Lempeng Eurasia yang relatif diam, Lempeng Pasifik Barat yang relative
bergerak ke arah barat laut, dan Lempeng Hindia yang bersatu dengan
Lempeng Australia relative bergerak kea rah utara. (Hamilton, 1979). Hasil
interaksi lempeng-lempeng tersebut membentuk busur kepulauan dan busur
vulkanisme di Indonesia yang berada di sepanjang jalur penunjaman. Pada
tepi selatan Lempeng Eurasia terdapat Pulau Jawa yang merupakan salah
satu dari busur kepulauan hasi interaksi lempeng-lempeng tersebut. Maka itu
tatanan tektonik Jawa akan berpengaruh terhadap kondisi geologi dari daerah
Jawa Barat ini.
Van Bemmelen (1949) membagi Jawa Barat menjadi 4 zona
fisiografis, yaitu:
a.
b.
Zona Bogor
Umumnya memiliki morfologi yang berbukit-bukit. Perbukitannya
memanjang dan membentuk anticlinorium yang terdiri dari
perlipatan kuat lapisan yang berumur Neogen. Terdapat juga
morfologi intrusi yag memiliki morfologi terjal. Terutamanya aliran
sungai di zona ini berarah selatan ke utara. Untuk anak-anak
sungai di daerah yang terlipat umumnya bersifat subsekuen
terhadap jurus perlipatan (Martodjojo, 1984)
c.
Zona Bandung
Merupakan depresi di antara gunung-gunung. Van Bemmelen
(1949) juga menganggap bahwa Zona Bandung ini merupakan
puncak dari geabtiklin Jawa Barat yang kemudian runtuh setelah
pengangkatan. Dataran rendah ini kemudian terisi oleh endapan
gunung api muda. Dalam zona ini juga terdapat beberapa
tinggian yang terdiri dari endapan sedimen tua di antara
endapan volkanik.
d.
hingga
Nusa
Kambangan,
Cilacap.
Batas
Zona
Sumber : google.co.id
Gambar 1
Peta Fisiografi Jawa Barat
b.
c.
b.
c.
produk
busur
gung
api
yang
berasosiasi
dengan
2.
Sumber : google.co.id
Gambar 2
Peta Kota Tasikmalaya
Sumber : google.co.id
Gambar 3
Peta Lokasi Bahan Galian Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat
Sumber : google.co.id
Gambar 4
Stratigrafi Regional Tasikmalaya dan Sekitarnya (Supriatna dkk, 1985)
Berdasarkan
kedalamannya,
kondisi
kedalaman
efektif
di
Kota
Tasikmalaya terdapat dua bagian, yaitu pada tingkat kedalaman efektif tanah
adalah 30 660 cm dengan sebaran di bagian barat dan timur. Pada bagian
lainnya, di bagian utara, selatan, dan tengah wilayah Kota Tasikmalaya
tingkatan kedalaman efektif adalah 60 90 cm.
3.
Banjar
Sumber : google.co.id
Gambar 5
Peta Perjalanan
lebih dari 85% ciri fisik: mempunyai kilap lilin, lunak, , berwarna abu-abu
kehijauan.
Bentronit terbentuk melalui proses pelapukan dari mineral-mineral
penyusun batuan yang dipengaruhi oleh iklim, jenis batuan, relief muka bumi,
tumbuh-tumbuhan yang berada diatas batuan tersebut. Faktor utama yang
menyebabkan terbentuknya jenis mineral lempung dalam proses ini adalah
komposisi mineral batuan, komposisi kimia dan daya larut air tanah.
Pembentukan mineral lempung oleh pelapukan adalah akibat reaksi ion-ion
hidrogen yang terdapat dalam air tanah dengan mineral-mineral.
Bentonit
pada
karangnunggal
disebut
juga
Mg,Ca-Bentonit.
Mempunyai sifat sedikit menyerap air sehingga apabila didipersikan dalam air
akan cepat mengendap ( tidak membentuk suspensi), Karena sifat-sifat
tersebut maka Kalsium Bentonit dipergunakan untuk bahan pemucat warna
untuk minyak. Sedangkan di daerah Karangnunggal bentonit telah diusahakan
oleh PD Kerta Pertambangan sejak tahun 70an, umumnya perlu diaktifkan
dengan cara di giling dan dibakar dahulu sebelum digunakan sebagai
penjernih minyak kelapa/sawit.
Sumber : google.co.id
Foto 1
Bentonit
Sumber : google.co.id
Foto 2
Endapan Bentonit
2. Mangan
Mangan di Indonesia ditemukan pertama kali pada tahun 1854 di
daerah Karangnunggal, Tasikmalaya, Jawa barat, tetapi pengusahaannya
baru dimulai menjelang akhir abad yang lalu. Meskipun tempat penemuan
pertama di Karangnunggal tetapi endapan yang diusahakan terlebih dahulu
adalah yang terdapat Kliripan, Kulon Progo, Yogyakarta.
Sumber : google.co.id
Foto 3
Lokasi Penambangan Mangan, Karangnunggal
Endapan bijih mangan dapat terbentuk dengan berbagai cara yaitu karena
proses
hidrothermal
yang
dijumpai
dalam
bentuk
vein,
metamorfik,
Pirolusit
MnO2, massa kristalin kompak, keras (nilai kekerasan 5-6),
berwarna abu-abu kehitaman. Dibawah mikroskop bijih pirolusit
c.
dibanding pirolusit.
Kriptomelan
Rumus kimia K2Mn8O16 = K2 (MnO2)8. Dibawah mikroskop
bijih mineral ini terdapat dalam bermacam-macam bentuk antara
lain sebagai urat-urat kecil atau massa berserabut, kristal seperti
jarum berwarna abu-abu kebiruan atau lapisan koloidal konsetris
berselang seling dengan lapisan yang berbeda warna, struktur
d.
Sumber : google.co.id
Foto 4
Endapan Mangan, Karangnunggal
Pada Gambar diatas, lapisan warna hitam disebut wad yaitu bagian
yang mengandung MnO2 yang sangat tinggi. Sedangkan lapisan yang warna
putih merupakan mineral lempung yang mengalami pelapukan dipermukaan
disebut haloisit.
Di bagian timur dari front penambangan mangan ini terdapat lubang
bekas penambangan mangan yang sekarang menjadi danau dengan
kedalaman kurang lebih 20m. kandungan Fe dan Mn pada danau ini dangat
tinggi dapat di indikasian dengan warna air yang berwarna hijau.
Sumber : google.co.id
Foto 5
Danau yang Terbentuk Akibat Penambangan Mangan
3. Zeolit
Indonesia berada di wilayah gunung api mulai dari Sumater, Jawa,
Nusa Tenggara, Maluku, sampai Sulawesi. Tufa halus banyak tersebar di
wilayah deretan gunung api tersebut. Sebagian atau seluruhnya telah
mengalami proses ubahan atau diagenesis menjadi zeolit. Karena itu, secara
geologi Indeonesia berpotensi basar terdapat zeolit. Ada empat proses
sebagai gambaran asal mula menjadi zeolit, yaitu proses sedimentasi debu
vulkanik pada lingkungan danau yang bersifat alkali, proses alterasi, proses
diagenesis dan proses hidrotermal. Faktor yang mempengaruhi pembentukan
zeolit yaitu temperature, tekanan, aktivitas kimia, dan tekanan parsial air. Di
daerah ini, endapan zeolit tersebar di beberapa lokasi, antara lain Desa
Cikancra, Desa Cikadu, Desa Sindakerta, dan Desa Cikawung Ooding.
Sumber : google.co.id
Foto 6
Endapan Zeolit
4. Pasir Besi
Pasir
besi
termasuk
endapan
sekunder
berasal
dari
proses
Sumber : google.co.id
Foto 7
Pasir Besi
5. Tembaga
Tembaga yang ada di Cikalong memiliki mineral pembawa logam
berupa malachite yang berasosiasi dengan azurite dan juga pirit. Berikut
adalah deskripsi dari mineral-mineral yang ditemukan pada batuan yang ada
di Cikalong.
Sumber : google.co.id
Foto 8
Endapan Tembaga, Cikalong
6. Emas
Lokasi endapan emas Salopa terletak di sebelah Tenggara kota
Bandung yang berjarak kurang lebih 180 km. Beberapa tahun kemudian
penelitian dilanjutkan dan ditemukan bijih emas primernya yaitu di Citambah
dan Cengal (Cisarua) tahun 1970. Wilayah yang berpotensi terjadi
mineralisasi adalah Cikondang, Citambal, dan Ciseel. Mineral logam yang
hadir adalah emas dan beberapa base metal. Kandungan emas yang
ditemukan berkisar 6 15 gr/ton Au. Vein memiliki ketebalan mulai dari
b.
b.
Balekambang.
Unit lava, terdiri dari andesit dan basalt, dan tersebar diwilayah
c.
Ciseel.
Unit breksi tuf dan batupasir tufaan, tersebar luas mulai dari
d.
e.
f.
Pangajar.
Unit andesit hornblende, tersingkap dengan baik di Gunung
Kendeng.
Struktur geologi yang berkembang di daerah Cineam adalah antiklin di
bagian barat dan sesar oblique di bagian timur.
Keterdapatan mineralisasi dan alterasi diindikasikan oleh hadirnya vein
kuarsa yang mengandung emas. Formasi Jampang pada bagian bawah
tersusun oleh lava dan breksi vulkanik, sedangkan di bagian atas tersusun
oleh tuf dan breksi tuf. Tipe alterasinya adalah prophylite, argilic silisification,
dan secara lokal adalah phyropylite. Endapan emas bertipe epitermal sulfidasi
rendah. Arah vein kuarsa secara umum adalah N 330 E N 350 E dengan
dip 60 90. Ketebalan vein bervariasi dari beberapa cm sampai 60 cm,
secara lokal bisa mencapai 1 m.
Terdapat 2 tahap utama mineralisasi :
a. Tahap 1
(Cikondang): terbentuk electrum dengan habit platy like tissue
or paper yang berasosiasi dengan dengan stibnite, pyrargyrite,
realgar, marcasite, pyrite, orpiment dan oksida besi.
b. Tahap 2
(Citambal, Cikaruwet, dan Ciseel): terbentuk pyrite, sphalerite,
tetrahedrite-tenantite, galena, chalcopyrite, electrum, hessite,
petzite, proustite, arsenopyrite, tetrahedrite-tennantite, dan
oksida besi.
Kuarsa berkembang dengan baik pada tahap 2, yaitu pada subtahap 1
sampai subtahap 4. Pada subtahap 5, kuarsa berkurang secara drastis hingga
kurang dari 5%. Pada kasus seperti ini, karbonat (calcite) secara dominan
muncul sebagai mineral gangue. Kehadiran telurida merupakan mineral yang
spesifik sebagai petunjuk bahwa kehadiran emas adalah layak.
Salah satu tambang emas di Salopa, bernama PT Bumi Karindo yang
kini masih dalam tahap eksplorasi dan telah masuk pada tahap studi
kelayakan.
kondisi geologi yang ada di sana terdapat perbedaan dua bukit yang
memiliki kondisi yang berbeda. Ada bukit yang memiliki struktur tanah yang
berwarna coklat namun ada juga bukit yang disusun oleh batuan bukan tanah.
Hal ini menunjukkan bahwa adanya kondisi bukit yang terkena intrusi dan ada
juga yang tidak. Untuk struktur bukit yang terkena intrusi itulah yang memiliki
potensi terendapkannya emas. Selain itu ada juga ditemukan jalur breksi.
Sumber : google.co.id
Foto 9
Jalur Breksi Endapan Emas
DAFTAR PUSTAKA
1.
http://www.scribd.com/doc/138893511/Genesa-Bahan-Galian
2.
http://www.scribd.com/doc/69985790/Geologi-Regional-Jawa-Barat
3.
4.
Martodjojo, S., 1984, Evolusi Cekungan Bogor Jawa Barat, Penerbit ITB,
Bandung
5.
6.
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/5101/Gambaran
%20Umum_2 009nre-5.pdf
7.
http://handokoseto.blogspot.com/2012/04/mangan-mn-di-indonesia.html