Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
A. Latar Belakang
Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai
keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan keadaan semata- mata tanpa
penyakit atau kelemahan. Definisi ini menekankan kesehatan sebagai suatu
keadaan sejahtera yang positif, bukan sekadar keadaan tanpa penyakit. Orang
yang memiliki kesejahteraan emosional, fisik, dan sosial dapat memenuhi
tanggung jawab kehidupan, berfungsi dengan efektif dalam kehidupan sehari-hari,
serta puas dengan hubungan interpersonal dan diri mereka sendiri (Sheila, 2008).
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial
yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping
yang efektif, konsep diri yang positif, dan kestabilan emosional (Sheila, 2008).
Sedangkan, gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis
atau perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan
dengan adanya distres atau disabilitas (kerusakan pada satu atau lebih area fungsi
yang penting) atau disertai peningkatan risiko kematian yang menyakitkan, nyeri,
disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan (Sheila, 2008).
Keperawatan jiwa mempelajari berbagai macam kasus yang berhubungan
dengan gangguan jiwa sesorang. Salah satunya adalah defisit perawatan diri.
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan melakukan aktivitas yang
terdiri dari mandi, berpakaian, berhias, makan, toileting atau kebersihan diri
secara mandiri (Nanda, 2006). Defisit perawatan diri merupakan keadaan individu
mengalami kerusakan fungsi motorik atau fungsi kognitif yang menyebabkan
penurunan kemampuan untuk melakukan masing-masing dari kelima aktivitas
perawatan diri (makan, mandi atau hygiene, berpakaian atau berhias, toileting,
instrumental) (Carpenito, 2007).
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok
pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau
diarahkan oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih
(Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia dalam
Yosep, 2007). Terapi kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara
kelompok
untuk
memberikan
stimulasi
bagi
pasien
dengan
gangguan
1. Kriteria klien:
a) Klien dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan masalah defisit
perawatan diri.
b) Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini tidak mengalami perilaku
agresif atau mengamuk dan dalam keadaan tenang.
c) Klien dapat diajak bekerja sama (kooperatif).
2. Proses seleksi klien:
a) Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d) Membuat kontrak dengan klien untuk mengikuti TAK, meliputi
menjelaskan tujuan TAK, rencana kegiatan kelompok, dan aturan main
dalam kelompok.
3. Daftar klien deficit perawatan diri:
a) Tn. L
b) Tn. F
c) Tn. T
d) Ny. J
D. Pengorganisasian
1. Waktu pelaksanaan
Terapi aktivitas kelompok deficit perawatan diri dilaksanakan pada Jumat,
28 Oktober 2016 pukul 09.00 - 09.45 WIB di Ruang Paviliun VI Rumkital
Dr. Ramelan Surabaya.
2. Tim terapis dan tugas kerja
a) Leader
: Devi Claudia Palupi
- Memimpin berlangsungnya TAK.
- Merencanakan, mengontrol dan mengatur berlangsungnya TAK.
- Menyampaikan materi sesuai TAK.
- Memimpin diskusi kelompok
b) Co-leader : Anisah Lukitasari
- Membuka acara
- Mendampingi leader
- Mengambil alih posisi leader jika leader bloking
- Menyerahkan kembali kepada leader posisi leader
- Menutup acara leader
c) Fasilitator : Achmad Zaini Taufiq, Ameilya Yessica, Aprilia
Kurniawati, Ani Priska Damayanti
- Ikut serta dalam kegiatan kelompok
- Memberikan stimulus dan motivasi kepada klien anggota
kelompok untuk aktif mengikuti berlangsungnya TAK.
d) Observer : Fauroh Zidniya Al Adawiyah
- Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
-
tersedia).
Mengawasi berlangsungnya TAK dari mulai persiapan, proses, dan
penutupan.
3. Setting tempat
Keterangan:
: Leader
: Co-leader
: Fasilitator
: Observer
: Klien target TAK
: Klien
E. Metode dan Media Pelaksanaan
1. Metode
a) Diskusi
b) Bermain peran/stimulasi
2. Media
a) Papan nama
b) Kertas karton
c) Spidol
d) Sisir
e) Minyak rambut
f) Bedak
g) Minyak wangi
F. Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a) Memanggil klien
BAB 2
RENCANA KEGIATAN
Terapi Aktivitas Kelompok : Defisit Perawatan Diri
Sesi 1 : Memperkenalkan diri, menjelaskan manfaat perawatan diri, dan menjaga
kebersihan diri
1. Pelaksanaan
Hari/Tanggal
Waktu
Alokasi waktu
Tempat
Jumlah klien
: 4 orang
2. Tim Terapi
a) Leader
: Devi Claudia Palupi
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Memimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi
b) Co-leader
: Anisah Lukitasari
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan
4) Menggantikan leader jika terhalang tugas
c) Observer
: Fauroh Zidniya Al Adawiyah
1) Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok
denga evaluasi kelompok
d) Fasilitator
: Ach. Zaini Taufiq, Ameilya Yessica, Aprilia Kurniawati,
Ani Priska Damayanti
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi
5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
3. Fase Orientasi
a) Salam terapeutik
1) Salam terapeutik kepada klien
2) Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua struktur (beri
papan nama)
3) Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan dari semua klien (beri
papan nama)
b) Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c) Kontrak
Aspek Penilaian
Tn. F
Nama Klien
Tn. L
Ny. J
Tn. T
Tn. F
Nama Klien
Tn. L
Ny. J
Tn. T
No.
Aspek Penilaian
1
2
3
4
Kontak mata
Tingkat konsentrasi
Kesesuaian bahasa tubuh
Mengikuti kegiatan awal sampai
akhir
Menyebutkan
Menyebutkan cara
Menyebutkan akibat
manfaat melakukan
menjaga kebersihan
tidak melakukan
perawatan diri
diri
perawatan diri
1
2
3
4
Terapi Aktivitas Kelompok : Defisit Perawatan Diri
Sesi 2 : Mengenal dan menyebutkan tata cara makan dan minum yang baik, tata
cara toileting, tata cara berhias/berdandan
1. Pelaksanaan
Hari/Tanggal
Waktu
Alokasi waktu
Tempat
Jumlah klien
: 4 orang
2. Tim Terapi
a) Leader
: Devi Claudia Palupi
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Memimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi
b) Co-leader
: Anisah Lukitasari
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan
4) Menggantikan leader jika terhalang tugas
c) Observer
: Fauroh Zidniya Al Adawiyah
1) Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara
2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok
denga evaluasi kelompok
d) Fasilitator
: Ach. Zaini Taufiq, Ameilya Yessica, Aprilia Kurniawati,
Ani Priska Damayanti
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
Aspek Penilaian
Nama Klien
Tn. L
Ny. J
Tn. T
Tn. F
Nama Klien
Tn. L
Ny. J
Tn. T
No.
Aspek Penilaian
1
2
3
Kontak mata
Tingkat konsentrasi
Kesesuaian bahasa tubuh
Mengikuti kegiatan awal sampai
Tn. F
akhir
Menyebutkan tata
Menyebutkan cara
cara makan
mempersiapkan dan
minum yang
merapikan merapikan
tertib
makan minum
Menyebutkan tata
cara toileting
yang baik
Menyebutkan tempat
yang benar untuk
toileting dan cara
membersihkan
Menyebutkan tata
cara berhias yang
benar
Menyebutkan manfaat
berhias/berdandan