OLEH:
TULUS SIHOTANG
ACA 109 031
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2011
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .............
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................
1.2 Identifikasi Masalah..........................................................................
1.3 Batasan Masalah................................................................................
1.4 Rumusan Masalah.............................................................................
1.5 Tujuan penelitian...............................................................................
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................
1
3
3
3
3
4
4
5
5
5
6
8
9
10
11
11
11
11
12
12
13
13
13
16
16
17
17
3.5.2 Tes
18
18
19
19
20
20
22
22
22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Daftar Tabel
Tabel 3.1
Tabel 3.2
13
14
Daftar Gambar
Gambar 3.1
Gambar 3.2
Gambar 3.3
11
12
15
24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Keberhasilan seseorang dipengaruhi oleh sikap dan perencanaan diri orang
tersebut atau yang sering disebut sebagai manajemen diri. Manajemen diri siswa
merupakan pengendalian diri siswa terhadap pikiran, ucapan, dan perbuatan yang
dilakukannya, sehingga mendorong kepada sikap penghindaran diri terhadap halhal yang tidak baik dan peningkatan perbuatan yang baik dan benar. Manajemen
diri juga merupakan sebuah sifat keseluruhan yang terdiri dari beberapa faktor
yang melibatkan kemampuan seseorang untuk mengelola diri sendiri. Contohnya
adalah kemampuan seseorang dalam mengelola waktu, mengelola keuangan dan
yang lainnya.
Manajemen diri secara umum terdiri dari tiga langkah utama, yaitu
menentukan tujuan, memonitor dan mengevaluasi kemajuan, dan memberikan
penguatan diri. Apabila tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan orangorang yang mampu mendidik dirinya maka siswa harus belajar mengatur
hidupnya dengan menentukan tujuannya sendiri, memonitor dan mengevaluasi
prilakunya serta menyediakn penguatan untuk dirinya. Dalam kehidupan orang
dewasa penghargaan sering tidak tampak jelas, dan tujuan sering memerlukan
waktu lama agar tercapai. Hidup dipenuhi dengan tugas-tugas yang perlu
diurutkan dalam manajemen diri, agar kegiatan lebih teratur dan pencapaian
tujuan bisa diprediksi. Siswa mungkin terlibat dalam beberapa atau semua langkah
untuk mengimplementasikan program perubahan prilaku dasar. Mereka bisa
membantu untuk menentukan tujuan, mengobservasi pekerjaannya sendiri,
mencatat perkembangan prilaku dan mengevaluasi kinerjanya sendiri. Akhirnya,
mereka dapat
Keterlibatan seperti ini dapat membantu siswa belajar mengatur langkah kerjanya
di masa mendatang sehingga siswa mampu lebih mandiri.
Kemampuan siswa untuk mengelola diri (manajemen diri) masih sangat
rendah terutama dalam hal mengelola waktunya. Siswa yang tidak dapat
mengelola diri dengan baik, misalnya dalam hal mengelola waktu belajar di
rumah mungkin akan menemui masalah berupa kesulitan belajar. Karena siswa
tersebut tidak memiliki waktu untuk mengulang kembali materi yang telah
diperoleh di sekolah.
Sebagian siswa beranggapan bahwa kegiatan belajar hanya dapat dilakukan
di
sekolah
sehingga
sebagian
siswa
tidak
memiliki
keinginan
untuk
dalam hal studi mereka maupun dalam kehidupan mereka nantinya. Apabila guru
sudah melakukan manajemen kelas dengan efektif, tetapi melupakan pembinaan
manejemen diri siswa maka siswa akan mengalami kesulitan untuk bekerja secara
independen setelah mereka lulus dari sekolah yang memiliki manajemen yang
bagus tersebut.
Untuk dapat melihat dan mengetahui hubungan antara manajemen diri dan
hasil belajar yang diperoleh siswa inilah maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul Hubungan Antara Manajemen Diri (Self
Management) Dengan Hasil Belajar Matematika Siswa SMA Negeri 1 Kuala
Pembuang.
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Kemampuan manajemen diri siswa masih rendah, misalnya dalam hal
manajemen waktu.
2. Siswa tidak memiliki keinginan agar meluangkan waktunya untuk belajar
individu di rumah.
3. Kebanyakan siswa menganggap belajar hanya dapat dilakukan di sekolah.
1.3
Batasan Masalah
Subjek dari penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Kuala Pembuang.
1.4
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka masalah penelitian dapat
1.5
Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui hubungan antara manajemen diri (self management) dengen
hasil belajar siswa.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti,
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Teoritis
2.1.1 Pengertian Manajemen Diri
Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno mnagement, yang memiliki
arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang
keterampilan,
dan
sikap
untuk
memberdayakan
dan
mendayagunakan segala sumber daya yang dimiliki secara optimal (Bahat, 2008:
30).
Sehingga
manajemen
diri
dapat
diartikan
sebagai
proses
yang
individu secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu.
Kemudian mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil
tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat
digunakan untuk memenuhi tujuan individu, misalnya tujuan siswa adalah
mendapatkan hasil belajar yang baik maka siswa tersebut haruslah menambah
waktu belajarnya di rumah sehingga perlu merencanakan saat yang tepat untuk
belajar. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2.
2.1.2
Hakikat Matematika
Berbicara tentang hakikat matematika artinya menguraikan apa yang
harus
memahami
fakta,
Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan dan keterampilan yang diperoleh oleh
10
tiga macam hasil belajar mengajar yaitu: (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2).
Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2006 : 22). Hasil
belajar siswa tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Roestiyah ( 1986:
151) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, misalnya usia,
kematangan, pengalaman, mental, manajemen diri dan kebiasaan belajar. Dari
pendapat ini faktor yang dimaksud adalah faktor dalam diri siswa berupa
perubahan kemampuan yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark
(1981 : 21) menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70 % dipengaruhi
oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh lingkungan. Faktor eksternal
yaitu faktor yang berasal dari lingkungan siswa yang meliputi lingkungan sekolah,
lingkungan masyarakat, kurikulum, bahan ajar dan media dari sumber belajar.
Faktor dari luar diri siswa yakni lingkungan yang paling dominan berupa kualitas
11
12
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan sampel.
Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2009: 14).
Secara garis besar proses penelitian kuantitatif akan ditunjukkan pada
gambar di bawah ini (Sugiyono, 2009: 49).
Pengujian instrumen
Masalah
Pengembangan instrumen
Rumusan Masalah
Landasan Teori
Perumusan hipotesis
Pengumpulan data
Analisis data
13
Rumusan Masalah
Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan
variabel terikat atau dependen (Y). Variabel bebas (X) berupa manajemen diri
siswa. Sedangkan variabel terikat atau dependen (Y) adalah hasil belajar
matematika siswa. Berikut ini digambarkan bagan hubungan antara kedua variabel
tersebut:
Gambar 3.2 Hubungan Variabel Bebas (X) dan Variabel Terikat (Y)
keterangan:
X = Manajemen Diri
Y = Hasil Belajar Matematika
3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran variabel yang terdapat
dalam penelitian ini maka perlu diuraikan beberapa definisi berikut ini:
1) Manajemen diri merupakan proses yang dilatarbelakangi oleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap seorang individu untuk menggunakan seluruh sumber
daya yang dimiliki individu tersebut secara optimal. Manajemen diri pada
dasarnya merupakan suatu proses yang meliputi: perencanaan dan
pengorganisasian.
14
XI
XII
Ruang
1
2
3
4
5
IPA 1
IPS 1
IPS 2
IPS 3
IPS 4
IPA 1
IPS 1
IPS 2
IPS 3
IPS 4
Jumlah
Jumlah siswa
31
31
30
30
31
31
31
30
30
30
30
30
30
31
30
456
3.4.2 Sampel
15
S
10
14
19
24
28
32
36
40
44
48
52
56
59
63
66
70
73
76
80
86
92
97
103
108
113
118
123
127
132
136
N
220
230
240
250
260
270
280
290
300
320
340
360
380
400
420
440
460
480
500
550
600
650
700
750
800
850
900
950
1000
1100
S
140
144
148
152
155
159
162
165
169
175
181
186
191
196
201
205
210
214
217
226
234
242
248
254
260
265
269
274
278
285
16
P
1200
1300
1400
1500
1600
1700
1800
1900
2000
2200
2400
2600
2800
3000
3500
4000
4500
5000
6000
7000
8000
9000
10000
15000
20000
30000
40000
50000
75000
1000000
S
291
297
302
306
310
313
317
320
322
327
331
335
338
341
346
351
354
357
361
364
367
368
370
375
377
379
380
381
382
384
S = sampel
Penelitian akan dilakukan pada siswa SMA Negeri 1 Kuala Pembuang yang
jumlah siswanya sebanyak 456 siswa. Dimana jumlah siswa dari masing-masing
kelas adalah kelas X sebanyak 153 siswa, kelas XI sebanyak 152 siswa dan kelas
XII sebanyak 151 siswa.
Dengan taraf kepercayaan 95%, berdasarkan pada jumlah populasi dalam
penelitian ini yaitu 456 siswa, maka jumlah sampel minimal yang dibutuhkan
dalam penelitian ini sebanyak 210 siswa. Karena populasi dalam penelitian ini
berstrata, maka sampelnya juga berstrata. Dengan demikian masing-masing
sampel untuk tiap kelas harus proporsional berdasarkan pada besar populasi tadi.
Sehingga, besar sampel untuk tiap kelas adalah:
Kelas X =
153
x 210
= 71
456
Kelas XI =
152
x 210=
70
456
Kelas XII =
151
x 210
= 69
456
sampling.
teknik
ini
digunakan
karena
populasi
mempunyai
17
proportionate stratified
respon
digunakan
untuk
mengetahui
keterampilan/kemampuan
memberikan tanda silang pada jawaban yang dipilih. Angket yang akan digunakan
sebagai alat pengumpul data terlebih dahulu diuji validitas dan reabilitasnya
dengan cara menghitung nilai validitas dan reabilitasnya. Uji validitas angket
Penelitian adalah prosedur untuk memastikan apakah angket yang akan dipakai
untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak.
3.5.1.1
Validitas Angket
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan dengan kata lain dapat mengungkap data
dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2009:160). Untuk menguji
kuesioner penelitian, menggunakan uji validitas butir instrumen, dikatakan
memiliki validitas apabila mempunyai dukungan besar terhadap skor total. Untuk
mengukur validitas butir kuesioner dengan menggunakan rumus korelasi product
18
moment dikemukakan oleh pearson. Berikut ini rumus korelasi product moment
yang dikemukakan oleh pearson:
r xy =
n xy( x )( y )
{n x ( x) }{n y ( x ) }
2
(Arikunto, 2009:160)
dimana:
r xy = Koefisien korelasi x dan y
n = Jumlah responden
x = Jumlah skor butir soal tiap individu
y = Jumlah skor total tiap variabel
3.5.1.2 Reliabilitas Angket
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 1989: 170). Untuk mencari reliabilitas
digunakan rumus Alpha, dimana rumus ini digunakan untuk mencari reliabilitas
instrumen yang skornya bukan satu dan nol, misalnya angket atau soal bentuk
uraian (Arikunto, 1999:193). Rumus Alpha:
r11 =
}{
2b
k
1 2
( k1)
t
dimana:
r11 = Reliabilitas instrumen
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
b = Jumlah varian butir
2t = Varian total
3.5.2 Tes
Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar matematika siswa. Bentuk tes
yang digunakan adalah soal matematika pilihan ganda. Sama seperti angket, maka
soal pilihan ganda yang digunakan sebagai alat pengumpul hasil belajar siswa
19
terlebih dahulu diuji validitas dan reabilitasnya dengan cara menghitung nilai
validitas dan reabilitasnya. Uji ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat layak
atau tidaknya soal pilihan ganda sebagai alat pengumpul hasil belajar siswa.
3.5.2.1
Validitas Tes
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 1989 : 161). Untuk mengetahui validitas
soal digunakan rumus koefisien korelasi biserial (rpbis).
Rpbis =
MpMt
St
p
q
Keterangan:
rpbis = koefisien korelasi biserial
Mp = rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang dicari
validitasnya
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar, dimana:
p =
tersebut valid. Dalam hal ini digunakan taraf signifikan 5%. (Arikunto, 1989:
162).
3.5.2.2
Reliabilitas Tes
Untuk mengetahui reliabilitas perangkat tes bentuk objektif digunakan
rumus KR-20. Rumus KR-20 dapat dinyatakan sebagai berikut:
20
r11 = [
k
k1
][
Vt pq
Vt
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen.
k = banyak butir soal.
p = proporsi subjek yang menjawab butir soal dengan benar.
q = proporsi subjek yang menjawab butir soal dengan salah (q = 1- p)
pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q.
Vt = varian total
Kemudian harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan rtabel. Jika
r hitung >r tabel
: sangat rendah
21
diri (Self Management) dengan hasil belajar matematika siswa SMA Negeri 1
Kuala Pembuang, maka dalam penelitian ini digunakan teknik analisis
korelasional. Teknik analisis korelasional yang digunakan adalah teknik korelasi
product moment. Teknik korelasi product moment adalah salah satu teknik untuk
mencari korelasi antar dua variabel yang sering digunakan.
Secara operasional analisis data dilakukan melalui 2 (dua) tahap, yaitu:
Mencari angka korelasi dengan rumus dan memberikan interpretasi terhadap
angka indeks korelasi r product moment.
1. Mencari Angka Korelasi dengan Rumus
Rumus yang dipergunakan adalah:
2
X 2 ( X )
N
2
2
Y ( Y )
N
N XY ( X )( Y )
r xy =
Keterangan:
r xy = angka indeks korelasi r product moment
N
= number of cases
XY =
jumlah hasil perkalian anatara skor X dan skor Y
X =
Y =
0,00 - 0,20
0,20 - 0,40
0,40 - 0,70
0,70 - 0,90
0,90 - 1,00
Interpretasi
Antara variabel X dan variabel Y memang
terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu
sangat lemah atau sangat rendah sehingga
korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada
korelasi antara variabel X dan variabel Y).
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang lemah atau rendah.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sedang atau cukupan.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang kuat atau tinggi.
Antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi.
rt
), dengan
terlebih dahulu mencari derajat besarnya (db) atau degress of freedom (df)
seperti yang dikemukakan oleh Sudijono (2008:194) :
df = N nr
Keterangan:
df : Degrees of Freedom
N : Number of Cases
Nr : Banyaknya variabel (manajemen diri dan hasil belajar matematika)
3.8 Uji Persyaratan Analisis
3.8.1
Uji Normalitas
Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data hasil
penelitian terdistribusi secara normal. Uji normalitas yang digunakan dalam
23
penelitian ini adalah uji chi-kuadrat. Rumus uji Chi-Kuadrat (chi-square) tersebut
adalah:
k
x =
2
i=1
( f o f h )
fh
Keterangan :
x 2 = Chi-Kuadrat
f o= Frekuensi yang diobservasi
f h = Frekuensi yang diharapkan
Adapun hipotesis dari uji normalitas adalah:
H o : sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
H a : sampel tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal.
Kriteria penilaian adalah membandingkan nilai
x2
hitung dengan
x2
Ho
Jika harga
diterima dan
ditolak dan
Ha
Ha
ditolak berarti
diterima berarti
( X i X )
s=
2
( n1 )
Dimana:
24
s 2= varian populasi
x i= data kelompok ke-i
x= rata-rata
n= besar sampel
2
Dari masing-masing kelompok dihitung nilai variannya ( s 1
dan
s 22 ).
varianterbesar
varianterkecil
Fhitung
Ftabel
, dengan
, maka
Ho
diterima dan
, maka
Ho
ditolak dan
25
Ha
Ha
ditolak berarti
diterima berarti
Daftar Pustaka
Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Matematika. Jakarta: Bumi Aksara.
_________. 1989. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Jakarta: Rineka Cipta.
Bahat, H.S. 2008. Manajemen tenaga pendidikan. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Hudojo, Herman. 1990. Strategi Mengajar belajar Metematika. Malang: IKIP
Malang
Kurniawati, D. 2009. Matematika Sebagai Bahasa. dari Http://mymathmath.blogspot.com/2009/01/20/matematika-sebagai-bahasa/. Diakses pada
tanggal 12 Mei 2011.
Nazir, M. 2005. Metode penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Roestiyah, N.K. 1986. Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: Bina Aksara.
Ruseffendi, E.T. 1998. Pengajaran Matematika Modern. Jakarta: Depdikbud.
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar statistik pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sudjana, N. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
_________. 1991. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah: Makalah-Skripsi-TesisDisertasi. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
_________. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
_________. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Rosdakarya:
Bandung.
Sugiyono. 2007. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sujono. 1998. Pengajaran Matematika untuk Sekolah Menengah. Jakarta:
Depdikbud.
Sutanto, Raymond. 2011. Manajemen. dari Http://Id.Wikipedia.org/wiki/
Manajemen/2011/05/18/manajemen/. Diakses pada tanggal 20 Mei 2011.
26
27