Rini Marini
Rini Marini
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu upaya
untuk membina manusia agar menjadi warga
negara yang baik dan berkepribadian sesuai
dengan
tujuan
Pendidikan
Nasional
berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Tujuan
Pendidikan Nasional yang tercantum di dalam
Bab II Pasal 3 Undang-Undang No. 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
bahwa:
Pendidikan Nasional bertujuan untuk
berkembang-nya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab
Dalam rangka mewujudkan tujuan
Pendidikan Nasional tersebut keluarga
terutama orang tua sangat berpengaruh
terhadap perkembangan pendidikan anak, agar
anak memiliki kepribadian. Kepribadian
merupakan aspek kependidikan yang harus
dikembangkan pada setiap manusia mulai dari
usia dini sebagai titik awal agar peserta didik
dapat
mengembangkan
dirinya
lebih
sempurna. Dalam hal ini inti perubahan
pendidikan adalah perkembangan moral anak.
Menurut Zakiah Daradjat (1988:63) Perilaku
moral adalah Kelakuan yang sesuai dengan
ukuran-ukuran/nilai-nilai masyarakat, yang
timbul dari hasil dan bukan paksaan dari luar,
yang disertai pula oleh rasa tanggung jawab
atas kelakuan/tindakan tersebut. Tindakan itu
haruslah mendahulukan kepentingan umum
daripada kepentingan sendiri. Perilaku moral
akan menuju kepada pengertian akhlak (Moral
Islam), sehingga perilaku moral dalam
penelitian ini diartikan sebagai manifestasi
sikap seseorang dalam perbuatannya seharihari, baik terhadap Tuhan, sesama manusia
atau terhadap lingkungan.
Faktor pendidikan orang tua dalam
keluarga sangat penting, karena tingkat
pendidikan orang tua mempunyai pengaruh
terhadap cara mereka mendidik anak-anak,
dengan berbekal pengalaman pendidikan yang
ditempuh maka, setiap orang tua akan
berusaha membimbing dan mengarahkan anak
sebaik-baiknya.
C. Konsep Kemandirian
1. Makna kemandirian
Konsep tentang kemandirian akan
menunjuk pada perkembangan diri,
karena diri merupakan inti dari
kemandirian. Konsep yang berkenaan
dengan diri seperti self actualization
(Meslow, the creative self (Adler) ego
integrity konsep tentang diri tersebut
tidak
selalu
merujuk
kepada
kemandirian. Kemandirian merupakan
salah satu ciri dari kedewasaan, orang
yang mandiri memiliki kemauankemauan dan kemampuan berupaya
untuk memenuhi tuntutan kebutuhan
hidupnya secara sah, wajar dan
bertanggung jawab. Orang yang mandiri
pun tidak identik dengan orang yang
memiliki sifat individualistic.
2. Ciri-Ciri Kemandirian
Menurut Jassin Tuloli (1991) orang
yang mandiri adalah orang yang hidup
di tengah-tengah masyarakat yang
bekerja sama dengan masyarakat
sekitarnya, namun memiliki tanggung
jawab
untuk
memiliki
tuntutan
kebutuhan hidupnya secara wajar,
perkembangan kemandirian berasal dari
dalam diri anak seperti jenis kelamin,
usia
maupun
pendidikan
dan
perkembangan yang berasal dari
pendidikan
atau
pembentukan
lingkungan termasuk orang tua.
David
Krech
(1972)
mengemukakan bahwa, anak yang tidak
tergantung pada orang tua memiliki
mobilitas tinggi mengenai aspirasi dan
pendidikannya, sedangkan yang sangat
bergantung kepada orang tuanya
memiliki mobilitas aspirasi rendah.
Karena itu mandiri mempunyai makna
tanggung jawab, tidak menyita hak-hak
orang lain mampu memenuhi tuntutan
kebutuhan pokok minimal, punya
keberanian untuk mengambil resiko.
3. Fungsi Kemandirian
Muhamad Surya dalam Agus
Winarti, (1994 : 45-47) mengemukakan
pribadi yang mandiri mempunyai fungsi
pokok, yaitu :
1. Fungsi kemandirian yang pertama,
mengenal diri sendiri dan lingkungan
2.
3.
4.
5.
PROSEDUR PENELITIAN
A. A. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah totalitas semua nilai
yang mungkin baik hasil menghitung
maupun pengukuran kuantitatif atau secara
kualitatif daripada karakteristik tertentu
mengenai sekumpulan objek yang jelas
dan lengkap. Sedangkan sampel adalah
kesatuan-kesatuan yang langsung dijadikan
sumber data yang dikumpulkan. Populasi
orang tua yang mempunyai anak usia balita
di lingkungan UPTD SKB Kota Cimahi
sebanyak 50 orang. Sampel adalah wakil
dari populasi yang cukup besar jumlahnya
dengan
tujuan
untuk
memperoleh
keterangan mengenai objek, dengan jalan
mengamati sebagian saja dari populasi.
(Kartini Kartono 1982:155). Adapun yang
menjadi sampel dalam penelitian ini adalah
orang tua yang mempunyai anak usia balita
di lingkungan UPTD SKB Kota Cimahi
sebanyak 25 orang.
B. Metode dan Teknik Penelitian
Dalam
penelitian
ini
penulis
menggunakan metode deskriptif kualitatif
seperti yang dikemukakan oleh Winarno
Surakhmad dalam (Neni Rochanah
2003:14) yaitu : Suatu cara untuk
menyimpulkan fenomena atau masalahmasalah yang aktual dengan cara
menyusun, mengklarifikasikan data, serta
menyimpulkan.
Adapun teknik pengumpulan data
penelitian yang dipergunakan adalah
sebagai berikut:
1. Observasi
2. Angket
3. Wawancara.
4. Studi Kepustakaan
C. Langkah-Langkah Pengumpulan Data
1. Penyusunan angket
2. Uji coba angket
3. Revisi Angket
4. Penyebaran Angket
D. Langkah-langkah Pengolahan Data
Setelah angket terkumpul kembali
penulis melanjutkan pada langkah-langkah
pengelolaan data. Adapun langkah-langkah
pengolahan data yang dapat dilaksanakan
adalah sebagai berikut:
1. Editing
Editing dilaksanakan sebagai suatu
kegiatan dalam pengecekan data yang
masuk.
2. Klasifikasi Data
Pada tahap ini data yang sudah diseleksi
kemudian dikelompokan sesuai aspek
serta indikator yang diteliti.
3. Menghitung Frekuensi
Menjumlahkan jawaban dari masingmasing kategori atau setiap alternatif
jawaban dari pertanyaan, hal ini akan
memudahkan dalam langkah tabulasi
yang perhitungannya dilakukan dengan
cara tally.
4. Tabulasi Data
Setelah data dihitung berdasarkan secara
tally diatas maka hasilnya dimasukan
kedalam tabel yang sudah dibuat dengan
maksud
untuk
mempermudah
pengolahan berikutnya.
5. Persentase Data
Memprosentasikan data dari setiap
alternatif jawaban yang telah ditabelkan
sehingga dapat ditarik kesimpulan dari
jumlah alternatif jawaban benar
prosentasenya dari jawaban yang sama.
6. Penapsiran dan Analisa Data
Memberikan penapsiran dan analisa
pada masing-masing alternatif jawaban
dari
setiap
pertanyaan
dengan
menggunakan kriteria sebagai berikut:
0%
= Tidak seorangpun
1% -24%
= Sebagian kecil
25% - 49% = Hampir setengahnya
50%
= Setengahnya
51% - 74% = Lebih setengahnya
75% - 99% = Sebagian besar
100%
= Seluruhnya
3. Tingkat Pendidikan
Tabel 4.2
Keadaan Penduduk Menurut Tingkat
Pendidikan
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Jenis
f
Pra SD
701
Tamat SD/sederajat
1.967
Tamat SLTP
175
Tamat SMA
86
Tamat Perguruan Tinggi
24
Putus SD
187
Putus SLTP
125
Putus SMA
24
Jumlah
3.445
Sumber : Profil Kelurahan Cipageran 2011
4. Mata Pencaharian Penduduk
Tabel 4.3
Mata Pencaharian Penduduk
Tabel 4.1
Keadaan Penduduk Berdasarkan
Usia Dan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
0 12 bln
62
54
13 bln 4 thn
119
131
5 6 thn
41
53
7 12 thn
354
462
13 15 thn
186
169
16 18 thn
205
198
19 25 thn
255
400
26 35 thn
717
528
36 45 thn
429
580
46 25 thn
156
154
51 60 thn
145
156
61 75 thn
43
79
> 76 thn
107
104
Jumlah
2.125
2.053
Sumber : Profil Kelurahan Cipageran
2011
Umur
f
116
225
94
816
355
403
885
1245
1009
310
301
122
211
4.190
No.
1
2
3
4
5
6
Jenis
f
Petani
34
Peternak
11
Pengrajin
15
Karyawan swasta
144
Pedagang
288
PNS
2.306
Jumlah
2.787
Sumber : Profil Kelurahan Cipageran 2011
B. Hasil Analisis Data
1. Deskripsi Responden
Responden yang dijadikan sumber
data sampel penelitian ini adalah warga
masyarakat yang berada di lingkungan
UPTD SKB Kota Cimahi yang berada
di wilayah Kelurahan Cipageran
Kecamatan Cimahi Utara sebanyak 25
orang, adapun hasil hasil penelitian
akan digambarkan dan dijelaskan pada
tabel tabel berikut:
Tabel 4.4
Identitas Responden Berdasarkan Usia
Di kelurahan Cipageran
No.
1
2
3
4
Golongan Usia
25 59 tahun
40 49 tahun
30 39 tahun
20 29 tahun
Jumlah
Sumber : Angket Bagian I no. 1
c.
d.
f
2
15
5
3
25
Tabel 4.8
Tanggapan Responden Mengenai Tujuan
Pola Asuh Yang Diberikan Orang Tua
Kepada Anak Balitanya
Tabel 4.5
Identitas Responden Berdasarkan Tingkat
Pendidikan
No
1
2
3
4
Tingkat Pendidikan
Perguruan Tinggi
Tamat SLTA
Tamat SLTP
Tamat SD
Jumlah
Sumber : Angket Bagian I No. 2
No
a.
b.
Alternatif jawaban
f
%
Menumbuhkan kemandirian
17 68
Memberikan dasar pendidikan bagi
anak
1
4
c. Mengembangkan daya kreasi dan
kreativitas terhadap anak
7 28
d. Menjadi tolak ukur pendidikan
diluar
0
Jumlah
25 100
Sumber : Angket Penelitian Bagian A No. 2
Jumlah
7
11
4
3
25
Tabel 4.9
Tanggapan Responden Mengenai Pola
Interaksi Orang Tua Dalam Upaya
Menumbuhkan Kemandirian Anak
Balitanya
Tabel 4.6
Identitas Responden Berdasarkan Mata
Pencaharian
No
1
2
3
4
Mata Pencaharian
Jumlah
Pegawai Negeri
6
Pegawai Swasta
5
Buruh
4
Ibu Rumah Tangga
10
Jumlah
25
Sumber : Angket Bagian I No. 3
No
a.
b.
c.
d.
Alternatif jawaban
f
%
Pola Kemitraan dan Pola Teman
19 76
Pola guru
0
Pola demokrasi
6 24
Pola diktator
0
Jumlah
25 100
Sumber : Angket Penelitian Bagian A No. 3
2. Hasil Penelitian
Pemecahan
masalah
dalam
penelitian ini, pembahasan hasil
penelitian ini penulis bagi dalam tiga
permasalahan sesuai dengan pertanyaan
penelitian, yaitu :
No
a.
Tabel 4.7
Tanggapan Responden Mengenai Faktor
Pendukung Tumbuhnya Kemandirian
b.
No
a.
b.
Alternatif jawaban
Bimbingan dan arahan orang tua
Sarana dan prasarana yang
memadai
12
8
100
f
12
%
48
32
c.
Alternatif Jawaban
f
Tentu, kemandirian anak merupakan 19
hasil bimbingan dan arahan orang
tua
Kemandirian anak tidak selalu 2
tergantung hasil bimbingan dan
arahan orang tuanya
Kemandirian anak sangat ditentukan 3
oleh pola pikir anak itu sendiri
%
76
12
d.
b.
Memberikan
nasihat
jika
4
diperlukan
4 16
100 c. Memberikan sarana hiburan bagi
anak-anak
3 12
d. Mengekang kebebasan anak
2
8
Jumlah
25 100
Sumber : Angket Penelitian Bagian C No. 17
Tabel 4.19
Tanggapan Responden Mengenai
Kemandirian
Anak Balita Dalam Bermain Khususnya
Memanfaatkan Permainan
No
a.
b.
c.
d.
Alternatif Jawaban
f
Ada
5
Tidak ada
Kurang berpengaruh
4
Keharmonisan orang tua sangat
berpengaruh pada kemandirian
anak balita
16
Jumlah
25
Sumber : Angket Penelitian Bagian B No. 13
%
20
0
16
64
100
3. Analisis
Data
mengenai
kecenderungan pola asuh yang
digunakan oleh orang tua dalam
menumbuhkan kemandirian pada
anak usia 3 - 5 tahun
Tabel 4.22
Tanggapan Responden Mengenai Bentuk
Pola Asuh
Yang Diberikan Orang Tua Kepada Anak
Balitanya
No
Alternatif Jawaban
f
a. Memberikan contoh berkemandi- 16
rian yang baik
b. Memberikan nasehat
4
c. Memberikan pujian jika anak
berlaku benar
3
d. Memberikan hukuman jika anak
berlaku salah
2
Jumlah
25
Sumber : Angket Penelitian Bagian C No. 16
%
64
16
12
8
100
Tabel 4.23
Tanggapan Responden Mengenai Cara
Orang Tua Melakukan Pendidikan Kepada
Anak Balitanya
No
Alternatif Jawaban
f
a. Memberikan
contoh
dan 16
memberikan
nasihat
dalam
berbagai
kegiatan
dan
kesempatan
%
64
Tabel 4.25
Tanggapan Responden Mengenai Bentuk
Pola Asuh
Yang Sering Digunakan Orang Tua
No
a.
Alternatif Jawaban
f
%
Memberikan
contoh 16 64
berkemandirian yang baik
b. Memberikan nasihat
4 16
c. Memberikan pujian jika anak
berlaku benar
3 12
d. Memberikan hukuman jika anak
berlaku salah
2
8
Jumlah
25 100
Sumber : Angket Penelitian Bagian C No. 19
Setelah
penulis
melakukan
penganalisaan terhadap hasil tanggapan
responden terhadap pola asuh orang tua dalam
menumbuhkan kemandirian dapat disimpulkan
bahwa bentuk pola asuh yang diberikan orang
tua kepada anak adalah dengan memberikan
contoh berkemandirian yang baik dan juga
memberikan contoh dan memberikan nasihat
dalam berbagai kegiatan dan kesempatan.
Sementara itu, bentuk pola asuh lain yang
diberikan orang tua kepada anak balitanya
adalah dengan melakukan kegiatan keseharian
yang bersifat mandiri seperti mandi, makan,
berpakaian dan bermain.
KESIMPULAN
Pola
asuh
orang
tua
dalam
menumbuhkan sikap mandiri pada anak balita
telah berjalan dengan baik, melalui pola
interaksi kemitraan dan teman agar anak
balitanya tidak merasa canggung dan takut
para orang tua melakukan bimbingan dan
arahan kepada anak balitanya dengan tujuan
menumbuhkan sikap mandiri.
Pola asuh yang diberikan orang tua kepada
anak dengan memberikan contoh sikap
mandiri yang baik dan memberikan nasihat
dalam berbagai kegiatan dan kesempatan serta
memberikan kesempatan pada anak untuk
melakukan kegiatan keseharian sendiri dengan
tujuan dan harapan untuk menumbuhkan sikap