Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi Antropometri
Antropometri berasal dari kata anthropos yang berarti manusia dan
metros yang berarti ukuran. Istilah tersebut berasal dai Bahasa Yunani. Jadi
dapat diartikan bahwa antropometri adalah ukuran dari tubuh. Antropometri
merupakan pengetahuan mengenai pengukuran dimensi tubuh manusia dan
karakteristik khusus lain dari tubuh yang relevan dengan perancangan alat
alat atau benda-benda yang digunakan oleh manusia.
Untuk mndapatkan suatu perancangan yang optimum dari suatu ruang
dan fasilitas, maka faktor-faktor seperti panjang dari suatu dimensi tubuh
baik dalam posisi statis maupun dinamis harus diperhatikan. Hal yang lain
dan perlu diamati adalah berat dan pusat masa dari suatu segmen atau bagian
tubuh, bentuk tubuh, jarak untuk pergerakan melingkar dari tangan dan kaki,
dan sebagainya. Berikut akan dijelaskan mengenai pengertian antropometri
statis dan antropometri dinamis.
Antropometri statis adalah pengukuran dilakukan saat manusia dalam
kondisi diam dan linier pada permukaan tubuh. Dimensi yang diukur pada
antropometri statis diambil secara linier (lurus) dan dilakukan di permukaan
tubuh. Agar hasil pengukuran reresentatif, maka pengukuran harus
dilakukan dengan metode tertentu terhadap berbagai individu, dan tubuh
harus dalam keadan diam.
Dalam antropometri statis

ini

terdapat

beberapa

faktor

yang

mempengaruhi dimensi tubuh manusia, yaitu sebagai berikut :


1. Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar
20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Untuk lansia yang
berumur sekitar 60 tahun, ada kecenderungan untuk berkurang.
2. Jenis kelamin
Pada umumnya laki-laki mempunyai struktur yang lebih besar dari
perempuan, kecuali dada dan pinggulnya.
3. Suku bangsa dan ras

Ukuran tubuh manusia yang berbeda etnis dan ras mempunyai perbedaan
yang signifikan.
4. Pekerjaan
Aktivitas sehari hari juga menyebabkan perbedaan ukuran tubuh
manusia. Contohnya : Pemain basket biasanya memiliki struktur tubuh
yang lebih tinggi daripada orang biasa.
Sedangkan Antropometri dinamis adalah pengukuran dilakukan dengan
memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja atau
individu melakukan gerakannya. Sehingga lebih kompleks dan lebih sulit
untuk diukur.
Dalam antropometri dinamis terdapat 3 kelas pengukurannya yaitu :
1. Pengukuran tingkat keterampilan. Sebagai pendekatan untuk mengerti
keadaan mekanis dari suatu aktifitas. Contoh : dalam mempelajari
performa atlet.
2. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja. Contoh :
jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif saat bekerja yang
dilakukan dengan berdiri atau duduk.
3. Pengukuran variabilitas kerja. Contoh : analisis kinematika dan
kemampuan jari jari tangan dari seorang juru ketik atau operator
komputer.
Antopometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur
dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidak seimbangan ini
terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti
lemak, otot, dan jumah air dalam tubuh.
B. Kelebihan Antropometri
Beberapa syarat yang mendasari penggunaan antopometri adalah :
1. Alatnya mudah didapat dan digunkan, seperti dacin, pita lingkar lengan
atas, mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri
dirumah.
2. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif

3. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga profesional, juga oleh


tenaga lain setelah dilatih untuk itu.
4. Biaya relatif murah
5. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas
6. Secara alamiah diakui kebenarannya
Selain itu, kelebihan antropometri gizi adalah :
1. Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel
yang besar
2. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli
3. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di
daerah setempat
4. Tepat dan akurat, karena dapat dibakukan
5. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau
6. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang dan buruk
karena sudah ada ambang batas yang jelas
7. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu atau dari
satu generasi ke generasi berikutnya
8. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan gizi
C. Kekurangan Antropometri
1. Tidak sensitif, artinya tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu
singkat serta tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu
seperti zink dan Fe
2. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi)
dapat menurunkan spesifikasi dan sensitifitas pengukuran antropometri
3. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi
presisi, akurasi dan validitas pengukuran antropometri.
D. Ukuran dalam Antropometri
Adalah pengukuran dari beberapa parameter. Indeks antropometri
merupakan rasio dari suatu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran
atau yang dihubungkan dengan umur.
Terdapat beberapa indeks antropometri, antara lain:
1. BB/U (Berat Badan terhadap Umur)
Kelebihan:
a. Lebih mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat
b. Baik untuk mengukur status gizi akut dan kronis
c. Indikator status gizi kurang saat sekarang
d. Sensitif terhadap perubahan kecil
e. Growth monitoring

f. Pengukuran yang berulang dapat mendeteksi growth failure karena


infeksi atau KEP
g. Dapat mendeteksi kegemukan (overweight)
Kekurangan:
a. Kadang umur secara akurat sulit didapat
b. Dapat menimbulkan interpretasi keliru bila terdapat edema maupun
asites
c. Memerlukan data umur yang akurat terutama untuk usia balita
d. Sering terjadi kesalahan dalam pengukruan, seperti pengaruh pakaian
atau gerakan anak saat ditimbang
e. Secara operasional: hambatan sosial budaya, tidak mau menimbang
anak karena seperti barang dagangan
2. TB/ U (Tinggi Badan terhadap Umur)
Menurut Beaton dan Bengoa (1973) indeks TB/U dapat memberikan
status gizi masa lampau dan status sosial ekonomi.
Kelebihan:
a. Baik untuk menilai status gizi masa lampau
b. Alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa
c. Indikator kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa
Kekurangan:
a. TB tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin turun
b. Diperlukan 2 orang untuk melakukan pengukuran, karena biasanya
anak relatif sulit berdiri tegak
c. Ketepatan umur sulit didapat
3. BB/ TB (Berat Badan terhadap Tinggi Badan)
BB memiliki hubungan linear dengan TB. Dalam keadaan normal
perkembangan BB searah dengan pertumbuhan TB dengan kecepatan
tertentu.
Kelebihan:
a. Tidak memerlukan data umur
b. Dapat membedakan proporsi badan (gemuk, normal, kurus)
c. Dapat menjadi indikator status gizi saat ini (current nutrition status)
Kekurangan:
a. Karena faktor umur tidak dipertimbangkan, maka tidak dapat
memberikan gambaran apakah anak pendek atau cukup TB atau
kelebihan TB menurut umur
b. Operasional: sulit melakukan pengukuran TB pada balita
c. Pengukuran relatif lebih lama

d. Memerlukan 2 orang untuk melakukannya


e. Sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran,
terutama bila dilakukan oleh kelompok nonprofessional
4. Lila/ U (Lingkar Lengan Atas terhadap Umur)
Lingkar lengan atas (LLA) berkorelasi dengan indeks BB/U maupun
BB/TB. Seperti BB, LLA merupakan parameter yang labil karena dapat
berubah-ubah cepat, karenanya baik untuk menilai status gizi masa kini.
Perkembangan LLA (Jellife`1996):
a. Pada tahun pertama kehidupan
: 5.4 cm
b. Pada umur 2-5 tahun
: <1.5 cm
c. Kurang sensitif untuk tahun berikutnya
Penggunaan LLA sebagai indikator status gizi, disamping digunakan
secara tunggal, juga dalam bentuk kombinasi dengan parameter lainnya
seperti LLA/U dan LLA/TB (Quack Stick).
Kelebihan:
a. Indikator yang baik untuk menilai KEP berat
b. Alat ukur murah, sederhana, sangat ringan, dapat dibuat sendiri,
kader posyandu dapat melakukannya
c. Dapat digunakan oleh orang yang tidak membaca tulis, dengan
memberi kode warna untuk menentukan tingkat keadaan gizi
Kekurangan:
a. Hanya dapat mengidentifikasi anak dengan KEP berat
b. Sulit menemukan ambang batas
c. Sulit untuk melihat pertumbuhan anak 2-5 tahun
5. Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT digunakan berdasarkan rekomendasi FAO/WHO/UNO tahun
1985: batasan BB normal orang dewasa ditentukan berdasarkan Body
Mass Index (BMI/IMT). IMT merupakan alat yang sederhana untuk
memantau status gizi orang dewasa (usia 18 tahun ke atas), khususnya
yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan BB. IMT tidak dapat
diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan. Juga
tidak dapat diterapkan pada keadaan khsusus (penyakit) seperti edema,
asites dan hepatomegali.
Masa Tubuh (IMT):
IMT =
BB (kg)
TB2 (m)

Batas Ambang IMT menurut FAO membedakan antara laki-laki


(normal

20,1-25,0) dan

perempuan

(normal

18,7-23,8). Untuk

menentukan kategori kurus tingkat berat pada laki-laki dan perempuan


juga ditentukan ambang batas. Di Indonesia, dimodifikasi berdasarkan
pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang.
Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia
Kurus
Normal
Gemuk

Kategori
IMT
Kekurangan BB tingkat berat < 17,0
Kekurangan BB tingkat ringan 17,0-18,5
> 18,7-25,0
Kelebihan BB tingkat ringan > 25,0-27,0
Kelebihan BB tingkat berat
> 27,0

6. Tebal Lemak Bawah Kulit menurut Umur


Pengukuran lemak tubuh melalui pengukuran ketebalan lemak
bawah kulit (skinfold) dilakukan pada beberapa bagian tubuh, misalnya:
lengan atas (tricep dan bicep), lengan bawah (forearm), tulang belikat
(subscapular), di tengah garis ketiak (midaxillary), sisi dada (pectoral),
perut (abdominal), suprailiaka, paha, tempurung lutut (suprapatellar),
pertengahan tungkai bawah (medial calv).
Lemak dapat diukur secara absolut (dalam kg) dan secara relatif (%)
terhadap berat tubuh total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi
ditentukan oleh jenis kelamin dan umur. Lemak bawah kulit pria 3.1 kg,
wanita 5.1 kg
7. Rasio Lingkar Pinggang dan Pinggul
Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan
metabolisme, termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi
asam lemak bebas, dibanding dengan banyaknya lemak bawah kulit pada
kaki dan tangan. Perubahan metabolisme memberikan gambaran tentang
pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan perbedaan distribusi
lemak tubuh.
Ukuran yang umur digunakan adalah rasio lingkar pinggang-pinggul.
Pengukuran lingkar pinggang dan pinggul harus dilakukan oleh tenaga
terlatih dan posisi pengukuran harus tepat, karena perbedaan posisi

pengukuran memberikan hasil yang berbeda. Rasio lingkar pinggangpinggul untuk perempuan: 0.77, laki-laki: 0.90 (Seidell dkk, 1980).
Suatu studi prospektif menunjukkan rasio pinggang-pinggul
berhubungan dengan penyakit kardiovaskular. Rasio lingkar pinggang
dan pinggul penderita penyakit kardiovaskular dengan orang sehat 0.938
dan 0.925
E. Jenis-jenis Ukuran Antropometri
1. Berat Badan (BB)
Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran
massa tubuh. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat
labil. Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan
keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan gizi terjamin, maka berat
badan berkembang mengikuti pertambahan umur. Berat badan
menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air, dan mineral pada
tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein
otot menurun. Berat badan merupakan ukuran antometri yang terpenting
dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan
digunakan untuk mendiagnosa bayi normal.
2. Tinggi Badan (TB)
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan
keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal tinggi badan
tumbuh seiring dengan pertambahan umur. Tinggi badan dapat diukur
dalam keadaan berdiri tegak lurus, tanpa alas kaki, kedua tangan merapat
ke badan, punggung dan pantat menempel pada dinding dan pandangan
diarahkan ke depan. Kedua tangan bergantung relaks disamping badan.
Potongan kayu (atau logam), bagian dari alat pengukur tinggi badan
digeser, kemudian diturunkan hingga menyentuh bagian atas (verteks)
kepala. Sentuhan harus diperkuat jika subjek berambut tebal
3. Lingkar Lengan Atas
Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Lingkar lengan
atas merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena
mudah, murah dan cepat. Tidak memerlukan data umur yang terkadang
susah diperoleh. Memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot
dan lapisan lemak bawah kulit.

Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan jaringan


lemak dan otot yang tidak berpengaruh oleh keadaan cairan tubuh dan
berguna untuk menilai keadaan gizi dan pertumbuhan.
Cara pengukuran lingkar lengan atas sebagai berikut :
a. Persiapkan pita pengukur
b. Pilih lengan kiri (karena lengan kanan yang paling sering berfungsi).
c. Posisikan lengan 90 mengarah ke atas
d. Tetapkan posisi bahu dan siku
e. Letakkan pita pengukur antara bahu dan siku untuk menentukan titik
tengah lengan dengan cara membagi hasil ukuran panjanga antara
siku dan bahu.
f. Lingkarkan meteran pada titik tengah lengan
g. Meteran jangan terlalu di ketatkan namun jangan juga terlalu
longgar.
4. Lingkar Kepala
Secara normal, pertambahan ukuran lingkar pada setiap tahap relatif
konstan dan tidak dipengaruhi oleh faktor ras, bangsa dan letak
geografis. Saat lahir, ukuran lingkar kepala normalnya adalah 34-35 cm.
Kemudian akan bertambah sebesar + 0,5 cm/bulan pada bulan pertama
atau menjadi + 44cm. Pada bulan pertama ini, pertumbuhan kepala
paling cepat dibandingkan dengan tahap berikutnya, kemudian tahuntahun pertama lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm/tahun,
setelah itu sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah + 10
cm. Adapun cara pengukuran lingkar kepala adalah :
a. Menyiapkan pita pengukur (meteran)
b. Melingkarkan pita pengukur pada daerah glabella (frontalis) atau
supra orbita bagian anterior menuju oksiput pada bagian posterior.
Kemudian tentukan hasilnya
c. Mencantumkan hasil pengukuran pada kurva lingkar kepala
5. Lingkar Dada
Pengukuran lingkar dada dilakukan pada saat bernapas biasa (mid
respirasi) pada tulang Xifoidius (insicura substernalis). Pengukuran
lingkar dada ini dilakukan dengan posisi berdiri pada anak yang lebih
besar, sedangkan pada bayi dengan posisi berbaring. Cara pengukuran
lingkar dada adalah :
a. Menyiapkan pita ukur
b. Melingkarkan pita pengukur pada daerah dada

c. Mencatat hasil pengukuran


6. Panjang Lutut
Tinggi lutut erat kaitannya dengan tinggi badan, sehingga data tinggi
badan didapatkan dari tinggi lutut bagi orang tidak dapat berdiri atau
lansia. Pada lansia digunakan tinggi lutut karena pada lansia terjadi
penurunan masa tulang, bertambah bungkuk, sehimgga bertambah sukar
untuk mendapatkan data tinggi badan akurat. Data tinggi badan lansia
dapat menggunakan formula atau nomogram bagi orang yang berusia >
59 tahun.
Pria : (2.02 x tinggi lutut (cm)) (0.04 x umur (tahun)) + 64.19
Wanita : (1.83 x tinggi lutut (cm)) (0.24 x umur (tahun)) + 84.88
7. Lingkar Perut
Pengukuran lingkar erut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
obesitas abdominal atau sentral. Jenis obesitas ini sangat berpengaruh
terhadap kejadian penyakit kardiovaskuler dan diabetes mellitus. Cara
pengukuran :
a. Responden membuka pakaian yang sekiranya perlu
b. Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling bawah
c. Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal paha atau pinggul
d. Tetapkan titik tengah diantara titik tulang rusuk terakhir titik ujung
lengkung tulang pangkal paha atau panggul dan tandai titik tengah
tersebut dengan alat tulis.
e. Minta reponden untuk berdiri tegak dan bernafas dengan normal
f. Lakukan pengukuran lingkar perut dimulai dari titik tengah
kemudian secara sejajar horizontal melingkari pinggang dan perut
kembali menuju titik tengah diawal pengukuran.
8. Tekanan Darah
Pengukuran ini untuk mendapatkan data tekanan darah tinggi pada
penduduk yang berumur lebih dari 15 tahun. Beberapa langkah
pengukuran pemeriksaan tekanan darah adalah sebagai berikut :
a. Pasang manset pada lengan atas, dengan batas bawah manset 2-3 cm
dari lipat siku dan perhatikan posisi pipa manset yang akan menekan
tepat diatas denyutan arteri di lipat siku
b. Letakkan stetoskop tepat di atas arteri brakialis
c. Rabalah pulsasi arteri pada pergelangan tangan
d. Pompalah manset hingga tekanan manset mencapai 30 mmHg
setelah pulsasi arteri radialis menghilang

e. Bukalah katup manset dan tekanan manset dibiarkan turun perlahan


dengan kecepatan 2-3 mmHg/detik
f. Bila bunyi pertama terdengar, itu sebagai tekanan sistolik
g. Turunkan tekanan manset sampai 0 mmHg, kemudian lepaskan
manset
9. Suhu
Nilai suhu tubuh dipengarui metabolism tubuh dan aliran darah, serta
hasil pengukuran akan berbeda sesuai dengan tempat pengukuran. Suhu
tubuh dapat diketahui dengan menggunakan alat thermometer.
Pengukuran suhu dapat dilakukan dengan cara :
1. Axiler
Cara pengukurannya adalah :
a. Keringat pada ketiak dikeringkan
b. Ujung thermometer diletakkan pada puncak ketiak
c. Tunggu sampai 5-10 menit
d. Baca hasil pengukurannya
2. Oral
Cara pengukurannya adalah :
a. Ujung thermometer dibersihkan dengan alcohol
b. Ujung thermometer diletakkan di bawah lidah
c. Mulut ditutup
d. Diamkan selama 5 menit
e. Baca hasilnya
3. Rectal
Cara pengukurannya adalah
a. Ujung thermometer sedikit diberi pelican
b. Ujung air raksa dimasukkan ke anus
c. Pembacaan hasil dilakukan setalah 5 menit

Anda mungkin juga menyukai