutuhkan temyata terdapat di
sekitar lingkungan maka dapat dimanfaatkan
secara cuma-cuma sehingga dapat menekan
biaya konstruksi menjadi lebih kecil.
Dalam aplikasinya penggunaan konstruksi jalan dengan metode inovasi ini dapat
saja dikombinasikan bersama metode konstruksi jalan konvensional, Sehingga jika suatu daerah telah menerapkan konstruksi jalan
inovasi ini maka untuk meningkatkan kualitas
jalan dapat langsung di lapis dengan lapisan
perkerasan yang diinginkan tanpa perlu mengubah susunan jalan sebelumnya.
AT- 126
SIMPULAN
Konstruksi jalan dengan metode inovasi ini, terbagi dalam 3 bagian penting yaitu
lapis tanah dasar (subgrade) dengan bahan
tanah asli , lapis pondasi (base coarse)
dengan bahan anyaman bambu dan batu kali,
lapis permukaan (surface coarse) dengan bahan batu kapur.
Untuk material konstruksi jalan per
meter dibutuhkan panjang bambu sebesar 41
meter, batu kali sebanyak 0,3 m3, batu kapur
sebanyak 0,3 m3dan paku sebanyak 0,5 kg.
Anyaman bambu berfungsi sebagai penambah kuat tarik dan fleksibilitas tanah serta
sebagai faktor stabilisasi jalan, untuk memperpanjang umur jalan.
Batu kapur di gunakan sebagai pengganti bahan pengikat, penguat serta lapisan
permukaan agar rata dan nyaman dilewati
kendaraan.
Biaya yang dikeluarkan untuk proyek
ini dapat hemat biaya hingga lebih dari 50%
dibandingkan dengan pengecoran jalan, sehingga membantu masyarakat desa dari segi
ekonomi.
Konstruksi jalan dengan metode inovasi ini dapat ditingkatkan kualitasnya dengan mengaplikasikan lapisan perkerasan baru tanpa perlu merubah susunan awalnya.
DAFTAR PUSTAKA