Anda di halaman 1dari 2

Pembuatan Preparat Mitosis dengan Metode Pewarnaan

Aceto Orcein
Mikroteknik

Pembuatan preparat mitosis maupun meiosis bertujuan untuk mempelajari fasefase pembelahan sel. Preparat ini sangat cocok untuk ditrerapkan untuk proses
pembelajaran baik di sekolah maupun di perguruan tinggi. Pembuatan preparat
dengan menggunakan metode pewarnaan hematoksilin sebelumnya sudah saya
ulas (klik di sini) dengan menggunakan akar bawang merah yang mana selnya
memilki kromosom 2n=16.
Dalam metode ini saya masih menggunakan bawang merah sebagai contoh
untuk pembuatan preparat mitosis. Penggunaan bawang merah dalam kegiatan
pengamatan fase-fase mitosis memiliki keunggulan yakni harganya murah,
mudah dalam penyimpanan serta penanganannya, ujung akarnya cocok
digunakan untuk evaluasi mikroskopik pada level kromosomal, serta memiliki
kondisi sitologis yang bagus dalam selnya. Penggunaan bawang merah juga
memiliki keunggulan yakni memiliki ukuran kromosom yang besar, sudah
diketahui rentang waktu mitosisnya, dan mudah didapat.
Metode preparatif pembuatan preparat pejetan mitosis diawali dengan praperlakuan yakni dengan cara pemberian larutan prafiksasi berupa larutan
kolkisin 0,03% dan pendinginan pada suhu 4C selama 24 jam. Pemberian
larutan kolkisin pada konsentrasi yang rendah pada saat pra-perlakuan akan
menghentikan kromosom pada fase metafase serta bertujuan agar kromosom
lebih memadat dan menyebar. Sementara proses pendinginan bertujuan agar
kromosom mengalami pemendekan sehingga mudah diamati. Jika tidak ada
kolkisin, maka prafiksasi bisa diabaikan saja.
Setelah tahapan prafiksatif, kemudian dilakukan tahapan fiksasi akar bawang
merah dengan menggunakan larutan asam asetat glasial 45%. Penggunaan
asam asetat sebagai larutan fiksatif bertujuan agar mempermudah penetrasi
serta menghasilkan ion-ion yang mempermudah pengikatan dengan reagen yang
lain. Disamping itu juga asam asetat mampu menonaktifkan enzim-enzim dalam
sel.

Kemudian tahap selanjutnya setelah fiksasi adalah maserasi dengan cara


merendam akar bawang merah ke dalam larutan HCl 1N. Larutan HCl tersebut
berfungsi untuk menghidrolisis dinding sel agar menjadi lunak dan mudah
dipejet pada saat pembuatan preparat pejetan (squash). Penggunaan larutan HCl
juga bertujuan untuk menghilangkan RNA dari sel . Selama proses maserasi
dengan merendam larutan HCl 1N juga diinkubasi pada oven dengan suhu 55C
selama 5 menit dengan tujuan untuk meningkatkan laju reaksi hidrolisis oleh HCl
pada proses maserasi.
Usai dimaserasi, maka sampel akar bawang merah diberi pewarna aceto orcein.
Proses pewarnaan ini bertujuan untuk mewarnai kromosom agar nampak jelas
ketika dilakukan pengamatan fase-fase mitosis. Beberapa jenis tanaman
menghasilkan pewarnaan yang lebih bagus dengan menggunakan aceto orcein
bila dibandingkan dengan pewarna Fuelgen. Pewarna tersebut sangat baik
digunakan pada tanaman dengan jumlah kromosom yang sedikit. Kromosom
akan terwarnai dengan jelas dan sitoplasma nampak jelas. Proses pewarnaan
berlangsung sekitar 30 menit dan setelah itu dilakukan proses pejetan untuk
proses pengamatan sel-sel akar bawang merah. Hasil pejetan yang Saya peroleh
dalam pengamatan antara lain ditemukan fase profase, prometafase, metafase,
anafase, dan telofase (Gambar 1).

Anda mungkin juga menyukai