B. Tujuan SKRT
Tujuan SKRT adalah menyediakan data dan informasi kesehatan dari
sudut pandang masyarakat untuk dukungan evidence bassed planning di
Indonesia.
C. Instrumen SKRT
daripada Modul atau Kor Susenas. Instrumen SKRT terbagi menjadi empat
bagian, yaitu:
a.
Rumah tangga (meliputi seluruh anggota rumah tangga)
b.
Responden terpilih (diwakili 1 anggota rumah tangga diwakili usia > 15
tahun)
c.
Pengukuran (tinggi badan, berat badan, lingkar lengan tangan, tekanan
darah)
d.
Pemeriksaan laboratorium (Hb, gula darah, kolesterol)
2.2. SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional)
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) adalah survei rumah
tanggamengenai berbagai karakteristik sosial-ekonomi penduduk,
terutamayang erat kaitannya dengan pengukuran tingkat
kesejahteraanmasyarakat. Secara umum perkembangan kegiatan Susenas
dapat dibagi ke dalam 2tahap; tahap I antara 1963-1991, dan tahap II mulai
1992 sampaidengan sekarang. Susenas dilaksanakan pertama kali tahun
1963dengan sampel 16.000 rumah tangga dan hanya dilaksanakan di
PulauJawa. Karakteristik yang dicakup adalah demografi, ketenagakerjaandan
konsumsi/pengeluaran dengan pendekatan rumah tangga biasa.Sampai
perjalanan dan kriminalitas sejak tahun 2000 tidak lagi beradadi dalam
Susenas sehingga di tahun-tahun tersebut modulnya adalahsosial-budaya
dan pendidikan);iii. Kesehatan, pendidikan, dan perumahan, tahun 1992,
1995, 1998,2001, 2004, dan 2007, dan karena kebutuhan khusus maka
tahun2001 diselenggarakan modul kesehatan dan perumahan.
b.
Pelaksanaan Pengumpulan Data
Petugas pencacah sebelumnya sudah dilatih dengan menerapkan sistem
pelatihan berjenjang. Tahap awal dilatih petugas Intama(instruktur utama)
oleh Master Intama. Intama, yang telah mendapatmateri pelatihan,
memberikan pelatihan ke Innas (instruktur nasional). Innas kemudian melatih
petugas pewawancara dan pengawas. Pencacahan dilaksanakan oleh petugas
pewawancara pada bulanPebruari setiap tahun, dengan menggunakan
metode wawancaralangsung (mendatangi rumah tangga terpilih). Setiap
petugas mewawancarai paling sedikit 16 rumah tangga (satu blok sensus)
danpaling banyak 48 rumah tangga (tiga blok sensus). Setiap 35
petugaspencacah diawasi oleh satu orang petugas pengawas.Dengan pola
tersebut, setiap kali menyelenggarakan pelatihan Susenasmaka akan
dibutuhkan petugas Master Intama dan Intama antara 50 60 orang, petugas
Innas antara 150 200 orang, dan petugas pencacahdan pengawas 16.000
orang. Ada dua pola petugas pencacah yang pernah diterapkan
melaksanakantugas wawancara di daerah untuk sampel Kor dan Modul, yaitu:
1.
Menugaskan satu orang petugas pewawancara di satu rumahtangga
untuk mewawancarai daftar Kor dan Modul menggunakandua daftar
pertanyaan sekaligus.
2.
Menugaskan petugas Kor yang berbeda dengan petugas Modul disatu
rumah tangga yang sama, atau satu rumah tangga ada duapetugas.
Dengan pola pertama, sulit untuk menghindari terjadinya human
error dan kenakalan petugas untuk merekayasa pengisian daftar. Denganpola
kedua bisa terjadi human error dari sisi perbedaan kualitas antar-petugas
dan jawaban responden yang bisa berbeda karena didatangidua kali.
Kemungkinan responden memberikan jawaban berbeda jikawawancara
dilakukan dalam waktu yang berbeda. Kemungkinan lainadalah jika petugas
Kor mewawancarai kepala rumah tanggasedangkan petugas Modul
mewawancarai istri kepala rumah tangga.Akibatnya pengisian dokumen Kor
dan Modul bisa terjadi tidakkonsisten.Pola yang paling ideal, adalah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
6)
2.3
rumahtangganya. Susenas sudah dilaksanakan sejak tahun 1963 dengan kuesioner yang
dibagi dalam dua bagian besar yaitu Kor dan Modul. Kor adalah kumpulan pertanyaanpertanyaan yang bersifat umum yang selau ditanyakan setiap tahun, sedangkan Modul
adalah pertanyaan-pertanyan khusus sesuai dengan topiknya dan lebih rinci yang di
lakukan tiga tahun sekali untuk setiap topic. Keterangan dalam modul-modul yang ada
dikumpulkan secara bergiliran dalam kurun waktu tiga tahun. Modul-modul tersebut
dikelompokkan ke dalam 3 paket, sebagai berikut: (1) Modul konsumsi/pengeluaran dan
pendapatan rumahtangga, (2) Modul Sosial Budaya dan Pendidikan, serta (3) Modul
kesehatan dan perumahan.
Pelaksanan lapangan Susenas awalnya adalah pada bulan Januari Februari untuk setiap
tahunnya. Namun sejak bergesernya tahun anggaran dari April-Maret menjadi JanuariDesember maka pelaksanaan Susenas pada bulan Januari menjadi terkendala, maka sejak
2004 pelaksanan Susenas digeser menjadi bulan Juni-Juli untuk setiap tahunnya.
Susenas 2009
Kerangka sampel yang digunakan dalam Susenas 2009 terdiri dari 3 jenis, yaitu:
kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus, kerangka sampel untuk pemilihan subblok
sensus (khusus untuk blok sensus yang bermuatan rumah tangga lebih dari 150 rumah
tangga), dan kerangka sampel untuk pemilihan rumah tangga dalam blok sensus/subblok
sensus terpilih.
Kerangka sampel blok sensus adalah daftar blok sensus biasa hasil Sensus Ekonomi 2006
(Frame BS SE06) yang dilengkapi dengan jumlah rumah tangga hasil pencacahan
Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan (P4B). Kerangka sampel
blok sensus ini mencakup blok sensus di 471 kabupaten/kota dan dibedakan menurut
daerah perkotaan dan perdesaan. Pelaksanaan Susenas Juli 2009 mencakup sebanyak
18.243 blok sensus atau sebanyak 291.888 rumah tangga sampel yang tersebar di seluruh
wilayah geografis Indonesia.
Kerangka sampel rumah tangga adalah daftar rumah tangga hasil pendaftaran rumah
tangga yang menggunakan Daftar VSEN2009.L. Kerangka sampel rumah tangga ini
dibedakan menurut tiga kelompok golongan pengeluaran rumah tangga sebulan.
Susenas 2008
Kerangka sampel yang digunakan dalam Susenas Juli 2008 terdiri dari 3 jenis,
yaitu: kerangka sampel untuk pemilihan blok sensus, kerangka sampel untuk pemilihan
subblok sensus (khusus untuk blok sensus yang bermuatan rumah tangga lebih besar dari
150 rumah tangga), dan kerangka sampel untuk pemilihan rumah tangga dalam blok
sensus/subblok sensus terpilih.
Kerangka sampel blok sensus adalah daftar blok sensus biasa hasil Sensus Ekonomi 2006
(Frame BS SE06) yang dilengkapi dengan jumlah rumah tangga hasil pencacahan
Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan (P4B). Kerangka sampel
blok sensus ini mencakup blok sensus di 457 kabupaten/kota dan dibedakan menurut
daerah perkotaan dan perdesaan.
Susenas 2008 mencakup sebanyak 17.869 blok sensus yang menyebar di seluruh
kabupaten/kota. Sebanyak 4.300 blok sensus di antaranya merupakan blok sensus sampel
pada pelaksanaan Susenas Panel Maret 2008. Pada setiap blok sensus akan dicacah
sebanyak 16 rumah tangga, sehingga secara nasional pencacahan Susenas Juli 2008 akan
mencacah sebanyak 285.904 rumah tangga sampel.
manusia. Untukmenjawabmasalahinidiperlukaninformasimengenaisituasipangandisuatu
negara/daerahpadaperiodetertentu.Halinidapatterlihatdarigambaranproduksi,pengadaan
danpenggunaanpangansertatingkatketersediaanuntukkonsumsipendudukperkapita.Salah
satucarauntukmemperolehgambaransituasipangandapatdisajikandalamsuatuneracaatau
tabelyangdikenaldengannamaNeracaBahanMakanan.
DidalamNeracaBahanMakanan(NBM)disajikanangkarataratajumlahjenisBahan
Makananyangtersediauntukdikonsumsipendudukperkapitapertahundalamkilogramserta
perkapitaperharidalamsatuangram,padakurunwaktutertentu.Selanjutnyauntukmengetahui
nilaigiziBahanMakananyangtersediauntukdikonsumsitersebut,makaangkaketersediaan
panganuntukkonsumsiperkapitaperhariditerjemahkankedalamsatuanenergi,protein,dan
lemakperkapitaperhari.
Pemenuhan penyediaan bahan pangan merupakan faktor penting dalam memenuhi
kebutuhan gizi, terutama untuk peningkatan gizi masyarakat. Menurut Departemen Pertanian
(2001) angka kecukupan rata-rata energi dan protein untuk penduduk Indonesia masing- masing
sebesar 2.200 kalori dan 55 gram protein per kapita per hari, sedangkan angka kecukupan lemak
telah direkomendasikan minimal setara dengan 10 % dan maksimal 25 % dari energi (Widya
Karya Nasional Pangan dan Gizi 1993).
Olehkarenapentingnyaneracabahanmakanandalamsuatuwilayah,makakamitertarikuntuk
membahaslebihrincitentangNeracaBahanMakanan.
I.2RumusanMasalah
Adapunrumusanmasalahdalammakalahiniyaitu:
1. BagaimanaPerkembanganPenyusunanNBMdiIndonesia?
2. ApaKomponenUtamaDalamTabelNBM?
3. BagaimanaMenyusunNBMDalamSuatuWilayah?
I.3TujuanPenulisan
Berdasarkanrumusanmasalahdiatas,makatujuandaripenulisanmakalahiniyaitu:
1. UntukmengetahuiperkembanganpenyusunanNBMdiIndonesia.
2. UntukmengetahuikomponenutamadalamtabelNBM.
3. UntukmengetahuipenyusunanNBMdalamsuatuwilayah.
BABII
PEMBAHASAN
II.1PengertianNeracaBahanMakanan(NBM)
NBMmerupakantabelyangmemuatinformasitentangsituasipengadaan/penyediaan
pangan(foodsupply),danpenggunaanpangan(foodutilization),hinggaketersediaanpangan
untukdikonsumsipendudukpadasuatuwilayah(negara/propinsi/Kabupaten)dalamsuatukurun
waktutertentu.
II.2PerkembanganNBMDiIndonesia
DiIndonesia,NBMmulaidisusunpadatahun1963olehBadanPusatStatistik(BPS)
denganbantuanahlidariFAOuntukkeperluaninternBPS,Kemudiansecaraperiodikdisusun
NBM1971danNBM1972.SelanjutnyaberdasarkaninstruksiMenteriPertanianNomor:12
/INS/UM/6/1975 tanggal 19 Juni 1975, dibentuk Tim Penyusun NBM Nasional yang
beranggotakan unsurunsur dari instansi Departemen Pertanian dan instansi terkait untuk
bersamasama menyusun buku Pedoman Penyusunan NBM serta menyajikan NBM mulai
PELITAIhinggasekarang.
Menyadari bahwa penyajian NBM Nasional terlalu bersifat umum, maka pada tahun
1985 Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian atas nama Menteri Pertanian, melalui surat
Nomor:RC.220/487/B/II/1985tanggal20Januari1985menginstruksikanseluruhkepalaKantor
Wilayah Departemen Pertanian untuk mengembangkan Penyusunan NBM Regional/Provinsi
denganmembentuktimPenyusunanNBMRegional/ProvinsiyangbertugasmenyusunNBM
Regional/Provinsimasingmasing.
II.3KegunaanNBM
TabelNBMdapatdigunakanuntuk:
1. Melakukanevaluasiterhadappengadaandanpenggunaanpangan
2. Memberikaninformasitentangproduksi,pengadaansertasemuaperubahanperubahan
yangterjadi,
3. Alatperencanaandibidangproduksiataupengadaanpangandangizi,
4. MerumauskankebijakanpangandanGizi.
Sedangkan menurut Suhardjo (1996) beberapa factor yang menguntungkan dalam
pemakaianneracabahanmakananyaitu:
1. Dapat menggambarkan imbangan antara persediaan pangan dihubungkan dengan
kebutuhan yang seharusnya dipenuhi. Dapat dibandingkan terhadap konsumsi pangan
yangnyatadarisurveikonsumsipangan.
2.Bilapersediaantotalenergiyangdibandingkandenganperkiraankebutuhantidakbanyak
berbeda,makadidugatidakterdapatmasalahkekurangangiziseriusbiladistribusinya
merata.Namundemikianbilapersediaannyajauhlebihrendahdariperkiraankebutuhan,
makadapatmenyebabkanmasalahkekurangangiziberat.
3.Secaramudahdapatmenggambarkanperkiraanpersediaanzatgizidariberbagaikelompok
jenispangan,sepertienergi,protein,lemak,vitamindanmineral.
4.Sangatberartisebagaialatkomunikasidiantaraparaahligizi,pertanian,danekonomi.
II.4KonsepDanDefinisidalamNBM
AdapunkonsepdandefinisidalamNBMyaitu:
Buah/biji berminyak adalah kelompok bahan makanan yang mengandung minyak, yang
berasal dari buah dan biji-bijian. Komoditas yang termasuk dalam kelompok ini adalah kacang
hijau, kelapa, kacang tanah, kacang kedelai, kacang mete, kemiri pala, wijen, kacang bogor dan
lain- lain yang sejenis. Sebagian dari komoditas ini khususnya kelapa, diolah menjadi kopra yang
selanjutnya dijadikan minyak goreng, sehingga produk turunannya tercantum dalam kelompok
minyak dan lemak.
e. Buah-buahan.
Buah-buahan adalah sumber vitamin dan mineral dari bagian tanaman yang berupa buah.
Umumya merupakan produksi tanaman tahunan yang biasa dikonsumsi tanpa dimasak.
f. Sayuran.
Sayuran adalah sumber vitamin dan mineral yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang
berupa daun, bunga, buah, batang, atau umbi. Tanaman tersebut pada umumnya berumur kurang
dari 1 (satu) tahun.
g. Daging.
Daging adalah bagian dari hewan yang disembelih atau dibunuh dan lazim dimakan
manusia, kecuali yang telah diawetkan dengan cara lain dari pada pendinginan.
h. Telur.
Telur adalah telur unggas. Telur yang dimaksud yaitu telur ayam buras, telur ayam ras,
telur itik dan telur unggas lainnya.
i. Susu.
Susu adalah cairan yang diperoleh dari ternak perah sehat, dengan cara pemerahan yang
benar, terus menerus dan tidak dikurangi sesuatu dan/atau
ditambahkan kedalamnya sesuatu bahan lain.
j. Ikan.
Ikan adalah komoditas yang berupa binatang air (ikan berkulit halus dan berkulit keras)
dan biota perairan lainnya. Yang dimaksud komoditas disini adalah yang berasal dari kegiatan
penangkapan dilaut maupun diperairan umum (waduk, sungai dan rawa) dan hasil dari kegiatan
budidaya (tambak, kolam, keramba dan sawah) yang dapat diolah menjadi bahan makanan yang
lazim/umum dikonsumsi masyarakat. Berdasarkan banyaknya jenis ikandarat/laut yang
dikonsumsi penduduk dirinci menjadi : tuna/cakalan/tongkol, kakap, cucut, bawal, teri, lemuru,
kembung, tengiri, bandeng, belanak, mujair, ikan mas, udang, rajungan, kerang darat, cumicumi,/sotong dan ikan lainnya.
k. Minyak dan lemak.
Minyak dan lemak adalah kelompok bahan makanan yang berasal dari nabati seperti :
minyak kelapa, minyak sawit, minyak kacang tanah, minyak kacang kedelai dan minyak jagung
serta yang berasal dari hewani yaitu minyak ikan. Sedangkan lemak umumnya berasal dari
hewani seperti : lemak sapi, lemak kerbau, lemak kambing/domba, lemak babi dan lain- lain.
2. Produksi.
Produksi adalah jumlah keseluruhan hasil masing-masing bahan makanan yang
dihasilkan dari sektor pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan), baik
yang belum mengalami proses pengolahan maupun yang sudah mengalami proses pengolahan.
Produksi dikategorikan menjadi 2 kategori sebagai berikut:
Masukan (input) adalah produksi yang masih dalam bentuk asli maupun dalam bentuk hasil
olahan yang akan mengalami proses pengolahan lebih lanjut.
Keluaran (output) adalah produksi dari hasil keseluruhan atau sebagian hasil turunan yang
diperoleh dari hasil kegiatan berproduksi yang belum mengalami perubahan. Besarnya
keluaran sebagai hasil masukkan sangat tergantung pada besarnya derajat ekstraksi dan
faktor konversi.
3. Stok dan Perubahan Stok.
Stok dan perubahan stok adalah perubahan jumlah bahan makanan yang berada
dilumbung atau di gudang-gudang yang dikuasai oleh pemerintah (Dolog), yang merupakan
selisih antara stok akhir tahun dengan stok awal tahun. Perubahan stok ini hasilnya bisa negatif
(-) dan bisa positif (+). Negatif berarti ada penurunan stok akibat pelepasan stok ke pasar, dengan
demikian komoditas yang beredar di pasar untuk dikonsumsi bertambah jumlahnya. Positif
berarti ada peningkatan stok digudang yang berasal dari komoditas yang beredar di pasar, dengan
demikian komoditas yang beredar di pasar menjadi menurun jumlahnya.
4. Impor/Masuk Kabupaten.
Impor adalah sejumlah bahan makanan yang didatangkan ke wilayah Kabupaten
Lamongan, baik yang berasal dari luar negeri maupun dari kabupaten lain. Bahan makanan ini
termasuk bahan yang belum diolah maupun yang sudah mengalami pengolahan.
5. Penyediaan di Kabupaten sebelum ekspor.
Penyediaan di kabupaten sebelum ekspor adalah sejumlah bahan makanan yang berasal
dari produksi (keluaran) setelah dikurangi perubahan stok ditambah impor.
6. Ekspor/Keluar Kabupaten.
Ekspor adalah sejumlah bahan makanan yang dikeluarkan dari wilayah Kabupaten
Lamongan, baik yang dikirim ke luar negeri maupun ke Kabupaten lain. Bahan makanan ini
termasuk bahan yang belum diolah maupun yang sudah mengalami perubahan.
7. Pemakaian di Kabupaten.
Pemakaian di Kabupaten adalah sejumlah bahan makanan yang digunakan di daerah
Kabupaten Lamongan dan dialokasikan untuk pakan ternak, bibit/benih, diolah untuk industri
makanan dan industri non-makanan, yang tercecer, dan yang tersedia untuk dimakan.
Makanan ternak (pakan) adalah sejumlah bahan yang langsung diberikan kepada ternak
peliharaan , baik ternak besar, ternak kecil, unggas maupun ikan.
Bibit/benih adalah sejumlah bahan makanan yang digunakan untuk keperluan berproduksi
selanjutnya
Diolah untuk makanan adalah sejumlah bahan makanan yang masih mengalami proses
pengolahan lebih lanjut melalui industri makanan dan hasilnya dimanfaatkan untuk
makanan manusia dalam bentuk lain.
Diolah untuk bukan bukan makanan adalah sejumlah bahan makanan yang masih mengalami
proses pengolahan lebih lanjut dan dimanfaatkan untuk kebutuhan industri, bukan untuk
manusia, termasuk untuk industri pakan ternak/ikan.
Tercecer adalah sejumlah bahan makanan yang hilang atau rusak, sehingga tidak dapat
dimakan manusia, yang terjadi secara tidak sengaja sejak pasca panen hingga tersedia
untuk konsumen.
Tersedia untuk Dikonsumsi adalah sejumlah bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi
oleh penduduk pada tingkat pedagang pengecer dan pada tingkat rumah tangga, dalam
kurun waktu tertentu.
8. Ketersediaan per Kapita.
Ketersediaan per Kapita adalah sejumlah bahan makanan yang tersedia untuk dikonsumsi
setiap penduduk Kabupaten Lamongan dalam suatu kurun waktu tertentu, baik dalam bentuk
natural maupun dalam bentuk unsur gizinya. Unsur gizi utama tersebut adalah:
a. Energi adalah sejumlah kalori hasil pembakaran karbohidrat yang berasal dari berbagai jenis
bahan makanan. Energi ini sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk kegiatan tubuh
seluruhnya.
b. Protein adalah suatu persenyawaan yang mengandung unsur N, sangat dibutuhkan tubuh
untuk pertumbuhan serta penggantian jaringan-jaringan yang rusak/aus.
c. Lemak adalah salah satu unsur zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh sebagai tempat
penyimpanan energi, protein dan vitamin.
d. Vitamin merupakan salah satu unsur zat makanan yang sangat diperlukan tubuh untuk proses
metabolisme dan pertumbuhan normal.
e. Mineral merupakan zat makanan yang diperlukan manusia agar memiliki kesehatan dan
pertumbuhan yang baik.
II.5SyaratsyaratPenyusunanNBM
Beberapapersyaratanyangharusdipenuhiyaitu:jenisbahanmakanan,datapenduduk,
besarandanangkakonversi,komposisigizibahanmakanansertacarapengisiantabelNBM.
1.JenisBahanMakanan
Jenisbahanmakananyangdimaksuddisiniadalahjenisbahanmakananyanglazimatau
umumdikonsumsiolehmasyarakatsuatunegara/daerahyangdataproduksinyatersediasecara
kontinyudanresmi.Namun,biladataproduksijenisbahanmakanantersebuttidaktersedia,
makabisadidekatidengandatalainyangtersedia,misalnyadatakonsumsi.
2.DataPenduduk
Datapendudukyangdigunakanadalahdatapenduduktahunyangbersangkutanyang
bersumber dari BPS yang diperoleh dari angka proyeksi penduduk berdasarkan Sensus
Penduduk,SurveiPendudukAntarSensusdanPendaftaranPemilihdanPendataanPenduduk
Berkelanjutan (P4B). Data penduduk tersebut termasuk penduduk asing yang bermukim di
Indonesiaminimalselamaenambulan.
3.BesarandanAngkaKonversi
Besarandanangkakonversiyangdigunakanadalahbesarandanangkakonversiyang
ditetapkanolehTimNBMNasionalyangdidasarkanpadahasilkajiandanpendekatanilmiah.
UntukpenyusunanNBMRegional,sepanjangbesarandanangkakonversitersediadidaerah,
dapatdigunakanangkatersebutdenganmenyebutsumbernya.
4.KomposisiGiziBahanMakanan
Komposisigizibahanmakananyangdigunakanadalahkomposisigizibahanmakanan
yangbersumberdaribukuDaftarKomposisiBahanMakanan(DKBM),PublikasiPuslitbang
GiziDepartemenKesehatandandarisumberlainyangresmiyaitu:FoodCompositionTable
ForUseInEastAsia,danFoodCompositionTableForInternationalUse,PublikasiFAO.
Komposisigizitersebutadalahbesarnyanilaikandungangizidaribagianyangdapatdimakan.
5.CaraPengisianTabelNBM
Pengisian dilakukan secara rutin kolom demi kolom.
Kolom 1 : Jenis bahan makanan. Tuliskan nama seluruh bahan makanan sesuai dengan
kelompok komoditas pada kolom (1).
Kolom 2 : Produksi (masukan). Tuliskan angka produksi yang masih akan mengalami perubahan
bentuk (bila ada) pada kolom (2).
Kolom 3 : Produksi (keluaran). Tuliskan pada kolom (3) angka unsur produksi yang merupakan
produksi asli yang diperoleh dari kegiatan berproduksi dan belum mengalami perubahan
atau produksi turunan yang sudah mengalami perubahan.
Kolom 4 : Perubahan stok. Tuliskan angka perubahan stok (bila ada) pada kolom (4) berikut
tandanya : negatif (-) atau positif (+).
Kolom 5 : Impor. Tuliskan pada kolom (5)angka jumlah bahan makanan yang masuk dari negara
lain atau wilayah lain.
Kolom 6 : Penyediaan Dalam Negeri sebelum Ekspor. Tuliskan pada kolom (6) angka hasil dari
produksi ( keluaran ) dikurangi perubahan stok ditambah impor.
Kolom 7 : Ekspor. Tuliskan pada kolom (7) angka jumlah bahan makanan yang dikeluarkan
wilayah administratif/daerah ke luar negeri maupun ke wilayah lain baik melalui laut,
darat maupun udara.
Kolom 8 : Penyediaan Dalam Negeri.Tuliskan pada kolom (8)angka hasil dari Penyediaan
Dalam Negeri sebelum ekspor kolom (6) dikurangi ekspor pada kolom (7).
Kolom 9 : Pakan Tuliskan angka pakan pada kolom (9).Untuk menghitung kebutuhan pakan
dapat digunakan dua cara yaitu :
a. Hasil perkalian antara total populasi ternak (diluar ayam dan unggas ) dengan ransum
masing-masing jenis makanan atau
b. Hasil perkalian antara persentase pakan dengan penyediaan dalam negeri.
Kolom 10 : Bibit/benih. Tuliskan pada kolom (10) angka hasil perkalian antara jumlah
kebutuhan bibit kg/Ha dengan luas tanam bersih pada tahun penyusunan NBM untuk
tanaman pangan dan persentase yang digunakan untuk bibit dengan penyediaan dalam
negeri untuk jenis komoditas lainnya.Untuk menghitung kebutuhan bibit, khususnya
untuk tanaman pangan ada 2 (dua ) cara yang dapat ditempuh: luas panen dikalikan
dengan kebutuhan bibit per hektar.
Kolom 11: Diolah untuk makanan. Tuliskan pada kolom (11) angka banyaknya komoditas bahan
makanan yang berasal dari penyediaan dalam negeri yang diolah untuk makanan, bila
ada.
Kolom 12 : Diolah untuk bahan makanan Tuliskan pada kolom (12) angka banyaknya komoditas
bahan makanan yang berasal dari penyedian dalam negeri yang diolah untuk keperluan
bukan makanan, bila ada.
Kolom 13 : Tercecer Tuliskan pada kolom (13)angka hasil perkalian persentase tercecer dengan
penyediaan dalam negeri untuk masing-masing komoditas .
Kolom 14: Bahan makanan Tuliskan pada kolom (14)angka jumlah bahan makanan yang
tersedia dikonsumsi penduduk.Angka tersebut merupakan hasil dari : kolom (8)-kolom
(9)-kolom (10)-kolom(11)-kolom (12)-kolom (13).
Kolom 15 : Kg/Tahun(Kg/year). Tuliskan pada kolom (15)angka hasil pembagian kolom (14)
dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.Kg/Tahun = kolom (14)/penduduk
pertengahan tahun *1000.
Dikalikan 1000 karena konversi dari ton ke kilogram
Kolom 16: Gram/Hari (Gram/Day)Tuliskan pada kolom (16) hasil pembagian kolom (15)
dengan jumlah hari dalam satu tahun dikali 1000.Gram/Hari = (kolm (15)/365 hari*1000.
Dikalikan 1000 karena konversi dari kilogram ke gram.
Kolom 17: Energi,Kalori/hari(Energy, cal/Day). Tuliskan pada kolom (17)angka hasil perkalian
kolom (16) dengan persen bagian yang dapat dimakan (b.d.d), kemudian kalikan dengan
kandungan energi dari 100 gram bahan makanan.
Energi kalori/hari =kolom (16)*b.d.d*kandungan energi:100.
Kolom 18: Protein,Gram/Hari(Protein Gram/Day) Tuliskan pada kolom (18)angka hasil
perkalian kolom (16) dengan persen bagian yang dapat dimakan, kemudian kalikan
dengan kandungan progtein dari 100 gram bahan makanan.
Protein gram/hari = Kolom (16)* B.d.d*kandungan protein:100.
Kolom 19 : Lemak Gram/hari (Fats Gram/day). Tuliskan pada kolom (19) angka hasil perkalian
kolom (16) dengan persen bagian yang dapat dimakan,kemudian kalikan dengan
kandungan lemak dari 100 gram bahan makanan.
Lemak Gram/hari =kolom (16)*B.d.d*kandungan lemak:100:
Ketersediaan perkapita pada kolom (15) s.d kolom (19) merupakan ketersediaan bahan
makanan yang bersangkutan untuk konsumsi perkapita percapita consumtion).Perlu
ditegaskan bahwa angka ini bukanlah jumlah yang benar-benar dimakan,melainkan yang
tersedia di tingkat pengecer atau sampai ke konsumen Tuliskan ketersedian perkapita
untuk vitamin dan mineral pada tabel lanjutan.
Kolom 20 :Vitamin A,S1/hari(IU/day) Tuliskan pada kolom (20)angka hasil perkalian pada
kolom (16)dengan persen bagian yang dapat dimakan,kemudian kalikan dengan
kandungan vitamin A dari 100 Gram bahan makanan.
Vitamin A,S1/hari =kolom (16)*B.d.d*kandungan vitamin A:100.
Kolom 21: Vitamin B1,mg/hari(miligram/day) Tuliskan pada kolom (21) angka hasil perkalian
kolom (16) dengan persen bagian yang dapat dimakan,kemudian kalikan dengan
kandungan vitamin B1 dari 100 gram bahan makanan.
Vitamin B1,mg/hari =kolom(16)*B.d.d*kandungan vitamin B1:100.
Kolom 22: Vitamin C,mg/hari(miligram/day) Tuliskan pada kolom (22)angka hasil perkalian
pada kolom (16)dengan persen bagian yang dapat dimakan,kemudian kalikan dengan
kandungan vitamin C dari 100 gram bahan makanan.
Vitamin C,mg/hari =kolom (16)*B.d.d*kandungan vitamin C:100.
Kolom 23: Kalsium (calsium)mg/hari (miligram/day) Tuliskan pada kolom(23) angka hasil
perkalianpada kolom (16)dengan persen bagian yang dapat dimakan,kemudian kalikan
dengan kandungan kalsium dari 100 gram bahan makanan.
Kalsium,mg/hari =kolom (16)*B.d.d*kandungan kalsium:100.
Kolom 24 : Fosfor (phosfor),mg/hari (miligram/day) Tuliskan pada kolom (24)angka hasil
perkalian pada kolom (16)dengan persen bagian yang dapat dimakan,kemudian kalikan
dengan kandungan fosfor dari 100 gram bahan makanan.
Fosfor,mg/hari =kolom(16)*B.d.d*kandungan fosfor:100.
Kolom 25 : Zat besi(Iron)mg/hari(miligram/day). Tuliskan pada kolom (25)angka hasil perkalian
pada kolom (16)dengan persen bagian yang dapat dimakan,kemudian kalikan dengan
kandungan kalsium dari 100 gram bahan makana.
Zat Besi,mg/hari =kolom(16)*B.d.d*kandungan zat besi:100.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan di atas yaitu:
1. NBM mulai disusun pada tahun 1963 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), dan tahun 1985
dibentuk tim Penyusunan NBM Regional/ Provinsi yang bertugas menyusun NBM
Regional/Provinsimasingmasing
2. Adapun komponen utama dalam tabel NBM yaitu: Jenis Bahan Makanan, Produksi, Stok dan
Perubahan Stok, Impor/Masuk Kabupaten, Penyediaan di Kabupaten sebelum ekspor,
Ekspor/Keluar Kabupaten, Pemakaian di Kabupaten, Ketersediaan per Kapita.
3. Untuk menyusun NBM dalam suatu wilayah diperlukan data jenis bahan makanan, data
penduduk, besaran dan angka konversi, komposisi gizi bahan makanan. Yang akan
digunakandalampengisiantabelNBM.
III.2 Saran
Adapun saran kami kepada berbagai pihak yang berkepentingan dalam pembuatan Neraca Bahan
Makanan dalam suatu wilayah yaitu perlu pemuktahiran data penduduk, perlunya peningkatan
produksi bahan pangan dan dimbangi pemerataan dalam distribusinya. Kepada para ahli gizi dan
pertanian Serta ekonomi untuk dapat memanfaatkan NBM dalam membuat Perencanaan pangan
dan gizi dalam suatu wilayah.
DAFTAR PUSTKA
Anonym, 2006. Buku NBM-06.PDF Di Download Dari Website Resmi Kabupaten Lamongan
www.lamongan.go.id. Di akses pada tanggal 10 April 2009.
Jimmy Ludin, SST , 2007. Neraca Bahan Makanan Kabupaten Keerom 2007
http://bps.papua.go.id/keerom/dl_jump.php?id=25. Di akses pada tanggal 10 April 2009.
Rahmadani, 2009. Neraca Bahan Makanan (NBM), Materi Kuliah Ekologi Pangan Dan
Gizi, Jurusan Sosek Pertania Fakultas Pertanian Unhas.
Suhardjo, 1996. Perencanaan Pangan dan Gizi, Jakarta; Bumi Aksara.