Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

FERMENTASI RAGI

Disusunoleh:
Nama
: Firarizqy Candradari Agfa
No. urut : 17
Kelas
: XII IPA 2

SMA NEGERI 1 KOTA MUNGKID


TahunAjaran 2013 / 2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara umum,fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,
terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi
adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen.Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga
dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang
umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan
minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang
keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk
fermentasi yang mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi asam
laktat inilah yang berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot.
B. Tujuan Penelitian
Memahami peristiwa fermentasi dan menemukan hasilnya.
C. RumusanMasalah
1. Bagaimanakah proses fermentasi alkohol?
2. Apa saja yang dihasilkan fermentasi alkohol?
D. BatasanMasalah
Kami hanya membahas dan menganalisa hasil percobaan yang telah kami lakukan.
E. Hipotesis
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat
diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diubah menjadi alkohol.
F.
a.
b.
c.

Variabel
Variabel terikat : Banyak gelembung, suhu, bau dan perubahan warna
Variabel bebas
: PP, Glukosa, Ca(OH)2
Variabel control : Ragi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian
Respirasi anaerob (fermentasi) adalah respirasi yang terjadi dalam keadaan
ketidaktersediaan oksigen bebas.Asam piruvat yang merupakan produk glikolisis jika dalam
keadaan ketiadaan oksigen bebas akan diubah menjadi alkohol atau asam laktat.

Pada manusia, kekurangan oksigen sering terjadi pada atlet-atlet yang berlari jarah jauh
dengan kencang. Atlet tersebut membutuhkan kadar oksigen yang lebih banyak daripada yang

diambil dari pernafasan. Dengan kurangnya oksigen dalam tubuh, maka proses
pembongkaran zat dilakukan dengan cara anaerob, yang disebut dengan fermentasi.
Fermentasi tidak harus selalu dalam keadaan anaerob. Beberapa jenis mikroorganisme
mampu melakukan fermentasi dalam keadaan aerob.
B. Mikroba yang BerperanDalam Proses Fermentasi
1. Fermentasi Asam Asetat
Bakteri Acetobacter aceti merupakan baktei yang mula pertama diketahui sebagai penghasil
asam asetat dan merupakan jasad kontaminan pada pembuatan wine. Saat ini bakeri
Acetobacter aceti digunakan pada produksi asam asetat karena kemampuanya mengoksidasi
alkohol menjadi asam asetat.
2. Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat banyak terjadi pada susu. Jasa yang palingberperan dalam fermentasi
ini adalah Lacobacillus sp. Laktosa diubah menjadi asam laktat. Kini asam laktat juga
digunakan untuk produksi plastik dalam bentuk PLA.
3. Fermentasi Asam Sitrat
Asam sitrat dihasilkan melalui fermentasi menggunakan jamur Aspergillus niger. Meskipun
beberapa bakteri mampu melakukan, namun yang paling umum digunakan adalah jamur ini.
Pada kondisi aerob jamur ini mengubah gula atau pati menjadi asam sitrat melalui
pengubahan pada TCA.
4. Fermentasi Asam Glutamat
Asam glutamat digunakan untuk penyedap makanan sebagai penegas rasa. Mula pertama
dikembangkan di Jepang. Organisme yang kini banyak digunakan adalah mutan dari
Corynebacterium glutamicu.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fermentasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses fermentasi untuk menghasilkan etanol
adalah: sumber karbon, gas karbondioksida, pH substrat, nutrien, temperatur, dan oksigen.
Untuk pertumbuhannya, yeast memerlukan energi yang berasal dari karbon. Gula
adalah substrat yang lebih disukai. Oleh karenanya konsentrasi gula sangat mempengaruhi
kuantitas alkohol yang dihasilkan.
Kandungan gas karbondioksida sebesar 15 gram per liter (kira-kira 7,2atm) akan
menyebabkan terhentinya pertumbuhan yeast, tetapi tidak menghentikan fermentasi alkohol.
Pada tekanan lebih besar dari 30 atm, fermentasi alcohol baru terhenti sama sekali.
1. pH
PH dari media sangat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme. Setiap
mikroorganisme mempunyai pH minimal, maksimal, dan optimal untuk pertumbuhannya.
Untuk yeast, pH optimal untuk pertumbuhannya ialah berkisar antara 4,0sampai 4,5. Pada pH
3,0 atau lebih rendah lagi fermentasi alcohol akan berjalan dengan lambat.
2. Nutrien
Dalam pertumbuhannya mikroba memerlukan nutrient.Nutrien yang dibutuhkan
digolongkan menjadi dua yaitu nutrient makro dan nutrient mikro. Nutrien makro meliputi

unsur C, N, P, K. Unsur C didapat dari substrat yang mengandung karbohidrat, unsur N


didapat dari penambahan urea, sedang unsur P dan K dari pupuk NPK. Unsur mikro meliputi
vitamin dan mineral-mineral lain yang disebut trace element seperti Ca, Mg, Na, S, Cl, Fe,
Mn, Cu, Co, Bo, Zn, Mo, dan Al.
3. Temperatur
Mikroorganisme mempunyai temperature maksimal, optimal, dan minimal untuk
pertumbuhannya. Temperatur optimal untuk yeast berkisarantara 25-30C dan temperature
maksimal antara 35-47C. Beberapa jenis yeast dapat hidup pada suhu 0C. Temperatur
selama fermentasi perlu mendapatkan perhatian, karena di samping temperature mempunyai
efek yang langsung terhadap pertumbuhan yeast juga mempengaruhi komposisi produk akhir.
Pada temperature yang terlalu tinggi akan menonaktifkan yeast. Pada temperature yang
terlalu rendah yeast akan menjadi tidak aktif.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang kami pergunakan dalam meguji cara kerja enzim katalase adalah metode
eksperimen.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Kami melakukan percobaan ini di Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Kota
Mungkid pada hari Sabtu, 14 September 2013 pukul 07.15 WIB.
C. Alat dan Bahan
1. Gelas kimia
2. Erlemeyer 2 buah
3. Pipa kaca L dan U
4. Termometer
5. Sumbat gabus berlubang 2
6. Timbangan
7. Glukosa
8. Air Suling
9. Ragi roti
10. Vaselin
11. Air kapur
12. Fenoftalen / pp
D. Cara Kerja
1. Memasukkan larutan 50 ml larutan gula 20% dalam erlemeyer A
2. Memasukkan 50 ml larutan air kapur / Ca(OH)2dalam erlemeyer B kemudian ditetesi
Fenoftalen sebanyak 3 tetes hingga larutan berwarna merah jambu.

3. Menimbang ragi roti sebanyak 3 gram menggunakan timbangan kemudian memasukkannya


kedalam erlemeyerA .
4. Mengukur suhu awal masing-masing larutan dan mencium bau masing-masing larutan.
5. Menutup erlemeyer A dan B menggunakan sumbat gabus yang telah dipasangi pipa L dan U,
kemudian mengolesi vaselin pada pinggiran erlemeyer untuk mencegah keluarnya udara.
6. Mengamati perangkat selama 25 menit dan mencatat hasilnya.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN
E. Tabel Pengamatan
Indikator

Warna cairan

Keadaan sebelum
percobaan
Tabung A
Tabung B
jingga
pink

Keadaan sesudah
percobaan
Tabung A
Tabung B
Coklat
Putihpekat
muda
29C
-

Suhu

27C

Bau

Asam

Seperti tape

Gelembung

Tidak ada

Tidak ada

Ada banyak

ada

Keterangan

Tidak terjadi
fermentasi
Suhu
meningkat
Terjadi
fermentasi
Terjadi
fermentasi

BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian tersebut didapat bahwa :
SUHU AWAL REAKSI
Berdasarkan pengukuran dengan termometer, suhu awal pada campuran larutan gula dan ragi yaitu
27C. Hal tersebut disebabkan lamanya pengadukan kedua zat sehingga panas yang dihasilkan cukup tinggi.
Reaksi yang terjadi adalah reaksi eksoterm karena menghasilkan panas yang merupakan gesekan antara
pengaduk, wadah dan larutan dalam tabung tersebut .
SUHU AKHIR REAKSI
Setelah suhu awal sebelum fermentasi, tabung erlemenyer tesebut ditutup dengansumbat
gabus sehingga yang dilapisi vaselin pada pinggirannya, terjadi reaksi yang menghasilkan gelembung
gelembung selama 14 menit. Suhu akhirnya 29C. Kenaikan suhu cukup signifikan yaitu sebesar 2 derajat
celcius mengingat waktu reaksi yang cukup lama .
INDIKATOR PP

Air kapur yang ditetesi Phenolphthalein berubah warna menjadi merah muda. Hal tersebut disebabkan
karena indikator PP memiliki trayek PH 8,3 10 dengan indikasi tidak berwarna hingga berwarna. Jika warna
yang dihasilkan merah, mengindikasikan bahwa PH lebih dari 10. Itulah yang menyebabkan hasil reaksi berbau
seperti alkohol dimana alkohol bersifat basa.

Pada reaksi :
Ca(OH) + CO > CaCO + HO
Reaksi ini terjadi secara terus menerus sehingga larutan air kapur + PP yang semula berwarna merah
muda menjadi keruh bahkan menyerupai warna larutan pada tabung elemeyer A. Perubahan ini diikuti dengan
perubahan suhu yang semula 27C menjadi 29C. Pada tabungerlemeyer B tercium bau alkohol, hal ini
menunjukan adanya zat etanol setelah reaksi berlangsung.
Larutan kapur (Ca(OH)2) pada tabung kedua berfungsi untuk menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pembusuk seperti Saccharomyces sehingga reaksi mulai terhenti ketika hasil reaksi pada
tabung 1 mengalir menuju tabung 2. Setelah reaksi hampir terhenti, muncul gelembung - gelembung air atau uap
air yang merupakan hasil reaksi seperti diatas, keluar melalui selang kecil. Selain itu, terdapat endapan kapur
( CaCO3 ) yang mengendap pada tabung 2.

BAB VI
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara

umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas
yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron
eksternal
B.

yang dipengaruhi oleh pH, temperature dan nutrient.

Saran

1. Sebaiknya dalam membuat fermentasi memperhatikan jumlah ragi yang akan dicampurkan.
2. Saat menutup tabung erlemeyer dengan sumbat gabusnya lebih rapat agar udara di dalam tabung tidak keluar
karena dapat menyebabkan analisisnya berbeda.

BAB V
PERTANYAAN
1. Dari pengamatanmu, jelaskan apakah yang dimaksud dengan Fermentasi!
Jawab:
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,
terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
2. Jelaskan apakah fungsi PP dan air kapur dalam percobaan yang Anda lakukan!

Jawab:
Air kapur berfungsi untuk mengikat CO2 dan menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pembusuk, sehingga reaksi mulai terhenti ketika hasil reaksi pada tabung A
mengalir menuju tabung B. Sedangkan fungsi PP untuk menunjukkan kadar basa pada tabung
B ketika terjadi proses fermentasi pada tabung A.
3. Apakah terdapat perubahan warna cairan pada tabung B? Jelaskan mengapa demikian!
Jawab:
Ya, karna air kapur yang ditetesi pp mengindikasikan pH basa larutan pada saat terjadi
proses fermentasi. Pada tabung A pHnya asam sementara pada tabung B pHnya basa, saat
gelembung dari tabung A mengalir melalui pipa U menuju pipa B, pH larutan tabung B
mengalami perubahan dikarenakan adanya pH asam yang dibawa gelembung tersebut
sehingga menyebabkan warna awal merah muda lama-lama menjadi putih pucat / berkurang
50% dari awalnya.
4. Apakah pada akhir percobaan masih didapatkan air kapur? Tuliskan reaksinya!
Jawab:
Ya.
aCO3 + H2O
---->
Ca(OH)2 + H2O
5. Berdasarkan data apa sajakah hasil-hasil yang diperoleh dari aktivitas fermentasi? Jelaskan
masing-masing dengan petunjuk yang bisa anda amati pada perangkat percobaan!
Jawab:
a. Warna cairan
Sebelum percobaan larutan berwarna jingga yang berasal dari warna larutan glukosa. Setelah
percobaan larutan berwarna coklat muda karena reaksi antara glukosa dengan ragi roti.
b. Suhu
Sebelum percobaan suhu larutan sebesar 27C, kemudian setelah dilakukan percobaan larutan
mengalami kenaikan suhu sebesar 2 derajad sehingga suhu akhirnya 29C. Hal ini disebab
kan karena peristiwa menghasilkan panas ketika bereaksi untuk menghasilkan ATP sebagai
sumber energy untuk kelanjutan proses.
c.

Bau
Sebelum dilakukan percobaan, larutan tabung A berbau asam tetapi tidak seperti bau tapai
kemudian setelah percobaan larutan padatabungA berbau asam seperti bau tapai yang
disebabkan oleh C2H5OH. Hal ini terjadi karena adanya reaksi Reaksi Ca(OH).
Ca(OH)2+CO2 CaCO3+H2O

d. Gelembung
Pada awal percobaan belumt erlihat gelembung, tetapi baru setelah dilakukan percobaan
ternyata menghasilkan gelembung yang sangat banyak sehingga gelembung dari tabung A
mampu mengalir menuju tabung B melalui pipa U. Pada tabung yang kami amati, kenaikan
gelembung dari permukaan larutan setinggi 3,5cm. Hal ini terjadi karena adanya
perkembangan ragi pada tabungA yang dibarengi dengan penambahan suhu.

6. Menurut Anda kapan peristiwa fermentasi akan berakhir? Jelaskan dengan dua alasan!
Jawab:
Fermentasi akan terhenti ketika mencapai suhu 50C, karena pada suhu ini
mikroorganisme tersebut tidak dapat hidup dalam suhu 50 C keatas. Mikroorganisme
mempunyai temperatur maksimal, optimal, dan minimal untuk

pertumbuhannya.Temperatur optimal untuk yeast berkisarantara 25-30 C dan temperatur


maksimal antara 35-47 C. Dan untuk yeast, pH optimal untuk pertumbuhannya ialah
berkisar antara 4,0 sampai 4,5. Pada pH 3,0 atau lebih rendah lagi fermentasi alkohol akan
berjalan dengan lambat bahkan terhenti.
7. Tuliskan persamaan reaksi peristiwa fermentasi yang Anda praktekkan kali ini!
Jawab: C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2+2ATP

Anda mungkin juga menyukai

  • Aceto Orcein
    Aceto Orcein
    Dokumen2 halaman
    Aceto Orcein
    nurulnuraini95
    Belum ada peringkat
  • Teori Atom
    Teori Atom
    Dokumen11 halaman
    Teori Atom
    nurulnuraini95
    Belum ada peringkat
  • Karya Semi Ilmiah
    Karya Semi Ilmiah
    Dokumen2 halaman
    Karya Semi Ilmiah
    nurulnuraini95
    Belum ada peringkat
  • Asam Asetat
    Asam Asetat
    Dokumen2 halaman
    Asam Asetat
    nurulnuraini95
    Belum ada peringkat
  • Aceto Orcein
    Aceto Orcein
    Dokumen2 halaman
    Aceto Orcein
    nurulnuraini95
    Belum ada peringkat
  • Flood
    Flood
    Dokumen2 halaman
    Flood
    nurulnuraini95
    Belum ada peringkat